Perencanaan Pemecah Gelombang Breakwater Sisi Miri
Perencanaan Pemecah Gelombang Breakwater Sisi Miri
net/publication/335621647
CITATION READS
1 3,896
3 authors, including:
Restu Wigati
UNTIRTA
53 PUBLICATIONS 39 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Restu Wigati on 31 May 2021.
INTISARI
Dermaga VI Pelabuhan Merak berada di desa Tamansari, kecamatan Pulo Merak, Cilegon, memiliki
panjang dermaga mencapai 145 meter, lebar 45 meter dan kedalaman 7,5 meter dengan tipe wharf akan
dijadikan sebagai dermaga eksekutif. Tujuan dari penelitian ini yaitu merencakan tata letak dan merancang
pemecah gelombang pada koordinat 5°93`80`` LS 105°99`16`` BT sampai dengan 5°94`11`` LS 105°99`49``
BT sebagai alternatif untuk melindungi Pelabuhan Merak, khusunya Dermaga VI, merencanakan tipe pemecah
gelombang, menentukan butir lapis lindung pemencah gelombang serta melakukan perhitungan dimensi pada
pemecah gelombang.
Perhitungan butir lapis lindung menggunakan Metode Hudson untuk menentukan tebal lapis lindung
rencana dan menggunakan material batu pecah dan tetrapod. Perhitungan dimensi pemecah gelombang didapat
berdasarkan kemiringan 1:1,5; 1:2; dan 1:3. Selanjutnya data hasil perhitungan digambar tampak melintang
dengan masing-masing kemiringan 1:1,5; 1:2; dan 1:3 dengan menggunakan material batu pecah dan tetrapod.
Hasil hitungan butir lapis lindung pada kemiringan 1:1,5 tiap 1 meter adalah 316,172 m3 untuk batu
pecah dan 296,676 m3 untuk tetrapod, kemiringan 1:2 tiap 1 meter adalah 420,029 m3 untuk batu pecah dan
403,863 m3 untuk tetrapod, kemiringan 1:3 tiap 1 meter adalah 592,552 m3 untuk batu pecah dan 577,925 m3
untuk tetrapod. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa alternatif kemiringan yang paling memungkinkan
untuk direalisasikan ialah pada kemiringan 1:2.
ABSTRACT
Wharf VI at Merak Port is located in Tamansari, Pulo Merak Cilegon, has a wharf length reaching 145
meters, 45 meters wide and a depth of 7.5 meters with wharf type will serve as executive dock. The purpose of
this research is to plan the layout and design the breakwater at coordinates 5 ° 93`80`` LS 105 ° 99`16`` BT up
to 5 ° 94`11`` LS 105 ° 99`49`` BT as an alternative to protect the Port of Merak, especially Wharf VI, plotting
the wave breaker type, determining the wave boundary protection layer and calculating the dimensions of the
breakwater.
The calculation of layer protection using the Hudson Method to determine the thickness of the plan's
protective layer and using rubble mound material and tetrapod. The calculation of the dimensions of the
breakwater is obtained by the slope of 1:1.5; 1:2; and 1:3. Furthermore, the calculated data is drawn
transversely with each slope of 1:1.5; 1:2; and 1:3 using rubble mound material and tetrapod.
The result of the count of the protective layer grains on the slope of 1:1.5 per 1 meter is 316,172 m3 for
rubble mound and 296,676 m3 for tetrapod, the slope of 1:2 per 1 meter is 420,029 m3 for rubble mound and
403,863 m3 for tetrapod, 1:3 per 1 meter is 592,552 m3 for rubble mound and 577,925 m3 for tetrapod. The
result of the research can be concluded that the most likely slope alternative to be realized is at the slope of 1:2.
1. PENDAHULUAN
Dalam upaya mengembangkan 2. TINJAUAN PUSTAKA
Pelabuhan Merak menjadi Pelabuhan a. Data Batimetri
Eksekutif maka kemanan kapal yang Istilah batimetri berasal dari bahasa
bersandar harus diutamakan. PT. ASDP Yunani yaitu Bathy- yang berarti
Indonesia Ferry (persero) telah membangun kedalaman dan -metry yang berarti ilmu
Dermaga VI Pelabuhan Merak yang akan ukur, sehingga batimetri didefinisikan
dijadikan sebagai Dermaga Eksekutif. sebagai pengukuran dan pemetaan dari
Dermaga VI Pelabuhan Merak berada topografi dasar laut (Pipkin et.al., 1977).
di desa Tamansai, kecamatan Pulo Merak, Batimetri merupakan ukuran tinggi
Cilegon, dengan panjang dermaga mencapai rendahnya dasar laut dimana peta
145 meter, lebar 45 meter dan kedalaman batimetri memberikan infomasi mengenai
7,5 meter dengan tipe wharf akan dijadikan dasar laut (Nurjaya, 1991).
sebagai dermaga eksekutif. Pada bagian b. Gelombang
barat Dermaga VI Pelabuhan Merak tertutup Untuk merencanakan bangunan
oleh Pulau Merak Besar namun pada bagian pemecah gelombang, studi ketenangan di
barat daya, Demaga VI Pelabuhan Merak pelabuhan dan fasilitas-fasilitas lainya,
langsung menghadap arah lautan selat sunda diperlukan data gelombang. Data
sehingga diperlukan pengaman apabila gelombang tersebut akan menimbulkan
terjadi gelombang dan ombak yang besar di gaya-gaya yang bekerja pada bangunan
Pelabuhan Merak khususnya di Dermaga VI. pelabuhan. Selain itu gelombang juga
Tujuan dari penelitian ini yaitu merencakan bisa menimbulkan arus dan transport
tata letak dan merancang pemecah sedimen di daerah pantai (Bambang
gelombang pada koordinat 5°93`80`` LS Triamojo, 2003).
105°99`16`` BT sampai dengan 5°94`11`` Suatu gelombang yang menuju
LS 105°99`49`` BT sebagai alternatif untuk pantai akan mengalami perubahan bentuk
melindungi Pelabuhan Merak, khusunya atau deformasi gelombang. Perubahan
Dermaga VI, merencanakan tipe pemecah bentuk gelombang ini disebabkan oleh
gelombang, menentukan butir lapis lindung beberapa faktor seperti refraksi
pemencah gelombang serta melakukan gelombang, refleksi gelombang, difraksi
perhitungan dimensi pada pemecah gelombang, serta gelombang pecah.
gelombang. Gelombang yang menjalar dari laut
dalam menuju pantai mengalami
perubahan bentuk karena adanya
pengaruh perubahan kedalaman laut.
Pengaruh kedalaman laut mulai terasa
pada kedalaman lebih kecil dari setengah
kali panjang gelombang.
Kondisi gelombang pecah
tergantung pada kemiringan dasar pantai
dan kecuraman gelombang. Tinggi
gelombang pecah dapat dihitung dalam
persamaan berikut:
= ⁄
(4) (5)
c. Angin
Pada suatu daerah, besaran angin diukur
(6)
berdasarkan kecepatan (intensitas) dan
Dimana W adalah tebal lapis
jumlah banyaknya suatu periode tertentu lindung pemecah gelombang.
(frekuensi) menggunakan menggunakan b) Elevasi Pemecah Gelombang
anemometer. Kecepatan angin biasanya Elevasi pemecah gelombang
dinyatakan dalam satuan knot. Satu knot diperoleh dengan rumus berikut:
adalah panjang satu menit garis bujur El= HWL+ RU + Tinggi
melalui khatulistiwa yang ditempuh (7)
Dimana RU merupakan nilai run up
dalam satu jam, atau 1 knot = 1,852
gelombang yang diperoleh dari
km/jam = 0,62 mil/jam. fungsi Irribaren :
d. Pasang Surut (8)
Pasang surut merupakan fluktuasi muka
air laut karena adanya gaya tarik benda- Dari nilai bilangan Irribaren
benda di langit, terutama matahari dan tersebut, besar run up gelombang
bulan terhadap massa air laut di bumi. juga didapat dari grafik Ru/H
e. Pemecah Gelombang dengan nilai Ir.
Hal-hal yang perlu diketahui dalam c) Lebar Puncak Pemecah
perencanaan pemecah gelombang antara Gelombang
lain tata letak, penentuan kondisi Lebar puncak pemecah gelombang
perencanaan, dan seleksi tipe struktur dapat dihitung dengan rumus
yang akan digunakan. Dalam penentuan berikut ini:
tata letak (lay out) breakwater adalah ⁄
kondisi lingkungan, ketenangan perairan, * +
kemudahan maneuver kapal, kualitas air, (9)
dan rencana pengembangan. Kondisi- dengan:
kondisi perencanaan yang Dimana B adalah lebar puncak
dipertimbangkan yakni angin, ketinggian pemecah gelombang dan K∆ adalah
pasang surut, gelombang, dan kedalaman koefisien lapis.
perairan serta kondisi dasar laut. Tabel 1. Koefisien Lapis
(Suwandi, 2011). Koef.
Batu P
n Penempatan Lapis
i. Pemecah Gelombang Sisi Miring Pelindung
(k∆)
(%)
Pemecah gelombang sisi miring Batu alam
biasanya dibuat dari tumpukan batu (halus) 2 random (acak) 1,02 38
alam yang dilindungi oleh lapis Batu alam
pelindung berupa batu besar atau (kasar) 2 random (acak) 1,15 37
Batu alam
beton dengan bentuk tertentu. (kasar) >3 random (acak) 1,10 40
Pemecah gelombang tipe ini banyak
Kubus 2 random (acak) 1,10 47
digunakan di Indonesia, mengingat
dasar laut di pantai perairan Indonesia Tetrapod 2 random (acak) 1,04 50
kebanyakan dari tanah lunak. Selain Quadripod 2 random (acak) 0,95 49
itu batu alam sebagai bahan utama Hexapod 2 random (acak) 1,15 47
juga banyak tersedia. Tribar 2 random (acak) 1,02 54
3. METODE PENELITIAN
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan
rangkaian kegiatan sebelum memulai
pengumpulan dan pengolahan data.
Tahap ini dilakukan pengamatan
pendahuluan agar didapat gambaran
umum dalam mengidentifikasi dan
merumuskan masalah yang ada di
lapangan
b. Pengumpulan Data
√
Untuk menghitung koefisien
pendangkalan, dicari nilai n dengan
Dengan tabel (lampiran) yang √
bersumber dari buku Perencanaan Setelah tinggi gelombang pecah
Pelabuhan (Bambang Triatmodjo, diperoleh, selanjutnya dihitung
2009) untuk nilai d/L0 berdasarkan nilai kedalaman gelombang pecah (db)
n (dengan interpolasi): dengan menggunakan grafik kedalaman
gelombang pecah.
1,3
√ √
Maka gelombang pecah akan terjadi
Untuk menghitung tinggi gelombang pada kedalaman 1,367 m. karena
rencana perlu diketahui besarnya dLWL<dHWL<db dan, berarti di lokasi
koefisien refraksi dari persamaan bangunan pada kedalaman 11,4 m
berikut: gelombang sudah pecah.
d. Pemilihan Tipe Pemecah Gelombang
√ Dengan mempertimbangakan beberapa
Dengan α0 merupakan sudut datangnya faktor dan melihat keuntung dan
arus laut terhadap kontur dasar laut kerugian beberapa tipe pemecah
yaitu sebesar 34° dan besarnya α1 perlu gelombang tersebut, tipe pemecah
dicari dengan persamaan berikut: gelombang yang akan digunakan adalah
pemecah gelombang sisi miring.
Tinggi gelombang dan kedalaman laut
pada waktu gelombang pecah adalah
faktor penting yang harus diketahui,
karena jika telah sampai pelabuhan
Koefisien refraksi:
gelombang masih belum pecah, tipe
√ √ pemecah gelombang yang harus
digunakan akan menjadi sangat besar
Sehingga tinggi gelombang rencana
dan memiliki elevasi tinggi berupa
yang akan digunakan dalam
pemecah gelombang sisi tegak. Dari
perencanaan pemecah gelombang di
perhitungan tinggi gelombang pecah
Pelabuhan Merak didapat dengan
didapat 1,05175 meter pada kedalaman
persamaan:
1,367 meter dimana terjadi setelah
gelombang sampai di pelabuhan.
Dengan demikian gelombang pecah
Dengan demikian tinggi gelombang
telah terjadi setelah memasuki daerah
rencana yang akana digunakan dalama
perairan di Pelabuhan Merak.
perencanaan pemecah gelombang di
e. Penentuan Elevasi Pemecah
Pelabuhan Merak pada kedalaman 11,4
Gelombang
meter adalah 1,67 meter.
Elevasi puncak pemecah gelombang
dihitung berdasarkan tinggi runup.
c. Menentukan tinggi dan kedalaman
Perhitungan perencanaan pemecah
gelombang pecah
gelombang ini akan menggunakan tiga
alternatif yang dibedakan dari
⁄ ( )( )
( )
Untuk lapis pelindung 2 batu pecah
⁄
Untuk tebal lapisan lindung 2
( )( )
batu pecah
⁄
( ) Untuk lapis pelindung 3 batu pecah
⁄
( )( )
Untuk tebal lapisan lindung
tetrapod
⁄ Untuk lapis pelindung 1 tetrapod
( ) ⁄
( )( )
Gambar 4. Tampang Melintang Pemecah gelombang batu pecah dengan kemiringan cot θ =2
(Sumber : Analisis Penulis, 2018)