Anda di halaman 1dari 57

ILLEGAL FISHING DAN KEDAULATAN

LAUT DI INDONESIA
Kelompok 2
Anggota Kelompok Siti Mualimatul Istiqomah
5004201005

Rafi Abdillah M
5021201025 Rahma Fauzia Jeremy Diaz Prasetyo
5026201027 5026201120

Syifa Assagaf Rosa Amalia


5004201125 5004201014
Arsyad Abdul A Fesa Haqillah Haya
5020201109 5026201129
M Sharif Rezanta
Ega Fernanda Putra P
5026201073 5020201041

Ariel Maulana Noris Yolanda


5004201143 5020201023
Table of Contents

01 02 03
Abstrak Pendahuluan Metode
Table of Contents

04 05 06
Pembahasan Kesimpulan Daftar Pustaka
01
Abstrak
Abstrak
• This article has a focus and objective to explore the judgments of Indonesian people about illegal
fishing.
•This article looks at how the respondents are delicate and literate about the threat of illegal fishing and
whether this is detrimental or not, why illegal fishing can occur, and what the Indonesian people should
do to prevent and tackle the occurrence of illegal fishing.
•Qualitative and quantitative research are the methods that used in this paper. Materials were obtained
from various articles, journals, and survey results.
•The result of this paper is that awareness of illegal fishing is the most crucial thing to prevent and
overcome various threats including the threat of illegal fishing.
•Government regulations can also run optimally if all components of Indonesian society also support
them.
•As a sovereign nation, solidarity is very needed to defend Indonesia's sovereignty.
02
Pendahuluan
Bentuk Wilayah Negara Indonesia
- Pasal 25 A UUD 1945 disebutkan bahwa “Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
negara kepulauan yang berciri nusantara dengan wilayah, batas, dan hak-haknya
ditetapkan dengan undang-undang”.
- Pasal 2 ayat (1) UU No. 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia, disebutkan “Negara
Republik Indonesia adalah Negara Kepulauan”. I
- Indonesia terbentuk dari pulau-pulau yang berjumlah sekitar 17.508, dengan garis pantai
sepanjang 81.000 km dan luas laut sekitar 5,8 juta km, ekosistem laut yang strategis dan
dapat menjadi andalan pembangunan ekonomi yang berbasis SDA kemaritiman.
- Sebagai bagian integral dan bagian dari yurisdiksi negara Republik Indonesia, terhadap
wilayah laut teritorial itu Pemerintah Indonesia memiliki kedaulatan untuk
memanfaatkan dan memaksimalkan sumber daya alam di lautan, termasuk melakukan
konservasi. (Erlina, 2013)
Permasalahan
- Pelanggaran dalam pemanfaatan sumber daya laut ini, salah satunya Illegal Fishing, kegiatan
menangkap ikan secara tidak sah.
- Kegiatan illegal fishing dilakukan oleh nelayan-nelayan asing dari negara-negara tetangga di
kawasan yang memasuki perairan Indonesia secara ilegal, antara lain, berasal dari Thailand,
Vietnam, Filipina, dan Malaysia.
- Perairan Natuna, perairan Sulawesi Utara dan perairan di sekitar Maluku serta Laut Arafuru
merupakan kawasan yang paling rawan terhadap kegiatan illegal fishing.
- Hal ini dikarenakan Indonesia berada pada posisi geografis dari kawasan perairan Indonesia
tersebut berada di perairan perbatasan atau berdekatan dengan perairan internasional sehingga
sangat terbuka bagi kemungkinan masuknya nelayan-nelayan asing ke wilayah perairan
Indonesia dan melakukan penangkapan ikan secara ilegal. (Muhammad, 2012).
- Jika illegal fishing ini terus dibiarkan terus menerus tanpa adanya sanksi yang tegas maka hal
ini nantinya dapat menyebabkan kerugian bagi kedua negara
Topik Penelitian
Illegal fishing dan kaitannya
dengan kedaulatan laut
Indonesia Tujuan Penelitian
- Mengetahui faktor yang
menyebabkan terjadinya illegal
fishing
- Mengetahui cara menanggulangi dan
Manfaat Penelitian
mencegah illegal fishing
Menambah wawasan dan pengetahuan
terlebih menyangkut illegal fishing dan
kedaulatan laut di Indonesia dan cara
menanggulanginya
03 Metode
● Metode literatur → pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat,
mengelola bahan penelitian.
● Metode survey → melihat korelasi antara teori dan praktik yang terjadi di
lapangan.
● Survey → menggunakan formulir elektronik berupa kuesioner dari
Google Form
● Formulir → berisi 6 pertanyaan yang terdiri dari 2 pertanyaan identitas dan
4 pertanyaan pengetahuan dan pendapat mengenai illegal
fishing yang terjadi di Indonesia.
● Survey dilakukan mulai tanggal 4 April 2021 hingga 10 April 2021 secara daring dan mengumpulkan
61 responden sukarela.
● Responden merupakan mahasiswa berusia 18-21 tahun.
● Hasil survey mencari tahu bagaimana pendapat masyarakat biasa mengenai illegal fishing.
Pertanyaan
Kuesioner
Google Form
04 Pembahasan
APA ITU ILLEGAL FISHING ?
Data Hasil yang diperoleh dari 61 responden.

Dapat disimpulkan
bahwa mayoritas
pelajar yang
mengisi responden
sudah mengetahui
apa itu illegal
fishing.
Data Hasil yang diperoleh dari 61 responden.
Dapat disimpulkan
bahwa para pelajar
yang mengisi
responden
mengerti bahwa
illegal fishing
merugikan dan
tentu saja akan
mengerti dampak
dari illegal fishing
tersebut.
ILLEGAL FISHING ?

Segala bentuk kegiatan penangkapan ikan


yang bertolak belakang dengan Undang-
Undang

Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009


Tentang Perikanan
“penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di
perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat
atau cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal
untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan,
menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannya ”

—Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009


Tentang Perikanan
Destructive Fishing

Termasuk juga kedalam kegiatan ilegal


fishing yang dilarang oleh negara

Kegiatan ini Dapat merusak keberlanjutan ekosistem


lautan
Meliputi : penangkapan menggunakan bom ikan,
setrum, maupun bius ikan.
Contoh Kasus Illegal Fishing
● Senin (29/3/2021),Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) menangkap dua kapal ikan
asing ilegal berbendera Vietnam yang mencuri
ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara
Republik Indonesia (WPPNRI) 711 Laut Natuna
Utara.
● kedua kapal tersebut mengoperasikan alat
penangkap ikan pair trawl. Alat ini digunakan
dengan cara ditarik dengan dua kapal sehingga
memiliki efek merusak yang besar.
Contoh Kasus Illegal Fishing

15 April 2021, Ditjen PSDKP telah melakukan penangkapan 72 kapal dengan


rincian 12 kapal asing pelaku illegal fishing (5 kapal berbendera Malaysia dan 7
kapal Vietnam). Sedangkan 60 lainnya merupakan kapal Indonesia yang
melakukan pelanggaran operasional.
Apa Hubungannya dengan
Kedaulatan Laut Indonesia ?
Praktik pencurian ikan atau Berpotensi mengganggu
Illegal, Unregulated and perekonomian Indonesia
Unreported Fishing dalam memanfaatkan
Practices oleh nelayan yang sumber daya perikanan
menggunakan armada kapal dan kelautan
ikan asing dan alat tangkap
ikan dapat merusak
ekosistem laut Indonesia.
KEDAULATAN LAUT INDONESIA
(ZEE)

Terdapat Zona Kedaulatan


yaitu Zona Ekonomi
Eksklusif

Zona Ekonomi Eksklusif


Indonesia diatur dalam UU RI
Nomor 5 Tahun 1983
“jalur luar yang berbatasan dengan laut wilayah Indonesia yang
telah ditetapkan berdasarkan undang-undang yang berlaku
tentang perairan Indonesia yang meliputi dasar laut, tanah
dibawahnya dan air di atasnya dengan batas terluar 200 (dua
ratus) mil laut diukur dari garis pangkal laut wilayah Indonesia.”

—UU RI Nomor 5 Tahun 1983 tentang Zona


Ekonomi Eksklusif Indonesia
Zona Ekonomi Eksklusif

Garis batas Zona Ekonomi


Eksklusif seringkali digunakan
oleh pelaku illegal fishing
sebagai tempat pelarian dari
kejaran aparat keamanan
Indonesia.
Mengapa Bisa Terjadi ?
Adanya Celah pada UU RI Nomor 5 Tahun
1983 pasal 4 ayat (2) dan (3)
UU RI Nomor 5 Tahun 1983 pasal 4 ayat (2) dan (3)

“ eksplorasi dan eksploitasi suatu sumber daya


alam hayati di daerah tertentu di Zona “
Ekonomi Eksklusif Indonesia oleh orang atau
Di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia,
badan hukum atau pemerintah negara asing kebebasan pelayaran dan penerbangan
dapat diizinkan jika jumlah tangkapan yang internasional serta kebebasan pemasangan
diperbolehkan oleh pemerintah Indonesia kabel dan pipa bawah laut diakui sesuai
untuk jenis tersebut melebihi kemampuan
Indonesia untuk memanfaatkannya.
dengan prinsip-prinsip hukum laut
internasional yang berlaku.
” ”

pasal 4 ayat (2) pasal 4 ayat (3)


Tidak ada ketegasan sanksi terhadap
para pelaku illegal fishing yang
disebutkan secara tegas
Upaya Pemerintah dalam
mencegah Praktik Illegal Fishing
1
Penguatan Perundang-Undangan
Illegal Fishing
Maka Indonesia secara yuridis memiliki
kekuatan untuk menjaga kedaulatannya
Didukung juga dengan konsep lima pilar yang
dari gangguan asing, termasuk illegal
disampaikan Presiden Jokowi di depan KTT Asia fishing dalam wilayah perairan laut
Timur di Nay Pyi Taw, Myanmar. Indonesia

Dimulai dari Deklarasi Djuanda→ dikuatkan


United Nations Convention On The Law of The
Sea (UNCLOS) tahun 1957 → melahirkan
sejumlah pengaturan laut dan pengaturan di bidang
perikanan
Adapun UU Nomor 45 Tahun 2009 Tentang
Perikanan

Dengan tegas dikatakan bahwa dalam rangka mendukung kebijakan


pengelolaan sumber daya ikan, Menteri menetapkan beberapa hal berupa
penetapan kewajiban bagi pengelola perikanan dalam Pasal 7 ayat (1) dan (2)
yaitu jenis, jumlah, dan ukuran alat penangkapan ikan, persyaratan atau
standar prosedur operasional penangkapan ikan, sistem pemantauan kapal
perikanan, ukuran atau berat minimum jenis ikan yang boleh ditangkap, jenis
ikan yang dilarang untuk diperdagangkan, dimasukkan, dan dikeluarkan ke
dan dari wilayah negara Indonesia, dan jenis ikan yang dilindungi.
2
Penenggelaman Kapal Asing
yang Mencuri di Perairan
Indonesia
Didasari Oleh

Pasal 69 ayat (1) UU ketentuan Pasal 76 Pasal 69 ayat (4) UU


Perikanan Huruf A UU Perikanan
Perikanan
Kapal pengawas Dalam melaksanakan fungsi
perikanan berfungsi Benda atau alat yang sebagaimana ayat (1) penyidik
melaksanakan digunakan atau dan atau pengawas perikanan
pengawasan dan dihasilkan dari pidana dapat melakukan tindakan
penegakan hukum di perikanan dapat khusus berupa pembakaran dan
dirampas atau atau penenggelaman kapal
bidang perikanan dalam
dimusnahkan setelah perikanan berbendera asing
wilayah pengelolaan berdasarkan bukti permulaan
perikanan Negara mendapat persetujuan
yang cukup
Republik Indonesia. pengadilan
Apakah Tindakan seperti ini BERLEBIHAN ?
TENTU TIDAK !

Tindakan tegas ini merupakan salah


satu kewajiban Negara untuk
mengamankan kekayaan alam dan laut
Indonesia
Aksi ini juga menjadi peringatan keras
bagi para pelaku illegal fishing
sekaligus bentuk komitmen Indonesia
dalam pengawasan dan penegakan
hukum di wilayah laut Indonesia.
Contoh Kasus

Before After

Penenggelaman 3 kapal di wilayah


perairan Tanjung Pedas, Kabupaten
Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau,
pada tanggal 5 Desember 2014.
3
Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan No. 57/2014 tentang larangan
Transhipment
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
No. 57/2014
Larangan Transhipment :

● tujuannya untuk mencegah kapal bisa mengirim


langsung ikan keluar negeri

Kapal-kapal harus bersandar dulu di pelabuhan Indonesia


sebelum melakukan ekspor → Di pelabuhan, para kapal
harus membayar berbagai Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP) hingga retribusi dan lainnya.
Apa yang Mendasari Kebijakan ini ?
Untuk menghindari Dengan kebijakan ini,
kecurangan sebagian penataan laut lebih
Indonesia memiliki pengusaha perikanan, baik, hasil perikanan
luas pantai terpanjang dimana kapal pengangkut laut bisa semuanya
nomor dua di dunia. ikan tidak mendapatkan didaratkan di
Selain itu, ekspor hasil muatannya di pelabuhan, pelabuhan Indonesia
laut menempati posisi melainkan langsung dan tidak lari ke
lima di dunia membawa ke luar negeri negara lain

1 2 3
Apa yang Mendasari Kebijakan ini ?

Larangan transhipment
tidak akan mengganggu Dari sekitar 6.000 kapal di
ekspor produk perikanan. atas 30 Gross Tonnage Adanya kapal asing
Walaupun jumlah (GT), yang bermasalah yang melakukan
berkurang untuk ikan hanya 1.200 kapal yaitu transhipment seperti
hasil tangkapan di laut, kapal asing masih tetap dari Tiongkok,
tapi untuk ikan budidaya bisa melaut dan menangkap
malah lebih besar Thailand, dan Filipina
ikan

4 5 6
Apa yang Mendasari Kebijakan ini ?

Kebijakan larangan transhipment juga sejalan


dengan kebijakan KKP untuk menyepakati
inisiatif Kementerian Perdagangan dalam
mencapai target peningkatan ekspor hasil laut
dan mewujudkan basis produksi hasil Kelautan
dan Perikanan secara berkelanjutan

7
Strategi Pemerintah dalam
Memerangi Praktik Illegal Fishing
Strategi Pemerintah

kerjasama regional maupun


internasional khususnya yang terkait
dengan negara tetangga

Internal Strategy External Strategy

penyempurnaan sistem pengembangan dan Pembenahan sistem penguatan armada


dan mekanisme penguatan kemampuan hukum dan peradilan perikanan tangkap
perizinan perikanan pengawasan (penegakan perikanan nasional
tangkap hukum) di laut
Saran dan Masukan dalam
Memerangi Illegal Fishing dari
Responden
Saran dan Masukan
● Memperketat keamanan dan pertahanan
di area rawan illegal fishing
● Memperketat peraturan dan memperberat
hukuman bagi pelanggar
● Menegakkan hukum agar menimbulkan
efek jera pada pelaku
● Edukasi kepada illegal fisher serta
rehabilitasi illegal fisher yang tertangkap
● Menindak tegas kepada pelanggar seperti
pemusnahan kapal
Saran dan Masukan
● Memperluas jangkauan pengawasan dan
meningkatkan teknologi kemaritiman
● Membasmi pejabat koruptor agar tidak
terjadi suap oleh para pelaku illegal
fishing
● Pertahankan daerah perbatasan perairan
dengan daerah lain
● Kerjasama dengan banyak pihak seperti
nelayan dekat daerah rawan illegal
fishing dengan TNI AL
Manfaat Pemberantasan Illegal
Fishing
Manfaat
Menyelamatkan Tingkat perekonomian
Sumber Daya Ikan Nelayan memiliki
nelayan dapat meningkat
(SDI) di laut. SDI ruang gerak untuk
sehingga bisa membayar
dapat memulihkan diri menangkap ikan,
pajak yang pada akhirnya
dengan berkembang dengan hasil
kembali lagi kepada negara
biak dan tumbuh tangkapan yang lebih
untuk pembangunan
banyak
05 Kesimpulan
● Sebuah perubahan kearah yang lebih baik membutuhkan ketegasan dan
komitmen yang tinggi.
● Pemerintah dapat memperkuat peraturan, selebihnya para masyarakat yang
berada di lapangan juga ikut berperan.
● Semua individu yang merupakan warga negara Indonesia memiliki kesadaran
untuk menjaga negaranya.
● Dengan kekompakan negara maka pencegahan bahkan penanggulangan atas
masalah apapun termasuk illegal fishing di Indonesia dapat terpecahkan.
06
Daftar Pustaka
1] R. Azuma, “A survey of augmented reality,” Presence 5] MUHAMAD, SIMELA VICTOR. 2012. “Illegal Fishing Di
Teleoperators Virtual Environ., vol. 6, no. 4, pp. 355–385, 1997. Perairan Indonesia: Permasalahan Dan Upaya Penanganannya
Secara Bilateral Di Kawasan.” Jurnal Ilegal Fishing 3(Illegal
[2] R. Azuma, Y. Baillot, R. Behringer, S. Feiner, S. Julier, and Fishing Di Perairan Indonesia): 59–86.
B. MacIntyre, “Recent advances in augmented reality,” IEEE
Comput. Graph. Appl., vol. 21, no. 6, pp. 34–47, 2001. [6] Erlina. (2013). Kedaulatan negara pantai (indonesia)
terhadap konservasi kelautan dalam wilayah teritorial laut
[3] L. He and X. Hu, “The application of digital ( territorial sea ) indonesia. Fakultas Syari’ah Dan Hukum UIN
interactive storytelling in serious games,” in 2010 International Alauddin Makassar, 2(2), 215–222.
Conference on Networking and Digital Society, ICNDS 2010,
2010, vol. 1, pp. 286–289. [7] Ii, B. A. B. (n.d.). Bab II Gambaran Umum Tentang Illegal
Fishing Di Indonesia. 18–41.
[4] Almuzzamil, T. M. (2015). Kebijakan Pemerintah Indonesia http://repository.uin-suska.ac.id/7026/3/Bab II .pdf
Dalam Menanggulangi Illegal Fishing Pada Tahun 2014-2015.
Jom Fisip, 4(KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA [8] Dina, Sunyowati. "Peran dan Upaya Penegak Hukum dan
DALAM MENANGGULANGI ILLEGAL FISHING PADA Pemangku Kepentingan dalam Penanganan dan Pemberantasan
TAHUN 2014-2015), 1–14. IUU Fishing di Wilayah Perbatasan Indonesia." Seminar
Nasional, 2014.
[
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai