Anda di halaman 1dari 14

MENGGALI PELUANG DAN ANCAMAN DENGAN

ANALISIS SWOT

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA : AULYA RANINTA BR KARO
KELAS: XI TKJ AXIOO
MAPEL: PKWU

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TELEKOMUNIKASI


( SMK TELKOM) MEDAN
T.P 2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Analisa SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) telah
menjadi salah satu alat yang berguna dalam dunia industri. Namun demikian tidak
menutup kemungkinan untuk digunakan sebagai aplikasi alat Bantu pembuatan
keputusan dalam pengenalan program-program baru di lembaga pendidikan
kejuruan.
Proses penggunaan manajemen analisa SWOT menghendaki adanya suatu
survei internal tentang strengths (kekuatan) dan weaknesses (kelemahan) program,
serta survei eksternal atas opportunities (ancaman) dan threats
(peluang/kesempatan). Pengujian eksternal dan internal yang terstruktur adalah
sesuatu yang unik dalam dunia perencanaan dan pengembangan kurikulum
lembaga pendidikan.
Lingkungan eksternal mempunyai dampak yang sangat berarti pada sebuah
lembaga pendidikan. Selama dekade terakhir abad ke duapuluh, lembaga-lembaga
ekonomi, masyarakat, struktur politik, dan bahkan gaya hidup perorangan
dihadapkan pada perubahan-perubahan baru. Perubahan dari masyarakat industri
ke masyarakat informasi dan dari ekonomi yang berorientasi manufaktur ke arah
orientasi jasa, telah menimbulkan dampak yang signifikan terhadap permintaan
atas program baru.
Para administrator atau pengelola sekolah kejuruan harus berperan sebagai
penggagas atau inovator dalam merancang masa depan lembaga yang mereka
kelola. Strategi-strategi baru yang inovatif harus dikembangkan untuk memastikan
bahwa lembaga pendidikan akan melaksanakan tanggung jawab untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat mendatang khusunya pada abad 21 dan setelahnya. Untuk
melakukan hal ini, antara lain dibutuhkan sebuah pengujian mengenai bukan saja
lingkungan lembaga pendidikan itu sendiri tetapi juga lingkungan eksternalnya
(Brodhead, 1991).

B. RUMUSAN MASALAH
Untuk mencapai suatu kesuksesan tidak begitu mudah tetapi tentunya
melalui proses yang optimal, seperti halnya di dalam mengelola surat kabar pada
suatu bisnis, faktor yang mempengaruhi analisis SWOT, di antaranya faktor
internal dan faktor eksternal. Dari beberapa faktor tersebut, penulis sangat tertarik
untuk mengetahui tentang Analisis SWOT. Masalah tersebut cukup menarik untuk
di teliti, dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki penulis. Sesuai dengan tugas yang
diberikan, maka penulis akan membatasi pada pokok masalah, yaitu “Analisis
SWOT dalam memanajemen surat kabar”.

C. TUJUAN PENULISAN
Maksud dan tujuan penulisan makalah Analisis SWOT dalam Manajemen
surat kabar ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Proses Perencanaan Strategi Mutu.
2. Untuk mengetahui lebih dalam masalah lingkungan eksternal dan internal
3. Untuk mengetahiu sejauh mana ancaman yang dihadapi oleh suatu lembaga
pers baik ancaman dari lembaga itu sendiri maupun dari luar lembaga
4. Untuk mengetahui secara detail tentang Analisis SWOT

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis SWOT


Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi
bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths,
weaknesses, opportunities, dan threats).
Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis
atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung
dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah
berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya
dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan
(strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang
(opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang
mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada,
selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats)
yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses)
yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah
ancaman baru.
Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada
Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan
data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500. Demikian seperti yang
SerbaSeru.Com kutip dari laman Wikipedia Indonesia.

