Anda di halaman 1dari 13

PENEMPATAN PASIEN

No. Dokumen : No/I/SOP/A/1/2023

No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : Februari 2023

Halaman :

PUSKESMAS Yangyang Citra Gumelar, SKM., M.Kes


RAWAT INAP
NIP. 19800928 201001 1 007
RANGKASBITUNG

Pengertian Penempatan pasien adalah menempatkan pasien pada tempat yang


telah ditentukan atau mengatur jarak pasien berdasarkan
kewaspadaan transmisi (kontak, udara dan droplet) untuk
memudahkan pelayanan dengan mempertimbangkan aspek
keamanan serta keselamatan pasien maupun petugas kesehatan.

Tujuan Mencegah infeksi silang antara pasien, pengunjung dan petugas akibat
penempatan pasien yang tidak sesuai prinsip.

Kebijakan
Referensi 1. PMK No.47 Tahun 2017
2. Buku pedoman teknis PPI di FKTP Tahun 2020
Alat dan Bahan

Prosedur Prosedur Penempatan Pasien (termasuk penderita pada kasus

Covid-19), sebagai berikut:

(a) Pastikan pasien infeksius ditempatkan terpisah dengan pasien non


infeksius.

(b) Penempatan pasien disesuaikan dengan pola transmisi infeksi


penyakit pasien berdasarkan kontak, droplet, airborne sebaiknya ruangan
tersendiri.

(c) Bila tidak tersedia ruang tersendiri, dibolehkan dirawat bersama pasien
lain yang jenis infeksinya sama dengan menerapkan sistem kohorting.
Untuk menentukan pasien dapat disatukan dalam satu ruangan, perlu
dikonsultasikan terlebih dahulu kepada tim PPI atau penanggung jawab
PPL

{d) Semua ruangan terkait kohorting harus diberi tanda


kewaspadaan berdasarkan jenis transmisinya. Penggabungan pasien
dalam satu ruangan untuk pasien yang diisolasi maka harus
memperhatikan jarak antar tempat tidur pasien minimal 1 meter. lni
sangat penting karena pasien mungkin mengalami penyakit menular
lainnya selain infeksi yang sudah dipastikan.

(e) Petugas yang ditugaskan diruang isolasi atau kohort tidak boleh
memberikan pelayanan kepada pasien diruangan lain .

(f) Jumlah orang yang diizinkan untuk memasuki tempat ruang


isolasi atau kohort harus dibatasi seminimal mungkin.

(g) Pasien yang tidak dapat menjaga kebersihan diri atau


lingkungannya sebaiknya dipisahkan tersendiri.

(h) Mobilisasi pasien infeksius yang jenis transmisinya melalui udara agar
dibatasi di lingkungan fasilitas pelayanan kesehatan untuk menghindari
terjadinya transmisi penyakit yang tidak perlu kepada yang lain.

(i) Pasien HIV tidak diperkenankan dirawat bersama dengan pasien TB


dalam satu ruangan tetapi pasien TB-HIV dapat dirawat dengan sesama
pasien TB.

(J) Hindari penggunaan peralatan yang sama untuk beberapa pasien,


tapi bila tak dapat dihindarkan, pastikan bahwa peralatan yang digunakan
kembali didesinfeksi dengan benar sebelum digunakan pada pasien lain.

(k) Lakukan pembersihan berkala dan desinfeksi sesuai


kewaspadaan standar melalui pengelolaan lingkungan di tempat-
tempat umum.

-
Bagan alur
Hal – hal yang
-
perlu
diperhatikan
Unit terkait UGD

PONED Ruang Pelayanan BP, MTBS, KIA


Dokumen terkait Rekam Medis

Rekam historis Tanggal mulai


No. Yang diubah Isi perubahan
perubahan diberlakukan

PERLINDUNGAN KESEHATAN
PETUGAS
No. Dokumen : No/I/SOP/A/1/2023

No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : Februari 2023

Halaman :

PUSKESMAS Yangyang Citra Gumelar, SKM., M.Kes


RAWAT INAP
NIP. 19800928 201001 1 007
RANGKASBITUNG

Pengertian Dimaksudkan agar tercipta tatanan kerja di setiap FKTP yang


mempertimbangkan aspek keselamatan dan kesehatan petugas kesehatan
terutama dari risiko pajanan penyakit infeksi

Tujuan Melindungi kesehatan dan keselamatan petugas baik tenaga medis, perawat,
bidan maupun petugas penunjang sebagai orang yang paling berisiko terpapar
penyakit infeksi, karena berhadapan langsung dengan pasien penderita
penyakit menular setiap saat atau akibat terpapar dari lingkungan fasilitas
pelayanan kesehatan

Kebijakan Untuk Pencegahan dan Pengendalian Infeksi penyakit puskesmas melaksanakan


sesuai perUndang- Undangan
Referensi 1. PMK No.47 Tahun 2017
2. Buku pedoman teknis PPI di FKTP Tahun 2020
Alat dan Bahan

Prosedur Prosedur perlindungan kesehatan:

(a) Semua petugas kesehatan menggunakan APO (sesuai indikasi) saat


memberi pelayanan yang berisiko terjadi paparan darah, produk darah,
cairan tubuh, bahan infeksius atau bahan berbahaya lainnya.

(b) Petugas kesehatan saat melaksanakan tugas, agar


memperhatikan hal hal, sebagai berikut:

1) Segera melakukan kebersihan tangan saat tiba di tempat kerja.


2) Menggunakan baju kerja yang berbeda dengan baju kerja yang
dipakai dari rumah (dianjurkan baju yang dipakai dari rumah
diganti dengan baju kerja saat tiba di fasilitas kesehatan dan
ditukar kembali saat akan pulang kerja), terutama bagi yang
bertugas di unit pelayanan yang berhadapan langsung dengan
pasien atau dengan risiko pajanan tinggi.
3) Tidak menggunakan asesoris di tangan (cincin, gelang, jam
tangan, perwarna kuku dan lain lain), kuku tidak panjang pada
saat akan melakukan tindakan medis.

(c) Dilakukan pemeriksaan berkala terhadap semua petugas


kesehatan terutama pada area risiko tinggi (misalnya: ruang TB,
ruang VCT dan lain lain) yang dapat terpapar penyakit menular
infeksi sehingga perlu diberikan imunisasi sesuai risiko paparan pada
petugas yang dihadapi termasuk hasil konsultasi professional kesehatan,
misalnya imunisasi Hepatitis B.

(d) Tersedia kebijakan penatalaksanaan akibat tusukan


jarum/benda tajam bekas pakai pasien, sebagai berikut:

1) Prosedur pemeriksaan, alur penanganan pasca pajanan dan


pemberian imunisasi.
2) Tersedia obat-obatan terkait penanganan pasca pajanan dan tim
kesehatan yang ditunjuk untuk menangani.
3) Mekanisme pelaporan kejadian.
4) Sistem pendokumentasian kejadian pasca pajanan.

(e) Prinsip Penanganan pasca pajanan, sebagai berikut:

1) Bertindak tenang dan jangan panik.


2) Pembersihan area Iuka dilakukan dengan air mengalir tanpa
melakukan pemijatan dengan maksud mengeluarkan darah (biarkan
darah keluar secara pasif) kemudian cuci dengan sabun dan air
mengalir.
3) Percikan yang mengenai mulut, segera ludahkan dan berkumur-
kumur dengan air bersih berulang kali.
4) Percikan yang mengenai mata, segera cuci mata dengan air
mengalir dengan posisi kepala miring kearah area mata yang
terkena percikan.
5) Bila percikan mengenai hidung segera hembuskan keluar dan
bersihkan dengan air mengalir.
6) Laporkan pada atasan langsung untuk proses tindak lanjut
sesuai ketentuan yang berlaku.

(f) Tersedia sistem atau skema pembiayaan yang disediakan oleh FKTP
bagi petugas kesehatan yang memerlukan perawatan kesehatan pasca
pajanan.

(G)Tata laksana pasca pajanan, sebagai berikut:

Jika tertusuk benda tajam bekas pakai maka:

1) Jangan panik
2) Cuci di bawah air mengalir, biarkan darah yang keluar
sebanyak banyak dan jangan memijit area Iuka (karena akan
membuat sisa bekas tusukan semakin masuk ke dalam Iuka,
kemudian obati Iuka.
3) Lapar pada atasan, untuk segera membuat laporan ke
Penanggung jawab PPI sebagai bahan upaya pencegahan dan
pengobatan di klinik.
4) Dilakukan penelusuran jarum bekas pakai pasien dengan tujuan
memastikan apakah betul bekas pakai pasien, dan apakah pasien
terpapar HIV, Hep B atau lainnya
5) jika pasien negatif maka kasus tidak dilanjutkan, petugas
diberikan konseling kesehatan,
6) jika pasien positif maka pastikan status petugas (korban) tidak
terpapar dari HIV, Hepatitis dengan pemeriksaan laboratorium,
jika negatif maka petugas diberikan konseling saja dan immunisasi
sesuai ketentuan.
7) Setelah diberikan immunisasi kepada petugas dilakukan
pengawasan 3, 6, 12 bulan atau sesuai standar yang
ditetapkan oleh fasilitas pelayanan kesehatan.

Jika terpajan cairan tubuh pasien

1. Cuci atau bilan dengan air mengalir sebanyak banyaknya.


2. Jika ada Iuka pada area percikan maka lakukan prosedur di atas.

-
Bagan alur
Hal – hal yang
-
perlu
diperhatikan
Unit terkait UGD

PONED

Ruang Pelayanan BP, MTBS, KIA

Dokumen terkait Rekam Medis

Rekam historis Tanggal mulai


No. Yang diubah Isi perubahan
perubahan diberlakukan

KEBERSIHAN PERNAPASAN ATAU


ETIKA BATUK
SOP
No. Dokumen : No/I/SOP/A/1/2023
No. Revisi :

Tanggal Terbit : Februari 2023

Halaman :

PUSKESMAS Yangyang Citra Gumelar, SKM., M.Kes


RAWAT INAP
NIP. 19800928 201001 1 007
RANGKASBITUNG

Kebersihan pernapasan atau etika batuk adalah tata cara batuk atau bersin
yang baik dan benar sehingga bakteri tidak menyebar ke udara, tidak
Pengertian mengkontaminasi barang atau benda sekitarnya agar tidak menular ke
orang lain

Mencegah penyebaran bakteri atau virus secara luas melalui transmisi


airborne dan droplets agar keamanan dan kenyamanan orang lain
Tujuan
tidak terganggu.

Kebijakan Untuk Pencegahan dan Pengendalian Infeksi penyakit puskesmas melaksanakan


sesuai perUndang- Undangan
Referensi 1. Buku pedoman teknis PPI di FKTP Tahun 2020
2. PMK No.47 Tahun 2017
3
Alat dan Bahan

Prosedur Prosedur kebersihan pernapasan/etika batuk, sebagai berikut:

(a) Pastikan dan ajarkan petugas, pasien dan pengunjung melakukan


kebersihan pernapasan/etika batuk apabila mengalami gangguan
pernapasan, batuk, flu atau bersin.

(b) Lakukan prosedur kebersihan pernapasan/etika batuk saat anda flu atau

batuk, gunakan masker bedah dengan baik dan benar agar orang lain tidak
tertular.

(c) Tidak mengantungkan masker bekas atau dipakai pada leher karena
bisa menyebar kembali virus dan bakteri ketika digunakan kembali.

