Anda di halaman 1dari 16

LOMBA ESAI TINGKAT NASIONAL

INDONESIAN INDUSTRIAL OUTLOOK 2023

TANTANGAN DAN DISRUPSI INDUSTRI MANUFAKTUR DALAM


MENGHADAPI SOCIETY 5.0

Disusun Oleh:

1. Ferdiansyah Hartanto
2. Maynissa Bastian

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”


YOGYAKARTA
SLEMAN
2023
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA
LOMBA ESAI TINGKAT NASIONAL
INDONESIAN INDUSTRIAL OUTLOOK 2023

Judul Esai : Tantangan dan Disrupsi Industri Manufaktur Dalam


Menghadapi Society 5.0
Nama Peserta : 1. Ferdiansyah Hartanto
2. Maynissa Bastian

Dengan ini saya menyatakan bahwa tulisan/naskah cerita rakyat yang saya
sertakan dalam “Lomba Esai Nasional Indonesian Industrial Outlook 2023” adalah
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan plagiarisme karya orang lain dan belum
pernah diikut sertakan dalam segala bentuk perlombaan serta belum pernah dimuat
dimanapun.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya, dan apabila terbukti
terdapat pelanggaran di dalamnya, maka kami siap untuk didiskualifikasi dari
kompetisi ini sebagai bentuk pertanggungjawaban kami.

Yogyakarta, 27 November 2023

Ketua Tim Pelaksana

(Ferdiansyah Hartanto)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami bisa menyelesaikan Esai ini yang berjudul “Tantangan Dan Disrupsi
Industri Manufaktur Dalam Menghadapi Society 5.0”. Tidak lupa penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan masukan
dalam pembuatan esai ini. Esai ini kami susun untuk mengikuti Lomba Esai Tingkat
Nasional Indonesian Industrial Outlook 2023.
Dalam penulisan esai ini, penulis menyadari bahwa esai ini masih belum
dikatakan sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun bagi penulis.
Akhir kata, penulis berharap agar esai ini dapat bermanfaat bagi kita semua
terkhususnya bagi pembaca.

Yogyakarta, 27 November 2023


Yang Menyatakan

Ferdiansyah Hartanto Maynissa Bastian


NIM 122220074 NIM 122220086
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pengertian
Saat ini, tentunya kita tidak asing dengan istilah Industri 5.0, atau dapat juga
disebut society 5.0. Awal kemunculan gagasan society 5.0 adalah Forum Ekonomi
Dunia 2019 di Davos, Swiss. Gagasan ini muncul atas respon revolusi industri 4.0
sebagai tanda signifikansi perkembangan teknologi. Sebenarnya, konsep industri
5.0 tidak memiliki perbedaan yang jauh dengan industri 4.0.
Perbedaan antara industri 4.0 dan society 5.0 terletak pada fokus
pemberdayaannya. Mengapa dikatakan demikian? Karena, industri 4.0 berfokus
pada pemberdayaan kecerdasan buatan (artificial intellegent), sedangkan society
5.0 berfokus kepada komponen sumber daya manusia (human-centered). Society
5.0 adalah masyarakat yang dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan
permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era
Revolusi industri 4.0 seperti Internet on Things (internet untuk segala sesuatu),
Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), Big Data (data dalam jumlah besar), dan
robot untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Pada era Society 5.0, Internet
bukan hanya sebagai informasi melainkan untuk menjalani kehidupan. Sehingga
perkembangan teknologi dapat meminimalisir keseenjangan antar manusia.
Society 5.0 akan menyeimbangkan pembangunan ekonomi dan
menyelesaikan masalah sosial. Tiga kemampuan tertinggi yang dibutuhkan adalah
kemampuan memecahkan masalah kompleks, berpikir kritis, dan kreativitas.

1.2 Latar Belakang


Perkembangan dunia saat ini mendorong untuk melakukan banyak kegiatan
industri. Kegiatan industri yang terus menerus memerlukan rencana jangka panjang
yang menjadi motivasi munculnya pembangunan berkelanjutan. Pembangunan
berkelanjutan mencetuskan manajemen.
Manufaktur berkelanjutan atau sustainable manufacturing adalah
penciptaan produk manufaktur melalui proses ekonomis yang mengurangi dampak
lingkungan negatif sambil turut menjaga kelestarian energi dan sumber daya alam.

4
Manufaktur berkelanjutan juga menjaga keselamatan karyawan, masyarakat dan
konsumen. Menurut O’ Brien et al (2000), landasan dari manufaktur berkelanjutan
ini adalah konsep daur hidup, dimana suatu produk atau proses tidak lagi hanya
dilihat dari proses manufakturnya saja namun juga dari keseluruhan daur hidupnya,
mulai dari pengadaan bahan mental, produk jadi, sampai tahap penggunaan (usage
stage), dan akhir hidup dari produk (end-of-life). Tentunya, semua itu sangat
bergantung pada kualitas sumber daya manusia dengan daya pikir yang kritis dan
kreatif. Sustainable manufacturing membutuhkan sumber daya manusia yang
kompeten dan memiliki daya kritis tinggi. Kemampuan yang dibutuhkan seperti
kemampuan memecahkan masalah kompleks, pola pikir yang kritis, dan kreatif.
Kemampuan ini disebut Higher Order Thinking Skills (HOTS). Kemampuan HOTS
dapat dilatih sejak dini dengan memberikan ruang untuk menemukan konsep
pengetahuan berbasis aktivitas. Hal ini mempengaruhi keberhasilan sustainable
manufacturing yang berorientasi pada kualitas berfikir sumber daya manusia.
Sejalan dengan konsep manufaktur berkelanjutan atau sustainable
manufacturing yang menjadikan manusia sebagai pusat perhatiannya, society 5.0
juga berorientasi pada sumber daya manusianya. Mulai dari fokus dalam
pemberdayaannya, sampai kesehatan, keselamatan, dan kesejahteran karyawan
bahkan konsumen. Selain itu, society 5.0 dalam industri manufaktur mendorong
untuk menciptakan lapangan kerja yang lebih luas. Hal ini sejalan dengan tujuan
pembangunan berkelanjutan. Sistem industri 4.0 menuju society 5.0 perlu persiapan
baik dari individual, akademisi, maupun hal-hal yang berpengaruh pada
masyarakat. Terkhusus pada bidang pendidikan yang memiliki peranan penting
dalam hal ini.

1.3 Tujuan
Sistem industri 4.0 menuju society 5.0 memerlukan banyak persiapan.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, tujuan penulisan esai ini adalah
mengidentifikasi tantangan dan disrupsi untuk kesiapan menyambut society 5.0,
khususnya dalam bidang industri manufaktur di era BANI (Brittle, Anxiety, Non-
Linear, Incomprehensible).

5
BAB II
PEMBAHASAN DAN ANALISIS

2.1 Konsep Industri 5.0


2.1.1 Integrasi Manusia dan Teknologi
Pada masa pra sejarah kehadiran manusia purba, manusia hanya mengetahui
teknologi sebagai alat bantu mereka dalam berburu, mencari makan, serta mengolah
makanan. Alat bantu yang digunakan tersebut terbuat dari kayu, bambu, batu dan
bahan sederhana lainnya yang dijumpai di alam bebas. Awalnya teknologi
berkembang secara lambat, namun dengan seiringnya adanya kemajuan tingkat
kebudayaan dan peradaban manusia perkembangan teknologi saat ini berkembang
dengan cepat. Semakin maju kebudayaannya, semakin berkembang teknologinya,
karena teknologi merupakan perkembangan dari kebudayaan yang maju dan pesat
(Adib, 2011, p.254).
Maka dapat disimpulkan bahwa teknologi merupakan hasil dari olah pikir
manusia yang digunakan manusia untuk mewujudkan berbagai tujuan hidupnya,
dan teknologi menjadi sebuah instrumen untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan
seiring perkembangan rasionalitasnya, manusia menghasilkan berbagai teknologi
yang rumit, namun dimanfaatkan sebagai alat untuk mencapai tujuan hidup seorang
manusia. Akibatnya teknologi sangat mempengaruhi tindakan, dan pola hidup
manusia dan dapat disimbolkan jika seseorang mampu menguasai suatu teknologi,
maka ia akan mampu menguasai manusia yang lainnya.
2.1.2 Peran manusia dalam Industri 5.0
Era society 5.0 mendorong penggunaan teknologi digital untuk menciptakan
kehidupan yang lebih baik dan berkelanjutan dalam semua bidang kehidupan
termasuk pendidikan, kesehatan, dan industri yang ada di Indonesia. Berikut
merupakan peran manusia dalam Industri 5.0 ;

1. Masyarakat dalam kapasitasnya sebagai konsumen teknologi perlu


memfilter teknologi yang masuk ke dalam ruang lingkup masyarakat
tersebut.

6
2. Sebagai produsen produk teknologi masyarakat seharusnya tidak hanya
mementingkan market oriented serta profit oriented, namun perlu
memikirkan dampak dari produk teknologi bagi masyarakat dunia terkhusus
masyarakat Indonesia sendiri.

3. Upaya-upaya masyarakat bersifat praktis, antara lain:


- Membuat website/blog/group face-book untuk suatu komunitas tertentu
sebagai media interaksi dan upaya menjalin silaturahmi untuk sesama
warga.
- Membuat aturan khusus mengenai izin mendirikan warnet, game
online, dan playstation agar tidak menimbulkan keresahan dan gejolak
di masyarakat.
- Memanfaatkan kemajuan teknologi seperti internet untuk memasarkan
produk-produk unggulan (cluster) dan memperkenalkan budaya
setempat.
2.1.3 Pemanfaatan teknologi canggih untuk peningkatan produktivitas
a. Internet of Things (IoT): IoT akan memungkinkan benda-benda untuk
terhubung dan berkomunikasi satu sama lain melalui internet.
b. Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI): AI akan memungkinkan
pengembangan sistem yang lebih pintar dan efektif dalam menyelesaikan
masalah di berbagai sektor, seperti kesehatan, manufaktur, dan energi.
c. Robotika: Robotika menjadi lebih terintegrasi dengan kehidupan manusia
dan digunakan untuk membantu manusia dalam berbagai kegiatan, seperti
perawatan kesehatan dan pendidikan.
d. Teknologi blockchain: Blockchain akan memungkinkan pengembangan
sistem yang lebih aman dan transparan, di bidang keuangan dan administrasi
publik.
e. Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR): AR dan VR akan menjadi
lebih terintegrasi dengan kehidupan manusia dan digunakan untuk
meningkatkan pengalaman pengguna dalam berbagai kegiatan, seperti
pendidikan, hiburan, dan pariwisata.
2.1.4 Sistem Keterhubungan
• Internet of Things (IoT) dalam konteks Industri 5.0

