Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3:


1. AMELIA FRISKILA NATHALI
2. IBNU ANDI SAPUTRA
3. MONICA MEYZA KEDANG
4. YUDI RIANSYAH

SMK NEGERI 1 BONTANG


PENGERTIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Peraturan Perundang Undangan dijelaskan dalam UU No 12 Tahun 2011 dan pembaruan UU No 15


Tahun 2019. Dalam UU tersebut, peraturan perundang undangan diartikan sebagai peraturan tertulis
yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga
negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-
undangan.

SIAPA PEMBENTUK UNDANG-UNDANG?

Sistem perundang-undangan di Indonesia hanya dikenal dengan satu nama jenis undang-undang,
yakni keputusan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat (“DPR”), dengan persetujuan
Presiden, dan disahkan Presiden. Selain itu, tidak terdapat undang-undang yang dibentuk oleh
lembaga lain. Dalam pengertian lain, undang-undang dibuat oleh DPR.

Hal tersebut tercantum dalam Pasal 20 UUD 1945 yang berbunyi:


1. Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang.
2. Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden untuk
mendapat persetujuan bersama.
3. Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan bersama, rancangan undang-
undang itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.
4. Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama untuk menjadi
undang-undang.
5. Dalam hal rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama tersebut tidak disahkan
oleh Presiden dalam waktu tiga puluh hari semenjak rancangan undang-undang tersebut
disetujui, rancangan undang-undang tersebut sah menjadi undang-undang dan wajib
diundangkan.

FUNGSI PERATURAN PERUNDANGAN-UNDANGAN

Dalam buku Pengantar Ilmu Perundang-undangan oleh Ismail Hasani dan A. Gani Abdullah, Robert
Baldwin dan Martin Cave mengemukakan fungsi Peraturan Perundang Undangan antara lain:
1. Mencegah monopoli atau ketimpangan kepemilikan sumber daya.
2. Mengurangi dampak negatif dari suatu aktivitas dan komunitas atau lingkungannya.
3. Membuka informasi bagi publik dan mendorong kesetaraan antar kelompok (mendorong
perubahan institusi, atau affirmative action kepada kelompok marginal).
4. Mencegah kelangkaan sumber daya publik dari eksploitasi jangka pendek.
5. Menjamin pemerataan kesempatan dan sumber daya serta keadilan sosial.
6. Perluasan akses dan redistribusi sumber daya.
7. Memperlancar koordinasi dan perencanaan dalam sektor ekonomi

ASAS DAN MATERI MUATAN PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN

Pada pasal 5 UU No 12 tahun 2011 dijelaskan terkait asas pembentukan Peraturan Perundang
Undangan. Asas-asas tersebut meliputi:
● kejelasan tujuan.
● kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat.
● kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan.
● dapat dilaksanakan.
● kedayagunaan dan kehasilgunaan.
● kejelasan rumusan.
● keterbukaan.

Adapun materi muatan Peraturan Perundang Undangan harus mencerminkan asas pengayoman,
kemanusiaan, kebangsaan, kekeluargaan, kenusantaraan, bhinneka tunggal ika, keadilan, kesamaan
kedudukan dalam hukum dan pemerintahan, ketertiban dan kepastian hukum dan atau keseimbangan,
keserasian dan keselarasan.

JENIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

NO. PERATURAN TUJUAN PASAL-PASAL YANG


PERUNDANG-UNDANGAN AMANDEMEN

1. UUD NRI TAHUN 1945 ●.Melindungi segenap


bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah
Indonesia,
● Memajukan
kesejahteraan umum,

● Mencerdaskan kehidupan
bangsa,

● Ikut melaksanakan
ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.

2. TAP MPR ● Mewujudkan pelaksanaan


wewenang dan tugas
konstitusional Majelis
Permusyawaratan Rakyat
sesuai dengan ketentuan
UUD NRI Tahun 1945 dan
peraturan perundang-
undangan dengan
berlandaskan asas legalitas,
asas kekeluargaan,
musyawarah, dan gotong
royong;
● Meningkatkan kualitas
pelaksanaan nilai-nilai
Pancasila, Undang Undang
Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945,
Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Bhinneka
Tunggal Ika serta ketetapan
MPRS/MPR dalam
kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara;
● Mewujudkan sistem
ketatanegaraan, Undang
Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun
1945 dan pelaksanaannya
sesuai dengan ideologi dan
dasar negara Pancasila,
dinamika aspirasi
masyarakat dan daerah,
perkembangan politik dan
ketatanegaraan Indonesia;
● Mewujudkan kebijakan
nasional yang demokratis,
transparan dan akuntabel
sesuai dengan dinamika
aspirasi masyarakat dan
daerah;
● Mewujudkan prinsip
permusyawaratan, kualitas
kerukunan nasional,
persatuan dan kesatuan
bangsa dalam ikatan Negara
Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan
semangat Bhinneka
Tunggal Ika;
● Mewujudkan pelaksanaan
etika kehidupan berbangsa
dan bernegara oleh
penyelenggara negara dan
masyarakat dalam bidang
politik, ekonomi, sosial dan
budaya serta pertahanan
keamanan;
● Mewujudkan
kepercayaan masyarakat
terhadap lembaga lembaga
negara dalam melaksanakan
wewenang dan tugas yang
diamanatkan oleh UUD
NRI Tahun 1945 melalui
penyampaian laporan
kinerja lembaga-lembaga
negara kepada seluruh
rakyat Indonesia;
● Menciptakan suasana
kondusif hubungan kerja
antar lembaga-lembaga
negara dalam melaksanakan
wewenang dan tugas yang
diamanatkan oleh UUD
NRI Tahun 1945
berdasarkan prinsip checks
and balances;
● Menciptakan penguatan
dan harmonisasi dalam
hubungan diplomatik antar
parlemen dan antar negara
sahabat dalam rangka
mendukung pelaksanaan
politik luar negeri yang
bebas dan aktif serta fungsi
diplomasi parlemen.

