Anda di halaman 1dari 13

1.

Pengertian KB Kondom adalah alat kontrasepsi atau alat untuk mencegah kehamilan atau
KONDOM penularan penyakit kelamin pada saat bersanggama. Kondom biasanya dibuat
dari bahan karet latex dan dipakaikan pada alat kelamin pria pada keadaan
ereksi sebelum bersanggama (bersetubuh) atau berhubungan suami-istri.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pelayanan KB kondom
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis FKTP Abcde
4. Referensi Bari, Saifuddin. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. PT BINA
PUSTAKA SARWONO PRAWIROHARDJO : Jakarta
5. Prosedur Jika klien datang sendiri :
1. Mencuci tangan
2. Melakukan anamnesa
3. Melakukan pemeriksaan fisik
4. Memberikan KIE pada akseptor baru tentang KB kondom yang meliputi
pengertian, cara kerja, efektifitas, indikasi, kontraindikasi, efek samping,
keuntungan, keterbatasan
5. Memberi KIE tentang cara pemakaian kondom yang tepat yaitu :
- Gunakan kondom setiap akan melakukan hubungan
seksual.
- Agar efek kontrasepsinya lebih baik, tambahkan
spermisida ke dalam kondom.
- Jangan menggunakan gigi, benda tajam seperti pisau,
silet, gunting atau benda tajam lainnya pada saat
membuka kemasan.
- Pasangkan kondom saat penis sedang ereksi,
tempelkan ujungnya pada glands penis dan tempatkan
bagian penampung sperma pada ujung uretra.
Lepaskan gulungan karetnya dengan cara menggeser
gulungan tersebut ke arah pangkal penis. Pemasangan
ini haris dilakukan sebelum penetrasi penis ke vagina.
- Bila kondom tidak mempunyai tempat penampungan
sperma pada bagian ujungnya, maka saat memakai,
longgarkan sedikit bagian ujungnya agar tidak terjadi
robekan pada saat ejakulasi.
- Kondom dilepas sebelum penis melembek.
- Pegang bagian pangkal kondom sebelum mencabut
penis sehingga kondom tidak terlepas pada saat penis
dicabut dan lepaskan kondom di luar vagina agar tidak
terjadi tumpahan cairan sperma di sekitar vagina.
- Gunakan kondom hanya untuk satu kali pakai.
- Buang kondom bekas pakai pada tempat yang aman.
- Sediakan kondom dalam jumlah cukup dirumah dan
jangan disimpan di tempat yang panas karena dapat
merusak kondom.
6. Menandatangani inform choice.
7. Memberikan kartu K1 KB dan menganjurkan kunjungan ulang bila ada
masalah dengan penggunaan kondom.
8. Melakukan pendokumentasian.
9. Mencuci tangan.
6. Unit Terkait Loket, KIA, BP Umum, Laboratorium
1. Pengertian KB PIL KB Pil Kombinasi adalah salah satu jenis kontrasepsi oral hormonal yang
KOMBINASI diminum secara rutin setiap hari untuk mencegah kehamilan. Hormon yang
terkandung di dalam Pil KB, yaitu hormon estrogen dan progesteron, adalah
hormon yang sama yang diproduksi oleh tubuh wanita. Meminum Pil KB secara
teratur akan membantu menstabilkan level kedua hormon di dalam tubuh, dan
hal ini yang akan membantu dalam pencegahan kehamilan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pelayanan KB Pil Kombinasi
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis FKTP Abcde
4. Referensi Bari, Saifuddin. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. PT BINA
PUSTAKA SARWONO PRAWIROHARDJO : Jakarta
5. Prosedur 10. Mencuci tangan
11. Memberikan KIE pada akseptor baru tentang KB pil kombinasi yang
meliputi pengertian, cara kerja, efektifitas, indikasi, kontraindikasi, efek
samping, keuntungan, keterbatasan, prosedur pemakaian)
12. Melakukan anamnesa
13. Melakukan pemeriksaan fisik
14. Menandatangani inform choice dan inform consent.
15. Memberikan kartu K1 KB dan menganjurkan kunjungan ulang sesuai
dalam kartu K1 KB.
16. Melakukan pendokumentasian.
17. Mencuci tangan.
6. Unit Terkait Loket, KIA, Laboratorium, Gizi, BP Umum
1. Pengertian KB PIL KB Pil Laktasi adalah salah satu metode kontrasepsi yang sangat cocok untuk
LAKTASI ibu menyusui atau wanita yang mempunyai alergi terhadap hormon estrogen
karena hanya mengandung Linestrenol (hormon progestin) dengan dosis yang
rendah.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pelayanan KB Pil Laktasi
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis FKTP Abcde
4. Referensi Bari, Saifuddin. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. PT BINA
PUSTAKA SARWONO PRAWIROHARDJO : Jakarta
5. Prosedur 18. Mencuci tangan
19. Memberikan KIE pada akseptor baru tentang KB pil laktasi yang meliputi
pengertian, cara kerja, efektifitas, indikasi, kontraindikasi, efek samping,
keuntungan, keterbatasan, prosedur pemakaian)
20. Melakukan anamnesa
21. Melakukan pemeriksaan fisik
22. Menandatangani inform choice dan inform consent.
23. Memberikan kartu K1 KB dan menganjurkan kunjungan ulang sesuai
dalam kartu K1 KB.
24. Melakukan pendokumentasian.
25. Mencuci tangan.
6. Unit Terkait Loket, KIA, Laboratorium, BP Umum, Gizi
1. Pengertian KB Alat kontrasepsi berupa suntikan yang mengandung medroksi progesteron
SUNTIK 3 BULAN asetat yang bila diberikan dengan dosis yang dianjurkan tiap 3 bulan, akan
menghambat sekresi gonadotropin yang kemudian akan mencegah proses
pematangan folikel dan ovulasi sehingga terjadi penipisan dinding
endometrium.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan KB suntik 3
bulan
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis FKTP Abcde
4. Referensi Bari, Saifuddin. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. PT BINA
PUSTAKA SARWONO PRAWIROHARDJO : Jakarta
5. Prosedur 26. Memberikan KIE pada akseptor baru tentang KB suntik 3 bulan (progestin)
yang meliputi pengertian, cara kerja, efektifitas, indikasi, kontraindikasi,
efek samping, keuntungan, keterbatasan, prosedur penyuntikan)
27. Melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
28. Menandatangani inform choice dan inform consent.
29. Klien tidur di tempat tidur dengan posisi miring/ tengkurap.
30. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
31. Mengocok dengan baik obat suntik, dan menghindari terjadinya
gelembung-gelembung udara.
32. Menyedot obat suntik dengan spuit 3 ml sampai obat habis, dan
mengeluarkan sisa udara di spuit.
33. Membersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol.
34. Menyuntikkan obat KB secara IM (intra muscular) pada 1/3 SIAS di
paha/bokong kanan/kiri.
35. Menekan bekas suntikan dengan kapas supaya obat tidak keluar.
36. Memasukkan spuit bekas ke dalam safety box.
37. Memberikan KIE, efek samping yang mungkin terjadi setelah penyuntikan.
38. Memberikan kartu K1 KB dan menganjurkan kunjungan ulang sesuai
dalam kartu K1 KB.
39. Melakukan pendokumentasian.
40. Membereskan alat- alat
41. Melepaskan sarung tangan
42. Mencuci tangan.
6. Unit Terkait Loket, KIA, Laboratorium, BP Umum, Gizi
1. Pengertian Pelepasan AKDR adalah mengeluarkan suatu benda kecil yang terbuat dari
PELEPASAN AKDR plastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon
yang ada di dalam rahim melalui vagina dengan menarik benang AKDR keluar.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melepas AKDR
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis FKTP Abcde
4. Referensi Bari, Saifuddin. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. PT BINA
PUSTAKA SARWONO PRAWIROHARDJO : Jakarta
5. Prosedur 1. Melakukan informed concent.
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan bahan dan alat meliputi :
- Bivalve speculum
- Forsep / korentang
- Kom untuk larutan antiseptic
- Sarung tangan
- Cairan antiseptic
- Kain kassa atau kapas
- Sumber cahaya missal : lampu
4. Menjelaskan pada klien tentang apa yang akan dilakukan dan
mempersilakan klien mengajukan pertanyaan.
5. Memakai sarung tangan.
6. Memasukkan speculum untuk melihat serviks dan benang
AKDR.
7. Mengusap vagina dan serviks dengan larutan antiseptic.
8. Mengatakan pada klien bahwa AKDR akan dicabut, meminta
klien untuk tenang dan menarik napas panjang dan mungkin
timbul rasa sakit tapi itu normal.
9. Jika benang sudah terlihat, jepit benang menggunakan klem
lurus atau lengkung kemudian tarik perlahan-lahan.
10. Bila benang putus,saat ditarik tetapi ujung AKDR masih dapat
dilihat maka jepit ujung AKDR tersebut dan tarik keluar.
11. Bila benang tak tampak, periksa pada kanalis servikalis
dengan menggunakan klem lurus atau lengkung. Bila tidak
ditemukan, masukkan klem ke dalam kavum uteri untuk
menjepit benang atau AKDR itu sendiri lalu tarik perlahan-
lahan.
12. Lepas speculum.
13. Buang bahan-bahan habis pakai yang terkontaminasi
sebelum melepas sarung tangan. (Bersihkan permukaan yang
terkontaminasi)
14. Lakukan dekontaminasi alat-alat dan sarung tangan dengan
segera setelah selesai dipakai.
15. Lakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Loket, KIA, Laboratorium, BP Umum, Gizi
1. Pengertian Melepas atau mengeluarkan kapsul dari tempat pemasangan dengan
PELEPASAN KB beberapa metode pelepasan.
IMPLANT
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pelepasan KB Implant
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis FKTP Abcde
4. Referensi Bari, Saifuddin. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. PT BINA
PUSTAKA SARWONO PRAWIROHARDJO : Jakarta
5. Prosedur 1. Melakukan Informed concent
2. Mempersilakan klien untuk mencuci lengan
3. Mempersilakan klien berbaring dengan lengan yang terpasang kapsul pada
meja samping sesuai dengan posisi yang disukai petugas.
4. Menyiapkan alat yang meliputi :
- Doek steril
- Bak instrumen
- Kassa steril
- Spuit 3 ml
- Obat anastesi 2 ampul
- Betadine
- Klem lengkung
- Klem U
- Pisau bisturi
- Band aid
- Plester
- Gunting
5. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir.
6. Memakai sarung tangan
7. Mengatur alat dan bahan - bahan sehingga mudah dicapai.
8. Usap tempat pencabutan dengan kassa berantiseptik
menggunakan klem dengan gerakan melingkar keluar.
9. Bila ada gunakan kain doek untuk menutupi lengan.
10. Raba seluruh kapsul untuk menentukan lokasinya.
11. Setelah memastikan klien tidak alergi obat anestesi, isi alat
suntik 3 ml dengan obat anestesi.
12. Masukkan jarum tepat di bawah kulit pada tempat insisi
kemudian lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak
masuk ke dalam pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat
anastesi untuk membentuk gelembung kecil di bawah kulit,
kemudian tanpa memindahkan jarum, masukkan ke bawah
kulit sekitar 4cm. Kemudian tarik jarum pelan pelan sehingga
membentuk jalur sambil menyuntikkan obat anastesi
sebanyak 1ml diantara tempat untuk memasang kapsul.
13. Melakukan pencabutan kapsul dengan :
A. Metode Standart
B. Metode Pencabutan Teknik ”U”
C. Metode Pencabutan Teknik ”Pop Out”
14. Sebelum mengakhiri tindakan, hitung untuk memastikan
jumlah kapsul yang sudah dicabut. Tunjukkan kapsul yang
telah tercabut pada klien.
15. Bila klien ingin meneruskan memakai Implant, maka satu set
kapsul yang baru dapat segera dipasang setelah selesai
pencabutan.
16. Bila klien tidak ingin melanjutkan pemakaian implant lagi,
bersihkan tempat insisi dan sekitarnya dengan menggunakan
kassa berantiseptik.
17. Gunakan klem untuk memegang kedua tepi luka insisi selama
10 sampai 15 detik untuk mengurangi perdarahan dari luka
insisi.
18. Lanjutkan dengan membalut luka insisi.
19. Dekatkan kedua tepi luka insisi kemudian tutup dengan band
aid atau kassa steril atau plester.
20. Buang bahan-bahan habis pakai yang terkontaminasi
21. Sebelum melepas sarung tangan. (Bersihkan permukaan
yang terkontaminasi)
21. Lakukan dekontaminasi alat-alat dan sarung tangan dengan
segera setelah selesai dipakai.
22. Beritahu klien mungkin akan timbul memar, pembengkakan,
dan kulit kemerahan pada daerah pencabutan selama
beberapa hari, hal ini normal.
23. Beritahu perawatan luka.
24. Anjurkan untuk segera kembali ke tenaga kesehatan untuk
perawatan tindak lanjut bila diperlukan.
25. Dokumentasikan
6. Unit Terkait Loket, KIA, Laboratorium, Gizi, BP Umum
1. Pengertian AKDR / IUD adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur,
PEMASANGAN mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke
AKDR dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memasang AKDR / IUD
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis FKTP Abcde
4. Referensi Bari, Saifuddin. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. PT BINA
PUSTAKA SARWONO PRAWIROHARDJO : Jakarta
5. Prosedur 1. Melakukan informed concent.
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan bahan dan alat meliputi :
- Bivalve speculum
- Tenakulum
- Sonde Uterus
- Forsep / korentang
- Gunting
- Kom untuk larutan antiseptic
- Sarung tangan
- Cairan antiseptic
- Kain kassa atau kapas
- Sumber cahaya missal : lampu
- Alat IUD
4. Menjelaskan pada klien tentang apa yang akan dilakukan dan
mempersilakan klien mengajukan pertanyaan.
5. Menyampaikan kepada klien kemungkinan akan merasa sedikit
sakit pada beberapa langkah waktu pemasangan dan nanti
akan diberitahu bila sampai pada langkah-langkah tersebut.
(pastikan klien telah mengosongkan kandung kencingnya)
6. Memakai sarung tangan.
7. Memasukkan lengan AKDR di dalam kemasan
sterilnya.Memeriksa genetalia eksterna
8. Memasukkan speculum
9. Melakukan pemeriksaan mikroskopik bila tersedia dan ada
indikasi.
10. Mengusap vagina dan serviks dengan larutan antiseptic.
11. Menjepit serviks menggunakan tenakulum.
12. Memasukkan sonde uterus untuk mengukur kedalaman
cavum uterus.
13. Memasang AKDR / IUD dengan langkah-langkah :
- Atur letak leher biru pada tabung inserter sesuai dengan
kedalaman cavum uteri.
- Lepas lengan AKDR / IUD dengan menggunakan teknik menarik
(withdrawl technique). Tarik keluar pendorong.
- Setelah lengan AKDR lepas, dorong secara perlahan –lahan
tabung inserter ke dalam cavum uteri sampai leher biru
menyentuh serviks.
- Tarik keluar sebagian tabung inserter, potong benang AKDR /
IUD kira-kira 3-4 cm panjangnya.
- Cara lain, tarik keluar seluruh tabung inserter, jepit benang
AKDR dengan menggunakan forcep kira-kira 3-4 cm dari
serviks dan potong benang AKDR pada tempat tersebut.
14. Lepas AKDR
15. Buang bahan-bahan habis pakai yang terkontaminasi
sebelum melepas sarung tangan. (Bersihkan permukaan yang
terkontaminasi)
16. Lakukan dekontaminasi alat-alat dan sarung tangan dengan
segera setelah selesai dipakai.
17. Ajarkan pada klien bagaimana memeriksa benang AKDR
yaitu dengan memasukkan jari pada vagina dalam kondisi
bersih untuk meraba adanya benang.
18. Minta klien menunggu selama 15-30 menit setelah
pemasangan AKDR.
19. Buatkan K1 dan buat kesepakatan control 1 minggu lagi.
19. Lakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Loket, KIA, Laboratorium, BP Umum, Gizi
1. Pengertian Pemasangan Implant adalah memasang alat kontrasepsi bawah kulit.
PEMASANGAN KB
IMPLANT
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemasangan KB Implant
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis FKTP Abcde
4. Referensi Bari, Saifuddin. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. PT BINA
PUSTAKA SARWONO PRAWIROHARDJO : Jakarta
5. Prosedur 1. Melakukan Informed concent
2. Mempersilakan klien untuk mencuci lengan
3. Mempersilakan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan
diletakkan pada meja samping sesuai dengan posisi yang disukai
petugas.
4. Menyiapkan alat yang meliputi :
- Doek steril
- Bak instrumen
- Kassa steril
- Set Implant
- Spuit 3 ml
- obat anastesi 2 ampul
- Betadine
- Klem
- Pisau bisturi
- Band aid
- Plester
- Gunting
5. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir.
22. Memakai sarung tangan
23. Mengatur alat dan bahan - bahan sehingga mudah dicapai
dan hitung kapsul untuk memastikan jumlahnya.
24. Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik,
gunakan klem steril untuk memegang kassa berantiseptik
25. Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke
arah luar dengan gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan
biarkan kering sebelum memulai tindakan.
26. Bila ada gunakan kain penutup (doek) yang mempunyai
lubang untuk menutupi lengan.
27. Setelah memastikan tidak alergi terhadap obat anastesi, isi
alat suntik dengan 3ml obat anastesi (1% tanpa epinefrine)
28. Masukkan jarum tepat di bawah kulit pada tempat insisi
kemudian lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak
masuk ke dalam pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat
anastesi untuk membentuk gelembung kecil di bawah kulit,
kemudian tanpa memindahkan jarum, masukkan ke bawah
kulit sekitar 4cm. Kemudian tarik jarum pelan pelan sehingga
membentuk jalur sambil menyuntikkan obat anastesi
sebanyak 1ml diantara tempat untuk memasang kapsul.
29. Pegang skapel dengan sudut 45 derajat, buat insisi dangkal
hanya untuk sekedar menembus kulit.
30. Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan
pendorong didalamnya, masukkan ujung trokar melalui luka
insisi dengan sudut kecil.
31. Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit, angkat trokar
ke atas sehingga kulit terangkat, masukkan trokar perlahan
lahan dan hati hati ke arah dekat pangkal.
32. Masukkan pendorong dan dorong kapsul ke arah ujung trokar
sampai terasa ada tahanan.
33. Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu
tangan untuk menstabilkan. Tarik tabung trokar dengan
menggunakan ibu jari dan telunjuk ke arah luka insisi sampai
muncuk di tepi luka insisi dan pangkalnya menyentuh
pegangan pendorong.
34. Saat pangkal trokar menyentuh pegangan pendorong harus
terlihat di tepi luka insisi dan kapsul saat itu keluar dari trokar
tepat berada di bawah kulit.
35. Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung trokar ke
arah lateral kanan dan kembalikan lagi ke posisi semula.
36. Selanjutnya geser trokar sekitar 15 – 25 derajat
37. Masukkan trokar seperti pada pemasukkan kapsul pertama.
38. Putar pendorong 180 derajat sampai terdengar bunyi klik.
39. Masukkan kapsul kedua seperti cara memasukkan kapsul
yang pertama.
40. Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan
kapsul semuanya telah terpasang.
41. Setelah kedua kapsul terpasang semuanya, dan posisi setiap
kapsul sudah diperiksa keluarkan trokar pelan pelan. Tekan
tempat insisi dengan jari menggunakan kassa selama 1 menit
untuk menghentikan perdarahan
42. Bersihkan tempat pemasangan dengan kassa berantiseptik.
43. Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau plester
dengan kassa steril untuk menutup luka insisi.
28. Buang bahan-bahan habis pakai yang terkontaminasi sebelum melepas
sarung tangan. (Bersihkan permukaan yang terkontaminasi)
29. Lakukan dekontaminasi alat-alat dan sarung tangan dengan segera setelah
selesai dipakai.
30. Amati klien kurang lebih 15-20 menit sebelum memulangkan
klien.
31. Buatkan K1 dan dokumentasikan
32. Buat kesepakatan untuk kontrol 3 hari berikutnya.
6. Unit Terkait Loket, KIA, Laboratorium, Gizi, BP Umum

Anda mungkin juga menyukai