7
IoT merupakan komunikasi antar mesin (M2M) dengan koneksi internet dan
manusia sebagai pengguna sekaligus sebagai pengelolanya. Konsep kerja IoT yaitu
seluruh penggunaan barang fisik yang terkoneksi ke internet akan menyimpan
seluruh data yang dikumpulkan sebagai Big Data dan diolah dianalisis dengan
dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu. Pada IoT perangkat-perangkat yang ada
dapat mengumpulkan, mengirim, dan menerima data secara otomatis, dan
kemudian menggunakan data tersebut untuk memperbaiki efisiensi dan kinerja
sistem secara keseluruhan. Beberapa teknologi yang digunakan dalam IoT yaitu
sensor, aktuator, jaringan, cloud computing, machine learning dan Artificial
Intelligent (AI). Beberapa elemen teknologi menjadi satu yaitu sensor untuk
pembacaan data, koneksi internet dengan beberapa topologi jaringan, RFID,
wireless sensor network dan teknologi lainnya sesuai dengan kebutuhan. Perangkat
elektronik kecil ini dilengkapi dengan software, sensor dan aktuator serta terhubung
dalam sebuah jaringan telekomunikasi yang memungkinkan setiap perangkat dapat
mengambil data dan saling bertukar informasi. Interaksi antar perangkat ini disebut
Internet of Things (IoT).
2.1.5 Keamanan dan Privasi
Untuk mengantisipasi kejahatan Cyber, perlu melibatkan ahli teknologi
memiliki kemampuan mendukung pengembangan sistem pertahanan yang canggih
serta modern. Adanya kerja sama industri pertahanan Indonesia untuk terbentuknya
program sistem informasi dan komunikasi. Dan membangun pusat komando
keamanan pertahanan Cyber. Diharapkan bangsa Indonesia siap dalam
mengantisipasi ancaman kejahatan cyber yang meningkat dampaknya ke Indonesia.
Serta diperlukan regulasi yang tepat dan kemampuan dalam sistem pertahanan
negara, jaringan, aplikasi, serta kebijakan yang terkait keamanan Cyber.
• Tantangan keamanan dalam implementasi Industri 5.0
1. Infrastruktur digital: Dengan adanya Industri 5.0 memerlukan infrastruktur
digital yang kuat, termasuk jaringan telekomunikasi yang cepat dan andal,
data center yang aman, dan sistem keamanan cyber yang tangguh.
2. Keterampilan tenaga kerja: Untuk itu diperlukan upaya yang signifikan dan
efektif dalam melatih serta meningkatkan keterampilan tenaga kerja agar
siap menghadapi tuntutan industri 5.0.

8
3. Regulasi dan kebijakan: Kebijakan ini harus mencakup adanya
perlindungan privasi dan keamanan data, insentif fiskal, dan kerangka kerja
yang memfasilitasi inovasi.
• Strategi untuk melindungi data dan sistem
1. Identify: Identifikasi risiko kejahatan cyber dengan berkala untuk
mengidentifikasi penyebab terjadinya kejahatan cyber.
2. Assess: Tujuannya untuk mengevaluasi tingkat risiko yang timbul dari
kejahatan cyber dan dampaknya terhadap berbagai aspek kehidupan,
3. Treat: Memutuskan tindakan dan respons terhadap risiko kejahatan cyber
melibatkan menentukan risiko tersebut akan diterima, dialihkan,
diminimalisir atau dihindari.
4. Control: Disarankan adanya mekanisme peringatan dini bagi pihak yang
bertanggung jawab atas keamanan mampu mengambil tindakan yang
dibutuhkan dalam mengantisipasi ancaman kejahatan cyber.

2.2 Manufaktur Berbasis Industri 5.0


2.2.1 Otomatisasi dan Robotik
Saat ini, sebagian besar perusahaan produksi dan manufaktur menggunakan
sistem otomatis untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi sumber daya mereka
dan mencapai hasil yang maksimal. Otomasi adalah teknologi yang
menggabungkan aplikasi dari sistem mekanik, elektronik, dan komputerisasi
melalui proses atau prosedur, biasanya ditempatkan sesuai dengan program
instruksional, dan dikombinasikan dengan umpan balik otomatis untuk memastikan
bahwa semua instruksi dijalankan dan dibuat dengan benar. Hal ini meningkatkan
fleksibilitas, efisiensi dan fleksibilitas. Saat ini terdapat top 10 emerging technology
yang sedang berkembang pesat di dunia, antara lain: AI (Artificial Intelligence), 5G
(Fifth Generation), IoT (Internet of Things), Serverless Computing, Biometrics,
AR/VR, Blockchain, Robotik, Natural Language Processing, dan Quantum
Computing.
AI dan Robotik merupakan yang paling menonjol dan berkembang pesat
di dunia industri, baik industri besar, menengah maupun kecil yang berdampak
pada perubahan cara. AI secara garis besar adalah mesin yang diprogram untuk

