Anda di halaman 1dari 11

KOP Perusahaan

PROSEDUR
KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA

I. PENGERTIAN
SOP Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu standar operasi dari Unit Manajemen
untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi setiap pekerja yang secara langsung
maupun tidak tidak langsungdapat meningkatkan efesiensi dan produktifitas tenaga kerja
atau pekerja.

II. TUJUAN
1. Meningkatkan dan memelihara kesehatan dan keselamatan setiap tenaga kerja
dalam unit manajemen baik secara jasmani maupun rohani
2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi kerja
3. Melindungi tenaga kerja dari bahaya kecelakaan kerja ataupun gangguan kesehatan
yang timbul akibat pekerjaan
4. Menempatkan tenaga kerja pada suatu lingkungan kerja yang sesuai dengan kodisi
fisik, mental dan psikologis tenaga krja yang bersangkutan

III. SASARAN
Adalah untuk seluruh karyawan UD PULOSARI

IV. Dasar Hukum


1. Undang-undang No.14 tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan pokok mengenai
tenaga kerja
2. Undang-undang Republik Indonesia No. 01 tahun 1970 tentang Keselamatan kerja
3. Peraturan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.
Per.15/Men/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kerja
4. Peraturan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.
Per.08/men/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri

V. Penanggungjawab
1. Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggungjawab terhadap keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja dilapangan dan melaporkan segala sesuatunya kepada Direktur dan
beratnggungjawab atas monitoring dan pelaksanaan K3 serta pelaporannya apabila
terjadi kecelakaan kerja yang berada dibawah tanggungjawabnya.
2. Direktur bertanggungjawab atas terlaksananya K3 dilingkungan PT. Wahyu Daya
Mandiri

VI. Prosedur Kerja


VI.1. Kondisi berbahaya

 Pengaman yang tidak sempurna


 Pengaturan prosedur yang tidak aman
 Iklim kerja yang tidak aman
 Getaran yang berbahaya
 APD yang tidak layak
 Pembatas /pelindung tidak layak
 Peralatan rusak/bahan yang tidak seharusnya
 Penerangan tidak ssempurna
 Ventilasi tidak sempurna
 Tekanan udara yang tidak aman
 Kebisingan
 Ruang kerja sempit

VI.2. Perbuatan Berbahaya


 Melakukan pekerjaan tanpa wewenang
 Bekerja dengan kecepatan yang berbahaya
 Banyak bercanda, tidak konsentrasi
 Membuat alat penagaman tidak berfungsi
 Memuat, membongkar, menempatkan, mencempur, menggabungkan dengan tidak aman
 Mengambil posisi/sikap tubuh tidak aman
KOP Perusahaan

 Melalaikan penggunaan APD yang ditentukan

VI.3. Penyebab Kecelakaan dari faktor internal/diri sendiri


 Kemampuan fisik
 Kemampuan mental
 Emosi
 Stress
 Kurang pengetahuan dan keahlian
 Motivasi
 Sikap

VI.4. Penyebab Lingkungan


 Pengawasan / kepemimpinan
 Kurang /tidak adanya SOP
 Kurang Peralatan
 Pengelolaan dan Supervisi kurang memadai
 Pemelihraan / Maintenance

VII. PENCEGAHAN MITIGASI DAN PEMULIHAN KEADAAN DARURAT


1. Pencegahaan kecelakaan Kerja dan Penyakit akibat kerja
 Pada waktu melakukan pekerjaan setiap karyawan diwajibkan memakai APD
 Setiap karyawan diharuskan mematuhi rambu-rambu atau instruksi di lingkungan
kerja

2. Penanganan pada mesin dan alat kerja


 Mesin dan alat yang beroprasi harus dilengkapi dengan instruksi kerja (IK) cara
pengoprasiannya
 Mesin berputar diberi penutup pengaman atau papan peringatan berbahaya
 Pipa instalasi bahan bakar minyak, air dan steam harus diberi tanda yang dipahami
oleh karyawan dan orang lain
 Desain produksi disesuaikan dengan syarat keselamatan dan kesehatan kerja.

3. Pengamanan sistem kerja


 Setiap tahapan proses produksi dilengkapi instruksi kerja (IK) dan dilaksanakan
dengan baik.
 Karyawan dilarang mengubah sistem kerja tanpa persetujuan pejabat terkait
 Bahan dan alat diletakan ditempat yang ditentukan.

4. Pengamanan lingkungan kerja


 Setiap awal dan akhir pekerjaan, lingkungan kerja dibersihkan oleh karyawan
 Saluran pembuangan air / limbah cair yang terdapat di sekitar area kerja ditutup
rapat dan kuat
 Pemasangan penerangan yang cukup
 Suhu ruangan dan sirkulasi udara senantiasa diatur sesuai dengan tempat kerja

5. Pemulihan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja


 Anggota tim tanggap darurat segera memberikan pertolongan pertam (P3K)
kepada karyawan yang mengalami cidra akibat kecelakaan
 Apabila karyawan mengalami cidra yang serius atau parah tim tanggap darurat
tidak mampu meberikan pertolongan lebih lanjut maka penanganan lanjutan
dailakukan di poliklinik/rumah sakit terdekat.
 Tim tanggap darurat membuat laporan kejadian kecelakaan

VIII. Limbah B3
1. Pencegahan Bencana dan Pencemaran B3
 Semua bahan B3 tidak boleh dibuang bebas melainkan harus ditampung ditempat
penampungan bahan B3 dan harus dipisahkan dengan bahan non B3
 Tempat penampungan disediakan disetiap lokasi yang berpotensi menghasilkan
limbah B3 .
 Petugas yang menangani limbah B3 adalah petugas yang telah ditetapkan
KOP Perusahaan

2. Pemulihan bencana pencemaran B3


 Karyawan yang melihat dan mengetahui adanay pencemaran limbah B3 segera
melaporkan kepada bagaian Tim tanggap darurat
 Area yang tercemar limbah B3 dilokalisir, diberi pembatas dan papan peringatan
 Untuk pencemaran bahan B3 yang tidak dapat ditangani oleh tim tanggap darurat
maka tim tanggap darurat dengan persetujuan Direktur mendatangkan ahli
penanggulangan pencemaran bahan kimia.

IX. Pencegahaan Bencana Kebakaran


 Sambungan instalasi listrik harus sempurna, breaker /pengaman harus berfungsi
sempurna, tahapan isolasi harus berfungsi dengan baik, peralatan yang digunakan
harus standar
 Semua karyawan tidak diperkenankan merokok/membuat puntung rokok di tempat
yang rawan kebakaran
 Pelumasan bagian dari alat/mesin harus dilakukan untuk menghindari timbulnya
percikan api
 Pembakaran sampah harus diawasi sehingga tidak menjalar ketempat lain
 Kontak langsung antara peralatan yang mengandung panas dengan bahan yang
mudah terbakar harus dihindari
 Mematuhi semua ketentuan mengenai pengangkutan, penyimpanan, penggunaan
bahan yang mudah terbakar
 Mematuhi semua ketentuan cara penggunaan peralatan listrik yang berbahaya
 Mitigasi & Pemulihan bencana Kebakaran
 Oarang pertama yang mengetahui adanya kebakaran agar segera
menyebarluaskan berita dengan teriakan atau cara lainnya dan memberitahukan
kepada tim tanggap darurat, untuk memadamkan api dengan menggunkan APAR
atau mengubungi unit Pemadam Kebakaran terdekat
 Tim tanggap darurat menyebarkanluaskan informasi kebakaran dengan
menggunkan alat komunikasi yang ada dipabrik, misal menggunkan sirine
 Satpam melakukan pengaman lokasi kebakaran

Ditetapkan, 1 Juni 2019

Rizal Dwipojono Pongki


Direktur
KOP Perusahaan

SURAT PENAGGUNGJAWAB K3

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Rizal Dwipojono Pongki


Jabatan : Direktur

Menunjuk

Nama :
Jabatan :

Dengan ini bertindak dan atas nama UD Pulosari dengan ini bertanggung jawab untuk
memastikan dan melakukan pengawasan terhadap implementasi K3 bagi seluruh karyawan UD
Pulosari.

