Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi

Lex Privatum Vol.XII/No.3/Oktober/2023

MEKANISME PENYELESAIAN HUKUM Indonesia sebagai negara kepulauan yang


ILLEGAL FISHING DI PERBATASAN sebagian besar merupakan perairan sebagaimana
INDONESIA DAN AUSTRALIA 1 disebutkan dalam pasal 25A Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Aprilia Suliska Tuanger 2 (UUD 1945) ketentuan ini menegaskan bahwa
Cornelis Dj. Massie 3 Indonesia memiliki wilayah laut yang besar dan
Thor B. Sinaga 4 luas serta memiliki 17.508 pulau. Laut Indonesia
terdiri dari 2,7juta km2 wilayah zona ekonomi
ABSTRAK eksklusif dan 3,2 km2 juta wilayah laut teritorial.
Berdasarkan UNCLOS 1982 luas laut yang
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui upaya dimiliki Indonesia adalah 5,9 juta km2 perairan
lembaga penegakan hukum indonesia dalam Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI), luas
pencegahan illegal fishing di perbatasan Indonesia perairan ini belum termasuk landas kontinen
dan Australia dan untuk mengetahui mekanisme (continental shelf) hal ini menjadikan Indonesia
penyelesaian hukum Indonesia terhadap pelaku sebagai negara kepulauan terbesar di dunia (the
illegal fishing di perbatasan Indonesia dan biggest Archipelago in the World) dengan
Australia. Dengan metode penelitian yuridis diratifikasinya UNCLOS 1982 oleh Indonesia
normatif, kesimpulan yang didapat: 1. Upaya- dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985
Upaya Lembaga Penegak Hukum Indonesia serta tentang Pengesahan UNCLOS 1982. Indonesia
lembaga penegak Hukum Australia memiliki masuk dalam negara yang memiliki tingkat
peranan yang sangat penting membantu kekayaan sumber daya perikanan yang melimpah
memberantas illegal fishing yang di lakukan dengan tingkat keberagaman yang tergolong
melalui kerja sama kedua negara. Kerja sama tinggi dengan itu Indonesia berhak untuk
yang dilakukan merupakan kerja sama bilateral. menguasai perikanan dan melakukan
Banyaknya kerja sama yang dilakukan ternyata pemanfaatan, konservasi pengelolaan di wilayah
belum cukup membuat praktik illegal fishing di perairanya sebagaimana di atur dalam Undang-
perbatasan kedua negara berkurang hal ini bisa Undang Nomor 5 Tahun 1983 tentang Anggaran
dilihat dari angka kasus illegal fishing yang masih Pendapatan Belanja Negara5. Berdasarkan kondisi
terjadi disetiap tahunnya. 2. Mekanisme geografis tersebut, wajar jika sektor perikanan
penyelesaian hukum yang dilakukan oleh menjadi sektor sumber daya yang dimiliki
pemerintah Indonesia terhadap pelaku illegal Indonesia dengan potensi terbesar untuk menjadi
fishing ialah melalui ketentuan yang diatur dalam tulang punggung dari berbagai aspek kehidupan
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Jo. negara serta menjadi produk unggulan bagi
Undang-Undang No.45 Tahun 2009 tentang Indonesia dalam dunia internasional.6
Perikanan serta Undang-Undang Nomor 45 Tahun Australia yang merupakan negara yang
2009 atas perubahan Undang-Undang Nomor 31 memiliki garis pantai terpanjang keenam didunia,
Tahun 2004 tentang perikanan yang didalamnya kawasan Zona Economi Exclusive (ZEE)
mengatur lebih tegas mengenai sanksi pidana Australia merupakan kawasan ZEE terbesar ketiga
seperti, penjara,denda serta penenggelaman/ di dunia dengan luas laut 10 juta km2. Kawasan
pembakaran yang berlaku mulai dari ZEE-nya terdiri dari 8,2 juta km persegi di lepas
penyidikan,penuntutan serta proses peradilan hal pantai Australia dan 2 juta km persegi diluar
ini di buat agar pelaku illegal fishing jerah wilayah Antartika Australia. Dengan kawasan
melakukan praktik penangkapan ikan secara yang sangat luas ini tentunya menarik banyak
illegal di Wilayah Perairan Indonesia. pihak asing untuk memanfaatkan kekayaan laut
yang dimiliki Indonesia dan Australia. Dari
Kata Kunci : illegal fishing, perbatasan kelebihan yang dimiliki Indonesia dan Australia,
Indonesia dan Australia hal itu bukan hanya membawa keuntungan

PENDAHULUAN
5
A. Latar Belakang Fernando Aprisal, Penegakan Hukum Terhadap Kasus
Illegal, Unreported, dan Unregulated Fishing yang
dilakukan Terhadap Kapal KM BD 95599 TS dilaut
Natuna sesuai dengan Hukum Internasional, Belli Ac Pacis
Vol. 5 No.2 Dec 2019 hlm 87
1 6
Artikel Skripsi Muhammad Edrian Ekaputra, Kerjasama Keamanan
2 Mahasiswa Fakultas Hukum Unsrat, NIM 19071101425 Maritim Indonesia-Australia Dalam Menangani IUU
3 Fakultas Hukum Unsrat, Doktor Ilmu Hukum Fishing Di Laut Arafura, Journal Of International
4 Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum Relations, Vol.4, No. 2, 2018, hlm 131
Jurnal Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.3/Oktober/2023

melainkan juga membawa masalah-masalah baru yang melakukan illegal fishing, kemudian
yang melanda kedua negara, salah satunya ialah kebijakan ini di realisasikan dengan membentuk
masalah di wilayah perairan perbatasan kedua satuan tugas pencegahan dan pemberantasan IUU
negara. fishing yang dikenal dengan satgas 115 yang di
Perbatasan Indonesia dan Australia bentuk melalui Peraturan Presiden No.115 tahun
merupakan perbatasan maritim yang membentang 2015 Tentang Satuan Tugas Penangkapan Ikan
dari Papua Nugini disebelah timur hingga ke selat Secara Illegal (illegal fishing).
Torres, Laut Arafuru, Laut Timor dan berakhir di Di tingkat nasionalnya, Australia memiliki
Samudra Hindia. Kawasan Indonesia-Australia badan khusus terkait perikanan yaitu Australian
merupakan kawasan terpanjang yang dimiliki oleh Fisheries Management Authority (AFMA) yang
Indonesia dimana meliputi batas maritime di bekerja untuk mencegah pencurian ikan di
bagian selatan Indonesia, Benua Australia, dan Australia Fishing Zone (AFZ) melalui program-
wilayah Indonesia bagian Timur ( Kepulauan Aru, programnya. AFMA bekerja bersama dengan
Papua, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Maritime Border Command (MBC) dan Australia
Timur) Border Force (ABF) dalam melakukan patroli dan
Masalah diperbatasan laut tersebut pengawasan mengenai kegiatan IUU fishing
merupakan masalah illegal fishing, Kementerian diwilayah perairan Australia.9
Kelautan dan Perikanan membagi pengertian Penangkapan ikan secara illegal sering terjadi
illegal fishing menjadi Illegal, Unregulated dan di perbatasan Indonesia dan Australia, menurut
Unreported (IUU) Fishing. IUU Fishing dapat data yang di ambil AFMA dalam 5 tahun
terjadi di semua kegiatan tidak tergantung pada terakhir, masalah illegal fishing sering terjadi di
lokasi, species, alat tangkap yang digunakan dan wilayah perbatasan Indonesia Australia dimana
intensitas ekploitasi hingga dapat muncul di angka kasus Illegal fishing di perbatasan ini
semua zona yuridiksi nasional maupun sangat meningkat yang dilakukan di Laut Timor
internasional seperti high sea.7 Menurut badan (Timor sea) dan Laut Arafura. Laut Timor yang
pangan dan pertanian dunia (FAO) kegiatan merupakan wilayah yuridiksi Australia dan sering
tindak pidana perikanan tersebut disebut dengan terjadi penangkapan ikan yang di lakukan oleh
istilah Illegal, Unregulated, and Unreported nelayan-nelayan yang berasal dari Indonesia hal
Fishing (IUU- fishing) yang berarti bahwa ini dikarenakan wilayah perairannya berbatasan
penangkapan ikan dilakukan secara illegal, tidak langsung dengan wilayah perairan Indonesia.10
dilaporkan dan tidak sesuai dengan aturan yang Padahal sebelumnya telah dilakukan kerja sama
ditetapkan.8 antara Indonesia dan Australia dengan membuat
Penegakan hukum illegal fishing di Indonesia nota kesepahaman atau MoU Box 1974
telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 31 “Momerandum of Understand between the
Tahun 2004 yang kemudian di ubah dalam bentuk Government of Australia and the Government of
Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Republic the Indonesia Regarding the Operations
Perikanan. KeberadaanhUndang-Undang Nomor of Indonesian Traditional fisherman in areas of
45 Tahun 2009 yang merupakan sebuah kebijakan the Australia exclusive Fishing Zone and
strategis serta langkah positif dan merupakan Continental Shelf”. Yang mengatur mengenai
dasar bagi penegak hukum dan hakim Hak Perikanan nelayan tradisional Indonesia
perikananhdalamhmemutuskan persoalan hukum diwilayah Perairan Australia. Perjanjian ini
yang terkait dengan illegal fishing yang tentunya menghasilkan beberapa poin di antaranya
di buat dengan memperhatikan kode etik mengatur kegiatan apa yang diperbolehkan dan
perikanan yang tercantum dalam the 1995 Code of kegiatan yang dilarang. Seiring dengan hal itu ada
Conduct for Responsible Fisheries (CCRF), Food, beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
and Agriculture Organization (FAO). Selain pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh
peraturan perundang-undangan, dalam nelayan-nelayan Indonesia yaitu: 1) Pemahaman
menghadapi illegal fishing Kementerian Kelautan terhadap MoU BOX 1974 dan Agreed Minutes
dan Perikanan (KKP) memiliki kapal unit khusus 1989 yang masih kurang; 2) Nama pulau yang
untuk untuk mengawasi dan menegelamkan kapal tertuang dalam perjanjian berbeda dengan nama
yang dikenal sehari-hari oleh nelayan tradisional
7 Direktorat Jendral Pengawasan dan Pengendalian Sumber Indonesia; 3) Kurangnya pengetahuan dan
Daya Kelautan dan Perikanan. 2006, Kebijakan pemahaman dari nelayan mengenai batas wilayah
Pengawasan Dalam Penanggulangan Ilegal, Unreported
and Unregulated (IUU Fishing, Kearsipan Perpustakan
9
Kementerian Kelautan dan Perikanan. Hlm 7 ibid
8 10
Yulia A Hasan, Op.Cit.hlm 4 Chenica Fricila, Op. Cit.hlm 91
Jurnal Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.3/Oktober/2023

yang disebut dalam perjanjian.11 Kemudian di Kejahatan Illegal fishing bukan hanya
Laut Arafura yang merupakan wilayah yuridiksi mengancam manusia melainkan juga mengancam
Indonesia yang terletak dibagian tenggara lingkungan laut dan biota laut yang ada. Illegal
Provinsi Maluku dan berbatasan dengan fishing merupakan permasalahan yang besar bagi
kepulauan Aru yang berada disebelah utara dan negara-negara di dunia terlebih lagi negara-negara
berada di antara Papua (sebelah timur) dan kepulauan yang memiliki laut yang luas serta
Australia (sebelah selatan). Penangkapan ikan di sumber daya laut yang melimpah dan salah
Laut Arafura pelakunya merupakan nelayan lokal satunya adalah Indonesia dan Australia13. Illegal
dan nelayan asing. Namun jika dibandingkan fishing masuk dalam kejahatan transnasional
dengan nelayan lokal dampak yang dihasilkan karena melanggar aturan atau hukum suatu negara
dari nelayan asing lebih besar karena jumlah kapal serta memberikan dampak kepada negara yang
yang di gunakan lebih banyak. bersangkutan. Hal ini sering terjadi diperbatasan
Banyaknya illegal fishing yang dilakukan antara Indonesia dan Australia yang mana
diwilayah perbatasan Indonesia dan Australia terdapat banyak kasus illegal fishing yang terjadi
dapat dilihat dari kasus-kasus berikut: diperbatasan kedua negara yang memberikan
Di Laut Timor pada tahun 2019 Kementerian dampak yang tidak sedikit, dimana dampaknya
Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama dapat dirasakan mulai dari ekonomi, politik
Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) hingga pada kesehatan.14 Kejahatan illegal fishing
memulangkan 14 nelayan Indonesia yang ini tidak hanya terjadi pada kelompok besar
sebelumnya di tangkap diperairan Australia melainkan bisa dilakukan oleh kelompok-
dengan dugaan melakukan illegal fishing. kelompok kecil dan bahkan juga ada yang
Nelayan-nelayan tersebut merupakan awak kapal individu. Illegal fishing di perbatasan Indonesia
KM. Anugrah IV yang berasal dari beberapa dan Australia banyak terjadi yang pelakunya
daerah, seperti Jawa Tengah dan Jawa Barat. bukan hanya nelayan Indonesia melainkan juga
Di Laut Arafura penangkapan ikan secara nelayan asing di perairan perbatasan kedua negara
illegal lakukan oleh kapal-kapal yang berasal dari yakni misalnya saja laut Timor dan laut
15
Papua Nugini, Tiongkok bahkan kapal-kapal Arafura.
Indonesia sendiri, dilihat dari kasus pada 7
desember 2014 dimana 22 kapal asal Tiongkok di 1. Upaya Penegakan Hukum di wilayah laut
atas 300 GT di tangkap oleh KKP dan TNI AL di Indonesia
area Penangkapan ikan di perairan arafura.12 Upaya Penegakan hukum terhadap
Banyaknya kasus Illegal Fishing di penangkapan ikan secara illegal maka Pemerintah
perbatasan Indonesia dan Australia memberikan Indonesia membentuk lembaga pencegahan dan
dampak yang sangat merugikan bidang perikanan pemberantasan illegal fishing di Indonesia di
serta ekonomi kedua negara. lakukan dengan melalui sistem peradilan pidana
perikanan dan pembentukan satgas illegal fishing
B. Rumusan Masalah yang posisinya dibawah komando presiden.
1. Bagaimana Upaya Lembaga Penegakan Sistem peradilan pidana perikanan melibatkan
Hukum Indonesia dalam Pencegahan Illegal penuntut umum, penyidik dan pengadilan
Fishing diperbatasan Indonesia dan Australia? perikanan, sedangkan satgas melibakan lembaga-
2. Bagaimana Mekanisme Penyelesaian Hukum lembaga eksekutif yang berada di bawah
Indonesia Terhadap Pelaku Illegal Fishing di presiden.16
Perbatasa Indonesia dan Australia? Dalam bidang penyidikan tindak pidana
perikanan, Undang-Undang Nomor 45 Tahun
C. Metode Penelitian 2009 tentang perubahan Undang-Undang Nomor
Penelitian menggunakan metode dengan 31 Tahun 2004 tentang perikanan, membentuk
pendekatan yuridis normatif. kewenangan kelembagaan berdasarkan pada
multi-institusi. Penyidikan ini dilakukan oleh
HASIL DAN PEMBAHASAN Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perikanan,
A. Upaya Lembaga Penegakan Hukum
Indonesia dalam Pencegahan Illegal Fishing 13 Ibid.
di Perbatasan Indonesia dan Australia 14 Ibid.
15 Ibid.hlm. 71
16 Muh. Risnain, Rekonsepsi Model Pencegahan dan
11 Ibid., hlm 34 Pemberantasan Illegal Fishing di Indonesia,
12 Https://ejurnal.unisri.ac.id/indeks.php/sldrts/article/ PADJADJARAN Jurnal Ilmu Hukum, Vol (4) No (2), 2017,
view/2347/2097 di akses pada 31 juli 2023 386
Jurnal Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.3/Oktober/2023

