Anda di halaman 1dari 4

PERCOBAAN III

DISOLUSI (KECEPATAN PELARUTAN)I

I. Tujuan Percobaan

Setelah mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu untuk :

1. Menentukan kecepatan disolusi suatu zat


2. Mengunakan alat-alat untuk menentukan kecepatan disolusi suatu zat
3. Menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan disolusi suatu
zat

II. Teori Umum

Kecepatan disolusi adalah suatu ukuran yang menyatakan banyaknya suatu zat
terlarut dalam pelarut tertentu tiap satuan waktu. Suatu hubungan yang umum
yang menggambarkan proses disolusi suatu zat padat. Dikembangkan oleh Noyes
dan Whitney dalam bentuk persamaan berikut :

DM DS
= ¿S – C )
dt h

DM
Dimana : = kecepatan disolusi
dt

D = Koefisien difusi

S = Luar permukaan zat

CS = Kelarutan zat padat

C = Konsentrasi zat dalam larutan pada waktu t

H = Tebal lapisan difusi

Dalam teori disolusi atau perpindahan massa, diasumsikan bahwa selama


perpindahan proses disolusi berlangsung pada permukaan padatan berbentuk suatu
lapisan difusi air atau film cairan yang stagnan dengan ketebalan h. Seperti terlihat
pada gambar berikut :
Zat Padat Lapisan Difusi Larutan
Air

CS

Konsentrasi x=0 x=hx

Bila konsentrasi zat terlarut dalam larutan (C) jauh lebih kecil daripada
kelarutan zat tersebut (CS ) Sehingga dapat diabaikan maka harga ( C S - C )
Dianggap sama dengan C dan persamaan diatas dapat disederhanakan menjadi :

DM DSC
=
dt h

Dari persamaan tersebut dapat dilihat beberapa faktor yang dapat


mempengaruhi disolusi suatu zat yaitu :

1. Temperatur
Naiknya temperatur umumnya memperbesar kelarutan ( C S ) zat yang
endoterinis, serta memperbesar harga koefisien difusi suatu zat. Menurut
Einstein, koefisien difusi dapat dinyatakan dengan persamaan :
KT
D=
6 πr
Dimana : D = Koefisien difusi
K = konstanta Boltzman
T = Temperatur
R = Jari-jari molekul
H = Viskositas pelarut
2. Viskositas
Turunnya viskositas pelarut akan memperbesar kecepatan disolusi suatu
zat sesuai dengan persamaan Einstein. Naiknya temperatur juga akan
menurunkan viskositas sehingga memperbesar kecepatan disolusi.

3. pH Pelarut
pH pelarut sangat berpengaruh terhadap kelarutan zat-zat yang bersifat
asam lemah atau basa lemah.
Untuk asam lemah
dc Ka
= K.S. CS (1 + )
dt [H]
Kalau [H+] kecil, atau pH besar maka akan meningkatkan kelarutan zat,
sehingga kecepatan disolusi zat tersebut akan besar pula.
dc [H]
= K.S. CS (1 + )
dt Ka
Kalau [H+] besar, atau pH besar maka akan meningkatkan kelarutan zat,
sehingga kecepatan disolusi zat tersebut akan besar pula.

4. Pengadukan
Kecepatan pengadukan akan mempengaruhi tebal lapisan difusi (h). Bila
pengadukan cepat maka tebal lapisan difusi berkurang sehingga menaikan
kecepatan disolusinya.
5. Ukuran partikel
Bila partikel zat terlarut kecil maka luas permukaan efektif besar sehingga
menaikan kecepatan disolusinya.
6. Polimorfisme
Kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh adanya polimorfisme, karena bentuk
kristal yang berbeda akan mempunyai kelarutan yang berbeda pula.
Kelarutan bentuk kristal yang meta stabil lebih besar dan pada yang stabil,
sehingga kecepatan disolusinya besar.
7. Sifat permukaan zat.
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai bahan obat bersifat hidrofob ,
dengan adanya surfaktan di dalam pelarut akan menurunkan tegangan
permukaan antara partikel zat dengan pelarut, sehingga zat mudah
terbasahi dan kecepatan disolusinya bertambah.

Penentuan kecepatan disolusi suatu zat aktif dan bentuk sediannya dapat
dilakukan dengan metode:
1. Metode suspensi
Serbuk zat padat ditambahkan kedalam pelarut tanpa pengontrolan
yang eksak terhadap luas permukaan partikelnya, sampel diambil pada
waktu-waktu tertentu dan jumlah zat yang larut ditentukan dengan cara
yang sesuai.
2. Metode permukaan konstan
Zat ditempatkan dalam suatu wadah yang diketahui luasnya, sehingga
variabel perbedaan luas permukaan efektif dapat dihilangkan. Biasanya
zat dibuat tablet terlebih dahulu, kemudian sampel ditentukan seperti
pada metode suspensi.

Dalam bidang farmasi, penentuan kecepatan disolusi suatu zat perlu


dilakukan karena kecepatan disolusi merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi absorbsi obat. Penentuan kecepatan disolusi suatu zat
aktif dapat dilakukan pada beberapa tahap pembuatan suatu sediaan
obat, yaitu:
1. Tahap pra formulasi
Pada tahap ini penentuan kecepatan disolusi dilakukan bahan baku
obat dengan tujuan untuk memilih sumber bahan baku dan
memperoleh informasi tentang bahan baku tersebut.
2. Tahap formulasi
Pada tahap ini penentuan kecepatan disolusi dilakukan untuk
memilih formula yang terbaik
3. Tahap produksi
Pada tahap ini penentuan kecepatan disolusi untuk kontrol kualitas
sediaan obat yang diproduksi.

Anda mungkin juga menyukai