DINAS KESEHATAN
UPTD. PUSKESMAS KUTA II
Jalan Sri Rama, Legian, Kuta – Kabupaten Badung (80361)
Email : pkmkuta2@gmail.com Telp. (0361) 750245
Website : http://dikes.badungkab.go.id/puskesmaskutadua
PANDUAN
BUNDLES HAIs
DISAHKAN OLEH
BAB I DEFINISI
1. Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan (Health Care Associated Infections)
yang selanjutnya disingkat HAIs adalah infeksi yang terjadi pada pasien
selama perawatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
dimana ketika masuk tidak ada infeksi dan tidak dalam masa inkubasi,
termasuk infeksi dalam rumah sakit tapi muncul setelah pasien pulang, juga
infeksi karena pekerjaan pada petugas rumah sakit dan tenaga kesehatan
terkait proses pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Bundles merupakan sekumpulan praktik berbasis bukti sahih yang
menghasilkan perbaikan keluaran proses pelayanan kesehatan bila
dilakukan secara kolektif dan konsisten (Permenkes 27, 2017). Menurut
Camporota, 2011 dan beberapa penelitian lain, penerapan Bundles dapat
menurunkan angka HAIs, kematian, biaya perawatan dan lama hari rawat
jika dilaksanakan dengan konsisten. Penerapan Bundles ini harus didukung
oleh kompetensi petugas pelayanan kesehatan baik pengetahuan, sikap dan
keterampilannya (Sadli, 2017).
3. Bundles Infeksi Daerah Operasi (IDO) adalah penerapan praktik yang baik
berbasis bukti sahih dalam penatalaksanaan operasi bedah minor atau
Superficial Incision Surgical Site Infection (pre, intra dan pasca operasi) yang
merupakan operasi minor yang sering dilakukan di FKTP yang sesuai prinsip
PPI.
Infeksi Daerah Operasi (IDO) dalam panduan ini adalah infeksi yang terjadi
pasca operasi dalam kurun waktu 30 hari dan infeksi tersebut hanya
melibatkan kulit dan jaringan subkutan pada tempat insisi dengan
setidaknya ditemukan salah satu tanda, sebagai berikut:
a. Gejala infeksi: kemerahan, panas, bengkak, nyeri, fungsi laesa
terganggu
b. Cairan purulent
c. Ditemukan kuman dari cairan atau tanda dari jaringan superficial
4. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) adalah infeksi yang terjadi setelah
Tindakan imunisasi yang diberikan secara penyuntikan, dimana ditemukan
tanda-tanda infeksi antara lain:
a. Gejala KIPI ringan
1) Nyeri
2) Kemerahan dan bengkak di daerah tubuh yang mengalami
injeksi pasca imunisasi
3
3) Gatal
4) Demam
5) Sakit kepala
6) Lemas
b. Gejala KIPI berat
1) Alergi berat
2) Jumlah trombosit menurun
3) Kejang
4) Hypotonia atau sindrom bayi lemas, bayi yang mengalami
akan terlihat lemas dan tak berdaya
5. Abses gigi adalah terbentuknya kantung atau benjolan berisi nanah pada
gigi, disebabkan oleh infeksi bakteri. Kondisi ini bisa muncul disekitar akar
gigi maupun di gusi ditandai dengan demam, gusi bengkak, rasa sakit saat
mengunyah dan menggigit, sakit gigi menyebar ke telinga, rahang dan leher,
bau mulut, kemerahan dan pembengkakan pada wajah.
6. PPI pada pemberian alat bantu pernapasan (Oksigen Nasal) kepada pasien
adalah untuk meningkatkan kualitas pemberian alat bantu pernapasan
(Oksigen Nasal) melalui upaya pencegahan dan pengendalian infeksi,
melindungi sumber daya manusia dan masyarakat dari risiko kejadian infeksi
serta mencegah kejadian infeksi saluran pernapasan.
7. PPI pada pemberian terapi inhalasi (Nebulazer) adalah untuk meningkatkan
kualitas pemberian terapi inhalasi (Nebulazer) yang diberikan kepada pasien
melalui upaya pencegahan dan pengendalian infeksi, melindungi sumber
daya manusia dan masyarakat dari risiko kejadian infeksi serta mencegah
kejadian infeksi saluran pernapasan.
8. PPI pada perawatan luka adalah untuk meningkatkan kualitas perawatan
luka melalui upaya pencegahan dan pengendalian infeksi, melindungi
sumber daya manusia dan masyarakat dari risiko kejadian infeksi serta
mencegah dan menurunkan angka kejadian infeksi pada luka.
BAB IV DOKUMENTASI
Bundles HAIs dilakukan dengan melakukan evaluasi dan implementasi
kegiatan-kegiatan pencegahan infeksi yang mungkin terjadi pada pasien di
Puskesmas dan pemantauan dilakukan secara terus-menerus.
8