Anda di halaman 1dari 19

DISOLUSI DAN DIFUSI

KELOMPOK 4 :
 ANA LESTARI ( 171040400095 )
 DEVI OCTAVIANI ROMANDA ( 171040400189 )
 EKA YULIANDANUR ( 171040400157 )
 IKHSAN INDIARTO (
171040400167 )
 MILA KARTINI PUTRI ( 171040400099 )
 NANDA NURUL AINI ( 171040400091 )
 RAHIMATUS SALWA ( 171040400081 )
 SUMARWATI ( 171040400057 )
DISOLUSI
Disolusi adalah suatu proses terjadinya kelarutan obat atau suatu
bentuk sediaan seperti granul, kapsul, tablet dan sebagainya di
dalam tubuh.
Suatu sediaan obat misalnya sediaan padat di dalam tubuh akan
mengalami disintergrasi menjadi granul atau agregat, selanjutnya
oleh proses deagregasi menjadi partikel-partikel halus. Dari partikel
halus akan mengalami disolusi di dalam larutan (in vitro atau in
vivo). Setelah mengalami disolusi obat akan diabsorpsi ke dalam
jaringan tubuh. Dari proses absorpsi zat-zat sisa akan mengalami
eliminase dan kemudian diekskresikan keluar tubuh melalui ginjal
ataupun organ organ tubuh lainnya.

Laju disolusi adalah kecepatan melarutnya obat dalam tubuh


setelah diberikan. Proses disintegrasi, deagregasi dan disolusi bisa
berlangsung secara serentak dengan melepasnya suatu obat dari
bentuk di mana obat tersebut diberikan.
TAHAPAN-TAHAPAN DALAM PROSES DISOLUSI
DIGAMBARKAN SEBAGAI BERIKUT :

DISOLUSI

Absorpsi

In vivo

DISOLUSI
PERSAMAAN LAJU DISOLUSI (NOYES-WHITNEY):
dM DS dC DS
—— = —— (Cs – C) atau — = — (Cs - C)
Dt h dt Vh
Dimana : M = massa zat terlarut yang dilarutkan pada waktu t (g)
dM/dt = laju disolusi dari massa tersebut (mg/detik)
D = koefisien difusi dari zat terlarut dalam larutan
(cm2/detik)
S = luas permukaan zat padat yang menyentuh larutan
(cm2)
h = ketebalan lapisan difusi (cm)
Cs = kelarutan dari zat padat yakni konsentrasi larutan
jenuh dari senyawa tersebut pada temperatur percobaan
C = konsentrasi zat terlarut pada waktu t
dC/dt = laju disolusi
V = volume larutan (ml)
Perbedaan konsentrasi dengan berubahnya jarak
untuk melewati lapisan difusi adalah konstan.
Namun bisa terjadi penurunan dengan slop yang
dinyatakan dalam persamaan (Cs –C)/h.
Jika C jauh lebih kecil dari kelarutan obat, Cs,
sistem tersebut digambarkan oleh keadaan sink dan
konsentrasi C bisa dihilangkan sehingga diperoleh
persamaan :
dM/dt = DSCs/h.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KECEPATAN DISOLUSI
1. Suhu
Meningginya suhu umumnya memperbesar kelarutan (Cs)
suatu zat yang bersifat endotermik serta memperbesar
harga koefisien difusi zat. Menurut Einstein, koefisien difusi
dapat dinyatakan melalui persamaan berikut :

D = kT/6ήr

Keterangan :
D : koefisien difusi
R : jari-jari molekul
K : konstanta Boltzman
ή : viskosita pelarut
T : suhu
2. Viskositas
Turunnya viskositas pelarut akan memperbesar kecepatan disolusi suatu
zat sesuai dengan persamaan Einstein. Meningginya suhu juga
menurunkan viskositas dan memperbesar kecepatan disolusi.
3. pH Pelarut
pH pelarut sangat berpengaruh terhadap kelarutan zat-zat yang bersifat asam
atau basa lemah.
a. Asam Lemah
kecil atau pH besar maka kelarutan zat akan meningkat. Dengan
demikian, kecepatan disolusi zat juga meningkat.
b. Basa Lemah
besar atau pH kecil maka kelarutan zat akan meningkat. Dengan demikian,
kecepatan disolusi juga meningkat.
4. Pengadukan
Kecepatan pengadukan akan mempengaruhi tebal lapisan difusi. Jika
pengadukan berlangsung cepat, maka tebal lapisan difusi akan cepat berkurang
5. Ukuran Partikel
Jika partikel zat berukuran kecil maka luas permukaan efektif menjadi besar
sehingga kecepatan disolusi meningkat.
6. Polimorfisme
Kelarutan suatu zat dipengaruhi pula oleh adanya
polimorfisme. Struktur internal zat yang berlainan dapat
memberikan tingkat kelarutan yang berbeda juga. Kristal
meta stabil umumnya lebih mudah larut daripada bentuk
stabilnya, sehingga kecepatan disolusinya besar.
7. Sifat Permukaan Zat
Pada umumnya zat-zat yang digunakan sebagai bahan
obat bersifat hidrofob. Dengan adanya surfaktan di dalam
pelarut, tegangan permukaan
antar partikel zat dengan pelarut akan menurun sehingga
zat mudah terbasahi dan kecepatan disolusinya bertambah.
Laju Obat Secara In Vitro
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi laju secara in vitro
sebagai berikut :
1. Sifat Fisika Kimia Obat
2. Faktor Alat dan Kondisi Lingkungan
3. Faktor Formulasi

Penentuan Kecepatan Disolusi


Penentuan kecepatan disolusi suatu zat dapat dilakukan melalui
metode :
1. Metode Suspensi
Serbuk zat padat ditambahkan ke dalam pelarut tanpa
pengontrolan eksak terhadap luas permukaan partikelnya. Sampel
diambil pada waktu-waktu tertentu dan jumlah zat yang larut
ditentukan dengan carayang sesuai.
2. Metode Permukaan Konstan
Zat ditempatkan dalam suatu wadah yang diketahui
luasnya sehingga variable perbedaan luas permukaan
efektif dapat diabaikan. Umumnya zat diubah menjadi
tablet terlebih dahulu, kemudian ditentukan seperti pada
metode suspensi. Penentuan dengan metode suspensi
dapat dilakukan dengan menggunakan alat uji disolusi tipe
dayung seperti yang tercantum pada USP. Sedangkan untuk
metode permukaan tetap, dapat digunakan alat seperti
diusulkan oleh Simonelli dkk.
Penentuan kecepatan disolusi suatu zat aktif dapat dilakukan
pada beberapa tahap pembuatan suatu sediaan obat, antara lain:
1. Tahap Pra Formulasi
Pada tahap ini penentuan kecepatan disolusi dilakukan
terhadap bahan baku obat dengan tujuan untuk memilih
sumber bahan baku dan memperoleh informasi tentang bahan
baku tersebut.
2. Tahap Formulasi
Pada tahap ini penentuan kecepatan disolusi dilakukan
untuk memilih formula sediaan yang terbaik.
3. Tahap Produksi
Pada tahap ini kecepatan disolusi dilakukan untuk
mengendalikan kualitassediaan obat yang diproduksi
Dari segi kecepatan disolusi yang terlibat dalam zat
murni, ada tiga dasar model fisika yang umum,
yaitu:
1. Model Lapisan Difusi (Diffusion Layer
Model)
2. Model Barrier Antarmuka (Interfacial
Barrier Model)
3. Model Dankwert (Dankwert Model)
APLIKASI DISOLUSI PADA OBAT
Disolusi suatu sediaan obat akan terjadi pada suatu mukosa
untuk kemudian dilanjutkan ke proses absorpsi. Absorpsi
obat setelah penggunaan melalui
mulut dapat terjadi pada rongga
mulut dan anus. Umumnya hal penting
yang diharapkan dan sebagian besar contoh adalah semakin
besar absorbsi maka semakin baik. Maka dari itu peran
disolusi akan mempengaruhi proses absorpsi.
DIFUSI
Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul
zat atau gas dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi
melalui membran dapat berlangsung melalui tiga mekanisme,
yaitu difusi sederhana (simple difusion), difusi melalui saluran
yang terbentuk oleh protein transmembran (simple difusion by
chanel formed), dan difusi difasilitasi (fasiliated difusion).

Difusi sederhana melalui membran berlangsung karena molekul-


molekul yang berpindah atau bergerak melalui membran bersifat
larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid bilayer
pada membran secara langsung. Membran sel permeabel
terhadap molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A,
D, E, dan K serta bahan-bahan organik yang larut dalam lemak,
Selain itu, memmbran sel juga sangat permeabel terhadap
molekul anorganik seperti O,CO2, HO, dan H2O.
Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-
ion tertentu, dapat menembus membran melalui saluran atau
chanel. Saluran ini terbentuk dari protein transmembran,
semacam pori dengan diameter tertentu yang memungkinkan
molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori
tersebut dapat melaluinya. Sementara itu, molekul – molekul
berukuran besar seperti asam amino, glukosa, dan beberapa
garam – garam mineral, tidak dapat menembus membrane
secara langsung, tetapi memerlukan protein pembawa atau
transporter untuk dapat menembus membran. Proses
masuknya molekul besar yang melibatkan transporter
dinamakan difusi difasilitasi.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
DIFUSI
a. Suhu : makin tinggi difusi makin cepat.
b. BM makin besar difusi makin lambat.
c. Kelarutan dalam medium: makin besar difusi makin cepat.
d. Perbedaan konsentrasi: makin besar perbedaan
konsentrasi antara dua bagian, makin besar proses difusi yang
terjadi.
e. Jarak tempat berlangsungnya difusi: makin dekat jarak
tempat terjadinya difusi, makin cepat proses difusi yang
terjadi.
f. Area tempat berlangsungnya difusi: makin luas area difusi,
makin cepat proses difusi.
KOEFISIEN DIFUSI DARI SENYAWA-
SENYAWA BERBAGAI MEDIA
KOEFISIEN DIFUSI DAN KOEFISIEN
PERMEABILITAS OBAT

Anda mungkin juga menyukai