FITRIATY
231042004
A. Latar Belakang
Remaja putri termasuk populasi yang paling rentan terkena anemia. Hal
ini disebabkan oleh peningkatan kebutuhan gizi untuk mendukung peak
growth. Selain itu, remaja putri mengalami menstruasi yang menyebabkan
banyak pengeluaran darah mengakibatkan penurunan hemoglobin (Hb) yang
signifikan (R. Putri, 2019).
Sekitar 2 miliar orang di seluruh dunia terkena anemia, yang merupakan
masalah gizi paling umum dan berdampak pada perkembangan sosial dan
ekonomi. Remaja Indonesia juga menghadapi masalah Kesehatan utama,
yaitu anemia. Di seluruh dunia, anemia pada remaja sekitar 27% terdapat
dinegara berkembang dan 6% dinegara maju, sebagaima ditunjukkan oleh
laporan Nasional (Kemkes, 2018). Angka ini termasuk peningkatan masalah
Kesehatan yang terkait gizi pada remaja, yang dilaporkan oleh Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 sebesar 32% dari remaja indonesia
berusia 15-24 tahun mengalami anemia (Pengabdian & Wacana, 2020).
Beberapa faktor yang diduga mempengaruhi status anemia remaja putri
diantaranya yaitu pengetahuan gizi, pola makan dan kepatuhan konsumsi
tablet tambah darah (TTD). Upaya untuk meningkatkan pengetahuan remaja
putri tentang anemia dapat dilakukan melalui pendidikan kesehatan.
Pendidikan atau yang sering disebut dengan edukasi adalah segala usaha
untuk mempengaruhi orang lain, baik perorangan, kelompok, maupun
masyarakat agar berbuat sesuai denga apa yang diharapkan oleh pendidik
(Emergensi et al., 2021).
Selanjutnya penanggulangan peningkatan kadar Hb pada remaja putri
dapat dilakukan melalui pemberian tablet tambah darah (TTD), karena itu
suplementasi mingguan sebagai alternatif untuk mengurnangi dan mencegah
terjadinya anemia pada remaja putri (R. D. Putri et al., 2017).
Hasil penelitian (R. D. Putri et al., 2017) menyebutkan bahwa adanya
pengaruh terhadap pengetahuan serta peningkatan kadar Hb setelah
diberikan edukasi gizi dan tablet tambah darah (TTD).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti bermaksud untuk melakukan
penelitian agar mengetahui adanya pengaruh edukasi gizi dan pemberian
tablet tambah darah (TTD) terhadap kenaikan kadar hemoglobin remaja
putri di SMA Tunas Bangsa.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh edukasi gizi dan pemberian tablet tambah
darah (TTD) terhadap kenaikan kadar hemoglobin remaja putri di SMA
Tunas Bangsa.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan remaja putri tentang anemia
sebelum dan sesudah diberikan intervensi.
b. Untuk mengetahui perbedaan kadar Hb remaja putri tentang anemia
sebelum dan sesudah diberikan intervensi.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Bermanfaat untuk melakukan intervensi terhadap anemia pada anak
remaja putri dan dapat dijadikan salah satu referensi ilmiah serta dapat
digunakan sebagai acuan untuk kajian penelitian selanjutnya.
2. Bagi Pihak Sekolah
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk
merencanakan program yang dapat mengurangi dan mencegah terjadinya
anemia pada remaja putri di SMA Tunas Bangsa.
3. Bagi Responden
Dari Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
responden terhadap anemia dan dapat mengurangi serta mencegah
terjadinya anemia pada remaja putri.
F. Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian ini berisikan penelitian-penelitian yang relevan sebagai bahan referensi dalam melaksanakan penelitian.
Adapun penjabarannya sebagai berikut :
A. Edukasi
1. Pengertian Edukasi
Edukasi adalah Upaya sadar dan terencana untuk menciptakan
lingkungan dan proses pembelajaran dimana seseorang secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan ketrampilan yang diperlukan
untuk diri mereka sendiri dan masyarakat (Rahman et al., 2022).
2. Edukasi Kesehatan
Edukasi Kesehatan adalah kesempatan bagi individu, kelompok atau
Masyarakat untuk belajar tentang kesehatan mereka dan secara sukarela
mengubah tingkah laku mereka. Salah satu komponen program kesehatan
dan juga upaya untuk merubah perilaku individu dan masyarakat dengan
tujuan membantu program pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit
dan peningkatan kesehatan (Wahit Iqbal Mubarak, 2007).
3. Tujuan Edukasi Kesehatan
Tujuan utama edukasi Kesehatan adalah agar orang dapat menghadapi
masalah dan kebutuhan mereka sendiri, memahami apa yang dapat mereka
lakukan dengan sumber daya mereka dan bantuan luar serta memutuskan
kegiatan apa yang tepat untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan
kesejahteraan masyarakat. Menurut Benyamin Bloom tujuan edukasi adalah
mengembangkan atau meningkatkan 3 domain perilaku yaitu kognitif
(cogtitive domain), efektif (effective domain) dan prsikomotor (psychomotor
domain) (Wahit Iqbal Mubarak, 2007).
Dalam perkembangannya teori bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran
hasil edukasi Kesehatan, yakni :
a. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangan penting
dalam membentuk Tindakan seseorang (overt ehaviour). Pengetahuan
yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan :
1) Tahu (know)
2) Memahami (comprehension)
3) Aplikasi (application)
4) Analisis (analysis)
5) Sintesis (synthesis)
6) Evaluasi (evaluation)
b. Sikap (attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Sikap terdiri dari berbagai
tingkatan yaitu :
1) Menerima (receiving)
2) Merespon (responding)
3) Menghargai (valuing)
4) Bertanggung jawab (responsible)
c. Praktik atau Tindakan (practice)
Praktik ini mempunyai beberapa tingkatan :
1) Persepsi (perception)
2) Respon terpimpin (guided response)
3) Mekanisme (mechanism)
4) Adopsi (adoption)
C. Hemoglobin (Hb)
1. Pengertian Hemoglobin (Hb)
Hemoglobin (Hb atau HGB) adalah protein mengikat besi (FE2+) sebagai
komponen penting eritrosit yang fungsinya mengangkut O2 dan CO2 serta
memberi warna merah dalam darah setiap Hb berkaitan dengan O2, sehingga
Hb disebut oksihemoglobin (HbO2). Setiap gram Hb dapat berkaitan 1.34
mL O2 dalam kondisi jenuh. Tes hemoglobin tujuannya untuk mengetahui
konsentrasi atau kadar Hb dalam darah dengan satuan g/dl atau g/100 ml
(Nuraini, 2020).
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin
a. Kehilangan besi sebagai akibat dari pendarahan menahun yang dapat
berasal dari saluran cerna, saluran gentalia Wanita, saluran kemih dan
saluran nafas.
b. Faktor nutrisi sebagai akibat kurangnya jumlah besi total dalam
makanan atau kualitas besi yang tidak baik (makanan yang banyak
mengandung serat, rendah vitamin C dan rendah daging).
c. Kebutuhan besi meningkat seperti pada prematuritas anak pada masa
pertumbuhan dan kehamilan.
d. Gangguan absorpsi besi seperti gastrektomi dan colitis kronis.
3. Tujuan Pemeriksaan Kadar Hemoglobin
a. Menentukan kadar hemoglobin dalam darah.
b. Membantu mendiagnosis anemia.
c. Menentukan deficit cairan tubuh akibat peningkatan kadar hemoglobin.
D. Remaja
1. Pengertian Remaja
Masa remaja biasa disebut sebagai masa penghubung atau peralihan
antara masa kanan-kanak dengan masa dewasa dimana terjadi perubahan
bentuk, ukuran tubuh, fungsi tubuh, psikologi dan aspek fungsional. Remaja
merupakan periode yang berisiko terhadap Kesehatan (Nuraini, 2020).
2. Batasan Usia Remaja
a. Remaja Awal (early adolesense)
Pubertas dini / remaja awal terjadi antara usia 11-14 tahun. Saat ini
remaja suka membandingkaan dirinya dengan orang lain yang mudah
dipengaruhi oleh teman sebayanya dan lebih senang menghabiskan
waktu Bersama teman sesama jenis.
b. Remaja Tengah (middle adolescence)
Usia remaja Tengah antara 15-17 tahun. Masa remaja ini lebih nyaman
dengan keadaan sendiri, suka berdiskusi mulai berteman dengan lawan
jenis dan mengembangkan rencana masa depan.
c. Remaja Akhir (late adolescence)
Usia antara 18-21 tahun. Karakter remaja pada masa ini mulai
memisahkan diri dari keluarga, bersifat keras, tetapi tidak berontak. Masa
remaja akhir menganggap teman sebaya tidak penting, berteman dengan
lawan jenis secara dekat dan lebih terfokus pada rencana karir masa
depan.
E. Kerangka Teori
Edukasi dan Pemberian
Tablet Tambah Darah
Emergensi, K., Ilmu, D., & Fk, K. (2021). Edukasi Kesehatan Dengan Media
Video Animasi: Scoping Review. Jurnal Perawat Indonesia, 5(1), 641–655.
https://doi.org/10.32584/jpi.v5i1.926
Nuraini, U. (2020). Hemoglobin Dalam Darah. Hb Tallquist, 5.
Pengabdian, J., & Wacana, D. (2020). Pencegahan Penyakit Anemia Pada
Remaja Dengan Pemeriksaan Hemoglobin Awal Pada Santri Pondok
Pesantren Thawalib Sriwijaya Palembang. 1(3), 125–132.
Putri, R. (2019). Pengaruh Edukasi Gizi Dan Pemberian Tablet Tambah Darah
(Ttd) Terhadap Kenaikan Kadar Hemoglobin Remaja Putri. 9(2), 131–137.
Putri, R. D., Simanjuntak, B. Y., & Kusdalinah. (2017). Hubungan Pengetahuan
Gizi, Pola Makan dan Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe dengan Kejadian
Anemia Pada Remaja Putri. Jurnal Kesehatan, VIII(3), 400–405.
Rahman, A., Munandar, S. A., Fitriani, A., Karlina, Y., & Yumriani. (2022).
Pengertian Pendidikan, Ilmu Pendidikan dan Unsur-Unsur Pendidikan. Al
Urwatul Wutsqa: Kajian Pendidikan Islam, 2(1), 1–8.
Wahit Iqbal Mubarak. (2007). Konsep dasar pendidikan kesehatan. Wordpress, 4–
15. https://samoke2012.files.wordpress.com/2017/02/konsep-dasar-
pendidikan-kesehatan.pdf
Zamrodah, Y. (2016). Anemia dan Tablet Tambah Darah. 15(2), 1–23.