Demikian surat ini dibuat untuk dipergunkan sebagaimana mestinya

Kediri, 1 Juni 2019

Rizal Dwipojono Pongki


Direktur
KOP Perusahaan

SURAT PERNYATAAN KEBEBASAN BERSERIKAT

Dengan ini saya :

Nama : Rizal Dwipojono Pongki


Jabatan : Direktur

Berkomitmen untuk membolehkan semua karyawan UD Pulosari untuk membentuk serikat kerja
atau terlibat dalam kegiatan serikat pekerja sesuai dengan peraturan perundangan-undangan
yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dipergunkan sebagaimana mestinya

Kediri, 1 Juni 2021

materai

Rizal Dwipojono Pongki


Direktur
KOP Perusahaan

CATATAN KECELAKAAN KERJA


PERIODE JUNI 2020 s.d JULI 2021

No. Nama Kejadian Kecelakaan Kronologis Tindakan /


Pekerja Hari /Tgl Lokasi Kecelakaan Perawatan

KEDIRI, 1 JULI 20221

............................
Penanggungjawab K3
KOP Perusahaan

SURAT PENUNJUKAN PETUGAS PENGECEK DKP


(DEKLARASI KESESUAIAN PEMASOK)
UD PULOSARI

Untuk memastikan kebenaran dan kesesuian DKP yang diterima di UD PULOSARI dengan ini
saya :

Nama : Rizal Dwipojono Pongki


Jabatan : Direktur

Menunjuk

Nama :
Jabatan :

Yang bertanggungjawab untuk memastikan bahwa DKP yang diterima sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan oleh peraturan perundangan – undangan yang berlaku.

Kediri, 1 Juni 2019

Rizal Dwipojono Pongki


Direktur
KOP Perusahaan

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGECEKAN DEKLARASI KESESUAIAN PEMASOK

UD PULOSARI

A. RUANG LINGKUP

Pedoman pelaksanaan pengecekan Deklarasi Kesesuaian Pemasok ini mencakup pelaksanaan


pengecekan Deklarasi Kesesuaian Pemasok bagi Pemegang IUI yang menerima kayu dan/atau
produk kayu yang dilengkapi Deklarasi Kesesuaian Pemasok.

B. ACUAN

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.43/Menhut-II/2014 tentang tentang Penilaian Kinerja


Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau pada
Hutan Hak sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor P.95/Menhut-II/2014.

C. TATA CARA PELAKSANAAN PENGECEKAN

Pengecekan oleh penerima terhadap DKP yang diterbitkan oleh pemasok dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:

1. Penerima

menunjuk karyawannya sebagai petugas khusus untuk melaksanakan pengecekan DKP yang
diterbitkan oleh pemasok.

2. Petugas yang ditunjuk harus memahami penatausahaan hasil hutan.

3. Sebelum dilakukan kontrak jual–beli (kecuali industri rumah tangga/ pengrajin) antara
pemasok dengan penerima, petugas yang ditunjuk sebagaimana dimaksud angka 2 melakukan
pemeriksaan yaitu:

a. Dalam hal penerimanya adalah IUI

- Pemasok kayu adalah IUIPHHK, berupa dokumen Izin IUIPHHK

- Pemasok kayu adalah TPT-KO, berupa dokumen Izin TPT

4.Pemeriksaan kesesuaian sebagaimana dimaksud angka 3, dilakukan sebelum menerima hasil


hutan kayu olahan hutan hak.

