Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

DINAS KESEHATAN
UPTD. PUSKESMAS KUTA II
Jalan Sri Rama, Legian, Kuta – Kabupaten Badung (80361)
Email : pkmkuta2@gmail.com Telp. (0361) 750245
Website : http://dikes.badungkab.go.id/puskesmaskutadua

Nomor Dokumen : PND/MM/PPI/004/2023


Tanggal Terbit : 02/Februari/2023
Revisi : 00

PANDUAN
BUNDLES HAIs

DISAHKAN OLEH

Kepala UPTD. Puskesmas Kuta II Koordinator PPI

dr. Ni Nyoman K. Kusumayani dr. I Dewa Made Surya Rusdianta


NIP. 19770103 200604 2 004 NIP. -
2

PANDUAN BUNDLES HAIs

BAB I DEFINISI
1. Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan (Health Care Associated Infections)
yang selanjutnya disingkat HAIs adalah infeksi yang terjadi pada pasien
selama perawatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
dimana ketika masuk tidak ada infeksi dan tidak dalam masa inkubasi,
termasuk infeksi dalam rumah sakit tapi muncul setelah pasien pulang, juga
infeksi karena pekerjaan pada petugas rumah sakit dan tenaga kesehatan
terkait proses pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Bundles merupakan sekumpulan praktik berbasis bukti sahih yang
menghasilkan perbaikan keluaran proses pelayanan kesehatan bila
dilakukan secara kolektif dan konsisten (Permenkes 27, 2017). Menurut
Camporota, 2011 dan beberapa penelitian lain, penerapan Bundles dapat
menurunkan angka HAIs, kematian, biaya perawatan dan lama hari rawat
jika dilaksanakan dengan konsisten. Penerapan Bundles ini harus didukung
oleh kompetensi petugas pelayanan kesehatan baik pengetahuan, sikap dan
keterampilannya (Sadli, 2017).
3. Bundles Infeksi Daerah Operasi (IDO) adalah penerapan praktik yang baik
berbasis bukti sahih dalam penatalaksanaan operasi bedah minor atau
Superficial Incision Surgical Site Infection (pre, intra dan pasca operasi) yang
merupakan operasi minor yang sering dilakukan di FKTP yang sesuai prinsip
PPI.
Infeksi Daerah Operasi (IDO) dalam panduan ini adalah infeksi yang terjadi
pasca operasi dalam kurun waktu 30 hari dan infeksi tersebut hanya
melibatkan kulit dan jaringan subkutan pada tempat insisi dengan
setidaknya ditemukan salah satu tanda, sebagai berikut:
a. Gejala infeksi: kemerahan, panas, bengkak, nyeri, fungsi laesa
terganggu
b. Cairan purulent
c. Ditemukan kuman dari cairan atau tanda dari jaringan superficial
4. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) adalah infeksi yang terjadi setelah
Tindakan imunisasi yang diberikan secara penyuntikan, dimana ditemukan
tanda-tanda infeksi antara lain:
a. Gejala KIPI ringan
1) Nyeri
2) Kemerahan dan bengkak di daerah tubuh yang mengalami
injeksi pasca imunisasi
3

3) Gatal
4) Demam
5) Sakit kepala
6) Lemas
b. Gejala KIPI berat
1) Alergi berat
2) Jumlah trombosit menurun
3) Kejang
4) Hypotonia atau sindrom bayi lemas, bayi yang mengalami
akan terlihat lemas dan tak berdaya
5. Abses gigi adalah terbentuknya kantung atau benjolan berisi nanah pada
gigi, disebabkan oleh infeksi bakteri. Kondisi ini bisa muncul disekitar akar
gigi maupun di gusi ditandai dengan demam, gusi bengkak, rasa sakit saat
mengunyah dan menggigit, sakit gigi menyebar ke telinga, rahang dan leher,
bau mulut, kemerahan dan pembengkakan pada wajah.
6. PPI pada pemberian alat bantu pernapasan (Oksigen Nasal) kepada pasien
adalah untuk meningkatkan kualitas pemberian alat bantu pernapasan
(Oksigen Nasal) melalui upaya pencegahan dan pengendalian infeksi,
melindungi sumber daya manusia dan masyarakat dari risiko kejadian infeksi
serta mencegah kejadian infeksi saluran pernapasan.
7. PPI pada pemberian terapi inhalasi (Nebulazer) adalah untuk meningkatkan
kualitas pemberian terapi inhalasi (Nebulazer) yang diberikan kepada pasien
melalui upaya pencegahan dan pengendalian infeksi, melindungi sumber
daya manusia dan masyarakat dari risiko kejadian infeksi serta mencegah
kejadian infeksi saluran pernapasan.
8. PPI pada perawatan luka adalah untuk meningkatkan kualitas perawatan
luka melalui upaya pencegahan dan pengendalian infeksi, melindungi
sumber daya manusia dan masyarakat dari risiko kejadian infeksi serta
mencegah dan menurunkan angka kejadian infeksi pada luka.

BAB II RUANG LINGKUP


Ruang lingkup Bundles HAIs di puskesmas meliputi:
1. Bundles Infeksi Daerah Operasi (IDO)
2. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
3. Abses gigi
4. PPI pada pemberian alat bantu pernapasan (Oksigen Nasal)
5. PPI pada pemberian terapi inhalasi (Nebulazer)
6. PPI pada perawatan luka
4

BAB III TATA LAKSANA


1. Bundles Infeksi Daerah Operasi (IDO)
* Pencegahan Infeksi Sebelum Operasi
a. Kendalikan kadar gula darah pada pasien diabetes dan hindari kadar
gula darah yang terlalu rendah sebelum operasi
b. Gunakan antiseptik kulit yang sesuai untuk persiapan kulit.
c. Oleskan antiseptik pada kulit dengan gerakan melingkar mulai dari
bagian tengah menuju ke arah luar. Daerah yang dipersiapkan
haruslah cukup luas untuk memperbesar insisi, jika diperlukan
membuat insisi baru atau memasang drain bila diperlukan
d. Jaga agar kuku selalu pendek dan jangan memakai kuku palsu
e. Lakukan kebersihan tangan bedah (surgical scrub) dengan
antiseptik yang sesuai dan lakukan 6 langkah mencuci tangan
*Pencegahan Infeksi Selama Operasi
a. Bila tampak kotoran atau darah atau cairan tubuh lainnya pada
permukaan benda atau peralatan, gunakan disinfektan untuk
membersihkannya sebelum operasi dimulai
b. Sterilkan semua instrumen bedah sesuai petunjuk
c. Laksanakan sterilisasi kilat hanya untuk instrumen yang harus
segera digunakan seperti instrumen yang jatuh tidak sengaja saat
operasi berlangsung. Jangan melaksanakan sterilisasi kilat dengan
alasan kepraktisan, untuk menghemat pembelian instrumen
baru atau untuk menghemat waktu
d. Pakai masker bedah dan tutupi mulut dan hidung secara
menyeluruh
e. Lakukan tehnik aseptik saat memasukkan implant
f. Perlakukan jaringan dengan lembut, lakukan hemostatis yang efektif,
minimalkan jaringan mati atau ruang kosong (dead space) pada
lokasi operasi
*Pencegahan Infeksi Setelah Operasi
a. Lindungi luka yang sudah dijahit dengan perban steril selama 24
sampai 48 jam paska bedah.
b. Lakukan Kebersihan tangan sesuai ketentuan: sebelum dan
sesudah mengganti perban atau bersentuhan dengan luka operasi.
c. Bila perban harus diganti gunakan tehnik aseptik.
d. Berikan pendidikan pada pasien dan keluarganya mengenai
perawatan luka operasi yang benar, gejala IDO dan pentingnya
melaporkan gejala tersebut
5

2. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)


a. Penyuntikan yang aman dilaksanakan dengan prinsip satu
spuit, satu jenis obat dan satu prosedur penyuntikan
b. Pastikan petugas dalam mempersiapkan penyuntikan menggunakan
teknik aseptik, untuk menghindari kontaminasi peralatan penyuntikan
c. Tidak menggunakan spuit yang sama untuk penyuntikan lebih
dari satu pasien walaupun jarum suntiknya diganti
d. Semua alat suntik yang dipergunakan harus satu kali pakai
untuk satu pasien dan satu prosedur
e. Jangan memanipulasi jarum suntik (me-recaping, mematahkan,
menekuk) dan segera buang ke dalam safety box jika sudah
dipakai
f. Tidak memberikan obat single dose kepada lebih dari satu pasien
atau mencampur obat-obat sisa dari vial atau ampul untuk pemberian
berikutnya
g. Jangan menyimpan botol multi-dosis di area perawatan pasien
langsung. Simpan sesuai rekomendasi pabrikan dan buang jika
sterilitas diragukan. Simpan obat multi dosis sesuai dengan
rekomendasi pabrikan yang membuat
h. Gunakan sarung tangan bersih jika akan berisiko terpapar darah atau
produk darah, satu sarung tangan untuk satu pasien
3. Abses gigi
a. Mencuci tangan dengan 6 (enam) langkah
b. Menggunakan gaun pelindung untuk menghindari transmisi kontak
saat ada transmisi droplet
c. Menggunakan sarung tangan bersih untuk mencegah kontaminasi
darah, cairan tubuh, sekresi dan eksresi
d. Lakukan pre cleaning pada instrument periodontal scalier dengan
merendam seluruh permukaan peralatan kesehatan
menggunakan enzymatik 0,8 % atau detergen atau glutaraldehyde 2
%, atau sesuai instruksi pabrikan selama 10 - 15 menit untuk
menghilangkan noda darah, cairan tubuh.
e. Lakukan pencucian alat dengan sabun atau detergen dan air atau
menggunakan enzim, kemudian membilas dengan air bersih, dan
dikeringkan
f. Penggunaan sterilisasi pemanasan kering pada temperature 340
OF (170C) dalam waktu 1 jam atau temperatur 320 OF (160 C)
dalam waktu 2 jam
g. Melakukan perawatan gigi secara rutin setiap 6 bulan
6

h. Melakukan perawatan sedini mungkin apabila ada kelainan penyakit


gigi dan mulut
4. PPI pada pemberian alat bantu pernapasan (Oksigen Nasal)
a. Pastikan tabung oksigen lengkap dengan flowmeter dan
humidifier dalam kondisi bersih terisi oksigen nya
b. Siapkan Nasal kateter, kanula atau masker oksigen sekali pakai
c. Vaselin/lubrikan atau pelumas (jelly) sekali pakai jika tidak
memungkinkan pastikan jelly selalu tertutup (jika diperlukan)
d. Lakukan kebersihan tangan sebelum mempersiapkan
peralatan dan melaksanakan prosedur pemberian oksigen
nasal
e. Pastikan satu slang oksigen untuk satu pasien, flow meter dan
humidifier harus dalam kondisi bersih dan kosong
f. Hidupkan tabung oksigen dan atur posisi semifowler atau yang
sesuai dengan kondisi pasien, berikan oksigen melalui kanula atau
masker dengan aliran oksigen sesuai kebutuhan pasien, hindari
risiko iritasi pada selaput mukosa hidung
g. Pastikan slang oksigen tidak terkontaminasi dengan lingkungan
atau benda infeksius sebelum dipakai oleh pasien karena akan
terjadi risiko infeksi saluran pernapasan
h. Slang oksigen (oksigen mask) yang tidak terpakai, dan jika
akan dipergunakan kembali harus dilakukan desinfeksi lalu
keringkan, bungkus dan simpan dalam tempat bersih dan
kering
i. Slang oksigen yang sudah tidak terpakai lagi dibuang ke
tempat pembuangan limbah infeksius (sebaiknya dirusak
terlebih dahulu sebelum di buang)
j. Pastikan slang oksigen yang sudah tidak dipergunakan lagi, tidak
tergantung pada flow meter oksigen (segera dilepas)
k. Pastikan tabung humidifier segera dibersihkan setelah dipakai oleh
pasien dan selalu dalam kondisi kosong dan bersih sebelum
dipergunakan oleh pasien lain
5. PPI pada pemberian terapi inhalasi (Nebulazer)
a. Pastikan peralatan Nebulizer dalam kondisi siap pakai dan bersih
dan dilakukan test kelayakan penggunaan
b. Lakukan kebersihan tangan sebelum menyiapkan atau menyentuh
peralatan dan pasien, petugas menggunakan masker
7

c. Slang oksigen, masker dan nebulizer kit adalah alat kesehatan


sekali pakai, jika tidak memungkinkan maka dapat dipergunakan
kembali oleh pasien yang sama namun harus dibersihkan terlebih
dahulu dengan dekontaminasi melalui perendaman cairan
ezymatik 0,8% atau detergen selama 10-15 menit
keringkan kemudian bungkus dengan plastik transparan simpan di
tempat kering dan tertutup dan alkohol swab 70 %
d. Semua peralatan yang sudah dibersihkan disimpan di tempat
yang kering, bersih dan tidak menempatkan di lantai atau
permukaan yang kotor
e. Penggunakan cairan dan obat yang dicampurkan dalam cairan
Nebulizer idealnya sekali pakai, namun jika harus berbagi
dengan pasien yang lain maka lakukan tehnik aseptik lalu segera
membagikannya pada waktu yang sama (tidak menyimpan sisa obat
dan cairan sisa kecuali direkomendasikan pabrikan)
f. Semua limbah yang dihasilkan setelah pemakaian dianggap
sebagai limbah infeksius
6. PPI pada perawatan luka
a. Jangan pernah menutup Iuka yang terinfeksi, Iuka yang
terkontaminasi dan Iuka bersih yang berumur lebih dari enam jam
b. Lakukan perawatan Iuka terkontaminasi, kemudian tutup Iuka
hingga 48 jam kecuali ada indikasi lain
c. Lakukan teknik aseptik dan gunakan peralatan steril ketika
melakukan perawatan Iuka
d. Lakukan kebersihan tangan dan gunakan sarung tangan atau APD
lainnya sesuai indikasi, contoh: gunakan gaun jika akan mencuci Iuka
atau gunakan masker/pelindung wajah jika saat perawatan Iuka
berisiko terjadi cipratan ke muka
e. Gunakan penutup Iuka steril, tipis dengan tujuan agar terjadi
oksigenisasi Iuka dan ganti jika basah kotor atau lepas
f. Semua limbah yang dihasilkan dari perawatan Iuka adalah
infeksius

BAB IV DOKUMENTASI
Bundles HAIs dilakukan dengan melakukan evaluasi dan implementasi
kegiatan-kegiatan pencegahan infeksi yang mungkin terjadi pada pasien di
Puskesmas dan pemantauan dilakukan secara terus-menerus.
8

Kegiatan Bundles HAIs dilakukan pencatatan dan pendokumentasian dengan


menggunakan:
1. Pemantauan pelaksanaan Bundles HAIs di unit kerja dilakukan oleh tim
audit PPI
2. Hasil pemantauan direkap dan dilaporkan pada lokakarya mini bulanan atau
RTM
3. Hasil pelaporan yang telah diketahui oleh Kepala Puskesmas
disosialisasikan ke seluruh unit terkait pada saat lokakarya mini bulanan
ataupun RTM

Anda mungkin juga menyukai