0 TUJUAN
Memastikan proses Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Kawasan / Proyek terlaksana dengan
baik sesuai tata cara yang berlaku di PT. SWADAYA CIPTA
2.0 RUANG LINGKUP
K3 berlaku sejak Kawasan / Proyek dimulai dengan dikeluarkannya Surat Perintah Kerja (SPK) dari
Direksi kepada Manajer Realti / Properti / Konstruksi sampai Kawasan / Proyek dinyatakan selesai dengan
ditandatanganinya Berita Acara Serah Terima (BAST).
3.0 REFERENSI
Tidak ada.
4.0 DEFINISI dan KETENTUAN
4.1 Definisi
4.1.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah sistim yang digunakan dalam suatu
lingkungan / kawasan / proyek dimana hal itu bertujuan untuk melindungi tenaga kerja
dan karyawan yang berada didalam lingkungan / kawasan / proyek tersebut dari bahayabahaya yang ditimbulkan pada saat proses pekerjaan sedang berlangsung.
4.1.2 Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
4.1.3 Keselamatan Kerja adalah keadaan untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja sejak
mulai pekerjaan sampai berakhirnya pekerjaan terhadap tenaga kerja, karyawan,
material, peralatan, proses kerja, dan hasil pekerjaan.
4.1.4 Personal In Charge (P.I.C) K3 adalah karyawan / pelaksana yang bertanggung jawab
terlaksananya pelaksanaan K3 dengan baik dan benar.
4.1.5 Tenaga kerja adalah orang yang bekerja pada PT. ....(Nama Perusahaan) baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan periode kerja tidak tertentu.
4.1.6 Karyawan adalah orang yang bekerja pada PT. ....(Nama Perusahaan) baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan periode kerja tertentu dengan perikatan kerja.
4.1.7 Material adalah barang yang berasal dari alam atau pabrikan digunakan / dipasang
untuk pembangunan.
4.1.8 Peralatan adalah barang yang digunakan sebagai alat bantu kerja untuk pembangunan.
4.1.9 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah upaya penyelamatan awal pada
tenaga kerja, pegawai yang sakit atau karena kecelakaan kerja, sebelum dibawa ke
Puskesmas / Klinik / Rumah Sakit.
4.1.10 Kotak P3K adalah tempat untuk menyediakan obat-obatan yang memadai pertolongan
pertama apabila ada tenaga kerja / karyawan yang sakit / kecelakaan kerja.
4.1.11 Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) adalah jaminan pengobatan/perawatan yang
diberikan kepada tenaga kerja / karyawan.
4.1.12 Tanda Informasi / Identifikasi adalah suatu tempat / sarana yang dapat memberikan
pemahaman sesuatu atau beberapa hal.
4.1.13 Tanda Penunjuk adalah suatu tempat / sarana yang dapat memberikan arah tujuan
seperti yang dimaksud dalam tanda tersebut
4.1.14 Tanda Larangan / Bahaya adalah suatu tempat / sarana yang dapat memberi peringatan
atau larangan pada sesuatu atau beberapa hal.
4.1.15 Jalan Kerja / Evakuasi adalah jalan sementara yang tidak terganggu material, peralatan,
puing, sebagai sarana keluar masuk tenaga kerja / pegawai secara rutin dan apabila ada
bahaya.
4.1.16 Alat Pemadam Kebakaran adalah sarana pemadaman api kebakaran yang dapat
membahayakan jiwa manusia maupun bangunan.
4.1.17 Railing Pengaman adalah tanda batas pada tempat-tempat tertentu yang dapat
mencelakakan atau sebagai alat bantu pegangan seperti : lubang tangga,, daerah lift
material atau tempat-tempat di ketinggian.
4.1.18 Jaring Pengaman (safety net) adalah sarana pengaman yang dipasang pada bangunan
sebagai pelindung apabila ada material / peralatan yang jatuh.
4.1.19 Penangkal Petir (sementara) adalah sarana pelindung dari petir apabila proses bangunan
/ alat kerja relatif tinggi (tower crane) sedangkan penangkal petir yang permanen belum
bisa dipasang.
4.1.20 Perlengkapan Pelindung Tubuh adalah alat bantu untuk melindungi tubuh terhadap
kesehatan dan keselamatan kerja seperti : topi pengaman (helm), sepatu pengaman
(safety shoes), sabuk pengaman (safety belt), masker, kaca mata pengaman, sarung
tangan, tanda pengenal.
4.2 Ketentuan
4.2.1 Dibuat struktur organisasi lapangan yang jelas tentang penanggung jawab pelaksanaan
K3 oleh penanggung jawab kawasan / proyek.
4.2.2 Seluruh tenaga kerja / karyawan yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan harus
memahami dan mematuhi persyaratan K3.
4.2.3 Seluruh tenaga kerja / karyawan yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan harus
mengenakan topi pengaman (helm), dan alat pelindung tubuh lainnya (sepatu pengaman
/safety shoes, sabuk pengaman/ safety belt, masker, kaca mata pengaman, sarung
tangan, tanda pengenal) sesuai situasi dan kondisi yang diperlukan.
4.2.4 Orang-orang yang tidak mempunyai tujuan jelas dilarang berada dalam lingkungan
proyek.
4.2.5 Disediakan topi pengaman (helm) khusus untuk tamu.
4.2.6 Disediakan tempat parkir kendaraan dengan baik dan benar dan pengaturan lalu-lintas di
dalam proyek.
4.2.7 Disediakan jalan kerja yang memadai dan aman.
4.2.8 Disediakan perlengkapan P3K yang lengkap dan nomor telepon instansi yang terkait
seperti : klinik, rumah sakit, kantor depnaker, kantor pemadam kebakaran, kantor polisi,
dls.
4.2.9 Disediakan pemadam kebakaran portable pada tempat-tempat tertentu yang dianggap
rawan bahaya.
4.2.10 Tangga kerja dan perancah harus kuat dan dipasang pada kondisi stabil.
4.2.11 Dipasang railing pengaman dengan kuat dari kayu / besi pada tempat-tempat ketinggian
dan lubang-lubang serta tempat rotasi crane yang dapat membahayakan manusia.
4.2.12 Tempat kerja harus dipasang penerangan kerja yang cukup memadai.
4.2.13 Simpan bahan-bahan yang berbahaya dan beracun pada tempat tempat khusus
4.2.14 Jaringan / instalasi listrik kerja diatur sedemikian rapi untuk menghindari dari
kecelakaan / kebakaran.
5.0 LAMPIRAN
5.1 Petunjuk praktis pelaksanaan dan ketentuan K3.
5.2 Contoh struktur organisasi lapangan K3.
5.3 Contoh Formulir laporan kecelakaan kerja.
5.4 Contoh Rambu-rambu K3.
PROSES K3 DI PROYEK
PIMPINAN PERUSH.
Instruksi dilaksanakan
prosedur
Man Proyek
Menunjuk Petugas
K3
Petugas K3
perbaiki
Petugas K3
Petugas K3
Mengontrol Sarana
Perlengkapan
K3
Terjadi Kecelakaan,
Petugas Melaksanakan
Pertolongan sesuai
Prosedur K3
tidak
Terjadi
tidak layak
layak
Siap digunakan
Petugas K3
Laporan sakit,
kecelakaan kerja
Laporan
KECELAKAAN RINGAN
Kecelakaan
Ringan
Laporan ke
Manajemen Proyek
ya
tidak
Perlu ke
Rumah
Sakit
Di bawa ke
rumah sakit
Pengobatan di
proyek
Laporan kecelakaan
kerja
Selesai
Kecelakaan
Berat / Meninggal
Laporan ke
Manajemen Proyek
Rumah Sakit
ya
Perlu ke
Rumah
Duka
tidak
Di antar ke
rumah duka
Pemakaman
Selesai
Pemberitahuan
ke keluarga
Asuransi /
bantuan biaya
Lampiran 5
PETUNJUK PRAKTIS PELAKSANAAN DAN KETENTUAN KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA (K3)
A. KETENTUAN UMUM
1. Seluruh karyawan proyek harus
menggunakan tanda pengenal dan
seragam.
2. Seluruh karyawan dan pekerja
yang terlibat dalam pelaksanaan
pekerjaan harus memahami dan
mematuhi kaedah, dan peraturan
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja.
3. Semua yang terlibat dalam
pelaksanaan
pekerjaan
harus
peduli dan tanggap akan bahaya
kebakaran, kecelakaan kerja dan
menjaga kebersihan dan kerapian
pada lokasi kerja masing-masing.
4. Setiap proyek harus mendaftarkan
dan mengikuti program Jamsostek.
5. Manajemen
proyek
atau
Penanggung Jawab K3 harus menetapkan sanksi atau hukuman terhadap pelanggaran peraturan
K3.
6. Harus tersedia data alamat dan telepon instansi-instansi yang terkait seperti Rumah Sakit
terdekat, Kepolisian, Dinas Kebakaran, Depnaker, Asuransi/Jamsostek yang diletakkan pada
tempat yang mudah dibaca oleh semua orang.
7. Jalan kerja / jalan inspeksi dan jalan evakuasi yang memadai dan aman harus disediakan sebagai
sarana keluar masuk pekerja dan pengawas.
8. Pada lokasi-lokasi yang berbahaya harus dipasang tanda-tanda peringatan.
9. Dibuat pengaturan lalu lintas dan penataan parkir di dalam area kerja.
B. PERLENGKAPAN PELINDUNG TUBUH.
1. Semua pekerja, karyawan dan
tamu, harus mengenakan topi
pengaman (helmet) dan sepatu
pengaman saat berada di lokasi
kerja.
2. Sabuk pengaman (safety belt) dan
tali penyelamat harus digunakan
pada saat bekerja diketinggian
lebih dari 2 meter.
3. Harus
menggunakan
Body
Protector / pelindung badan jika
hal tersebut diperlukan terutama
untuk tukang las.
4. Sarung tangan harus dipakai
sewaktu memegang barang atau
benda
keras
yang
dapat
mengakibatkan luka-luka pada
tangan.
5. Alat pelindung pernapasan /
masker harus dipakai sewaktu
berada pada lokasi yang penuh debu atau material lain yang membahayakan pernapasan.
6. Alat pelindung telinga harus dikenakan apabila bekerja pada situasi kerja yang bising.
c. Apabila perlu Petugas K3 membawa korban ke Puskesmas untuk perawatan lebih lanjut.
d. Petugas K3 membuat laporan kecelakaan dan diserahkan kepada Manajer Proyek.
e. Membuat Laporan untuk pihak luar (Jamsostek / Asuransi).
3. Penanganan Jika Pekerja Sakit
a. Patugas K3 segera memeriksa dan memberikan pengobatan atas gejala sakit.
b. Petugas K3 segera menentukan apakah pasien perlu dibawa ke puskesmas/rumah sakit atau
tidak, istirahat di lokasi atau di rumah.
c. Petugas K3 membawa pasien ke puskesmas/rumah sakit untuk pengobatan lebih lanjut.
d. Membuat laporan adanya pekerja sakit di lokasi kerja.
c. Buat denah letak-letak alat pemadam kebakaran dan alarm dini dan ditempel minimal di dua
tempat yaitu di bagian pintu masuk dan di bagian pintu darurat.
d. Dilakukan pelatihan terhadap pihak-pihak yang terkait dalam pekerjaan mengenai
penanggulangan dan penyelamatan bahaya kebakaran.
e. Jika proyek menggunakan alarm, harus dipastikan alarm berfungsi dengan baik dan dapat
terdengar sampai radius yang direncanakan.
f. Tersedia alat komunikasi untuk menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran
g. Apabila Dinas Kebakaran sudah datang, agar dibantu diinformasikan lokasi api /kebakaran
dan jumlah orang yang terperangkap di dalamnya.
h. Penanggung jawab/Koordinator penanggulangan dan penyelamatan akibat bahaya kebakaran
harus ditetapkan.
G. PENGGALIAN, PONDASI DAN PARIT.
1. Sebelum melakukan pekerjaan penggalian tanah dan pembuatan parit ataupun pondasi, terlebih
dahulu harus dipastikan kondisi kestabilan tanah dan lingkungan di sekitar tempat tersebut.
2. Sebelum melakukan penggalian, harus dipastikan tidak terdapat instalasi kabel, gas, air atau
instalasi lain pada lokasi galian. Apabila ada, harus dikoordinasikan dengan pihak terkait, agar
pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan aman.
3. Pagar pengaman dan rambu peringatan harus dipasang di sepanjang parit atau disekeliling
lubang dan galian yang ada.
4. Tanah galian tidak boleh diletakkan terlalu dekat dengan pinggir galian. Jarak minimum yang
aman adalah sedikitnya 1,5 meter dari pinggir galian.
5. Kendaraan yang digunakan untuk pekerjaan galian harus diparkir pada tempat yang aman dan
rata.
H. TANGGA, PERANCAH, DAN BEKERJA PADA KETINGGIAN.
1. Tangga
a. Tangga bantu kerja harus dibuat dari material atau bahan yang kuat dan tahan terhadap cuaca
dan harus memiliki konstruksi yang kuat.
b. Harus dipasang railling untuk pegangan.
c. Kemiringan tangga harus diatur sedemikian rupa sehingga aman untuk digunakan.
d. Jangan meletakkan tangga di atas tumpukan material untuk menambah ketinggian.
e. Jangan meletakkan benda apapun pada tangga dan jalan kerja.
2. Perancah
a. Rancangan penyangga beban atau perancah untuk sarana bekerja harus didukung dengan
analisa perhitungan.
b. Dasar perancah harus cukup kuat
untuk menahan beban, kalau
diperlukan dibuat landasan kayu atau
cor beton.
c. Harus dibuat pengaku (bracing)
untuk menahan gaya kesamping atau
goyangan.
d. Sebelum perancah memikul beban,
harus dicek dahulu keseluruhan dari
perancah terpasang sesuai rancangan.
e. Tangga
naik perancah
harus
disediakan.
f. Petugas yang melakukan inspeksi
harus mengetahui prinsip-prinsip
pemasangan perancah yang aman.
3. Bekerja pada ketinggian
a. Yang dimaksud dengan bekerja pada ketinggian adalah bekerja di lokasi dimana terdapat
perbedaan ketinggian dengan lokasi sekitarnya yang dimungkinkan terjadinya bahaya
kecelakaan kerja.
b. Pekerja yang melakukan pekerjaan di tempat ketinggian haruslah dipastikan dalam keadaan
sehat, tidak takut pada ketinggian, menggunakan pelindung tubuh yang memadai sesuai
aspek keselamatan kerja.
c. Tepi suatu tempat ketinggian haruslah dipasang railling pengaman. Tipe dan jenis bahan
disesuaikan dengan kondisi pekerjaan dan lingkungan, tetapi harus dipastikan mudah terlihat
jelas, cukup kuat, harus dipelihara, dan dalam kondisi yang baik.
d. Lubang-lubang dengan ukuran lebih besar dari kaki sampai badan manusia harus ditutup
dengan bahan yang kuat dan apabila lebih besar dari itu harus dipasang railling pengaman.
e. Apabila pekerja yang bekerja pada ketinggian membawa peralatan dan bahan-bahan kecil,
maka harus membawa kantong atau wadah tempat peralatan dengan tujuan alat atau bahan
tidak jatuh.
f. Tidak diperkenankan meninggalkan pekerjaan dalam keadaan bahan terpasang dan mudah
terlepas.
g. Apabila dipandang perlu bekerja di tempat ketinggian dengan lokasi lingkungan yang padat
maka perlu dipasang jaring pengaman (safety net).
h. Harus dipastikan adanya lokasi dan sarana yang memadai untuk mengkaitkan sabuk
pengaman sehingga berfungsi sebagaimana mestinya.
i. Penumpukan sementara material ditempatkan cukup jauh dari tepi dan disusun sedemikian
rupa sehingga tidak mudah berpindah walau tidak dipindahkan.
j. Tempat berpijak untuk pekerja, dudukan alat, dan bahan dipastikan kuat dan aman.
m. Semua crane mobil harus juga dilengkapi dengan tangkai penahan (boom stop) dan penyetop
otomatis (cut-out automatic), yang harus dijaga agar selalu dalam kondisi yang baik untuk
dipakai.
n. Jika menjalankan hydraulic crane jagalah agar lengan (jib) dalam posisi bawah.
o. Setiap line kabel di atas kepala harus dianggap bertenaga (bermuatan listrik).
p. Jika bekerja pada ruang yang terbatas atau pada saat angin cukup kencang, gunakanlah tali
penarik (tag line) untuk mengendalikan muatan yang sedang diangkat.
3. Hal khusus untuk Tower Crane (TC) :
a. Lakukan perawatan secara rutin pada brake, rope, dan cek dengan teliti kabel-kabel arus.
b. Posisikan TC pada permukaan datar dan dijaga apabila ada pekerjaan saluran / galian dekat
TC tidak membahayakan kedudukan TC.
c. Pastikan rail track / lintasan rel bebas dari kemungkinan goncangan yang kuat.
d. Posisikan dengan benar travelling limit switch dan buffer (penahan).
e. Cek kekencangan klem rel sebelum operasi.
f. Jangan memodifikasi setting alat atau memindahkan alat keselamatan.
g. Cek pengaturan beban dan sambungan limit switch.
h. Jangan menarik beban pada posisi miring.
i. Dilarang menaikkan beban yang tertanam.
j. Jangan menggunakan siewing atau trolley untuk menggeser beban atau untuk mendorong.
k. Cek kekakuan section terhadap puntiran dan kekakuan jib terhadap lengkung.
l. Jika jangkauan tidak terlihat, minta bantuan pemandu untuk mengarahkan.
m. Setiap selesai operasi, naikkan hook ke atas sampai pangkal, gerakkan trolley ke pangkal dan
pindahkan crane ke posisi parkir (jika diperlukan), dan jib diusahakan diarahkan searah
dengan arah angin.
n. Untuk TC dengan rel, maka setiap selesai operasi kencangkan rel ke relnya dan matikan
sumber listrik.
4. Passenger Lift
a. Lokasi erection / dismantling harus dijamin aman dari kemungkinan adanya benda-benda
jatuh.
b. Dilarang masuk ke dalam hoist pada saat erection/dismantling, kecuali jika diminta oleh
yang berwenang.
c. Lakukan pengetesan semua fungsi listrik sebelum mengoperasikan alat.
d. Pintu masuk / keluar harus selalu dalam keadaan terkunci selama sangkar lift dalam
perjalanan.
e. Hoist yang dipasang di luar pintu tidak boleh digunakan jika kecepatan angin 20 m/detik.
f. Tidak boleh memuat beban / orang
yang melebihi batas maksimum yang
diijinkan.
g. Jika alat sedang tidak beroperasi,
turunkan sangkar lift sampai ke tanah
dan pastikan pintu dalam keadaan
terkunci.
h. Harus tersedia operator untuk
menjalankan lift.
5. Excavator
a. Kenali area dan kondisi tanah sebelum memulai pengoperasian alat.
b. Pastikan sebelum masuk/keluar kabin, posisi kabin searah dengan under carriage.
c. Sebelum dioperasikan periksa dan pastikan tidak ada orang lain di sekitar area, dan beri
tanda (bunyikan klakson) jika ada seseorang yang harus menghindar.
d. Duduklah dalam kabin dan stel tempat duduk (jika ada reclining seat) dengan ukuran badan
anda, sehingga anda merasa nyaman dalam mengoperasikan alat
e. Starter mesin excavator harus dari dalam kabin, jangan melakukannya dari luar.
f. Pada waktu menggalian, perhatikan posisi excavator terhadap longsoran tanah dari samping,
karena dapat menenggelamkan alat.
g. Jangan melakukan loading pada saat
alat tidak dalam posisi datar.
h. Beri tanda yang mudah dikenali
untuk daerah yang terdapat timbunan
utilitas (gas, telepon, air, dsb).
i. Jika alat sedang tidak beroperasi,
pilihlah tanah yang datar (jika
mungkin), fungsikan rem, rendahkan
bucket sampai menyentuh tanah dan
matikan mesin.
3. Saat Bekerja
a. Diwajibkan pekerja melapor sebelum dan sesudah bekerja.
b. Dilarang bekerja di tempat gelap (tidak ada penerangan).
c. Pekerja dilarang memberi tanda atau isyarat dengan lampu kecuali petugas atau dalam
kondisi darurat.
d. Mobil-mobil atau alat yang bergerak untuk bekerja harus menyalakan lampu
perlengkapannya.
e. Barang-barang yang memungkinkan menghambat kerja harus disingkirkan.
Lampiran 5.2
Struktur Organisasi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
Proyek / : .
Koordinator K3
Petugas Area 1
Petugas Area 2
Petugas Area 3
Ditetapkan di
(kota), (gl-bln-thn)
PT ....(Nama Perusahaan)
(proyek / kawasan) *)
Keterangan
1. Jumlah Petugas Area sesuai keperluan.
2. Sesuai Proyek / Kawasan
(__________________)
Manajer Proyek
Lampiran 5.3
No
:
Lampiran :
............................................
............................................
(tempat), (tgl-bln-th)
Kepada Yth.
di tempat
Perihal : Kecelakaan Kerja.
Dengan hormat,
Telah terjadi kecelakaan kerja,
1.
2.
3.
4.
Nama
Usia
Alamat
:
:
:
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Kondisi : (ringan/berat/meninggal) *)
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
Koordinator K3
Keterangan
*) : sesuai proyek
Petugas K3
Lampiran 5.4
Contoh Rambu-rambu K3
CURRICULUM VITAE
Name
FAIRUS SHOKHEH
Sex
Male
Status of Married
Married
Nationality
Indonesia
Position
Project Manager
Address
Education
S1 Civil Engineering
Position
Project Manager
Project Name
2. 2013 2013
Position
Project Manager
Project Name
3. 2012 2012
Position
Project Manager
Project Name
4. 2011 2011
Position
Project Manager
Project Name
5. 2010 - 2010
Position
Project Manager
Project Name
6. 2009 2009
Position
Project Manager
Project Name
Work Experience :
1.
CURRICULUM VITAE
Name
ARIEF KURNIAWAN
Sex
Male
Status of Married
Married
Nationality
Indonesia
Position
Site Manager
Address
Education
S1 Civil Engineering
Position
SIte Manager
Project Name
Position
SIte Manager
Project Name
Position
Site Manager
Project Name
Position
Site Manager
Project Name
Position
SIte Manager
Project Name
Work Experience :
1. 2014 until now
2. 2013
3. 2012
4. 2011
5. 2010
CURRICULUM VITAE
Name
ERICK
Sex
Male
Status of Married
Not Married
Nationality
Indonesia
Position
Supervisor
Address
Education
D3 Civil Engineering
Position
Supervisor
Project Name
Position
Supervisor
Project Name
Position
Supervisor
Project Name
Position
Supervisor
Project Name
Position
Supervisor
Project Name
Work Experience :
1. 2014 until now
2. 2013
3. 2012
4. 2011
5. 2010
CURRICULUM VITAE
t
Name
Sex
Male
Status of Married
Married
Nationality
Indonesia
Position
Address
Education
S1 Civil Engineering
Position
Project Name
Position
Project Name
Position
Project Name
Position
Project Name
Position
Project Name
Work Experience :
1.
2. 2013
3. 2012
4. 2011
5. 2010
CURRICULUM VITAE
Name
Farid Al-Amin
Sex
Male
Status of Married
Married
Nationality
Indonesia
Position
Safety Coordinator
Address
Education
Position
Safety
Project Name
Position
Safety
Project Name
Position
Safety
Project Name
Position
Safety
Project Name
Position
Safety
Project Name
Position
Safety
Project Name
Work Experience :
1. 2014 until now
2. 2013
3. 2012
4. 2012
5. 2011
6. 2010
No
Lokasi
Alamat
Petrokimia Gresik
Cilegon
07 April 2008
Petrokimia Gresik
Cilegon
10 September 2008
Petrokimia Gresik
Gresik
Surabaya
Cilegon
Civil Pondasi Building & Equipment, ROP Granul I Petro Kimia Gresik
Civil Pondasi Building & Equipment, ROP Granul II Petro Kimia Gresik
Tuban
Concrete Work Package 1, 200,000 MTPY of Phosporic Acid & By Product Plant
Project
Gresik
Cepu
Kontrak
Tanggal
Mulai
Selesai
2,820,000,000.00
07 April 2008
07 Agustus 2008
2,820,000,000.00
10 September 2008
09 Januari 2009
19 Mei 2010
4,490,000,000.00
21-Apr-10
21 Juli 2010
7 Oktober 2011
6,145,000,000.00
7 Oktober 2011
3 Pebruari 2012
Gresik
6 Feb 2012
14,705,900,000.00
6 Feb 2012
3 Agust 2012
Jakarta
5 July 2012
6,800,000,000.00
16 July 2012
16 Januari 2013
Jakarta
5 sept 2012
17,306,535,000.00
10 Sept 2012
10 Jan 2013
Pondasi Support dan Steel Structure Gallery Conveyor Fasilitas Trass Transport
Tuban
Gresik
17 September 2012
9,776,000,000.00
17 September 2012
15 Maret 2013
Gresik
Gresik
02 September 2014
1,185,000,000.00
Sept 2013
Peb 2014
Gresik
Jakarta
07 November 2013
5,300,000,000.00
Desember 2013
Mei 2014
Juni 2014
10
11
Banyuwangi
Jakarta
30 Desember 2013
9,500,000,000.00
Desl 2013
12
Banyuwangi
Jakarta
11 April 2014
10,700,000,000.00
April 2014
Okt 2014
Cepu
Jakarta
10 Peb 2014
6,000,000,000.00
Pebruari 2014
Juni 2014
Gresik
Gresik
24 Maret 2014
1,183,000,000.00
Mar 2014
Juli 2014
13
14
WAO Civil Work, Pembangunan Central Processing Plant (CPP) Area Gundih
Proyek Pengembangan Gas Jawa (PPGJ)