5.Dalam hal pemasoknya adalah pemilik hutan hak, petugas penerima hasil hutan hak dan/atau
kayu

6.Penerima hasil hutan hak dan/atau kayu olahan hutan hak melaksanakan:
KOP Perusahaan

a. Dalam hal penerimanya IUI yang memiliki ETPIK dan pemasoknya adalah IUIPHHK
pengecekan lapangan dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam 3(tiga) bulan sejak
menerima kayu olahan yang dilengkapi DKP terhadap pemasok.

b. Dalam hal penerimanya adalah IUIPHHK pemasoknya adalah TPT hutan hak, pengecekan
lapangan dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun sejak menerima hasil hutan
hak dan/atau kayu olahan hutan hak yang dilengkapi DKP terhadap akar pangkat dua (v)
dari total jumlah pemasok untuk hasil hutan hak dan/atau kayu olahan hutan hak yang
dalam pengangkutannya menggunakan dokumen NOTA.

7. Petugas penerima melakukan pengecekan sebagaimana dimaksud angka 6 terhadap :

1) Dokumen angkutan yang sah;

2) Asal bahan baku yang dipasok

3) Jenis dan volume hasil hutan hak

4) Izin IUIPHHK /TPT

8. Dalam hal terdapat informasi dari pihak ketiga terdapat indikasi penyimpangan, penerima
wajib melakukan pengecekan terhadap kebenaran informasi tersebut.

9. Dalam hal pengecekan sebagaimana dimaksud angka 7 dan angka 8 menemukan indikasi
ketidaksesuaian, penerima wajib menyampaikan laporan temuan kepada pemerintah.

10. Dalam hal terdapat ketidaksesuaian antara dokumen angkutan, jenis dan volume hasil
hutan hak dan/atau kayu olahan hutan hak dan/atau produk kehutanan impor, serta lokasi
penebangan, penerima wajib menghentikan pembelian dari pemasok tersebut.

11. Penerima membuat laporan pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan format
laporan pengecekan.

12. Dalam hal penerima telah melakukan prosedur pengecekan sebagaimana disebut dalam
angka 3 sampai dengan angka 11 di atas, dan apabila kemudian terjadi kesalahan dari
pemasok, maka penerima tidak lagi dibebani tanggung jawab hukum dan penerima
berkewajiban memisahkan hasil hutan hak dan/atau kayu olahan hutan hak dan/atau produk
kehutanan impor yang diindikasikan ilegal.

Kediri, 1 Juni 2019

Rizal Dwipojono Pongki


Direktur
KOP Perusahaan

laporan pengecekan yang diterbitkan oleh IUI

Nama IUI : UD PULOSARI


Nomor IUI :
Alamat Kantor :
Alamat Pabrik :
Nama Petugas Pengecekan :
Tangal Pelaksanaan Pengecekan : 31 Maret 2021
Jumlah DKP diterima : 6
Jumlah Sampling : 2 (2 Multi Mustika Agung)

Hasil Pengecekan :

No. Uraian Sesuai Tidak sesuai Keterangan


1. Identitas pemilik X
2. Dokumen Izin X
3. Dokumen Angkutan X
4. Jenis hasil hutan X
5. Volume hasil hutan X
6. Copy SLK / DKP Bahan Baku X

Kediri, 31 Maret 2021

Petugas UD. pULOSARI

ALFIAN

Yang dicek
(1). Izin IUIPHHK
(2). Dokumen Angkutan
KOP Perusahaan

laporan pengecekan yang diterbitkan oleh IUI

Nama IUI : UD PULOSARI


Nomor IUI :
Alamat Kantor :
Alamat Pabrik :
Nama Petugas Pengecekan :
Tangal Pelaksanaan Pengecekan : 31 Juni 2021
Jumlah DKP diterima : 6
Jumlah Sampling : 3 (Pengrajin : ningsih,.........

Hasil Pengecekan :

No. Uraian Sesuai Tidak sesuai Keterangan


1. Identitas pemilik X
2. Dokumen Izin X
3. Dokumen Angkutan X
4. Jenis hasil hutan X
5. Volume hasil hutan X
6. Copy SLK / DKP Bahan Baku X

Kediri, 31 Juni 2021

Petugas UD. PULOSARI

ALFIAN

Yang dicek
(1). Izin IUIPHHK
(2). Dokumen Angkutan

Anda mungkin juga menyukai