Anda di halaman 1dari 2

Nama : Erianto Tarigan

Nim : 190903115

Riview Jurnal
Judul Jurnal : Invetasi Badan Usaha Milik Negara China di Mekong,
Pembangkit Listrik Tenaga Air: Penggerak Politik dan Ekonomi dan Mereka Implikasi di
Perhubungan Air, Energi, Makanan
Latar Belakang Jurnal : Badan Usaha Milik China merupakan sebuah investor yang
sangat aktif dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga air di Mekong. Dalam
melaksanakan perannya sebagai investor dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga air,
maka terdapat kekuatan politik dan ekonomi yang menggerakkan kegiatan BUMN tersebut.
salah satu hal yang berhubungan dengan kegiatan tersebut adalah keadaan air, energi dan juga
ikan sebagai makanan. Bendungan air pembangkit listrik tenaga air tersebut memberikan
gambaran kepada kita bagaimana hubungan, saling ketergantungan dan juga pertukaran
kepentingan. Pasalnya, banyak negara yang mengkalaim bahwasanya bendungan tersebut
senagai sumber listrik yang andal dan murah namun memberikan dampak kerugian terhadap
perikanan yang dimana merupakan sumber utama ketahanan pangan dan merupakan mata
pencaharian bagi jutaan orang. Berdasarkan masalah ini, maka peneliti ingin memberikan
tautan ke studi ini dan lainnya dengan menjelaskan bagaimana dorongan politik dan ekonomi
pembangkit listrik tenaga air untuk lebih memahami mengapa beberapa bendungan dibangun
meskipun dampaknya terkenal baik dan juga peneliti ingin menunjukkan bahwa laju
keterlibatan BUMN China dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga air dan lokasi
investasi sangat dipengaruhi oleh kekuatan politik dan ekonomi yang kuat. Kekuatan-
kekuatan ini muncul dari dalam China dan Subregion Mekong Besar (GMS).
Teori Yang Digunakan : Teori yang digunakan di dalam jurnal ini adalah
menggunakan pendekatan ekonomi politik global. Pendekatan ini dimaksudkan agar peneliti
dapat menganalisis kekuatan utama politik dan ekonomi yang mendorong pengembangan
pembangkit listrik tenaga air yang dikelola oleh BUMN China dalam mengelola air, makanan
dan energi yang berada di Lembah Mekong.
Pembahasan di Dalam Jurnal : China memiliki kebijakan yang berusaha mengatasi ketiga
aspek (air, energi dan ikan) dan yang menjadi fokus signifikannya adalah pada energi. Hal ini
dikarenakan China memprioritaskan diri pada pertumbuhan ekonomi tanpa hamatan, yang
dimana pada saat ini sangat bergantung kepada industri padat energi. Penekanan terhadap
ketahanan air dan pangan yang diakibatkan oleh polusi udara, polusi air dan juga polusi
terhadap tanah dipandang sebagai konteks emisi dari insutri padat energi sehingga menjadi
keprihatinan bersama. Kebijakan lingkungan dan regulasi yang berkaitan dengan bahan
polusi dianggap sebagai sebagai hambatan dan gangguan terhadap pembangunan yang sedang
berjalan di China. Hal ini dikarenkan para pejabat baik yang ada didaerah akan dihargai dan
dipromosikan berdasarkan PDB setiap daerah sehingga para pejabat berlomba lomba dalam
membangun industri meskipun itu didaerah.
GMS itu sendiri pada saat ini sedang mengalami lonjakan pembangunan pembangkit listrik
tenaga air, dengan lebih dari 50 proyek bendungan skala besar yang sedang berlangsung
dibangun dan dikelola oleh perusahaan China. Bendungan tersebut berada di beberapa negara
seperti di Myanmar sebanyak 30, di Laos sebanyak 13, di Kamboja 7, di Vietnam 3, dan
Thailand dengan beberapa proyek bendungan China. Proyek-proyek ini dibiayai,
dikembangkan, dibangun, dan dikontrakkan terutama kepada BUMN China. BUMN besar
seperti Sinohydro seringkali memiliki kapasitas yang lebih tinggi, skalabilitas, dukungan
politik yang lebih besar, lebih banyak pengalaman yang diperoleh dari proyek konstruksi
dalam negeri, dan biasanya dapat membangun bendungan dengan harga lebih rendah dari
pesaingnya sehingga membuatnya kerapkali menjadi alternatif dalam memilih perusahaan
yang akan diajak bekerja sama oleh berbagai negara. Perkembangan BUMN China
diberbagai negara, pada awalnya dibabkan oleh dorongan dari pemerintah China agar
BUMN China melakukan investasi ke luar negeri melalui strategi “Going Global Policy”.
Strategi ini juga berkaitan dengan perdagangan dan dan bantuan luar negeri China.
Dampak negatif di seluruh negara yang mendapatkan investasi dari China sangatlah
signifikan. Pemerintah di Kamboja, Laos dan Myanmar menghadapi tantangan besar dalam
memantau dan mengatur investasi serta dampak sosial dan lingkungannya pada skala dan
kecepatan ini. Dengan usia negara yang tergolong muda dan juga dengan siistem hukum
peradilan yang dapat dikatakan masih muda dituntut harus dapat bertahan dan beradaptasi
dengan perubahan dan perbaikan kelembagaan sehingga pada saat ini meraka tidak mampu
meminta pertanggung jawaban dari perusahaan besar tersebut.
Dengan adanya investasi dari asing maka memungkinkan sebuah negara menjalin hubungan
baik dan menjadi teman politik dari negara tersebut. Seperti halnya negara Kamboja yang
merupakan teman atau sekutu politik dari Cina sehingga membuat BUMN China yang
beroperasi di negara Kamboja lebih di untungkan.
Temuan di Dalam Jurna : BUMN China merupakan salah satu pihak yang ikut berperan di
dalam pengembangan tenaga air global yang sangat berperan dalam peroyek di seluruh
lembah Mekong. Kekuatan kekuatan yang mendorong laju, lokasi, dan skala pengembangan
PLTA di China maupun di luar China seperti di GMS Kekuatan ini termasuk bagaimana
proyek pembangkit listrik tenaga air terkait dengan paket perdagangan dan bantuan yang
lebih besar dan FDI. Hal lain yang terdapat di dalam proyek pembangkit listrik tenaga air
adalah kedok dalam menguasai SDA seperti kayu. Selain itu penelitian ini juga
mengungkapkan bahwa pengembangan pembangkit listrik tenaga air di lembah mekong
mememiliki dampak negatif terhadap mata pencaharian, ketahanan pangan, sekosistem
sungai, hidrologi dan juga berdampak bagi anak anak sungai di sekitarnya. Selain itu
investasi dari pengembangan pembangkit listrik tenaga air juga merupakan sebuah tren yang
dimana dalam hal pembiayaan akan membengkak pada tahun yang berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai