Anda di halaman 1dari 104

1.

0 TUJUAN
Memastikan proses Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Kawasan / Proyek terlaksana dengan
baik sesuai tata cara yang berlaku di PT. SWADAYA CIPTA
2.0 RUANG LINGKUP
K3 berlaku sejak Kawasan / Proyek dimulai dengan dikeluarkannya Surat Perintah Kerja (SPK) dari
Direksi kepada Manajer Realti / Properti / Konstruksi sampai Kawasan / Proyek dinyatakan selesai dengan
ditandatanganinya Berita Acara Serah Terima (BAST).
3.0 REFERENSI
Tidak ada.
4.0 DEFINISI dan KETENTUAN
4.1 Definisi
4.1.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah sistim yang digunakan dalam suatu
lingkungan / kawasan / proyek dimana hal itu bertujuan untuk melindungi tenaga kerja
dan karyawan yang berada didalam lingkungan / kawasan / proyek tersebut dari bahayabahaya yang ditimbulkan pada saat proses pekerjaan sedang berlangsung.
4.1.2 Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
4.1.3 Keselamatan Kerja adalah keadaan untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja sejak
mulai pekerjaan sampai berakhirnya pekerjaan terhadap tenaga kerja, karyawan,
material, peralatan, proses kerja, dan hasil pekerjaan.
4.1.4 Personal In Charge (P.I.C) K3 adalah karyawan / pelaksana yang bertanggung jawab
terlaksananya pelaksanaan K3 dengan baik dan benar.
4.1.5 Tenaga kerja adalah orang yang bekerja pada PT. ....(Nama Perusahaan) baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan periode kerja tidak tertentu.
4.1.6 Karyawan adalah orang yang bekerja pada PT. ....(Nama Perusahaan) baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan periode kerja tertentu dengan perikatan kerja.
4.1.7 Material adalah barang yang berasal dari alam atau pabrikan digunakan / dipasang
untuk pembangunan.
4.1.8 Peralatan adalah barang yang digunakan sebagai alat bantu kerja untuk pembangunan.
4.1.9 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah upaya penyelamatan awal pada
tenaga kerja, pegawai yang sakit atau karena kecelakaan kerja, sebelum dibawa ke
Puskesmas / Klinik / Rumah Sakit.
4.1.10 Kotak P3K adalah tempat untuk menyediakan obat-obatan yang memadai pertolongan
pertama apabila ada tenaga kerja / karyawan yang sakit / kecelakaan kerja.
4.1.11 Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) adalah jaminan pengobatan/perawatan yang
diberikan kepada tenaga kerja / karyawan.
4.1.12 Tanda Informasi / Identifikasi adalah suatu tempat / sarana yang dapat memberikan
pemahaman sesuatu atau beberapa hal.
4.1.13 Tanda Penunjuk adalah suatu tempat / sarana yang dapat memberikan arah tujuan
seperti yang dimaksud dalam tanda tersebut
4.1.14 Tanda Larangan / Bahaya adalah suatu tempat / sarana yang dapat memberi peringatan
atau larangan pada sesuatu atau beberapa hal.
4.1.15 Jalan Kerja / Evakuasi adalah jalan sementara yang tidak terganggu material, peralatan,
puing, sebagai sarana keluar masuk tenaga kerja / pegawai secara rutin dan apabila ada
bahaya.
4.1.16 Alat Pemadam Kebakaran adalah sarana pemadaman api kebakaran yang dapat
membahayakan jiwa manusia maupun bangunan.
4.1.17 Railing Pengaman adalah tanda batas pada tempat-tempat tertentu yang dapat
mencelakakan atau sebagai alat bantu pegangan seperti : lubang tangga,, daerah lift
material atau tempat-tempat di ketinggian.
4.1.18 Jaring Pengaman (safety net) adalah sarana pengaman yang dipasang pada bangunan
sebagai pelindung apabila ada material / peralatan yang jatuh.
4.1.19 Penangkal Petir (sementara) adalah sarana pelindung dari petir apabila proses bangunan
/ alat kerja relatif tinggi (tower crane) sedangkan penangkal petir yang permanen belum
bisa dipasang.
4.1.20 Perlengkapan Pelindung Tubuh adalah alat bantu untuk melindungi tubuh terhadap
kesehatan dan keselamatan kerja seperti : topi pengaman (helm), sepatu pengaman

(safety shoes), sabuk pengaman (safety belt), masker, kaca mata pengaman, sarung
tangan, tanda pengenal.
4.2 Ketentuan
4.2.1 Dibuat struktur organisasi lapangan yang jelas tentang penanggung jawab pelaksanaan
K3 oleh penanggung jawab kawasan / proyek.
4.2.2 Seluruh tenaga kerja / karyawan yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan harus
memahami dan mematuhi persyaratan K3.
4.2.3 Seluruh tenaga kerja / karyawan yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan harus
mengenakan topi pengaman (helm), dan alat pelindung tubuh lainnya (sepatu pengaman
/safety shoes, sabuk pengaman/ safety belt, masker, kaca mata pengaman, sarung
tangan, tanda pengenal) sesuai situasi dan kondisi yang diperlukan.
4.2.4 Orang-orang yang tidak mempunyai tujuan jelas dilarang berada dalam lingkungan
proyek.
4.2.5 Disediakan topi pengaman (helm) khusus untuk tamu.
4.2.6 Disediakan tempat parkir kendaraan dengan baik dan benar dan pengaturan lalu-lintas di
dalam proyek.
4.2.7 Disediakan jalan kerja yang memadai dan aman.
4.2.8 Disediakan perlengkapan P3K yang lengkap dan nomor telepon instansi yang terkait
seperti : klinik, rumah sakit, kantor depnaker, kantor pemadam kebakaran, kantor polisi,
dls.
4.2.9 Disediakan pemadam kebakaran portable pada tempat-tempat tertentu yang dianggap
rawan bahaya.
4.2.10 Tangga kerja dan perancah harus kuat dan dipasang pada kondisi stabil.
4.2.11 Dipasang railing pengaman dengan kuat dari kayu / besi pada tempat-tempat ketinggian
dan lubang-lubang serta tempat rotasi crane yang dapat membahayakan manusia.
4.2.12 Tempat kerja harus dipasang penerangan kerja yang cukup memadai.
4.2.13 Simpan bahan-bahan yang berbahaya dan beracun pada tempat tempat khusus
4.2.14 Jaringan / instalasi listrik kerja diatur sedemikian rapi untuk menghindari dari
kecelakaan / kebakaran.
5.0 LAMPIRAN
5.1 Petunjuk praktis pelaksanaan dan ketentuan K3.
5.2 Contoh struktur organisasi lapangan K3.
5.3 Contoh Formulir laporan kecelakaan kerja.
5.4 Contoh Rambu-rambu K3.

