Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

KELAS 35

JUDUL

………………………………………………….

Anggota Kelompok :

1. Rafi' Abdillah Mursyid_ 5021201025


2. Fesa Haqillah Haya 5026201129
3. Rahma Fauzia 5026201027
4. Jeremy diaz prasetyo 5026201120
5. Rosa Amalia 5004201014
6. Ega Fernanda Putra 5026201073
7. Arsyad Abdul A 5020201109
8. Ariel Maulana 5004201143
9. Syifa Assagaf 5004201125
10. Noris Yolanda 5020201023
11. M Sharif Rezanta P 5020201041
12. Siti Mualimatul Istiqomah 5004201005

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


SURABAYA
JUDUL MAKALAH MAKSIMUM (3) TIGA BARIS
(12 pt, Times New Roman, center,
Bold) (satu spasi)

ABSTRACT
Abstract berbahasa inggris ditulis miring. Format penulisan ditulis pada kertas A4
dengan margin (top: 3cm, left: 4cm, bottom: 3cm dan right: 3 cm) menggunakan
font times new roman ukuran 10 pt dengan spasi 1,15 dalam format satu kolom.
Maksimal jumlah halaman artikel adalah 11 halaman. Artikel akan direview oleh
Tim reviewer berpengalaman dan kompeten dalam bidangnya masing-masing.
Keyword: maksimasl 5 keyword
I. PENDAHULUAN ilegal. Melalui berbagai modus operandi
Indonesia adalah negara kepulauan para nelayan asing tersebut menangkap
dengan beribu pulau dan juga laut yang ikan di perairan Indonesia dan selanjutnya
luas yang didalamnya memiliki sumber diperjualbelikan di luar Indonesia dengan
daya laut yang berlimpah untuk keuntungan yang berlipat ganda. Para
dimanfaatkan secara maksimal. Dalam nelayan asing yang kerap memasuki
Pasal 25 A UUD 1945 disebutkan bahwa wilayah perairan Indonesia, antara lain,
“Negara Kesatuan Republik Indonesia berasal dari Thailand, Vietnam, Filipina,
adalah negara kepulauan yang berciri dan Malaysia. Perairan Natuna, perairan
nusantara dengan wilayah, batas, dan hak- Sulawesi Utara dan perairan di sekitar
haknya ditetapkan dengan undang- Maluku serta Laut Arafuru merupakan
undang”. Dalam Pasal 2 ayat (1) UU No. 6 kawasan yang paling rawan terhadap
Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia, kegiatan illegal fishing. Hal ini
disebutkan “Negara Republik Indonesia dikarenakan Indonesia berada pada posisi
adalah Negara Kepulauan”. Indonesia geografis dari kawasan perairan Indonesia
terbentuk dari pulau-pulau yang berjumlah tersebut berada di perairan perbatasan atau
sekitar 17.508, dengan garis pantai berdekatan dengan perairan internasional
sepanjang 81.000 km dan luas laut sekitar sehingga sangat terbuka bagi
5,8 juta km, ekosistem laut yang strategis kemungkinan masuknya nelayan-nelayan
dan dapat menjadi andalan pembangunan asing ke wilayah perairan Indonesia dan
ekonomi yang berbasis SDA kemaritiman. melakukan penangkapan ikan secara
Dasar laut dan tanah di bawah ilegal(MUHAMAD, 2012).
daerah laut teritorial sudah termasuk Penangkapan ikan secara Ilegal (Illegal
kedaulatan negara pantai, karena laut di Fishing) juga melanggar kedaulatan laut
wilayah teritorial merupakan bagian masing-masing negara. Seperti yang kita
integral dari wilayahnya. Konsep tahu, setiap negara memiliki batas
kedaulatan teritorial berarti bahwa di kedaulatan laut masing-masing. Jika illegal
daerah teritorial ini yurisdiksi dijalankan fishing ini terus dibiarkan terus menerus
oleh negara itu atas orang-orang dan harta tanpa adanya sanksi yang tegas maka ini
benda, yang ada di wilayah tersebut. nantinya dapat menyebabkan kerugian bagi
Sebagai bagian integral dan bagian dari kedua belah negara(li, n.d.).
yurisdiksi negara Indonesia, terhadap Dengan adanya permasalahan yang
wilayah laut teritorial itu Pemerintah dihadapi karena illegal fishing dan
Indonesia memiliki kedaulatan untuk kedaulatan laut indonesia, penulis memiliki
pemikiran untuk mengangkat masalah ini
memanfaatkan dan memaksimalkan
menjadi suatu makalah. Makalah ini
sumber daya alam di lautan, termasuk bertujuan untuk menambah wawasan
melakukan konservasi.. (Erlina, 2013) pembaca mengenai illegal fishing serta
Namun, dibalik itu semua terdapat menambah pengetahuan penulis mengenai
pelanggaran dalam pemanfaatan sumber topik yang diangkat. Selain itu, juga
daya laut ini, salah satunya Illegal Fishing. menambah pengalaman penulis dalam
Illegal fishing sendiri berasal dari kata menulis.
ilegal yang artinya tidak sah, fish yang
II. METODE
artinya ikan, dan fishing yang artinya
Metode meliputi uraian rinci tentang
kegiatan menangkap ikan. Jadi dapat
cara, instrumen, dan teknik analisis
diartikan bahwa Illegal fishing merupakan
penelitian yang digunakan dalam
kegiatan menangkap ikan secara tidak sah.
memecahkan permasalahan. Apabila
Kegiatan illegal fishing dilakukan
merupakan hasil kajian pustaka, maka
oleh nelayan-nelayan asing dari negara-
urutan setelah pendahuluan adalah analisis
negara tetangga di kawasan yang
pemecahan masalah. Analisis Pemecahan
memasuki perairan Indonesia secara
Masalah meliputi uraian objektif tentang
pemecahan masalah. Jarak antar sub judul wilayah Indonesia yang telah ditetapkan
dengan teks sebelumnya adalah satu spasi. berdasarkan undang-undang yang berlaku
kontribusi/wawasan kedepan dan tentang perairan Indonesia yang meliputi
pembahasannya secara ilmiah. dasar laut, tanah di bawahnya dan air di
atasnya dengan batas terluar 200 (dua ratus)
mil laut diukur dari garis pangkal laut
wilayah Indonesia. Keterkaitannya dengan
illegal fishing terletak pada pengaturan garis
III.PEMBAHASAN batas ZEE yang sering digunakan oleh
Hasil data yang didapatkan dari pelaku illegal fishing sebagai tempat
hasil penelitian diolah dan dirangkum dalam pelarian dari kejaran aparat keamanan
bentuk uraian objektif dengan data-data Indonesia. Didalam UU ini ternyata ada
pendukung. Hasil penelitian juga didukung celah untuk para pelaku illegal fishing
dengan data yang didapatkan dari hasil mengelak dari jerat hukum yaitu dengan
survey yang diolah dan dirangkum dalam adanya pasal 4 ayat (3) yang berbunyi: “Di
bentuk grafik. Masing-masing grafik Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia,
menggambarkan tiga objek utama penelitian, kebebasan pelayaran dan penerbangan
yaitu identitas dan latar belakang responden, internasional serta kebebasan pemasangan
pendapat dan pandangan responden kabel dan pipa bawah laut diakui sesuai
mengenai illegal fishing, serta hal-hal yang dengan prinsip-prinsip hukum laut
disarankan responden untuk mencegah dan internasional yang berlaku.” dan pasal 5 ayat
menanggulangi terjadinya illegal fishing. (3) yang berbunyi “Dengan tidak
Diketahui bahwa Indonesia sebagai mengurangi ketentuan Pasal 4 ayat (2),
negara kepulauan yang sangat kaya akan eksplorasi dan eksploitasi suatu sumber daya
ikan, penangkapan ikan secara ilegal pun alam hayati di daerah tertentu di Zona
marak terjadi dan menjadi tantangan Ekonomi Eksklusif Indonesia oleh orang
tersendiri untuk dihadapi. Kemampuan atau badan hukum atau pemerintah negara
pengawasan laut yang sangat terbatas dan asing dapat diizinkan jika jumlah tangkapan
luasnya perairan yang dihadapi membuat yang diperbolehkan oleh pemerintah
kegiatan Illegal Fishing masih menjadi Indonesia untuk jenis tersebut melebihi
masalah besar bagi Indonesia. kemampuan Indonesia untuk
Undang-Undang Nomor 45 Tahun memanfaatkannya.” dan tentunya tidak ada
2009 Tentang Perikanan menyebutkan ketegasan sanksi terhadap para pelaku
bahwa penangkapan ikan adalah kegiatan illegal fishing yang disebutkan secara tegas
untuk memperoleh ikan di perairan yang pada UU Nomor 5 tahun 1983 ini.
tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan Pemberantasan illegal fishing adalah
alat atau cara apapun, termasuk kegiatan salah satu upaya penyelamatan Sumber
yang menggunakan kapal untuk memuat, Daya Ikan (SDI) di laut. SDI dapat
mengangkut, menyimpan, mendinginkan, memulihkan diri dengan berkembang biak
menangani, mengolah, dan/atau dan tumbuh. Nelayan memiliki ruang gerak
mengawetkannya. Penangkapan ikan secara untuk menangkap ikan, dengan hasil
ilegal berarti segala bentuk kegiatan tangkapan yang lebih banyak. Selanjutnya
penangkapan ikan yang melanggar Undang- tingkat perekonomian nelayan dapat
Undang Nomor 45 Tahun 2009 dan meningkat sehingga bisa membayar pajak
peraturan perundangan lainnya yang masih yang pada akhirnya kembali lagi kepada
berlaku. negara untuk pembangunan. Dan untuk
Di dalam UU RI Nomor 5 Tahun mengetahui perkembangan mengenai illegal
1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif fishing yang terjadi di Indonesia, kami telah
Indonesia, dijelaskan bahwa pengertian ZEE mengumpulkan data dari situs resmi
yaitu jalur luar yang berbatasan dengan laut Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ikan asing dan alat tangkap ikan yang dapat
menangkap dua kapal ikan asing ilegal merusak ekosistem laut. Tindakan
berbendera Vietnam yang mencuri ikan di penenggelaman terhadap kapal pelaku
Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Illegal Fishing yang tidak memiliki
Republik Indonesia (WPPNRI) 711 Laut dokumen resmi atau melanggar ketentuan
Natuna Utara. Penangkapan tersebut terjadi hukum RI didasarkan pada ketentuan Pasal
pada hari Senin (29/3/2021) dan telah 69 ayat (1) dan ayat (4) Undang-Undang
diamankan sejumlah barang bukti Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan
diantaranya kapal, alat tangkap, peralatan Atas Undang-Undang No. 31 Tahun 2004
navigasi, peralatan komunikasi serta ikan Tentang Perikanan (UU Perikanan). Pasal 69
hasil tangkapan. Selain itu, 21 awak kapal ayat (1) UU Perikanan menentukan bahwa
berkewarganegaraan Vietnam juga turut kapal pengawas perikanan berfungsi
diamankan. Diketahui, kedua kapal tersebut melaksanakan pengawasan dan penegakan
mengoperasikan alat penangkap ikan pair hukum di bidang perikanan dalam wilayah
trawl. Alat ini digunakan dengan cara ditarik pengelolaan perikanan Negara Republik
dengan dua kapal sehingga memiliki efek Indonesia. Sedangkan Pasal 69 ayat (4)
merusak yang besar. berbunyi, dalam melaksanakan fungsi
Selanjutnya pada tanggal 15 April sebagaimana ayat (1) penyidik dan atau
2021, Kementerian Kelautan dan Perikanan, pengawas perikanan dapat melakukan
yang dipimpin oleh Menteri Trenggono, tindakan khusus berupa pembakaran dan
menggelar konferensi pers dan menjelaskan atau penenggelaman kapal perikanan
bahwa dalam 100 hari kinerja, Ditjen berbendera asing berdasarkan bukti
PSDKP telah melakukan penangkapan 72 permulaan yang cukup. Selanjutnya tindakan
kapal dengan rincian 12 kapal asing pelaku pemusnahan merujuk pada ketentuan Pasal
illegal fishing (5 kapal berbendera Malaysia 76 Huruf A UU Perikanan, bahwa benda
dan 7 kapal Vietnam). Sedangkan 60 lainnya atau alat yang digunakan atau dihasilkan
merupakan kapal Indonesia yang melakukan dari pidana perikanan dapat dirampas atau
pelanggaran operasional. Selain fokus pada dimusnahkan setelah mendapat persetujuan
penanganan praktik illegal fishing, KKP pengadilan
juga berkomitmen menjaga keberlanjutan Hal-hal yang telah dilakukan
ekosistem lautan dengan menindak pemerintah untuk melakukan pencegahan
penangkap ikan dengan cara merusak dan penanggulangan terhadap illegal fishing
(destructive fishing). Seperti penangkapan yakni penguatan Perundang-Undangan
menggunakan bom ikan, setrum, maupun Illegal Fishing. Atas dasar diterimanya
bius ikan. Pada tahun 2021 ini, Ditjen Deklarasi Djuanda yang kemudian
PSDKP telah mengamankan 41 pelaku dikuatkan United Nations Convention On
destructive fishing. Ditjen PSDKP juga The Law of The Sea (UNCLOS) tahun
melakukan pemusnahan alat tangkap, alat 1957, yang kemudian melahirkan sejumlah
bantu penangkapan dan ikan invasive. Total pengaturan laut dan pengaturan di bidang
sebanyak 221 barang hasil pengawasan perikanan, serta didukung dengan konsep
berhasil dimusnahkan. lima pilar yang disampaikan Presiden
Kedaulatan laut di Indonesia sangat Jokowi di depan KTT Asia Timur di Nay
berhubungan dengan kasus illegal fishing. Pyi Taw, Myanmar, maka Indonesia secara
Permasalahan yang banyak muncul dan yuridis memiliki kekuatan untuk menjaga
berpotensi mengganggu perekonomian kedaulatannya dari gangguan asing,
Indonesia dalam memanfaatkan sumber termasuk illegal fishing dalam wilayah
daya perikanan dan kelautan yakni praktik perairan laut Indonesia.
pencurian ikan atau Illegal, Unregulated Laut Indonesia yang terhampar luas
and Unreported Fishing Practices oleh dari Sabang (Barat) sampai Merauke
nelayan yang menggunakan armada kapal (Timur), dan dari gugusan pulau Biaro
(bagian utara Sulut) sampai gugusan pulau Eksekusi penenggelaman kapal ini
Alor (bagian selatan batas Timor Leste dan dilakukan di wilayah perairan Tanjung
Australia) merupakan bagian dari wilayah Pedas, Kabupaten Kepulauan Anambas,
Indonesia yang perlu dijaga karena Kepulauan Riau, pada tanggal 5 Desember
kedaulatan. 2014. Ada tiga kapal ikan yang ditembak,
Demi menjaga kekayaan ikan dan diledakkan, dan akhirnya ditenggelamkan
kekayaan laut lainnya, maka di dalam oleh jajaran penegak hukum laut di
Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 Indonesia, TNI AL, Bakorkamla, dan KKP.
tentang Perikanan, diatur dengan tegas Menteri Kelautan dan Perikanan Susi
bahwa dalam rangka mendukung kebijakan Pudjiastuti juga telah mengeluarkan aturan
pengelolaan sumber daya ikan, maka pelarangan bongkar muat ikan di tengah laut
Menteri menetapkan beberapa hal berupa atau transhipment diatur dalam Permen KP
penetapan kewajiban bagi pengelola No. 57/2014 sejak 12 November 2014.
perikanan dalam Pasal 7 ayat (1) dan (2) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
yaitu jenis, jumlah, dan ukuran alat No. 57/2014 tentang larangan transhipment
penangkapan ikan, persyaratan atau standar tujuannya untuk mencegah kapal bisa
prosedur operasional penangkapan ikan, mengirim langsung ikan keluar negeri.
sistem pemantauan kapal perikanan, ukuran Larangan ini mendorong agar kapal-kapal
atau berat minimum jenis ikan yang boleh harus bersandar dahulu di pelabuhan
ditangkap, jenis ikan yang dilarang untuk Indonesia sebelum melakukan ekspor, di
diperdagangkan, dimasukkan, dan pelabuhan para kapal harus membayar
dikeluarkan ke dan dari wilayah negara berbagai Penerimaan Negara Bukan Pajak
Indonesia, dan jenis ikan yang dilindungi. (PNBP) hingga retribusi dan lainnya. .
Untuk memberantas praktik illegal Alasan Pemerintah Menerapkan
fishing, Presiden Joko Widodo telah Kebijakan Larangan Transhipment yaitu :
memerintahkan agar petugas pengawas di 1. Indonesia memiliki luas pantai
lapangan dapat bertindak tegas, jika perlu terpanjang nomor dua di dunia, tetapi ekspor
dengan menenggelamkan kapal asing yang hasil laut nomor lima di dunia maka pantas
mencuri ikan di perairan Indonesia. Hal ini jika hasil perikanan laut dimaksimalkan.
tentunya dilakukan sesuai dengan aturan dan 2. Untuk menghindari kecurangan
prosedur yang berlaku, diantaranya adalah sebagian pengusaha perikanan, dimana kapal
mengamankan terlebih dahulu para awak pengangkut ikan tidak mendapatkan
kapal sebelum melakukan penenggelaman muatannya di pelabuhan, melainkan
kapal, agar tidak menimbulkan langsung membawa ke luar negeri
permasalahan baru dan menuai kecaman (transformasi, 2015).
internasional. 3. Dengan kebijakan ini, penataan laut
Tindakan tersebut merupakan salah lebih baik, hasil perikanan laut bisa
satu kewajiban Negara untuk mengamankan semuanya didaratkan di pelabuhan Indonesia
kekayaan alam dan laut Indonesia. Untuk dan tidak lari ke negara lain. Sehingga dapat
merespon instruksi Presiden, maka TNI AL, menekan jumlah ekspor ikan yang tidak
Badan Koordinasi Keamanan Laut tercatat oleh pemerintah.
(Bakorkamla), serta Kementerian Kelautan 4. Secara keseluruhan larangan
dan Perikanan (KKP) telah melaksanakan transhipment tidak akan mengganggu ekspor
kegiatan eksekusi penenggelaman kapal ikan produk perikanan. Walaupun jumlah
asing yang kedapatan melakukan praktek berkurang untuk ikan hasil tangkapan di
illegal fishing di wilayah perairan Indonesia. laut, tapi untuk ikan budidaya malah lebih
Aksi ini menjadi peringatan keras bagi para besar.
pelaku illegal fishing sekaligus bentuk 5. Dari sekitar 6.000 kapal di atas 30
komitmen Indonesia dalam pengawasan dan Gross Tonnage (GT), yang bermasalah
penegakan hukum di wilayah laut Indonesia. hanya 1.200 kapal yaitu kapal asing masih
tetap bisa melaut dan menangkap ikan. penguatan kemampuan pengawasan dapat
6. Dari 1.200 kapal tersebut bisa jadi dilakukan melalui beberapa hal yaitu:
yang memang dulu tidak mendaratkan Pemberlakuan sistem MCS
ikannya di Indonesia karena memang kapal- (Monitoring, Control and Survey) agar
kapal asing inilah yang banyak bermasalah keberadaan kapal ikan asing dapat segera
dengan izin. diidentifikasi untuk dapat diambil tindakan
7. Adanya kapal asing yang melakukan selanjutnya. Memberdayakan kapasitas
transhipment seperti dari Tiongkok, kelembagaan dan organisasi pengawasan
Thailand, dan Filipina. berada di masyarakat (community based-
8. Kebijakan larangan transhipment monitoring). Pemenuhan kebutuhan sarana
juga sejalan dengan kebijakan KKP untuk dan prasarana pengawasan secara bertahap
menyepakati inisiatif Kementerian sesuai dengan prioritas dan kebutuhan.
Perdagangan dalam mencapai target Meningkatkan koordinasi dan kerjasama
peningkatan ekspor hasil laut serta untuk dengan instansi lintas sektor yang terkait
mewujudkan basis produksi hasil Kelautan dalam bidang pengawasan.
dan Perikanan secara berkelanjutan. Ketiga, pembenahan sistem hukum dan
Disadari bahwa persoalan illegal peradilan perikanan. Lemahnya produk
fishing ini merupakan persoalan multi- hukum serta rendah mental penegak hukum
actors, multi-level, dan multi-mode sehingga di laut merupakan masalah utama dalam
dengan mempertimbangkan efek ganda yang penanganan illegal fishing di Indonesia.
ditimbulkan dari persoalan illegal fishing, Akan tetapi dengan disahkannya UU
pemerintah melaksanakan dua strategi perikanan No. 31 tahun 2004 maka
secara simultan, yaitu strategi ke dalam dan diharapkan penegakkan hukum di laut dapat
strategi keluar. dilakukan. Dalam UU perikanan ini sanksi
Strategi ke dalam terdiri dari empat yang diberikan terhadap pelaku illegal
strategi. Pertama, penyempurnaan sistem fishing cukup berat. Setiap kapal penangkap
dan mekanisme perizinan perikanan ikan harus memiliki surat izin penangkapan
tangkap. Jumlah kapal penangkapan ikan ikan (SIPI). Bagi kapal berbendera
yang diizinkan beroperasi di suatu daerah Indonesia yang melanggar ketentuan itu,
penangkapan ikan tidak melebihi jumlah pengelola dan pemilik kapal bisa diancam
hasil tangkapan yang diperbolehkan agar pidana enam tahun dan denda Rp 2 miliar.
usaha perikanan tangkap dapat berlangsung Jika pelanggaran dilakukan kapal
secara menguntungkan dan lestari. Prosedur berbendera asing, pengelola serta pemilik
pengurusan perizinan secara transparan dan kapal terancam penjara enam tahun dan
cepat. Pemberian izin terhadap kapal asing denda Rp 20 miliar.
untuk beroperasi di wilayah perairan Keempat, yaitu penguatan armada
Indonesia bukanlah strategi “legalisasi” perikanan tangkap nasional. Salah satu
kapal asing ilegal, namun justru merupakan penyebab maraknya praktik illegal fishing di
salah satu exit strategy dari persoalan illegal Zona Eksekutif Ekonomi Indonesia adalah
fishing. Karena pemberian izin tersebut sedikitnya armada kapal ikan Indonesia yang
bukan tanpa syarat. Salah satunya adalah beroperasi di daerah ZEE Indonesia. Hal ini
kapal asing diharuskan untuk mendaratkan dikarenakan kemampuan armada kapalnya
ikannya di wilayah perairan Indonesia dan yang rendah (kemampuan jangka pendek
negara pemilik kapal asing tersebut harus dan waktu berlayar singkat).
bersedia turut berkontribusi dalam Sedangkan strategi keluar (external
pengembangan fasilitas perikanan di pusat- strategy) terkait dengan pentingnya
pusat pendaratan ikan di wilayah Indonesia. kerjasama regional maupun internasional
Kedua, pengembangan dan penguatan khususnya yang terkait dengan negara
kemampuan pengawasan (penegakan tetangga dilakukan dengan meningkatkan
hukum) di laut. Pengembangan dan peran ini sehingga dua manfaat sekaligus
dapat diperoleh. Pertama, Indonesia dapat
meminta negara lain untuk memberlakukan
sanksi bagi kapal yang menangkap ikan
secara ilegal di perairan Indonesia. Dengan
menerapkan kebijakan illegal fishing secara
regional, upaya pencurian ikan oleh kapal
asing dapat ditekan serendah mungkin. Hal
ini misalnya telah telah dilakukan dalam Gambar 2. Pertanyaan apakah illegal fishing
bentuk Join Commission Sub Committee of merugikan
Fisheries Cooperation antara Indonesia Dari 61 responden mayoritas menjawab
dengan Thailand dan Filipina guna merugikan yaitu sebesar 96,7% atau
membahas isu-isu perikanan dan delimitasi sebanyak 59 responden dan 3,3% atau
batas ZEE antar negara. Kerjasama ini juga sebanyak 2 responden menjawab tidak
dapat diterapkan dalam konteks untuk merugikan disini dapat disimpulkan bahwa
menekan biaya operasional MCS sehingga para pelajar yang mengisi responden
joint operation untuk VMS misalnya dapat mengerti bahwa illegal fishing merugikan
dilakukan. dan tentu saja akan mengerti dampak dari
Kedua, dengan bergabungnya illegal fishing tersebut.
Indonesia ke dalam organisasi perikanan Setelah mengumpulkan data lewat
internasional, maka secara tidak langsung kuesioner yang disebar secara online dan
Indonesia telah menghentikan praktik non mendapat 61 responden rekomendasi yang
member fishing yang dilakukan sehingga disarankan oleh para pelajar antara lain:
produk perikanan Indonesia relatif dapat 1. Memperketat keamanan dan pertahanan
diterima oleh pasar internasional. di area rawan illegal fishing
Kemudian dengan melakukan survey 2. Memperketat peraturan dan memperberat
dengan cara menyebarkan kuesioner, kami hukuman bagi pelanggar
mendapatkan rekomendasi-rekomendasi 3. Menegakkan hukum agar menimbulkan
yang sebaiknya dilakukan untuk pencegahan efek jera pada pelaku
Illegal Fishing yang antara lain yaitu : 4. Edukasi kepada illegal fisher serta
rehabilitasi illegal fisher yang tertangkap
5. Tindakan tegas kepada pelanggar seperti
pemusnahan kapal
6. Memperluas jangkauan pengawasan dan
meningkatkan teknologi kemaritiman
7. Membasmi pejabat koruptor agar tidak
terjadi suap oleh para pelaku illegal fishing
8. Pertahankan daerah perbatasan perairan
dengan daerah lain
9. Kerjasama dengan banyak pihak seperti
Gambar 1. Pengetahuan responden terhadap nelayan dekat daerah rawan illegal fishing
illegal fishing dengan TNI AL
10.Menciptakan sektor lapangan baru agar
Dari 61 responden mayoritas menjawab tindak kriminal ini dapat diminimalisir
sangat tahu terhadap illegal fishing yaitu 11.Mengedukasi masyarakat atas bahaya
sebesar 90,2% atau 55 responden menjawab illegal fishing dan dampak terhadap negara
tau banget dan 9,8% atau 6 responden bagaimana
menjawab tidak tahu disini dapat 12.Melakukan diplomasi ke negara pelaku
disimpulkan bahwa mayoritas pelajar yang agar tidak melakukan lagi dan disarankan
mengisi responden sudah mengetahui apa itu untuk melakukan impor agar kedua negara
illegal fishing. sama sama untung
Dapat terlihat bahwa rekomendasi- Kutipan yang diacu dan ditulis dalam
rekomendasi yang diberikan Sebagian besar teks artikel ilmiah harus dicantumkan
telah diusahakan untuk terus dilakukan oleh dalam daftar rujukan serta rujukan yang
pemerintah. ada dalam daftar rujukan adalah hanya
rujukan yang diacu dan dikutip dalam teks
artikel ilmiah (kesesuaian acuan kutipan
IV. KESIMPULAN dan rujukan). Daftar rujukan berisi pustaka
Simpulan memberikan jawaban atas -pustaka yang berasal dari sumber primer
permasalahan yang dikemukakan di (prioritas utama). Penulisan daftar rujukan
pendahuluan. Pada artikel ilmiah hasil menggunakan model IEEE, seperti contoh
penelitian, yang dimaksud dengan berikut:
simpulan adalah rumusan atau jawaban
atas pertanyaan penelitian berdasarkan [1] R. Azuma, “A survey of augmented
hasil-hasil penelitian yang dikemukakan reality,” Presence Teleoperators Virtual
secara ringkas. Simpulan disajikan dalam Environ., vol. 6, no. 4, pp. 355–385, 1997.
bentuk paragraf. Pada artikel ilmiah hasil
kajian,simpulan dirumuskan berdasarkan [2] R. Azuma, Y. Baillot, R. Behringer, S.
hasil analisis pemecahan masalah. Feiner, S. Julier, and B. MacIntyre,
Simpulan disajikan dalam bentuk paragraf. “Recent advances in augmented reality,”
Dibagian akhir simpulan perlu dituliskan IEEE Comput. Graph. Appl., vol. 21, no. 6,
implikasi dan pengembangan hasil temuan pp. 34–47, 2001.
yang ditemukan. [3] L. He and X. Hu, “The application of
digital interactive storytelling in serious
games,” in 2010 International Conference
on Networking and Digital Society,
ICNDS 2010, 2010, vol. 1, pp. 286–289.
[4] Almuzzamil, T. M. (2015). Kebijakan
Pemerintah Indonesia Dalam
Menanggulangi Illegal Fishing Pada Tahun
2014-2015. Jom Fisip, 4(KEBIJAKAN
PEMERINTAH INDONESIA DALAM
MENANGGULANGI ILLEGAL
FISHING PADA TAHUN 2014-2015), 1–
14.
[5] MUHAMAD, SIMELA VICTOR.
2012. “Illegal Fishing Di Perairan
Indonesia: Permasalahan Dan Upaya
Penanganannya Secara Bilateral Di
Kawasan.” Jurnal Ilegal Fishing 3(Illegal
Fishing Di Perairan Indonesia): 59–86.
[6] Erlina. (2013). Kedaulatan negara
pantai (indonesia) terhadap konservasi
kelautan dalam wilayah teritorial laut
( territorial sea ) indonesia. Fakultas
Syari’ah Dan Hukum UIN Alauddin
Makassar, 2(2), 215–222.
[7] Ii, B. A. B. (n.d.). Bab II Gambaran
Umum Tentang Illegal Fishing Di
Indonesia. 18–41. http://repository.uin-
DAFTAR PUSTAKA/ REFERENSI suska.ac.id/7026/3/Bab II .pdf
[8] Dina, Sunyowati. "Peran dan Upaya
Penegak Hukum dan Pemangku
Kepentingan dalam Penanganan dan
Pemberantasan IUU Fishing di Wilayah
Perbatasan Indonesia." Seminar Nasional,
2014.

Anda mungkin juga menyukai