yang bernama Anastasia Gloriana Rei dan juga Elvander Kathlevi Rei. Mereka diusir dari kota asal mereka karena mereka melahirkan 2 anak yang bernama Grizelle Valeria Rei dan juga Zoella Rei. Menurut peri lain, 2 anak itu adalah anak yang “terkutuk.” Agar sepasang suami istri peri itu dan juga anak-anaknya bisa kembali lagi ke kota asalnya, mereka harus membawa salah satu anaknya itu untuk pergi ke dunia manusia yang menurut para peri sangat berbahaya. Saat salah satu anaknya berumur 14 tahun, sepasang suami istri itu harus mengantar anak mereka ke dunia manusia, dan meninggalkannya sampai anak itu berusia 16 tahun. Zoella saat berumur 7 tahun tidak ingin menjadi tumbal untuk pergi ke dunia manusia. Tetapi, kakaknya, Grizelle, yang sudah berumur 10 tahun, bersedia untuk pergi ke dunia manusia untuk membahagiakan keluarganya. Karena Grizelle bersedia untuk pergi ke dunia manusia, ayahnya menjelaskan apa yang harus ia lakukan saat sampai didunia manusia. Ayahnya menjelaskan, bahwa ia harus pergi ke “Aldmoor Junior High School,” dan mencari 1 teman yang benar-benar percaya terhadap peri. “Apakah hanya itu ayah? Aku tidak perlu melakukan yang lain? Lalu, 2 tahun aku di dunia manusia untuk apa jika hanya untuk menemui 1 teman yang percaya terhadap peri saja? Aku bisa menemuinya hanya dalam 1 minggu,” ucap Grizella, sambil memperlihatkan ekspresi kebingungan. “Zel.. Tak segampang itu untuk mencari manusia yang percaya terhadap peri, nak,” jawab ayahnya sambil mengelus rambut putrinya itu. “Begitu ya, yah? Aku kira akan sangat gampang. Oh iya yah, apa yang harus aku lakukan jika aku sudah menemui teman yang percaya terhadap peri?” ayahnya pun menjelaskan kepada Grizelle. Bahwa Grizelle harus membawa temannya itu ke wali kota dari kota asalnya menggunakan kekuatan ajaibnya. “Ohh begitu ya ayah,” ucap Grizelle. “Jika aku tidak berhasil menemukan teman yang ayah maksud, apakah aku tidak bisa kembali?” ujarnya. “Itu yang ayah takutkan, nak. Ayah belum tahu tentang itu,” jawab ayahnya, sambil memperlihatkan ekspresi sedih. “Tetapi, jika kamu belum kembali dalam kurun waktu 2 tahun, ayah, bunda, dan juga Zoella akan mencarimu ke dunia manusia,” ucap ayahnya. “Benar ya, yah? Grizelle percaya ayah,” Grizelle mengatakan itu dengan sedikit senyuman. Ayahnya menanggapi perkataan Grizelle dengan senyuman yang lebar, dan mengelus rambut Grizelle. 4 tahun sudah berlalu, dan tepat hari ini saatnya Grizelle pergi ke dunia manusia. “Kalian tidak usah mengkhawatirkanku. Aku pasti aman didunia manusia. Lagian pula, kan jika mereka menyerangku, aku punya kekuatanku. Ya, kan?” ucap Grizelle. Grizelle sangat yakin jika ia menggunakan kekuatannya, ia akan bisa mengalahkan manusia-manusia yang menurut mereka “berbahaya” itu. “Grizelle, kekuatanmu akan melemah jika kamu jauh dari ayah dan bunda. Jadi, kamu tidak boleh terlalu sering menggunakan kekuatanmu. Kamu hanya punya 5 kesempatan untuk menggunakan kekuatanmu itu, ya?” jawab ibunya, dengan ekspresi khawatir. Lalu Grizelle menjawab perkataan bundanya itu.. “Iya bunda, Grizelle pergi dulu ya! Dadah ayah, bunda, dan juga Zoella! Seperti yang kukatakan, kalian tidak usah khawatir, ya!” Zoella, adiknya, daritadi menyimak percakapan Grizelle dan juga ayah bundanya itu. Ia sudah menangis dari awal. “Kakak! Jaga dirimu baik-baik ya disana! Kembali dengan selamat!” ucap Zoella. “Iya, Zoe. Kakak akan jaga diri kakak baik- baik. Dadah semua!” ujar Grizelle, dengan ekspresi yang cukup meyakinkan. Ayah dan bundanya sangat khawatir, tapi, mau tidak mau, mereka harus mengorbankan Grizelle. Di sisi lain, Grizelle sedang dalam perjalanannya menuju dunia manusia. Ia tidak tahu apa-apa tentang dunia manusia, yang ia tahu ialah, manusia selalu saja tidak percaya tentang peri. Sesampainya di dunia manusia, Grizelle terkejut. Ia baru pertama kali melihat pemandangan seindah ini. “Wah, jadi ini dunia manusia sebenarnya? Tidak sesuram yang aku bayangkan. Ini akan sangat seru!”
Lalu Grizelle pun pergi ke Aldmoor
Junior High School, seperti yang dikatakan ayahnya. “Halo, pak. Saya ingin mendaftar sekolah disini,” ucap Grizelle, kepada kepala sekolah di Aldmoor Junior High School itu. “Oh, iya. Apakah orang tuamu ada disini?” jawab kepala sekolah itu. “Oh, emm.. orang tuaku sangat sibuk, pak. Jadi mereka tidak bisa mendaftarkanku untuk kesekolah. Mereka juga tidak pernah punya waktu untukku,” ujar Grizelle, dengan ekspresi khawatir. Ia terpaksa berbohong agar kepala sekolah itu tidak mencurigainya. “Oohh, jadi kamu selalu mendaftar sekolah sendiri, ya? Siapa namamu?” jawab kepala sekolah itu. “Iya, betul pak. Sejak SD, saya selalu mendaftar kesekolah sendiri. Dan, nama saya Grizelle Valeria,” jawab Grizelle. Ia menghilangkan nama belakangnya karena semua manusia tahu bahwa yang mempunyai nama belakang “Rei” pastinya adalah salah satu dari kelompok peri. “Oh, nama yang cantik. Silahkan, isi saja formulir ini ya!” ujar kepala sekolah itu, dengan senyuman yang sangat lebar. “Oh, iya, baik pak,” ujar Grizelle. Sesudah mengisi formulir itu, 1 minggu kemudian ia pun sudah bisa masuk sekolah. Ia sangat takut di hari pertama memasuki sekolah. Saat memasuki sekolah itu, ia menjadi pusat perhatian, karena menurut murid lain Grizelle sangat cantik. Grizelle kebingungan, ia harus memasuki ruangan yang mana? Ia pun bertanya kepada kakak kelas yang berada didekat pintu masuk sekolah. “Halo, bolehkah aku bertanya? Kelas 8 terletak dimana, ya?” lalu kakak kelas itu menjawab dengan ekspresi wajah yang sangat dingin. “Disana, belok kiri,” ucapnya. Lalu Grizelle menjawab.. “Oh, iya. Terimakasih ya, kak. Kalau boleh tau, siapa namamu?” kakak kelas itu menjawab. “Eugene,” dengan sedikit senyuman. “Oh, iya. Terimakasih banyak ya kak sudah membantuku. Aku pergi ke kelas dulu, terimakasih!” dengan tersenyum lebar.
Sesampainya dikelas, ia kembali takut
karena ia tidak terbiasa dengan keramaian. Tiba-tiba, ada seseorang yang menghampirinya. “Halo! Kamu murid baru, ya? Perkenalkan, namaku Elora Giovanni. Panggil saja El atau Lora.” Ujarnya. Grizelle sangat terkejut karena Elora tiba- tiba saja ada disampingnya. “Oh.. Ehmm.. Iya. Halo juga. Perkenalkan ya, namaku Grizelle Valeria Re- eh.. Iya, namaku Grizelle Valeria. Panggil saja Zel, atau semaumu saja,” jawab Grizelle. Ia hampir saja tidak sengaja menyebutkan nama belakangnya. Elora pun menjawab.. “Ohh iyaa! Salam kenal ya, Zel. Eh, udah bel nih. Aku balik ke tempat dudukku dulu ya! Nanti siap-siap kamu harus perkenalan didepan kelas karena kamu murid baru.” Ucap Elora. Elora sedikit curiga dengan Grizelle, tapi ia percaya bahwa Grizelle itu hanya murid baru biasa yang tidak tahu apa-apa. “Iyaa, siapp El!” ucap Grizelle. Setelah pelajaran dimulai, benar saja. Grizelle diminta untuk memperkenalkan diri didepan kelas. Grizelle pun langsung maju ke depan. “Halo semuanya. Perkenalkan, namaku Grizelle Valeria. Kalian bisa panggil aku Grizelle saja, atau Zel juga boleh,” ujar Grizelle. “Baik. Nama bapak Alterio Elm. Silahkan balik ke tempat dudukmu ya, nak,” jawab bapak guru yang mengajar dikelas Grizelle itu. Bel istirahat pun berbunyi. Semua teman sekelas Grizelle langsung beranjak dari tempat duduk mereka, dan pergi ke kantin. Tetapi, Grizelle malas makan. Ia hanya duduk dikursinya dan tidur. Saat Grizelle tidur, tiba tiba.. “Dor! Zel, apakah aku mengejutkanmu?” ucap Elora. Tentunya Grizelle sangat terkejut. Ia menghela nafas setelah mengetahui bahwa yang mengejutkannya itu hanyalah Elora. “Tentu saja aku terkejut, El. Siapa sih yang tidak terkejut jika dikejutkan seperti itu?” tanya Grizelle. “Hahaha! Aku sangat ahli dalam mengejutkan seseorang, bukan?” jawab Elora. Elora merasa bahwa dirinya sangat pandai dalam mengejutkan seseorang. “Walaupun Elora pandai dalam mengejutkan seseorang, mengapa ia bisa bangga dengan hal itu? Bukankah seharusnya ia tidak mengejutkan seseorang seperti itu?” tanya Grizelle didalam hati. “Zel? Mengapa kamu melamun?” tanya Elora. “Oh.. Tidak apa-apa. Aku hanya masih terkejut saja, hehe,” jawab Grizelle. Tidak terasa, bel pelajaran dimulai telah berbunyi kembali. “Oh! Sudah mulai pelajaran lagi nih. Maaf ya tadi aku mengagetkanmu! Lain kali, kita mengobrol lebih sering lagi, ya! Dadah!” seru Elora kepada Grizelle. 1 tahun kemudian, Grizelle menjadi sangat dekat dengan Elora. Elora sering menceritakan tentang peri kepada Grizelle. Elora pun sangat percaya bahwa peri itu nyata. Elora bahkan mempunyai hampir 10 buku tentang peri. Elora sangat tahu betul tentang peri. Grizelle pun sudah merencanakan bahwa ia akan membawa Elora kekota asalnya menggunakan kekuatannya 1 tahun lagi. Setelah 2 tahun ia di dunia manusia, saat ia dan Elora sedang piknik di taman belakang sekolahnya, Grizelle meminta Elora untuk memegang tangannya dan menutup matanya agar Elora dan Grizelle bisa pergi ke kota asalnya Grizelle itu,. Tetapi, Elora kebingungan. “Mengapa aku harus melakukan itu, Zel?” ucap Elora, sambil memperlihatkan ekspresi kebingungan. “Sudah, kamu percaya aku, kan El? Ayo. Turuti aku, ya!” jawab Grizelle. Elora masih kebingungan, tetapi ia percaya kepada sahabatnya itu. 1! Teriak Grizelle, menghitung detik untuk mereka untuk teleport kekota asal Grizelle itu. 2! 3! BLUK! Suara apa itu?
Elora memegang pisau ditangannya selama
ini. Ia menusuk Grizelle dengan pisau itu. Selama 2 tahun ini, Elora sudah dapat merasakan bahwa Grizelle adalah seorang peri. Dari tata bicara Grizelle yang selalu takjub saat Elora bawa ke tempat di dunia manusia yang bagus, dan kesalahan Grizelle saat memperkenalkan dirinya kepada Elora itu selalu terulang berkali-kali. Grizelle selalu tidak sengaja menyebutkan nama belakangnya. Dari 2 kejadian-kejadian itu, ia sudah tahu bahwa Grizelle adalah seorang peri. “Aku sudah tahu bahwa nama aslimu adalah Grizelle Valeria Rei, kan? Sudah jelas bahwa kamu adalah seorang peri. Maaf ya, Zel. Selama 2 tahun ini aku sudah pura- pura tidak tau bahwa kamu adalah seorang peri.” ucap Elora, memberi tahu Grizelle yang sudah terbaring lemah di tumpukan dedaunan. “Jangan menjadi orang yang egois. Jadilah orang yang mau berkorban demi sesama manusia.” Tunggulah BAB 2 dari cerita “The Cursed Fairy” ini! Terimakasih sudah membaca sampai akhir!