(d) Bila tidak tersedia masker bedah, gunakan metode lain untuk
pencegahan dan pengendalian sumber patogen (misalnya, saputangan, tisu,
atau lengan bagian atas) saat batuk dan bersin

(e) Lakukan langkah etika batuk yang baik dan benar sesuai gambar di
bawah ini.

1. Tutup mulut dengan tisu Jlka anda batuk dan bersin


2. Buang tisu yang sudah ada tempat sampah/llmbah
3. Saat batuk dan flu gunakanlah masker agar orang lain tidak tertular

4. Lakukan batuk dan bersin pada lengan baju atas baglan dalam

5. bersihkan tangan dengan air mengalir dan sabun atau cairan alcohol
(handrub)

-
Bagan alur
Hal – hal yang
-
perlu
diperhatikan
Unit terkait UGD

PONED

Ruang Pelayanan BP, MTBS, KIA

Dokumen terkait Rekam Medis

Rekam historis Tanggal mulai


No. Yang diubah Isi perubahan
perubahan diberlakukan
No. Dokumen : No/I/SOP/A/1/2023

No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : Februari 2023

Halaman :½

PUSKESMAS Yangyang Citra Gumelar, SKM., M.Kes


RAWAT INAP
NIP. 19800928 201001 1 007
RANGKASBITUNG

3. Pengertian Kegiatan dalam mcnangani limbah cairan B3

4. Tujuan Melindungi pasien, petugas kesehatan, dan masyarakat sekitar puskesmas dari
terkena penyakit akibat pencemaran bahan berbahaya dan beracun

5. Kebijakan Untuk Pencegahan dan Pengendalian Infeksi penyakit puskesmas melaksanakan


sesuai perUndang- Undangan
6. Referensi 1. Buku pedoman teknis PPI di FKTP Tahun 2020
2. PMK No.47 Tahun 2017
3
7. Alat dan Bahan
Masker, sarung tangan, sikat bulu, pengki plastic, tissu towel,
absorben

Kantong plastic ukuran 2 kg dan 5 kg

Botol spray uk 500 ml berisi cairan klorin 0,5%


Wash lap / kanebo

Tali pengikat

Spidol

Stiker NO.121

Lembar peringatan

Laporan kejadian
8. Prosedur 1. Cari/ lihat MSDS (Material Safety Data Sheet) atau lembar Data
Pengamanan (LDP)
2. Segera siapkan spill kit tumpahan bahan yang dimaksud
3. Pasang lembar peringatan di dekat tumpahan bahan kimia
4. Sebelum melaksanakan kegiatan gunakan APD (masker, sarung
tangan, gogles)
5. Pasan tissue towel di sekitar bahan kimia untuk pembatas agar
bahan kimia yang tumpah tidak meluas
6. Taburkan absorben pada bahan kimia cair yang tumpah agar
meresap/ mengering, lalu diamkan ±3 menit
7. Kumpulkan/sapukan bahan tumpahan dengan menggunakan sikat
bulu dan pengki plastik, kemudian tumpahan dimasukkan ke dalam
kantong plastik yang berukuran 2 kg dan diikat selanjutnya kantong
diberi label sesuai dengan nama bahan kimia yang tertumpah
8. Lantai yang terkenan tumpahan semprot dengan cairan desinfektan,
kemudia dikeringkan menggunakan wash lap/kanebo
9. Masukan masker, sarung tangan , plastik berisi tumpahan bahan
kimia dan washlap/kanebo ke dalam kantong plastik ukuran 5 kg
dan diikat kuat dan diberi label limbah B3 (bahan kimia berbahaya
dan beracun)
10. Petugas cuci tangan
11. Lakukan pencatatan dilebar laporan kejadian kemudian dikirim ke
unit kesling & PPI .

-
9. Bagan alur
10. Hal – hal yang
-
perlu
diperhatikan

11. Unit terkait UGD

PONED

Ruang Pelayanan BP, MTBS, KIA

12. Dokumen terkait Rekam Medis

13. Rekam historis Tanggal mulai


No. Yang diubah Isi perubahan
perubahan diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai