PENDAHULUAN
5
A. Latar Belakang Fernando Aprisal, Penegakan Hukum Terhadap Kasus
Illegal, Unreported, dan Unregulated Fishing yang
dilakukan Terhadap Kapal KM BD 95599 TS dilaut
Natuna sesuai dengan Hukum Internasional, Belli Ac Pacis
Vol. 5 No.2 Dec 2019 hlm 87
1 6
Artikel Skripsi Muhammad Edrian Ekaputra, Kerjasama Keamanan
2 Mahasiswa Fakultas Hukum Unsrat, NIM 19071101425 Maritim Indonesia-Australia Dalam Menangani IUU
3 Fakultas Hukum Unsrat, Doktor Ilmu Hukum Fishing Di Laut Arafura, Journal Of International
4 Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum Relations, Vol.4, No. 2, 2018, hlm 131
Jurnal Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.3/Oktober/2023
melainkan juga membawa masalah-masalah baru yang melakukan illegal fishing, kemudian
yang melanda kedua negara, salah satunya ialah kebijakan ini di realisasikan dengan membentuk
masalah di wilayah perairan perbatasan kedua satuan tugas pencegahan dan pemberantasan IUU
negara. fishing yang dikenal dengan satgas 115 yang di
Perbatasan Indonesia dan Australia bentuk melalui Peraturan Presiden No.115 tahun
merupakan perbatasan maritim yang membentang 2015 Tentang Satuan Tugas Penangkapan Ikan
dari Papua Nugini disebelah timur hingga ke selat Secara Illegal (illegal fishing).
Torres, Laut Arafuru, Laut Timor dan berakhir di Di tingkat nasionalnya, Australia memiliki
Samudra Hindia. Kawasan Indonesia-Australia badan khusus terkait perikanan yaitu Australian
merupakan kawasan terpanjang yang dimiliki oleh Fisheries Management Authority (AFMA) yang
Indonesia dimana meliputi batas maritime di bekerja untuk mencegah pencurian ikan di
bagian selatan Indonesia, Benua Australia, dan Australia Fishing Zone (AFZ) melalui program-
wilayah Indonesia bagian Timur ( Kepulauan Aru, programnya. AFMA bekerja bersama dengan
Papua, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Maritime Border Command (MBC) dan Australia
Timur) Border Force (ABF) dalam melakukan patroli dan
Masalah diperbatasan laut tersebut pengawasan mengenai kegiatan IUU fishing
merupakan masalah illegal fishing, Kementerian diwilayah perairan Australia.9
Kelautan dan Perikanan membagi pengertian Penangkapan ikan secara illegal sering terjadi
illegal fishing menjadi Illegal, Unregulated dan di perbatasan Indonesia dan Australia, menurut
Unreported (IUU) Fishing. IUU Fishing dapat data yang di ambil AFMA dalam 5 tahun
terjadi di semua kegiatan tidak tergantung pada terakhir, masalah illegal fishing sering terjadi di
lokasi, species, alat tangkap yang digunakan dan wilayah perbatasan Indonesia Australia dimana
intensitas ekploitasi hingga dapat muncul di angka kasus Illegal fishing di perbatasan ini
semua zona yuridiksi nasional maupun sangat meningkat yang dilakukan di Laut Timor
internasional seperti high sea.7 Menurut badan (Timor sea) dan Laut Arafura. Laut Timor yang
pangan dan pertanian dunia (FAO) kegiatan merupakan wilayah yuridiksi Australia dan sering
tindak pidana perikanan tersebut disebut dengan terjadi penangkapan ikan yang di lakukan oleh
istilah Illegal, Unregulated, and Unreported nelayan-nelayan yang berasal dari Indonesia hal
Fishing (IUU- fishing) yang berarti bahwa ini dikarenakan wilayah perairannya berbatasan
penangkapan ikan dilakukan secara illegal, tidak langsung dengan wilayah perairan Indonesia.10
dilaporkan dan tidak sesuai dengan aturan yang Padahal sebelumnya telah dilakukan kerja sama
ditetapkan.8 antara Indonesia dan Australia dengan membuat
Penegakan hukum illegal fishing di Indonesia nota kesepahaman atau MoU Box 1974
telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 31 “Momerandum of Understand between the
Tahun 2004 yang kemudian di ubah dalam bentuk Government of Australia and the Government of
Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Republic the Indonesia Regarding the Operations
Perikanan. KeberadaanhUndang-Undang Nomor of Indonesian Traditional fisherman in areas of
45 Tahun 2009 yang merupakan sebuah kebijakan the Australia exclusive Fishing Zone and
strategis serta langkah positif dan merupakan Continental Shelf”. Yang mengatur mengenai
dasar bagi penegak hukum dan hakim Hak Perikanan nelayan tradisional Indonesia
perikananhdalamhmemutuskan persoalan hukum diwilayah Perairan Australia. Perjanjian ini
yang terkait dengan illegal fishing yang tentunya menghasilkan beberapa poin di antaranya
di buat dengan memperhatikan kode etik mengatur kegiatan apa yang diperbolehkan dan
perikanan yang tercantum dalam the 1995 Code of kegiatan yang dilarang. Seiring dengan hal itu ada
Conduct for Responsible Fisheries (CCRF), Food, beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
and Agriculture Organization (FAO). Selain pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh
peraturan perundang-undangan, dalam nelayan-nelayan Indonesia yaitu: 1) Pemahaman
menghadapi illegal fishing Kementerian Kelautan terhadap MoU BOX 1974 dan Agreed Minutes
dan Perikanan (KKP) memiliki kapal unit khusus 1989 yang masih kurang; 2) Nama pulau yang
untuk untuk mengawasi dan menegelamkan kapal tertuang dalam perjanjian berbeda dengan nama
yang dikenal sehari-hari oleh nelayan tradisional
7 Direktorat Jendral Pengawasan dan Pengendalian Sumber Indonesia; 3) Kurangnya pengetahuan dan
Daya Kelautan dan Perikanan. 2006, Kebijakan pemahaman dari nelayan mengenai batas wilayah
Pengawasan Dalam Penanggulangan Ilegal, Unreported
and Unregulated (IUU Fishing, Kearsipan Perpustakan
9
Kementerian Kelautan dan Perikanan. Hlm 7 ibid
8 10
Yulia A Hasan, Op.Cit.hlm 4 Chenica Fricila, Op. Cit.hlm 91
Jurnal Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.3/Oktober/2023
yang disebut dalam perjanjian.11 Kemudian di Kejahatan Illegal fishing bukan hanya
Laut Arafura yang merupakan wilayah yuridiksi mengancam manusia melainkan juga mengancam
Indonesia yang terletak dibagian tenggara lingkungan laut dan biota laut yang ada. Illegal
Provinsi Maluku dan berbatasan dengan fishing merupakan permasalahan yang besar bagi
kepulauan Aru yang berada disebelah utara dan negara-negara di dunia terlebih lagi negara-negara
berada di antara Papua (sebelah timur) dan kepulauan yang memiliki laut yang luas serta
Australia (sebelah selatan). Penangkapan ikan di sumber daya laut yang melimpah dan salah
Laut Arafura pelakunya merupakan nelayan lokal satunya adalah Indonesia dan Australia13. Illegal
dan nelayan asing. Namun jika dibandingkan fishing masuk dalam kejahatan transnasional
dengan nelayan lokal dampak yang dihasilkan karena melanggar aturan atau hukum suatu negara
dari nelayan asing lebih besar karena jumlah kapal serta memberikan dampak kepada negara yang
yang di gunakan lebih banyak. bersangkutan. Hal ini sering terjadi diperbatasan
Banyaknya illegal fishing yang dilakukan antara Indonesia dan Australia yang mana
diwilayah perbatasan Indonesia dan Australia terdapat banyak kasus illegal fishing yang terjadi
dapat dilihat dari kasus-kasus berikut: diperbatasan kedua negara yang memberikan
Di Laut Timor pada tahun 2019 Kementerian dampak yang tidak sedikit, dimana dampaknya
Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama dapat dirasakan mulai dari ekonomi, politik
Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) hingga pada kesehatan.14 Kejahatan illegal fishing
memulangkan 14 nelayan Indonesia yang ini tidak hanya terjadi pada kelompok besar
sebelumnya di tangkap diperairan Australia melainkan bisa dilakukan oleh kelompok-
dengan dugaan melakukan illegal fishing. kelompok kecil dan bahkan juga ada yang
Nelayan-nelayan tersebut merupakan awak kapal individu. Illegal fishing di perbatasan Indonesia
KM. Anugrah IV yang berasal dari beberapa dan Australia banyak terjadi yang pelakunya
daerah, seperti Jawa Tengah dan Jawa Barat. bukan hanya nelayan Indonesia melainkan juga
Di Laut Arafura penangkapan ikan secara nelayan asing di perairan perbatasan kedua negara
illegal lakukan oleh kapal-kapal yang berasal dari yakni misalnya saja laut Timor dan laut
15
Papua Nugini, Tiongkok bahkan kapal-kapal Arafura.
Indonesia sendiri, dilihat dari kasus pada 7
desember 2014 dimana 22 kapal asal Tiongkok di 1. Upaya Penegakan Hukum di wilayah laut
atas 300 GT di tangkap oleh KKP dan TNI AL di Indonesia
area Penangkapan ikan di perairan arafura.12 Upaya Penegakan hukum terhadap
Banyaknya kasus Illegal Fishing di penangkapan ikan secara illegal maka Pemerintah
perbatasan Indonesia dan Australia memberikan Indonesia membentuk lembaga pencegahan dan
dampak yang sangat merugikan bidang perikanan pemberantasan illegal fishing di Indonesia di
serta ekonomi kedua negara. lakukan dengan melalui sistem peradilan pidana
perikanan dan pembentukan satgas illegal fishing
B. Rumusan Masalah yang posisinya dibawah komando presiden.
1. Bagaimana Upaya Lembaga Penegakan Sistem peradilan pidana perikanan melibatkan
Hukum Indonesia dalam Pencegahan Illegal penuntut umum, penyidik dan pengadilan
Fishing diperbatasan Indonesia dan Australia? perikanan, sedangkan satgas melibakan lembaga-
2. Bagaimana Mekanisme Penyelesaian Hukum lembaga eksekutif yang berada di bawah
Indonesia Terhadap Pelaku Illegal Fishing di presiden.16
Perbatasa Indonesia dan Australia? Dalam bidang penyidikan tindak pidana
perikanan, Undang-Undang Nomor 45 Tahun
C. Metode Penelitian 2009 tentang perubahan Undang-Undang Nomor
Penelitian menggunakan metode dengan 31 Tahun 2004 tentang perikanan, membentuk
pendekatan yuridis normatif. kewenangan kelembagaan berdasarkan pada
multi-institusi. Penyidikan ini dilakukan oleh
HASIL DAN PEMBAHASAN Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perikanan,
A. Upaya Lembaga Penegakan Hukum
Indonesia dalam Pencegahan Illegal Fishing 13 Ibid.
di Perbatasan Indonesia dan Australia 14 Ibid.
15 Ibid.hlm. 71
16 Muh. Risnain, Rekonsepsi Model Pencegahan dan
11 Ibid., hlm 34 Pemberantasan Illegal Fishing di Indonesia,
12 Https://ejurnal.unisri.ac.id/indeks.php/sldrts/article/ PADJADJARAN Jurnal Ilmu Hukum, Vol (4) No (2), 2017,
view/2347/2097 di akses pada 31 juli 2023 386
Jurnal Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.3/Oktober/2023
Penyididik TNI AL, POLRI. Tindak pidana dan memiliki integritas moral yang tinggi selama
perikanan yang locus delicti-nya terjadi di zona menjalankan tugasnya.20
ekonomi eksklusif (ZEE) yang memiliki Di bidang kekuasaan kehakiman Undang-
kewenangan penyidikan dimiliki penyidik TNI Undang Perikanan, guna membentuk tindak
AL dan POLRI, sedangkan untuk locus delictinya pidana perikanan sebagai tindak pidana khusus
di pelabuhan perikanan maka diutamakan maka dibuatlah pengadilan perikanan. Pengadilan
dilakukan oleh PPNS. Beberapa tugas yang ini memiliki kewenangan untuk memeriksa,
dilakukan Oleh TNI AL, POLRI, PPNS ialah: mengadili dan memutus tindak pidana perikanan.
• TNI AL sebagai komponen utama pertahanan Pengadilan perikanan merupakan pengadilan
dilaut, mengemban tugas dan tanggungjawab khusus yang berada dilingkungan peradilan
untuk menegakan kedaulatan laut dan umum21. Hingga saat ini, terdapat sepuluh
melindungi kepentingan nasional. Salah satu pengadilan perikanan diseluruh Indonesia yaitu
tugas TNI AL dalam memberantas illegal Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Pengadilan
fishing adalah melakukan gelar operasi rutin Negeri Medan, Pengadilan Negeri Pontianak,
diseluruh wilayah perairan Indonesia. Hal ini Pengadilan Negeri Bitung, Pengadilan Negeri
sesuai dengan undang-undang dimana TNI Tual, Pengadilan Negeri Tanjung Pinang,
mempunyai fungsi untuk menjaga keamanan Pengadilan Negeri Rinai, Pengadilan Negeri
laut sesuai dengan hukum nasional dan hukum Ambon, Pengadilan Negeri Sorong, Pengadilan
internasional.17 Negeri Merauke.22
• Polisi Air, Merupakan bagian dari direktorat Selain lembaga-lembaga sistem peradilan
Kepolisian Perairan (Ditpolair) yang berperan pidana dibidang perikanan diatas, Presiden Joko
dalam menjaga dan memelihara keamanan widodo melalui Peraturan Presiden Republik
wilayah perairan, pembinaan kepada Indonesia Nomor 115 Tahun 2015 tentang Satuan
masyarakta pantai, pencarian dan Tugas Pemberantasan Penangkapan Ikan Secara
penyelamatan kecelakaan/Search and Rescue Ilegal (Illegal Fishing) membentuk satgas 115.
(SAR) serta bertugas dalam hal penanganan Keberadan satgas 115 adalah untuk mendukung
pertama tindak pidana diwilayah perairan. upaya peningkatan penegakan hukum terhadap
Dalam melaksanakan fungsinya, Polair pelanggaran dan kejahatan dibidang perikanan
berwenang dalam melakukan penegakan khususnya terhadap penangkapan ikan secara
hukum pada wilayah territorial yakni 0-12 mil illegal berada dibawah dan bertanggung jawab
laut ke arah laut.18 kepada Presiden. Satgas memiliki tugas untuk
• Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS), mengembangakan dan melaksanakan operasi
kedudukan PPNS perikanan sebagai salah satu penegakan hukum dalam upaya pemberantasan
penyidik tindak pidana perikanan di wilayah penangkapan ikan secara illegal di wilayah laut
Indonesia berwenang melalukan penyidikan Indonesia berdasarkan Pasal 2 ayat (1) Perpres
terhadap tindak pidana perikanan yang terjadi 115/2015, tugas satgas 115 juga meliputi kegiatan
di wilayah ZEEI dan diutamakan melakukan perikanan yang tidak dilaporkan (unreported
penyelidikan terhadap tindak pidana bidang fishing.)23
perikanan yang terjadi di pelabuhan Cara yang di tempuh pemerintah hingga
perikanan.19 sekarang dalam optimalisasi penegakan hukum di
Di bidang penuntut Umum, Kelembagaan ini laut adalah penyempurnaan terhadap Bakorkamla
dilakukan oleh oleh penuntut umum yang di yang sudah ada dengan inti peningkatan adalah
tetapkan oleh jaksa agung. Penuntut umum tindak prinsip koordinasi antar lembaga dengan
pidana perikanan dibuat untuk dilakukan oleh kewenangan dan perangkat yang dimiliki masing-
penuntut umum yang sudah memenuhi masing lembaga, perubahan organisasi dengan
persyaratan khusus, yaitu: a). memiliki memasukan lembaga-lembaga yang secara
pengalaman menjadi penuntut umum minimal 2 subtansi dan kewenangan harus terlibat dalam
tahun; b). sudah mengikuti pendidikan dan bakorkamla. Penyempurnaan bakorkamla menjadi
pelatihan teknis di bidang perikanan; c). cakap bakamla adalah organisasi yang sama sekali baru,
sesuai dengan kebutuhan negara kepulauan
20 Ibid.,hlm 387
21 Ibid.
17 22 Ade Hari Siswanto, Peran Pengadilan Perikanan Dalam
Ibid., hlm 133
18 Ibid.,hlm. 128 Illegal Fishing oleh kapal asing diwilayah Kedaulatan Laut
19 Mahmud Mulyani, Criminal Policy, Pustaka Bangsa Press, Indonesia, Forum Ilmiah, Vol. 16 N0.1, 2019. Hlm 22
23 Ibid. hlm 338
Medan, 2008,hlm 15
Jurnal Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.3/Oktober/2023
Indonesia; memiliki satu komando dengan fungsi dilaksanakan pada tahun 2006 atau yang dikenal
keamanan laut, penegakan sumber daya kelautan dengan Lombok Treaty. Perjanjian ini isinya yaitu
dan perikanan, pelayaran kepabeanan, kontruksi, mencangkup kerangka kerja sama keamanan
SAR dan lain-lain; dan wilayah kerjanya meliputi kedua bela pihak yang meliputi : penyeludupan
seluruh perairan territorial, kepulauan, dan orang dan perdagangan manusia, pencucian uang,
perairan pedalaman24. Pemerintah membentuk korupsi, pendanaan terorisme, illegal fishing,
badan keamanan laut (Bakamla) sebagai kejahatan, perdagangan gelap narkotika,
berdasarkan peraturan Presiden Nomor 178 Tahun perdagangan senjata gelap, amunisi, bahan
201425. Bakamla mempunyai tugas untuk peledak dan bahan berbahaya lainnya serta jenis
melakukan patroli diwilayah perairan keamanan kejahatan lain jika di anggap di perlukan oleh
dan keselamatan diwilayah perairan Indonesia, pihak kedua. 27
sedangkan fungsi bakamla antara lain: a). Kerja sama Indonesia dan Autstralia
Melaksanakan penjagaan, pengawasan, dilakukan dengan cara bilateral dan multilateral
pencegahan, serta penindakan pelanggaran hukum dimana Indonesia di wakili oleh Kementerian
diwilayah perairan Indonesia; b) Memonitor Kelautan dan Perikanan sedangkan Australia di
pelaksanaan patrolI perairan oleh instansi terkait; wakilkan Oleh Australian Fisheries Management
c). Memberikan bantuan pencarian dan Authority; Secara bilateral, kerja sama Indonesia
pertolongan dan wilayah yuridiksi Indonesia. dan Australia di lakukan melalui Fisheries
Bakamla juga memiliki kewenganan seperti: a). Surveillance Forum dimana menghasilkan
Melakukan pengejaran; b). Memberhentikan, berbagai kegiatan seperti patroli terkoordinasi,
memeriksa, menangkap, membawa, dan pelatihan dan pemberian dana hibah28. Sedangkan
menyerahkan kapal ke instansi terkait yang secara multilateral kerja sama dilakukan dengan
berwenang untuk pelaksanaan proses hukum lebih Regional Plan Of Action to Promote Responsible
lanjut; c). Menyinergikan sistem informasi Fishing Practices Including Combanting IUU
keamanan dan keselamatan diwilayah perairan Fishing in the Southeast Asia Region (RPOA)
Indonesia dan wilayah yuridiksi Indonesia.26 yang melaksanakan pertemuan rutin setiap
tahunnya di lakukan dengan menggandeng
2. Kerja Sama Indonesia dan Australia dalam organisasi-organisasi regional seperti Association
pencegahan Illegal fishing Of South east asian nation (ASEAN) dan Asia
Kerja sama Indonesia dan Australia sudah Pasific Economic Cooperation ( APEC).
