Anda di halaman 1dari 2

Pengertian Kearifan

kearifan lokal adalah tata nilai atau perilaku hidup masyarakat lokal secara arif dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Kearifan lokal tidak hanya berhenti pada etika tetapi juga
pada norma, tindakan, dan tingkah laku masyarakat.
Oleh karena itu, kearifan lokal dapat menjadi pedoman masyarakat untuk bersikap dan
bertindak dalam konteks kehidupan sehari-hari

Fungsi Kearifan Lokal Kearifan local


Fungsi Kearifan Lokal Kearifan lokal memiliki sejumlah fungsi yang positif bagi masyarakat.
Berikut adalah beberapa fungsi kearifan lokal tersebut:
Berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam; Berfungsi untuk
pengembangan sumber daya manusia; Berfungsi untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu
pengetahuan; Berfungsi sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan; Bermakna sosial,
misalnya upacara integrasi komunal atau kekerabatan dan pada upacara pertanian; Bermakna
etika dan moral, yang terwujud dalam upacara Ngaben dan selamatan roh; Bermakna politik
atau hubungan kekuasaan patron-client, dsb.

Karakteristik Kearifan Lokal Kearifan lokal juga memiliki karakteristik yang membuatnya
mampu berfungsi efektif di dalam masyarakat. Berikut adalah beberapa karakteristik kearifan
lokal: Harus menggabungkan pengetahuan kebajikan yang mengajarkan orang tentang etika
dan nilai-nilai moral; Kearifan lokal harus mengajar orang untuk mencintai alam, bukan
untuk menghancurkannya; Kearifan lokal harus berasal dari anggota komunitas yang lebih
tua; Kearifan lokal dapat berbentuk nilai, norma, etika, kepercayaan, adat-istiadat, hukum,
adat, aturan-aturan khusus.

Ciri-Ciri Kearifan Lokal Setelah dipaparkan soal fungsi dan karakteristik kearifan lokal,
sekarang giliran ciri-ciri kearifan lokal. Berikut ini di antaranya. Mampu bertahan di tengah
gempuran budaya luar yang semakin masif; Memiliki kemampuan menyediakan sesuatu
untuk memenuhi kebutuhan unsur-unsur dari budaya luar; Mempunyai kemampuan
penggabungan atau pembauran terhadap unsur budaya luar ke dalam budaya asli; Mempunyai
kemampuan mengendalikan, memberi arah pada perkembangan budaya.

Bentuk Kearifan Lokal Dikutip dari laman Repository UNISBA, ada dua bentuk kearifan
lokal, yakni yang berwujud nyata (tangible) dan yang tidak berwujud (intangible). Berikut ini
penjelasan dari tiap-tiap bentuk kearifan lokal tersebut. 1. Kearifan lokal yang berwujud
nyata (tangible) Berbagai bentuk kearifan lokal yang dapat dilihat secara nyata melibatkan
beberapa aspek berikut:

Tekstual: Beberapa jenis kearifan lokal, seperti sistem nilai, tata cara, dan ketentuan khusus,
diabadikan dalam catatan tertulis, seperti yang terdapat dalam kitab tradisional primbon,
kalender, dan prasi (budaya tulis pada lembaran daun lontar). Bangunan: Banyak bangunan
tradisional mencerminkan kearifan lokal, seperti rumah-rumah rakyat di Bengkulu. Bangunan
vernakular ini memiliki keunikan karena mengikuti proses pembangunan yang didasarkan
pada pengetahuan dan metode turun-temurun dari para leluhur. Benda Cagar Budaya:
Kearifan lokal juga tercermin dalam benda-benda cagar budaya yang memiliki nilai sejarah
dan kearifan tradisional.

2. Kearifan lokal yang tidak berwujud (intangible) Selain bentuk kearifan lokal yang dapat
dilihat, terdapat pula yang bersifat tidak nyata, seperti petuah yang disampaikan secara lisan
dan turun-temurun. Ini bisa berupa nyanyian dan kidung yang mengandung nilai-nilai ajaran
tradisional. Melalui petuah atau bentuk kearifan lokal tak berwujud lainnya, nilai-nilai sosial
disampaikan secara lisan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Manfaat Kearifan Lokal Dikutip dari laman Repository Unmul, kearifan lokal memiliki
manfaat dalam bidang pendidikan. Adapun manfaat kearifan lokal tersebut ialah sebagai
berikut: Melahirkan generasi yang kompeten dan bermartabat; Merefleksikan nilai- nilai
budaya; Berperan serta dalam membentuk karakter bangsa; Ikut berkontribusi demi
terciptanya identitas bangsa; Ikut andil dalam melestarikan budaya bangsa.

Anda mungkin juga menyukai