Penyididik TNI AL, POLRI. Tindak pidana dan memiliki integritas moral yang tinggi selama
perikanan yang locus delicti-nya terjadi di zona menjalankan tugasnya.20
ekonomi eksklusif (ZEE) yang memiliki Di bidang kekuasaan kehakiman Undang-
kewenangan penyidikan dimiliki penyidik TNI Undang Perikanan, guna membentuk tindak
AL dan POLRI, sedangkan untuk locus delictinya pidana perikanan sebagai tindak pidana khusus
di pelabuhan perikanan maka diutamakan maka dibuatlah pengadilan perikanan. Pengadilan
dilakukan oleh PPNS. Beberapa tugas yang ini memiliki kewenangan untuk memeriksa,
dilakukan Oleh TNI AL, POLRI, PPNS ialah: mengadili dan memutus tindak pidana perikanan.
• TNI AL sebagai komponen utama pertahanan Pengadilan perikanan merupakan pengadilan
dilaut, mengemban tugas dan tanggungjawab khusus yang berada dilingkungan peradilan
untuk menegakan kedaulatan laut dan umum21. Hingga saat ini, terdapat sepuluh
melindungi kepentingan nasional. Salah satu pengadilan perikanan diseluruh Indonesia yaitu
tugas TNI AL dalam memberantas illegal Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Pengadilan
fishing adalah melakukan gelar operasi rutin Negeri Medan, Pengadilan Negeri Pontianak,
diseluruh wilayah perairan Indonesia. Hal ini Pengadilan Negeri Bitung, Pengadilan Negeri
sesuai dengan undang-undang dimana TNI Tual, Pengadilan Negeri Tanjung Pinang,
mempunyai fungsi untuk menjaga keamanan Pengadilan Negeri Rinai, Pengadilan Negeri
laut sesuai dengan hukum nasional dan hukum Ambon, Pengadilan Negeri Sorong, Pengadilan
internasional.17 Negeri Merauke.22
• Polisi Air, Merupakan bagian dari direktorat Selain lembaga-lembaga sistem peradilan
Kepolisian Perairan (Ditpolair) yang berperan pidana dibidang perikanan diatas, Presiden Joko
dalam menjaga dan memelihara keamanan widodo melalui Peraturan Presiden Republik
wilayah perairan, pembinaan kepada Indonesia Nomor 115 Tahun 2015 tentang Satuan
masyarakta pantai, pencarian dan Tugas Pemberantasan Penangkapan Ikan Secara
penyelamatan kecelakaan/Search and Rescue Ilegal (Illegal Fishing) membentuk satgas 115.
(SAR) serta bertugas dalam hal penanganan Keberadan satgas 115 adalah untuk mendukung
pertama tindak pidana diwilayah perairan. upaya peningkatan penegakan hukum terhadap
Dalam melaksanakan fungsinya, Polair pelanggaran dan kejahatan dibidang perikanan
berwenang dalam melakukan penegakan khususnya terhadap penangkapan ikan secara
hukum pada wilayah territorial yakni 0-12 mil illegal berada dibawah dan bertanggung jawab
laut ke arah laut.18 kepada Presiden. Satgas memiliki tugas untuk
• Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS), mengembangakan dan melaksanakan operasi
kedudukan PPNS perikanan sebagai salah satu penegakan hukum dalam upaya pemberantasan
penyidik tindak pidana perikanan di wilayah penangkapan ikan secara illegal di wilayah laut
Indonesia berwenang melalukan penyidikan Indonesia berdasarkan Pasal 2 ayat (1) Perpres
terhadap tindak pidana perikanan yang terjadi 115/2015, tugas satgas 115 juga meliputi kegiatan
di wilayah ZEEI dan diutamakan melakukan perikanan yang tidak dilaporkan (unreported
penyelidikan terhadap tindak pidana bidang fishing.)23
perikanan yang terjadi di pelabuhan Cara yang di tempuh pemerintah hingga
perikanan.19 sekarang dalam optimalisasi penegakan hukum di
Di bidang penuntut Umum, Kelembagaan ini laut adalah penyempurnaan terhadap Bakorkamla
dilakukan oleh oleh penuntut umum yang di yang sudah ada dengan inti peningkatan adalah
tetapkan oleh jaksa agung. Penuntut umum tindak prinsip koordinasi antar lembaga dengan
pidana perikanan dibuat untuk dilakukan oleh kewenangan dan perangkat yang dimiliki masing-
penuntut umum yang sudah memenuhi masing lembaga, perubahan organisasi dengan
persyaratan khusus, yaitu: a). memiliki memasukan lembaga-lembaga yang secara
pengalaman menjadi penuntut umum minimal 2 subtansi dan kewenangan harus terlibat dalam
tahun; b). sudah mengikuti pendidikan dan bakorkamla. Penyempurnaan bakorkamla menjadi
pelatihan teknis di bidang perikanan; c). cakap bakamla adalah organisasi yang sama sekali baru,
sesuai dengan kebutuhan negara kepulauan

20 Ibid.,hlm 387
21 Ibid.
17 22 Ade Hari Siswanto, Peran Pengadilan Perikanan Dalam
Ibid., hlm 133
18 Ibid.,hlm. 128 Illegal Fishing oleh kapal asing diwilayah Kedaulatan Laut
19 Mahmud Mulyani, Criminal Policy, Pustaka Bangsa Press, Indonesia, Forum Ilmiah, Vol. 16 N0.1, 2019. Hlm 22
23 Ibid. hlm 338
Medan, 2008,hlm 15
Jurnal Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.3/Oktober/2023

Indonesia; memiliki satu komando dengan fungsi dilaksanakan pada tahun 2006 atau yang dikenal
keamanan laut, penegakan sumber daya kelautan dengan Lombok Treaty. Perjanjian ini isinya yaitu
dan perikanan, pelayaran kepabeanan, kontruksi, mencangkup kerangka kerja sama keamanan
SAR dan lain-lain; dan wilayah kerjanya meliputi kedua bela pihak yang meliputi : penyeludupan
seluruh perairan territorial, kepulauan, dan orang dan perdagangan manusia, pencucian uang,
perairan pedalaman24. Pemerintah membentuk korupsi, pendanaan terorisme, illegal fishing,
badan keamanan laut (Bakamla) sebagai kejahatan, perdagangan gelap narkotika,
berdasarkan peraturan Presiden Nomor 178 Tahun perdagangan senjata gelap, amunisi, bahan
201425. Bakamla mempunyai tugas untuk peledak dan bahan berbahaya lainnya serta jenis
melakukan patroli diwilayah perairan keamanan kejahatan lain jika di anggap di perlukan oleh
dan keselamatan diwilayah perairan Indonesia, pihak kedua. 27
sedangkan fungsi bakamla antara lain: a). Kerja sama Indonesia dan Autstralia
Melaksanakan penjagaan, pengawasan, dilakukan dengan cara bilateral dan multilateral
pencegahan, serta penindakan pelanggaran hukum dimana Indonesia di wakili oleh Kementerian
diwilayah perairan Indonesia; b) Memonitor Kelautan dan Perikanan sedangkan Australia di
pelaksanaan patrolI perairan oleh instansi terkait; wakilkan Oleh Australian Fisheries Management
c). Memberikan bantuan pencarian dan Authority; Secara bilateral, kerja sama Indonesia
pertolongan dan wilayah yuridiksi Indonesia. dan Australia di lakukan melalui Fisheries
Bakamla juga memiliki kewenganan seperti: a). Surveillance Forum dimana menghasilkan
Melakukan pengejaran; b). Memberhentikan, berbagai kegiatan seperti patroli terkoordinasi,
memeriksa, menangkap, membawa, dan pelatihan dan pemberian dana hibah28. Sedangkan
menyerahkan kapal ke instansi terkait yang secara multilateral kerja sama dilakukan dengan
berwenang untuk pelaksanaan proses hukum lebih Regional Plan Of Action to Promote Responsible
lanjut; c). Menyinergikan sistem informasi Fishing Practices Including Combanting IUU
keamanan dan keselamatan diwilayah perairan Fishing in the Southeast Asia Region (RPOA)
Indonesia dan wilayah yuridiksi Indonesia.26 yang melaksanakan pertemuan rutin setiap
tahunnya di lakukan dengan menggandeng
2. Kerja Sama Indonesia dan Australia dalam organisasi-organisasi regional seperti Association
pencegahan Illegal fishing Of South east asian nation (ASEAN) dan Asia
Kerja sama Indonesia dan Australia sudah Pasific Economic Cooperation ( APEC).
berlangsung sejak lama, kerja sama dalam Indonesia dan Australia memiliki letak
menanggulangi illegal fishing sudah ada sejak geografis yang berdekatan dimana keduanya
tahun 1974 di tandai dengan nota kesepahaman memiliki batas maritime terpanjang dan
atau dikenal dengan Momerandum of perairannya berbatasan langsung. Dalam Australia
Understanding (MoU Box 1974) yang merupakan foreign Policy White Paper pada tahun 2017
perjanjian mengenai hak perikanan tradisional menyatakan bahwa Indonesia dan Australia akan
bagi nelayan tradisional Indonesia dalam sama-sama berkomitmen untuk memperkuat kerja
melakukan penangkapan ikan di wilayah perairan sama untuk kepentingan maritime termasuk juga
tertentu pada wilayah perikanan Australia. meningkatkan kinerja untuk memerangi illegal
Perjanjian kedua negara ini di tandatangani pada 7 fishing, meningkatkan koordinasi dan komunikasi,
november 1974. Perjanjian ini memuat beberapa meningkatkan hubungan antar angkatan laut
poin diantaranya mengatur mengenai hal-hal apa kedua negara. 29
yang dperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan Pada februari 2017 Indonesia dan Australia
oleh nelayan pada kesepakatan ini. Sebelum MoU mengeluarkan Join Declaration On Maritime
BOX 1974 dilaksanakan, sudah ada kerja sama Cooperation untuk menegaskan kembali
yang lebih dulu dilakukan kedua negara ini dalam komitmen mereka dalam memperlancar
hal perbatasan laut. perdagangan tanpa adanya suatu hambatan,
Kerjasama kedua bela pihak dalam bidang kebebasan navigasi dan penerbangan,
keamanan khususnya dalam menanggulangi pemamfaatan sumber daya laut secara
illegal fishing merupakan kerja sama yang berkelanjutan, keamanan serta stabilitas di
kawasan. Terdapat lima pilar yang ditekankan
24 Eka Martiana Wulansari, 2014, Penegakan Hukum di dalam deklarasi tersebut, yakni; meningkatkan
Laut Dengan Sistem Single Agency Multy Tasks,. Media
Pembinaan Hukum Nasional hlm 4
25 Peraturan Presiden Nomor 178 Tahun 2014 Tentang Badan 27 Ibid
28
Keaman Laut Ibid, hlm 66
26 Ibid.,hlm128-129 29 Chenika Fricila, R.Dudy Heryadi, dkk, Op, Cit. hlm 97
Jurnal Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.3/Oktober/2023

kemitraan ekonomi dan pembangunan, kedua negara. Angkatan laut kedua negara ini
menghubungkan masyarakat, mengamankan juga melaksanakan pelatihan. Pelatihannya di
kepentingan wilayah bersama, kerja sama maritim lakukan di bawah program Joint Exercise
dan berkontribusi untuk mewujudkan stabilitas Cassowary dengan tujuan untuk meningkatkan
dan kemakmuran di indo-pasifik. Kemudian keamanan maritime Indonesia dan Australia
permasalahan IUU fishing terdapat pada pilar ke disepanjang perbatasan. Pelatihan yang dilakukan
empat yaitu berkaitan dengan Maritime berlangsung selama enam hari di lepas pantai
Cooperation. 30 kupang, Indonesia yang melibatkan kapal patroli
Beberapa kegiatan yang di lakukan kedua kelas Armidale, Angkatan laut HMAS
negara adalah Join Coordinated Patrols. Maryborough dan Kapal Patroli Indonesia KRI
Kementrian dan lembaga terkait yaitu Tongkol dan KRI Langyang. Linda Reynolds
BAKAMLA dengan pihak Australia yang sebagai Menteri Pertahanan Australia mengatakan
bergabung dalam operasi bersama yang disebut. bahwa latihan maritim tidak hanya sebatas untuk
Patroli bersama ini dilakukan oleh Kementrian meningkatkan keamanan maritim dari kegiatan-
Kelautan dan Perikanan (KKP) yang melalui kegiatan illegal tetapi juga untuk meningkatkan
Direktorat Jendral Pengawasan Sumber Daya hubunga bilateral Indonesia dan juga Australia.
Kelautan dan Perikanan (Ditjen PSDKP), Dalam kegiatan ini Australia juga menjadi tuan
Australian Border Force (ABF) melalui Maritime rumah latihan Cassowary 2018.33Australia dan
Border Command (MBC), badan kemanan laut Indonesia merupakan rekan keamanan penting
Republik Indonesia (BAKAMLA RI) serta dilaut timor dan samudra hindia, maka dari itu
Australian Fisheries Management Authority pelatihan Cassowary menjadi agenda penting bagi
(AFMA)31. Terdapat dua program dalam kegiatan kedua negara untuk meningkatkan kapabilitas dan
ini yaitu Operasi Ganet dan AUSINDO kinerja Angkatan laut Australia dan Indonesia.
COPRAT, yang menjadi fokus utama dalam Kemudian, terdapat program kerja sama yang
kegiatan ini adalah; Penangkapan ikan secara diwujudkan oleh Indonesia dan Australia yaitu
illegal, tidak dilaporkan, dan tidak di atur atau Alternative livehoods. Pentingnya Alternative
yang disebut IUU fishing, penyulupan dan Livehoods bukan hanya untuk mengurangi resiko
perdagangan manusia (human trafficking), tertangkapnya nelayan Indonesia melainkan juga
perlindungan lingkungan dan kejahatan untuk keberlanjutan mata pencaharian nelayan
transnasional terorganisir yang dilakukan atau tersebut.34
terjadi di perbatasan. Fokus geografis utama Indonesia dan Australia juga melakukan
dalam pelaksanaan operasi ini adalah wilayah kerja sama yang ditandai dengan adanya
timur Indonesia yang berbatasan langsung dengan perjanjian yang ditandatangani sebagai bagian
laut Australia. dari Forum Pengawasan Perikanan Indonesia-
Perwujudan kerja sama antara Indonesia dan Australia (IASFS) di Darwin, Australia.
Australia dalam menangani masalah illegal Perjanjian terbaru ini membentuk tiga kelompok
fishing melibatkan banyak pihak . Dalam hal ini kerja telah yang berfokus pada kampanye
Indonesia mengrealisasikan dengan melakukan informasi publik, pengawasan dan penegakan
kerjasama bersama badan Riset Australia yaitu hukum serta peluang untuk menciptakan mata
CSIRO. CSIRO melakukan kerjasama dengan pencaharian alternative bagi mereka yang menjadi
KKP RI. CSIRO membantu meningkatkan awak kapal penangkap ikan Indonesia. Kelompok
keterampilan Indonesia dengan alat analisis dan kerja pengawasan dan penegakan hukum bisa
inovasi teknologi yang lebih baik untuk dibilang merupakan aspek penting dari perjanjian
mendukung KKP RI dan lembaga yang terkait tersebut. Tujuannya untuk memperlancar arus
untuk mencegah IUU fishing.32 informasi antara BAKAMLA dan Komando
Setelah itu Indonesia dan Australia juga Perbatasan Maritim Indonesia dan Australia
melakukan pelatihan bersama dengan negara- sehubungan dengan Patroli di Laut Timur dan
negara lainnya di kawasan yang bertajuk Luat Arafura.35
Maritime Security Desktop Exercise (MSDE).
Pelatihan yang diwujudkan kedua negara bukan
hanya melibatkan badan-badan perikanan saja
tetapi juga melibatkan Angkatan Militer dari
33 Ibid
34 Ibid.
30 35 https://www.lowyininstute.org.translate.goog/the-
Ibid, hlm 98
31 Ibid interprete/sustainable-catch-better-indonesia-australia-
32 Ibid. cooperation-fishing di akses 26 September 2023
Jurnal Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.3/Oktober/2023

B. Mekanisme Penyelesaian Hukum Indonesia serta melakukan registrasi sebelumnya.


Terhadap Pelaku Illegal Fishing di Kementerian Kelautan dan Perikanan melakukan
Perbatasan Indonesia Australia penahanan kapal ikan yang melakukan tindakan
Menanggapi masalah illegal fishing illegal dengan jumlah kapal 79 kapal yang terdiri
diperbatasan antara Indonesia-Australia, kedua 10 kapal ikan asing dan 69 kapal ikan Indonesia.
negara setuju untuk melakukan kerjasama dalam Tindakan IUU fishing yang terjadi di laut arafura
memberantas penangkapan ikan secara illegal tahun 2021 ada sekitar 22 kasus iuu fishing yang
yang dilakukan diwilayah perbatasan seperti Laut di tangani pemerintah setempat.
Timor dan Laut Arafuru. Namun kenyataannya Proses Hukum dan penjatuhan hukuman dari
kerja sama yang dilakukan belum cukup untuk kasus tersebut terhadap pelaku illegal fishing di
mencegah terjadinya pencurian ikan diwilayah Indonesia sesuai dengan mekanisme penyelesaian
tersebut hal ini dikarenakan karena belum hukum melalui Undang-Undang yang di terapkan
jerahnya para pelaku illegal fishing. oleh pemerintah dalam memberantas
Menghadapi illegal fishing tersebut maka penangkapan ikan secara illegal yaitu dalam
harus disertai dengan penegakan hukum di Undang-Undang Nomor 45 tahun 2009 tentang
wilayah tersebut. Indonesia-Australia sepakat perikanan, menjelaskan bahwa pemerintah
untuk menindak tegas pelaku illegal fishing, Indonesia melalui lembaga penegak hukum yaitu
termasuk penangkapan ikan oleh nelayan lintas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)
batas negara ketiga. Illegal fishing yang dimaksud bekerja sama dengan TNI AL, Bakamla, Polri,
adalah meliputi kejahatan penangkapan ikan Penyidik Sipil, bila di perhatikan Undang-Undang
dengan sengaja di wilayah terlarang atau daerah Nomor 31 Tahun 2004 Jo. Undang-Undang
kedaulatan negara lain, pelanggaran penangkapan Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perikananyang
ikan karena ketidaktahuan dan kemiskinan, dan dalam Undang-Undang Perikanan tersebut
nelayan pelintas batas yang secara tradisional tercantum ruang lingkup hukum administrasi,
turun temurun menangkap ikan disuatu wilayah. perihal ketentuan tindak pidana di bidang
Bagi kasus pencurian di ikan negara ketiga, perikanan yang termasuk bentuk kejahatan yang
Indonesia Australia sepakat melakukan patroli, di atur dalam beberapa pasal seperti: Pasal 84
pertukaran informasi, pendidikan dan pelatihan, Ayat (1), Pasal 85, Pasal 86 Ayat (1), Pasal 88,
serta pengawasan dan monitoring bersama. Para Pasal 92, Pasal 93 Ayat (1), Pasal 94.
pelaku penangkapan ikan illegal yang banyak Beberapa pasal yang termasuk bentuk
dilakukan oleh negara ketiga akan di tindak tegas, pelanggaran di atur dalam pasal-pasal berikut:
dan diwilayah Australia seperti laut timor banyak Pasal 87 Ayat (1), Pasal 89, Pasal 90, Pasal 95,
di lakukan dengan cara dibakar atau di Pasal 96 , Pasal 97 Ayat (1), Pasal 98, Pasal 99
tenggelamkan sebagai bentuk penegakan hukum dan Pasal 100.36
di wilayah Australia. Berdasarkan Undang-Undang nomor 34
Sama halnya dengan Indonesia tentu tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia,
memiliki kedaulatan penuh terhadap negaranya. TNI AL bertugas melaksanakan tugas TNI matra
Setiap tindakan yang di curigai serta mengancam laut di bidang pertahanan, menegakan hukum
kedaulatan tentu akan menjadikan hukum sebagai serta menjaga keamanan wilayah laut yuridiksi
tameng. Bahkan pelaku asing yang menjadi nasional sesuai dengan aturan hukum nasional
pelaku illegal fishing di Indonesia pun harus maupun hukum internasional yang disahkan,
menerima konsekuensi serta dampak dari apa menjalanan tugas diplomasi angkatan laut dalam
yang diperbuat. Para pelaku illegal fishing rangka mendukung kebijakan politik luar negeri,
tersebut bukan hanya warga negara asing melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan
melainkan juga warga lokal. Kawasan perairan pengembangan kekuatan matra laut dan
arafura berbatasan langsung dengan negara melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan
Australia, Wilayah ini rentang kebobolan laut dalam memberantas illegal fishing.37
pencurian ikan. Akan tertapi, setelah banya terjadi Peraturan Menteri Pertahanan Republik
kasus illegal fishing di perairan nasional, Indonesia Nomor 17 tahun 2014 tentang
Indonesia kemudian membangun kerja sama Pelaksanaan Pengadaan Alat Utama Sistem
dengan Australia demi menjaga keutuhan NKRI Persenjataan di Lingkungan Kementrian
serta pengamanan yang ektra yang juga dibantu
Australia.
36
Jumlah kapal asing yang masuk dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Jo. Undang-
kawasan Arafura mencapai 3000 kapal ikan dan Undang Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perikanan
37 Undang-Undang nomor 34 tahun 2004 tentang Tentara
perahu yang beroperasi tanpa adanya surat izin Nasional Indonesia
Jurnal Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.3/Oktober/2023

Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia yang Indonesia bebas IUU fishing dan kegiatan yang
menjelaskan perlunya alat utama sistem senjata merusak lingkungan.
tentara nasional Indonesia yang disebut dengan Strategi lain :
Alusista TNI ialah peralatan utama beserta a) Meningkatkan koordinasi lintas institusi
pendukungnya yang merupakan suatu sistem penegak hukum di laut
senjata yang memiliki kemampuan untuk b) Pengembangan dan penguatan pengawasan
melaksanakan tugas pokok TNI. Yang terdiri atas SDKP di daerah.
kendaraan khusus seperti tank, panser, senjata c) Pengembangan dan penerapan sistem
seperi infanferi, artileri, kavaleri, amunisi, ranjau, pengawasan terpadu
bom, roket, peluru kendali, pesawat terbang fixed d) Meningkatkan pengawasan sumber daya
wings dan rotary wings, pesawat tanpa awak, kelautan dan perikanan
perlengkapan selam, perlengkapan terjun, e) Meningkatkan kerja sama pengawasan di
perlengkapan penerbang kapal atas air kapal tingkat nasional, regional, dan internasional40
bawah air dan lain- lain.38 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 45
Selain itu, di bentuk juga pengadilan Tahun 2009 tentang perubahan terhadap Undang-
perikanan sebagaimana tertuang dalam pasal 71 Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang perikanan
ayat (1) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 maka masing-masing penegak hukum melalui
Tentang Perikanan yang memberikan pengertian tahapan sebagai berikut 41:
bahwa pengadilan perikanan merupakan 1. Penyidikan
pengadilan umum yang berwenang memeriksa, Pasal 73 ayat (1) penyidikan tindak pidana
mengadili, dan memutuskan perkara tindak pidana dalam hal ini PPNS, TNI AL, POLRI,
di bidang perikanan yang terjadi di wilayah memberikan kepada penyidik kewenangan
perikanan Indonesia baik dilakukan oleh warga yakni42:
negara indonesia maupun negara asing39. Hingga a) Menerima laporan atau pengaduan dari
saat ini ada 10 pengadilan perikanan yang ada di seseorang tentang adanya tindak pidana di
Indonesia, yaitu pengadilan Jakarta Utara, Medan, bidang perikanan,
Bitung, Pontianak, Tanjung Pinang, Tual, Ambon, b) Memanggil dan memeriksa tersangka atau
Merauke, Rinai. saksi untuk di dengar keterangannya
Sejak dulu sampai sekarang illegal fishing c) Membawa dan menghadapkan seseorang
terus terjadi dan membuat kerugian yang sangat sebagai tersangka atau saksi untuk di
banyak. Dalam hal ini Direktorat Jenderal dengar keterangannya
Pengawasan Sumber Daya Laut Kelautan dan d) Menggeledah sarana dan prasarana
Perikanan membuat kebijakan penegakan hukum perikanan yang diduga digunakan dalam
dan upaya untuk mencegah illegal fishing melalui: atau menjadi tempat melakukan tindak
a. Unit Pelaksana Teknis Ditjen PSDKP pidana di bidang perikanan
UPT Ditjen PSDKP mempunyai tugas untuk f) Menghentikan, memeriksa, menangkap,
melaksanakan pengawasan sumber daya membawa dan menahan kapal atau orang
kelautan dan perikanan berdasarkan peraturan yang disangka melakukan tindak pidana
perundang-undangan yang berlaku. perikanan.
b. Sarana dan prasarana g) Memeriksa perlengkapan dan keabsahan
1) Vessel Monitoring System (VMS) dokumen usaha perikanan
2) Kapal pengawas dan speed boat h) Memotret tersangka atau barang bukti
3) Alat komunikasi tindak pidana di bidang perikanan
4) Peralatan selam i) Mendatangkan ahli yang di perlukan
Strategi Ditjen PSDKP dalam penegakan dalam hubungannya dengan tindak pidana
hukum adalah Kebijakan dan Program Ditjen di bidang perikanan
PSDKP. Kebijakan merupakan terwujudnya j) Membuat dan menandatangani berita
peningkatan kapasistas dan kapabilitas acara pemeriksaan.
pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan k) Melakukan penyitaan terhadap barang
guna menegakan undang-undang bidang kelautan bukti yang di gunakan dalam tindak
dan perikanan dlam rangka mewujudkan pidana perikanan.

40 Ibid. hlm. 143


41 Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang
38 Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor perubahan terhadap undang-undang nomor 31 tahun 2004
17 tahun 2014 tentang perikanan
39 Pasal 71 ayat (1) undang-undang nomor 31 tahun 2004 42 Pasal 73 ayat 1
Jurnal Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.3/Oktober/2023

l) Melakukan penghentian penyidikan dan; Jenis pelanggaran perikanan yang dilakukan


m) Mengadakan tindakan lain yang menurut adalah:
hukum dapat di pertanggungjawabkan a) Tidak memiliki SIUP(Surat Ijin Usaha
Selain kewenangan tersebut, untuk Perdagangan) dapat dikenakan pasal 26
kepentingan penyidikan, maka penyidik dapat ayat (1) jo pasal 92 UU RI No. 31 Tahun
menahan tersangka paling lama 20 (dua 2004 tentang perikanan, di pidana dengan
puluh) hari sebagaimana dimaksudkan dalam pidana penjara paling lama 8 (delapan)
pasal 73B ayat (2). tahun dan denda paling banyak Rp.
Proses penyidikan dalam tindak pidana 1.500.000.000 (satu miliar rupiah)
perikanan memakan waktu selama 30 hari b) Alat penangkap ikan yang tidak sesuai
sejak pemberitahuan dimulainya penyidikan dengan ukuran, dapat di kenakan pasal 86
sebagaimana terdapat dalam pasal 73B UU UUP dengan pidana paling lama 5 (lima)
45/2009 yang mengatakan bahwa “penyidik Tahun dan denda sebanyak
sebagaimana di maksud dalam 73A Rp.2.000.000.000 (dua miliar rupiah)
menyampaikan hasil penyelidikan ke penuntut c) Tidak memiliki SIB, dapat dikenakan
umum paling lama 30 hari43 pasal 98 Undang-undang perikanan
2. Penuntutan dengan pidana penjara paling lama 1
Penuntutan pada tindak pidana perikanan juga (satu) tahun dan denda paling banyak
menggunakan KUHAP sebagai dasar dalam Rp.200.000.000 (dua ratus juta rupiah).
proses penuntutan kecuali bila di tentukan lain 3. Sanksi pidana Perikanan
oleh UU perikanan sebagaimana di atur Sanksi pidana menurut undang-undang
dalam pasal 74 UU/45/2009. perikanan dapat berupa sanksi administrasi
3. Barang bukti (pencabutan ijin), kurungan badan (penjara)
Barang- barang bukti yang telah di rampas ataupun berupa denda. Dan dengan hukuman
dapat di lelang yang mana hasil dari lelang tersebut bisa menimbulkan efek jerah kepada
tersebut diserahkan kepada negara sebagai pelaku illegal fishing di ZEEI. Lebih
penerimaan negara bukan pajak sebagaimana khususnya di bidang perikanan yang ada di
di maksud dalam pasal 76C ayat (3). dalam undang-undang ZEEI yang secara
4. Pemeriksaan di Sidang Pengadilam eksklusif sudah di atur di dalam undang-
Jika dalam suatu perkara pidana sudah di undang perikanan yang baru yaitu Undang-
lakukan penuntutan, maka perkara tersebut di Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
ajukan ke pengadilan . Pada dasarnya proses 2009 tentang perubahan atas Undang-Undang
pemeriksaan sidang pengadilan perikanan Nomor 31 tahun 2004 Tentang Perikanan.
sama dengan pengadilan pidana umum, hanya 4. Penenggelaman kapal Ikan Asing yang
terdapat beberapa kekhususan sebagaimana melakukan tindakan illegal fishing di Wilayah
di atur dalam pasal 77 UU No. 31/200444. ZEEI.46
Kekhususan yang pertama adalah tindak Namun demikian, pemerintah harus
pidana perikanan di periksa, di adili dan mensosialisasikan kebijakan penenggelaman
diputuskan oleh majelis hakim yang kapal pelaku illegal fishing kepada negara lain.
berjumlah 3 orang. Dua orang diantaranya Menurut Hikmahanto Juwana mekanisme yang
merupakan hakim ad-hoc dan yang satunya dapat dilakukan oleh pemerintah adalah
lagi adalah hakim karir. menginformasikan kebijakan tersebut kepada para
Pengaturan sanksi bagi pencuri atau pelaku duta besar yang bertugas di Indonesia untuk
illegal fishing, penerapan sanksi bagi kapal ikan meneruskan kepada pemerintah masing-masing,
asing di Indonesia yakni: terutama kepada negara-negara yang sering
1. Jenis dan sifat Hukuman Pidana Perikanan melakukan illegal fishing seperti Tiongkok,
Jenis hukuman pidana pasal 10 KUHP di Thailand, Malaysia. Langkah selanjutnya adalah
kenal ada dua jenis hukuman pidana, yaitu pemerintah berkoordinasi dengan perwakilan
pidana pokok dan pidana tambahan.45 negara yang kapalnya di tenggelamkan.
2. Jenis pelanggaran pidana perikanan Ada dua cara penenggelaman KIA yang
dilakukan oleh pemerintah Indonesia, melalui
Otoritas:
43 Pasal 73B Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009
44 Pasal 77 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004
45 Gatot Supramono, Hukum Acara Pidana & Hukum Pidana
46
di Bidang Perikanan, Reneka Cipta, Jakarta, 2011, hlm Gatot Supramono, Hukum Orang Asing di Indonesia, Sinar
153 Grafika, Jakarta,2012, Hlm 108
Jurnal Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.3/Oktober/2023

1) Penggelaman Kapal Melalui Putusan lepas, yang tidak memiliki SIPI sebagaimana
Pengadilan tertuang dalam Pasal 27 Ayat (1) di pidana
a) Otoritas yang menangkap kapalikan asing dengan pidana penjara paling lama 6 tahun
membawa kapal dan ABK (anak buah dan denda paling banyak
kapal) ke darat. Rp.2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah)
b) Di darat dimana ada pengadilan perikanan b. Setiap orang yang memiliki dan
di laksanakan proses hukum mengoperasikan kapal penangkap ikan
c) Selesai disidang dan divonis bersalah dan berbendera asing melakukan penangkapan
putusan mempunya kekuatan hukum yang ikan di ZEEI yang tidak memiliki SIPI
mengikat kapal-kapal akan disita. sebagaimana tertuang dalam Pasal 27 ayat (2)
d) Apabila kapal disita maka bergantung di pidana penjara paling lama 6 tahun dan
pada jaksa eksekutor akan melakukan apa denda paling banyak Rp. 20.000.000.000
kepada kapal tersebut. (dua puluh miliar rupiah)
e) Apakah kapal akan dilelang atau c. Setiap orang yang mengoperasikan kapal
dimusnahkan,apabila dimusnakan menjadi penangkap ikan di wilayah pengelolaan
pilihan maka salah satu cara yang bisa di perikanan negara republik Indonesia, yang
lakukan adalah di ledakan atau di tidak membawa SIPI asli sebagaimana
tenggelamkan. tertuang dalam pasal 27 ayat (3) di pidana
2) Tertangkap tangan oleh Otoritas penjara paling lama 6 tahun dan denda paling
Cara ini didasarkan pada pasal 69 banyak Rp.2.000.000.000 (dua miliar rupiah)
Undang-Undang Perikanan Nomor 45 Tahun d. Setiap orang yang mengoperasikan kapal
2009 Pasal 69 yaitu : penangkap ikan berbendara asing di ZEEI,
a) Kapal pengawas perikanan berfungsi yang tidak membawa SIPI asli sebagaimana
melakukan pengawasan dan penegakan di atur dalam pasal 27 ayat (3) di pidana
hukum di bidang perikanan dalam penjara paling lama 6 tahun penjara dan
wilayah pengelolaan negara RI. denda paling banyak Rp.20.000.000.000.00
b) Kapal Pengawas Perikana sebagaimana (dua puluh miliar Rupiah)
dimaksud pada ayat 1, dapat di lengkapi
dengan senjata api. PENUTUP
c) Kapal pengawas perikanan dapat A. Kesimpulan
mengentikan, memeriksa, membawa dan 1. Upaya-Upaya Lembaga Penegak Hukum
menahan kapal yang diduga atau patut Indonesia seperti KKP, BAKAMLA, TNI AL,
diduga melakukan pelanggaran di wilayah POLRI, PPNS, Peradilan Perikanan serta
pengelolaan perikanan Negara Republik lembaga penegak Hukum Australia seperti
Indonesia ke pelabuhan terdekat untuk AFMA, MBC, CSIRO memiliki peranan yang
memproses lebih lanjut. sangat penting membantu memberantas
d) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana illegal fishing yang di lakukan melalui kerja
di maksud pada ayat (1) penyidik atau sama kedua negara. Kerja sama yang
pengawas dapat melakukan tindakan dilakukan merupakan kerja sama bilateral.
khusus berupa pembakaran dan Banyaknya kerja sama yang dilakukan
penenggelaman kapal perikanan ternyata belum cukup membuat praktik illegal
berbendera asing berdasarkan bukti fishing di perbatasan kedua negara berkurang
permulaan yang cukup.47 hal ini bisa dilihat dari angka kasus illegal
Kemudian pada pasal 93 Undang-Undang fishing yang masih terjadi disetiap tahunnya.
Perikanan Nomor 45 Tahun 2009 yaitu48: 2. Mekanisme penyelesaian hukum yang
a. Setiap orang yang memiliki dan dilakukan oleh pemerintah Indonesia terhadap
mengoperasikan kapal penangkap ikan pelaku illegal fishing ialah melalui ketentuan
berbendera Indonesia melakukan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 31
penangkapan ikan diwilayah pengelolaan Tahun 2004 Jo. Undang-Undang No.45
perikanan Republik Indonesia atau di laut Tahun 2009 tentang perikanan mengenai
kejahatan terdapat pada Pasal 84, Pasal 85,
47 Merisa Nur Putri, Penegakan Hukum Terhadap Pasal 86, Pasal 88, Pasal 92, Pasal 93, Pasal
Penangkapan Ikan Secara Ilegal yang Melibatkan Negara 94, Pasal 95 kemudian mengenai pelanggaran
Lain, Journal of Multidisciplinary Studies, Vol (11) No yang tertuang dalam pasal 87, Pasal 89, Pasal
(1), 2020, hlm 49 90, Pasal 96, Pasal 97, Pasal 98, Pasal 99,
48 Pasal 93 Undang-Undang Perikanan Nomor 45 Tahun

2009 Pasal 100 serta Undang-Undang Nomor 45


Jurnal Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.3/Oktober/2023

Tahun 2009 atas perubahan Undang-Undang Kennedy P. S. J. 2021, Pengelolaan Wilayah


Nomor 31 Tahun 2004 tentang perikanan Perbatasan Negara Republik Indonesia,
yang didalamnya mengatur lebih tegas Jawa Timur: Global Aksara Pres.
mengenai sanksi pidana seperti, penjara,denda Massie C. Dj. 2019 Pengantar Hukum Kawasan
serta penenggelaman/ pembakaran yang Perbatasan dan Pulau-Pulau Terluar
berlaku mulai dari penyidikan,penuntutan Indonesia, Pustaka Referensi, Yogyakarta.
serta proses peradilan hal ini di buat agar Kusumaatmadja M. 1978. Bunga Rampai Hukum
pelaku illegal fishing jerah melakukan praktik Laut, , Bandung :Binacipta
penangkapan ikan secara illegal di Wilayah Supramon G. 2012 Hukum Orang Asing di
Perairan Indonesia. Indonesia, Jakarta. Sinar Grafika
Supramono G. 2011. Hukum Acara Pidana &
B. Saran Hukum Pidana di Bidang Perikanan,
1. Pemerintah Indonesia dan Australia lebih Jakarta, Reneka Cipta
mempererat kerja sama melalui patroli Mulyani M. 2008. Criminal Policy, Medan,
terkoordinasi yang sebelumnya hanya 3-4 kali Pustaka Bangsa Press.
dalam setahun agar lebih di tingkatkan lagi
dalam mengatasi masalah illegal fishing serta Jurnal
perlunya peningkatan Penegakan hukum Fricila, C., Heryadi, R. D., & Ma’arif, D. (2022).
terhadap pelaku illegal fishing di Indonesia Kerjasama Indonesia-Australia Dalam
melalui keterlibatan lembaga-lembaga Menanggulangi Illegal, Unreported,
penegak hukum dalam meningkatkan Unregulated Fishing Di Laut Timor
pengawasan dan pencegahan terhadap praktik Australia Tahun 2017-2021. Global
penangkapan ikan secara illegal diwilayah Political Studies Journal, 6(2), 89-106.
perbatasan. Aprizal, F., & Muslimah, S. (2019). Penegakan
2. Perlunya pemerintah Indonesia melakukan Hukum Terhadap Kasus Illegal,
sosialisasi dan pendekatan lebih kepada Unreported, Dan Unregulated Fishing yang
masyarakat khususnya kepada nelayan- Dilakukan Terhadap Kapal KM BD 95599
nelayan yang sering mencari ikan di dekat TS di Laut Natuna Sesuai Dengan Hukum
perairan Australia agar tidak melakukan Internasional. Belli Ac Pacis, 5(2), 87-92
penangkapan ikan di wilayah Australia Damastuti, T. A., Hendrianti, R. C., Laras, R. O.,
& Agustina, R. (2018). Penyelesaian
Sengketa Ilegal Fishing Di Wilayah Laut
Natuna Antara Indonesia Dengan
DAFTAR PUSTAKA China. Jurnal Reformasi Hukum, 1(2), 51-
58.
Buku : Nurfebriansyah, A. R., & Boediningsih, W.
Hasan, Y. A. 2020. Hukum Laut Konservasi (2023). Hak Penangkapan Ikan Tradisional
Sumber Daya Ikan di Indonesia , Jakarta : Nelayan Indonesia Di Kawasan Ashmore
Kencana. Reef. KERTHA WICAKSANA, 17(1), 9-14
Palupi Dwi Astuti, Hukum Laut Internasional, Muhamad, S. V. (2016). Illegal fishing di perairan
Padang: LPPM Universitas Bung Hatta. indonesia: permasalahan dan upaya
Kusumaatmadja M. 1986. Hukum Laut penanganannya secara bilateral di
Internasional, Bandung: Binacipta, kawasan. Jurnal Politica Dinamika
Puspitawati. D. 2017. Hukum Laut Internasional, Masalah Politik Dalam Negeri dan
Jakarta: KENCANA, Hubungan Internasional, 3(1).
Darwis M. 2015, Hukum Laut Dalam Konsepsi Putri, M. N. (2020). Penegakan Hukum terhadap
Hukum Indonesia, Riau : SUSKA PRESS Penangkapan Ikan secara Ilegal yang
Anwar Khaidir. 2015. Hukum Laut Internasional Melibatkan Negara Lain. Logika: Jurnal
Dalam Perkembangannya, Lampung: Penelitian Universitas Kuningan, 11(01),
Justice Publisher 40-51.
Mahmudah Nunung. 2015. ILLEGAL FISHING Yunitasari, D. (2020). Penegakan Hukum Di
Pertanggujawaban Pidana Korporasi di Wilayah Laut Indonesia Terhadap Kapal
Wilayah Perairan Indonesia, Jakarta : Asing Yang Melakukan Illegal Fishing
SINAR GRAFIKA. Mengacu Pada Konvensi United Nations
Convention On Law Of The Sea
Jurnal Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.3/Oktober/2023

1982. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Sumber Internet


Undiksha, 8(1), 61-78. htts://kkp.go.id. Kamis, 28 Mei 2019. Kkp dan
Wulansari, E. M. (2014). Penegakan Hukum Di Kemlu Pulangkan 14 Nelayan Indonesia
Laut Dengan Sistem Single Agency Multy dari Australia. Di akses 29 Juni 2023
Tasks. Media Pembinaan Hukum Nasional, Dari kupang.antaranews.com. 28 Juni 2023. DKP
1-6. NTT catat 42 nelayan dipulangkan dari
Siswanto, A. H. Peran Pengadilan Perikanan Australia sejak januari 2023. Di akses 1
Dalam Illegal Fishing Oleh Kapal Asing Di Juli 2023
Wilayah Kedaulatan Laut Indonesia. Forum Bantuanhukum-sbm.com, 03 Oktober 2021,
Ilmiah. Pengertian Hukum Laut, Artikel & Berita,
Risnain, M. (2017). Rekonsepsi Model diakses 02 juli 2023
Pencegahan dan Pemberantasan Illegal https://www.academia.edu. Perkembangan
Fishing di Indonesia. PADJADJARAN Hukum Laut International, Shun Kwang,
Jurnal Ilmu Hukum (Journal of Law), 4(2), diakses 02 juli 2023
379-398. https://kumparan.com, Mengenai IUU fishing di
Mamonto, E. (2020). Kerjasama Indonesia dan Indonesia, Saiful Uman, diakses 04 juli
Australia dalam Bidang Keamanan untuk 2023
Menangani Kasus Illegal Fishing di https://www.liputan6.com/amp/5139528/tangkap-
Perbatasan Kedua Negara. WANUA: Jurnal ikan-di-wilayah-australia-4-nelayan-
Hubungan Internasional, 5(1), 64-72. indonesia-didenda-rp-200-juta-lebih diakses
Ghoni, A. (2018). Implementasi Penyelesaian 22 juli 2023
Hukum Atas Eksekusi Jaminan Dalam Maria Rita Hasugian, 5 Nelayan Asal Sinjai Di
Perbankan Syariah. Jurnal Ius Tangkap Polisi Australia, di akses
Constituendum, 1(2), 60-83. darihttps://nasional.tempo.co/amp/580074/5
Solihin, A. (2010). Konflik Illegal Fishing di -nelayan-asal-sinjai-ditangkap-polisi-
Wilayah Perbatasan Indonesia- australia diakses pada tanggal 19 juli 2023
Australia. Marine Fisheries: Journal of http://bisnis.tempo.co/read/1726637/kerugian-iuu-
Marine Fisheries Technology and fishing-capai-usd-23-miliar-kkp-gila-
Management, 1(2), 29-36. banget-besar-sekali-resiko-yang-
ditimbulkan diakses 22 juli 2023
Kamus:
Bagus L. 1996 Kamus Filsafat. Jakarta:Gramedia,
Alwi H. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Gramedia,

Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945
Undang- Undang Nomor 17 Tahun 1985 Tentang
pengesahan UNCLOS 1982
Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 Tentang
perikanan
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang
Perikanan.
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1983 Tentang
ZEE
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang
Pelayaran
United Nations On The Law Of The Sea 1982
(UNCLOS III)
Momerandum Of Understanding ( MoU BOX
1974)
Agreed Minutes 1981

Anda mungkin juga menyukai