berlangsung sejak lama, kerja sama dalam Indonesia dan Australia memiliki letak
menanggulangi illegal fishing sudah ada sejak geografis yang berdekatan dimana keduanya
tahun 1974 di tandai dengan nota kesepahaman memiliki batas maritime terpanjang dan
atau dikenal dengan Momerandum of perairannya berbatasan langsung. Dalam Australia
Understanding (MoU Box 1974) yang merupakan foreign Policy White Paper pada tahun 2017
perjanjian mengenai hak perikanan tradisional menyatakan bahwa Indonesia dan Australia akan
bagi nelayan tradisional Indonesia dalam sama-sama berkomitmen untuk memperkuat kerja
melakukan penangkapan ikan di wilayah perairan sama untuk kepentingan maritime termasuk juga
tertentu pada wilayah perikanan Australia. meningkatkan kinerja untuk memerangi illegal
Perjanjian kedua negara ini di tandatangani pada 7 fishing, meningkatkan koordinasi dan komunikasi,
november 1974. Perjanjian ini memuat beberapa meningkatkan hubungan antar angkatan laut
poin diantaranya mengatur mengenai hal-hal apa kedua negara. 29
yang dperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan Pada februari 2017 Indonesia dan Australia
oleh nelayan pada kesepakatan ini. Sebelum MoU mengeluarkan Join Declaration On Maritime
BOX 1974 dilaksanakan, sudah ada kerja sama Cooperation untuk menegaskan kembali
yang lebih dulu dilakukan kedua negara ini dalam komitmen mereka dalam memperlancar
hal perbatasan laut. perdagangan tanpa adanya suatu hambatan,
Kerjasama kedua bela pihak dalam bidang kebebasan navigasi dan penerbangan,
keamanan khususnya dalam menanggulangi pemamfaatan sumber daya laut secara
illegal fishing merupakan kerja sama yang berkelanjutan, keamanan serta stabilitas di
kawasan. Terdapat lima pilar yang ditekankan
24 Eka Martiana Wulansari, 2014, Penegakan Hukum di dalam deklarasi tersebut, yakni; meningkatkan
Laut Dengan Sistem Single Agency Multy Tasks,. Media
Pembinaan Hukum Nasional hlm 4
25 Peraturan Presiden Nomor 178 Tahun 2014 Tentang Badan 27 Ibid
28
Keaman Laut Ibid, hlm 66
26 Ibid.,hlm128-129 29 Chenika Fricila, R.Dudy Heryadi, dkk, Op, Cit. hlm 97
Jurnal Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.3/Oktober/2023
kemitraan ekonomi dan pembangunan, kedua negara. Angkatan laut kedua negara ini
menghubungkan masyarakat, mengamankan juga melaksanakan pelatihan. Pelatihannya di
kepentingan wilayah bersama, kerja sama maritim lakukan di bawah program Joint Exercise
dan berkontribusi untuk mewujudkan stabilitas Cassowary dengan tujuan untuk meningkatkan
dan kemakmuran di indo-pasifik. Kemudian keamanan maritime Indonesia dan Australia
permasalahan IUU fishing terdapat pada pilar ke disepanjang perbatasan. Pelatihan yang dilakukan
empat yaitu berkaitan dengan Maritime berlangsung selama enam hari di lepas pantai
Cooperation. 30 kupang, Indonesia yang melibatkan kapal patroli
Beberapa kegiatan yang di lakukan kedua kelas Armidale, Angkatan laut HMAS
negara adalah Join Coordinated Patrols. Maryborough dan Kapal Patroli Indonesia KRI
Kementrian dan lembaga terkait yaitu Tongkol dan KRI Langyang. Linda Reynolds
BAKAMLA dengan pihak Australia yang sebagai Menteri Pertahanan Australia mengatakan
bergabung dalam operasi bersama yang disebut. bahwa latihan maritim tidak hanya sebatas untuk
Patroli bersama ini dilakukan oleh Kementrian meningkatkan keamanan maritim dari kegiatan-
Kelautan dan Perikanan (KKP) yang melalui kegiatan illegal tetapi juga untuk meningkatkan
Direktorat Jendral Pengawasan Sumber Daya hubunga bilateral Indonesia dan juga Australia.
Kelautan dan Perikanan (Ditjen PSDKP), Dalam kegiatan ini Australia juga menjadi tuan
Australian Border Force (ABF) melalui Maritime rumah latihan Cassowary 2018.33Australia dan
Border Command (MBC), badan kemanan laut Indonesia merupakan rekan keamanan penting
Republik Indonesia (BAKAMLA RI) serta dilaut timor dan samudra hindia, maka dari itu
Australian Fisheries Management Authority pelatihan Cassowary menjadi agenda penting bagi
(AFMA)31. Terdapat dua program dalam kegiatan kedua negara untuk meningkatkan kapabilitas dan
ini yaitu Operasi Ganet dan AUSINDO kinerja Angkatan laut Australia dan Indonesia.
COPRAT, yang menjadi fokus utama dalam Kemudian, terdapat program kerja sama yang
kegiatan ini adalah; Penangkapan ikan secara diwujudkan oleh Indonesia dan Australia yaitu
illegal, tidak dilaporkan, dan tidak di atur atau Alternative livehoods. Pentingnya Alternative
yang disebut IUU fishing, penyulupan dan Livehoods bukan hanya untuk mengurangi resiko
perdagangan manusia (human trafficking), tertangkapnya nelayan Indonesia melainkan juga
perlindungan lingkungan dan kejahatan untuk keberlanjutan mata pencaharian nelayan
transnasional terorganisir yang dilakukan atau tersebut.34
terjadi di perbatasan. Fokus geografis utama Indonesia dan Australia juga melakukan
dalam pelaksanaan operasi ini adalah wilayah kerja sama yang ditandai dengan adanya
timur Indonesia yang berbatasan langsung dengan perjanjian yang ditandatangani sebagai bagian
laut Australia. dari Forum Pengawasan Perikanan Indonesia-
Perwujudan kerja sama antara Indonesia dan Australia (IASFS) di Darwin, Australia.
Australia dalam menangani masalah illegal Perjanjian terbaru ini membentuk tiga kelompok
fishing melibatkan banyak pihak . Dalam hal ini kerja telah yang berfokus pada kampanye
Indonesia mengrealisasikan dengan melakukan informasi publik, pengawasan dan penegakan
kerjasama bersama badan Riset Australia yaitu hukum serta peluang untuk menciptakan mata
CSIRO. CSIRO melakukan kerjasama dengan pencaharian alternative bagi mereka yang menjadi
KKP RI. CSIRO membantu meningkatkan awak kapal penangkap ikan Indonesia. Kelompok
keterampilan Indonesia dengan alat analisis dan kerja pengawasan dan penegakan hukum bisa
inovasi teknologi yang lebih baik untuk dibilang merupakan aspek penting dari perjanjian
mendukung KKP RI dan lembaga yang terkait tersebut. Tujuannya untuk memperlancar arus
untuk mencegah IUU fishing.32 informasi antara BAKAMLA dan Komando
Setelah itu Indonesia dan Australia juga Perbatasan Maritim Indonesia dan Australia
melakukan pelatihan bersama dengan negara- sehubungan dengan Patroli di Laut Timur dan
negara lainnya di kawasan yang bertajuk Luat Arafura.35
Maritime Security Desktop Exercise (MSDE).
Pelatihan yang diwujudkan kedua negara bukan
hanya melibatkan badan-badan perikanan saja
tetapi juga melibatkan Angkatan Militer dari
33 Ibid
34 Ibid.
30 35 https://www.lowyininstute.org.translate.goog/the-
Ibid, hlm 98
31 Ibid interprete/sustainable-catch-better-indonesia-australia-
32 Ibid. cooperation-fishing di akses 26 September 2023
Jurnal Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.3/Oktober/2023
Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia yang Indonesia bebas IUU fishing dan kegiatan yang
menjelaskan perlunya alat utama sistem senjata merusak lingkungan.
tentara nasional Indonesia yang disebut dengan Strategi lain :
Alusista TNI ialah peralatan utama beserta a) Meningkatkan koordinasi lintas institusi
pendukungnya yang merupakan suatu sistem penegak hukum di laut
senjata yang memiliki kemampuan untuk b) Pengembangan dan penguatan pengawasan
melaksanakan tugas pokok TNI. Yang terdiri atas SDKP di daerah.
kendaraan khusus seperti tank, panser, senjata c) Pengembangan dan penerapan sistem
seperi infanferi, artileri, kavaleri, amunisi, ranjau, pengawasan terpadu
bom, roket, peluru kendali, pesawat terbang fixed d) Meningkatkan pengawasan sumber daya
wings dan rotary wings, pesawat tanpa awak, kelautan dan perikanan
perlengkapan selam, perlengkapan terjun, e) Meningkatkan kerja sama pengawasan di
perlengkapan penerbang kapal atas air kapal tingkat nasional, regional, dan internasional40
bawah air dan lain- lain.38 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 45
Selain itu, di bentuk juga pengadilan Tahun 2009 tentang perubahan terhadap Undang-
perikanan sebagaimana tertuang dalam pasal 71 Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang perikanan
ayat (1) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 maka masing-masing penegak hukum melalui
Tentang Perikanan yang memberikan pengertian tahapan sebagai berikut 41:
bahwa pengadilan perikanan merupakan 1. Penyidikan
pengadilan umum yang berwenang memeriksa, Pasal 73 ayat (1) penyidikan tindak pidana
mengadili, dan memutuskan perkara tindak pidana dalam hal ini PPNS, TNI AL, POLRI,
di bidang perikanan yang terjadi di wilayah memberikan kepada penyidik kewenangan
perikanan Indonesia baik dilakukan oleh warga yakni42:
negara indonesia maupun negara asing39. Hingga a) Menerima laporan atau pengaduan dari
saat ini ada 10 pengadilan perikanan yang ada di seseorang tentang adanya tindak pidana di
Indonesia, yaitu pengadilan Jakarta Utara, Medan, bidang perikanan,
Bitung, Pontianak, Tanjung Pinang, Tual, Ambon, b) Memanggil dan memeriksa tersangka atau
Merauke, Rinai. saksi untuk di dengar keterangannya
Sejak dulu sampai sekarang illegal fishing c) Membawa dan menghadapkan seseorang
terus terjadi dan membuat kerugian yang sangat sebagai tersangka atau saksi untuk di
banyak. Dalam hal ini Direktorat Jenderal dengar keterangannya
Pengawasan Sumber Daya Laut Kelautan dan d) Menggeledah sarana dan prasarana
Perikanan membuat kebijakan penegakan hukum perikanan yang diduga digunakan dalam
dan upaya untuk mencegah illegal fishing melalui: atau menjadi tempat melakukan tindak
a. Unit Pelaksana Teknis Ditjen PSDKP pidana di bidang perikanan
UPT Ditjen PSDKP mempunyai tugas untuk f) Menghentikan, memeriksa, menangkap,
melaksanakan pengawasan sumber daya membawa dan menahan kapal atau orang
kelautan dan perikanan berdasarkan peraturan yang disangka melakukan tindak pidana
perundang-undangan yang berlaku. perikanan.
b. Sarana dan prasarana g) Memeriksa perlengkapan dan keabsahan
1) Vessel Monitoring System (VMS) dokumen usaha perikanan
2) Kapal pengawas dan speed boat h) Memotret tersangka atau barang bukti
3) Alat komunikasi tindak pidana di bidang perikanan
4) Peralatan selam i) Mendatangkan ahli yang di perlukan
Strategi Ditjen PSDKP dalam penegakan dalam hubungannya dengan tindak pidana
hukum adalah Kebijakan dan Program Ditjen di bidang perikanan
PSDKP. Kebijakan merupakan terwujudnya j) Membuat dan menandatangani berita
peningkatan kapasistas dan kapabilitas acara pemeriksaan.
pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan k) Melakukan penyitaan terhadap barang
guna menegakan undang-undang bidang kelautan bukti yang di gunakan dalam tindak
dan perikanan dlam rangka mewujudkan pidana perikanan.
1) Penggelaman Kapal Melalui Putusan lepas, yang tidak memiliki SIPI sebagaimana
Pengadilan tertuang dalam Pasal 27 Ayat (1) di pidana
a) Otoritas yang menangkap kapalikan asing dengan pidana penjara paling lama 6 tahun
membawa kapal dan ABK (anak buah dan denda paling banyak
kapal) ke darat. Rp.2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah)
b) Di darat dimana ada pengadilan perikanan b. Setiap orang yang memiliki dan
di laksanakan proses hukum mengoperasikan kapal penangkap ikan
c) Selesai disidang dan divonis bersalah dan berbendera asing melakukan penangkapan
putusan mempunya kekuatan hukum yang ikan di ZEEI yang tidak memiliki SIPI
mengikat kapal-kapal akan disita. sebagaimana tertuang dalam Pasal 27 ayat (2)
d) Apabila kapal disita maka bergantung di pidana penjara paling lama 6 tahun dan
pada jaksa eksekutor akan melakukan apa denda paling banyak Rp. 20.000.000.000
kepada kapal tersebut. (dua puluh miliar rupiah)
e) Apakah kapal akan dilelang atau c. Setiap orang yang mengoperasikan kapal
dimusnahkan,apabila dimusnakan menjadi penangkap ikan di wilayah pengelolaan
pilihan maka salah satu cara yang bisa di perikanan negara republik Indonesia, yang
lakukan adalah di ledakan atau di tidak membawa SIPI asli sebagaimana
tenggelamkan. tertuang dalam pasal 27 ayat (3) di pidana
2) Tertangkap tangan oleh Otoritas penjara paling lama 6 tahun dan denda paling
Cara ini didasarkan pada pasal 69 banyak Rp.2.000.000.000 (dua miliar rupiah)
Undang-Undang Perikanan Nomor 45 Tahun d. Setiap orang yang mengoperasikan kapal
2009 Pasal 69 yaitu : penangkap ikan berbendara asing di ZEEI,
a) Kapal pengawas perikanan berfungsi yang tidak membawa SIPI asli sebagaimana
melakukan pengawasan dan penegakan di atur dalam pasal 27 ayat (3) di pidana
hukum di bidang perikanan dalam penjara paling lama 6 tahun penjara dan
wilayah pengelolaan negara RI. denda paling banyak Rp.20.000.000.000.00
b) Kapal Pengawas Perikana sebagaimana (dua puluh miliar Rupiah)
dimaksud pada ayat 1, dapat di lengkapi
dengan senjata api. PENUTUP
c) Kapal pengawas perikanan dapat A. Kesimpulan
mengentikan, memeriksa, membawa dan 1. Upaya-Upaya Lembaga Penegak Hukum
menahan kapal yang diduga atau patut Indonesia seperti KKP, BAKAMLA, TNI AL,
diduga melakukan pelanggaran di wilayah POLRI, PPNS, Peradilan Perikanan serta
pengelolaan perikanan Negara Republik lembaga penegak Hukum Australia seperti
Indonesia ke pelabuhan terdekat untuk AFMA, MBC, CSIRO memiliki peranan yang
memproses lebih lanjut. sangat penting membantu memberantas
d) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana illegal fishing yang di lakukan melalui kerja
di maksud pada ayat (1) penyidik atau sama kedua negara. Kerja sama yang
pengawas dapat melakukan tindakan dilakukan merupakan kerja sama bilateral.
khusus berupa pembakaran dan Banyaknya kerja sama yang dilakukan
penenggelaman kapal perikanan ternyata belum cukup membuat praktik illegal
berbendera asing berdasarkan bukti fishing di perbatasan kedua negara berkurang
permulaan yang cukup.47 hal ini bisa dilihat dari angka kasus illegal
Kemudian pada pasal 93 Undang-Undang fishing yang masih terjadi disetiap tahunnya.
Perikanan Nomor 45 Tahun 2009 yaitu48: 2. Mekanisme penyelesaian hukum yang
a. Setiap orang yang memiliki dan dilakukan oleh pemerintah Indonesia terhadap
mengoperasikan kapal penangkap ikan pelaku illegal fishing ialah melalui ketentuan
berbendera Indonesia melakukan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 31
penangkapan ikan diwilayah pengelolaan Tahun 2004 Jo. Undang-Undang No.45
perikanan Republik Indonesia atau di laut Tahun 2009 tentang perikanan mengenai
kejahatan terdapat pada Pasal 84, Pasal 85,
47 Merisa Nur Putri, Penegakan Hukum Terhadap Pasal 86, Pasal 88, Pasal 92, Pasal 93, Pasal
Penangkapan Ikan Secara Ilegal yang Melibatkan Negara 94, Pasal 95 kemudian mengenai pelanggaran
Lain, Journal of Multidisciplinary Studies, Vol (11) No yang tertuang dalam pasal 87, Pasal 89, Pasal
(1), 2020, hlm 49 90, Pasal 96, Pasal 97, Pasal 98, Pasal 99,
48 Pasal 93 Undang-Undang Perikanan Nomor 45 Tahun
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945
Undang- Undang Nomor 17 Tahun 1985 Tentang
pengesahan UNCLOS 1982
Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 Tentang
perikanan
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang
Perikanan.
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1983 Tentang
ZEE
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang
Pelayaran
United Nations On The Law Of The Sea 1982
(UNCLOS III)
Momerandum Of Understanding ( MoU BOX
1974)
Agreed Minutes 1981