PROSES K3 DI PROYEK

PIMPINAN PERUSH.
Instruksi dilaksanakan
prosedur

Man Proyek
Menunjuk Petugas
K3
Petugas K3

perbaiki

Petugas K3

Petugas K3

Mengontrol Sarana
Perlengkapan
K3

Terjadi Kecelakaan,
Petugas Melaksanakan
Pertolongan sesuai
Prosedur K3

tidak

Terjadi
tidak layak
layak

Siap digunakan

Petugas K3
Laporan sakit,
kecelakaan kerja
Laporan

KECELAKAAN RINGAN

Kecelakaan
Ringan

Laporan ke
Manajemen Proyek

ya

tidak

Perlu ke
Rumah
Sakit

Di bawa ke
rumah sakit

Pengobatan di
proyek

Laporan kecelakaan
kerja

Selesai

KECELAKAAN BERAT / MENINGGAL

Kecelakaan
Berat / Meninggal

Laporan ke
Manajemen Proyek

Rumah Sakit

ya

Perlu ke
Rumah
Duka
tidak

Di antar ke
rumah duka

Pemakaman

Selesai

Pemberitahuan
ke keluarga
Asuransi /
bantuan biaya

Lampiran 5
PETUNJUK PRAKTIS PELAKSANAAN DAN KETENTUAN KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA (K3)
A. KETENTUAN UMUM
1. Seluruh karyawan proyek harus
menggunakan tanda pengenal dan
seragam.
2. Seluruh karyawan dan pekerja
yang terlibat dalam pelaksanaan
pekerjaan harus memahami dan
mematuhi kaedah, dan peraturan
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja.
3. Semua yang terlibat dalam
pelaksanaan
pekerjaan
harus
peduli dan tanggap akan bahaya
kebakaran, kecelakaan kerja dan
menjaga kebersihan dan kerapian
pada lokasi kerja masing-masing.
4. Setiap proyek harus mendaftarkan
dan mengikuti program Jamsostek.
5. Manajemen
proyek
atau
Penanggung Jawab K3 harus menetapkan sanksi atau hukuman terhadap pelanggaran peraturan
K3.
6. Harus tersedia data alamat dan telepon instansi-instansi yang terkait seperti Rumah Sakit
terdekat, Kepolisian, Dinas Kebakaran, Depnaker, Asuransi/Jamsostek yang diletakkan pada
tempat yang mudah dibaca oleh semua orang.
7. Jalan kerja / jalan inspeksi dan jalan evakuasi yang memadai dan aman harus disediakan sebagai
sarana keluar masuk pekerja dan pengawas.
8. Pada lokasi-lokasi yang berbahaya harus dipasang tanda-tanda peringatan.
9. Dibuat pengaturan lalu lintas dan penataan parkir di dalam area kerja.
B. PERLENGKAPAN PELINDUNG TUBUH.
1. Semua pekerja, karyawan dan
tamu, harus mengenakan topi
pengaman (helmet) dan sepatu
pengaman saat berada di lokasi
kerja.
2. Sabuk pengaman (safety belt) dan
tali penyelamat harus digunakan
pada saat bekerja diketinggian
lebih dari 2 meter.
3. Harus
menggunakan
Body
Protector / pelindung badan jika
hal tersebut diperlukan terutama
untuk tukang las.
4. Sarung tangan harus dipakai
sewaktu memegang barang atau
benda
keras
yang
dapat
mengakibatkan luka-luka pada
tangan.
5. Alat pelindung pernapasan /
masker harus dipakai sewaktu
berada pada lokasi yang penuh debu atau material lain yang membahayakan pernapasan.
6. Alat pelindung telinga harus dikenakan apabila bekerja pada situasi kerja yang bising.

