Anda di halaman 1dari 12

Perwira Jurnal Sains &Teknik, Vol.

3 (2) 2023, 6-17


https://ejournal.unperba.ac.id/index.php/pjse
ISSN Online 2775-8486

ANALISIS PENGGUNAAN LAHAN BERDASARKAN


ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN DI KECAMATAN
TEMBALANG
Naufal Haidar Ahmada1 Imam Sarifudin2
12
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah Purbalingga
Jl. Letjen S. Parman No. 95, Bancar, Kec. Purbalingga, Kab. Purbalingga, Jawa Tengah, 53316

e-mail : naufal@itbmp.ac.id

ABSTRAK
Kecamatan Tembalang adalah salah satu wiayah di Kota Semarang yang berfokus kepada area pendidikan dan
diperlukan analisis terkait aspek geologi lingkungan di dalam menunjang penggunaan lahan di masyarakat. Tujuan
penelitian ini adalah analisis penggunaan lahan dengan memperhatikan aspek geologi lingkungannya yang berbasis
penggunaan lahan yaitu morfologi, topografi, dan litologi. Penelitian ini menggunakan pendekatan penggunaan lahan
dan metode penelitian menggunakan analisis observasi dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian adalah
ditemukannya analisis penggunaan lahan di Kecamatan Tembalang dengan aspek geologi lingkungan berupa
morfologi, topografi, dan litologi. Analisis penggunaan lahan di Kecamatan Tembalang dibuat untuk melihat kondisi
tata guna lahan berdasarkan aspek geologi lingkungan di Kecamatan Tembalang.

Kata Kunci : Penggunaan Lahan, Kecamatan, Geologi Lingkungan

ABSTRACT
Tembalang District is one of the areas in Semarang City that focuses on the education area and requires an analysis
related to environmental geological aspects in supporting land use in the community. The purpose of this study is the
analysis of land use by taking into account the geological aspects of the environment based on land use, namely
morphology, topography and lithology. This study uses a land use approach and research methods using
observational analysis with a quantitative approach. The result of the research is the discovery of land use analysis
in Tembalang District with aspects of environmental geology in the form of morphology, topography, and lithology.
Analysis of land use in Tembalang District was made to see land use conditions based on environmental geological
aspects in Tembalang District.

Keywords: Land Use, District, Environmental Geology

1. PENDAHULUAN penggunaan lahannya (Hanief & Dewi, 2014). Fungsi

K ecamatan Tembalang adalah kawasan yang


dibagi berdasarkan wilayah sebagai perencanaan
Bagian Wilayah Kota (BWK) VI di dalam Peraturan
BWK VI Kecamatan Tembalang seperti tertuang
dalam Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 14
Tahun 2011 bertambah dengan pengembangan
Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang perdagangan dan jasa skala kota yang tidak lepas dari
Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2011-2031 yang adanya kegiatan permukiman dan pendidikan di
berfokus kepada bagian pendidikan dimana kebutuhan kawasan tersebut (Peraturan Daerah Kota Semarang
akan tempat tinggal permukiman penduduk akan Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas
senantiasa meningkat (Peraturan Daerah Kota Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2011 Tentang
Semarang Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Rencana Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun
Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011- 2011-2031, 2021).
2031, 2011). Peran BWK VI Kecamatan Tembalang Tingginya kebutuhan penduduk akan tempat
diarahkan sebagai pengembangan perumahan kota tinggal dan pendidikan merupakan salah satu
kepadatan sedang dan tinggi serta untuk peningkatan kebutuhan primer yang mutlak dipenuhi. Jumlah lahan
kualitas lingkungan kawasan pendidikan tinggi dalam yang terbatas menyebabkan sulitnya pemenuhan
Perwira Jurnal Sains &Teknik, Vol.3 (2) 2023, 6-17
https://ejournal.unperba.ac.id/index.php/pjse
ISSN Online 2775-8486

penggunaan lahan dan mengakibatkan penurunan dominan pada perumahan dan permukiman.
kualitas lingkungan karena ketidaksesuaian Kecamatan Tembalang termasuk ke dalam
peruntukan guna lahan yang ada di kawasan tinggi Bagian Wilayah Kota (BWK) VI yang
pertumbuhan penduduk (Tristiani et al., 2021). Tata diprioritaskan sebagai kawasan pendidikan,
guna lahan yang berubah tersebut jika dilihat dari perdagangan & jasa, pertanian dan
geologi lingkungan perlu dilakukan analisisnya untuk permukiman (Prasetyo, 2012). Kecamatan
dapat melihat kemampuan lahan agar tidak terjadi Tembalang memiliki luas daerah sekitar
tumpang tindih maupun sengketa penggunaan lahan 4.420,057 Ha, yang terbagi menjadi 12
(Christian et al., 2021). Didalam proses perencanaan kelurahan yaitu Kelurahan Rowosari,
suatu wilayah, hal utama yang menjadi penentu Kelurahan Meteseh, Kelurahan Tembalang,
kebijakan tata guna lahan adalah sumber daya alam. Kelurahan Mangunharjo, Kelurahan
Geologi lingkungan merupakan salah satu ilmu Sendangmulyo, Kelurahan Sendangguwo,
terapan dari lingkup geologi yaitu pemanfaatan alam Kelurahan Jangli, Kelurahan Tandang,
secara efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan Kelurahan Bulusan, Kelurahan Kramas,
hidup (Ahmada, 2023). Analisis penggunaan lahan Kelurahan Kedungmundu, Kelurahan
yang dilihat dari aspek geologi lingkungan tadi Sambiroto
meliputi morfologi, topografi, dan litologi yang
selanjutnya dapat diketahui analisis tentang
penggunaan lahannya.
Pada kawasan penelitian yaitu Kecamatan
Tembalang yang merupakan kawasan Bagian Wilayah
Kota (BWK) VI yang berfokus kepada kawasan
pendidikan serta perumahan berkepadatan sedang
dimana analisis lahan tersebut perlu diadakan untuk
mengidentifikasi perubahan tata guna lahan dan
perubahan fungsi dari lahan untuk kemudian bisa
dievaluasi menjadi rencana baru atau didapat
perubahan perencanaan penggunaan lahan menuju
kearah yang lebih baik (Asmara, 2015). Berdasarkan
hal tersebut, perlu dilakukan analisis mengenai
penggunaan lahan berdasarkan aspek geologi
lingkungan di Kecamatan Tembalang untuk melihat Gambar 1. Peta Kecamatan Tembalang
perkembangan yang terjadi. Jumlah penduduk Kecamatan
2. BAHAN DAN METODE Tembalang adalah 186.690 jiwa yang terdiri
dari 93.041 jiwa laki-laki dan 93.649 jiwa
2.1 Bahan perempuan. Luas wilayah Kecamatan
Sebagai ibukota provinsi, Kota Tembalang tercatat seluas 44.20 km2
Semarang menjadi barometer kemajuan (Kecamatan Tembalang Dalam Angka 2022,
sebagian besar kota yang terletak di Jawa 2022). Beberapa aspek geologi lingkungan
Tengah. Di dalam pertumbuhan dan yang berbasis penggunaan lahan diantaranya
perkembangan kotanya, Semarang memiliki sebagai berikut :
keunggulan dengan adanya jaringan 2.1.1 Morfologi
transportasi laut, jaringan transportasi darat
yang berupa jalur kereta api dan jalan raya, Morfologi merupakan aspek
serta jaringan transportasi udara dan dapat bentuk lahan sebagai bentuk dari
menjadi kota transit bagian tengah. Posisi lain muka bumi di atas maupun di bawah
yang juga penting yaitu sebagai pusat wilayah muka laut, meliputi studi tentang
nasional bagian tengah (Samadikun & jenis, perkembangan masa depan dan
Setiawan, 2012). kaitannya dengan lingkungan.
Kecamatan Tembalang termasuk Bentangalam yang terdapat di
dalam Kota Semarang, dengan kawasan Indonesia secara umum terbagi atas 7
berkepadatan sedang, dengan kegiatan unit bentukan morfologi yaitu:
Perwira Jurnal Sains &Teknik, Vol.3 (2) 2023, 6-17
https://ejournal.unperba.ac.id/index.php/pjse
ISSN Online 2775-8486

denudation, strcture, vulcanic, terjadinya perubahan pada daerah


marine, fluvial, kars, eolian. tersebut (Delsiyanti et al., 2016) :
(Setyawati & Ashari, 2017).
Berdasarkan hasil survey lapangan, Tabel 2.1 Sifat Kelerengan Tanah
Kecamatan Tembalang memiliki No Kelas Lereng (%) Deskripsi
morfologi yang sangat bervariasi, 1. I 0–2 Datar
yang meliputi bentuk lahan fluvial, 2. II 2 – 15 Landai
bentuk lahan struktural dan bentuk 3. II 15 – 25 Agak curam
lahan denudasional. Bentuk lahan 4. IV 25 – 45 Curam
denudasional di Kecamatan 5. V > 45 Sangat curam
Tembalang dapat dilihat dari Sumber : Delsiyanti et al (2016)
ketidakberaturan pola-pola bukit serta
bentuk dendritik dari pola aliran 2.1.3 Litologi
sungai yang pola kerapatannya
Sifat fisik, kimia, dan struktur
membuat pola aliran menjadi cukup
mengenai batuan merupakan
rapat dan membentuk lereng yang
penjabaran dari litologi yang berfokus
cukup terjal. Bentuk lahan ini di
kepada tanah dan batuan, untuk
Kecamatan Tembalang memiliki
lapisan dalamnya bernama litosfer
materil penyusun yang terdiri dari
yang merupakan permukaan bumi
batuan seperti lempung, lanau, serpih
yaitu lapisan kerak bumi (Yufahri &
dan breksit yang mudah lapuk. Selain
WIdjajanti, 2022). Unsur silisium dan
itu kenampakan ciri-ciri bentuk lahan
magnesium adalah penyusun utama
ini dapat diamati melalui peta
dari litosfer, kemudian lapisan
topografi atau peta udara (Trisnawati
selubung mantel selanjutnya tersusun
et al., 2020).
atas unsur senyawa logam dan pada
bagian inti disusun oleh unsur besi dan
2.1.2 Topografi
nikel (Setyawan et al., 2020).
Topografi adalah aspek yang
1. Batuan
menjelaskan bentuk permukaan bumi
a. Batuan beku
dan objek lain seperti planet, satelit
Batuan beku berasal
alam (bulan dan lain-lain yang
dari magma dari beberapa
mengelilingi planet), dan asteroid.
mineral yang membeku.
Dalam cakupan yang lebih luas,
Wujud batuan beku bisa
topografi tidak hanya membahas
dilihat dari besar mineral
bentuk permukaan bumi saja, akan
penyusun batuannya.
tetapi juga jenis tumbuh-tumbuhan
Batuan yang terbentuk dari
dan pengaruh manusia terhadap
pembekuan magma yang
perubahan lingkungan yang
lambat dan mineral
berpengaruh kepada sosial budaya
penyusunnya besar disebut
lokal. Topografi umumnya
batuan beku plutonik.
memperlihatkan area permukaan,
Sedangkan jika terbentuk
model tiga dimensi, dan identifikasi
dari pembekuan magma
jenis lahan. Hasil dari objek topografi
yang cepat sehingga
adalah mengenai posisi bagian yang
mineral penyusunnya kecil
secara umum menunjuk pada titik
merupakan batuan beku
koordinat peta (Nugroho, 2016).
vulkanik.
Analisis identifikasi jenis lahan juga
b. Batuan sedimen
termasuk sebagai penggunaan tata
Batuan sedimen
guna lahan. Berikut ini adalah daftar
adalah batuan yang
sifat kelerengan tanah dengan kondisi
terbentuk karena
alamiah yang dapat menimbulkan
perpindahan dan
pengendapan dari proses
Perwira Jurnal Sains &Teknik, Vol.3 (2) 2023, 6-17
https://ejournal.unperba.ac.id/index.php/pjse
ISSN Online 2775-8486

pembatuan yang berupa Berupa tanah residu hasil dari


pelapukan dan erosi. Latosol Cokelat pelapukan breksi tufaan danpasir
Batuan sedimen ini bisa Tua Kemerahan tufaan yang mengandung tufa vulkan
dibedakan lagi menjadi intermedier
beberapa bagian Merupakan tanah residu hasil
pelapukan dari breksi tufaandan
diantaranya batuan
Latosol Cokelat batupasir tufaan. Berpotensi untuk
sedimen klastik, batuan terjadi gerakantanah berupa runtuhan
sedimen kimia, dan batuan batu
sedimen organik. Endapan sangat tebal antara 1-3m,
c. Batuan Metamorf berwarna coklat muda,bersifat lepas
Batuan metamorf Latosol Cokelat
hingga sangat lepas, berbutir halus
Tua
merupakan batuan yang hinggakasar, dan berbentuk
telah mengalami perubahan menyudut hingga memutar
bentuk akibat pengaruh Sumber: Hasriyanti et al (2016)
dari suhu dan tekanan yang 2.2 Metodologi
sangat tinggi. Batuan beku Metode yang digunakan di dalam penelitian ini
atau batuan sedimen bisa yaitu metode penelitian observasi menggunakan
menjadi batuan metamorf sistem informasi geografis dan survey lapangan. Data
dalam waktu yang sangat yang didapat dari instansi terkait dikumpulkan untuk
lama. kemudian dicari parameter maupun variabelnya
2. Tanah sehingga bisa diperoleh hasil akhirnya yaitu
Klasifikasi tanah berdasarkan penggunaan lahan berdasarkan aspek geologi
jenisnya dikelompokkan lingkungannya. Analisis dilakukan secara kuantitatif
menjadi (Hasriyanti et al., 2016): untuk menganalisis data yang bersifat angka (numerik)
a. Tanah Residu (Residual Soil) dengan bantuan data yang sudah dikumpulkan
Tanah hasil dari (Susanti et al., 2020).
pelapukan kimia Untuk tahapan pengumpulan datanya diperoleh
(dekomposisi batuan induk). secara rasionalistik dari interpretasi citra satelit
b. Tanah terangkut Kecamatan Tembalang sekarang ini yang berguna
(Transported Soil ) untuk mengetahui lebih dalam lokasi studi. Analisis
Tanah hasil gravitasi datanya dilakukan dengan menggunakan skoring
bumi atau perantara alam penilaian dan deskripsi data dari kesimpulan dari
seperti air, angin, maupun es. analisis penggunaan lahan. Teknik analisis yang
digunakan untuk mengukur penggunaan lahan yaitu
Tabel 2.2 Jenis Jenis Tanah analisis morfologi, topografi, dan litologi (Pidora &
Jenis Tanah Keterangan Pigawati, 2014).
Aluvial Berasal dari endapan liat (tanah hasil Cara- cara untuk melakukan teknik analisis untuk
Hidromorf angkutan air).
morfolog, topografi, dan litologi :
Grumosol Berasal dari abu/pasir dan tufa
1. Survei secara langsung
Kelabu Tua vulkanintermedier
Survei langsung merupakan pengamatan
Berasal dari batuan induk tuff volkan
intermedier yangcocok untuk secara tiga dimensi melalui jarak, ketinggian,
Assosiasi dan sudut dari suatu objek yang bersifat
kawasan pertanian. Tanah alluvium
Alluvial langsung. Meskipun teknik penginderaan jarak
sifatnyatidak peka terhadap erosi
Kelabudan jauh sudah beragam, penyediaan informasi
sehingga memiliki potensi untuk
Cokelat
Kekelabuan
dikembangkan sebagai kawasan yang lengkap dan tepat biasanya masih berupa
terbangun karenamemiliki daya survei secara langsung serta akurat untuk
dukung beban yang cukup baik. melihat keadaan suatu lahan.
Kompleks 2. Penginderaan jarak jauh
Gerosol Bahan induknya berupa batu kapur Penginderaan jarak jauh dilakukan
Kelabudan dan nepal.
dengan alat modern yang bertujuan untuk
Kekelabuan
pengumpulan data bumi jarak jauh, yaitu
Perwira Jurnal Sains &Teknik, Vol.3 (2) 2023, 6-17
https://ejournal.unperba.ac.id/index.php/pjse
ISSN Online 2775-8486

dengan citra satelit, radar, radar inframerah,


seismogram, sonar, dan lain-lain.

3. ANALISIS
3.1 Analisis Morfologi
Adanya berbagai macam aktivitas
warga untuk membangun permukiman atau
pembangunan lainnya di Kecamatan
Tembalang ditambah dengan kondisi iklim
dan keaneka ragaman jenis vegetasi sehingga
dapat mempengaruhi proses terbentuknya
bentuk lahan denudosional tersebut. Proses
pelapukan batuan, erosi dan gerakan tanah
berpengaruh terhapad iklim baik berupa Gambar 2. Peta Morfologi Kecamatan Tembalang
curah hujan dan perubahan temperatur
sehingga perubahan bentuk lahan dapat Morfografi adalah aspek morfologi
berubah dengan cepat. Bentuk lahan yang membahas bentuk lahan seperti dataran,
denudosional di Kecamatan Tembalang dapat lembah, perbukitan, pegunungan, dan sungai
dijumpai pada Kelurahan Meteseh, di daerah penelitian secara kualitatif.
Kelurahan Jangli, Kelurahan Sambiroto, Morfometri adalah aspek yang digunakan
Kelurahan Blusan dan Kelurahan Kramas. dari klasifikasi relief sebagai bentukan
morfologi di daerah penelitian secara
Bentuk lahan fluvial di Kecamatan kuantitatif. Morfografi dan morfologi ini
Tembalang dapat diamati dari adanya sungai terdiri dari tujuh jenis kelerengan yaitu datar
atau air yang mengalir dan menghasilkan (0-2%) dengan tinggi <50 meter,
bentang alam yang unik sebagai akibat aliran bergelombang landai (3-7%) dengan tinggi 5-
air sungai tersebut. Bentuk lahan ini dibentuk 50 meter, bergelombang miring (8-13%)
dari proses erosi dan sedimentasi oleh dengan tinggi 25-75 meter, perbukitan landai
perantara air. Bentuk lahan fluvial dapat (14-20%) dengan tinggi 50-200 meter,
dijumpai pada daerah-daerah yang memeliki perbukitan terjal (21-55%) dengan tinggi
aliran air meliputi sekitaran Kali 200-500 meter, pegunungan sangat terjal (55-
Kedungmundu, sekitaran Kali Jetak, 140%) dengan tinggi 500-1000 meter, dan
sekitaran Kali Watubadak, sekitaran Kali pegunungan sangat curam (>140%) dengan
Talang dan Kali Pengkol. Jenis bentukan tinggi >1000 meter (Juenda & Harnani,
bentuk lahan fluvial yang dapat diamati di 2022).
Kecamatan Tembalang meliputi berupa point
bar (mengikuti aliran sungai) dengan adanya Tabel 3.1 Klasifikasi Relief Berdasarkan
meander (pola berkelok-kelok). Morfometri dan Morfografi
Bentuk lahan struktural di Kecamatan
Tembalang dapat diamati dari adanya bekas Klasifikasi Relief Persen Beda Tinggi
Lereng (m)
lipatan dan patahan akibat gerakan dalam (%)
permukaan tanah. Juga diamati dengan Datar/hampir datar 0-2 <50
adanya jenis perlapisan batuan sedimen yang Dataran 3-7 5-50
berbeda. Selain itu dapat diketahui Bergelombang landai
keberadaannya dari pola garis/sifat kontur Dataran 8-13 25-75
pada peta topografi dimana lapisan horizontal Bergelombang miring
dapat diidentifikasi oleh permukaan datar Perbukitan Landai 14-20 50-200
dengan garis kontur yang sedikit, tebing yang Perbukitan Terjal 21-55 200-500
terjal, bervariasi dan bergelombang Pegunungan sangat 56-140 500-1000
(dipengaruhi oleh resisten batuan) denga pola terjal
kontur yang menyesuaikan dan relatif sama. Pegunungan sangat >140 >1000
curam
Sumber: Juenda & Harnani (2022)
Perwira Jurnal Sains &Teknik, Vol.3 (2) 2023, 6-17
https://ejournal.unperba.ac.id/index.php/pjse
ISSN Online 2775-8486

3.1.1 Analisis Topografi sebagian wilayah Kelurahan


Analisis Topografi adalah kajian Tandang, Jangli dan
mengenai keadaan rupa bumi pada Kedungmundu.
suatu daerah. Topografi didasarkan
pada karakteristik yang dilihat Tabel 3.2 Kelas Lereng Kecamatan
berdasarkan kemiringan dan Tembalang
ketinggian. Kondisi umum topografi
menunjukkan karakteristik suatu Kelas Luas %
wilayah yang terdiri atas wilayah No Lokasi
Lereng (ha) Luas
daratan dan wilayah perairan, atau Kedungmundu,
wilayah yang hanya terdiri atas Sambiroto,
daratan saja. Kecamatan Tembalang Sendangmulyo,
mempunyai ketinggian yang beragam. Mangunharjo,
Wilayah ini memiliki variasi 1 0-2% Bulusan, 1169,371 30,5%
ketinggian 50-350 m dpal dan elevasi Tembalang,
Kramas,
30%-70%. Luas area perbukitan  60 Meteseh,
% wilayah perencanaan, sedangkan Rowosari
dataran rendah 15 % dan 25 % dataran Sendangguwo,
tinggi. Tandang,
Berdasarkan kondisi di atas Jangli,
Kecamatan Tembalang terbagi atas Kedungmundu,
dua kelas lereng, yaitu: Sambiroto,
Tembalang,
2 2-15% 1487,295 38,8%
• Kelas Lereng 0-30 % Mangunharjo,
Wilayah dengan kelas lereng Sendangmulyo,
ini merupakan daerah yang Bulusan,
hampir datar hingga landai dan Meteseh,
merupakan daerah bukit Kramas,
Towosari
terbangun. Kelas lereng ini
Sendangguwo,
menempati wilayah yang ada Tandang,
di Kelurahan Meteseh, Jangli,
Rowosari, Sendangmulyo, Kedungmundu,
Kedungmundu, Tembalang, Sambiroto,
Tandang, Jangli dan 3
15- Tembalang,
892,556 23,28%
Sendangguwo. 25% Mangunharjo,
• Kelas Lereng 30-70 % Sendangmulyo,
Bulusan,
Wilayah pada kelas lereng ini
Meteseh,
merupakan daerah agak terjal Kramas,
yang menempati punggung Rowosari
perbukitan yang berbatasan Jangli,
dengan lereng perbukitan yang 25- Sambiroto,
4 168,023 4,38%
miring ke arah lembah. 40% Tembalang,
Wilayah ini menempati areal di Rowosari
bagian tengah Kecamatan Jangli,
Tembalang meliputi Sambiroto,
Kecamatan Mangunharjo, Mangunharjo,
5 >40% 116,759 3,04%
Bulusan,
Bulusan, Kramas dan pada
Kramas,
bagian tenggara Kecamatan Meteseh
Tembalang (Kelurahan Total 3834,004 100%
Rowosari). Disamping itu pada (Sumber : Hasil Analisis, 2023)
bagian Selatan Kawasan
Perencanaan terdiri dari
Perwira Jurnal Sains &Teknik, Vol.3 (2) 2023, 6-17
https://ejournal.unperba.ac.id/index.php/pjse
ISSN Online 2775-8486

erosi. Didukung aktivitas


masyarakat di atasnya semakin
menambah kecuraman lereng,
misalnya adanya aktivitas
masyarakat yang mengambil tanah
di sekitar lereng untuk keperluannya
baik disengaja ataupun tidak
disengaja. Hal ini secara tidak
langsung berakibat meningkatkan
erosi tanah. Daerah Kecamatan
Tembalang dengan keadaan seperti
ini cocok digunakan sebagai
kawasan konservasi atau daerah
resapan air dengan menanami
Gambar 3. Peta Topografi Kecamatan Tembalang pepohonan.
Kawasan bagian utara dan 3.1.2 Analisis Litologi
timur Kecamatan Tembalang Analisis Litologi merupakan
sebaiknya dialokasikasikan sebagai analisis yang mempelajari tentang
kawasan budidaya karena memiliki pembentukan batuan dan tanah,
kelerengan yang cukup besar (15- berbeda dengan stratigafi yang
25%). Sedangkan bagian selatan dan mempelajari tentang lapisan batuan
barat cocok untuk daerah konservasi sedimen dan sejarah batuannya.
karena memiliki kelerengan > 40%. Dalam pembahasan litologi
Meskipun demikian sebagian besar dibedakan menjadi dua meliputi:
Kecamatan Tembalang dapat
1. Batuan
digunakan sebagai kawasan
permukiman.
Pada daerah dengan
kelerengan 15-25 % memiliki
kondisi tanah yang agak curam dan
tingkat erosi yang sedang sampai
tinggi, lahan yang demikian cocok
dimanfaatkan sebagai kawasan
penyangga, yaitu kawasan yang
ditetapkan dalam melestarikan
lingkungan hidup termasuk
sumberdaya alam dan sumberdaya
buatan dengan tetap
membudidayakan potensi-potensi
yang ada. Adapun yang termasuk Gambar 4. Peta Litologi Bstusn Kecamatan
dalam kawasan penyangga ini yaitu Tembalang
pemukiman, pertanian, kawasan Tabel 3.3 Jenis Batuan Kecamatan
resapan air, kawasan rawan bencana Tembalang
alam dan kawasan pendidikan.
Karena ketidaktahuan
penduduk sekitar, lahan yang
seharusnya dibiarkan sesuai dengan
vegetasi alaminya diubah menjadi
lahan terbangun. Hal ini bisa
berakibat sangat buruk karena tanah
menjadi rentan terhadap bahaya
Perwira Jurnal Sains &Teknik, Vol.3 (2) 2023, 6-17
https://ejournal.unperba.ac.id/index.php/pjse
ISSN Online 2775-8486

Sumber : Hasil Analisis, 2023


No Jenis Batuan Sebaran Lokasi Luasan
2. Tanah (ha)
1 Breksi Sendangguwo, Tandang, Jangli, 1594,199
Sedimen Sambiroto, Kedungmundu,
Dasar Sendangmulyo, Tembalang,
Mangunharjo, Bulusan,
Meteseh, Rowosari
2 Sedimentasi Tembalang, Mangunharjo, 664,209
Bulusan, Kramas, Meteseh
3 Lapisan Rowosari 402,314
Marin
4 Endapan Sendangguwo, 1086,996
Permukaan Kedungmundu,Sendangmulyo,
Alluvium Meteseh, Rowosari
5 Endapan Bulusan, Kramas, Meteseh, 282,786
Vulkanik Rowosari
6 Vulkanik Kedungmundu, Sendangmulyo 119,528
Total 4150,032
dikembangkan pertanian, tapi cocok
Gambar 5. Peta Litologi Jenis Tanah Kecamatan untuk kawasan terbangun dan
Tembalang penyangga, meliputi daerah
pemukiman, pendidikan,
perlindungan, resapan air dan bahaya
Tabel 3.4 Jenis Tanah Kecamatan geologi. Kawasan terbangun di daerah
Tembalang ini juga hanya mendukung untuk
bangunan berkonstruksi ringan karena
Jenis Tebal Luasan Arahan jenis tanahnya adalah Asosiasi
No Sebaran Lokasi
Tanah (m) (ha) Pemanfaatan
Alluvial Kelabu, Gerosol, Mediteran
Sendangguwo,
Tandang, Lahan Coklat Tua, dan Latosol Coklat
Asosiasi
Kedungmundu, pertanian Kemerahan. Tanah jenis ini memiliki
1 alluvial <7 842
Jangli, dan komprebilitas dan plastisitas tinggi
kelabu
Sambiroto, permukiman dan daya dukung lahan sedang,
Sendangmulyo
Sendangmulyo, sehinggga hanya mendukung untuk
Kawasan bangunan konstruksi ringan karena
2 Gerosol - 361 Mangunharjo,
terbangun
Meteseh jika didirikan bangunan dengan
Tembalang, konstruksi berat akan terjadi
Latosol Bulusan, Permukiman
3 coklat tua 1-6 855 Kramas, dan penurunan tanah akibat tekanan berat
kemerahan Meteseh, pertanian dari atas. Selain itu tanah jenis ini akan
Rowosari mengembang jika terkena air karena
Jangli, memiliki plastisitas sangat tinggi
Sambiroto,
Mangunharjo,
sehingga dapat merusak bangunan.
Sendangmulyo, 3.1.3 Analisis Tata guna lahan
Mediteran Pertanian
4 1-3 2087 Tembalang,
coklat tua dan tegalan
Bulusan, Dari uraian tentang topografi,
Kramas,
Meteseh, struktur tanah, dan jenis batuan di
Rowosari Kecamatan Tembalang, maka sumber
Sumber : Hasil Analisis, 2023 daya tanah di Kecamatan Tembalang
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar
Berdasarkan litologi di atas, sebagai tegalan, lahan permukiman,
daerah Kecamatan Tembalang dan pertanian. Dengan kondisi
termasuk daerah layak bangun karena topografi/kelerengan yang berkisar 30
bersifat cukup stabil. Dilihat dari jenis % - 70 %, membawa pengaruh
tanah ini tidak mungkin terhadap hal-hal:
Perwira Jurnal Sains &Teknik, Vol.3 (2) 2023, 6-17
https://ejournal.unperba.ac.id/index.php/pjse
ISSN Online 2775-8486

• Kesulitan secara teknis dan 10 Tandang 331,17 16,10 0,00 27,43


daya dukung untuk kelayakan 11 Kedungmundu 93,45 19,41 0,00 30,43
12 Sendangguwo 211,72 7,00 0,00 110,00
area terbangun. Jumlah 2386,39 1125,98 0,00 236,65
• Upaya konservasi pada Sumber : Kecamatan Tembalang Dalam Angka 2022
beberapa kawasan tertentu
dengan kelerengan curam (> Penggunaan lahan di
40 %). Kecamatan Tembalang sesuai dengan
• Nilai estetika yang tinggi, yaitu RTRW Kota Semarang yang fungsi
dengan adanya pemandangan utamanya yaitu untuk kegiatan
yang bagus dari ketinggian di pendidikan, fungsi sekunder dalam
daerah perbukitan. skala perencanaan kota sebagai
Luasan tanah yang dipergunakan kawasan permukiman (kepadatan
sebagai lahan pertanian dan sedang – rendah). Sedangkan kegiatan
permukiman dapat dilihat pada tabel pendukung lainnya (skala lokal)
berikut : meliputi kegiatan campuran,
perdagangan, dan jasa, rekreasi dan
Tabel 3.5 Penggunaan Lahan Pertanian di konservasi (penanganan daerah
Kecamatan Tembalang lindung). Penggunaan Lahan
Eksisting di Kecamatan Tembalang
Irigasi sampai dengan tahun 2021 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
No Kelurahan Seteng
Tekn
ah Sederhana
Tadah Tabel 3.7 Penggunaan Lahan Kecamatan
is Hujan Tembalang
Teknis

1 Rowosari 0,00 0,00 0,00 275,00 Penggunaan Luasan Luas


No Sebaran
2 Meteseh 0,00 0,00 0,00 62,00 lahan (ha) (%)
3 Kramas 0,00 0,00 0,00 14,00 1 Permukiman 1383,504 32,98% Sendangguwo,
4 Tembalang 0,00 0,00 0,00 3,60 Kedungmundu,
5 Bulusan 0,00 0,00 0,00 49,00 Jangli, Tandang,
6 Mangunharj 0,00 0,00 0,00 6,00 Sambiroto,
o Mangunharjo,
7 Sendangmu 0,00 0,00 0,00 12,00 Sandangmulyo,
lyo Tembalang,
8 Sambiroto 0,00 0,00 0,00 0,00 Bulusan,
9 Jangli 0,00 0,00 0,00 0,00 Meteseh,
10 Tandang 0,00 0,00 0,00 0,00 Kramas,
Rowosari
11 Kedungmu 0,00 0,00 0,00 6,00
ndu 2 Pertanian 293,097 6,99% Tembalang,
Bulusan,
12 Sendanggu 0,00 0,00 0,00 0,00
Kramas,
wo
Meteseh,
Jumlah 0,00 0,00 0,00 427,60
Rowosari
Sumber : Kecamatan Tembalang Dalam Angka 2022 3 Tegalan 2159,782 51,47% Sendangguwo,
Kedungmundu,
Tabel 3.6 Penggunaan Lahan Permukiman di Jangli, Tandang,
Sambiroto,
Kecamatan Tembalang Mangunharjo,
No Kelurahan Pekarangan & Tegal / Ladang Lainnya Sandangmulyo,
Bangunan Kebun / Huma Tembalang,
1 Rowosari 300,00 286,15 0,00 8,85 Bulusan,
2 Meteseh 307,00 127,50 0,00 2,50 Meteseh,
3 Kramas 60,00 15,10 0,00 3,35 Kramas,
4 Tembalang 185,28 76,35 0,00 3,00 Rowosari
5 Bulusan 120,28 133,67 0,00 1,00 4 Tanah 147,269 3,51% Meteseh dan
6 Mangunharjo 185,13 107,21 0,00 5,38 kosong Jangli
7 Sendangmulyo 285,04 158,96 0,00 5,00 5 TPU 82,671 1,97% Tandang,
8 Sambiroto 162,32 118,63 0,00 37,20 Sambiroto,
9 Jangli 145,00 59,90 0,00 2,60 Sendangguwo
Perwira Jurnal Sains &Teknik, Vol.3 (2) 2023, 6-17
https://ejournal.unperba.ac.id/index.php/pjse
ISSN Online 2775-8486

6 Pendidikan 117,804 2,81% Tembalang pendidikan, perdagangan & jasa,


7 RTH 11,274 0,27% Jangli pertanian,dan permukiman.
Total 4195,401 100%
• Kondisi fisik Kecamatan Tembalang
Sumber : Hasil Analisis, 2023
sebagai orientasi studi secara makro
ditinjau dari aspek topografi terdapat
Luas lahan yang paling tinggi
daerah perbukitan yang sebagian
di Kecamatan Tembalang digunakan merupakan daerah dataran rendah
sebagai lahan permukiman dan
dengan ketinggian 50 – 350 m pada
tegalan, yang mencapai 3543,286 ha. wilayah ini didominasi oleh lereng
Total luas lahan yang terpakai
dengan kemiringan 0 - 40%. Pada
mencapai 84,45% dari luas seluruh wilayah ini juga didominasi oleh lereng
lahan di Kecamatan Tembalang.
dengan kemiringan 0 - 2% dan 2 -15%
Sedangkan lahan yang paling sedikit
(zona layak bangun) yang cocok untuk
dijadikan sebagai RTH (Ruang
pemukiman dan pendidikan serta
Terbuka Hijau) yang terdapat di sedikit daerah dengan lereng 15 - 40%.
Kelurahan Jangli.
• Morfologi Kecamatan Tembalang
berupa daerah datar hinga perbukitan
dengan elevasi bervariasi, berkisar
antara 184-285 meter dpl untuk daerah
lembah sungai dan 229 meter dpl untuk
daerah bergelombang.
• Batuan dan tanah yang terdapat di
wilayah studi yaitu Kecamatan
Tembalang adalah Endapan permukaan
alluvium, vulkanik, breksi sedimen
dasar, sedimentasi breksi vulkanik,
endapan vulkanik lahar gunung berapi,
dan lapisan marin. Sedangkan jenis
tanahnya adalah Asosiasi Alluvial
Kelabu, Gerosol, Mediteran coklat tua
Gambar 6. Peta Tata Guna Lahan Kecamatan dan Latosol coklat tua kemerahan.
Tembalang • Pada Kecamatan Tembalang juga
terdapat beberapa buah anak sungai
4. KESIMPULAN yaitu Kali Ketekan, Kali Pengkol, Kali
Berdasarkan uraian tentang gambaran Watuanak, Kali Durgadewi dan Kali
umum, penampakan fisik, kondisi dasar Bajak. Pada akhirnya aliran air
geologi lingkungan (morfologi, litologi, mengikuti aliran Sungai Banjir Kanal
topografi), serta analisis tata guna lahan di Timur.
wilayah Kecamatan Tembalang, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
• Secara geografis wilayah Kecamatan 5. DAFTAR PUSTAKA
Tembalang terletak pada 60 5’- 7010 LS [1] Ahmada, N. H. (2023). Analisis Satuan
dan 1090 5’-1100 35’ BT dan wilayah Kemampuan Lahan Pada Penggunaan Kawasan
tersebut terbagi dalam 12 kelurahan, Strategis Pendidikan Gunungpati (Studi Kasus :
yaitu Kelurahan Rowosari, Meteseh, Kawasan Sekaran, Universitas Negeri Semarang
Kramas, Bulusan, Tembalang, Dan Sekitarnya). 3(1), 30–37.
Mangunharjo, Sendangmulyo, https://ejournal.unperba.ac.id/index.php/pjse/arti
Sendangguwo, Sambiroto, Jangli, cle/view/164
Tandang, dan Kedungmundu. [2] Asmara, Z. Y. (2015). ANALISIS
• Kecamatan Tembalang termasuk ke PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN
dalam Bagian Wilayah Kota (BWK) VI DENGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI
yang diprioritaskan sebagai kawasan GEOGRAFI DAN PENGINDERAAN JAUH DI
Perwira Jurnal Sains &Teknik, Vol.3 (2) 2023, 6-17
https://ejournal.unperba.ac.id/index.php/pjse
ISSN Online 2775-8486

KECAMATAN TEMBALANG KOTA DIPONEGORO TEMBALANG [Universitas


SEMARANG TAHUN 2000 - 2012. In Diponegoro]. http://eprints.undip.ac.id/42731/
Universitas Muhammadiyah Surakarta. [13] Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5
https://repository.unsri.ac.id/12539/ Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Peraturan
[3] Kecamatan Tembalang dalam Angka 2022, BPS Daerah Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Rencana
Kota Semarang 118 (2022). Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun
https://doi.org/33740.2226 2011-2031, 148 (2021).
[4] Christian, Y., Asdak, C., & Kendarto, D. R. [14] Samadikun, B. P., & Setiawan, B. (2012). Model
(2021). Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Perencanaan Dan Pengelolaan Lingkungan
di Kabupaten Bandung Barat. Jurnal Teknotan, Berbasis Masyarakat Kasus : Bentanglahan
15(1), 15. https://doi.org/10.24198/jt.vol15n1.3 Kawasan Tembalang Semarang. Jurnal
[5] Delsiyanti, D., Widjajanto, D., & Rajamuddin, Presipitasi, 9(1), 17–20.
U. A. (2016). Sifat Fisik Tanah Pada Beberapa https://ejournal.undip.ac.id/index.php/presipitasi
Penggunaan Lahan di Desa Oloboju Kabupaten /article/view/4807/4357
Sigi. Jurnal Agrotekbis, 4(3), 227–234. [15] Setyawan, R., Hakim, A., Sulestianson, A.,
[6] Hanief, F., & Dewi, S. P. (2014). Pengaruh Bagaskara, A. A. S., Febyani, F., Sutandiono, H.
Urban Sprawl Terhadap Perubahan Bentuk Kota A.-S., Napitupulu, K. J., & Nurjayanti, N. (2020).
Semarang Ditinjau Dari Perubahan Kondisi Fisik Variasi dan Sebaran Litologi Batugamping di
Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang. Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, Jwa
Ruang, 2(1), 341–350. Tengah. Jurnal Geosains Dan Teknologi, 3(1),
[7] Hasriyanti, H., Abbas, I., & Leo, M. N. Z. (2016). 42. https://doi.org/10.14710/jgt.3.1.2020.42-51
Aplikasi Peta Jenis Tanah dalam [16] Setyawati, S., & Ashari, A. (2017).
Mengidentifikasi Lahan Berpotensi untuk GEOMORFOLOGI LERENG BARATDAYA
Perkebunan Kelapa Sawit di Kecamatan GUNUNGAPI MERAPI KAITANNYA
Cendana Kabupaten Enrekang. Jurnal DENGAN UPAYA PENGELOLAAN
Pendidikan Geografi, 21(1), 12–21. LINGKUNGAN DAN KEBENCANAAN.
https://doi.org/10.17977/um017v21i12016p012 Geomedia, 15(1), 45–60.
[8] Juenda, P. P., & Harnani, H. (2022). GEOLOGI https://doi.org/10.21831/gm.v15i1.16235
DAN IDENTIFIKASI BENTUK LAHAN [17] Susanti, E. K., Salampak, S., & Segah, H. (2020).
DAERAH KOTO BANGUN DAN Evaluasi Kelayakan Berdasarkan Aspek Geologi
SEKITARNYA, KABUPATEN LIMA PULUH Lingkungan Untuk Penentuan TPA Kota
KOTA, SUMATERA BARAT. Prosiding Palangka Raya. Journal of Environment and
Seminar Nasional Penelitian Dan Pengabdian Management, 1(1), 57–68.
Kepada Masyarakat AVoER, 15(1), 353–359. https://doi.org/10.37304/jem.v1i1.1206
http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/avoer/arti [18] Trisnawati, D., Najib, Hidayatillah, A. S.,
cle/view/1379 Yogiswara, G., & Ilma, A. (2020). Peningkatan
[9] Nugroho, Y. (2016). Pengaruh Posisi Lereng Kapasitas Sosial Dalam Mitigasi Bencana
Terhadap Sifat Fisik Tanah. Jurnal Hutan Gerakan Tanah Kelurahan Meteseh Kota
Tropis, 4(3), 300–304. Semarang. 2(4), 233–238.
[10] Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 [19] Tristiani, F., Harjanti, I. M., & Septiarani, B.
Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang (2021). Analisis Daya Dukung Lahan Potensial
Wilayah Kota Semarang Tahun 2011-2031, Permukiman Di Kecamatan Tembalang Tahun
(2011). 2021-2041. Jurnal Riptek, 15(1), 80–90.
[11] Pidora, D., & Pigawati, B. (2014). Keterkaitan https://doi.org/10.35475/riptek.v15i1.125
Perkembangan Permukiman dan Perubahan [20] Yufahri, M. O., & WIdjajanti, R. (2022). Kajian
Harga Lahan di Kawasan Tembalang. Jurnal Lahan Terbangun pada Kawasan Rawan
Wilayah Dan Lingkungan, 2(1), 1. Bencana Longsor di Kecamatan Tembalang,
https://doi.org/10.14710/jwl.2.1.1-10 Kota Semarang. Teknik PWK (Perencanaan
[12] Prasetyo, S. (2012). IDENTIFIKASI STRUKTUR Wilayah Kota), 11(3), 224–237.
GEOLOGI DENGAN GEOLISTRIK METODE https://doi.org/10.14710/tpwk.2022.31334
SCHLUMBERGER STUDI KASUS SEBAGIAN
SISI UTARA KAMPUS UNIVERSITAS
Perwira Jurnal Sains &Teknik, Vol.3 (2) 2023, 6-17
https://ejournal.unperba.ac.id/index.php/pjse
ISSN Online 2775-8486

Anda mungkin juga menyukai