3. UU/PERPU ● Menjamin hak warga


negara untuk mengetahui
rencana pembuatan
kebijakan publik, program
kebijakan publik, dan
proses pengambilan
keputusan publik, serta
alasan pengambilan suatu
keputusan publik;
● Mendorong partisipasi
masyarakat dalam proses
pengambilan kebijakan
publik;
● Meningkatkan peran aktif
masyarakat dalam
pengambilan kebijakan
publik dan pengelolaan
Badan Publik yang baik;
● Mewujudkan
penyelenggaraan negara
yang baik, yaitu yang
transparan, efektif dan
efisien, akuntabel serta
dapat
dipertanggungjawabkan;
● Mengetahui alasan
kebijakan publik yang
mempengaruhi hajat hidup
orang banyak;
● Mengembangkan ilmu
pengetahuan dan
mencerdaskan kehidupan
bangsa;
● dan/atau
meningkatkan pengelolaan
dan pelayanan informasi di
lingkungan Badan Publik
untuk menghasilkan
layanan informasi yang
berkualitas.
4. PP(Peraturan Pemerintah) ● Memberikan kepastian
hukum bagi warga negara,
artinya sebuah negara yang
tidak memilii kepastian
hukum sudah pasti akan
kacau balau.
● Melindungi dan
mengayomi hak-hak warga
negara,
Artinya hak-hak tersebut
telah ada sebelum adanya
peraturan dibuat, dan
undang-undang ada untuk
menjamin hak-hak terus
terjaga.
● Memberikan rasa
keadilan bagi warga negara,
artinya sulit bagi warga
negara untuk menyadari
adanya rasa keadilan bila
tidak ada undang-undang.
● Menciptakan ketertiban
dan ketentraman,
Artinya jika tidak ada
peraturan berarti tidak bisa
terciptanya ketertiban dan
ketentraman dalam
berwarga negara.

5. PERPRES ● Menjalankan perintah


peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi
di atasnya.
● Penjelasan atau
penjabaran lebih detail
mengenai materi yang
diperintahkan di dalam
undang-undang yang
pernah dibuat sebelumnya.
● Untuk menyelenggarakan
kekuasaan pemerintah yang
ada di Indonesia.

6. PERDA PROVINSI ● Memihak kepada


kepentingan rakyat
7. PERDA KABUPATEN/KOTA ● Menjunjung tinggi hak
asasi manusia
● Berwawasan lingkungan
dan budaya
● Sebagai instrumen
kebijakan untuk
melaksanakan otonomi
daerah dan tugas
pembantuan sebagaimana
diamanatkan dalam UUD
1945 dan UU tentang
Pemerintahan Daerah.
● Merupakan peraturan
pelaksanaan dari Peraturan
Perundang-undangan yang
lebih tinggi. Dalam fungsi
ini, Peraturan Daerah
tunduk pada ketentuan
hierarki Peraturan
Perundang-undangan.
Dengan demikian Peraturan
Daerah tidak boleh
bertentangan dengan
Peraturan Perundang-
undangan yang lebih tinggi.
● Sebagai penampung
kekhususan dan keragaman
daerah serta penyalur
aspirasi masyarakat di
daerah, namun dalam
pengaturannya tetap dalam
koridor NKRI yang
berlandaskan Pancasila dan
UUD 1945.
● Sebagai alat
pembangunan dalam
meningkatkan
kesejahteraan daerah.

PROSES PEMBENTUKAN UNDANG-UNDANG DI INDONESIA

Dalam proses pembentukan undang-undang, terdapat transformasi visi, misi dan nilai yang diinginkan
oleh lembaga pembentuk undang-undang dengan masyarakat dalam suatu bentuk aturan hukum.

Proses pembentukan undang-undang diatur dalam Pasal 162 – 173 UU MD3 beserta perubahannya.

Selain diatur dalam UU MD3, proses pembentukan undang-undang juga dapat Anda temukan dalam
UU 12/2011 beserta perubahannya yang terbagi menjadi beberapa tahap antara lain:
1. Perencanaan, diatur dalam Pasal 16 sampai Pasal 42 UU 12/2011;
2. Penyusunan, diatur dalam Pasal 43 sampai Pasal 64 12/2011;
3. Pembahasan, diatur dalam Pasal 65 sampai Pasal 71 12/2011;
4. Pengesahan, diatur dalam Pasal 72 sampai Pasal 74 12/2011;
5. Pengundangan, diatur dalam Pasal 81 sampai Pasal 87 12/2011.

Anda mungkin juga menyukai