C. KEBERSIHAN DAN KERAPIAN (HOUSE KEEPING).


1. Harus ditunjuk personil yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan K3 di lapangan.
2. Tempat-tempat kerja, tanggatangga, dan lorong-lorong tempat
orang bekerja atau sering dilalui,
harus
dilengkapi
dengan
penerangan yang cukup sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
3. Semua
tempat
kerja
harus
mempunyai sistem pengudaraan
yang cukup sehingga dapat
mengurangi bahaya debu, uap dan
bahaya lainnya.
4. Kebersihan dan kerapian di tempat
kerja harus dijaga sehingga bahanbahan yang berserakan, sampah,
bahan bangunan, alat-alat kerja tidak merintangi atau menimbulkan kecelakaan.
5. Genangan-genangan air harus dikeringkan minimal 3 hari sekali, agar tidak ada jentik nyamuk
yang sempat hidup.
6. Semua sisi lantai yang terbuka (belum berdinding), lubang-lubang di lantai yang terbuka, atapatap yang dapat dimasuki, sisi tangga yang terbuka, semua galian dan lubang yang dianggap
berbahaya harus diberi pagar atau tutup pengaman yang kuat.
7. Setiap sore hari setelah selesai pekerjaan selalu dilakukan pembersihan di daerah kerja.
8. Dilakukan pengambilan sampah secara berkala dari tempat kerja dan selanjutnya dibuang ke
lokasi pembuangan sementara yang telah ditetapkan di area proyek.
D. RAMBU-RAMBU PERINGATAN.
1. Rambu-rambu peringatan disini adalah tulisan dan gambar atau simbol yang memuat peraturanperaturan, peringatan, larangan maupun himbauan.
2. Rambu-rambu harus mudah dibaca pada jarak pandang yang cukup dan dipahami oleh semua
kalangan yang terlibat dalam proyek (komunikatif).
3. Jenis rambu, bahan pembentuk, tipe dan ukuran tulisan, bahasa, jenis simbol yang digunakan
atau gambar, dan warna, disesuaikan dengan kondisi proyek, pekerjaan dan kebutuhannya,
kecuali rambu-rambu yang sudah baku di jalan raya.

E. TATA CARA PENANGANAN KECELAKAAN, SAKIT DAN MENINGGAL


1. Sarana Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
a. Terdapat kotak P3K yang memadai dan tersedia pada tempat-tempat yang mudah terjangkau.
b. Terdapat personil penanggung jawab K3.
c. Tersedia tempat dan kendaraan yang selalu siap untuk mengangkut orang yang cedera ke
puskesmas / rumah sakit.
d. Kacelakaan kerja harus segera dilaporkan kepada petugas K3 secepat mungkin.
e. Proyek harus menyediakan sarana pelayanan kesehatan, bisa berupa sarana pelayanan
kesehatan yang dikelola sendiri atau bekerja sama dengan pusat kesehatan masyarakat
(puskesmas) yang berada di sekitar lokasi proyek.
2. Penanganan Jika Pekerja Mengalamai Kecelakaan
a. Petugas K3 segera memeriksa dan memberikan pertolongan pertama.
b. Petugas K3 segera menentukan apakah korban perlu dibawa ke puskesmas atau tidak.

c. Apabila perlu Petugas K3 membawa korban ke Puskesmas untuk perawatan lebih lanjut.
d. Petugas K3 membuat laporan kecelakaan dan diserahkan kepada Manajer Proyek.
e. Membuat Laporan untuk pihak luar (Jamsostek / Asuransi).
3. Penanganan Jika Pekerja Sakit
a. Patugas K3 segera memeriksa dan memberikan pengobatan atas gejala sakit.
b. Petugas K3 segera menentukan apakah pasien perlu dibawa ke puskesmas/rumah sakit atau
tidak, istirahat di lokasi atau di rumah.
c. Petugas K3 membawa pasien ke puskesmas/rumah sakit untuk pengobatan lebih lanjut.
d. Membuat laporan adanya pekerja sakit di lokasi kerja.

4. Penanganan Jika Pekerja Meninggal


a. Untuk pekerja meninggal karena kecelakaan kerja, petugas K3 segera memberikan kabar
kepada keluarga korban, membuat dan mengirimkan laporan ke lembaga asuransi
(Jamsostek, dll), Depnaker dan Polisi. Waktu dan format disesuaikan dengan peraturan yang
berlaku. Selanjutnya petugas K3 bekerja sama dengan bagian administrasi membuat dan
mengirim laporan kecelakaan intern dan evaluasinya kepada Manajer Operasi II dan MR.
b. Untuk pekerja meninggal karena sakit di lokasi kerja, petugas K3 segera mengadakan
pertemuan dengan bagian administrasi membuat laporan dan petunjuk yang perlu untuk
menindak lanjuti kejadian tersebut. Selanjutnya laporan tersebut dikirim kepada Manajer
Operasi II dan MR.
F. PENCEGAHAN BAHAYA KEBAKARAN
1. Tindakan Pencegahan.
a. Upayakan seminimal mungkin
menggunakan bahan mudah
terbakar.
b. Melakukan
Pemisahan
penempatan untuk bahaya yang
mudah terbakar.
c. Dilarang merokok di lokasi
kerja (pasang rambu-rambu).
d. Instalasi
listrik
dan
gas
sementara sebagai alat bantu
kerja harus ditata rapi, aman dan
diperiksa secara periodik.
e. Tempat kerja harus rapi, bebas
dari bahan yang mudah terbakar.
f. Dipasang alat pemadam kebakaran dan jalan keluar/jalur evakuasi apabila terjadi kebakaran
dan diberi rambu-rambu.
2. Penanggulangan dan Penyelamatan
a. Harus tersedia alat pemadam kebakaran dalam jumlah yang cukup, jenis yang sesuai,
dilakukan pemeriksaan secara periodik, penempatan yang mudah terlihat, tidak
diperbolehkan untuk dipindah-pindahkan, terdapat petunjuk singkat cara pemakaian, dan
ditempatkan di dekat lokasi yang mengandung tingkat resiko kebakaran yang tinggi.
b. Harus tersedia jalan untuk penyelamatan diri beserta petunjuknya.

