e-mail : naufal@itbmp.ac.id
ABSTRAK
Kecamatan Tembalang adalah salah satu wiayah di Kota Semarang yang berfokus kepada area pendidikan dan
diperlukan analisis terkait aspek geologi lingkungan di dalam menunjang penggunaan lahan di masyarakat. Tujuan
penelitian ini adalah analisis penggunaan lahan dengan memperhatikan aspek geologi lingkungannya yang berbasis
penggunaan lahan yaitu morfologi, topografi, dan litologi. Penelitian ini menggunakan pendekatan penggunaan lahan
dan metode penelitian menggunakan analisis observasi dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian adalah
ditemukannya analisis penggunaan lahan di Kecamatan Tembalang dengan aspek geologi lingkungan berupa
morfologi, topografi, dan litologi. Analisis penggunaan lahan di Kecamatan Tembalang dibuat untuk melihat kondisi
tata guna lahan berdasarkan aspek geologi lingkungan di Kecamatan Tembalang.
ABSTRACT
Tembalang District is one of the areas in Semarang City that focuses on the education area and requires an analysis
related to environmental geological aspects in supporting land use in the community. The purpose of this study is the
analysis of land use by taking into account the geological aspects of the environment based on land use, namely
morphology, topography and lithology. This study uses a land use approach and research methods using
observational analysis with a quantitative approach. The result of the research is the discovery of land use analysis
in Tembalang District with aspects of environmental geology in the form of morphology, topography, and lithology.
Analysis of land use in Tembalang District was made to see land use conditions based on environmental geological
aspects in Tembalang District.
penggunaan lahan dan mengakibatkan penurunan dominan pada perumahan dan permukiman.
kualitas lingkungan karena ketidaksesuaian Kecamatan Tembalang termasuk ke dalam
peruntukan guna lahan yang ada di kawasan tinggi Bagian Wilayah Kota (BWK) VI yang
pertumbuhan penduduk (Tristiani et al., 2021). Tata diprioritaskan sebagai kawasan pendidikan,
guna lahan yang berubah tersebut jika dilihat dari perdagangan & jasa, pertanian dan
geologi lingkungan perlu dilakukan analisisnya untuk permukiman (Prasetyo, 2012). Kecamatan
dapat melihat kemampuan lahan agar tidak terjadi Tembalang memiliki luas daerah sekitar
tumpang tindih maupun sengketa penggunaan lahan 4.420,057 Ha, yang terbagi menjadi 12
(Christian et al., 2021). Didalam proses perencanaan kelurahan yaitu Kelurahan Rowosari,
suatu wilayah, hal utama yang menjadi penentu Kelurahan Meteseh, Kelurahan Tembalang,
kebijakan tata guna lahan adalah sumber daya alam. Kelurahan Mangunharjo, Kelurahan
Geologi lingkungan merupakan salah satu ilmu Sendangmulyo, Kelurahan Sendangguwo,
terapan dari lingkup geologi yaitu pemanfaatan alam Kelurahan Jangli, Kelurahan Tandang,
secara efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan Kelurahan Bulusan, Kelurahan Kramas,
hidup (Ahmada, 2023). Analisis penggunaan lahan Kelurahan Kedungmundu, Kelurahan
yang dilihat dari aspek geologi lingkungan tadi Sambiroto
meliputi morfologi, topografi, dan litologi yang
selanjutnya dapat diketahui analisis tentang
penggunaan lahannya.
Pada kawasan penelitian yaitu Kecamatan
Tembalang yang merupakan kawasan Bagian Wilayah
Kota (BWK) VI yang berfokus kepada kawasan
pendidikan serta perumahan berkepadatan sedang
dimana analisis lahan tersebut perlu diadakan untuk
mengidentifikasi perubahan tata guna lahan dan
perubahan fungsi dari lahan untuk kemudian bisa
dievaluasi menjadi rencana baru atau didapat
perubahan perencanaan penggunaan lahan menuju
kearah yang lebih baik (Asmara, 2015). Berdasarkan
hal tersebut, perlu dilakukan analisis mengenai
penggunaan lahan berdasarkan aspek geologi
lingkungan di Kecamatan Tembalang untuk melihat Gambar 1. Peta Kecamatan Tembalang
perkembangan yang terjadi. Jumlah penduduk Kecamatan
2. BAHAN DAN METODE Tembalang adalah 186.690 jiwa yang terdiri
dari 93.041 jiwa laki-laki dan 93.649 jiwa
2.1 Bahan perempuan. Luas wilayah Kecamatan
Sebagai ibukota provinsi, Kota Tembalang tercatat seluas 44.20 km2
Semarang menjadi barometer kemajuan (Kecamatan Tembalang Dalam Angka 2022,
sebagian besar kota yang terletak di Jawa 2022). Beberapa aspek geologi lingkungan
Tengah. Di dalam pertumbuhan dan yang berbasis penggunaan lahan diantaranya
perkembangan kotanya, Semarang memiliki sebagai berikut :
keunggulan dengan adanya jaringan 2.1.1 Morfologi
transportasi laut, jaringan transportasi darat
yang berupa jalur kereta api dan jalan raya, Morfologi merupakan aspek
serta jaringan transportasi udara dan dapat bentuk lahan sebagai bentuk dari
menjadi kota transit bagian tengah. Posisi lain muka bumi di atas maupun di bawah
yang juga penting yaitu sebagai pusat wilayah muka laut, meliputi studi tentang
nasional bagian tengah (Samadikun & jenis, perkembangan masa depan dan
Setiawan, 2012). kaitannya dengan lingkungan.
Kecamatan Tembalang termasuk Bentangalam yang terdapat di
dalam Kota Semarang, dengan kawasan Indonesia secara umum terbagi atas 7
berkepadatan sedang, dengan kegiatan unit bentukan morfologi yaitu:
Perwira Jurnal Sains &Teknik, Vol.3 (2) 2023, 6-17
https://ejournal.unperba.ac.id/index.php/pjse
ISSN Online 2775-8486
3. ANALISIS
3.1 Analisis Morfologi
Adanya berbagai macam aktivitas
warga untuk membangun permukiman atau
pembangunan lainnya di Kecamatan
Tembalang ditambah dengan kondisi iklim
dan keaneka ragaman jenis vegetasi sehingga
dapat mempengaruhi proses terbentuknya
bentuk lahan denudosional tersebut. Proses
pelapukan batuan, erosi dan gerakan tanah
berpengaruh terhapad iklim baik berupa Gambar 2. Peta Morfologi Kecamatan Tembalang
curah hujan dan perubahan temperatur
sehingga perubahan bentuk lahan dapat Morfografi adalah aspek morfologi
berubah dengan cepat. Bentuk lahan yang membahas bentuk lahan seperti dataran,
denudosional di Kecamatan Tembalang dapat lembah, perbukitan, pegunungan, dan sungai
dijumpai pada Kelurahan Meteseh, di daerah penelitian secara kualitatif.
Kelurahan Jangli, Kelurahan Sambiroto, Morfometri adalah aspek yang digunakan
Kelurahan Blusan dan Kelurahan Kramas. dari klasifikasi relief sebagai bentukan
morfologi di daerah penelitian secara
Bentuk lahan fluvial di Kecamatan kuantitatif. Morfografi dan morfologi ini
Tembalang dapat diamati dari adanya sungai terdiri dari tujuh jenis kelerengan yaitu datar
atau air yang mengalir dan menghasilkan (0-2%) dengan tinggi <50 meter,
bentang alam yang unik sebagai akibat aliran bergelombang landai (3-7%) dengan tinggi 5-
air sungai tersebut. Bentuk lahan ini dibentuk 50 meter, bergelombang miring (8-13%)
dari proses erosi dan sedimentasi oleh dengan tinggi 25-75 meter, perbukitan landai
perantara air. Bentuk lahan fluvial dapat (14-20%) dengan tinggi 50-200 meter,
dijumpai pada daerah-daerah yang memeliki perbukitan terjal (21-55%) dengan tinggi
aliran air meliputi sekitaran Kali 200-500 meter, pegunungan sangat terjal (55-
Kedungmundu, sekitaran Kali Jetak, 140%) dengan tinggi 500-1000 meter, dan
sekitaran Kali Watubadak, sekitaran Kali pegunungan sangat curam (>140%) dengan
Talang dan Kali Pengkol. Jenis bentukan tinggi >1000 meter (Juenda & Harnani,
bentuk lahan fluvial yang dapat diamati di 2022).
Kecamatan Tembalang meliputi berupa point
bar (mengikuti aliran sungai) dengan adanya Tabel 3.1 Klasifikasi Relief Berdasarkan
meander (pola berkelok-kelok). Morfometri dan Morfografi
Bentuk lahan struktural di Kecamatan
Tembalang dapat diamati dari adanya bekas Klasifikasi Relief Persen Beda Tinggi
Lereng (m)
lipatan dan patahan akibat gerakan dalam (%)
permukaan tanah. Juga diamati dengan Datar/hampir datar 0-2 <50
adanya jenis perlapisan batuan sedimen yang Dataran 3-7 5-50
berbeda. Selain itu dapat diketahui Bergelombang landai
keberadaannya dari pola garis/sifat kontur Dataran 8-13 25-75
pada peta topografi dimana lapisan horizontal Bergelombang miring
dapat diidentifikasi oleh permukaan datar Perbukitan Landai 14-20 50-200
dengan garis kontur yang sedikit, tebing yang Perbukitan Terjal 21-55 200-500
terjal, bervariasi dan bergelombang Pegunungan sangat 56-140 500-1000
(dipengaruhi oleh resisten batuan) denga pola terjal
kontur yang menyesuaikan dan relatif sama. Pegunungan sangat >140 >1000
curam
Sumber: Juenda & Harnani (2022)
Perwira Jurnal Sains &Teknik, Vol.3 (2) 2023, 6-17
https://ejournal.unperba.ac.id/index.php/pjse
ISSN Online 2775-8486