Anda di halaman 1dari 4

Menyikapi Berita Hoax dan Hate Speech di Era Revolusi Industry 4.

Oleh: Karsih Sulistiawati

Revolusi industry 4.0 agaknya sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat zaman
sekarang. Era yang sudah dimulai sejak tahun 2018 hingga sekarang ini sangat
mengedapankan teknologi dan media yang berbasis digital dengan internet sebagai penopang
utamanya. Perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat membawa banyak
perubahan di masyarakat terutama perilakunya, ditambah dengan banyaknya media-media
yang disuguhkan dalam bentuk digital semakin memudahkan mereka untuk berkomunikasi.
Pemenuhan kebutuhan seperti jual-beli, transaksi, atau hal lainnnya sudah tersedia dengan
mudah di media digital. Tanpa perlu bertemu dengan orang lain, hanya dengan meng-klik
aplikasi, satu kebutuhan akan terpenuhi.

Selain membawa perubahan bagi masyarakat, revolusi industry ini pun memberikan
perubahan juga di berbagai sector. Banyak sector yang merasa mendapatkan kemudahan
dengan terjadinya revolusi ini. Terdapat dua dampak yang diberikan dengan adanya revolusi
industry, baik itu positif ataupun negative.

Dampak positif adanya revolusi industry ini bisa dilihat dari kemudahan yang
diberikan dalam mengakses informasi di sebuah media digital baik gadget ataupun dengan
teknologi lainnya. Lalu ada peningkatan efektifitas dan efisiensi dalam segi produk dan
distribusi produk dikarenakan penggantian tenaga manusia dengan teknologi mesin. Revolusi
industry pun dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi. Disamping dampak positif yang
diberikan, ada juga dampak negative yang ditimbulkan, yaitu rentannya serangan oleh siber
yang dikarenakan oleh proses produksi yang menggunakan mesin teknologi sehingga harus
ada pengamanan yang tinggi. Adanya urbanisasi, yaitu peningkatan jumlah populasi di kota
menjadi besar. Hal itu dikarenakan terbatasnya lapangan pekerjaan di desa sehingga membuat
masyarakat yang tinggal di desa memilih pergi ke kota karena berpikir kehidupan di kota
akan lebih baik dengan fasilitas yang memadai. Dampak paling urgent yang perlu disorot
oleh kita adalah dampaknya pada lingkungan, seperti limbah dalam jumlah besar, polusi
udara, tanah dan air yang mana hal tersebut dihasilkan dari penggunaan mesin teknologi
dalam suatu industry.

Era revolusi industry 4.0 tidak dapat dipisahkan dari yang namanya internet, karena
internet tersebut sudah sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari masyarakat.
Mayoritas masyarakat menggunakan internet ini untuk membantu dalam mengerjakan dan
menyelesaikan aktifitasnya secara efektif. Penggunaan internet ini pun sudah banyak
dilakukan oleh berbagai macam kalangan, baik dari kalangan anak-anak hingga orang
dewasa. Media yang berbasis digital tidak akan berjalan tanpa adanya internet. Oleh karena
itu, keberadaan internet di era sekarang pun merupakan bagian terpenting yang tidak boleh
dilewatkan. Seperti ketika ingin mengakses suatu informasi, kita bisa dengan sangat mudah
melakukannya dimana pun dan kapanpun asalkan jaringan internet tetap terhubung. Internet
pun telah menjadi sumber referensi utama untuk mengakses berita dan informasi.

Disamping banyaknya manfaat yang diberikan oleh internet, tentu ada dampak-
dampak negative yang diberikan. Penggunaan internet yang tidak terkontrol serta kurangnya
pemantauan dari orang dewasa, terkhusus jika yang menggunakan internet tersebut anak-anak
dibawah umur akan banyak memberikan dampak negative seperti timbulnya cyber crime
dalam kasus penipuan online, peretasan akun oleh tangan-tangan jail, dan sebagainya. Hal
tersebut tentu perlu perhatian lebih karena mengingat betapa berdampaknya internet di era
sekarang pada kemajuan bangsa.

Penggunaan teknologi serta internet di zaman sekarang sudah seperti makanan setiap
hari bagi masyarakat Indonesia. Terlebih tidak ada batasan umur untuk para penggunanya.
Dengan adanya internet, masyarakat lebih mudah untuk mengakses media social berbasis
digital sebagai sumber informasi yang paling mudah di akses. Hampir seluruh masyarakat
semakin mengandalkan internet untuk memenuhi kebutuhan dirinya dengan mencari
kesenangan yang instan. Banyaknya aplikasi yang disediakan membuat masyarakat semakin
gencar untuk mencari informasi dan menyebarkannya dengan sangat mudah tanpa
memperhatikan apakah berita atau informasi yang di sampaikannya tersebut valid atau hanya
informasi yang berisi kebohongan semata atau lebih dikenal sebagai berita hoax.

Hoax juga dapat dikategorikan sebagai bentuk Cyber Crime yang berdampak pada
kehidupan social masyarakat. Banyaknya infromasi yang bersifat anonymous, membuat
penyebaran hoax di media social begitu cepat tersebar. Berita hoax ini pun tidak hanya
tersebar di melalui media online biasa, tapi terkadang media arus utama pun terkontaminasi
menerbitkan berita hoax. Seperti yang kita ketahui bahwa berita hoax ini memberikan efek
samping yang negative seperti dapat menimbulkan keresahan, menciptakan permusuhan dan
perpecahan antar masyarakat. Selain itu, masyarakat pun kebingungan dalam mencerna
informasi yang didapatkan apabila ada dua berita tersebut saling bertolak belakang. Sangat
disayangkan, media social yang seharusnya menjadi symbol kebebasan masyarakat dalam
menyampaikan aspirasi pikirannya, pendapat dan tempat untuk mengakses informasi justru
menjadi senjata makan tuan bagi persatuan negeri.

Berbicara mengenai hoax, istilah ini tentu saja tidak jauh dari istilah ujaran kebencian
atau hate speech. Ujaran kebencian sebagai mana kita tahu merupakan istilah yang merujuk
pada tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok dalam mengkomunikasikan suatu
ekspresi dalam bentuk non-verbal yang berisikan hasutan, hinaan, ataupun berbentuk
provokasi. Dengan kemajuan teknologi di era revolusi industry 4.0, berita hoax dan ujaran
kebencian sangat mudah ditemukan di berbagai macam media terutama media social.
Masyarakat yang aktif dalan menggunakan teknologi atau media social seperti remaja, tentu
mereka akan terbiasa dengan memberikan komentar, berbagi dan memberikan kritik dalam
suatu konten atau berita yang sedang banyak diperbincangkan. Tentu kebiasaan seperti ini
akan berbahaya jika sudah berlebihan terutama dengan konten yang tidak disukainya. Ujaran
kebencian atau hate speech ini bisa menjadi jejak digital apabila kita tidak berhati-hati dalam
meninggalkan komentar. Fenomena seperti ini tentu sangat memprihatinkan dan butuh
perhatian lebih dari pemerintah agar hal-hal seperti itu tidak banyak terjadi lagi.

Sebagai umat muslim, berita hoax dan ujaran kebencian ini dilarang dalam al-Quran
dan menjadi salah satu perbuatan yang tidak diperbolehkan dalam berbagai aspek kehidupan.
penyikapan terhadap fenomena hoax bisa dilihat dari salah satu ayat dalam Alquran yaitu Q.S
Al-Hujarat ayat 6. Pada dasarnya ayat ini memerintahkan kita untuk selalu mengambil berita
dari sumber terpercaya dan diakui keabsahannya. Selain itu dalam menyikapi suatu berita
hoax, kita jangan selalu menelan mentah-mentah informasi dan berita yang didapatkan dari
berbagai maca sumber, lalu kita juga perlu melakukan cross check terlebih dahulu pada suatu
informasi atau berita untuk dipastikan kebenarannya, dan yang paling penting adalah kita
perlu menyaring informasi sebelum men-share ke media-media social lainnya.

Selain cara penyikapan berita hoax, kita juga perlu strategi dalam menyikapi ujaran
kebencian dari orang lain. Fenomena ini pun di jelaskan dalam Alquran yaitu Q.S Ad-
Dzariyat ayat 54-55. Secara singkat inti dari penafsiran ayat ini adalah menghindari orang-
orang yang melakukan tindakan tersebut agar kita tidak melakukan hal serupa, lalu kita juga
perlu menasehati mereka agar tidak mengulangi tindakan buruknya tersebut.

Walaupun kita hidup di zaman yang serba canggih dan mudah dalam mengakses
informasi, hal tersebut merupakan sebuah tantangan yang besar juga bagi kita. Seperti dalam
menyikapi informasi hoax dan ujaran kebencian di media social, hal tersebut menuntut kita
untuk selalu bersikap kritis dalam bertindak, selalu menebarkan perkataan yang baik dan
benar serta saling mengingatkan satu sama lain. Jangan menyebarkan berita atau infromasi
yang kalian sendiri tidak yakin kebenarannya dan Berkatalah yang Baik, jika Tidak maka
lebih baik Diam.

Anda mungkin juga menyukai