c. Buat denah letak-letak alat pemadam kebakaran dan alarm dini dan ditempel minimal di dua
tempat yaitu di bagian pintu masuk dan di bagian pintu darurat.
d. Dilakukan pelatihan terhadap pihak-pihak yang terkait dalam pekerjaan mengenai
penanggulangan dan penyelamatan bahaya kebakaran.
e. Jika proyek menggunakan alarm, harus dipastikan alarm berfungsi dengan baik dan dapat
terdengar sampai radius yang direncanakan.
f. Tersedia alat komunikasi untuk menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran
g. Apabila Dinas Kebakaran sudah datang, agar dibantu diinformasikan lokasi api /kebakaran
dan jumlah orang yang terperangkap di dalamnya.
h. Penanggung jawab/Koordinator penanggulangan dan penyelamatan akibat bahaya kebakaran
harus ditetapkan.
G. PENGGALIAN, PONDASI DAN PARIT.
1. Sebelum melakukan pekerjaan penggalian tanah dan pembuatan parit ataupun pondasi, terlebih
dahulu harus dipastikan kondisi kestabilan tanah dan lingkungan di sekitar tempat tersebut.
2. Sebelum melakukan penggalian, harus dipastikan tidak terdapat instalasi kabel, gas, air atau
instalasi lain pada lokasi galian. Apabila ada, harus dikoordinasikan dengan pihak terkait, agar
pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan aman.
3. Pagar pengaman dan rambu peringatan harus dipasang di sepanjang parit atau disekeliling
lubang dan galian yang ada.
4. Tanah galian tidak boleh diletakkan terlalu dekat dengan pinggir galian. Jarak minimum yang
aman adalah sedikitnya 1,5 meter dari pinggir galian.
5. Kendaraan yang digunakan untuk pekerjaan galian harus diparkir pada tempat yang aman dan
rata.
H. TANGGA, PERANCAH, DAN BEKERJA PADA KETINGGIAN.
1. Tangga
a. Tangga bantu kerja harus dibuat dari material atau bahan yang kuat dan tahan terhadap cuaca
dan harus memiliki konstruksi yang kuat.
b. Harus dipasang railling untuk pegangan.
c. Kemiringan tangga harus diatur sedemikian rupa sehingga aman untuk digunakan.
d. Jangan meletakkan tangga di atas tumpukan material untuk menambah ketinggian.
e. Jangan meletakkan benda apapun pada tangga dan jalan kerja.

2. Perancah
a. Rancangan penyangga beban atau perancah untuk sarana bekerja harus didukung dengan
analisa perhitungan.
b. Dasar perancah harus cukup kuat
untuk menahan beban, kalau
diperlukan dibuat landasan kayu atau
cor beton.
c. Harus dibuat pengaku (bracing)
untuk menahan gaya kesamping atau
goyangan.
d. Sebelum perancah memikul beban,
harus dicek dahulu keseluruhan dari
perancah terpasang sesuai rancangan.
e. Tangga
naik perancah
harus
disediakan.
f. Petugas yang melakukan inspeksi
harus mengetahui prinsip-prinsip
pemasangan perancah yang aman.
3. Bekerja pada ketinggian
a. Yang dimaksud dengan bekerja pada ketinggian adalah bekerja di lokasi dimana terdapat
perbedaan ketinggian dengan lokasi sekitarnya yang dimungkinkan terjadinya bahaya
kecelakaan kerja.
b. Pekerja yang melakukan pekerjaan di tempat ketinggian haruslah dipastikan dalam keadaan
sehat, tidak takut pada ketinggian, menggunakan pelindung tubuh yang memadai sesuai
aspek keselamatan kerja.
c. Tepi suatu tempat ketinggian haruslah dipasang railling pengaman. Tipe dan jenis bahan
disesuaikan dengan kondisi pekerjaan dan lingkungan, tetapi harus dipastikan mudah terlihat
jelas, cukup kuat, harus dipelihara, dan dalam kondisi yang baik.
d. Lubang-lubang dengan ukuran lebih besar dari kaki sampai badan manusia harus ditutup
dengan bahan yang kuat dan apabila lebih besar dari itu harus dipasang railling pengaman.
e. Apabila pekerja yang bekerja pada ketinggian membawa peralatan dan bahan-bahan kecil,
maka harus membawa kantong atau wadah tempat peralatan dengan tujuan alat atau bahan
tidak jatuh.
f. Tidak diperkenankan meninggalkan pekerjaan dalam keadaan bahan terpasang dan mudah
terlepas.
g. Apabila dipandang perlu bekerja di tempat ketinggian dengan lokasi lingkungan yang padat
maka perlu dipasang jaring pengaman (safety net).
h. Harus dipastikan adanya lokasi dan sarana yang memadai untuk mengkaitkan sabuk
pengaman sehingga berfungsi sebagaimana mestinya.
i. Penumpukan sementara material ditempatkan cukup jauh dari tepi dan disusun sedemikian
rupa sehingga tidak mudah berpindah walau tidak dipindahkan.
j. Tempat berpijak untuk pekerja, dudukan alat, dan bahan dipastikan kuat dan aman.

I. ALAT-ALAT ANGKAT DAN PENGOPERASIAN ALAT-ALAT BERAT.


1. Umum
a. Hanya orang yang memiliki Surat Ijin Mengoperasikan Peralatan (SIM-P) yang boleh
mengoperasikan alat berat.
b. Operator harus mengetahui kapasitas alat berat yang dioperasikan.
c. Pastikan bahwa peralatan keselamatan berada pada posisinya dan dalam kondisi siap pakai.
d. Jangan mengisi bahan bakar pada saat kendaraan hidup.
e. Perhatikan daerah-daerah yang bermuatan listrik (electric line) sebelum mengoperasikan alat,
pastikan wilayah/daerah aman.
2. Crane
a. Informasi penting seperti tabel kapasitas muatan, kecepatan operasi yang disarankan,
peringatan bahaya khusus dan informasi penting lainnya harus dipasang dengan jelas pada
semua crane dan peralatan sejenis.
b. Alat pemadam api yang berukuran sekurang-kurang 5 BC harus ditempatkan di dalam kabin
setiap alat.
c. Harus dilakukan pemeriksaan pada rangka tiang crane atas kemungkinan adanya korosi atau
kerusakan / ketidak sempurnaan pada sambungan rangka.
d. Operator harus dibantu minimal dengan seorang pemandu yang akan memberikan isyarat
kepada operator. Dalam keadaan darurat, sinyal STOP/BERHENTIdapat diberikan oleh
siapa saja.
e. Hanya sinyal tangan standar saja yang diakui (sinyal ini berlaku umum dan standar) kecuali
operator terhalang pandangannya dapat menggunakan isyarat lainnya.
f. Dilarang menaiki kait (hook) atau muatan yang diam maupun yanh sedang diangkat.
g. Pada setiap kait (hook) dari crane harus dipasang kancing pengaman (safety laches).
h. Ukuran dan kapasitas kekuatan sling harus diperhitungkan terhadap beban yang diangkut,
dan harus dipastikan berfungsi dengan benar.
i. Apabila mengikat suatu muatan dengan sling, tempatkan sling pada tempatnya yang benar,
dan waktu mulai mengangkat dengan menegangkan sling, jagalah jangan sampai tangan dan
jari-jari anda terjepit.
j. Sebelum mengangkat muatan, pastikan bahwa tidak ada benda lepas yang terletak pada
muatan.
k. Jika melepas sling dari kait tunggu sampai muatan diam dan bebas lepas dari sling.
l. Operator crane mobil harus senantiasa menggunakan kaki penahan (outrigger) sewaktu
melakukan operasi pengangkatan.

m. Semua crane mobil harus juga dilengkapi dengan tangkai penahan (boom stop) dan penyetop
otomatis (cut-out automatic), yang harus dijaga agar selalu dalam kondisi yang baik untuk
dipakai.
n. Jika menjalankan hydraulic crane jagalah agar lengan (jib) dalam posisi bawah.
o. Setiap line kabel di atas kepala harus dianggap bertenaga (bermuatan listrik).
p. Jika bekerja pada ruang yang terbatas atau pada saat angin cukup kencang, gunakanlah tali
penarik (tag line) untuk mengendalikan muatan yang sedang diangkat.
3. Hal khusus untuk Tower Crane (TC) :
a. Lakukan perawatan secara rutin pada brake, rope, dan cek dengan teliti kabel-kabel arus.
b. Posisikan TC pada permukaan datar dan dijaga apabila ada pekerjaan saluran / galian dekat
TC tidak membahayakan kedudukan TC.
c. Pastikan rail track / lintasan rel bebas dari kemungkinan goncangan yang kuat.
d. Posisikan dengan benar travelling limit switch dan buffer (penahan).
e. Cek kekencangan klem rel sebelum operasi.
f. Jangan memodifikasi setting alat atau memindahkan alat keselamatan.
g. Cek pengaturan beban dan sambungan limit switch.
h. Jangan menarik beban pada posisi miring.
i. Dilarang menaikkan beban yang tertanam.
j. Jangan menggunakan siewing atau trolley untuk menggeser beban atau untuk mendorong.
k. Cek kekakuan section terhadap puntiran dan kekakuan jib terhadap lengkung.
l. Jika jangkauan tidak terlihat, minta bantuan pemandu untuk mengarahkan.
m. Setiap selesai operasi, naikkan hook ke atas sampai pangkal, gerakkan trolley ke pangkal dan
pindahkan crane ke posisi parkir (jika diperlukan), dan jib diusahakan diarahkan searah
dengan arah angin.
n. Untuk TC dengan rel, maka setiap selesai operasi kencangkan rel ke relnya dan matikan
sumber listrik.

4. Passenger Lift
a. Lokasi erection / dismantling harus dijamin aman dari kemungkinan adanya benda-benda
jatuh.
b. Dilarang masuk ke dalam hoist pada saat erection/dismantling, kecuali jika diminta oleh
yang berwenang.
c. Lakukan pengetesan semua fungsi listrik sebelum mengoperasikan alat.
d. Pintu masuk / keluar harus selalu dalam keadaan terkunci selama sangkar lift dalam
perjalanan.
e. Hoist yang dipasang di luar pintu tidak boleh digunakan jika kecepatan angin 20 m/detik.
f. Tidak boleh memuat beban / orang
yang melebihi batas maksimum yang
diijinkan.
g. Jika alat sedang tidak beroperasi,
turunkan sangkar lift sampai ke tanah
dan pastikan pintu dalam keadaan
terkunci.
h. Harus tersedia operator untuk
menjalankan lift.
5. Excavator
a. Kenali area dan kondisi tanah sebelum memulai pengoperasian alat.
b. Pastikan sebelum masuk/keluar kabin, posisi kabin searah dengan under carriage.
c. Sebelum dioperasikan periksa dan pastikan tidak ada orang lain di sekitar area, dan beri
tanda (bunyikan klakson) jika ada seseorang yang harus menghindar.
d. Duduklah dalam kabin dan stel tempat duduk (jika ada reclining seat) dengan ukuran badan
anda, sehingga anda merasa nyaman dalam mengoperasikan alat
e. Starter mesin excavator harus dari dalam kabin, jangan melakukannya dari luar.
f. Pada waktu menggalian, perhatikan posisi excavator terhadap longsoran tanah dari samping,
karena dapat menenggelamkan alat.
g. Jangan melakukan loading pada saat
alat tidak dalam posisi datar.
h. Beri tanda yang mudah dikenali
untuk daerah yang terdapat timbunan
utilitas (gas, telepon, air, dsb).
i. Jika alat sedang tidak beroperasi,
pilihlah tanah yang datar (jika
mungkin), fungsikan rem, rendahkan
bucket sampai menyentuh tanah dan
matikan mesin.

J. ALAT KENDARAAN BERMOTOR


1. Semua operator wajib memeriksakan kendaraannya setiap hari sebelum melakukan pekerjaan
2. Semua operator harus yang berpengalaman dan mempunyai wewenang mengoperasikan
kendaraan dan ijin mengemudi khusus.
3. Tidak seorangpun dibenarkan menumpang kendaraan kecuali diberikan tempat duduk
yang aman.
4. Setiap pengemudi harus mematuhi batas kecepatan maksimum yang berlaku di dalam
lingkungan proyek.

K. BEKERJA YANG BERHUBUNGAN DENGAN LISTRIK.


1. Untuk lokasi-lokasi kerja tertentu (daerah terbuka
dan daerah ketinggian) harus dilengkapi dengan
penangkal petir
2. Pada saat bekerja, instalatir listrik harus
memastikan tangan dan kakai pada kondisi kering.
3. Setiap pekerja harus menggunakan sepatu dari
bahan karet atau berisolasi, tidak boleh telanjang
kaki.
4. Setiap peralatan listrik yang mengandung voltage
tinggi, harus diberi tanda bahaya.
5. Pastikan setiap kabel yang terkelupas harus segera
ditutup dengan bahan isolator.
6. Pastikan bahwa sistem pentanahan untuk panel
atau listrik yang dipakai untuk bekerja sudah
terpasang dengan baik.
7. Pemeriksaan berkala terhadap panel atau kotak
listrik harus dilakukan oleh petugas yang
berkompeten.
8. Jaringan atau instalasi listrik harus ditempatkan dan diatur sedemikian rupa untuk menghindari
terjadinya kecelakaan akibat listrik.
9. Ukuran dan kualitas kabel harus sesuai dengan tingkat keperluannya.
L. PENGELASAN, PEMOTONGAN DAN GERINDA
1. Pekerja harus dilengkapi dengan kaca mata
pelindung khusus, sarung tangan dan pelindung
kepala
sebelum
melakukan
pengelasan,
pemotongan atau gerinda.
2. Pengelasan, pemotongan dan gerinda tidak boleh
dikerjakan di daerah yang mudah terbakar, apabila
terpaksa dilakukan harus mendapat ijin dari
petugas yang bertanggung jawab untuk itu.
3. Pengelasan atau pemotongan yang memakai
tabung gas, harus dicek dahulu apakah tabung gas
tersebut bocor atau tidak. Hal ini dapat dicek dari
bau gas.
4. Alat pemadam kebakaran harus tersedia dekat
dengan tempat kerja.
5. Alat-alat yang menggunakan aliran listrik, apabila pekerjaan akan ditinggal, kabel-kabel harus
dicabut dari stop kontak.

M. PEKERJAAN DENGAN LALU LINTAS PADAT.


1. Sebelum melewati areal proyek dipasang Papan
Nama Proyek di jalan yang menuju ke arah lokasi
sekitar 500 m dari lokasi proyek atau melihat
kondisi lapangan.
2. Kurang lebih 200 m dari proyek dipasang rambu
Awas ada Proyek, Harap Hati-hati, dan batas
kecepatan yang diperbolehkan.
3. Pada lokasi berlangsungnya proyek, harus
dipasang pagar yang mengelilingi seluruh lokasi
proyek dengan warna yang sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
4. Bila lalu lintas satu arah dipasang rambu Jalan satu arah.
5. Tempatkan gardu pengendali di kedua ujung jalan yang mengalami penyempitan disertai
petugas pengatur yang dilengkapi dengan bendera serta alat komunikasi.
6. Harus dipasang lampu penerangan di sepanjang jalan yang mendekati proyek untuk keamanan di
malam hari.
N. KONDISI MALAM HARI DAN TEMPAT GELAP
1. Ketetapan Umum
a. Pada lokasi, jalan kerja, alat pendukung kerja utama, dan rambu-rambu peringatan harus
dipasang lampu dengan tingkat penerangan yang memadai.
b. Lampu-lampu tidak boleh berkedip-kedip (aliran listrik tidak baik atau kurang watt).
c. Jaringan listrik dan lampu dipasang semi permanen dan kuat.
d. Petugas yang mengatur kendaraan atau alat yang bergerak dilengkapi dengan lampu tangan.
2. Persiapan
a. Persiapan instalasi penerangan dilakukan pada waktu kondisi terang.
b. Pemasangan alat-alat penerangan dari jaringan listrik harus aman.
c. Mesin pembangkit listrik beserta cadangannya, jaringan listrik dan lampu harus diuji coba
sebelum digunakan.
d. Harus disediakan lampu cadangan.
e. Diperiksa segala sesuatunya hingga aman bekerja.

3. Saat Bekerja
a. Diwajibkan pekerja melapor sebelum dan sesudah bekerja.
b. Dilarang bekerja di tempat gelap (tidak ada penerangan).
c. Pekerja dilarang memberi tanda atau isyarat dengan lampu kecuali petugas atau dalam
kondisi darurat.
d. Mobil-mobil atau alat yang bergerak untuk bekerja harus menyalakan lampu
perlengkapannya.
e. Barang-barang yang memungkinkan menghambat kerja harus disingkirkan.

Lampiran 5.2
Struktur Organisasi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
Proyek / : .

Koordinator K3

Petugas Area 1

Petugas Area 2

Petugas Area 3

Ditetapkan di
(kota), (gl-bln-thn)
PT ....(Nama Perusahaan)
(proyek / kawasan) *)

Keterangan
1. Jumlah Petugas Area sesuai keperluan.
2. Sesuai Proyek / Kawasan

(__________________)
Manajer Proyek

Lampiran 5.3

Form Kecelakaan Kerja

No
:
Lampiran :

............................................
............................................

(tempat), (tgl-bln-th)

Kepada Yth.

di tempat
Perihal : Kecelakaan Kerja.
Dengan hormat,
Telah terjadi kecelakaan kerja,
1.
2.
3.

4.

Nama
Usia
Alamat

:
:
:

...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Kondisi : (ringan/berat/meninggal) *)

Telah dilakukan pertolongan pertama pada penderita.