B. Ruang Lingkup dan Tujuan


Lingkungan organisasi pendidikan selalu berubah dari tahun ke tahun. Yang
dimaksud dengan lingkungan adalah alam fisik, tumbuh-tumbuhan, binatang dan
manusia dengan kebudayaannya. Di antara jenis lingkungan yang paling pesat
berkembang adalah manusia dengan kebudayaannya. Perkembangan jenis
lingkungan inilah terutama yang memberi tantangan bagi para manajer lembaga
pendidikan dalam mengubah struktur organisasi. Perubahan lingkungan pendidikan
indonesia yang menonjol ialah :
1) perubahan ilmu dan teknologi dunia,
2) perkembangan kehidupan dan cara hidup masyarakat,
3) penyempurnaan pelaksanaan pendidikan,
4) peningkatan pendidikan afeksi untuk mengimbangi perkembangan kognisi dan,
5) pembinaan generasi penerus agar mampu meneruskan pembangunan.
Para manajer pendidikan harus responsif terhadap perubahan-perubahan itu
dan berusaha menjawab tantangan-tantangan itu dengan cara mengubah atau
menyesuaikan struktur organisasinya, membentuk struktur baru yang cocok untuk
peningkatan pendidikan yang lebih tepat dengan tuntutan zaman.
Demikian tak terkecuali bagi pondok pesantren yang merupakan lembaga
pendidikan Islam tertua di Indonesia juga mempunyai tanggung jawab terhadap
perubahan dan rekayasa sosial. Karena memiliki model pendidikan dan cara belajar
santri, pesantren selayaknya menjadi lembaga tafaqquh fiddin dalam arti luas
bukan hanya dimaknai menjadi lembaga pendidikan fiqih. Dalam kaitannya
dengan respon keilmuan pesantren terhadap dinamika modernitas, terdapat dua hal
penting yang harus diperhatikan. Dimana keduanya merupakan upaya kultural
keilmuan pesantren, sehingga keilmuan pesantren tetap menemukan relevansinya
dengan perkembangan kontemporer. Penentuan arah pengembangan suatu lembaga
sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.
Lingkungan internal adalah suatu kekuatan yang berada di luar lembaga dimana
lembaga tidak mempunyai pengaruh sama sekali terhadapnya sehingga perubahan-
perubahan yang terjadi pada lingkungan ini akan mempengaruhi kinerja lembaga.
Sedangkan lingkungan eksternal adalah lebih pada analisa intern lembaga
dalam rangka menilai atau mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari tiap-tiap
unit kerja.Ada dua faktor yang membuat analisa lingkungan menjadi suatu analisa
penting dalam pengembangan sebuah lembaga terutama lembaga pendidikan. Yang
pertama organisasi atau lembaga tidak berdiri sendiri tetapi berinteraksi dengan
bagian-bagian dari lingkungannya dan lingkungan itu sendiri selalu berubah setiap
saat dan yang kedua pengaruh lingkungan yang sangat rumit dan komplek dapat
mempengaruhi kinerja banyak bagian yang berbeda dari sebuah lembaga.
Dalam melakukan analisa eksternal, perusahaan menggali dan
mengidentifikasikan semua opportunity (peluang) yang berkembang dan menjadi
trend pada saat itu serta treath (ancaman) dari para pesaing. Sedangkan analisa
internal lebih menfokuskan pada identifikasi strength (kekuatan) dan weakness
(kelemahan) dari perusahaan. Telaah lingkungan internal (PLI) adalah mencermati
(scanning) kekuatan dan kelemahan di lingkungan internal organisasi sendiri yang
dapat dikelola manajemen meliputi antara lain:
a. Struktur organisasi termasuk susunan dan penempatan personelnya.
b. Sistem organisasi dalam mencapai efektifitas organisasi termasuk efektivitas
komunikasi internal.
c. Sumber daya manusia, Sumber daya alam, tenaga terampil dalam tingkat
pemberdayaan sumber daya, termasuk komposisi dan kualitas sumber daya
manusianya.
d. Biaya operasional berikut sumber dananya.
e. Faktor-faktor lain yang menggambarkan dukungan terhadap proses kinerja/misi
organisasi yang sudah ada, maupun yang secara potensial dapat muncul di
lingkungan internal organisasi seperti teknologi yang telah digunakan sampai saat
ini.
Telaah Lingkungan Eksternal (PLE) adalah mencermati (scanning) peluang
dan tantangan yang ada di lingkungan eksternal organisasi sendiri (yang tidak
dapat dikelola manajemen) yang meliputi berbagai faktor yang dapat
dikelompokkan dalam bidang/aspek.
a. Task Environment, secara langsung berinteraksi dan mempengaruhi organisasi
seperti: Klien, Konsumen, Stakeholder, pesan Pelanggan.
b. Societal Envirnment, pada umumnya terdiri dari beberapa elemen penting
seperti Ekonomi, Teknologi, Sosial Budaya, Politik.
1) Economic Environment, merupakan suatu kerawanan bagi kebanyakan
organisasi, dan analisisnya paling sulit dilakukan, karena menyangkut ekonomi
tingkat nasional. Misalnya, masalah keuangan negara, tingkat inflasi, suku bunga,
dan sebagainya.
2) Technological Environment, merupakan hal yang tidak kalah pentingnya
dibandingkan dengan economic environment. Kemajuan teknologi yang dapat
sangat pesat pada saat ini menuntut organisasi untuk selalu mengikuti perubahan
teknologi ini agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
3) Social Environment, menjadi yang paling penting dalam kehidupan organisasi
karena menyangkut perilaku sosial dan nilai-nilai budaya (social attitude and
values). Transparasi/keterbukaan merupakan suatu tuntutan baru, terutama
terhadap pemerintahan, sementara kritik masyarakat harus diperhatikan, dan
adanya tuntutan akan peningkatan ”quality of life”yang semakin gencar.
4) Political Environment, merupakan kebijakan-kebijakan pemerintah yang
berkaitan dengan bidang kegiatan organisasi, misalnya kebijakan perpajakan
moneter, perizinan, yang mempunyai dampak jangka panjang pada efektivitas
organisasi. Hal ini akan terasa pada organisasi yang bidang kegiatannya telah
diatur oleh pemerintah (termasuk administrasi dan organisasi publik sebagai aparat
pemerintah), karena organissasi organisasi ini akan tergantung pada kehidupan
politik pemerintah. Dari analisa lingkungan internal dan eksternal inilah akan
menghasilkan isu-isu strategik dalam suatu organisasi atau lembaga.
Disamping itu dari identifikasi kekuatan, kelemahan, kesempatan dan
kendala tersebut akan diambil langkah-langkah strategis yang diperlukan untuk
kemajuan dan berkembangnya organisasi atau lembaga.
Hampir semua lembaga maupun pengamat bisnis dalam pendekatannya
banyak menggunakan analisis SWOT. Hal tersebut di lakukan oleh semua lembaga
maupun pengamat bisnis, untuk mengkaji kekuatan dan kelemahannya pada
lembaga tersebut, sebelum menentukan tujuan dan menggariskan tindakan
pencapaian tujuan, yang merupakan konsekuensi logis yang perlu di tempuh
perusahaan agar supaya lancar didalam operasionalnya.
Lingkungan eksternal mempunyai dampak yang sangat berarti pada sebuah
lembaga pendidikan. Selama dekade terkhir abad ke dua puluh, lembaga-lembaga
ekonomi, masyarakat, struktur politik, dan bahkan gaya hidup perorangan
dihadapkan pada perubahan-perubahan baru. Perubahan masyarakat industri ke
masyarakat informasi dan dari ekonomi yang berorientasi manufaktur ke arah
orientasi jasa, telah menimbulkan dampak yang signifikan terhadap permintaan
atas program baru pendidikan kejuruan yang ditawarkan (Martin, 1989).
Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opprtunities, and Threats) telah
menjadi salah satu alat yang berguna dalam dunia industri. Namun demikian tidak
menutup kemungkinan untuk digunakan sebagai aplikasi alat bantu pembuatan
keputusan dalam pengenalan program-program baru di lembaga pendidikan. Proses
penggunaan manajemen analisis SWOT menghendaki adanya suatu survei internal
tentang Strengths (kekuatan) dan Weaknesses (klemahan) program, serta survei
eksternal atas Opportunities (ancaman) dan Thterats
(peluang/kesempatan) .Pengujian eksternal dan internal yang struktur adalah
sesuatu yang unik dalam dunia perencanaan dan pengembangan kurikulum
lembaga pendidikan.
Para pendidik harus berperan sebagai penggagas atau innovator dalam
merancang masa depan lembaga yang mereka kelola. Strategi-strategi baru yang
inovatif harus dikembangkan harus memastika bahwa lembaga pendidikan akan
melaksanakan tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan masyarakat mendatang
khususnya pada abad 21 dan setelahnya. Untuk melakukan hal ini, antara lain
dibutuhkan sebuah pengujian mengenai bukan saja lingkungan lembaga
pendidikan itu sendiri tetapi juga lingkungan eksternalnya (Brodhead,1991).
Analisis kekuatan, kelemahan, kesempatan/peluang, dan ancaman atau SWOT
(juga di kenal sebagai analisis TWOS dalam beberapa buku manajemen),
menyediakan sebuah kerangka pemikiran untuk para administrator pendidikan
dalam memfokuskan secara lebih baik pada layanan kebutuhan dalam masyarakat.
Meskipun sebenarnya analisa ini banyak di tujukan untuk penerapan dalam
bisnis, ide penggunaan perangkat ini dalam bidang pendidikan bukanlah hal yang
sama sekali baru. Sebagai contoh, Gorski (1991) menyatakan pendekatan ini untuk
meningkatkan minat dalam masyarakat untuk memasuki sekolah dan lembaga-
lembaga pendidikan. Perangkat manajemen yang sedianya ditujukan untuk bidang
industri sering kali bisa diolah untuk diterapkan dalam bidang pendidikan, karena
adanya kemiripan yang fundamental dalam tugas-tugas administraitf. SWOT
adalah teknik yang sudah sederhana, mudah dipahami, dan juga bisa digunakan
dalam merumuskan strategi-strategi dan kebijakan-kebijakan untuk pengelolaan
pegawai administrasi (administrator). Sehingga, SWOT di sini tidak mempunyai
akhir, artinya akan selalu berubah sesuai dengan tuntutan jaman.

C. Faktor-Faktor Analisis SWOT


Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:
 Strengths (kekuatan) merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi,
proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor
yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
 Weakness (kelemahan) merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam
organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada.Kelemahan yang dianalisis
merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis
itu sendiri.
 Opportunities (peluang) merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang
yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek
atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi
lingkungan sekitar.
 Threats (ancaman) merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini
dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
 setelah itu dibuat pemetaan analisis SWOT maka dibuatlah tabel matriks dan
ditentukan sebagai tabel informasi SWOT. Kemudian dilakukan pembandingan
antara faktor internal yang meliputi Strength dan Weakness dengan faktor luar
Opportunity dan threat. Setelah itu kita bisa melakukan strategi alternatif untuk
dilaksanakan. Strategi yang dipilih merupakan strategi yang paling menguntungkan
dengan resiko dan ancaman yang paling kecil.
Selain pemilihan alternatif analisis Swot juga bisa digunakan untuk
melakukan perbaikan dan improvisasi. dengan mengetahui kelebihan (Strength dan
opportunity) dan kelemahan kita (weakness dan threat), maka kita melakukan
strategi untuk melakukan perbaikan diri. Mungkin salah satu strateginya dengan
meningkatkan Strength dan opportunity atau melakukan strategi yang lain yaitu
mengurangi weakness dan threat.

D. Faktor Lingkungan dalam Analisis SWOT


Walaupun terdapat beberapa metode penentuan faktor SWOT, secara umum
terdapat keseragaman bahwa penentuan tersebut akan tergantung dari faktor
lingkungan yang berada di luar institusi. Faktor lingkungan eksternal mendapatkan
prioritas lebih dalam penentuan strategi karena pada umumnya faktor-faktor ini
berada di luar kendali institusi (exogen) sementara faktor internal merupakan
faktor-faktor yang lebih bisa dikendalikan.
Faktor-faktor yang menjadi kekuatan-kelemahan peluang dan ancaman :
 Kekuatan dan Kelemahan. Kekuatan adalah faktor internal yang ada di dalam
institusi yang bisa digunakan untuk menggerakkan institusi ke depan. Suatu
kekuatan / strenghth (distinctive competence) hanya akan menjadi competitive
advantage bagi suatu institusi apabila kekuatan tersebut terkait dengan lingkungan
sekitarnya, misalnya apakah kekuatan itu dibutuhkan atau bisa mempengaruhi
lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat kekuatan yang dan
institusi tersebut memiliki core competence yang sama, maka kekuatan harus
diukur dari bagaimana kekuatan relatif suatu institusi dibandingkan dengan
institusi yang lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak semua kekuatan yang
dimiliki institusi harus dipaksa untuk dikembangkan karena adakalanya kekuatan
itu tidak terlalu penting jika dilihat dari lingkungan yang lebih luas. Hal-hal yang
menjadi opposite dari kekuatan adalah kelemahan. Sehingga sama dengan
kekuatan, tidak semua kelemahan dari institusi harus dipaksa untuk diperbaiki
terutama untuk hal-hal yang tidak berpengaruh pada lingkungan sekitar.
 Peluang dan Ancaman. Peluang adalah faktor yang di dapatkan
denganmembandingkan analisa internal yang dilakukan di suatu institusi (strenghth
danweakness) dengan analisa internal dari kompetitor lain. Sebagaimana
kekuatanpeluang juga harus diranking berdasarkan success probbility, sehingga
tidak semua peluang harus dicapai dalam target dan strategi institusi. Peluang
dapatdikatagorikan dalam tiga tingkatan :
 Low, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang kecil dan
peluangpencapaiannya juga kecil.
 Moderate : jika memiliki daya tarik dan manfaat yang besar namunpeluang
pencapaian kecil atau sebaliknya.
 Best, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang tinggi serta
peluangtercapaianya besar.
 Ancaman adalah segala sesuatu yang terjadi akibat trend
perkembangan (persaingan) dan tidak bisa dihindari. Ancaman juga bisa dilihat
dari tingkat keparahan pengaruhnya (serousness) dan kemungkinan terjadinya
(probability of occurance). Sehingga dapat dikatagorikan :
 Ancaman utama (major threats), adalah ancaman yang kemungkinanterjadinya
tinggi dan dampaknya besar. Untuk ancaman utama ini,diperlukan beberapa
contingency planning yang harus dilakukan institusiuntuk mengantisipasi.
 Ancaman tidak utama (minor threats), adalah ancaman yang dampaknyakecil
dan kemungkinan terjadinya kecil.
 Ancaman moderate, berupa kombinasi tingkat keparahan yang tingginamun
kemungkinan terjadinya rendah dan sebaliknya.
Sehingga dari kacamata analisa lingkungan eksternal dapat dijelaskan bahwa :
 Suatu institusi dikatakan memiliki keunggulan jika memiliki majoropportunity
yang besar dan major threats yang kecil.
 Suatu institusi dikatakan spekulatif jika memiliki high opportunity danthreats
pada saat yang sama.
 Suatu institusi dikatakan mature jika memiliki low opportunity dan threat.
 Suatu institusi dikatakan in trouble jika memiliki low opportinity dan
highthreats.
Tujuan penetapan visi antara lain adalah :
(1) mencerminkan apa yang akan dicapai
(2) memberikan arah dan fokus strategi yang jelas
(3) menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategik
(4) memiliki orientasi terhadap masa depan.
Meskipun sifatnya adalah impian, visi harus memenuhi kriteria di antaranya adalah
:
a) Dapat dibayangkan oleh seluruh anggota organisasi
b) Mengandung nilai yang diinginkan oleh anggota organisasi
c) Memungkinkan untuk dicapai
d) Terfokus pada efisiensi, efektivitas dan ekonomis
e) Berwawasan jangka panjang tetapi tidak mengabaikan perkembangan zaman
f) Dapat dikomunikasikan dan dimengerti oleh seluruh anggota organisasi.
Dari visi akan dituangkan cara yang digunakan institusi dalam mencapai
visi. Secara konseptual cara tersebut akan tertuang dalam misi dan secara aplikatif
akan terlihat dalam strategi.

E. Metode Survey
Untuk mendapatkan informasi dari berbagai narasumber melalui analisis
SWOT di atas digunakan metode survey dengan frame sample pihak-pihak
(stakeholders) yang bisa memberikan penilaian aspek internal dan eksternal yang
mempengaruhi kinerja suatu institusi atau lembaga. Untuk itu, dibutuhkan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Melakukan Focus Group Discussion (FGD) untuk mendapatkan gambaran awal
dari peta permasalahan yang ada di institusi. FGD harus dilakukan
dengankomprehensif artinya melibatkan seluruh stakeholders sehingga peta
yang terbentuk telah mewakili seluruh kepentingan stakeholders. Karena
sifatnya yang bersumber dari informasi kualitatif pemilihan responden yang
credible sangat mempengaruhi hasil akhir dari analisa SWOT sehingga hendaknya
harus dilakukan dengan beberapa kualifikasi.
2. Pembuatan kuesioner SWOT berdasarkan informasi yang telah
dikumpulkan dalam FGD. Secara umum kuesioner ini memiliki katagorisasi
penilaian sebagai berkut :
 Penilaian faktor internal dan eksternal. Di sini responden membrikanpreferensi
opini terhadap faktor-faktor internal dan eksternal dari institusi pada saat ini dan
perkiraan di masa mendatang.
 Penilaian urgensi. Di sini responden diminta untuk menilai tingkat urgensifaktor
tersebut untuk ditangani. Penilaian ini berhubungan dengan skalaprioritas dalam
menyelesaikan persoalan-persoalan pembangunan yangtercermin melalui faktor-
faktor yang dinilai.
Faktor inilah yang kemudian terkatagori sebagai kekuatan atau
kelemahan (dari analisa internal) dan peluang atau ancaman (dari analisa eksternal)
:
 Setelah kuesioner terisi dan terkumpul semua, penilaian faktor dilakukan
denganmeranking bobot penilaian pada ”penilaian responden” yang memiliki
nilaimaksimal 6 dan minimal 1. Faktor-faktor yang memiliki nilai di atas
median(atau rata-rata dilihat dari persebaran distribusi probabilitasnya) disebut
dengan”kekuatan” pada analisa internal dan ”peluang” pada analisa
eskternal.Sebaliknya faktor-faktor yang memiliki nilai penilaian di bawah median
disebutdengan ”kelemahan” pada analisa internal dan ”ancaman” pada
analisaeksternal.
 Membentuk suatu kuadran faktor pembangunan, yaitu suatu blok yangmenjelaskan
posisi dari kombinasi faktor internal dan eksternal pembangunan,dengan
kombinasi : kekuatan-peluang (S-O), kekuatan-ancaman (S-T),kelemahan-peluang
(W-O) dan kelemahan-ancaman (W-T). Sebelummenentukan kuadran
pembangunan, harus dilihat terlebih dahulu uji konsistensidari pengolahan
kuesioner SWOT.
 Membuat pola strategi pembangunan berdasarkan Indeks Penilaian
Kuadran.Prioritas strategi pembangunan berdasarkan skenario ini ditetapkan
denganmenjalankan kombinasi kebijakan dengan indeks nilai paling kecil
berurutan keyang paling besar. Dengan kata lain, daerah akan berusaha untuk
mengatasiseluruh faktor yang paling lemah yang dimiliki untuk kemudian beralih
padakombinasi strategi yang telah memiliki indeks baik/tinggi. Dari contoh di
atasstrategi pembangunan yang dilakukan institusi akan bergerak dari WT_
ST_WO_ SO.

F. Langkah-Langkah Penerapan Analisis SWOT


Langkah 1: Menyiapkan sesi SWOT
 SWOT kemungkinan akan menghabiskan waktu 50 - 60 menit.
 Peserta dibagi dalam kelompok dengan maksimum 6 orang per kelompok.
 Dengan menggunakan alat curah pendapat memilih pelayanan atau komponen
pelayanan yang akan dianalisa.
 Setiap kelompok membuat sebuah matriks SWOT sesuai dengan contoh.
 Siapkan kartu dan kertas flipchart untuk setiap kelompok.
 Tentukan seorang Pencatat. Tugas Pencatat adalah mengisi matriks SWOT.
Langkah 2: Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
• Dengan menggunakan curah pendapat, tulis pada kartu semua kekuatan di
dalam organisasi (internal). Kekuatan bisa berupa, tenaga trampil, gaji, sarana.
Setelah kartu diisi tempelkan pada kertas flipchart.
• Setelah selesai menyusun kekuatan internal, dengan menggunakan curah
pendapat, daftarkan kelemahan di dalam organisasi (internal) pada kartu lalu
ditempelkan pada flipchart.
Langkah 3: Mengidentifikasi kesempatan dan ancaman
 Dengan menggunakan curah pendapat, daftarkan semua kesempatan di luar
organisasi (kesempatan ekstern) yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
pelayanan atau atasi sebuah masalah. Ini bisa berupa latihan, tenaga baru,
peraturan baru dan seterusnya.
 Dengan menggunakan curah pendapat, buatlah daftar ancaman di luar organisasi
(ancaman ekstern) yang dapat menghalangi pemecahan masalah.
Langkah 4: Melakukan ranking terhadap kekuatan, kelemahan, ancaman dan
peluang
 Daftarkan dalam kolom masing-masing: kekuatan, kelemahan, ancaman dan
peluang.
 Buatlah ranking setiap kolom. Yang perlu dipikirkan adalah pentingnya kesempatan
/ ancaman dan berapa besar kemungkinan kesempatan / ancaman tersebut memang
akan ada. Begitu juga dengan ancaman dan peluang.

Langkah 5: Menganalisis kekuatan dan kelemahan


• Masukan kekuatan dan kelemahan masuk matriks SWOT.
• Kekuatan diisi sesuai ranking yang telah dikerjakan, kekuatan yang paling besar
di atas, yang kurang besar di bawah.
• Setelah kekuatan diisi, disusul dengan kelemahan.
• Masukan kesempatan dan ancaman di dalam kolom.
• Hubungkan kekuatan dan kelemahan dengan kesempatan dan ancaman.
• Kombinasi di mana kekuatan bertemu dengan kesempatan adalah keadaan yang
paling positif. Keadaan ini harus dipelihara dengan baik supaya tetap ada.
• Kombinasi kelemahan dan ancaman adalah keadaan yang paling negatif dan
harus dihindari.
• Setiap kombinasi diperiksa ulang kalau memang merupakan jalan keluar untuk
mengurangi kelemahan atau ancaman.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Analisis SWOT sebuah bentuk analisis situasi dan kondisi yang bersifat
deskriptif (memberi gambaran), yang kemudian dikelompokkan menurut
kontribusinya masing-masing. sangat penting perannya dalam meningkatkan mutu
pendidikan karena analisis dan gambaran yang diberikan merupakan tolok ukur
dalam mengembangkan lembaga/satuan pendidikan lebih lanjut.Setelah analisis,
perlu dirumuskan visi,misi, tujuan, dan program kerja yang lebih
konkrit. Perkembangan hubungan atau interaksi antar unsur-unsur internal, yaitu
kekuatan dan kelemahan terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan
ancaman. Didalam penelitian analisis kita ingin memproleh hasil berupa
kesimpulan berdasarkan faktor dimuka yang sebelumnya telah dianalisa:
1. Strategi Kekuatan-Kesempatan (S dan O atau Maxi-maxi). Strategi yang
dihasilkan pada kombinasi ini adalah memanfaatkan kekuatan atas peluang yang
telah diidentifikasi.
2. Strategi Kelemahan-Kesempatan (W dan O atau Mini-maxi). Kesempatan yang
dapat diidentifikasi tidak mungkin dimanfaatkan karena kelemahan perusahaan.
3. Strategi Kekuatan-Ancaman (S atau T atau Maxi-min). Dalam analisa ancaman
ditemukan kebutuhan untuk mengatasinya. Strategi ini mencoba mencari kekuatan
yang dimiliki perusahaan yang dapat mengurangi atau menangkal ancaman
tersebut.
4. Strategi Kelemahan-Ancaman (W dan T atau Mini-mini). Dalam situasi
menghadapi ancaman dan sekaligus kelemahan intern, strategi yang umumnya
dilakukan adalah “keluar” dari situasi yang terjepit tersebut. Keputusan yang
diambil adalah “mencairkan” sumber daya yang terikat pada situasi yang
mengancam tersebut, dan mengalihkannya pada usaha lain yang lebih cerah. Siasat
lainnya adalah mengadakan kerjasama dengan satu perusahaan yang lebih kuat,
dengan harapan ancaman di suatu saat akan hilang. Dengan mengetahui situasi
yang akan dihadapi, anak perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang
perlu dan bertindak dengan mengambil kebijakan-kebijakan yang terarah dan
mantap, dengan kata lain perusahaan dapat menerapkan strategi yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai