Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PADA AGREGAT ANAK DENGAN DHF

OLEH
I PUTU GEDE WIDHIADNYANA, S.KEP.
(C2222015)

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA USADA BALI
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DHF PADA ANAK DI RUANG CILINAYA RSD MANGUSADA

A. JUDUL
Satuan Acara Penyuluhan DHF pada anak di Ruang Cilinaya RSD
Mangusada

B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah proses penyuluhan diberikan selama 30 menit, sasaran dapat
memahami tentang DHF pada anak.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit sasaran diharapkan
mampu :
1. Menyebutkan pengertian DHF dengan benar
2. Menyebutkan penyebab DHF dengan benar
3. Menyebutkan ciri-ciri nyamuk Aedes Aegypti dengan benar
4. Menyebutkan tanda dan gejala dari DHF dengan benar
5. Mengetahui cara pencegahan DHF dengan benar
6. Mengetahui penanganan pada anak yang terkena DHF dengan benar

C. TEMPAT
Tempat : Banjar Puseh Sanur, Denpasar Selatan
Setting Tempat :

Penyuluh
Pese
rta
D. WAKTU
Hari/Tanggal : Sabtu, 4 Juni 2022
Jam : 16.00-16.30 WITA

E. SASARAN
1. Peserta
Orang tua anak dengan DHF
2. Jumlah peserta
2 orang

F. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab

G. MEDIA
1. Leaflet.

H. PEMBAGIAN KELOMPOK
-

I. RENCANA PELAKSANAAN
1. Persiapan
a. Persiapan Media
Media yang dipersiapkan disesuaikan dengan keadaan dan kondisi
sasaran yaitu leaflet yang mempermudah dalam penyampaian materi
penyuluhan.
b. Persiapan Alat
Alat yang disediakan adalah kursi, kertas dan pulpen.
c. Persiapan Materi
Materi yang telah dipersiapkan diperiksa kembali baik dari segi
bahasa maupun susunannya sehingga dapat mempermudah
penerimaan dan pemahaman informasi atau penyuluhan tentang DHF
oleh sasaran.
d. Undangan atau peserta
Undangan telah disebarkan 1 hari sebelum penyuluhan.
2. Proses
a. Kegiatan penyuluhan yang akan diberikan, diharapkan berjalan
lancar dan sasaran memahami tentang penyuluhan yang diberikan.
b. Dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi proses interaksi antara
penyuluh dengan sasaran.
c. Sasaran diharapkan kehadirannya 100% dan tidak ada yang
meninggalkan tempat saat penyuluhan berlangsung.
d. Sasaran diharapkan memperhatikan materi yang diberikan oleh
penyuluh.
3. Evaluasi
a. Jangka Pendek
Sasaran penyuluhan mengerti 80% dari materi yang disampaikan
dengan kriteria sasaran mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
penyuluh serta memahami tentang DHF pada anak.
b. Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan tentang DHF sehingga sasaran
mengubah prilakunya dalam menangani kejadian DHF pada anak.

J. KEGIATAN PENYULUHAN
No Kegiatan penyuluhan Waktu Kegiatan peserta
1 Pendahuluan 5
a. Menyiapkan materi, tempat dan sasaran menit a. mempersiapkan
b. Memberi salam diri
c. Perkenalan b. menjawab salam
d. Menjelaskan tujuan dan kontrak waktu c. menyimak
d. menyimak
2 Kegiatan inti 20
a. memberikan penjelasan tentang DHF menit a. menyimak
b. menjelaskan penyebab, tanda dan gejala b. menyimak
DHF
c. menjelaskan ciri-ciri nyamuk aedes c. menyimak
aegypti
d. menjelaskan pencegahan dan penanganan d. menyimak
DHF
e. menampilkan video animasi untuk anak- e. menyimak
anak
f. memberikan kesempatan bertanya f. bertanya
g. menjawab pertanyaaan g. menyimak
3 Penutup 5
a. menyimpulkan penyuluhan bersama menit a. menyimak
peserta b. menjawab
b. memberikan evaluasi lisan c. menjawab salam
c. memberikan salam penutup
MATERI PENYULUHAN
TENTANG DHF

A. Pengertian
Dengue Hemmorhagic Fever (DHF) adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue yang tergolong arbovirus dan masuk ketubuh
penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegipty betina, dengan tanda dan
gejala demam, nyeri otot, nyeri sendi disertai lekopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopenia (Dewi, 2013). Penyakit ini lebih dikenal dengan sebutan
Demam Berdarah Dengue (DBD) (Henilayati, 2015).
Dari beberapa pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa DHF
merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti, biasanya menyerang anak di bawah
usia 12 tahun dan dapat menimbulkan kematian.

B. Penyebab
Menurut (Lapaleo, 2014) Penyebab penyakit DHF adalah virus dengue
yang terdapat dalam tubuh nyamuk Aedes aegepty (betina). Virus ini
termasuk famili Flaviviridae yang berukuran kecil sekali yaitu 35-45 mm.
Virus ini dapat tetap hidup (survive) di alam ini melalui 2 mekanisme.
Mekanisme pertama, transmisi vertikal dalam tubuh nyamuk, dimana virus
yang ditularkan oleh nyamuk betina pada telurnya yang nantinya akan menjadi
nyamuk. Virus juga dapat ditularkan dari nyamuk jantan pada nyamuk betina
melalui kontak seksual. Mekanisme kedua, transmisi virus dari nyamuk ke
dalam tubuh manusia dan sebaliknya.
Nyamuk mendapatkan virus ini pada saat melakukan gigitan pada manusia
yang pada saat itu sedang mengandung virus dengue pada darahnya (viremia).
Virus yang sampai ke lambung nyamuk akan mengalami replikasi (memecah
diri/berkembang biak), kemudian akan migrasi yang akhirnya akan sampai
dikelejar ludah. Virus yang berada di lokasi ini setiap saat siap untuk
dimasukkan ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk.
C. Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegepty
Tubuh nyamuk terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu kepala/caput, dada/thorak
dan perut/abdomen.
1. Kepala nyamuk Ae. aegypti agak membulat dan hampir tertutupi oleh
sepasang mata majemuk yang hampir bersentuhan, probosis yang terdapat
di kepala dapat digerakan ke depan maupun ke bawah. Terdapat sepasang
antenna yang berfungsi sebagai alat peraba yang terdiri dari 15 segmen.
Palpus nyamuk betina lebih pendek dari proboscis, sedang nyamuk jantan
palpus dan proboscis sama panjang. Nyamuk jantan mempunyai antena
yang memiliki banyak bulu sehingga disebut antenna plumose sedangkan
nyamuk betina hanya memiliki beberapa bulu sehingga disebut antenna
palpi.
2. Di dada/thorak nyamuk Ae. aegypti terdapat tiga pasang tungkai dan
sepasang sayap.
3. Abdomen terdiri dari 10 – 11 segmen dan pada segmen ke 8, 9 dan 10
membentuk alat kelamin/reproduksi.
Ciri-ciri nyamuk Ae. aegypti menurut (Syukur, 2012) :
Nyamuk Ae. aegypti mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : nyamuk Ae.
aegypti berukuran kecil dengan warna dasar hitam, probosis bersisik hitam,
palpi lebih pendek dibandingkan dengan probosis, ujung hitam bersisik putih
perak, oksiput bersisik lebar berwarna putih terletak memanjang, femur
bersisik putih memanjang, tibia semua hitam, tarsi belakang berlingkar putih,
pada segmen basal kesatu sampai keempat dan segmen kelima berwarna putih,
sayap berukuran 2,5 – 3,0 mm bersisik hitam.
1. Memiliki tubuh berwarna hitam dengan loreng-loreng putih (belang-
belang warna putih) di sekujur tubuh nyamuk.
2. Memiliki kemampuan terbang hingga radius 100 meter dari tempat
nyamuk menetas.
3. Memerlukan darah setiap dua hari sekali.
4. Menghisap darah sebanyak dua kali yaitu pada pagi hari dan sore hari.
5. Memiliki kemampuan bertahan hidup selama 2-3 bulan dengan rata-rata
selama 2 minggu.
6. Ketika menggigit posisi tubuh nyamuk rata dengan permukaan kulit
7. Bersarang dan bertelur di genangan air jernih di dalam dan di sekitar
rumah bukan di air keruh (ada tananhnya) seperti got/comberan,
contohnya pada bak mandi, tampayan, vas bunga, tempat minum burung,
perangkap semut dan lain-lain.

D. Klasifikasi
Menurut (Apriyani, 2007) :
1. Derajat I : Demam disertai gejala klinik khas dan satu-satunya manifestasi
perdarahan dalam uji tourniquet positif, trombositopenia, himokonsentrasi.
2. Derajat II : Derajat I disertai dengan perdarahan spontan pada kulit atau
tempat lain.
3. Derajat III : Ditemukannya kegagalan sirkulasi, ditandai oleh nadi cepat
dan lemah, tekanan darah turun (20 mm Hg) atau hipotensi disertai dengan
kulit dingin dan gelisah.
4. Derajat IV : Kegagalan sirkulasi, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak
terukur.

E. Tanda dan Gejala


Menurut (Lapaleo, 2014) gambaran klinis yang timbul bervariasi
berdasarkan derajat DHF dengan masa inkubasi antara 3-15 hari. Penderita
biasanya mengalami demam akut atau suhu meningkat tiba-tiba, sering
disertai menggigil, saat demam pasien compos mentis.
Gejala klinis lain yang sangat menonjol adalah terjadinya perdarahan
pada saat demam dan tak jarang pula dijumpai pada saat penderita mulai bebas
dari demam. Perdarahan yang terjadi dapat berupa :
1. Perdarahan pada kulit atau petechie, echimosis, hematom.
2. Perdarahan lain seperti epistaksis, hematemesis, hematuri dan melena.

Selain demam dan perdarahan yang merupakan ciri khas DHF, gambaran
klinis lain yang tidak khas dijumpai pada penderita DHF adalah :
1. Keluhan pada saluran pernafasan seperti batuk, pilek, sakit pada waktu
menelan.
2. Keluhan pada saluran pencernaan : mual, muntah, anoreksia, diare,
konstipasi.
3. Keluhan sistem tubuh yang lain : nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot
tulang dan sendi, nyeri otot abdomen, nyeri uluhati, pegal-pegal pada
seluruh tubuh, kemerahan pada kulit, muka, pembengkakan sekitar mata,
lakrimasi dan fotofobia, otot-otot sekitar mata sakit bila disentuh dan
pergerakan bola mata terasa pegal.

Pada hari pertama sakit, penderita panas mendadak secara terus-menerus


dan badan terasa lemah atau lesu. Pada hari kedua atau ketiga akan timbul
bintik-bintik perdarahan, lembam atau ruam pada kulit di muka, dada, lengan
atau kaki dan nyeri ulu hati serta kadang-kadang mimisan, berak darah atau
muntah. Antara hari ketiga sampai ketujuh, panas turun secara tiba-tiba.
Kemungkinan yang selanjutnya adalah penderita sembuh atau keadaan
memburuk yang ditandai dengan gelisah, ujung tangan dan kaki dingin dan
banyak mengeluarkan keringat. Bila keadaan berlanjut, akan terjadi renjatan
(lemah lunglai, denyut nadi lemah atau tidak teraba) kadang kesadarannya
menurun.
Kriteria klinis DHF menurut WHO adalah :
1. Demam akut yang tetap tinggi selama 2-7 hari, kemudian turun secara
lisis. Demam disertai gejala tidak spesifik
2. Manifestasi perdarahan.
3. Pembesaran hati dan nyeri tekan tanpa icterus
4. Dengan/adanya renjatan
5. Kenaikan nilai hematokrit.
F. Pencegahan
Menurut (Lapaleo, 2014) untuk mencegah penyakit DHF nyamuk
penularnya harus diberantas (Aedes aegypti) sebab vaksin untuk mencegahnya
belum ada. Cara cepat memberantas nyamuk Aedes aegypti memberantas
jentik-jentiknya di tempat berkembang biaknya. Cara ini dikenal dengan
pemberantasan nyamuk DHF (PSN-DBD). Oleh karena tempat berkembang
biaknya dirumah-rumah dan di tempat-tempat umum maka setiap keluarga
harus melaksanakan PSN-DBD sekurang kurangnya seminggu sekali.
PSN-DBD bisa melalui penggunaan insektisida untuk langsung
membunuh nyamuk Aedes aegypti dewasa. Malation adalah insektisida yang
lazim dipakai saat ini. Cara penggunaan malation adalah dengan pengasapan
(thermal fogging), atau pengabutan (cold fogging). Ada juga insektisida yang
bertujuan membunuh jentik-jentik nyamuk yakni abate. Cara penggunaan
bubuk abate adalah dengan menaburkan bubuk abate pada tempat yang
menjadi sarang nyamuk. Sedangkan PSN-DBD tanpa menggunakan
insektisida adalah 3M, menguras bak mandi, tempayan minimal seminggu
sekali, karena perkembangan nyamuk memerlukan waktu 7-10 hari.
Selanjutnya menutup tempat penampungan air rapat-rapat dan langkah
terakhir dari 3M adalah membersihkan halaman rumah dari barang-baranng
yang memungkinkan nyamuk tersebut bersarang dan bertelur

G. Penatalaksanaan
a. Beri minum banyak ( 1 ½ - 2 Liter / hari )
b. Kompres atau berikan obat antipiretik, untuk menurunkan panas, dapat
juga dilakukan kompres
c. Istirahat yang cukup
d. Larikan ke dokter jika demam berkelanjutan lebih dari 4 hari hingga 1
minggu
DAFTAR PUSTAKA

Apriyani. 2007. Jenis-Jenis DBD atau DHF.


(http://eprints.ums.ac.id/16724/2/BAB_I.pdf)

Dewi Kusuma. 2013. ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. T DENGAN


DENGUE HEMORRHAGIC FEVER GRADE II DI BANGSAL MELATI 2C
DI RSUD MOEWARDI, SURAKARTA
(http://eprints.ums.ac.id/25519/12/naskah_publikasi.pdf)

Henilayati. 2015. Definisi DBD.


(http://eprints.undip.ac.id/46793/3/Ni_Putu_Nova_Henilayati_22010111120
039_Lap.KTI_BAB_2.pdf)

Lapaleo. 2014. Pencegahan dan Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue.


(http://eprints.ung.ac.id/5207/5/2013-1-14201-841409036-bab2-
28072013075739.pdf)

Syukur. 2012. Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegipty.


(http://eprints.undip.ac.id/42537/3/03_BAB_II_abdul_syukur.pdf)

Anda mungkin juga menyukai