Anda di halaman 1dari 9

SEJARAH INDONESIA

Guru Pengajar : Dra. Hj. Aziza


PERKENALAN ANGGOTA KELOMPOK 5
1. Luthfiyah
2. M. Ridho
3. Muhammad Nur Salim
4. Siti Nursia Arisma
5. Wia Refa Putri Triyani
6. Zahra Helfi Ananda
BAB 2 : Perang Menentang Kolonialisme Barat
B. Perlawanan Rakyat terhadap Kekuasaan Hindia Belanda

 embahasan :
P
• Perang Diponegoro (1825-1830)
• Perang Bali (1846-1849)
• Perang Aceh (1873-1912) Tokoh Pahlawan :
• Perang Tapanuli (1878) • Pangeran Diponegoro
• I Gusti Ketut Jelantik
• Mayor Jenderal Kohler
• Sisingamangaraja XII
1. Perang Diponegoro (1825-1830
Latar belakang peristiwa
Perang Diponegoro adalah perang terbesar yang dialami
Belanda. Perlawanan ini dipimpin Pangeran Diponegoro yang
didukung pihak istana, kaum ulama, dan rakyat Yogyakarta.
Perang ini terjadi karena Belanda memasang patok-patok
jalan yang melalui makam leluhur Pangeran Diponegoro.
Perang ini terjadi tahun 1825-1830. Pada tahun 1827,
Tokoh dikenal Belanda memakai siasat perang bernama benteng stelsel,
yaitu setiap daerah yang dikuasai didirikan benteng untuk
mengawasi daerah sekitarnya. Antara satu benteng dan
benteng lainnya dihubungkan pasukan gerak cepat sehingga
ruang gerak pasukan Diponegoro dipersempit.

Pangeran Diponegoro
2. Perang Bali (1846-1849)
Latar belakang peristiwa
Pada tahun 1844, sebuah kapal dagang Belanda kandas di
daerah perancang yang saat itu berada di bawah kekuasaan
Kerajaan Buleleng yang memberlakukan Hak Tawan Karang
kapal dagang Belanda tersebut menjadi hak Kerajaan
Buleleng. Pemerintah kolonial Belanda memprotes Raja
Buleleng yang dianggap merampas kapal mereka, namun
Tokoh dikenal Raja tersebut tidak menghiraukannya. Insiden inilah yang
memicu pecahnya Perang Bali atau dikenal juga dengan nama
Perang Jagaraga.

I Gusti Ktut Jelantik


3. Perang Aceh (1873-1912)
Latar belakang peristiwa
Awal pertempuran Aceh terjadi ketika penandatanganan
traktat Sumatera antara Inggris dan Belanda pada tahun 1871
membuka kesempatan kepada Belanda untuk mulai
melakukan intervensi ke Kerajaan Aceh. Belanda pun
menyatakan perang terhadap kerajaan Aceh Karena kerajaan
Aceh menolak dengan keras untuk mengakui kedaulatan
Tokoh dikenal Belanda. Dalam pertempuran itu pasukan Aceh mundur ke
kawasan Masjid Raya. Pasukan Aceh tidak semata-mata
mundur tapi juga sempat memberi perlawanan sehingga
mayor jenderal Kohler sendiri tewas dengan demikian Masjid
Raya dapat direbut kembali oleh pasukan Aceh.

Mayor Jenderal Kohler


• Daerah asal daerah di kawasan Asia bangkit melakukan perlawanan.
• Para pemimpin Aceh yang diperhitungkan Belanda : Cut Nyak Dien, Teuku Umar, Tengku Cik Di Tiro,
Teuku Cik Bugas, Habib Abdurrahman dan Cut Mutia.
• Belanda menerapkan siasat konsentrasi stelsel namun tidak berhasil.
• Belanda memerintahkan Dr. Snouck Hurgronje yang paham tentang agama Islam untuk mengadakan
penelitian tentang kehidupan masyarakat Aceh, Ia pun mendapatkan petunjuk untuk menaklukkan Aceh
yaitu dengan siasat kekerasan yang diterapkannya sejak tahun 1899.
• Siasat kekerasan itu diterapkan dengan mengadakan serangan besar-besaran ke daerah-daerah
pedalaman yang dipimpin oleh Van Heutz, tanpa mengenal perikemanusiaan, pasukan Belanda
membinasakan semua penduduk daerah yang menjadi targetnya.
• Dalam pertempuran di Meulaboh, Teuku Umar gugur.
•Pada tahun 1904, Benteng Kuto Reh jatuh, yang memaksa Aceh harus menandatangani plakat
pendek/perjanjian singkat ( _korte verklaring_ )
4. Perang Tapanuli (1878)
Latar belakang peristiwa
Perang Tapanuli/Perang Batak yaitu sebuah bentuk
pemberontakan masyarakat batak, Sumatera Utara terhadap
pemerintah kolonial Belanda yang terjadi dalam kurun waktu
29 tahun, yang diawali pada tahun 1878 dan berakhir tahun
1907, berada di bawah kepemimpinan Raja dari Negeri Toba
yakni Sisingamangaraja XII. Terjadinya perang ini disebabkan
Tokoh dikenal oleh Organisasi Zending yang merupakan organisasi
penyebaran agama Kristen yang dinilai hanya sebuah
tunggangan Belanda untuk melancarkan aksi politik dan juga
kebijakan Pax Netherlandica yaitu kebijakan yang mengeruk
keuntungan sebesar-besarnya di daerah kekuasaan masyarakat
batak tersebut.

Sisingamangaraja XII
• Kedatangan Belanda di negeri Toba yang pada saat itu dipimpin oleh Raja Sisingamangaraja 12 memicu
berbagai konflik di tanah Batak yang meletus pada tanggal 1 Februari 1878 di mana masyarakat batak
membakar seluruh pos-pos zending milik Belanda.
• Belanda menghadapi perlawanan rakyat Batak dengan mendatangkan pasukan dari residen Boyle pasukan
kolonial angels dan tentara Sibolga pada tanggal 14 Maret 1878.
• Penyerangan balik dari Belanda ke Tapanuli terjadi pada 1 Mei 1878.
• Pusat pertahanan Tapanuli di Bangkara, sedangkan Belanda di Bahak Batu.
• Pada tahun 1907, Sisingamangaraja berhasil dikepung oleh Belanda yang kala itu dijuluki kolonel macan,
yang mengakibatkan istri dan anggota keluarga Sisingamangaraja ditangkap.
• Pada tahun 1907, Sisingamangaraja dan dua putranya serta seorang putrinya gugur terkena peluru mercuse
Belanda.
• Dengan gugurnya Sisingamangaraja menandakan kemenangan didapatkan oleh pihak Belanda di bawah
pimpinan kapten Christoffel kala itu.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai