Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada masanya Islam pernah mencapai kejayaan, diantaranya

dibuktikan dengan majunya berbagai bidang ilmu agama, ilmu umum dan

Ilmu sosial yang telah berjalan beberapa abad lamanya, namun kini Islam

mengalami masa-masa kemunduruan.1 Selain mengalami kemunduran di

dalam bidang keilmuan, Islam juga mengalami kemunduran di bidang moral.

Hal itu dibuktikan dengan fakta-fakta di dalam masyarakat yang menunjukan

semakin maraknya penyimpangan-penyimpangan norma agama.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di kota-kota besar seperti di

Medan, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya mencapai 50% lebih

remajanya pernah melakukan seks bebas.2 Selain itu juga banyak terjadi

penyalahgunaan narkoba. Sebanyak 5,1 juta jiwa, setiap tahun, sekitar 15 ribu

orang meninggal karena menggunakan narkoba. Persentase tersebut diperoleh

dari hasil penelitian BNN yang bekerja sama dengan Pusat Penelitian

Kesehatan (Puslitkes) Universitas Indonesia (UI) pada tahun 2016. 3

Penyalahgunaan jabatan menjangkit hampir diseluruh pemerintahan, dan tidak

1
Beni Ahamad Soebani dan Henda Akhdhiyat, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2009), 16.
2
Jamal Ma’mur Asmani, Buku Panduan Internaisasi Pendidikan Karakter di Sekolah
(Jogjakarta: Diva Press, 2013), 24-25.
3
Mukhlis Dinilah, Survei BNN 80 Persen Tahu Bahaya Narkoba, Kenapa Kasus Masih
Tinggi, https:// news. Detik .com/ berita/d - 3425965/ survei-bnn -80-persen-tahu-bahaya-narkoba-
kenapa-kasus-masih-tinggi, diakses Tanggal 8 Februari 2018.

1
2

sedikit pejabat yang tertanggap karena kasus korupsi. Hal ini menunjukan

begitu memprihatinkanya keadaan bangsa saat ini.

Akhlak, karakter, dan budi pekerti tidak akan tumbuh dalam diri

seseorang yang tidak memiliki prinsip “khasyatullah” (rasa takut kepada

Allah SWT).4 Maka untuk menjadikan manusia yang berkarakter sesuai

dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah, membutuhkan pendidikan yang seimbang

antara pendidikan umum dan agama. Di dalam membangun peradaban bangsa

yang maju, pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting di dalam

mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, dan berintegritas.

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 dijelaskan. Pendidikan nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat, beriman, bertakwa, dan berakhlak

mulia.5

Disini perlunya untuk memberi perhatian yang lebih di dalam dunia

pendidikan dan masalah tersebut perlu dijawab melalui teori-teori atau

ketentuan-ketentuan yang dijelaskan di dalam ajaran Islam. Hal ini sangat

penting untuk mencontoh model pendidikan karakter yang dibangun oleh K.H.

Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari, bahwa untuk mencetak manusia

yang berkarakter dan berkemajuan. K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim

Asy’ari berupaya menghadirkan model pendidikan karakter yang intergratif,

4
Beni Ahamad Soebani dan Henda Akhdhiyat, Ilmu, 47.
5
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2013 Tentang Sistem Pendidikan
nasioanal. file:///G:/UU No. 20 Thn 2003- Sistem Pendidikan Nasional. htm, diakses tanggal 22
Desember 2016.
3

dan mengimplementasikan model pendidikan integralisme yang

mengintegrasikan model pendidikan umum dan agama. 6

Dari model pendidikan karakter K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim

Asy’ari yang dijelaskan di atas, mempunyai korelasi yang relevan dengan

pendidikan yang dicanangkan oleh pemerintah dan hal ini bisa dijadikan

penguat model pendidikan karakter pada zaman moderen seperti sekarang ini.

Di mana siswa tidak hanya dididik untuk menjadi manusia yang cerdas dalam

intelektual saja tapi juga cerdas di dalam spiritual, emosional dan mempunyai

hati yang suci.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka model pendidikan karakter

K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari amat menarik untuk didalami

dan dikomparasikan. Oleh karena itu, penulis tertarik mengkajinya dalam

bentuk skripsi berjudul “Studi Komparatif Model Pendidikan Karakter

K.H. Ahmad Dahlan Dan K.H. Hasyim Asy’ari”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah

mendasar yang akan dikaji:

1. Bagaimana model pendidikan karakter K.H. Ahmad Dahlan dan K.H.

Hasyim Asy’ari?

2. Bagaimankah komparasi model pendidikan karakter K.H. Ahmad

Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari?

Mu’arif, Modernisasi Pendidikan Islam: Sejarah dan Perkembangan Kweekschool


6

Moehammadijah 1923-1932 (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2012), 88.


4

C. Tujuan Penelitian

Dengan mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan yang

ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui model pendidikan karakter K.H. Ahmad Dahlan dan

K.H. Hasyim Asy’ari.

2. Untuk mengetahui komparasi model pendidikan karakter K.H. Ahmad

Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian dari penelitian ini, bermakna secara teoritik

dan secara praktis, yaitu:

1. Manfaat teoritik penelitian ini, yaitu menambah khazanah ilmu

pengetahuan dan pengembangan teori mengenai studi komparatif

model pendidikan karakter K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim

Asy’ari.

2. Manfaat praktis penelitian ini, yaitu untuk memberikan manfaat bagi

masyarakat pada umumnya dan para akademisi pada khususnya.

E. Metode Penelitian

1. Jenis dan pendekatan penelitian

a. Jenis Penelitian

Penelitian Komparatif adalah penelitian dimana penelitian

tersebut berusaha untuk menentukan penyebab atau alasan dari

perbedaan yang ada pada tingkah laku, setatus kelompok atau


5

individu.7 Sedangkan metode penelitian merupakan penjabaran singkat

mengenai jenis penelitian, pendekataan, sumber data, metode

penentuan subjek, metode pengumpulan data, dan metode analisis

data. Penelitin ini merupakan penelitian kepustakaan (library

research), maka seluruh kegiatan penelitian ini dipusatkan pada kajian

terhadap buku-buku dan literatur yang memiliki keterkaitan dengan

pokok bahasaan. Melalui kajian pustaka ini, diharapkan mendapatkan

teori dan konseptual berkaitan dengan ide-ide dasar penelitian yang

dijelaskan pada penjelasan di atas.

Penelitian kepustakaan bertujuan untuk mengumpulkan data dan

informasi dengan bantuan berbagai literatur perpustakaan, seperti

buku, majalah, dokumen, catatan, teks pidato, kisah-kisah sejarah,

biografi, ekslopedi dan lain-lain.8 Data yang diambil dalam penelitian

ini dari beberapa literature buku, yaitu dari skripsi, tesis, jurnal, artikel

publikasi, dan informasi di website yang berhubungan dengan studi

komparatif model pendidikan karakter K.H. Ahmad Dahlan dan K.H.

Hasyim Asy’ari.9

b. Pendekatan Penelitian

Pendekatatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

historis, dan filosofis. Adapun penjabaran kedua pendekatan tersebut,

yaitu:

7
Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2011), 171.
8
Mohamad Ali, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam
(Surakarta: Fakultas Agama Islam, 2018), 22.
9
Abdul Fattah Santoso, Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi (Surakarta: Fakultas
Agama Islam, 2013), 7.
6

Dasar historis yaitu dasar yang memberikan persiapan kepada

pendidik dengan hasil-hasil pengalaman masalah, ataupun tradisi dan

ketetapanya.10 Sedangkan dasar Filosofis, yaitu dasar yang memberi

arah suatu sistem yang mengontrol dan memberi arah pada semua

dasar oprasional.11

Pendekatan Filosofis adalah pendekatan yang digunakan untuk

mengkaji permasalahan tentang model pendidikan karakter,

pendidikan, dan tujuan pendidikan karakter K.H. Ahmad Dahlan dan

K.H. Hasyim Asy’ari. Sedangkan pendekatan Historis adalah

merupakan pendekatan untuk mengkaji biografi K.H. Ahmad Dahlan

dan K.H. Hasyim Asy’ari yang memiliki keterkaitan dengan Model

Pendidikan Karakter, dan riwayat kehidupan kedua tokoh tersebut.

F. Sumber Data Primer

Sumber data dalam penelitian ini diklasifikasikan dalam dua jenis,

yaitu:

Sumber data primer, yaitu data pokok yang digunakan penulis dalam

penelitian ini meliputi:

1. Abdul Munir Mulkhan, Warisan Intelektual KH. Ahmad Dahlan dan

Amal Muhammadiyah (Yogyakarta: PT. Percetakan Persatuan, 1990)

2. Kiyai Suja’, Islam Bekemajuan Kisah Perjuangan K.H. Ahmad Dahlan

dan Muhammadiyah Masa Awal (Banten: Al-Wasath, 2009)

10
Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter Berbasis Agama dan
Budaya Bangsa ( Bandung: Pustaka Setia, 2013), 87.
11
Ibid, 88.
7

3. K.H. Hasyim Asy’ari Biografi Singkat 1871-1947 (Muhamad Rifai.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group, 2010)

4. Kumpulan Kitab Karya Hadiratus Syaikh K.H. Muhammad Hasyim

Asy’ari (Hasyim Asy’ari. Jombang: Pustaka Warisan Islam Tebuireng

Jombang, 2012)

G. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder yang digunakan penulis dalam penelitian ini

meliputi:

1. Kiai Ahmad Dahlan Jejak Pembaharuan Sosial dan Kemanusiaan (Abdul

Munir Mulkan. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara. 2010)

2. Teologi al-Ashr Etos Kerja KHA. Dahlan yang Terlupakan (Azaki

Khoirudin. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah. 2015)

3. Pendidikan Dalam Pandangan Ki Hajar dewantara, K.H. Ahmad Dahlan,

dan K.H. Hasyim Asy’ari (Rofiq & Sudar. Purwokerto: UMP Press. 2013)

4. K.H. Hasyim Asy’ari Sehimpunan Cerita Cinta, dan Karya Maha Guru

Ulama Nusantara (Abdul Hadi. Yogyakarta: Diva Press. 2018)

H. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode dokumenter, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, prasasti, notulen, rapat, agenda,

dan lain sebagainya. Adapun langkah-langkah pengumpulan data dijabarkan

sebagai berikut:
8

1. Mengumpulkan informasi terkait dengan model pendidikan karakter K.H.

Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari dalam sumber primer dan

sekunder yang telah disebutkan di atas.

2. Memilih Informasi yang didapat untuk dijadikan data yang valid dalam

membuat kesimpulan tentang permasalahan yang dikaji.

I. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini digunakaan metode diskriptif analisis dan

komparatif:

1. Diskriptif Analisis

Metode deskripsi analisis, yaitu pencarian berupa fakta, hasil dan

ide pemikiran seseorang melalui cara mencari, menganalisis, membuat

interprestasi serta melakukan generalisasi terhadap hasil penelitian yang

dilakukan. Dengan menggunakan metode deskripsi analisis, penulis akan

menganalisis dan memberikan gambaran tentang model pendidikan

karakter K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari.12

2. Analisis Komparatif

Studi Komparatif dilakukan dengan membandingkan dua objek

yang memiliki persamaan dan perbedaan. Dengan adanya pengetahuan

terhadap adanya kekurangan atau kelemahan suatu objek terhadap objek

lain yang akan mengaktifkan usaha untuk memperbaiki kekurangan yang

ada dengan melalui metode perbandingan. 13 Langkah selanjutnya penulis

melakukan perbandingan model pendidikan karakter K.H. Ahmad Dahlan


12
Munzir, Metodologi Peneitian Pendidikan (Jakarta: Rajawali Press, 1999), 62.
13
Nyoman Kutha Ratna, Metodologi Penelitian Kajian Budaya Dan Ilmu-ilmu Sosial
Humaniora Pada Umumnya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 332-335.
9

dan K.H. Hasyim Asy’ari. Setelah itu analisis komparatif dalam penelitian

ini dilakukan dengan langkah-langkah acuan komparatif, yaitu:

a. Menelusuri permasalahan-permasalahan yang setara tingkatanya dan


jenisnya.
b. Menemukan permasalahan yang sebanding.
c. Mengungkapkan ciri-ciri dari yang sedang dibandingkan secara jelas
dan terperinci.

Berdasarkan acuan tersebut maka penulis mengupayakan


untuk:

1) Mencari persamaan model pendidikan karakter K.H. Ahmad Dahlan


dengan K.H. Hasyim Asy’ari.
a. Gagasan model pendidikan karakter
b. Sumber dan landasan model pendidikan karakter
c. Tujuan model pendidikan karakter
d. Implementasi model pendidikan karakter
2) Mencari perbedaan model pendidikan karakter K.H. Ahmad Dahlan
dengan K.H. Hasyim Asy’ari.
a. Materi model pendidikan karakter
b. Model lembaga pendidikan karakter
c. Metode pendidikan karakter
3) Mencari nilai unggul studi komparatif model pendidikan karakter K.H.
Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari.

Anda mungkin juga menyukai