Anda di halaman 1dari 4

Nama : Diana Novita Rachmawati

NIM : 10010320006
Jawaban
1. teori ruang publik adalah teori yang dicetuskan oleh Habermas yang menekankan
komunikasi terhadap diskusi menjadi imbal balik dari realitas sosial yang mana
terletak dalam beberapa sub poin seperti sosial, politik, budaya, ekonomi serta
seterusnya dan berdampak besar pada kehidupan manusia revolusi peradaban dunia
didorong oleh adanya kemajuan teknologi, tekologi berdampak sangat besar bagi
perkembangan aktivitas serta interaksi manusia khususnya untuk kaum milenial, dari
masa tradisional ke modern sehingga menciptakan era digitalisasai, era digitalisasi
merupakan masa dimana segala sesuatu menggunakan alat alat teknologi segala aktivitas
dan interaksi manusia bisa diterapkan tanpa harus memikirkan limit seperti waktu atau
ruang sekalipun, digitalisasi menyediakan cara baru dalam berinteraksi, segala sesuatu
menjadi lebih cepat dan efisien, baik dalam bidang edukasi, perniagaan, kulturisasi,
sosial, politik dan masih banyak lagi.
Contoh bentuk produk digitalisasi adalah adanya aplikasi tiktok, shoppe, serta aplikasi
zoom:
a) Tiktok merupakan platform yang menyediakan berupa video trending dan berita
terkini selain itu dalam aplikasi tiktok kita dapat bertransaksi menjual barang ataupun
membeli barang.
b) Shoppe merupakan platform perbelanjaan di dalamnya kita dapat menemukan dan
membeli berbagai produk dengan harga serta kualitas yang bervariasi tanpa harus
bertatap muka dengan penjualnya.
c) Zoom merupakan platform untuk berdiskusi bertatap muka secara online yang secara
fleksibel bisa digunakan di mana saja, dengan syarat ada smartphone dan kuota serta
jaringan yang bagus.
Segala sesuatu yang ada di dunia ini mempunyai manfaat, resiko, dampak, hal positif dan
negatif, serta kelebihan dan kekurangan. Adapun kekurangan dari era digitalisasi ini
diantaranya:
a) Menimbulkan banyak berita yang kurang relefan kebenarannya (hoax), data yang
diinformasikan dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain untuk tujuan
komersial, memberikan informasi pribadi, mengungkapkan informasi dengan tujuan
pencemaran nama baik, membahas hal-hal sepele yang sengaja dibesar-besarkan, dan
masih banyak lagi aktivitas lainnya yang mempengaruhi opini publik, memunculkan
kejahatan berbasis online seperti pelecehan, bullying dan juga hack identitas
seseorang
b) Menimbulkan jiwa kompetetif, menimbulkan gaya hidup konsumtif pada masyarakat
demi mendaptkan pengakuan atau status sosial yang lebih tinggi dari orang lain
c) Menimbulkan gap antara dunia nyata dengan dunia maya, kemampuan dan minat
bersosial masyarakatnya akan berkurang, dapat mengancam skill seseorang untuk
berkomunikasi secara verbal.
Maka dari itu diperlukan adanya kontrol diri pada setiap orang dalam menggunakan
produk digital kemudahan yang didapatkan dari era digital ini harus dimanfaatkan sebaik
baiknya Karena rasionalitas komunikatif ini sudah tertanam dalam pikiran manusia dan
dalam kemampuannya berkomunikasi satu sama lain, maka rasionalitas komunikatif ini
tidak dapat dihilangkan selama manusia masih ada. Dalam komunikasi, Habermas
menekankan pentingnya membuat tiga klaim validitas: klaim kejujuran, keakuratan, dan
kebenaran. Tanpa pengawasan dan bimbingan orang tua, penggunaan platform digital
seperti media sosial dan aplikasi tertentu dapat menimbulkan dampak negatif bagi anak,
termasuk kemerosotan moral dan/atau perubahan karakter. Selain itu, aplikasi dan media
sosial tertentu tentunya dapat dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran. Orang tua
sangat memperhatikan hal ini untuk mencegah anak-anak mereka menjadi ketergantungan
pada teknologi.
Penanggulangannya bisa melakukan
a) memfilter segala informasi yang didapat dan mengecek kebenarannya
b) lebih mementingkan kebutuhan daripada keinginan, bersikap apa adanya, menaikkan
derajat diri dengan prestari dan kebaikan dengan penuh suportif
c) tidak terlalu bertumpu pada kenyamanan yang ada pada teknologi, sebisa mungkin
berinteraksi dengan baik dengan lingkungan sekitar bisa dengan cara membatasi jam
bermain sosmed, game, dll

2. Tantangan sektor pertanian tidak hanya pada iklim dan harga pasarnya yang tidak
menentu dalam beberapa penelitian menununjukkan usia petani di dominasi oleh usia tua
faktor utamanya adalah rendahnya minat generasi muda menjadi petani, tidak hanya
orang awam yang tidak tau menau soal pertanian, jika dilihat dari mahasiswa sarjana
pertanian saja tidak memiliki minat terjun ke dalam bidang pertanian dikarenakan merasa
kurang akan pengetahuan mereka, rendahnya tingkat kepercayaan diri, kekurangan modal
untuk bertani.
Hal ini dapat menjadi ancaman yang cukup serius untuk pertahanan pangan indonesia,
dikarenakan petani berusia tua memiliki keterbatasan tenaga sehingga kurang produktif
dan efisien dalam menghasilkan produk pangan, selain itu para petani berusia tua ini juga
kurang berminat untuk membeli tenaga mesin modern untuk membantu proses pengerjaan
bertani, kritis pangan indonesia juga dapat dibuktikan dengan meningkatnya persentase
import kebutuhan pangan, sedangkan seharusnya indonesia perlu mencapai swasembada
pangan.
Faktor faktor penyebab rendahnya minat kaum milenial bertani
a) pengetahuan dan kebiasaan aktivitas bertani
sebagian besar mahasiswa hanya di bekali dengan pengetahuan teori sedangkan
praktek lapangan sebagai petani kurang mengakibatkan masiswa kurang
berpengalaman dan kurang terlatik dalam pengolahan pertanian
b) kurangnya kepercayaan diri kaum milenial mengambil resiko dalam kegiatan bertani
seperti kegagalan panen akibat hama ataupun iklim yang tidak menentu, harga yang
tidak stabil, peermodalan usaha, kecelakaan kerja dll.
c) kurangnya suport dari keluarga dan orang terdekat, adanya anggapan atau stigma pada
masyarakat bahwa profesi petani hanya untuk orang berpendidikan rendah,
kebanyakan orang lebih memilih profesi yang pendapatannya stabil dan bergengsi
seperti PNS, guru, dokter, dan lain sebagainya.
d) membutuhkan sumber daya modal yang cukup besar dan hasil untungnya tidak
menentu.

Dalam ilmu sosiologi hubungannya dengan positivisme adalah cara berpikir yang
menekankan pada aspek faktual pengetahuan, khususnya pengetahuan ilmiah. Bisa juga
dikatakan bahwa positivisme menganggap ilmu pengetahuan alam empiris sebagai satu-
satunya pengetahuan yang mempunyai kebenaran valid. Dalam hal ini kita dapat melihat
bahwa hal tersebut berkaitan dengan tingkat kualitas sumber daya manusia (SDM) di
pedesaan, terbatasnya lahan yang dapat digarap (khususnya di Pulau Jawa), dan
rendahnya tingkat pendidikan para petani tua, yang merupakan fakta yang tidak banyak
berubah seiring berjalannya waktu. Padahal, tingkat pendidikan seorang petani
mempunyai pengaruh yang signifikan baik terhadap tingkat efisiensi usaha pertanian yang
mereka jalankan maupun sejauh mana keberhasilan petani dalam menyerap teknologi di
sektor pertanian. Selain itu, kedua aspek ini sangat penting bagi peningkatan produksi
yang pesat. dan kurangnya keterampilan manajemen pertanian pada generasi muda.
Teori kritis tidak menerima definisi dan pemahaman teori positivisme tradisional tentang
realitas, yang menyatakan bahwa realitas sosial ada "sebagaimana adanya" dan secara
alami. Teori kritis, sebaliknya, menegaskan bahwa realitas sosial hadir dan dialektis,
bahwa realitas sosial merupakan produk atau konstruksi individu individu dan aspek
kehidupan lain yang saling berhubungan dan kompleks, dan bahwa manusia memiliki
otonomi dan kebebasannya sendiri, yang didukung oleh Nalar, yang memungkinkan
manusia menciptakan perubahan sosial.
Teori sosial kritis dalam hal ini menyerukan fakta dan ilmu yang lebih update kepada
kaum milenial di mana mereka juga bisa memperbaiki nasibnya sendiri, dengan cara
memanfaatkan kemampuan kreativitas dan rasionalitas mereka. Teori kritis bisa
meningkatkan kesadaran terhadap realitas sosial masyarakat, Teori kritis telah membuka
jalan untuk kaum milenial dalam memilih profesi yang lebih sesuai dengan minat serta
kemampuan kaum milenial.

Anda mungkin juga menyukai