Anda di halaman 1dari 9

Perlawanan Bangsa Indonesia

Pada Masa Kolonial Belanda

Disusun oleh:
Nama : Andy Kwok
Ariva Agta Sadibra
Nadine Ruth
Kelas : XI IPA Husein Sastranegara
Mepel : Sejarah Indonesia

SEKOLAH GLOBE NATIONAL PLUS


KOMPLEK GREEN GARDEN BLOK C NO 16 SERAYA
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
PERANG ACEH
(1837-1904)

Pemicu Awal
Pemicu awal adalah saat Belanda
mulai menerapkan Pax Neerlandica di
Aceh yaitu usaha mewujudkan seluruh
Nusantara dan memperluas akses bagi
pengusaha asing untuk melakukan
kegiatan ekonomi di Nusantara.
Bahkan Inggris harus keluar dari
wilayah Aceh setelah mengadakan
perjanjian Siak dengan Belanda. Hal
ini membuat Aceh merasa terancam
dan ingin melakukan perlawanan.

Tokoh yang terlibat


Sultan Mahmud
jenderal J.H.R Kohler
Mayjen Jan van Swieten
Tuanku Muhamman Daud Syah
Teuku Cik Di Tiro
Teuku Umar
Cuk Nyak Dien
C. Snouck Hurgronje
J.B. van Heutsz
Bentuk Perlawanan
Sangat banyak bentuk perlawanan
yang rakyat Aceh lakukan terhadap
Belanda. Mulai dari serangan
langsung, lalu dengan penyerangan
terhadap blokade Belanda, kemudian
serangan gerilya. Beberapa kali Aceh
memenangkan perlawanan namun
kolonel Belanda selalu mereda,
perlawanan tersebut.

Bentuk Penyelesaian
Segala penyerangan yang Aceh
lakukan berbuahkan kegagalan.
Sehingga terselesaikan dengan Belanda
yang akhirnya berhasil meredam
semua perlawanan dan menguasai
Aceh dari sisi pertaniannya untuk
meningkatkan ekonomi Belanda.
SISIMANGARAJA XII
(1870-1907)

Pemicu Awal
Raja Sisingamangaraja XII tidak senang
daerah kekuasaannya diperkecil oleh
Belanda. Raja Sisingamangaraja XII
sendiri dikabarkan tidak menyetujui
kehadiran para misionaris, yang saat itu
mulai mengembangkan agama Kristen di
Silindung, wilayah kekuasaan Raja
Sisingamangaraja XII. Pada Januari
1878, ia mengultimatum para zending
agar segera meninggalkan Silindung. Raja
Sisingamangaraja XII murni menentang
kekuasaan Belanda di wilayah
kekuasaannya.

Tokoh yang terlibat


Raja Sisimangaraja XII
Putri Raja Sisimangaraja XII yaitu
Boru Lopian
Kedua Putra Raja Sisimangaraja
XII yaitu Patuan Nagari dan
Patuan Anggi
G. C. Ernst van Daalen
Kapten Hans Christoffel
Bentuk Perlawanan
Secara Fisik, dengan mengultimatum
para zending dan melancarkan
serangan terhadap pos pasukan
Belanda.

Bentuk Penyelesaian
Pasukan gerak cepat Belanda
(Marsose), dibawah pimpinan Kapten
Hans Christoffel berhasil menangkap
Boru Sagala, istri Raja
Sisingamangaraja XII serta dua orang
anaknya. Raja Sisingamangaraja XII
dan pengikutnya melarikan diri ke
hutan Simsim. Ia menolak tawaran
menyerah. Namun pada 17 Juni 1907,
Raja Sisingamangaraja XII gugur
bersama putri dan kedua orang
putranya. Gugurnya menandai
berakhirnya Perang Tapanuli.
PERLAWANAN
KERAJAAN BALI
(1846-1849)

Pemicu Awal
pasukan militer Belanda datang dan
melakukan penyerbuan terhadap
Kerajaan Buleleng. Akibatnya Raja
Buleleng terpaksa harus menyingkir ke
wilayah Jagaraga. Sementara itu pihak
Belanda yang masih tidak ingin menyerah
juga melancarkan serangan ke Jagaraga
dengan pasukan yang jauh lebih besar dan
hasilnya wilayah tersebut juga berhasil
direbut pihak Belanda.

Tokoh yang terlibat


I Gusti Ngurah Rai
I Gusti Ketut Jelantik
I Gusti Ketut Pudja
Bentuk Perlawanan
Pemerintah kolonial Belanda
menganggap tradisi Hak Tawan
Karang tidak dapat diterima dan
mengajukan untuk menghapus Hak
Tawan Karang. Atas bujukan Belanda,
raja-raja di Bali dapat menerima
perjanjian untuk menghapus Hukum
Tawan Karang. Namun, sampai tahun
1844 Raja Buleleng dan Karangasem
masih menolak penghapusan tersebut
dan masih menerapkan Hak Tawan
Karang.

Bentuk Penyelesaian
Untuk memadamkan perlawanan
rakyat bali yang berpusat di
Jagaraga, Belanda mendatangkan
pasukan secara besar-besaran, maka
setelah mengatur persiapan, mereka
langsung menyerang benteng jagaraga.
Pelawan Bali semuanya gugur dan
pada tanggal 19 April 1849 Benteng
Jagaraga jatuh ke tangan Belanda.
Mulai saat itulah Belanda menguasai
Bali Utara.
PERLAWANAN
KESULTANAN BANJAR
(1859-1905)

Pemicu Awal
- Belanda terlalu mencampuri urusan
internal Kesultanan, dengan mengangkat
Tamjidillah sebagai Sultan.
- Belanda memonopoli perdagangan lada,
rotan, damar, emas, dan intan.
- Rakyat hidup menderita karena beban
pajak dan kerja rodi.
- Belanda bermaksud menguasai daerah
Kalimantan bagian selatan.
- Belanda memperluas wilayahnya di
Kalimantan bagian selatan untuk
perkebunan dan pertambangan.

Tokoh yang terlibat


Pangeran Hidayatullah
Pangeran Tamjidillah
Pangeran Prabu Anom
Pangeran Antasari
Gusti Matsaid
Pangeran Mas Nataulyaya
Tumanggung Surapati
Tumanggung Naro
Gusti Matseman
Bentuk Perlawanan
Perlawanan fisik, Pangeran Antasari
dan rakyat Banjar menyerang
perusahaan tambang batu bara
Belanda di Pengaron, pos-pos
misionaris, serta membunuh orang-
orang Eropa yang mereka jumpai
disana. Pangeran Antasari juga
menyerang pos-pos Belanda di
Martapura sepanjang Sungai Barito
sampai ke Puruk Cahu.

Bentuk Penyelesaian
Belanda menangkap Pangeran
Hidayatullah dan mengasingkannya.
Sepeninggal Hidayatullah, Antasari
menjadi pusat kerajaan orang-orang
anti-Belanda hingga wafatnya tahun
1862.

Pertempuran besar terus berlanjut,


diteruskan oleh Gusti Matsaid,
Pangeran Mas Nataulyaya,
Tumanggung Surapati, dan
Tumanggung Naro. Akhirnya pada
1905, gugurnya Gusti Matseman
mengakhiri perlawanan rakyat Banjar
terhadap Belanda.

Anda mungkin juga menyukai