PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu pelayanan kesehatan yang telah disediakan oleh pemerintah saat ini adalah
rumah sakit. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit, rumah sakit merupakan suatu institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit juga
memiliki layanan yang wajib disediakan salah satunya yaitu rekam medis.
Rekam medis merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien (Sudra, 2014), sejak diterima baik rawat jalan, gawat darurat, maupun rawat inap
hingga pasien pulang. Rekam medis harus di buat secara tertulis, lengkap dan jelas atau
secara elektronik. Pihak yang terlibat dalam pengisian rekam medis yaitu dokter adalah
dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, dokter spesialis gigi, dokter tamu, perawat,
perawat gigi, bidan, tenaga laboraturium klinik, gizi, anesthesia, panata rontgen, dan
rehabilitasi medik
Rekam medis wajib dibuat oleh dokter dan fasilitas kesehatan wajib menyelenggarakan
fasilitas pengolahan rekam medis, sehingga kewajiban itu harus dijalankan, dan apabila
terlalaikan penyelenggaraannya akan berdampak pada akibat hukum yang harus ditanggung.
Dari kewajiban menyelenggarakan termasuk juga atas kewajiban menjaga apa yang ada di
dalam rekam medis tersebut. Sehingga bila isi rekam medis itu keluar dan diketahui oleh
orang lain sementara pasien yang mempunyai isi rekam medis berkeberatan rahasianya
diketahui orang lain, maka dokter / tenaga kesehatan lainnya / petugas rekam medis / siapa
saja yang membocorkannya dapat dituntut secara pidana dengan aduan pembocoran rahasia
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Gamasiano Alfiansyah (2020) dengan
judul penelitian “Determinan Keamanan dan Kerahasiaan Dokumen Rekam Medis di Ruang
Filing Rs X”, hasil studi lapangan menyatakan bahwa kurangnya keamanan dan kerahasiaan
di ruang filing yaitu petugas medis lain masuk di ruang filing tanpa alasan ijin masuk ruang
filing untuk kepentingan melihat informasi, melengkapi berkas rekam medis, meminjam
pengungkapan informasi pribadi pasien tertentu kepada sesama petugas medis dan juga
tempat pengembalian dokumen rekam medis berada di ruang terbuka yang mengakibatkan
orang lain yang tidak berkepentingan bisa masuk dan sangan mudah untuk dibuka oleh
orang lain. Mona (2017) berpendapat untuk menjaga keamanan isi dari dokumen rekam
medis perlu adanya tempat yang aman agar terhindar dari pencurian oleh orang yang tidak
bertanggung jawab.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Warijan dan Martha Marshyntha Nur’
Afifah (2019) dengan judul “Tinjauan Pelaksanaan Pelepasan Informasi Medis”, Hasil
penelitian menunjukan bahwa di RSUD Kota Salatiga mempunyai alur pelepasan informasi
medis, namun masih ada data yang belum sesuai dengan SPO yang ada. Terdapat 3 SPO
yang mengatur untuk menjamin aspek hukum kerahasiaan rekam medis pada pelaksanaan
pelepasan informasi medis. Perlu adanya penegasan untuk memperketat persyaratan yang
harus dibawa oleh pasien untuk permintaan pelepasan informasi medis agar tidak
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada saat praktek kerja lapangan,
ditemukan dokumen rekam medis yang pencatatanya tidak lengkap, tidak ada nama dokter
atau stampel, tanda tangan dokter, nama perawat, tanda tangan perawat/gelar profesi. Perlu
diingat bahwa kelengkapan dan keakuratab isi rekam medis sangat bermanfaat, baik bagi
perawatan dan pengobatan pasien, bukti hukum bagi rumah sakit dan dokter maupun bagi
kepentingan peneliti medis dan administrative. Saat observasi ditemukan juga petugas rekam
medis membicarakan keadaan pasien di tempat umum sehingga orang di sekitar dapat
mendengar percakapan tersebut. Hal ini tidak sesuai dengan Permenkes No.36 Tahun 2012
tentang Kewajiban Menyimpan Rahasia Kedokteran yaitu semua pihak yang terlibat dalam
pelayanan kedokteran dan/atau menggunakan data dan informasi tentang pasien wajib
hukum terhadap isi dokumen rekam medis pada fasilitas pelayanan kesehatan tingkat lanjut
Terhadap Isi Dokumen Rekam Medis pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Lanjut”.
B. Rumusan Masalah
tinkat lanjut?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
a. Menambah referensi untuk perpustakaan dan sebagai bahan tolok ukur sejauh mana
2. Bagi Mahasiswa
pekerjaan.
c. Dapat menjadi pembelajaran untuk diterapkan pada masa yang akan datang.