Anda di halaman 1dari 26

MATERI

SISTEM BAHAN BAKAR KARBURATOR


A. PENDAHULUAN

Sistem bahan bakar merupakan sistem yang berfungsi untuk menampung bahan bakar yang diperlukan selama
perjalanan, mencampur udara dan bahan bakar pada komposisi yang paling tepat, mengkabutkan bahan bakar,
mengontrol jumlah campuran yang masuk kedalam silinder guna mengontrol tenaga dan kecepatan sepeda motor.

Komponen sistem bahan bakar pada sepeda motor adalah:

1. Saringan udara berfungsi untuk menyaring debu atau kotoran yang ada di udara agar tidak masuk ke
dalam silinder.
2. Tangki bahan bakar berfungsi: menampung bahan bakar yang diperlukan selama perjalanan
3. Kran bahan bakar berfungsi: menutup dan membuka aliran bahan bakar dari tangki ke karburator
4. Saringan bahan bakar berfungsi: menyaring kotoran pada bahan bakar yang akan masuk ke
karburator agar kotoran tidak menyumbat saluran atau spuyer karburator.

Gb. 5.1 Sistem bahan bakar sepeda motor

5. Karburator berfungsi :
a. mencampur udara dan bahan bakar pada komposisi yang paling tepat,
b. mengkabutkan bahan bakar sehingga mudah dibakar
c. mengontrol jumlah campuran yang masuk kedalam silinder guna mengontrol tenaga dan
kecepatan sepeda motor.

B. SARINGAN UDARA

Saringan udara berfungsi untuk menyaring debu atau kotoran yang udara yang akan masuk ke karburator,
selanjutnya maksuk ke dalam silinder. Saringan udara dipasang sebelum karburator. Terdapat dua model saringan
udara yang digunakan pada sepeda motor, yaitu :

1. Saringan kering : elemen saringan terbuat dari bahan kertas


2. Saringan basah : elemen saringan terbuat dari spoon yang diberi minyak pelumas.

Metode membersihkan saringan kering berbeda dengan saringan basah. Pada saringan kering dengan meniup
menggunakan udara bertekanan dari arah berlawanan dengan arah udara masuk, sedangkan untuk saringan basah
dengan mencuci dengan solar, diperas, kemudian dicelup ke oli pelumas dan diperas kembali. Ilustrasi metode
membersihkan adalah sebagai berikut:
Saringan kering Saringan basah

Gb. 5.2 Membersihkan saringan udara

C. TANGKI BAHAN BAKAR

Tangki bahan bakar berfungsi untuk menampung bahan bakar yang diperlukan selama perjalanan. Bahan tangki
bahan bakar antara lain plat, almunium, plastik. Tangki sepeda motor sport terletak didepan jok, dibuat menarik
karena selain sebagai tangki juga sebagai asessoris sehingga desain menyatu dengan bodi kendaraan. Tangki sepeda
motor cub diletakkan dibawah jok sehingga bentuk bukan pertimbangan utama.

Kapasitas tangki tergantung dari kapasitas mesin dan penggunaan sepeda motor. Misalkan: Sepeda motor Honda
Tiger dengan kapasitas mesin 200 CC, jenis motor sport dan turing mempunyai tangki dengan kapasitas 13 liter
dengan cadangan 2,5 liter. Sementara itu sepeda motor Kawasaki Ninja dengan kapasitas mesin 150 cc, jenis motor
sport mempunyai tangki dengan kapasitas 10 liter, cadangan 2 liter.

Gb.5.3 Konstruksi tangki bahan bakar Pada

tangki dilengkapi dengan tutup tangki. Fungsi tutup tangki antara lain:

1. Menutup lubang pemasukkan bensin ke dalam tangki


2. Sebagai lubang pernapasan didalam tangki agar tangki tidak menjadi vacuum saat bensin berkurang.
Gb. 5.4 Tutup Tangki

Macam tutup tangki adalah:

1. Brlather pipe type yaitu tutup tangki dengan lubang pernapasan menggunakan pipa kecil, biasanya
digunakan pada jenis motor cross
2. Normal type yaitu tutup tangki yang paling banyak digunakan pada sepeda motor kapasitas kecil

Gb. 5.5 Macam tutup tangki bahan bakar

3. Check Valve type yaitu tutup tangki yang menggunakan check valve untuk mengontrol lubang
pernapasan. Kelebihan tipe ini adalah saat sepeda motor roboh bensin tidak akan tumpah karena check
ball akan membuka saluran pernapasan saat motor tegak, namun saat motor roboh maka check ball akan
menutup lubang pernapasan sehingga bensin tidak tumpah.

D. KRAN BAHAN BAKAR

Kran bahan bakar ( Fuel cock) berfungsi menutup dan membuka aliran bahan bakar dari tangki ke karburator.
Berdasarkan lokasinya kran bahan bakar dapat dikelompokkan menjadi:

1. Standard type
Pada jenis ini kran berada di bawah tangki bahan bakar. Kelemahan tipe ini adalah sering terjadi kebocoran
tangki disekitar kran, karena saat merubah posisi kran maka ikatan kran dan tangki goyang, selain itu pada
bagian tersebut adalah bagian paling rendah sehingga adanya air didalam tangki akan menggenang di sekeliling
ujung kran.

a. Kran bahan bakar di tangki b. Kran bahan bakar di karburator

Gb. 5.6 Kran bahan bakar standard type

Terdapat 3 posisi kran yaitu :

a. Posisi OFF
Aliran bahan bakar dari tangki ke karburator ditutup
b. Posisi ON
Aliran bahan bakar dari tangki ke karburator terbuka. Bensin mengalir melalui pipa panjang sehingga bila
ujung pipa sudah tidak mendapat bensin maka aliran terhenti meskipun didalam tangki masih terdapat
bensin, yaitu bensin cadangan.

c. Posisi RES (Cadangan)


Merupakan posisi mengalirkan bensin cadangan dari tangki ke karburator.

Gb. 5.7 Posisi kran bahan bakar standard type

2. Vacuum Type

Vacuum type fuel cock merupakan kran bahan bakar yang membuka dan menutup secara otomatis. Pembukaan
kran disebabkan gaya yang diperoleh dari kevacuuman pada intake manifold, dan menutupnya kran disebabkan
oleh gaya pegas yang mendorong katup.

Gb. 5.8 Kran bahan bakar vacuum type

Prinsip kerja:

Saat mesin hidup kevacuuman intake manifold meningkat, gaya dari kevacuuman menghisap diafragma melawan
gaya pegas, karena katup kran bahan bakar menyatu dengan diafragma maka katup tertarik sehingga membuka.
Bahan bakar mengalir dari tangki ke karburator.

Saat mesin sepeda motor mati maka kevacuuman pada intake manifold hilang, gaya pegas mendorong diafragma,
diafragma mendorong katup menutup. Aliran bahan bakar dari tangki ke karburator terhenti.

Keuntungan:

1. Pengendara tidak perlu membuka dan menutup kran bahan bakar


2. Saat mesin mati maka kran bahan bakar tertutup sehingga bensin banjir di karburator dapat dihindari
3. Debit aliran bahan bakar bervariasi sesuai dengan putaran mesin, karena besar pembukan katup tergantung
selisi gaya pegas dan gaya kevacuuman.
4. Penempatan kran bahan bakar lebih variatif
Kelemahan:

1. Tangki tidak memiliki cadangan bahan bakar, sehingga bila pengendara kurang perhatian pada fuel gauge,
dan bensin di tangki habis maka motor akan mogok
2. Setelah mengisi bahan bakar dari keadaan tangki kosong, atau setelah membongkar karburator mesin tidak
dapat langsung dihidupkan, karena menunggu bensin di ruang pelampung karburator dalam jumlah yang
cukup
3. Combination Type
Combination type merupakan penggabungan dari standard type dengan vacuum type. Kran bahan bakar tipe
ini memiliki kran pengatur dan kran bahan bakar yang bekerja otomatis, sehingga memiliki gabungan
keunggulan standard type dan vacuum type.

Terdapat 3 posisi pengaturan:

1. Posisi ON
Posisi ON merupakan posisi penggunaan normal. Bahan bakar akan mengalir ke karburator bila mesin hidup.
Prinsip kerja sama dengan vacuum type, yaitu :

a. Saat mesin hidup kevacuuman intake manifold meningkat, gaya dari kevacuuman menghisap diafragma
melawan gaya pegas, karena katup kran bahan bakar menyatu dengan diafragma maka katup tertarik
sehingga membuka. Bahan bakar mengalir dari tangki ke lubang (A), ke lubang (C) ke lubang (E) ke
lubang (F) kemudian ke karburator.
b. Saat mesin sepeda motor mati maka kevacuuman pada intake hilang, gaya pegas mendorong diafragma,
diafragma mendorong katup menutup. Hubungan lubang (E) dan lubang (F) tertutup, sehingga aliran bahan
bakar dari tangki ke karburator terhenti.

Gb. 5.9 Kran bahan bakar Combination type

2. Posisi RES
Posisi RES merupakan posisi penggunaan bahan bakar cadangan. Saluran masuk dari tangki adalah lubang (B),
dimana posisi lubang (B) lebih rendah dari lubang (A). Bahan bakar akan mengalir ke karburator bila mesin
hidup. Prinsip kerja sama dengan vacuum type, yaitu :

a. Saat mesin hidup kevacuuman intake manifold meningkat, gaya dari kevacuuman menghisap diafragma
melawan gaya pegas, karena katup kran bahan bakar menyatu dengan diafragma maka katup tertarik
sehingga membuka. Bahan bakar mengalir dari tangki ke lubang (B), ke lubang (D) ke lubang (E) ke
lubang (F) kemudian ke karburator.
b. Saat mesin sepeda motor mati maka kevacuuman pada intake manifold hilang, gaya pegas mendorong
diafragma, diafragma mendorong katup menutup. Hubungan lubang (E) dan lubang
(F) tertutup, sehingga aliran bahan bakar dari tangki ke karburator terhenti.

Gb. 5.10 Combination type

3. Posisi PRI (Priming/ Direct)


Posisi PRI merupakan posisi penggunaan bahan bakar secara langsung tanpa melalui vacuum type. Posisi ini
digunakan saat mengisi karburator setelah dibongkar atau setelah mengisi tangki dari keadaan tangki kosong.
Aliran bahan bakar dari tangki ke lubang (A) langsung ke lubang (F) dan ke karburator.

E. SARINGAN BAHAN BAKAR

Saringan bahan bakar berfungsi untuk menyaring kotoran pada bahan bakar yang akan mengalir ke karburator.
Konstruksi dan lokasi saringan bahan bakar bermacam-macam, diantranya:

1. Menyatu dengan kran bahan bakar


2. Diantara tangki dengan karburator
3. Di karburatar

Hal yang perlu diperhatikan pada saringan bahan bakar antara lain:

1. Bersihkan saringan secara periodic


2. Pemasangan saringan tidak boleh terbalik karena saringan akan cepat tersumbat.

Gb. 5.11 Saringan bahan bakar

F. KARBURATOR

Proses pembakaran akan terjadi bila terdapat 3 unsur utama yaitu:

1. Bahan bakar
2. Oksigen atau udara
3. Api atau temperatur diatas titik nyala bahan bakar.

Pembakaran akan lebih mudah dilakukan bila bahan bakar dalam bentuk kabut atau butiran kecil dengan komposisi
campuran udara dan bahan bakar tepat. Proses pengabutan bahan bakar dan bercampurnya udara dengan bahan
bakar disebut proses karburasi, alat yang digunakan untuk proses karburasi disebut karburator.

Dengan demikian karburator berfungsi :

1. Mengkabutkan bahan bakar sehingga mudah dibakar


2. Mencampur udara dan bahan bakar pada komposisi yang paling tepat sesuai dengan kondisi kerja mesin.
3. Mengontrol jumlah campuran yang masuk kedalam silinder guna mengontrol tenaga dan kecepatan sepeda
motor.
Gb. 5. 12 Komponen karburator

G. BAGIAN – BAGIAN KARBURATOR DAN FUNGSINYA

Ukuran karburator ditunjukkan dari ukuran lubang atau diameter dalam bagian terkecil, yaitu bagian venturi. Satuan
ukuran yang digunakan adalah mm, semakin besar ukuran semakin besar kapasitas karburator.

Contoh : Karburator BS 26, berarti diameternya 26 mm.

Gb. 5.13 Ukuran Karburator

Slow jet / pilot jet (spuyer langsam) merupakan bagian karburator yang berfungsi untuk mengontrol aliran bahan
bakar pada sistem putaran rendah dan menengah. Semakin besar ukuran semakin besar pula bahan bakar yang
mampu dialirkan.

Contoh: # 35
Gb.5. 14 Posisi slow jet

Main jet (Spuyer utama) merupakan bagian karburator yang berfungsi untuk mengontrol aliran bahan bakar sistem
putaran menengah dan tinggi. Semakin besar ukuran semakin besar pula bahan bakar yang mampu dialirkan.
Contoh: # 122,5

Gb. 5.15 Main jet

Jet needle (jarum skep) merupakan bagian merupakan bagian karburator yang berfungsi untuk mengontrol besar
lubang needle jet. Bentuk jet needle adalah tirus sehingga saat jet needle ditarik diameter lubang needle jet
dapat bervariasi sesuai bukaan throttle valve.

Contoh: needle jet = 4C11-3

4C11 menunjukkan angka ketirusan

3 menunjukan posisi standard pemasangan clip.


Gb. 5.16 Jet needle

Needle jet (spuyer jarum) merupakan bagian karburator yang bersama jet needle berfungsi untuk mengontrol
besar lubang yang berhubungan dengan venturi. Bentuk tirus dari jet needle sehingga diameter lubang needle jet
dapat bervariasi sesuai bukaan throttle valve.

Contoh: needle jet = 0 - 2 , menunjukkan diameter dalam needle jet.

Gb. 5.17 Needle jet

Slow air jet / slow air bleed merupakan lubang yang dilewati udara saat
mesin putaran stasioner. Besar lubang slow air jet mempengaruhi campuran
saat putaran stasioner maupun putaran rendah.
Contoh kode lubang : # 127,5

Gb. 5. 18 Aliran udara melewati air jet


Main air jet merupakan lubang yang dilewati udara saat mesin putaran
menengah dan tinggi. Besar lubang ini mempengaruhi besar dan atomisasi
bensin yang melalui main jet.
Contoh kode lubang main jet : # 70

Air screw/ pilot screw merupakan sekerup yang mengatur banyaknya


udara dan bahan bakar yang melewati orifice. Saat sekerup diputar penuh
lubang tertutup, besar lubang ditentukan dengan banyak putaran dari posisi
tertutup.
Contoh : 1,5 (putaran keluar).

Contoh spesifikasi karburator:

Merk / type sepeda motor Yamaha Jupiter Z


Merk/ Type karburator Mikuni VM17SH/1
Main jet # 105 Jet Needle 4CJT5-2
Pilot jet # 17,5 Needle jet E-8M
Main air jet Ø 1.2 Air screw 1-3/8 putaran
Starter jet 1 Ø 0.5 Throttle valve # 3.5
Starter jet 2 # 30 Valve set Ø 1.5

Merk / type sepeda motor Kawasaki Ninja


Merk/ Type karburator KEIHIN SEIKI, PWL26
Main jet # 132 Jet Needle F 33 45 H
Slow jet # 45 Pemasangan clip 4 dari atas
Main air jet # 60 Air screw 1 1/4 put
Starter jet # 55 Throttle valve # 3.5

H. PRINSIP KERJA KARBURATOR

Saat langkah hisap, piston bergerak dari TMA menuju TMB, ruang di dalam silinder membesar, tekanan turun
sehingga udara mengalir ke dalam silinder.

Gb. 5.19 Prinsip kerja karburator

Aliran udara melewati venturi sehingga kecepatan naik dan tekanan turun. Turunnya tekanan di venturi
menyebabkan bensin diruang pelampung terhisap keluar bertemu dengan udara dan terurai atau pecah menjadi
butiran-butitan kecil.

Konsep pengabutan karburator hampir sama dengan pengabutan yang terjadi pada penyemprot obat nyamuk.
Didepan lubang pompa terdapat pipa kecil yang dihubungkan dengan tangki cairan obat, saat pompa obat nyamuk
ditekan maka udara dari dalam pompa mengalir keluar, karena kecepatan aliran tinggi maka tekanan dilubang
pompa turun dan menghisap cairan obat yang ada di dalam tangki, cairan obat keluar bertemu dengan udara dan
terurai menjadi butiran kecil.

I. MACAM KARBURATOR

Karburator dapat diklasifikasikan menurut aliran dan prinsip pengontrolannya. Berdasarkan aliranya karburator
dapat dikelompokkan menjadi:

1. Karburator Arus Turun

Aliran udara dari atas ke bawah, karburator jenis ini mempunyai kelebihan yaitu memanfaatkan gaya grafitasi guna
meningkatkan pengabutan, namun mempunyai kelamahan bila karburator banjir bensin mengalir ke manifold
sehingga mesin sulit dihidupkan. Karburator jenis ini banyak digunakan pada mesin mobil, dan beberapa motor
sport

Gb. 5.20 Karburator arus turun


2. Karbuator Arus Datar
Arah aliran udara secara datar,
karburator jenis ini paling banyak
digunakan pada sepeda motor,
karena pengabutan sangat baik, tidak
mudah banjir dan tata letak lebih
mudah.

Gb. 5.21 Karburator arus datar


3. Karburator Arus Naik
Arah aliran udara dari bawah ke
atas, karburator jenis ini digunakan
pada motor penggerak serba guna,
jarang digunakan pada sepeda motor
maupun mobil. Mempunyai
kelebihan yaitu bila karburator
banjir bensin tidak akan mengalir ke
manifold, kelemahan pengabutan
kurang baik karena melawan gaya
grafitasi. Gb. 5.22 Karburator arus naik

Berdasarkan pengontrolan karburator dapat diklasifikasikan:

1. Batterfly Throttle Valve and


invariable ventury
Ukuran venturi tetap dan
pengontrolan menggunakan katup
kupu-kupu (betterfly valve).
Pembukaan katup kupu- kupu
dikontrol menggunakan kabel gas.

Gb.5.23 Batterfly throttle valve

2. Piston Throttle valve


and variable ventury
Piston throttle valve ditempatkan
di venturi, saat putaran rendah
piston throttle valve terdorong
oleh pegas ke bawah sehingga
ukuran venturi kecil. Saat kabel gas
ditarik maka piston throttle valve
tertarik sehingga venturi membesar
seiring dengan penarikan kabel gas.
Gb. 5.24 Piston throttle valve
3. Batterfly Throttle Valve and
Variable Ventury
Kabel gas mengontrol katup kupu-
kupu, perubahan katup kupu-kupu
menyebabkan
perubahan kevakuman pada venturi,
semakin besar
kevacuuman semakin tinggi piston
valve terangkat sehingga semakin
besar ukuran venturi. Karburator
model ini juga sering disebut
karburator SU.

Gb. 5.25 Karburator SU

J. PERBANDINGAN UDARA DENGAN BAHAN BAKAR

Bahan bakar yang masuk ke dalam silinder harus mudah terbakar agar dapat menghasilkan efisiensi konversi energi
dan tenaga maksimal. Pembakaran bahan bakar akan mudah dilakukan bila komposisi campuran udara dan bahan
bakar tepat dan butiran sangat kecil atau bensin dalam bentuk gas.

Perbandingan udara dengan bahan bakar yang tepat memungkinkan terjadi pembakaran sempurna, sehingga:

1. Pemakaian bahan bakar ekonomis karena efisiensi konversi energi maksimal.


2. Polusi gas buang rendah karena semua bahan bakar terbakar.
3. Performa kendaraan tinggi karena tenaga yang dihasilkan besar.

Perbandingan udara dengan bahan bakar yang ideal adalah 14,7 gr udara dengan 1 gr bahan bakar, perbandingan
ideal juga sering disebut perbandingan Stoichiometric. Perbandingan udara dengan bahan bakar (Air Fuel Ratio
atau AFR) dikelompokkan menjadi 3, yaitu:

AFR = 14,7  berarti campuran ideal;

AFR >14,7  berarti campuran kurus/miskin; AFR <

14,7  berarti campuran gemuk/kaya.

Perbandingan udara dengan bahan bakar sesungguhnya tergantung dari temperatur dan kondisi kerja mesin.
Perbandingan saat menghidup mesin (starting), berbeda dengan saat idling, putaran lambat maupun saat dipercepat.
Hubungan perbandingan dengan kondisi kerja mesin adalah sebagai berikut:

Tabel 7. Perbandingan campuran bahan bakar

No Kondisi Kerja AFR No Kondisi AFR


Mesin Kerja Mesin
1 Saat start temperatur 2-3 : 1 6 Putaran maks 12 - 13 : 1
dingin (Choke) (beban penuh)
2 Saat start temperatur 7- 8 : 1 7 Putaran 15 – 17 : 1
panas sedang
3 Saat idling 8 -10 : 1 8 Tenaga 12-13 : 1
optimal
4 Kecepatan rendah 10 -12 : 1 9 Emisi rendah 15 : 1
5 Aksklerasi 2 -3 : 1 10 Bahan bakar
ekonomis 16 - 17 : 1
K. LAMBDA ()

Lambda () merupakan perbandingkan antara jumlah udara sesunggunya yang masuk ke dalam siliden dibandingkan
dengan udara secara teori. Lambda () dapat dirumuskan:

Jumlah udara sesungguhnya

=

Stoichiometric

Jika jumlah udara sesungguhnya 14,7 maka:

14,7 14,7

 =----------------   =--------------  = 1

14,7 :1 14,7

Artinya:

 = 1  berarti campuran ideal atau stociometric

 > 1  berarti campuran kurus (lebih banyak udara)

 < 1  berarti campuran kaya (kekurangan udara)

Tabel 8. Hubungan AFR dengan nilai  adalah sebagai berikut:

AFR  AFR 

5 0,340 15 1,020

6 0,408 15,5 1,054

7 0,476 16 1,088

8 0,544 16,5 1,122

9 0,612 17 1,156

10 0,680 17,5 1,190

11 0,748 18 1,224

12 0,816 18,5 1,259

13 0,884 19 1,293

14 0,952 19,5 1,327

14,7 1,000 20 1,361

Pemahaman terhadap nilai  ini mempermudah untuk menyatakan kondisi campuran yang masuk ke dalam mesin
dan dapat lebih mudah menganalisis kondisi mesin.
Grafik pada gambar 5.26 menggambarkan hubungan antara nilai  dengan gas buang yang dihasilkan mesin (dengan
asumsikan mesin dalam kondisi normal pada kecepatan konstan). Seperti terlihat pada grafik, konsentrasi emisi CO
dan HC menurun pada campuran kurus, namun kandungan NO x meningkat pada AFR yang semakin kurus.
Sebaliknya, ketika campuran kaya, NOx menurun tetapi CO dan HC meningkat. Hal ini berarti, pada mesin bensin
sangat sulit untuk mencari upaya penurunan emisi CO, HC dan NOx pada waktu bersamaan, apalagi dengan
mengubah campurannya saja.

Gb. 5.26 Hubungan nilai lambda dengan emisi gas buang

Grafik konsumsi bahan bakar (b) mencapai titik terendah pada posisi  beberapa titik di atas 1. Pada posisi itu pula
didapatkan nilai NOx yang tinggi, meskipun CO dan HC pada titik rendah. Pada saat tersebut proses pembakaran
terjadi mendekati sempurna dengan CO2 maksimum.

Jika menginginkan kondisi pembakaran dengan tenaga maksimum, maka  harus dibuat lebih rendah dari nilai 1,
kira-kira 0,90, namun dengan konsekuensi konsumsi dan emisi CO dan HC akan meningkat tinggi.

L. SISTEM PADA KARBURATOR

Agar dapat berkerja sesuai dengan kondisi kerja mesin, maka karburator dibagi menjadi beberapa sistem. Sistem
tersebut antara lain:

1. Sistem pelampung
2. sistem Cuk
3. Sistem kecepatan rendah
4. Sistem kecepatan tinggi
5. Sistem percepatan

1. Sistem pelampung (float system)

Sistem pelampung berfungsi untuk mengatur jumlah bensin diruang pelampung tetap stabil pada volume tertentu.
Komponen sistem pelampung antara lain:

a. Ruang pelampung (float chamber)


b. Pelampung (float)
c. Jarum pelampung (needle valve)
d. Dudukan jarum pelampung (valve seat)

Prinsip kerja:

Saat bahan bakar di ruang pelampung kurang, permukaan bahan bakar rendah, pelampung turun, jarum pelampung
turun, saluran terbuka dan bahan bakar dari tangki mengalir ke ruang pelampung.
Bertambahnya bensin diruang pelampung membuat permukaan bensin naik, pelampung ikut naik, jarum pelampung
terdorong untuk jarum pelampung menutup saluran, aliran bensin dari tangki keruang pelampung terhenti.

Gb. 5.27 Sistem Pelampung

Gangguan pada sistem palampung antara lain ruang pelampung banjir sehingga bensin masuk ke mesin dan mesin
sulit dihidupkan. Penyebab pelampung banjir antara lain:

a. Pelampung bocor sehingga pelampung tenggelam, jarum pelampung pada posisi terbuka terus menerus.
b. Jarum pelampung aus, sehingga tidak mampu menutup saluran dengan rapat, bensin dari tangki mengalir
terus menerus ke ruang pelampung.
c. Dudukan jarum pelampung aus, sehingga tidak mampu menutup saluran dengan rapat, bensin dari tangki
mengalir terus menerus ke ruang pelampung.
d. Penyetelan tinggi permukaan terlalu tinggi.
e. Bensin kotor, sehingga kotoran mengganjal jarum pelampung, jarum pelampung tidak mampu menutup
saluran dengan rapat, bensin dari tangki mengalir terus menerus ke ruang pelampung.

Gb. 5.28 Memeriksa tinggi pelampung

2. Sistem cuk (choke system)

Sistem cuk berfungsi untuk memperkaya campuran saat starting agar mesin mudah hidup. Metode memperkaya
campuran dapat dikelompok menjadi 2, yaitu:

a. Menutup saluran udara


masuk
Saat sistem cuk difungsikan,
saluran udara masuk ditutup,
kevacuuman sesudah katup cuk
meningkan, bensin dari ruang
pelampung mengalir keluar
melalui main jet maupun slow
jet. Bensin yang keluar lebih
banyak, campuran lebih kaya.

Gb.5.29 Sistem cuk


b. Membuka saluran khusus

Saat sistem cuk difungsikan, saluran cuk terbuka, terjadi kevacuuman pada saluran cuk, bensin dari ruang
pelampung terhisap kesaluran cuk, untuk menambah bahan bakar yang mengalir melalui slow jet, campuran
lebih kaya.

Gb. 5.30 Sistem cuk Metode

operasional cuk dapat dilaksifikasikan menjadi 2, yaitu:

a. Sistem cuk mekanis

Pengoperasian sistem cuk dilakukan secara mekanis menggunakan tuas cuk. Tuas cuk diletakkan di stang
pengemudi atau langsung dikarburator.

b. Sistem cuk elektrik

Pengoperasian sistem cuk secara otomatis. Saat mesin start kondisi dingin pembukaan cuk besar sehingga jumlah
bahan bakar tambahan juga besar. Saat menghidupkan mesin kondisi panas, katup cuk menutup sehingga tidak
perlu penambahan bahan bakar
Gb. 5.31 Cuk elektrik

Komponen sistem cuk elektrik adalah:

a. Alternator sebagai sumber listrik


b. PTC (Positip Temperatur Coefficien), yaitu resistor yang tahanannya akan naik sebanding dengan
kenaikan temperatur. Komponen ini berfungsi untuk mengatur besarnya arus yang mengalir ke sistem cuk
secara otomatis.
c. Wax element merupakan bagian yang mengembang dan menyusut berdasarkan panas yang dihasilkan
elemen pemanas.
d. Starter plunger berfungsi sebagai katup untuk membuka dan menutup saluran cuk.

Prinsip kerja:

Saat kondisi mesin dingin saluran sistem cuk terbuka atau sistem cuk bekerja, sehingga mesin lebih mudah
dihidupkan.

Setelah mesin hidup dan temperatur udara dingin, tahanan PTC kecil, arus yang mengalir besar dari alternator ke
element pemanas lebih besar, panas yang dihasilkan tinggi, wax element memuai lebih besar, starter plunger
tertarik sehingga saluran cuk membuka lebih lebar, suplai bahan bakar dari sistem cuk banyak, campuran lebih kaya.

Temperatur mesin berangsur-angsur naik, tahanan PTC membesar, arus yang mengalir semakin kecil, panas element
berkurang, pemuaian wax element kecil, starter plunger berangsur – angsur menutup seiring dengan naiknya
temperatur mesin.

Gb. 5.32 Rangkaian sistem cuk elektrik


Saat starter motor kondisi temperatur mesin panas, maka tahanan PTC besar, arus yang mengalir kecil, panas yang
dihasilkan rendah, wax element memuai lebih kecil, starter plunger tertarik sedikit sehingga saluran cuk
membuka lebih kecil, suplai bahan bakar dari sistem cuk sedikit, campuran mendekati normal.

3. Sistem percepatan

Sistem percepatan (acceleration system) berfungsi untuk memperkaya campuran saat mesin dipercepat. Saat
mesin dipercepat bukaan throttle langsung membesar, namun putaran mesin masih tetap randah, akibatnya
kevacuuman di venturi rendah, bensin dari pelampung yang mengalir ke venturi kecil, sehingga campuran sangat
kurus, tenaga mesin menurun. Guna mengatasi fenomena tersebut beberapa motor sport dilengkapi dengan pompa
percepatan yang akan menyemprotkan bahan bakar saat motor dipercepat. Pada sepeda motor Honda sistem ini
disebut TPFC (Trancient Power Fuel Control)
Gb. 5.33 Sistem percepatan
Prinsip kerja:

Saat handel gas diputar maka nok akan menekan tuas penggerak dan tuas penggerak menekan push rod.
Selanjutnya push rod akan menekan acceleration pump diafragma, bensin yang ada diruang pompa ditekan
sehingga tekanan naik, inlet check valve tertutup, outlet check valve terbuka, bensin akan menyemprot pada
accelerator nozzle ke venture. Penyemprotan bensin tersebut membuat campuran bahan bakar lebih kaya.

Gb. 5.34 Prinsip kerja TPFC

Saat handle gas dilepas karena gaya pegas mendorong acceleration pump diafragma, sehingga ruang pompa
membesar, inlet check valve terbuka, outlet check valve tertutup, bensin dari ruang pelampung terhisap masuk ke
ruang pompa.

Hal yang perlu diperhatikan pada karburator menggunakan pompa percepatan adalah jangan memainkan handle gas
sat mesin mati, sebab mesin akan sulit hidup karena banjir pada manifold.

4. Sistem Kecepatan rendah

Sistem kecapatan rendah (low speed system) berfungsi untuk mensuplay campuran bahan bakar saat putaran
idling maupun kecepatan rendah. Komponen yang bekerja antara lain:
a. Slow air
bleed
b. Slow jet
c. Air srew.

Gb. 5.35 Aliran udara dan bahan bakar saat idling.

Prinsip kerja:

Saat katup gas dilepas motor bekerja dalam kondisi idling atau stasioner. Piston throttle valve terdorong oleh
pegas sehingga hampir menutup. Kevacuuman dibelakang piston throttle valve yaitu di orifice tinggi, bensin
dari ruang pelampung terhisap keluar, bahan bakar yang akan keluar dipecah dahulu oleh slow air bleeder
sehingga atomisasi campuran lebih baik, campuran lebih homogen, pembakaran lebih sempurna.
5. Sistem Kecepatan menengah

a. Sistem kecepatan menengah berfungsi mensuplai campuran bahan bakar saat mesin kecepatan menengah.
Komponen yang bekerja antara lain: Slow air bleed, Slow jet, Air srew, Main air bleed, Main jet, Air
bleed, Needle jet.

Gb. 5.36 Aliran udara dan bahan bakar saat putaran menengah

Prinsip kerja:

Saat handel gas diputar lebih lebar, throttle valve tertarik keatas sehingga venture membesar. Needle jet
diikat dengan piston throttle, sehingga naiknya throttle valve juga menarik needle jet menyebabkan lubang
main jet membesar. Naiknya throttle valve menyebabkan kevacuuman pada venturi. Bensin dari ruang
pelampung terhisap keluar ke venturi dan orifice , bahan bakar yang akan keluar ke venturi dipecah dahulu oleh
main air bleed sedangkan yang ke orifice oleh slow air bleed sehingga atomisasi campuran lebih.

6. Sistem kecepatan tinggi (High speed system)

Sistem kecepatan tinggi (high speed system) berfungsi mensuplai campuran bahan bakar pada saat mesin
kecepatan tinggi. Komponen yang bekerja antara lain: Main air bleed, main jet, jet needle dan needle jet.
Gb. 5.37 Aliran udara dan bahan bakar saat putaran tinggi

Prinsip kerja:

Saat katup gas diputar, piston throttle valve tertarik keatas sehingga venturi membesar. Needle jet diikat
dengan piston throttle valve, sehingga naiknya piston throttle juga menarik needle jet menyebabkan lubang
main jet membesar. Naiknya piston throttle menyebabkan kevacuuman terbesar pindah dari orifice ke venturi.
Bensin dari ruang pelampung terhisap keluar ke venturi, bahan bakar yang akan keluar dipecah dahulu oleh
main air bleeder sehingga atomisasi campuran lebih baik, campuran lebih homogen, pembakaran lebih
sempurna. Pada saat ini slow jet tidak berfungsi karena kevacuuman pada orifice rendah.

Hubungan antara bagian karburator yang berfungsi terhadap lebar bukaan throttle valve dapat digambarkan
sebagai berikut:

Gb. 5.38 Hubungan bagian karburator yang berfungsi terhadap bukaan throttle valve.

Gb. 5.39 Komponen karburator

M. MEMERIKSA DAN MENYETEL KARBURATOR


Campuran udara dan bahan bakar yang tepat akan menghasilkan tenaga optimal, bahan bakar ekonomis dan polusi
rendah. Agar karburator dapat berfungsi dengan baik maka secara periodik perlu dibersikan dan disetel ulang.
1. Membersihkan Karburator

a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan diantaranya nampan tempat mencuci karburator, udara bertekanan
(kompresor), kunci dan obeng.
b. Bongkar karburator, rendam komponen pada cairan bensin pada nampan yang telah disediakan.

c. Bersikan komponen satu persatu, keringkan dengan menyemprot menggunakan udara bertekan. Sisikan
komponen yang telah dibersihkan pada tempat yang lain.

Gb. 5.40 Membersihkan karburator

d. Periksa main jet, slow jet dari kemungkinan aus tau tesumbat.
e. Periksa needle jet dan air srew dari kemungkinan aus.
f. Periksa dan stel tinggi angkat pelampung

Gb. 5.41 Memeriksa pelampung

g. Periksa posisi needle jet


h. Rakit kembali semua komponen karburator.
i. Pasang kembali pada motor, saat memasang throttle valve perhatikan arah cut way menghadap keluar
j. Perhatikan arah pemasangan insulator, jangan sampai terbalik.
Gb. 5.42 Pemasangan insulator

2. Menyetel Karburator

a. Hidupkan mesin sampai panas kerja normal ( ± 5 menit).

b. Putar throttle stop screw sampai mesin putaran stasioner ( ±

1.400 rpm).

c. Stel air screw (penyetel udara) sampai diperoleh putaran maksimal

d. Stel putaran stasioner dengan mengatur throttle stop screw sampai putaran mesin ± 1.400 rpm.

Gb. 5.43 Menyetel karburator

3. Menyetel Karburator Menggunakan Four Gas Analyzer

Four Gas Analyzer merupakan alat untuk mengukur emisi gas buang, dengan alat tersebut dapat diketahui kadar
CO (Carbon Monoxyda), HC (Hydro Carbon), O2 dan lambda (λ). Berpedoman pada nilai lambda yang
ditunjukkan alat ukur, dapat disetel campuran yang tepat dan akurat. Langkah menyetel karburator dengan four gas
analyzer adalah sebagai berikut:

Gb. 5.44 Menyetel karburator dengan Four Gas Analyzer

a. Panaskan mesin sampai panas kerja normal


b. Stel mesin pada putaran stasioner 1.400 rpm
c. Hidupkan alat four gas analyzer dan ikuti langkah yang ditunjukkan pada alat ukur.
d. Masukan probe ke knalpot, kurang lebih 400-600 mm, tunggu sampai pembacaan alat ukur stabil.
e. Stel air screw sampai lambda menunjukan angka 1 untuk campuran paling ideal, 0,97- 0,98 untuk
memperoleh tenaga paling optimal dan 1,05 – 1,1 untuk pemakaian bahan bakar yang ekonomis.
f. Saat menyetel air screw maka terjadi perubahan putaran stasional, stel kembali putaran stasioner sesuai
dengan spesifikasi motor.
Catatan:

Agar pembacaan alat ukur akurat maka knalpot tidak boleh bocor

N. BAHAN BAKAR

Bahan bakar yang digunakan sepeda motor adalah bensin. Bensin yang banyak dipasarkan saat ini untuk kendaraan
bermotor di Indonesia antara lain: premium, premix, dan super TT. Bermacam bensin didapat dari beberapa proses,
sebagai berikut.
a. Distilasi atau penyulingan: menghasilkan bensin dengan bilangan oktan 4080 (tergantung
komposisi hidrokarbon).
b. Perengkahan katalitik: menghasilkan bensin dengan bilangan oktan 9096 (tergantung kondisi operasi
proses).
c. Reformasi katalitik: menghasilkan bensin dengan bilangan oktan 80107.
d. Isomerisasi: menghasilkan bensin dengan bilangan oktan 7084.
e. Alkilasi: menghasilkan bensin dengan bilangan oktan 9396 dan bahkan bisa 100, tergantung bahan baku.
f. Polimerisasi: menghasilkan bensin dengan bilangan oktan 9599, bensin ini dikenal dengan nama Super TT.

Bensin yang mengandung aromatik lebih dominan, bilangan oktan-nya lebih tinggi. Bensin yang mengandung
parafinik lebih dominan, bilangan oktan-nya lebih rendah, untuk mendapatkan bilangan oktan yang tinggi biasanya
pabrik penyulingan minyak menambahkan bahan bakar aditif, yang disebut sebagai octane booster. Di antara
bahan aditif tersebut adalah timbal (Pb) dalam bentuk senyawa organik (TEL- tetra ethyl lead), yang berbahaya
bagi kesehatan manusia. Selain berbahaya, bahan tersebut juga menghasilkan residu timbal yang melekat pada
saluran gas buang.

Kendaraan yang menggunakan katalisator tidak boleh menggunakan bahan bakar bertimbal karena dapat merusak
katalisator, untuk mengatasi masalah itu, ditambahkan senyawa oksigenat, misalnya:
1. MTBE (methyl tertiarybuthyl ether);
2. ETBE (ethyl tertiarybuthyl ether);
3. alkohol, dll.

Berikut ini diperlihatkan spesifikasi teknis untuk bahan bakar yang ada di Indonesia.

Spesifikasi Bensin Premium

Sifat Batasan

Minimal Maksimal

octane number 88

TEL content (ml/AG) 2,5

RVP (psi) 9

existent gum (mg/100ml) 4

sulphur content (%-wt) 0,2

doctor test negative

colour (warna) yellow (kuning)

residu (vol) 2

odour (bau) marketable


Spesifikasi Bensin Premix

Sifat Batasan

Minimal Maksimal

octane number TEL 94

content gr/lt RVP 0,30

(psi) 9

existent gum (mg/100ml) 4

sulphur content (%-wt) doctor 0,0020

test Negative

colour (warna) Orange

residu (vol) 2

odour (bau) marketable

Spesifikasi Bensin Super 98

Sifat Batasan

Minimal Maksimal

octane number 98

TEL content (ml/AG) 3

RVP (psi) 9

existent gum (mg/100ml) 4

sulphur content (%-wt) 0,2

doctor test Negative

colour (warna) red (merah)

residu (vol) 2

odour (bau) marketable


Spesifikasi Bensin Super TT

Sifat Batasan

Minimal Maksimal

octane number 95

TEL content gr/lt 0,005

RVP (k.Pa) 62

Existent gum (mg/100ml) 4

Sulphur content (%-wt) 0,02

doctor test Negative

colour (warna) tanpa pewarna

residu (vol) 2

odour (bau) marketable

Spesifikasi Bensin BB2L

Sifat Batasan

Minimal Maksimal

octane number 80

TEL content (gr/lt) 0,013

RVP (k.Pa) 62

existent gum (mg/100ml) 4

sulphur content (%-wt) 0,2

Doctor test Negative

Colour (warna) Dirjen Migas

Residu (vol) 2

Odour (bau) marketable

Anda mungkin juga menyukai