Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut WHO pada tahun 2017, prevalensi anemia di dunia berkisar
antara 40-88%, dan sekitar 53,7% adalah angka prevalensi anemia putri
yang terjadi di Negara berkembang. Anemia merupakan salah satu dari 6
masalah gizi yang ada di Indonesia saat ini. Berdasarkan hasil Riskesdas
(2018) proporsi anemia ibu hamil sebesar 46,9% dan anemia remaja
sebesar 48,9%. Berdasarkan hal tersebut anemia lebih banyak dialami
pada remaja. Remaja perempuan merupakan kelompok usia yang paling
banyak membutuhkan zat gizi dibanding kelompok usia lainnya.
Pematangan seksual pada remaja menyebabkan kebutuhan zat gizi
meningkat.

Kementerian Kesehatan RI (2016) menyebutkan bahwa upaya


penanggulangan anemia pada remaja berdasarkan rekomendasi WHO
adalah dengan pemberian Tablet Tambah Darah atau TTD melalui
Program Penanggulangan Anemia Gizi Besi (PPAGB) Pemerintah
menetapkan dosis pemberian TTD pada remaja putri adalah 1 kali
seminggu jika tidak menstruasi, dan satu kali sehari jika sedang
menstruasi. Hal tersebut sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal
Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Nomor
HK.03.03/V/0595/2016, tentang Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD)
pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur. Menurut surat edaran, dosis
yang diberikan adalah satu tablet setiap minggu selama satu tahun (48
minggu), dan ketika menstruasi dosis yang diberikan adalah satu kali
sehari. Pemberian TTD dengan dosis yang tepat dapat mencegah anemia
dan meningkatkan cadangan zat besi di dalam tubuh. Sasaran pemberian
TTD adalah anak Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah
Menengah Atas (SMA) (Permatasari et al, 2018).
Berdasarkan hasil Riskesdas (2018) bahwa Remaja puteri yang
mendapatkan tablet tambah darah tablet Fe sebesar 76,2% yang terdiri dari
sebanyak 80,9% diantaranya mendapatkan tablet Fe di sekolah dan 19,1%
menyatakan tidak didapatkan dari sekolah. Sedangkan yang tidak
mendapatkan tablet Fe sama sekali yaitu sebesar 23,8%. Tingkat konsumsi
tablet Fe yang < 52 butir sebesar 98,6% dan yang mengkonsumsi ≥ 52
butir sebesar 1,4%. Remaja putri diharuskan untuk mengkonsumsi tablet
Fe karena mengalami menstruasi setiap bulan. Tablet Fe juga berguna
untuk mengganti zat besi yang hilang karena menstruasi dan untuk
memenuhi kebutuhan zat besi yang belum tercukupi dari makanan.

Di Puskesmas Lemo sendiri program ini baru dilaksanakan sejak 2022


hingga 2024 ini. Tablet Fe ini dibagikan pada remaja yaitu sebanyak 125
remaja putri. Pada tahun 2023 persentase yang belum tercapai dalam
pemberian tablet Fe sebesar 22,6%. Kemudian selama dilaksanakannya
program pemberian tablet Fe pada remaja putri, kegiatan ini juga belum
pernah dilakukan evaluasi.

Berdasarkan alasan tersebut peneliti tertarik untuk melalukan penelitian


tentang “Evaluasi Pelaksanaan Program Pemberian Tablet Fe Pada Remaja
Putri Di Wilayah Kerja Puskesmas Lemo”.

B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan program pemberian tablet FE
pada remaja di wilayah kerja Puskesmas Lemo
2. Tujuan Khusus
a. Tujuan ini dapat melibatkan sejauh mana remaja mengikuti regimen
pemberian tablet zat besi sesuai dengan petunjuk, serta ketersediaan
tablet tersebut di lingkungan sekolah.
b. Memastikan keamanan dan kenyamanan siswa yang mengonsumsi
suplemen.
c. Agar remaja memahami manfaat pemberian tablet zat besi dan
kebutuhan nutrisi mereka.

C. Ruang lingkup
Ruang lingkup penelitian yaitu penelitian dibidang farmasi social yaitu
penggunaan obat Fe pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Lemo

D. Manfaat Penelitian
Manfaat kegiatan tugas lapangan ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Remaja
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam
bidang kesehatan, khususnya tentang anemia dan tablet Fe. Penelitian
ini dapat membantu remaja putri mengerti akan penting nya
mengkonsumsi tablet Fe sehingga remaja putri dapat teratur
mengkonsumsi tablet Fe sekaligus mengajak remaja putri hidup sehat
guna mencegah anemia.
2. Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak pengambil kebijakan
terkait informasi tentang hasil evaluasi dari program pemberian tablet
Fe pada remaja putri dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab
terjadinya anemia remaja putri sehingga bisa digunakan untuk evaluasi
pelaksanaan program pemberian tablet Fe pada remaja putri.
3. Bagi Peneliti
Selanjutnya Penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi untuk acuan
peneliti selanjutnya.

E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan penelitian sejenis yang pernah dilakukan tentang stimulasi
dekeksi dini tumbuh kembang antara lain :
Table 1.1 Keaslian Penelitian
No Perbedaan (Ana, 2023) (Alfiana, 2021) (Mira dan Adhila,
2020)
1. Judul Evaluasi penggunaan Gambaran perilaku Evaluasi program
Penelitian obat penambah datah remaja putri dalam pemberian tablet
(tablet Fe) untuk ibu mengkonsumsi tambah darah pada
hamil di desa remaja putri di
tablet tambah darah
Lembasari Jakarta Timur
di smk an-nuriyah
Kabupaten Tegal
Jakarta
2. Rancangan Jenis penelitian yang Penelitian ini Penelitian in
Penelitian digunakan dalam merupakan penelitian merupakan
penelitian ini adalah kualitatif, penelitian deskriptif
penelitian deskriptif menggunakan Teori dengan metode
dengan pendekatan Health Belief Model. kualitatif. Penentuan
cross sectional informan dilakukan
dengan content
analysis

3. Subjek Semua ibu hamil 4 orang tua dan 1 2 ahli gizi, 1 guru
Penelitian yang ada di desa orang guru petugas UKS, 1 kepala
Lembasari UKS. sekolah dan 6
Kecamatan remaja putri
Jatinegara Kabupaten
Tegal4

4. Teknik Teknik pengambilan Teknik pengambilan Teknik pengambilan


Sampling sampel dalam sampel dalam sampel dalam
penelitian ini yaitu penelitian ini yaitu penelitian ini yaitu
melakukan survey teknik manajemen purposive sampling.
dan analisis data
Model Miles dan
Huberman.
5. Hasil Hasil penelitian ini 1. Semua informan Berdasarkan hasil
Penelitian menunjukan bahwa dalam penelitian ini pemeriksaan yang
terdapat 19 ibu hamil memperoleh TTD dilakukan pada 31
tepat dan 5 tidak dari sekolah remaja putri di SMP
tepat dalam cara sebanyak 60 tablet Negeri X Jakarta
mengkonsumsi, 6 ibu dan Timur diperoleh data
hamil tepat dan 18 mengkonsumsinya. bahwa 29% (9 siswi)
tidak tepat dalam Ditemukan dua mengalami anemia
waktu perilaku dalam atau hampir
mengkonsumsi, 9 ibu mengkonsumsi TTD mendekati
hamil tepat dan 15 yaitu: meminum prevalensi anemia di
tidak tepat dalam sesuai aturan dan wilayah DKI Jakarta
jumlah tidak sesuai aturan. yaitu 27,6%. Jumlah
mengkonsumsi, 12 Perilaku yang TTD yang
tepat dan 12 tidak meminum sesuai dikonsumsi dalam 1
tepat dalam makanan aturan, minum rutin bulan terakhir 4
yang menhambat TTD minimal tablet (3,2%), 2
penyerapan tablet Fe. seminggu sekali tablet (3,2%), 2
diluar masa haid dan tablet (6,5%), 1
sehari sekali pada tablet (32,3%) dan
saat haid. Sedangkan sisanya tidak
yang meminum tidak mengonsumsi.
sesuai aturan, minum
TTD tidak rutin
seminggu sekali
diluar masa haid dan
tidak minum sehari
sekali pada saat haid.
2. Persepsi
kerentanan yang
ditemukan dalam
penelitian ini ada dua
yaitu: tidak merasa
rentan mengalami
anemia dan merasa
rentan mengalami
anemia. 3. Persepsi
keseriusan yang
ditemukan dalam
penelitian ini ada dua
yaitu: merasa
dampak penyakit
anemia tidak serius
dan merasa dampak
penyakit anemia
serius. 4. Remaja
putri yang merasa
rentan mengalami
anemia dan merasa
dampak penyakit
anemia serius,
merasa terancam
terhadap anemia.
Sebaliknya remaja
putri yang tidak
merasa terancam
terhadap anemia,
tidak merasa rentan
untuk mengalami
anemia dan merasa
dampak penyakit
anemia tidak serius.
82 5. Semua
informan merasa
TTD bermanfaat.
Manfaatnya
meliputi : menambah
darah, membuat
badan menjadi lebih
segar dan menambah
napsu makan. 6.
Sebagian informan
merasa ada kendala
dalam
mengkonsumsi TTD
berupa malas, lupa
dan sembelit.
Sebagian informan
yang lain tidak
merasa ada kendala
dalam
mengkonsumsi TTD.
7. Sebagian remaja
putri memiliki self
efficacy yang baik
karena merasa tidak
butuh minum TTD
atau telah berhasil
mengatasi kendala
dalam minum TTD.
Sebagian remaja
putri yang lain belum
memiliki self
efficacy yang baik
karena belum bisa
mengatasi kendala
dalam
mengkonsumsi TTD.
8. Remaja putri
memiliki dua cues to
action dalam
mengkonsumsi TTD
yaitu : orang tua dan
guru. 9. Sebagian
remaja putri
memiliki
pengetahuan yang
benar mengenai
aturan frekuensi
minum TTD,
sebagian tidak
memiliki. Sebagian
memiliki
pengetahuan yang
benar mengenai
dampak anemia pada
masa depan dan
sebagian tidak
memiliki. 10.
Informan yang
meminum tidak
sesuai aturan ada
yang merasa tidak
terancam oleh
bahaya anemia
karena tidak
memiliki
pengetahuan yang
benar mengenai
dampak anemia. Ada
juga yang merasa
terancam akan
bahaya anemia tetapi
tidak memiliki self
efficacy yang baik
untuk mengatasi
kendala dalam
mengkonsumsi TTD.

Anda mungkin juga menyukai