Anda di halaman 1dari 44

COITUS INTERUPTUS

1. Pengertian
Coitus interuptus atau senggama terputus adalah metode keluarga berencana
tradisional/alamiah, di mana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina
sebelum mencapai ejakulasi.

2. Cara Kerja
Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak
masuk ke dalam vagina, maka tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum, dan
kehamilan dapat dicegah. Ejakulasi di luar vagina untuk mengurangi kemungkinan
air mani mencapai rahim.

3. Efektifitas
Metode coitus interuptus akan efektif apabila dilakukan dengan benar dan
konsisten. Angka kegagalan 4-27 kehamilan per 100 perempuan per tahun.
Pasangan yang mempunyai pengendalian diri yang besar, pengalaman dan
kepercayaan dapat menggunakan metode ini menjadi lebih efektif.

4. Manfaat
Coitus interuptus memberikan manfaat baik secara kontrasepsi maupun non
kontrasepsi.

A. Manfaat Kontrasepsi
1) Alamiah.
2) Efektif bila dilakukan dengan benar.
3) Tidak mengganggu produksi ASI.
4) Tidak ada efek samping.
5) Tidak membutuhkan biaya.
6) Tidak memerlukan persiapan khusus.
7) Dapat dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
8) Dapat digunakan setiap waktu.

B. Manfaat Non Kontrasepsi


1) Adanya peran serta suami dalam keluarga berencana dan kesehatan
reproduksi.
2) Menanamkan sifat saling pengertian.
3) Tanggung jawab bersama dalam ber-KB.

C. Keterbatasan
Metode coitus interuptus ini mempunyai keterbatasan, antara lain:
1) Sangat tergantung dari pihak pria dalam mengontrol ejakulasi dan tumpahan
sperma selama senggama.
2) Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual (orgasme).
3) Sulit mengontrol tumpahan sperma selama penetrasi, sesaat dan setelah
interupsi coitus.
4) Tidak melindungi dari penyakit menular seksual.
5) Kurang efektif untuk mencegah kehamilan.
5. Cara Coitus Interuptus
Sebelum melakukan hubungan seksual, pasangan harus saling membangun
kerjasama dan pengertian terlebih dahulu. Keduanya harus mendiskusikan dan
sepakat untuk menggunakan metode senggama terputus.
Sebelum melakukan hubungan seksual, suami harus mengosongkan
kandung kemih dan membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari
ejakulasi sebelumnya.
Apabila merasa akan ejakulasi, suami segera mengeluarkan penisnya dari
vagina pasangannya dan mengeluarkan sperma di luar vagina.
Pastikan tidak ada tumpahan sperma selama senggama.
Pastikan suami tidak terlambat melaksanakannya.
Senggama dianjurkan tidak dilakukan pada masa subur.

PENYUNTIKAN KB
Pengertian suntikan kombinasi merupakan kontrasepsi suntik yang berisi
hormone sintesis estrogen dan progesterone

A. Indikasi
1) Usia reproduksi
2) Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak
3) Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi
4) Menyusui ASI membutuhkan pacsa persalinan > 6 bulan
5) Pasca persalinan dan tidak menyusui
6) Anemia
7) Nyeri haid
8) Haid teratur
9) Riwayat kehamilan ektopik
10) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
11) Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh
menggunakan pil kontrasepsi kombinasi

B. Kontra indikasi
1) Hamil atau diduga hamil
2) Menyusi dibawah 6 minggu pasca persalinan
3) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
4) Penyakit hati takut (virus hepatitis)
5) Usia > 35 tahun yang merokok
6) Riwayat penyakit jantung,stroke atau dengan tekanan darah tinggi
(>180/110 mmHg)
7) Riwayat kelainan trombo emboli atau dengan kencing manis > 2o
tahun
8) Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau
migrant
9) Keganasan pada payudara

C. Waktu pemberian
1) Setiap saat selama siklus haid, dengan syarat tidak hamil
2) Mulai hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid
3) Perempuan yang mengunakan kontrasepsi hormonal land an ingin
mengganti kontrasepsi suntik
4) Apabila sedang mengunakan satu jenis kontrasepsi suntik jenis
kontrasepsi suntik dan ingin mengganti dengan kontrasepsi suntik
jenis lain, kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada
saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya
5) Perempuan yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin
mengganti dengan kontrasepsi hormonal
6) Ingin mengganti AKDR dengan kontrasepsi hormonal
7) Tidak haid atau dengan perdarahan tidak teratur

D. Petugas
1) Mahasiswa yang telah menyelesaikan teori mata kuliah kesehatan
reproduksi dan keluarga berencana khususnya kontrasepsi suntikan
2) Bidan yang memahami teori kontrasepsi suntikan

E. Peralatan
1) Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan :
2) Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan :
1. Obat suntikan KB 1 vial
2. Sarung tangan karet (berfungsi sebagai proteksi diri) 1
pasang
3. Korentang 1 buah
4. Spuit 3 cc 1 buah
5. Kapas alcohol (alcohol swab) 1 buah
6. Bengkok 1 buah
7. Larutan klorin 0,5% liter
8. Tensimeter,stetoskop 1 buah
9. Timbangan berat badan 1 buah
10. Catatn, kartu dengan register KB 1 lembar
11. Informed consent

F. Prosedur pelaksanaan
1. Melakukan konseling awal
2. Melakukan informed consent
3. Mengajukan klien menimbang berat badan
4. Mengajukan klien berbaring ketempat tidur
5. Mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir dan
keringkan dengan handuk
6. Mengukur tekanan darah klien
7. Melakukan pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan
8. Mendekatkan alat-alat
9. Memakai sarung tangan karet
10. Memeriksa tanggal kadaluarsa obat suntuk dalam botol dosis
tunggal
11. Mengatur posisi klien sesuai kebutuhan
12. Mengocok botol/vial dengan baik, hindari terjadinya
gelembung2 udara
13. Membuka dan membuang tutup vial yang terbuat dari logam
atau plastik. Mengusap karet dibagian atas vial dengan kapas
alkohol (bila perlu),biarkan kering
14. Membuka kemasan spuit sekali pakai kencangkan jarum dengan
memegang pangkal jarum dalam keadaan tertutup jarum masih
terpakai
15. Menusukan jarum spuit kedalam vial melalui penutup karet,
balikan vial meghadap kebawah dengan jarum spuit tetap
didalam vial, kemudian masukan cairan suntik dalam spuit.jaga
agar ujung jarum tetap dalam batas cairan agar udara tidak
masuk kedalam alat suntik
16. Untuk mengeluarkan geelembung udara biarkan jarum dalam vial
dan pegang alat suntik dalam posisi tegak, ketuk tabung alat
suntik kemudian secara perlahan-lahan tekan pendorong ketenda
batas dosis, lalu cabut jarum dari
17. Menggunakan jarum yang sama (sebaiknya diganti dengan jarum
yang baru ) untuk menyuntik kan kepada klien
18. Membebaskan daerah yang akan disutik (muskulus ,gluteus
kuadra luar)dari pakaian
19. Membersihkan area suntikan menggunakan alkohol dengan
gerakan melingkar kearah luar dan biarkan kering
20. Menusukan jarum hingga pangkal jatrum suntik secara IM
21. Melakukan aspirasi dengan menarik penghisapan spuit
22. Jika tidak terlihat darah terhisap,obat disuntikan secar perlahan-
lahan hingga habis lalu cabut jarum
23. Menkankan sebntar (bukan menempel) bekas suntikan dengan
kapas DTT yang baru agar obat suntikan tidak keluar
24. Jangan memijat daerah suntikan jelaskan keklien bahwa dengan
hal tersebut dapat mempercepat pelepasan obat dari tempat
suntikan hingga masa efektif kontrasepsinya menjadi lebih
pendek
25. Merapikan klien
26. Merapikan alat
27. Sedot larutan klorin 0,5% kedalam spuit untuk membilas spuit dan
jarum kemudian spuit dibuang kedalam tempat sampah khussu
dan jarum dibuang ketempat khusus benda tajam
28. Melepaskan sarung tangan dalam kedaan terbalik. Mencuci sarung
tangan dengan cara merendamnya dalam larutan klorin
29. Mencuci tangan dengan sabut dan air mengalir, lalu keringkan
30. Mendokumentasikan hasil tindakan
31. Melakuan koseling akhir
SOP KB SUNTIK
kontrasepsi suntikan progestin adalah jenis kontrasepsi yang diberikan setiap 3 bulan atau 2
bulan dengan cara disuntikkan secara intramuskuler
TujuanMencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan
penetrasi sperma dan menghambat tranportasi gamet oleh tuba.
Jenis-jenis kontrasepsi suntikan progestin
1.Depo medroksiprogesteron asetat (DMPA),mengandung 150 mg,DPMA, yang
diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntikkan intra muskuler
2.Depo noretisteron enantat ( Depo Noristerat),yang mengandung 200 mg noretindron
enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntikkan intramuskuler
A. PERALATAN
Obat suntik kontrasepsi suntikan progestin sesuai pilihan- Spuit Disposable 3cc- Kapas
alkohol- Tensimeter
- Timbangan BB- Buku Regester KB- Kartu Akseptor- Tempat Jarum- Jarum disposable-
Bengkok- Tempat sampah medisB. PROSEDUR1. Mencuci tangan2.Berikan informasi
tentang KB suntik yang tersedia3.Anamnesa data pasien2. Menjelaskan prosedur dan
tujuannya (pada klien dan keluarga)3. Dilakukan penapisan : HPHT, paritas, riwayat
persalinan yang lalu, nyeri haid, penyakit yang pernah diderita4.Klien setelah dilakukan
pemeriksaan TTV, dipersilahkan naik di tempat tidur5.Klien disiapkan dengan posisi
miring , bagian pantat yang disuntik dibersihkan dengan kapas alkohol5. Obat yang
sudah disiapkan di spuit, sebelumnya jarum injeksi diganti baru Obat disuntikkan dengan
cara tegak lurus sampai jarum masuk seluruhnya7. Setelah selesai jarum dibuang
ditempat yang telah disediakan8. Klien dirapikan , tindakan didokumentasikan9.Klien
diberi kartu Akseptor dan dipesan kembali sesuai jadwal yang ditentukan10. Selesai

KONSELING PRA PEMASANGAN IMPLANT


Profil Implan
Efektif, nyaman, dapat dipakai semua wanita usia reproduksi, pemasangan dan pencabutan
memerlukan tenaga terlatih, kesuburan segera kembali setelah implan dicabut, efek
samping utama berupa pendarahan tidak teratur, pendarahan bercak, amonorhea, dan aman
dipakai pada masa laktasi.

Jenis Implan
Norplant (terdiri dari 6 batang dan berdaya guna 5 tahun), Jadena dan Indoplant (terdiri
dari 2 batang dan berdaya guna 3 tahun), dan Implanon (terdiri dari 1 batang dan berdaya
guna 3 tahun)

Cara Kerja Implan


Lendir serviks menjadi kental, mengganggu proses pembentukan endometrium,
mengurangi transportasi sperma, dan menekan ovulasi.
Tempat Pemasangan Implan
Implan dipasang di lengan bagian atas, yang tidak bias digunakan untuk aktivitas (dibawah
kulit sekitar 8 cm di atas lipat siku)
Keuntungan implan
Daya guna tinggi, pelindung jangka panjang, pengembalian kesuburan cepat setelah
pencabutan, tidak memerlukan pemeriksaan dalam, bebas estrogen, tidak mengganggu
kegiatan senggama, tidak mengganggu ASI, klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada
keluhan, dan dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
Kerugian implan
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa pendarahan
bercak, hipermenorea, dan amenorrhea serta dapat timbul keluhan seperti nyeri kepla, BB
naik/ turun, nyeri payudara, perasaan mual, pening, gelisah, membutuhkan tindak
pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan, tidak mencegah IMS termasuk AIDS,
memerlukan petugas terlatih untuk pencabutan, efektivitas menurun jika menggunakan
obat TBC/ obat epilepsy, serta terjadinya kehamilan ektipik sedikit lebih tinggi.
Indikasi implant
Usia reproduksi, wanita yang sudah memiliki anak ataupun belum, wanita yang
menginginkan kontrasepsi jangka panjang, menyusui, pascapersalinan, pascakeguguran,
wanita yang menginginkan anak lagi tapi menolak sterilisasi, mempunyai riwayat
kehamilan ektopik, wanita dengan tekanan darah<180/110 mmHg dengan masalah
pembekuan darah atau anemia bulan sabit, wanita yang tidak boleh menggunakan KB
hormonal yang mengandung estrogen, dan wanita yang sering lupa minum pil.
Kontraindikasi implan
Hamil, pendarahan pada vagina yang belum jelas penyebabnya, kanker/ riwayat kanker
payudara, myoma uterus, mempunyai gangguan teloransi glukosa, dan wanita yang tidak
dapat menerima perubahan pola haid.
Kunjungan ulang implan
Memberikan konseling pada kunjungan ulang untuk memastikan bahwa klien tidak
mengalami keluhan dalam penggunaan kontrasepsi pilihannya.
PERSIAPAN ALAT PENCABUTAN IUD
Konseling pra pencabutan
1. Melakukan 3 S (Senyum, Salam dan Sapa) dan menanyakan tujuan kedatangan
klien.
2. Tanyakan apa alasannya ingin mencabut AKDR tersebut dan jawab semua
pertanyaannya
3. Tanyakan tujuan reproduksi (KB) selanjutnya (apakah klien ingin mengatur jarak
kelahiran atau ingin membatasi jumlah anaknya)
4. Jelaskan proses pencabutan AKDR dan apa yang akan klien rasakan pada saat
proses pencabutan dan setelah pencabutan
B. Persiapan Alat
Memastikan persiapan alat/ bahan, terdiri dari:
1. Meja ginekologi/ bed
2. Bak Instrumen besar steril
a. Sarung tangan DTT 1 pasang
b. Speculum 1 buah
c. Aligator 1 buah
d. Kassa steril secukupnya
3. Kom berisi betadin secukupnya
4. Neirbeken 1 buah
5. APD : Celemek, masker dan sepatu bot
6. Sabun cuci tangan
7. Kain/ handuk lap tangan 1 buah
8. Kain penutup/ selimut 1 buah
9. Kain alas bokong 1 buah
10. Perlak 1 buah
11. Lampu sorot
12. Jam
13. Waskom berisi larutan klorin 0,5%
14. Tempat sampah
15. Alat dokumentasi (Rekam medik, form KB)
D. Tindakan Pra pencabutan
Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kemihnya dan mencuci area
genetalia dengan menggunakan sabun dan air
Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih
Bantu klien naik ke meja pemeriksaan
Kenakan kain alas bokong dan kain penutup perut pada klien untuk
pemeriksaan panggul.
Pakai sarung tangan DTT
Atur penempatan peralatan dan bahan-bahan yang akan dipakai dalam
wadah steril atau DTT
E. Prosedur pencabutan
Lakukan pemeriksaan bimanual:
Ø Pastikan gerakan servik bebas
Ø Tentukan besar dan posisi uterus
Ø Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa
Pasang spekulum vagina untuk melihat servik
Usap vagina dan servik dengan antiseptik menggunakan kasa steril
Jepit benang yang dekat dengan servik dengan alligator
Tarik keluar benang secara mantap tetapi hati-hati untuk mengeluarkan AKDR
Tunjukkan AKDR tersebut pada klien kemudian rendam dalam larutan klorin
0,5%
Keluarkan spekulum dengan hati-hati
F. Tindakan pasca pencabutan
Rendam semua peralatan yang sudah dipakai dalam larutan klorin 0,5% selama
10 menit untuk dekontaminasi
Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi (kasa, sarung tangan sekali
pakai) ketempat yang sudah disediakan
Celupkan dan lepaskan sarung tangan dalam larutan klorin 0.5% kemudian buka
secara terbalik dan rendam dengan larutan klorin.
Cuci tangan dengan air dan sabun
Konseling pasca pencabutan
Diskusikan apa yang harus dilakukan bila klien mengalami masalah (misalnya
perdarahan yang lama atau rasa nyeri pada perut atau panggul) dan jawab semua
pertanyaan klien
Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah diberikan
Ulangi kembali keterangan tentang pilihan kontrasepsi yang tersedia dan resiko
serta keuntungan dari masing-masing alat kontrasepsi bila klien ingin tetap
mengatur jarak kelahiran atau ingin membatasi jumlah anaknya
Bantu klien untuk menentukan alat kontrasepsi sementara sampai dapat
memutuskan alat kontrasepsi baru yang akan dipakai
Buat rekam medik tentang pencabutan AKDR
PERSIAPAN ALAT PEMASANGAN IUD
Peralatan:
* AKDR Copper T 380A
* Phantom uterus
* Spekulum cocor bebek
* Tampon tang
* Tena kulum
* Gunting benang
* Sonde uterus
* Mangkuk untuk larutan antiseptik
* Perlengkapan APD (celemek)
* Duk steril
* Hand Scooen steril
Bahan yang diperlukan :
v Kassa
v Kapas sublimat
v Cairan antiseptik (bethadine)
v Larutan klorin 0,5%
Perlengkapan yang harus ada dalam pemasangan AKDR Copper T 380A
v Meja gynekology
v Lampu sorot/lampu senter
v Kursi duduk
v Wastafel
v Sabun cuci tangan
v Handuk/lap tangan
v Waskom
v Tempat sampah
KONSELING PRA PEMASANGAN AKDR
1. Sapah klien dengan ramah dan tanyakan tujuan kedatangannya.
Lakukan Konseling, beri penjelasan, persilahkan klien mengajukan
pertanyaan, pastikan indikasi pemasangan AKDR dan lakukan
informed consent
2. Siapkan peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan
3. Pakailah perlengkapan perlindungan diri
4. Cuci tangan dengan air dan sabun serta keringkan dengan handuk
sebelum melakukan pemeriksaan
5. Atur posisi klien (Litotomi) senyaman mungkin
6. Atur lampu yang terang untuk melihat serviks
TINDAKAN PEMASANGAN AKDR
7. Masukkan lengan AKDR Cu T 380A dalam kemasan sterilnya
8. Pakailah sarung tangan steril atau sudah diidesinfeksi
9. Lakukan vulva hygiene dengan air DTT.
10. Pasang spekulum dan lihat serviks
11. Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptic sampai bersih
12. Jepit serviks dengan tenakulum secara hati-hati
13. Masukkan sonde uterus dengan tekhnik “tidak menyentuh” (no touch
technique)
14. Ukur kedalaman uterus pada tabung inserter dengan menggeser leher biru
15. Pasang AKDR dengan menggunakan teknik menarik (with drawl
technique)
ü Masukkan tabung inserter yang berisi AKDR ke dalam kanalis servikalis
ü Tarik tabung inserter sampai pangkal pendorong untuk memasukkan AKDR
ü Keluarkan pendorong dan dorong kembali tabung inserter sampai terasa tahanan pada
fundus
16. Gunting benang AKDR ± 3-4 cm, keluarkan tenakulum dan spekulum
17. Lakukan tindakan aseptik dengan larutan antiseptik
18. Lepaskan spekulum
19. Rendam alat-alat yang sudah dipakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi
20. Buang bahan-bahan yang sudah dipakai ketempat yang sudah
disediakan
21. Buka sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin 0,5%
22. Cuci tangan dengan air dan sabun serta keringkan dengan handuk
sebelum melakukan pemeriksaan.
TINDAKAN POST PEMASANGAN AKDR
23. Ajarkan pada pasien untuk memeriksa benang AKDR
24. Beritahu kapan klien harus datang kembali ke klinik untuk control dan
yakinkan bahwa klien dapat meminta AKDRnya dapat dicabut setiap saat.
25. Lengkapi rekam medic dan kartu AKDR untuk klien.
MTBS
Pengertian MTBS merupakan suatu pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana balita sakit
di fasilitas kesehatan tingkat dasar (Astuti, 2015)
Tujuan
1. Menanyakan kepada ibu tentang masalah anaknya yang sakit
2. Memeriksa tanda bahaya umum
3. Menanyakan kepada ibu tentang 4 keluhan utama
4. Melakukan penilaian lebih lanjut gejala lain yang berhubungan dengan keluhan utam
5. Membuat klasifikasi penyakit anak berdasarkan gejala yang ditemukan
6. Memeriksa dan mengklasifikasikan status gizi anak dan anemia
7. Memeriksa status imunisasi dan pemberian vitamin A
8. Menilai masalah lain yang dihadapi anak
Indikasi
1. Anak sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun
2. Bayi muda umur kurang dari 2 bulan
Alat dan Bahan
1. Termometer suhu
2. Timbangan berat badan balita
3. Pengukur tinggi badan
4. Air minum
5. Kapas alkohol 70%
6. Blood lancet steril
7. RDT Test
8. Obyek glass
9. Alat tulis untuk dokumentasi
Prosedur
1. Menyambut ibu dan anaknya dengan baik dan mempersilakan duduk
2. Melakukan anamnesa terhadap orang tua bayi atau balita mengenai:
a. Menanyakan nama dan umur anak
b. Menanyakan kepada ibu mengenai masalah anaknya
c. Menentukan apakah merupakan kunjungan pertama atau kunjungan ulang
3. Melakukan Pemeriksaan:
(Untuk Anak Usia 2 Bulan Sampai Dengan 5 Tahun)
a. Memeriksa tanda bahaya umum:
1) Menanyakan apakah anak bisa minum/menyusu
2) Menanyakan apakah anak selalu memuntahkan semua makanannya
3) Menanyakan apakah anak kejang
4) Melihat apakah anak letargis atau tidak sadar
b. Menanyakan keluhan utama
1) Menanyakan apakah anak batuk atau sukar bernapas
Jika Ya, tanyakan:
a) Sudah berapa lama
b) Hitung napas dalam 1 menit
c) Lihat adakah tarikan dinding dada kedalam
d) Dengar adanya stridor
2) Menanyakan apakah anak menderita diare
Jika Ya, tanyakan:
a) Sudah berapa lama
b) Lihat keadaan umum anak (letargis/gelisah/rewel)
c) Melihat apakah matanya cekung
d) Beri anak minum (lihat apakah anak tidak mau minum atau minum dengan lahap)
e) Cubit kulit perut untuk mengetahui turgor
3) Ukur suhu tubuh anak
Jika demam, tentukan demam campak, DBD atau malaria :
a) Tentukan apakah anak tinggal di daerah risiko malaria
b) Jika Risiko Rendah / tanpa Risiko malaria, tanyakan:
- Apakah anak berkunjung keluar daerah ini dalam 2 minggu terakhir
c) Ambil sediaan darah untuk memeriksa RDT atau pemeriksaan mikroskopis darah (tidak
dilakukan untuk daerah tanpa risiko)
d) Menanyakan sudah berapa lama anak demam
Jika lebih dari 7 hari, apakah demam terjadi setiap hari?
e) Menanyakan apakah anak pernah mendapat obat anti malaria dalam 2 minggu terakhir?
f) Menanyakan apakah anak menderita campak dalam 3 bulan terakhir?
g) Lihat dan raba adanya kaku kuduk
h) Lihat adanya pilek
i) Lihat apakah ada ruam kemerahan di kulit yang menyeluruh
j) Jika anak sakit campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir:
• Lihat adanya luka di mulut.
Jika ya, apakah dalam atau luas
• Lihat adakah nanah pada mata
• Lihat adakah kekeruhan pada kornea ?
k) Menanyakan apakah demam mendadak tinggi dan terus menerus
l) Menanyakan apakah ada perdarahan dari hidung atau gusi yang berat
m) Menanyakan apakah anak muntah
Jika ya:
- Apakah sering
- Apakah berdarah/seperti kopi?
n) Menanyakan apakah beraknya berwarna hitam?
o) Menanyakan apakah ada nyeri ulu hati atau anak gelisah
p) Memeriksa tanda-tanda syok
q) Melihat adanya perdarahaan dari hidung atau gusi yang berat
r) Melihat adanya bintik perdarahan di kulit (petekie)
4) Menanyakan apakah anak mempunyai masalah telinga
Jika Ya, tanyakan
a) Menanyakan apakah telinganya sakit
b) melihat adakah cairan/nanah keluar dari telinga
c) raba, adakah pembengkakan yang nyeri di belakang telinga
Jika Ya, berapa lama
c. Memeriksa status gizi
a) Lihat apakah anak tampak sangat kurus
b) Lihat dan raba adanya pembengkakan di kedua punggung kaki
c) Menentukan berat badan menurut panjang badan atau tinggi badan
d. Memeriksa anemia dengan melihat kepucatan pada telapak tangan
e. Memeriksa status imunisasi dan pemberian vitamin A
f. Menilai masalah / keluhan lain
(Pemeriksaan bayi muda umur kurang dari 2 bulan)
a. Menanyakan apakah bayi tidak mau minum atau memuntahkan semuanya
b. Menanyakan apakah bayi kejang
c. Memeriksa kemungkinan adanya infeksi bakteri dengan menanyakan:
1) Lihat apakah bayi bergerak hanya jika dirangsang
2) Hitung napas dalam 1 menit
3) Lihat apakah ada tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat.
4) Dengarkan apakah bayi merintih
5) Mengukur suhu aksila
6) Melihat adakah pustul di kulit
7) Melihat apakah mata bernanah
8) Melihat apakah pusar kemerahan atau bernanah
d. Periksa apakah bayi diare
e. Memerisa ikterus
1) Menanyakan apakah bayi kuning
Jika ya, pada umur berapa timbul kuning
2) Melihat adakah kuning pada bayi
3) Menentukan sampai di daerah manakah warna kuning pada bagian badan bayi
4) Menanyakan apakah warna tinja bayi pucat
Dokumentasi
Mencatat hasil pemeriksaan MTBS

PENKES MP-ASI
Makanan Pendamping ASI
Makanan pendamping ASI atau bisa disebut MP-ASI adalah makanan yang diberikan
kepada bayi selain ASI, dimana jenis dan karakter dari makanan tersebut disesuaikan
dengan umur bayi.

Tujuan Pemberian MP -ASI


Memenuhi kebutuhan bayi terhadap zat-zat gizi untuk keperluan pertumbuhan dan
perkembangan bayi yang tidak dapat dicukupi ASI
Menanamkan kebiasaan makan yang baik dan bergizi dan mengajarkan anak mengunyah
dan terbiasa dengan makanan baru
Memperkenalkan beraneka macam bahan makanan
SYARAT – SYARAT MP-ASI
Menurut Diah dan Rina, 2000,18, makanan tambahan untuk anak sebaiknya memenuhi
syarat sebagai berikut:
Nilai energi dan kandungannya yang tinggi
Proteinnya tinggi
Memiliki nilai suplementasi yang balk, vitamin dan mineral
Dapat diterima oleh-alat pencernaan anak dengan baik
Harganya relatif murah
Sebaiknya dapat diproduksi dari bahan-bahan yang tersedia secara lokal
Bersifat padat gizi
Bentuk dan porsi disesuaikan dengan selera serta daya terima bayi
Makanan harus bersih dan bebas dari kuman
Tanda-Tanda Bayi Siap Menerima Makanan Padat Pertama
a) Kesiapan Fisik
· Refleks muntah telah sangat berkurang atau sudah menghilang
· Keterampilan oromotor, dari hanya mampu menghisap dan menelan yang cair
menelan makanan yang lebih kental dan padat. Mampu memindahkan makanan dari bagian
depan ke bagian belakang mulut
· Mampu menahan kepala tetap tegak
· Duduk tanpa/hanya dengan sedikit bantuan dan mampu menjaga keseimbangan
badan
b) Kesiapan Psikologis
· Bayi akan memperlihatkan perilaku makan lanjut
· Dari reflektif ke imitatif
· Lebih mandiri dan eksploratif
· Pada usia 6 bulan bayi mampu menunjukkan keinginan makan dengan cara
membuka mulutnya
· Menunjukkan rasa lapar dengan memajukan tubuhnya ke depan/ke arah makanan
· Bila tidak berminat pada makanannya atau kenyang, bayi akan menarik tubuh ke
belakang/menjauh

Cara Pemberian MP-ASI


1. Berikan secara hati-hati, sedikit demi sedikit dari bentuk encer ke bentuk yang lebih
kental
2. Makanan baru diperkenalkan satu-persatu
3. Makanan yang mudah menimbulkan alergi yaitu sumber protein hewani diberikan
terakhir. Sedangkan telur diberikan pada usia 6 bulan
4. Sebaiknya jangan memaksa bayi, berikan saat bayi lapar

Awal Memperkenalkan MP-ASI


1. Berikan makanan dalam porsi kecil dulu, cukup 1-2 sendok teh
2. Tingkatkan jumlahnya sampai 3-4 sendok setelah 2-3 hari
3. Tambahkan porsinya secara bertahap dalam kurun waktu 4-5 hari
4. Untuk beberapa hari pertama, beri 1-2 kali sehari, bila bayi sudah terbiasa tingkatkan
pemberian MP-ASI hingga 2-3 kali sehari.

Cara Menyuapkan MP-ASI


1. Saat menyuapi, letakkan sedikit makanan pada sendok, kemudian masukkan perlahan
kedalam mulut bayi.
2. Suapkan makanan berikutnya setelah bayi berhasil menelan makanan sebelumnya
3. Suapkan makanan secara perlahan kedalam mulut bayi agar tidak tersedak.

Tahapan pengenalan MPASI:


Mulai usia 6 bulan
Tekstur makanan : semi cair.
Mulailah dengan makanan lunak seperti biskuit yang diencerkan pakai air atau susu.
Kenalkan pula bubur susu dalam jumlah sedikit demi sedikit. Bubur susu sebaiknya dibuat
sendiri dari tepung beras yang dicampur dengan ASI atau susu formula. Untuk pengenalan
rasa, selingi dengan tepung beras merah, kacang hijau, atau labu kuning.
Mulai pemberian sayuran yang dijus, kemudian buah yang dhaluskan atau di jus. Sayur dan
buah yang disarankan yaitu: pisang, pir, alpukat, jeruk.
Pemberian di selang seling Mulai usia 7 bulan
Perkenalkan dengan tekstur yang lebih kasar (semi padat) yaitu bubur tim saring. Coba
terus seandainya bayi menolak atau muntah karena tahapan ini harus dilaluinya. Jika tidak
nanti bayi akan malas mengunyah.
Perhatikan asupan zat besi seperti hati sapi karena di usia ini cadangan zat besi bayi mulai
berkurang.
Setelah secara bertahap pemberian tim saring, bayi bisa dikenalkan dengan nasi tim tanpa
disaring.
Jenis sayur dan buah yang disarankan: asparagus, wortel, bayam, sawi, bit, lobak, kol,
mangga, blewah, timun suri, peach.
Bisa juga ditambahkan ayam, sapi, hati ayam/sapi, tahu, tempe.
Mulai usia 9 bulan-12 Bulan
Mulai dikenalkan dengan bubur beras atau nasi lembek, lauk pauk dengan sayuran seperti
sup.
Pada usia lebih dari 1 tahun, anak sudah bisa mengkonsumsi makanan keluarga.
Contoh Jadwal Pemberian MPASI
Untuk Bayi Usia 6-7 bulan:
06.00 : ASI/ susu formula.
08.00 : biskuit yang diencerkan dengan air/ASI/susu formula.
10.00 : buah.
12.00 : bubur susu.
13.00 : ASI/ susu formula.
14.00 : biskuit yang diencerkan dengan air/ ASI/ susu formula.
16.00 : ASI/ susu formula.
18.00: Bubur susu.
19.00 : ASI/susu formula.
Untuk Bayi Usia 7-8 bulan:
06.00 : ASI/ susu formula.
08.00 : biskuit/ bubur susu.
10.00 : buah.
12.00 : bubur saring.
13.00 : ASI/ susu formula.
14.00 : bubur susu.
16.00 : ASI/ susu formula.
18.00 : bubur saring.
19.00 : ASI / susu formula.
Untuk Bayi Usia 9-12 bulan:
06.00 : ASI/ susu formula.
08.00 : bubur susu.
10.00 : buah.
12.00 : bubur tim/ nasi lembek.
13.00 : ASI/ susu formula.
14.00 : bubur susu/ biskuit/ snack.
16.00 : ASI/ susu formula.
18.00 : Nasi tim/ nasi lembek.
19.00 : ASI/ susu formula.
Apa Tanda Si Kecil Sudah Kenyang?
Berikut tanda-tanda yang bisa menjadi ukuran ketika bayi Anda kenyang…
1. Duduk bersandar di kursinya
2. Berpaling setiap kali Anda sodorkan makanan
3. Mulai memainkan makanan atau sendoknya
4. Tidak mau membuka mulutnya

Berikut ini adalah bahaya / kerugian pemberian MPASI dini:

1. Bayi lebih rentan terkena berbagai penyakit.


Saat bayi menerima asupan lain selain ASI, maka imunitas/kekebalan yang diterima bayi
akan berkurang. Pemberian MPASI dini berisiko membuka pintu gerbang masuknya
berbagai jenis kuman, belum lagi jika MPASI tidak disajikan secara higienis. Banyak
penelitian yang menyatakan pemberian ASI eksklusif melindungi bayi dari berbagai
penyakit seperti penyakit pernafasan, infeksi telinga dan penyakit saluran pencernaan yang
umum diderita anak-anak seperti diare.

2. Berbagai reaksi akibat sistem pencernaan bayi belum siap.


Bila MPASI diberikan sebelum sistem pencernaan bayi siap untuk menerimanya, maka
makanan tersebut tidak dapat dicerna dengan baik dan bisa menimbulkan berbagai reaksi
seperti diare, sembelit/konstipasi, timbulnya gas, dll.
Tubuh bayi belum memiliki protein pencernaan yang lengkap. Berbagai enzim seperti
amylase, enzim yang diproduksi pankreas belum cukup ketika bayi belum berusia 6 bulan.
Begitu pula dengan enzim perncerna karbohidrat (maltase, sukrase), dan lipase serta bile
salts untuk mencerna lemak.

3. Bayi berisiko menderita alergi makanan.


Memperpanjang pemberian ASI eksklusif menurunkan angka terjadinya alergi makanan.
Usia 4-6 bulan kondisi usus bayi masih “terbuka”, antibodi (sIgA) dari ASI bertugas
melapisi organ pencernaan bayi & memberikan kekebalan pasif, mengurangi terjadinya
penyakit dan reaksi alergi sebelum penutupan usus terjadi. Bayi mulai memproduksi
antibodi sendiri & penutupan usus terjadi saat bayi berusia 6 bulan.
4. Bayi berisiko mengalami obesitas/kegemukan.
Pemberian MPASI dini sering dihubungkan dengan meningkatnya kandungan lemak dan
berat badan pada anak-anak.

5. Bayi berisiko mengalami Invaginasi usus/intususepsi.


Invaginasi usus/intususepsi adalah keadaan di mana suatu segmen usus masuk ke dalam
bagian usus lainnya sehingga menimbulkan berbagai masalah kesehatan serius dan bila
tidak segera ditangani dapat menyebabkan kematian. Walau penyebab pasti penyakit ini
belum diketahui, namun hipotesa yang paling kuat karena pemberian MPASI yang terlalu
cepat.

PENKES TUMBUH KEMBANG BAYI


PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG BAYI & BALITA
A. Pengertian
Tumbuh adalah bertambahnya ukuran tumbuh anak, yaitu anak bertambah besar, berat, dan
tinggi, serta organ organ tubuh bertambah besar dan berat. Kembang adalah bertambahnya
kemampuan anak melalui proses pematangan organ tubuh. (Wong, 2009)
Proses tumbuh kembang berlangsung secara bersamaan dan bersinambungan, mencakup
aspek motorik, bahasa, dan kognitif, sosialisasi, dan kemandirian. Tumbuh kembang
optimal adalah tercapainya proses tumbuh kembang yang sesuai dengan potensi yang
dimiliki oleh anak. (Suriadi, 2011)
Stimulasi tumbuh kembang adalah perangsangan dan pelatihan terhadap anaka
yangdatangnya dari lingkungan luar, misalnya latihan kemampuan motorik, kemampuan
bahasa dan kognitif, kemampuan bersosialisasi, dan kemandirian sehingga anak mencapai
kemampuan yang optimal. (Wong, 2009)
Jadi Pemantauan tumbuh kembang bayi & balita adalah pemantauan dari setiap fase
tahapan tahapan perkembangan seorang bayi dari tidak bisa melakukan apa apa hingga bisa
berbicara, berjalan, menggenggam benda bermain dan memantau setiap perubahan fisik
yang terjadi pada bayi dan balita bertambahnya tinggi bertambahnya berat dan bertambah
pintarnya bayi dan balita.

B. Prinsip Tumbuh kembang


1. proses tumbuh kembang sangat bergantung pada aspek kematangan susnan saraf,
semakin sempurna
2. proses tumbuh kembang setiap individu adalah sama yaitu mencapai proses
kematangan
3. proses tumbuh kembang memiliki pola khas, mulai dari kepala hingga keseluruh
bagian tubuh, juga mulai dari kemampuan yang sederhana hingga mencapai kemampuan
yang lebih kompleks.

C. Pola Tumbuh Kembang


1. pola pertumbuhna fisik yang terarah, memiliki 2 prinsip:
Ø Cephalocaudal atau head to tail direaction (dari aarah kepala kemudian ke kaki), yang
ditandai dengan perubahan ukuran kemudian berkembangnya kemampuan pergerakan.
Ø Proximodistal atau near for direction, dimulai dengan menggerakan anggota gerak yang
lebih dengan dengan pusat / sumbu tengah, lalu ke daerah yang lebih jauh atau ke arah
bagian tepi.
Pola perkembangan dari umum ke khusus (mass to specific / to complex), pola
perkembangan berlangsung dalam tahapan ke tahapan perkembangan. Pola ini
mencerminkan ciri khusus dalam setiap tahapan perkembangan yang dapat digunakan
untuk mendeteksi perkembangan selanjutnya.
Tahapan pola perkembangan tersebut adalah:
· Masa pranatal
· Masa bayi, 0 sampai 1 tahun
· Masa pra sekolah 1 sampai 6 tahun
· Masa sekolah 6 sampai 18 / 20 tahun
Pola perkembangan dipengaruhi oleh kematangan dan latihan (belajar), terdapat saat yang
siap untuk menerima sesuatu dari luar guna mencapai proses kematangan, yang akan
sempurna bila mendapatkan rangsangan pada saat yang tepat. (Wong, 2009)

D. Ciri ciri
· Pertumbuhan
1. Terjadinya perubahan ukuran dalam hal bertambahnya ukuran fisik
2. Terjadi perubahan proporsi fisik, mulai dari masa konsepsi sampai dewasa.
3. Hilangnya ciri ciri lama selama masa pertumbuhan
4. Terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti proses kematangan
· Perkembangan
1. Selalu melibatkan proses perkembangan yang diikuti dari perubahan fungsi, seperti
perkembangan sistem reproduksi akan diikuti perubahan pada fungsi alat kelamin
2. Pola konstan dengan hukum tetap, dari kepala menuju kaudal atau dari proksimal ke
distal
3. Memiliki tahapan dari yang sederhana menuju hal yang sempurna
4. Kecepatan perkembangan yang berbeda pada setiap individu
5. Dapat menentukan pertumbuhan tahap selanjutnya, dimana tahapan perkembangan
harus dilewati tahap demi tahap. (Suriadi, 2011)
DDST
DDST (Denver Development Screening Test)
1. Definisi
DDST adalah sebuah metode pengkajian yang digunakan secara luas untuk menilai
kemajuan perkembangan usia 0-6 tahun. DDST di gunakan untuk mendetaksi adanya
masalah dalam perkembangan anak yang berat dan sebagai metode yang cepat untuk
mengidentifikasi anak yang memerlukan evaluasi lebih lanjut.
DDST adalah salah satu metode screening terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini
bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. (Soetjiningsih, 1998).
DDST terdiri dari item-item tugas perkembangan yang sesuai dengan usia anak mulai dari
usia 0-6 tahun . item –item tersebut tersusun dalam formulir khusus yang terbagi dalam 4
sektor yaitu :
a. Sektor personal sosial adalah penyesuaian diri di masyarakat dan kebutuhan pribadi
b. Sektor motorik halus yaitu koordinasi tangan kemampuan memainkan dan
menggunakan benda-benda kecil serta pemecahan masalah
c. Sektor bahasa adalah mendengar,mengerti menggunakan bahasa
d. Sektor motorik kasar adalah duduk,berjalan,dan melakukan gerakan otot besar
lainnya.
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam DDST
· DDST bukan merupakan test IQ dan bukan alat peramal kemampuan adaptif atau
intelektual pada masa yang akan datang
· DDST tidak digunakan untuk menetapkan diagnosa , seoerti kesukaran
belajar,gangguan bahasa , gangguan emosional dan sebagainya.
· DDST di arahkan untuk membandingkan kemampuan dengan anak yang lain yang
seusia , bukan sebagai pengganti evaluasi diagnostik dan pemeriksaan fisik
2. Fungsi DDST
DDST digunakan untuk menaksir perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasa dan
motorik kasar pada anak umur 1 bulan sampai 6 tahun.
3. Aspek-aspek Perkembangan yang Dinilai
Dalam DDST terdapat 125 tugas-tugas perkembangan dimana semua tugas perkembangan
itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam 4 kelompok besar yang
disebut sektor perkembangan, yang meliputi :
a. Personal Social (Perilaku Sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya, seperti:
1. Menatap muka
2. Membalas senyum pemeriksa
3. Tersenyum spontan
4. Mengamati tangannya
5. Berusaha menggapai mainan
6. Makan sendiri
7. Tepuk tangan
8. Menyatakan keinginan
9. Daag-daag dengan tangan
10. Main bola dengan pemeriksa
11. Menirukan kegiatan
12. Minum dengan cangkir
13. Membantu di rumah
14. Menggunakan sendok dan garpu
15. Membuka pakaian
16. Menyuapi boneka
17. Memakai baju
18. Gosok gigi dengan bantuan
19. Cuci dan mengeringkan tangan
20. Menyebut nama teman
21. Memakai T-shirt
22. Berpakaian tanpa bantuan
23. Bermain ular tangga / kartu
24. Gosok gigi tanpa bantuan
25. Mengambil makan

b. Fine Motor Adaptive (Gerakan Motorik Halus)


Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan
gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan dalam:
1. Mengikuti ke garis tengah
2. Mengikuti lewat garis tengah
3. Memegang icik-icik
4. Mengikuti 1800
5. Mengamati manik-manik
6. Tangan bersentuhan
7. Meraih
8. Mencari benang
9. Menggaruk manik-manik
10. Memindahkan kubus
11. Mengambil dua buah kubus
12. Memegang dengan ibu jari dan jari
13. Membenturkan 2 kubus
14. Menaruh kubus di cangkir
15. Mencoret-coret
16. Ambil manik-manik ditunjukkan
17. Menara dari 2 kubus
18. Menara dari 4 kubus
19. Menara dari 6 kubus
20. Meniru garis vertikal
21. Menara dari kubus
22. Menggoyangkan dari ibu jari
23. Mencontoh O
24. Menggambar dengan 3 bagian
25. Mencontoh (titik)
26. Memilih garis yang lebih panjang
27. Mencontoh ð yang ditunjukkan
28. Menggambar orang 6 bagian
29. Mencontoh ð
c. Language (Bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara
spontan yang meliputi :
1. Bereaksi
2. Bersuara
3. Oooo ? Aaaah
4. Tertawa
5. Berteriak
6. Menoleh ke bunyi icik-icik
7. Menoleh ke arah suara
8. Satu silabel
9. Meniru bunyi kata-kata
10. Papa/mama tidak spesifik
11. Kombinasi silabel
12. Mengoceh
13. Papa/mama spesifik
14. 1 kata
15. 2 kata
16. 3 kata
17. 6 kata
18. Menunjuk 2 gambar
19. Kombinasi kata
20. menyebut 1 gambar
21. Menyebut bagian badan
22. Menunjuk 4 gambar
23. Bicara dengan dimengerti
24. Menyebut 4 gambar
25. Mengetahui 2 kegiatan
26. Mengerti 2 kata sifat
27. Menyebut satu warna
28. Kegunaan 2 benda
29. Mengetahui
30. Bicara semua dimengerti
31. Mengerti 4 kata depan
32. Menyebut 4 warna
33. Mengartikan 6 kata
34. Mengetahui 3 kata sifat
35. Menghitung 6 kubus
36. Berlawanan 2
37. Mengartikan 7 kata

d. Gross Motor (Gerak Motorik Kasar)


Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh, meliputi kemampuan dalam:
1. Gerakan seimbang
2. Mengangkat kepala
3. Kepala terangkat ke atas
4. Duduk kepala tegak
5. Menumpu badan pada kaki
6. Dada terangkat menumpu satu lengan
7. Membalik
8. Bangkit kepala tegak
9. Duduk tanpa pegangan
10. Berdiri tanpa pegangan
11. Bangkit waktu berdiri
12. Bangkit terus duduk
13. Berdiri 2 detik
14. Berdiri sendiri
15. Membungkuk kemudian berdiri
16. Berjalan dengan baik
17. Berjalan dengan mundur
18. Lari
19. Berjalan naik tangga
20. Menendang bola ke depan
21. Melompat
22. Melempar bola, lengan ke atas
23. Loncat
24. Berdiri satu kaki 1 detik
25. Berdiri satu kaki 2 detik
26. Melompat dengan satu kaki
27. Berdiri satu kaki 3 detik
28. Berdiri satu kaki 4 detik
29. Berjalan tumit ke jari kaki
30. Berdiri satu kaki 6 detik

4. Cara penilaian
Penilaian apakah lulus (Passed: P), gagal (Fail: F), ataukah anak tidak mendapat
kesempatan melakukan tugas (No Opportunity: N.O). Kemudian ditarik garis berdasarkan
umur kronologis, yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir
DDST. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F,
selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasi dalam normal, abnormal,
meragukan (Questionable) dan tidak dapat dites (Untestable).
a. Abnormal
· Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih
· Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan plus 1 sektor
atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus
pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
e. Meragukan
· Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.
· Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama
tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
f. Tidak dapat dites
· Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau
meragukan.
g. Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut di atas.
5. Interpretasi Hasil
a. Penilaian per item
· Penilaian item lebih (advance). Nilai di berika apabila anak lulus dari item sebelah
kanan garis usia
· Penilaian Ok atau normal : nilai ini di berikan pada anak dengan kondisi
- Anak gagal atau menolak melakukan tugas pada item di sebelah kanan garis
usia
- Anak lulus,gagal atau menolak melakukan tugas pada item di derah putih kotak
( 25%-75%)
· Penilaian item P “peringatan” (C=caution). Nilai ini diberikan jika anak gagal atau
menolak melakukan tugas padaitem yang di lalui garis usia di daerah gelap kotak (75%-
90%)
· Penilaian item T “ terlambat” ( D= delayed). Nilai ini diberikan jika anak gagal atau
meolak melakukan tugas untuk item di sebelah kiri garis usia sebab tugas tersebut di
tunjukan untuk anak yang lebih muda
· Penilaian item tak “ tak ada kesempatan “ (No Opurtunity). Niali ini di berikan jika
anak mendapat skor “ tak” atau tidak ada kesempatan untuk mencoba
h. Penialaian keseluruhan test
· Normal : intepretasi ini di berikan jiak ada skor terlambat dan maksimal satu
peringatan. Lakukan uji ulang pada pertemuan berikutnya
· Suspek : interpretasi ini di berikan jika ada terdapat satu atau lebih skor “terlambat”
dan dua atau lebih “ peringatan”di sebab kan oleh kegagalan bukan penolakan. Lakukan uji
ulang 1-2 minggu berikutnya . jika test hasil berulang kali suspek dan tidak dapat di uji ,
lakukan konsultasi dengan seorang ahli
· Tidak dapat di uji : interpretsai ini diberikan jika terdapat satu atau lebih skor “
terlambat” dan dua atau lebih “ peringtan “ di sebabkan oleh penolakan bukan kegagalan.
Lakukan uji ulang 1-2 minggu kemudian

KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)


1. DEFINISI
Formulir KPSP adalah alat/instrumen yang digunakan untuk mengetahui perkembangan
anak normal atau ada penyimpangan.
Adapun tujuan dari KPSP adalah yaitu : Untuk mengetahui ada tidaknya hambatan dalam
perkembangan anak.
2. Fungsi KPSP
Untuk mengetahui perkembangan anak. KPSP dapat dipakai untuk mengetahui ada atau
tidak adanya hambatan, gangguan atau masalah dalam perkembangan anak.
3. Aspek yang di nilai
4. Cara penilaian KPSP
a. Meneliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
b. Menghitung jumlah jawaban Ya.
c. Apabila jumlah jawaban Ya = 9 atau 10 berarti anak yang diperiksa normal (N).
d. Apabila jumlah Ya = kurang dari 9, maka perlu diteliti kembali mengenai :
· cara menghitung usia anak.
· cara memilih pertanyaan KPSP, apakah sesuai dengan usia anak.
· apakah jawaban orang tua/pengasuh anak sesuai dengan yang dimaksudnya.
· Apabila jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, tentukan jadwal untuk dilakukan
pemeriksaan ulang 1 minggu kemudian (U).
Apabila pada pemeriksaan ulang jumlah jawaban Ya tetap 7 atau 8, maka anak tersebut
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut/dirujuk (TN).
Catatan : Pertanyaan KPSP yang dipakai pada pemeriksaan ulang disesuaikan
dengan usia anak pada tanggal pemeriksaan ulang tersebut.
e. Apabila jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, maka anak tersebut memerlukan
pemeriksaan lebih lanjut/dirujuk (TN).
5. Interpretasi Hasil KPSP
a. Hitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering atau kadang-kadang)
b. Hitung jawabab Tidak (bila jawaban belum pernah atau tidak pernah)
c. Bila jawaban YA = 9-10, perkembangan anak sesuai dengan tahapan perkembangan
(S)
d. Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)
e. Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P).
f. Rincilah jawaban TIDAK pada nomer berapa saja.
IMUNISASI DPT
Penegertian
Suatu tindakan untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit Dipteri, Pertusis, Tetanus
Dan Hepatitis B secara Intramuscular (IM) dengan dosis 0,5 cc
Tujuan
Bertujuan untuk memberi kekebalan aktif terhadap penyakit, Dipteri, Pertusis, Dan
Hepatitis B
Kebijakan
Bidan dan tenaga kesehatan lainnya dapat melakukan sesuai standar prosedur kerja yang
berlaku.
Prosedur
A. Persiapan alat
- Vaksin DPT + Hepatitis B dan tempatnya (Termos es vaksin)
- Spuit 0,5 cc
- Kapas alcohol + kom kecil
- Buku KIA
- Bengkok
- Safety box
B. Persiapan diri
- Cuci tangan (lihat SOP cuci tangan)
C. Pelaksanaan
- Cek vaksin DPT
- Kocok terlebih dahulu flakonnya sehingga endapan bisa tercampur
- Mengambil vaksin DPT Dan Mengisi spuit 0,5 cc dengan vaksin sesuai dosis
(0,5cc), dan keluarkan udara.
GAMBAR
- Memberitahukan kepada ibu bahwa bayinya akan di suntik.
- Atur posisi bayi

- Identifikasi daerah tusukan


- Bersihkan 1/3 paha bagian luar dengan kapas alcohol, angkat dengan jempol dan
jari telunjuk
- Jarum ditusukan tegak lurus dan membentuk sudut 90° dengan permukaan kulit
- Lakukan aspirasi, ditarik sedikit bila ada darah vaksin jangan dimasukan, tapi
jika tidak ada darah vaksin dimasukan perlahan-lahan
- Setelah obat masuk semua, jarum dicabut dengan cepat
- Bekas tusukan jarum ditekan dengan kapas alcohol
- Buang spuit di safety box
- Buang bekas kapas alcohol ke bengkok
- Rapikan alat-alat
- Cuci tangan kembali sesuai (SOP)
- Terangkan kepada ibu anak tersebut, tentang panas akibat DPT Anjurkan
kompres hangat di lokasi penyuntikan.
- Lakukan evaluasi

D. Hal-hal yang harus diperhatikan


- Pastikan bayi tidak demam dan panas tinggi
- Pemberian DPT-Hepatitis B diberikan mulai pada usia 2 bulan
- Harus di berikan 3x dengan dosis 0,5 cc dengan interval 4 minggu secara
intramuskular
- Vaksin yang digunakan jangan sampai beku
- Sisa vaksin yang di berikan harus di buang

IMUNISASI CAMPAK
Pengertian
Suatu tindakan pemberian kekebalan kepada tubuh anak terhadap penyakit campak dengan
cara penyuntikan secara subcutan (sc).
Tujuan
1. Agar mempunyai daya tahan terhadap penyakit campak
Kebijakan
Bidan dan tenaga kesehatan lainya dapat melakukan sesuai dengan standar prosedur kerja
yang berlaku
Proses
A. Persiapan alat
1. Baki beralas
2. Bak spuit steril
3. Spuit 5 cc dan 1 cc
4. Vaksin campak dan pelarut
5. Geragaji ampul
6. Kapas alcohol
7. Kom tutup
8. Handscoon
9. Bengkok
10. Buku KIA
B. Persiapan diri
1. Petugas cuci tangan
2. Petugas menggunakan handscoon
C. Pelaksanaan
1. Memberitahu ibu bahwa bayinya akan di berikan imunisasi campak
2. Petugas cuci tangan
3. Menyiapkan spuit 5 cc dan 1 cc
4. Menyiapkan vaksin dan pelarutnya
GAMBAR
5. Pastikan vaksin dalam keadaan baik
6. Buka tutup vaksin dengan menggunakan gergaji ampul
7. Larutkan dengan cairan pelarut campak yang sudah ada(5 cc)
8. Ambil 0,5 vaksin campak yang telah dilarutkan
9. Gunakan sarung tangan
10. Bersihkan lengan kiri bagian atas anak dengan kapas alcohol
11. Suntikan secara subcutan (sc)
12. Rapikan alat
13. Cuci tangan
14. Catatan mutu
a. Buku status bayi
b. Kartu imunisasi
D. Hal yang perlu diperhatikan.
1. Pastikan umur anak 9 bulan tepat untuk di imunisasi campak
2. Jangan sekali-kali menyuntikan vaksin ketika ada darah yang keluar dari tempat yang
akan dilakukan penyuntikan.

Anda mungkin juga menyukai