ABSTRAK
UKM Kesenian SEMBUR merupakan wadah bagi mahasiswa FKIP Universitas Jember
mengekspresikan diri melalui seni di bidang musik, rupa, dan tari yang diwujudkan dengan adanya
pagelaran. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui manajemen produksi pagelaran dan faktor
pengaruh kegagalan pagelaran seni UKM Kesenian Sembur. Pendekatan dalam penelitian ini yaitu
deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data meliputiobservasi, wawancara, serta
dokumentasi. Keabsahan data akan diuji menggunakan metode triangulasi sumber. Dari hasil
penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen produksi yang dilakukan terbagi ke dalam
dua bagian, yaitu manajemen artistik dan non-artistik yang mana keduanya memiliki peran besar
dalam kelangsungan pagelaran. Namun penyebab kegagalan utama selain manajemen produksi
ialah faktor eksternal yang bersumber dari organisasi serupa yang bergerak pada bidang teater.Perlu
adanya analisa lebih lagi mengenai konsep yang akan dibawakan serta komunikasi yang
ditingkatkan dalam pagelaran setiap sehingga dapat meminimalisir perseteruan antar organisasi
seni..
Kata kunci: kata kunci 1, kata kunci 2, kata kunci 3, kata kunci 4
PENDAHULUAN
Kegiatan mengelola serta mengatur segala kebutuhan ialah kegiatan
keseharian setiap individu yang akan terus berulang, agar segala sesuatu
terlaksana secara baik serta teratur. kegiatan pengelolaan dan mengatur inilah yg
seringkali kita sebut menjadi kegiatan menajemen. semua aktivitas insan baik
secara pribadi juga tidak pribadi mempunyai kaitan menggunakan aktivitas
manajemen. Manajemen dibutuhkan insan dengan tujuan buat melengkapi
seluruh kebutuhan hidupnya agar lebih terstruktur. Demikian juga halnya sebuah
gerombolan seni pertunjukan. buat mempertahankan eksistensinya, gerombolan
seni pertunjukan umumnya mempunyai program kerja menggunakan
menerapkan sistem manejemen eksklusif.
Manajemen produksi berfungsi mempersiapkan segala sesuatu kebutuhan
yang saling terkait dengan suatu pementasan atau pertunjukan, dipimpin oleh
pimpinan produksi yang akan dibantu oleh bagian seperti marketing,
sponsorship, house manager, dan stage manager. Penanggung jawab manajemen
artistik ialah pengarah adegan, yg mengendalikan pemain, penata cahaya, penata
anjung, penata musik, penata gerak, wardrobe dan makeup. (Jazuly 2014,36).
Manajemen tidak hanya diterapkan dalam organisasi seni itu sendiri namun juga
Herika Nur Setyo Rini/210210204056
2. Manajemen
Sebagian pendepat berkata kata manajemen berasal dari Inggris, tetapi bagi
Fawarti Gendra Nu dalam bukunya yang bertajuk “Tata Kelola Festival Seni
Pertunjukan” menjabarkan kata manajemen yang berasal dari bahasa Perancis
kuno yaitu ménagement, yang mempunyai makna seni melaksanaan serta
mengendalikan, kata manajemen bisa jadi pula berasal dari Italia managgiare
yang berarti mengatur, sedangkan dari bahasa latin yaitu manus yang berarti
tangan. Bahasa perancis kemudian mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris
menjadi management, yang mempunyai makna seni melakukan serta
mengendalikan ( Nata Utami 4, 2018). Manajemen merupakan perancanaan,
pengorganisasian, pengarahan, serta pengendalian aktivitas anggota organisasi
dalam upaya menggapai upaya tujuan dengan menggunaan sumber energi yang
terdapat.( Nata Utami 3, 2018).
3. Fungsi Manajemen
Menurut George R Terry tahun 1960 (dalam Jazuly 2014,12) merumuskan
fungsi dasar manajemen yang meliputi yaitu: Perancanaan (planning),
Pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuanting), dan Pengawasan atau
evaluasi (controling). Sehingga fingsi manajemen menjadi bagian terpenting
dalam menyukseskan pertunjukan atau pementasan dengan baik.
Metode pengumpulan informasi yang digunakan dalam riset ini ialah atara lain;
metode observasi( pengamatan secara langsung), wawancara, serta yang terkahir
merupakan riset dokumentasi. Sehabis informasi terkumpul berikutnya
mempraktikkan metode keabsahan informasi setelah itu diuji kreadibilitasnya
dengan menggunaan metode triangulasi sumber.
Keberadaan pertunjukan ludruk Irama Budaya ialah fenomena sosial yang terjalin
dalam kehidupan komunitas seni pertunjukan. Pertunjukan merupakan aktivitas
komunikasi selaku muara kekaryaan komunitas kesenian, sehingga buat menguasai
bermacam fenomena digunakan pendekatan manajemen penciptaan pergelaran
selaku sistem pengelolaan dalam pementasan. Buat mendalami manajemen dibalik
aktivitas menciptakan kekaryaan tersebut, riset difokuskan lewat peranan
kepemimpinan dalam komunitas seni pertunjukan.
Menurut Emzir tahun 2012, tugas analisis menafsirkan serta membuat arti materi-
materi yang sudah dikumpulkan bisa timbul selaku tugas monumental kala seorang
buat awal kalinya ikut serta dalam proyek riset. Untuk penemuan hasil riset tentang
penyebab kegagalan pementasan, aktivitas yang dicoba merupakan
mengklasifikasikan sampai berikan arti terhadap hasil pengamatan, wawancara,
pencatatan, serta perekaman yang sudah diperoleh dari pengumpulan informasi
Herika Nur Setyo Rini/210210204056
bermacam data tentang fenomena- fenomena yang terjalin selaku objek riset.
Menurut Lincoln dan Guba, sedikitnya terdapat empat standar atau kriteria utama
untuk menjamin keabsahan data hasil penelitian kualitatif, yaitu:
a) standar kredibilitas,
b) standar transferabilitas,
c) standar dependabilitas, dan
d) standar konfirmabilitas
Dalam penelitian ini, keabsahan data difokuskan pada standar kredibilitas. Dengan
kata lain, hal ini bertujuan untuk menghasilkan data hasil penelitian kualitatif
dengan tingkat kepercayaan tinggi sesuai fakta dilapangan. Informasi yang digali
melalui subjek atau partisipan yang diteliti. Penelitian tentang kegagalan
manajemen produksi sendratasik pagelaran yang berjudul Dhisa, didasari melalui
validasi data melalui triangulasi untuk mengutamakan efektivitas proses dan hasil
yang diinginkan. Triangulasi dilakukan dengan menguji proses dan hasil metode
yang diguna-kan sudah berjalan baik. Proses triangulasi dilakukan terus menerus
sepanjang proses mengumpulkan data maupun analisis data, sampai peneliti merasa
yakin tidak ada lagi perbedaanperbedaan, dan tidak ada yang perlu dikonfirmasikan
kepada para informan yang didapatkan dari dalam maupun luar UKM Kesenian
Sembur
PEMBAHASAN
pembekalan melalui diklat ruang maupun diklat lapang. Diklat ruang lebih fokus
kepada teori yang bertujuan untuk memperkenalkan kepada mahasiswa baru
bagaimana Sejarah terbentuknya ukm kesenian sembur, filosofi nama dan logo,
serta siapa saja anggota keluarga ukm kesenian sembur. Sedangkan diklat lapang
merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk lebih mengenal ukm kesenian lain
yang berada di universitas jember.
Ukm kesenian sembur kerap kali mengangkat budaya kearifan lokal yang
sudah jarang diangkat dalam suatu seni pertunjukan. Konsistensi dalam muatan
nilai–nilai hidup yang dituangkan dalam sebuah karya menjadi misi tersendiri oleh
Ukm kesenian sembur. Pementasan Ukm kesenian sembur memiliki makna atau
nilai-nilai yang dapat memberikan manfaat dan memberikan pengetahuan
berdampak pada masyarkat. Sebuah karya tidaklah hanya sebatas gerakan atau
suara tanpa makna dan nilai. Semua harus memiliki pesan yang tentunya
memberikan makna baik untuk penikmat seni.
Kegiatan yang telah diprogramkan diharapkan menjadi daya rangsang bagi
generasi muda untuk berani mengeksplor kekuatan sebuah kearifan lokal dan
mudah mengasah kreativitas.
Dari berbagai program kerja yang ada, pagelaran merupakan kegiatan yang
disakralkan oleh ukm kesenian sembur. Program kerja yang melibatkan seluruh
anggota lama maupun baru ini memiliki makna yang mendalam dalam
pengaplikasiannya. Seluruh divisi baik tari, rupa, maupun musik akan
mengerahkan kemampuannya untuk memberikan persembahan terbaiknya dalam
mewujudkan pagelaran.
Struktur kepengurusan
Menjalankan suatu organisasi tidaklah mudah dan membutuhkan banyak
tenaga dalam prosesnya. Untuk mencapai terwujudnya kegiatan sesuai denga napa
yang diinginkan perlu diadakannya structural kepengurusan dalam suatu
organisasi. Ukm kesenian sembur sendiri, memiliki struktur kepengurusan yang
terdiri dari pengurus inti dan pengurus harian. Pengurus inti terdiri dari ketua
umum, sekertaris, dan bendahara, sedangkan pengurus harian terdiri dari
Herika Nur Setyo Rini/210210204056
koordinator bidang (musik, tari, dan rupa), infokom (informasi dan komunikasi),
hubungan masyarakat (internal dan eksternal), serta perlengkapan. Struktur
kepengurusan yang diterapkan ukm kesenian sembur tergolong sederhana namun
sejauh ini masih dirasa cukup khususnya menurut para anggota. Untuk gambaran
lebih jelasnya, berikut bagan struktur kepengurusan ukm kesenian sembur periode
2023.
Anggota
Herika Nur Setyo Rini/210210204056
Manajemen produksi
Berdasarkan hasil observasi manajemen produksi yang diterpakan ukm kesenian
sembur dalam pagelaran sendratasik berjudul Dhisa sesuai dengan teori yang
dipaparkan oleh M. Jazuly dimana manejemen seni pertunjukan dibagi menjadi dua
bagian manajemen artistik, dan manajemen non artistik, dimana didalamnya telah
terbagi setiap divisi yang dikendalikan oleh sutradara dan pimpinan produksi. Hal
ini dilakukan agar jelasnya pembagian tugas dan alur kerja lebih terarah.
Implementasi fungsi manajemen juga diterapkan untuk menjaga sistem prodoksi
pertunjukan, digunakanlah penerapan fungsi manajemen yang diungkapkan oleh
George R Terry pada buku “Manajemen Seni Pertunjukan Edisi 2” oleh M Jazuly.
Dimana inti dari teori tersebut diutamakan merencanakan, mengerjakan, dan
mengevaluasi, agar seluruh kegiatan yang ada pada ukm kesenian sembur dapat
mencapai tujuan efisen dan efektif. Efektif yang berarti dapat menghasilkan karya
yang baik sesuai dengan tujuan awal perancaan, sedangkan efisien berarti
menggunakan tenaga dan biaya tanpa adanya penyimpangan dan secara rasional.
KESIMPULAN
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian pada UKM Kesenian Sembur
mengenai “Kegagalan Manajemen Produksi pagelaran sendratasik berjudul
“Dhisa”, maka model produksi tersebut mengacu pada fungsi manajemen yang
meliputi, Planning (perencanaan) melakukan tahapan riset, pemilihan tema,
pembuatan naskah, pemilihan pemain. Organizing (pengorganisasian)
pembentukan kepanitiaan dengan menentukan setiap divisi agar pembagian tugas
dapat terlihat lebih jelas. Actuanting (pelaksanaan) kegiatan ini dilakukan secara
Herika Nur Setyo Rini/210210204056
Bunga Rampai
Agung, Satria. (2020). Digital Content: Video as Research. In Handbook of The
Arts in Qualitative Research. Singapore: Sage Publication.
Skripsi, Thesis, Disertasi, dan Laporan Penelitian
Manda, M. (2020). Estetika Musik Pelajar Kota Palangka Raya. Universitas
Palangka Raya
Audio/Video
Andin, Jimi O. (2018). Tari Mandau. Diky Record.
Informan
Doni, Purnama. (2020). Pengrajin Rotan Desa Pangkalan Lada, Kabupaten
Kota Waringin Barat.
Pustaka Laman
Wohlstetter, P. (2010). Organizing for Successful School-Based Management.
Retrieved February 5, 2014, from
http://www.ascd.org/readingroom/books/wohlstetter9 books.html
Herika Nur Setyo Rini/210210204056
Penulisan keseluruhan artikel menggunakan font Times New Roman Ukuran 12-Regular (atau
miring sesuai dengan bahasa yang digunakan). Baris pertama tiap paragraf menjorok ke dalam
sebesar 8 mm. Spasi yang digunakan sebesar 1,5 spasi.
Jumlah halaman artikel minimal 7 halaman