Kondisi saat ini : a. Sudah sehat.
b. Rawat jalan.
c. Rawat rumah sakit
Keterangan

............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................

Demikian laporan kami, terima kasih.


PT ....(Nama Perusahaan)
Proyek ..

Koordinator K3
Keterangan
*) : sesuai proyek

Petugas K3

Lampiran 5.4
Contoh Rambu-rambu K3

CURRICULUM VITAE
Name

FAIRUS SHOKHEH

Place & Date of Birtday

Lamongan, 15 Agustus 1972

Sex

Male

Status of Married

Married

Nationality

Indonesia

Position

Project Manager

Address

Jl. Pendidikan No. 38, Babat Lamongan

Education

S1 Civil Engineering

2014 until now

PT. SWADAYA CIPTA - GRESIK

Position

Project Manager

Project Name

Pemb. Pabrik Gula Terpadu PT. Industri Gula Glenmore

2. 2013 2013

PT. SWADAYA CIPTA - GRESIK

Position

Project Manager

Project Name

Pondasi Double Drive kiln, PT. Semen Indonesia di Tuban

3. 2012 2012

PT. SWADAYA CIPTA - GRESIK

Position

Project Manager

Project Name

Pondasi & Steel Struktur Trass Transport, PT. Semen Indonesia

4. 2011 2011

PT. SWADAYA CIPTA - GRESIK

Position

Project Manager

Project Name

Road, Pavement & Drainage, PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.

5. 2010 - 2010

PT. SWADAYA CIPTA - GRESIK

Position

Project Manager

Project Name

Pondasi New Coal Mill PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.

6. 2009 2009

PT. SWADAYA CIPTA - GRESIK

Position

Project Manager

Project Name

Terminal Transit Utama BBM Tuban PT. IKPT Jakarta

Work Experience :
1.

CURRICULUM VITAE
Name

ARIEF KURNIAWAN

Place & Date of Birtday

Lamongan, 28 Oktober 1976

Sex

Male

Status of Married

Married

Nationality

Indonesia

Position

Site Manager

Address

Jl. Kusuma bangsa Gg Muhammadiyah 30 - Lamongan

Education

S1 Civil Engineering

PT. SWADAYA CIPTA

Position

SIte Manager

Project Name

Foundation NH3 Tank, PT. PETROKIMIA GRESIK

PT. SWADAYA CIPTA

Position

SIte Manager

Project Name

200,000 MTPY of Phosporic Acid & By Product Plant Project


PT. PETRO JORDAN ABADI

PT. SWADAYA CIPTA

Position

Site Manager

Project Name

Pembangunan Gudang & Kantor Kanvasing Ponorogo PT. VU

PT. SWADAYA CIPTA

Position

Site Manager

Project Name

Pembangunan Gudang & Kantor Kanvasing Malang PT. VU

PT. SWADAYA CIPTA

Position

SIte Manager

Project Name

Pondasi Tanki Asam sulfat, PT. PETROKIMIA GRESIK

Work Experience :
1. 2014 until now

2. 2013

3. 2012

4. 2011

5. 2010

CURRICULUM VITAE
Name

ERICK

Place & Date of Birtday

Gresik, 24 Desember 1984

Sex

Male

Status of Married

Not Married

Nationality

Indonesia

Position

Supervisor

Address

Jl. Kapten Darmo Sugondo XXI / 41

Education

D3 Civil Engineering

PT. SWADAYA CIPTA - GRESIK

Position

Supervisor

Project Name

Foundation NH3 Tank, PT. PETROKIMIA GRESIK

PT. SWADAYA CIPTA - GRESIK

Position

Supervisor

Project Name

200,000 MTPY of Phosporic Acid & By Product Plant Project


PT. PETRO JORDAN ABADI

PT. SWADAYA CIPTA - GRESIK

Position

Supervisor

Project Name

Pembangunan Gudang & Kantor Kanvasing Ponorogo PT. VU

PT. SWADAYA CIPTA - GRESIK

Position

Supervisor

Project Name

Substation XIV & ER # 27, PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.

PT. SWADAYA CIPTA - GRESIK

Position

Supervisor

Project Name

Phonska IV, PT. Petrokimia Gresik

Work Experience :
1. 2014 until now

2. 2013

3. 2012

4. 2011

5. 2010

CURRICULUM VITAE

t
Name

YAYAK ADI KUSWANTO

Place & Date of Birtday

Pamekasan, 18 Oktober 1982

Sex

Male

Status of Married

Married

Nationality

Indonesia

Position

Engineering & PPC

Address

Jl. Pandugo II H/2, YKP Surabaya

Education

S1 Civil Engineering

2014 until now

PT. SWADAYA CIPTA - GRESIK

Position

Engineering & PPC

Project Name

Foundation NH3 Tank, PT. PETROKIMIA GRESIK

PT. SWADAYA CIPTA - GRESIK

Position

Engineering & PPC

Project Name

200,000 MTPY of Phosporic Acid & By Product Plant Project


PT. PETRO JORDAN ABADI

PT. SWADAYA CIPTA - GRESIK

Position

Engineering & PPC

Project Name

Pembangunan Gudang & Kantor Kanvasing Ponorogo PT. VU

PT. SWADAYA CIPTA - GRESIK

Position

Engineering & PPC

Project Name

Substation XIV & ER # 27, PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.

PT. SWADAYA CIPTA - GRESIK

Position

Engineering & PPC

Project Name

Phonska IV, PT. Petrokimia Gresik

Work Experience :
1.

2. 2013

3. 2012

4. 2011

5. 2010

CURRICULUM VITAE
Name

Farid Al-Amin

Place & Date of Birtday

Gresik, 14 April 1984

Sex

Male

Status of Married

Married

Nationality

Indonesia

Position

Safety Coordinator

Address

Jl. Panglima Sudirman 001/002 Sidokumpul, Gresik

Education

S1 Ekonomi Study Pembangunan

PT. SWADAYA CIPTA - GRESIK

Position

Safety

Project Name

Foundation WAO work at PPGJ Pertamina Cepu

PT. SWADAYA CIPTA - GRESIK

Position

Safety

Project Name

Foundation work at PPGJ Pertamina Cepu.

PT. SWADAYA CIPTA - GRESIK

Position

Safety

Project Name

Hopper & Tunnel Coal Yard, PT. Semen Indonesia.

PT. SWADAYA CIPTA - GRESIK

Position

Safety

Project Name

Road, Pavement & Drainage Area Clinker Grinding.

PT. SWADAYA CIPTA - GRESIK

Position

Safety

Project Name

Substation XIV & ER # 27, PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.

PT. SWADAYA CIPTA - GRESIK

Position

Safety

Project Name

Pondasi New Coal Mill PT. Semen Gresik (Persero) Tbk

Work Experience :
1. 2014 until now

2. 2013

3. 2012

4. 2012

5. 2011

6. 2010

PT. SWADAYA CIPTA


GENERAL CONTRACTOR - SUPLIER
JL. BALIKPAPAN 06 GKB - GRESIK 6 1151

Data Pengalaman Kerja PT. SWADAYA CIPTA

No

Nama Paket Pekerjaan

Bidang / Sub. Bidang Pekerjaan

Lokasi

Pemberi Tugas / Pengguna Jasa


Nama

Alamat

Petrokimia Gresik

PT. Krakatau Engineering

Cilegon

07 April 2008

Petrokimia Gresik

PT. Krakatau Engineering

Cilegon

10 September 2008

Petrokimia Gresik

PT. Yasa Industri Nusantara

Gresik

Surabaya

PT. Krakatau Engineering

Cilegon

Civil Pondasi Building & Equipment, ROP Granul I Petro Kimia Gresik

- General Civil Work & Steel Structure

Civil Pondasi Building & Equipment, ROP Granul II Petro Kimia Gresik

- General Civil Work & Steel Structure

Pondasi Tanki Asam sulfat

- General Civil Work

Civil Roughing Mill Project , PT. Gunawam Dianjaya Steel Tbk.

- General Civil Work & Steel Structure

Hopper & Tunnel Area Coal Yard Pabri Tuban

- General Civil Work & Steel Structure

Tuban

PT. Semen Gresik

Concrete Work Package 1, 200,000 MTPY of Phosporic Acid & By Product Plant
Project

- General Civil Work

Gresik

PT. Rekayasa Industri

Civil Foundation Work, Pembangunan Central Processing Plant (CPP) Area


Gundih Proyek Pembangunan Gas Jawa (PPGJ)

- General Civil Work

Cepu

Konsorsium PT, Inti Karya


Persada Tehnik - PT. Adi Karya
(Persero) Tbk.

Kontrak
Tanggal

Tanggal Selesai menurut kontrak


Nilai (Rp.)

Mulai

Selesai

2,820,000,000.00

07 April 2008

07 Agustus 2008

2,820,000,000.00

10 September 2008

09 Januari 2009

19 Mei 2010

4,490,000,000.00

21-Apr-10

21 Juli 2010

7 Oktober 2011

6,145,000,000.00

7 Oktober 2011

3 Pebruari 2012

Gresik

6 Feb 2012

14,705,900,000.00

6 Feb 2012

3 Agust 2012

Jakarta

5 July 2012

6,800,000,000.00

16 July 2012

16 Januari 2013

Jakarta

5 sept 2012

17,306,535,000.00

10 Sept 2012

10 Jan 2013

Pondasi Support dan Steel Structure Gallery Conveyor Fasilitas Trass Transport

- General Civil Work & Steel Structure

Tuban

PT. Semen Gresik

Gresik

17 September 2012

9,776,000,000.00

17 September 2012

15 Maret 2013

Pondasi, Struktur Beton Bertulang Double Drive Kiln Tuban 2

- General Civil Work

Gresik

PT. Semen Indonesia (Persero)


Tbk

Gresik

02 September 2014

1,185,000,000.00

Sept 2013

Peb 2014

- General Civil Work

Gresik

PT. REKAYASA INDUSTRI

Jakarta

07 November 2013

5,300,000,000.00

Desember 2013

Mei 2014

Juni 2014

10

Concrete Work Package-1, Proyek Pemb. Tanki Ammoniak Kap. 20.000 MT


Double Wall

11

Civil work Package - 1, Pembangunan Pabrik Gula Terpadu Glenmore

- General Civil Work

Banyuwangi

PT. REKAYASA INDUSTRI

Jakarta

30 Desember 2013

9,500,000,000.00

Desl 2013

12

Civil work Package - 2, Pembangunan Pabrik Gula Terpadu Glenmore

- General Civil Work

Banyuwangi

PT. REKAYASA INDUSTRI

Jakarta

11 April 2014

10,700,000,000.00

April 2014

Okt 2014

- General Civil Work

Cepu

KONSORSIUM PT. INTI KARYA


PERSADA TEHNIK - PT.ADHI
KARYA (PERSERO) Tbk.

Jakarta

10 Peb 2014

6,000,000,000.00

Pebruari 2014

Juni 2014

- General Civil Work

Gresik

PT. Semen Indonesia (Persero)


Tbk

Gresik

24 Maret 2014

1,183,000,000.00

Mar 2014

Juli 2014

13

14

WAO Civil Work, Pembangunan Central Processing Plant (CPP) Area Gundih
Proyek Pengembangan Gas Jawa (PPGJ)

Pondasi, Struktur Beton Bertulang Double Drive Kiln Tuban 3

Anda mungkin juga menyukai