9
berpikir maupun bertindak seperti manusia. AI dapat menggeser mekanisme
kerja proses manufaktur melalui digitalisasi produksi yang saling berinteraksi satu
sama lain dalam kinerjanya. Oleh karena itu teknologi AI dinilai sangat efektif
dalam mengatasi permasalahan atau tantangan yang dihadapi oleh industri
manufaktur saat ini. Berikut merupakan contoh teknologi dari AI yang dapat
mengoptimalisasi proses industri manufaktur, yaitu: Algoritma Generik (AG),
Simulated Annealing (SA), Tabu Search (TS), Algoritma Immune System
(AIS). Sehingga, dapat disimpulkan bahwa otomatisasi adalah sebuah teknologi
yang dihasilkan robotik melalui emerging technology yang berkembang pesat di
dunia, antara lain seperti AI (Artificial Intelligence), 5G (Fifth Generation), IoT
(Internet of Things), sedangkan Robotik merupakan bagian dari sistem otomatisasi
itu sendiri.
2.2.2 Peran Teknologi Robotik Berbasis Otomatisasi
Menurut Denny Jean Cross Sihombing dan Alexander Wirapradja (2018),
penerapan kecerdasan manusia pada mesin dan robot untuk menciptakan sistem
yang dapat memahami, berpikir, belajar, serta bertindak seperti manusia. Penerapan
AI di bidang energi angin, energi matahari, energi panas bumi, tenaga air, energi
laut, bioenergi, energi hidrogen dan energi terbarukan. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa penerapan AI memiliki potensi besar untuk pengembangan energi
terbarukan. Di bidang manufaktur, IoT dapat bertindak sebagai penghubung antara
mesin produksi yang berfungsi secara efisien, selain memantau proses produksi
untuk manajemen yang lebih baik.
2.2.3 Hasil dan Penerapan Teknologi Robotik
Robot merupakan mesin yang dirancang untuk melakukan pekerjaan
secara berulang dan beresiko tinggi, mengurangi tingkat human error serta
meningkatkan kinerja produksi pada industri, baik secara otomatis maupun semi
otomatis. Saat ini robot sudah menjadi tren dalam era industri 4.0. Robot pada era
baru dibuat dengan menggabungkan teknologi AI agar memiliki kemampuan
seperti manusia, mampu mengambil keputusan sesuai dengan takaran input yang
diterima, serta mampu beradaptasi dengan perubahan. Salah satu contohnya
yaitu Cobot (Collaborative Robot). Cobot dibuat untuk bekerjasama, baik
dengan manusia atau sesama robot sehingga penggunannya menjadi fleksibel.

10
Penerapan cobot di industri Indonesia masih kurang namun serapan
pemakaian teknologi robot meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2017 unit robot
yang digunakan mencapai sekitar 950 unit, kemudian di tahun 2018 melonjak
menjadi 1200 unit robot dan pada tahun 2019 meningkat 20%. Hal ini menandakan
bahwa implementasi robot di Indonesia sudah bisa dimulai. Beberapa contoh
penerapan robot di industri Indonesia antara lain adalah PT JVC Kenwood
Indonesia yang sudah menerapkan robot lengan (arm robot) dan smart robot, PT
Astra Indonesia menerapkan robot pada proses pengecoran logam dengan tujuan
untuk keamanan pekerja atau operatornya. Selain itu, Pandemi Covid-19 yang ada
di Indonesia pada tahun 2021, mendorong penggunaan AI, Robotik, IoT sampai
Big Data di industri manufaktur. Pandemi ini juga meningkatkan perhatian sektor
industri manufaktur terhadap kesehatan para pekerja maupun alur kerja yang ada di
lingkungan pekerjaan. Proses otomatisasi yang melibatkan AI dan Robotik akan
meningkatkan produktifitas, menurunkan biaya yang berkaitan dengan operasi
yang melibatkan manusia, menaikkan fleksibilitas, dan kualitas dalam proses
manufaktur.
2.3 Tantangan dan Hambatan
2.3.1 Analisis Gap Penerapan AI di Indonesia
Menurut data Microsoft Indonesia, presentase perusahaan yang telah
menerapkan teknologi AI sebesar 14% dan 42% untuk data perusahaan yang masih
dalam tahap perencanaan. Dalam studi lebih lanjut yang dilakukan oleh Microsoft
Indonesia dan IDC Asia Pasifik menunjukkan bahwa para pemimpin bisnis
menyadari pentingnya kegiatan re-skilling dan re-training demi meningkatkan
kapabilitas karyawan. Penerapan AI pada sektor pemerintahan, indonesia berada di
peringkat kelima dalam peringkat negara ASEAN. Sedangkan di dunia, peringkat
indonesia berada di posisi 57 dari 194 negara dengan skor sebesar 5420. Saat ini
pemerintah tengah mengupayakan peningkatan penyerapan AI melalui Stranas
KA 2020-2045. Adapun konsep penyusunan Stranas KA 2020-2045
menggunakan model kustomisasi Quadruple Helix (Quadhelix) untuk membangun
SDM yang unggul. Dengan segala keterbatasan yang ada, pengembangan AI
ini tentu tidak mudah dilakukan karena dibutuhkan berbagai kesiapan,
diantaranya: kesiapan regulasi, tenaga kerja, infrastruktur, dan data pendukung

11
pemodelan, serta industri dan sektor publik. Maka dari itu, pemerintah tengah
memperkuat Stranas KA 2020-2045 dengan peraturan presiden tentang strategi
Indonesia dalam penggunaan kecerdasan artifisial di seluruh aspek.
2.3.2 Analisis Gap Penerapan Robotik di Indonesia
Data serapan pemakaian teknologi robot meningkat setiap tahunnya, di
mana pada tahun 2017 unit robot yang digunakan mencapai sekitar 950 unit,
kemudian di tahun 2018 melonjak menjadi 1200 unit robot dan pada tahun 2019
meningkat 20%. Hal tersebut menandakan bahwa implementasi robot di Indonesia
sudah bisa dimulai. Akan tetapi penerapan robot di indonesia masih tertinggal jauh
dibandingkan dengan negara Asia lainya. Di Vietnam, data serapan teknologi robot
sebesar 3000 unit dan Thailand 4000 unit robot pertahunnya.Berdasarkan data dari
IFR (International Federation of Robotic), Korea Selatan menjadi negara
pengguna robot pekerja terbanyak di dunia. Data yang diperoleh pada tahun 2017,
menunjukan jumlah serapan robot pekerja mencapai 710 unit per 10 ribu pekerja.

2.4 Solusi
Dalam hal ini diperlukan sinergisitas antara pemerintah, komonitas AI dan
Robotik, akademisi serta dunia industri untuk dapat meningkatkan serapan
teknologi AI dan Robotik di Indonesia. Pemerintah Indonesia memiliki peran
penting untuk dapat meningkatkan serapan teknologi AI dan Robotik di Indonesia.
Adapun beberapa program yang dapat dijalankan oleh permintah, antara lain ;
A. Program pengembangan talenta AI dan Robotik merupakan program
yang bertujuan untuk mengembangkan talenta AI dan Robotik melalui
pendidikan formal dan non formal.
B. Program ekosistem riset dan inovasi industri AI dan Robotics
merupakan program dorongan regulasi dari pemerintah untuk
mempercepat tumbuhnya industri yang mengunakan teknologi AI dan
Robotik melalui kolaborasi berkelanjutan antara peneliti, akademisi,
komunitas, dan dunia industri.
C. Program penyediaan sarana dan prasarana AI dan Robotik merupakan
program pembantu dalam hal pembentukan talenta AI dan Robotik di
Indonesia, seperti ketersediaan data dukung dan infrastruktur komputer.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perkembangan industri 4.0 menuju industri 5.0 berkembang dengan sangat
pesat didukung dengan adanya teknologi IoT dan juga munculnya teknologi berupa
AI yang semakin mempercepat perkembangan tersebut. Dalam menghadapi
gempuran kemajuan industri dari industri 4.0 menuju society 5.0, Indonesia
mengalami tantangan dalam beradaptasi dengan teknologi-teknologi yang
berkembang dalam interval tersebut. Selain itu Indonesia mengalami gap dengan
teknologi AI da Robotik yang dimana Indonesia masih tertinggal dengan negara-
negara tetangga. Tantangan ini tercipta karena kurangnya kualitas SDM yang ada
di Indonesia serta didukung dari kualitas hidup dan Pendidikan yang rendah.
Penyelesaian tantangan ini dapat terselesaikan dengan menciptakan
sinergisitas antara pemerintah, komonitas AI dan Robotik, akademisi serta dunia
industri untuk dapat meningkatkan serapan teknologi AI dan Robotik di Indonesia.
Pemerintah Indonesia memiliki peran penting untuk dapat meningkatkan serapan
teknologi AI dan Robotik di Indonesia.

3.2 Saran
Perkembangan teknologi ini dapat berkembang dengan baik di Indonesia.
Cara yang dapat dilakukan dilakukan untuk menghadapi tantangan dan hambatan
yang ada yaitu dengan menerapkan dan menggalakkan program pemerintah
mengenai pengembangan talenta AI dan Robotik merupakan program yang
bertujuan untuk mengembangkan talenta AI dan Robotik melalui pendidikan
formal dan non formal dengan menyediakan anggaran serta sarana bagi tenaga
terdidik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Allam, Z., & Dhunny, Z. A. (2019). On big data, artificial intelligence, and smart
cities. Cities, 89, 80-91. 10.1016/j.cities.2019.01.032

Asnawi, A. (2022, Januari). Kesiapan indonesia membangun ekonomi digital di era


revolusi industri 4.0. Jurnal Ilmiah Indonesia, 7(1)

Chairul Yusufadz, A. & Rosyidin, A., 2022. ANALISIS PENERAPAN ARTIFICIAL


INTELLIGENCE DAN ROBOTIK PADA INDUSTRI MANUFAKTUR
INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA INDUSTRI 4.0. Bandar
Lampung, Balai Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Bandar
Lampung.

Dhillon, G., & Backhouse, J. (2001). Information system security management in


the new millennium. Communications of the ACM, 44(4), 125-128.

Gunawan, D. Suryadi, dan F. Rudiawarni, “Smart home security system using IoT
technology and machine learning algorithm,” Journal of Physics:
Conference Series, vol. 1548 no. 1, 012011, 2020.

Hanafi, J., 2015. Menuju Manufaktur Berkelanjutan di Indonesia: Tantangan dan


Kesempatan. Jurnal Teknik Industri, pp. 123-124.

Khoirul Anaam, I. et al., 2022. Pengaruh trend otomasi dalam dunia manufaktur
dan industri. Vocational Education National Seminar (VENS), 01(01), pp.
46-47.

Ngafifi, M., 2014. KEMAJUAN TEKNOLOGI DAN POLA HIDUP MANUSIA.


Jurnal Pembangunan Pendidikan : Fondasi dan Aplikasi, 2(1), p. 33.

Nugroho, T. A., Amarco, A. K. & Yasin, M., 2023. Perkembangan Industri 5.0
Terhadap Perekonomian Indonesia. Manajemen Kreatif Jurnal, 1(3), pp. 95-
106.
Puspita, Y., Fitriani, Y., Astuti, S. & Novianti, S., 2020. SELAMAT TINGGAL
REVOLUSI INDUSTRI 4.0, SELAMAT DATANG REVOLUSI INDUSTRI
5.0. Palembang, Universitas PGRI Palembang.

Rahman, M. A., et al. (2021). Industry 5.0: A Systematic Review on Its Definition,

Characteristics, and Technologies. Sustainability, 13(3), 1033.

R. P. Sari, A.A. Hidayatulloh, dan R. Kurniawan, “The implementation of IoT for


smart campus environment in Society 5.0,” Journal of Physics: Conference
Series, vol. 1460 no. 1, 012066, 2020.

Utama, I. G. A. A., & Sukada, A. A. (2021). Dampak Revolusi Industri 5.0 terhadap
Tenaga Kerja di Indonesia. Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis, 19(1), 59-
73.

Wicaksono, A. P., et al. (2021). Revolusi Industri 5.0: Dampak pada Sektor
Perindustrian di Indonesia. Jurnal Manajemen Teknologi, 20(1), 83-92.
LAMPIRAN

Gambar 1. Data negara pengguna robot terbanyak dunia

Anda mungkin juga menyukai