Anda di halaman 1dari 13

JPD: Jurnal Pedagogiana

P-ISSN 2089-7731 E-ISSN 2684-8929 DOI: doi.org/10.47601/AJP.XXX

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


DENGAN STRATEGI CROSSWORD PUZZLE PADA SISWA KELAS VI
SD NEGERI KARANG ASIH 04 KECAMATAN CIKARANG UTARA
KABUPATEN BEKASI

MASIH
SD Negeri Karang Asih 04

ABSTRAK
Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Dengan Strategi Crosword
Puzzle telah diteliti pada Siswa Kelas VI SD Negeri Karang Asih 04 Kecamatan Cikarang
Utara Kabupaten Bekasi dari tanggal 25 Juli 2018 sampai dengan 26 September 2018.
Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah : (1) bagaimana penerapan strategi
Crossword Puzzle dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada siswa kelas VI
SD Negeri Karang Asih 04 dan (2) apakah strategi Crossword Puzzle dapat meningkatkan
hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) pada siswa kelas VI SD Negeri Karang Asih 04.
Jenis Penelitian ini adalah menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian ini terdiri dua rangkaian siklus kegiatan dimana setiap siklus meliputi tahapan
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Data yang diperoleh dalam
penelitian ini dianalisis secara deskriptif kualitatif yang bersumber dari lembar observasi dan
lembar kerja siswa. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa penerapan strategi Crossword
Puzzle dalam pembelajaran PAI pada kelas VI SD Negeri Karang Asih 04 dapat
meningkatkan peran aktif siswa dalam belajar dan mengurangi kecenderungan guru
mendominasi kegiatan pembelajaran. Hal ini dilihat dari terjadinya peningkatan siswa yang
aktif dari siklus I dengan rata-rata jumlah sswa yang aktif 19 orang dengan persentase
25,34% dan pada siklus II meningkat menjadi 21 orang siswa atau 24,70% dari 25 orang
siswa disamping itu, persentase aktivitas guru meningkat dari skor rata-rata 3,09 (kategori
cukup baik) menjadi rata-rata 3,90 (kategori baik). Selain itu, ketuntasan belajar siswa
melalui strategi Crossword Puzzle menunjukan peningkatan, hal ini tergambar pada Siklus I,
siswa yang tuntas 17 orang atau 68% dan siswa yang belum tuntas 8 orang atau 32%. Pada
siklus II mengalami peningkatan yang signifikan yakni jumlah siswa yang tuntas 21 orang
atau 84% dan siswa yang belum tuntas menjadi berkurang yaitu sisa 4 orang atau 16%.

Kata Kunci: hasil belajar, PAI, Crossword Puzzle

Pendidikan memegang peranan terorganisir, teratur, terencana, guna


penting dalam upaya peningkatan kualitas mengubah tingkah laku individu kearah
manusia, baik sosial, spiritual, intelektual peningkatan sumber daya manusia
maupun kemampuan profesional. Manusia Indonesia yang berkualitas secara
merupakan kekuatan utama pembangunan, berkesinambungan. Hal tersebut sesuai
untuk itu kualitas mutu pendidikan harus dengan yang diamantkan oleh undang-
dipacu dalam penyelenggaraan sistim Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang
pendidikan nasional. Lembaga pendidikan Sistim Pendidikan Nasional pasal 1
sekolah adalah sarana yang telah sebagai berikut :
dilaksanakan pemerintah sebagai tempat Pendidikan adalah usaha sadar dan
berlangsungnya kegiatan proses terencana untuk mewujudkan suasana
pembelajaran yang dilaksanakan secara belajar dan proses pembelajaran agar

Volume 8, No. 4, April 2020 | 55


peserta didik secara aktif dan efisien. Disamping masalah lainnya
mengembangkan potensi dirinya yang juga muncul adalah kurangnya
untuk memiliki kekuatan spiritual perhatian guru agama terhadap variasi
keagamaan, pengendalian diri, penggunaan strategi pembelajaran dalam
kepribadian, kecerdasan. Ahlak mulia, upaya peningkatan mutu pembelajaran
serta keterampilan yang diperlukan secara baik. Begitu juga permasalah yang
dirinya, masyarakat, bangsa dan terjadi di SD Negeri Karang Asih 04,
Negara. masalah yag terjadi pada siswa kelas VI
Tujuan pendidikan nasional tidak akan yaitu rendahnya hasil belajar siswa pada
mudah tercapai jika kualitas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
profesionalisme seorang pendidik belum hanya mencapai 62,6 dari Kriteria
dipenuhi secara utuh. Pendidikan hidup Ketuntasan Minimal (KKM) yang
dan berkembang sebagai sebuah realita ditetapkan oleh sekolah yakni 65.
sosial, membutuhkan media konseptual Rendahnya hasil belajar yang
dan praktis sebagai sarana yang dicapai siswa tidak semata-mata
menjembatani antara tujuan pendidikan disebabkan oleh kemampuan siswa,
dengan realita sosial. Berbagai strategi tetapi juga disebabkan kurang
yang sifatnya cenderung untuk berhasilnya guru dalam mengajar. Karena
membangun karakter anak didik, agar salah satu tugas guru adalah sebagai
lebih memiliki watak, sikap dan perilaku pengajar, yang lebih menekankan kepada
yang sesuai nilai-nilai moral dan budaya tugas dalam merencanakan dan
sangat dibutuhkan pada mata pelajaran melaksanakan pengajaran. Dalam hal ini
Pendidikan Agama Islam (PAI). guru dituntut memiliki seperangkat
Mata pelajaran Pendidikan Agama pengetahuan dan keterampilan teknis
Islam adalah merupakan mata pelajaran mengajar, disamping menguasai ilmu atau
wajib bagi siswa Sekolah Dasar mulai dari bahan yang akan diajarkan.
kelas I sampai dengan kelas VI. Dalam pembelajaran terdapat tiga
Pendidikan Agama Islam adalah komponen utama yang saling berpengaruh
bimbingan jasmani, rohani berdasarkan dalam proses belajar mengajar.
hukum-hukum Agama Islam menuju Ketiga komponen tersebut adalah (1)
kepada terbentuknya kepribadian utama kondisi pembelajaran, (2) strategi
menurut ukuran-ukuran Islam, yaitu pembelajaran, (3) hasil pembelajaran.
kepribadian yang memiliki nilai-nilai Terkait tentang ketiga komponen tersebut
Agama Islam, memilih dan memutuskan maka guru harus mampu memadukan dan
serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam mengembangkannya, supaya kegiatan
dan bertanggung jawab sesuai dengan pembelajaran dapat berjalan sesuai yag
nilai-nilai Islam. diharapkan, tujuan pembelajaran tercapai
Masalah besar dalam pendidikan dan menuai hasil yang maksimal. Oleh
selama ini adalah kuatnya dominasi pusat karena itu, dengan bekal kemampuan dan
dalam penyelenggaraan pendidikan keterampilan yang dimiliki guru
sehingga yang muncul adalah metode diharapkan mampu menjadikan
hafalan dan monolog, materi ajar yang pembelajaran lebih menarik dan
banyak, serta kurang menekankan pada menyenangkan, sehingga memperoleh
pembentukan karakter bangsa. Sehingga hasil belajar yang optimal. Ketrampilan
permasalahan yang sering dijumpai guru dalam proses pembelajaran sangatlah
dalam pengajaran, khususnya pengajaran penting dan harus ditingkatkan.
agama Islam adalah bagaimana cara Keterampilan tersebut meiputi
menyajikan materi kepada siswa secara keterampilan merencanakan,
baik sehingga diperoleh hasil yang efektif melaksanakan dan mengevaluasi. Upaya

56 | P e d a g o g i a n a
JPD: Jurnal Pedagogiana
P-ISSN 2089-7731 E-ISSN 2684-8929 DOI: doi.org/10.47601/AJP.XXX

yang dimaksud adalah penggunaan siswa kelas VI SD Negeri Karang Asih


strategi dalam pembelajaran. Dengan 04?
penggunaan strategi dapat meningkatkan 2. Apakah strategi Crossword Puzzle
kualitas proses belajar mengajar yang pada dapat meningkatkan hasil belajar
akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil Pendidikan Agama Islam (PAI) pada
belajar para siswa. Oleh karena itu, sebagai siswa kelas VI SD Negeri Karang Asih
seorang guru harus dapat menentukan 04?
strategi yang paling cocok untuk Berdasarkan rumusan masalah di atas,
digunakan dalam pembelajaran meskipun maka tujuan penelitian ini adalah:
tidak dapat dipungkiri kalau dalam 1. Untuk mengetahui penerapan strategi
penggunaan strategi tersebut terdapat Crossword Puzzle dalam pembelajaran
kekurangan. Keberanian untuk melakukan Pendidikan Agama Islam (PAI) pada
berbagai uji coba terhadap suatu metode siswa kelas VI SD Negeri Karang Asih
mengajar, membuat suatu media murah 04.
atau penerapan suatu strategi mengajar 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil
tertentu yang secara teoritis dapat belajar Pendidikan Agama Islam (PAI)
dipertangung jawabkan untuk pada siswa kelas VI SD Negeri Karang
memecahkan permasalahan pembelajaran. Asih 04 dengan penerapan strategi
Berangkat dari pentingnya perubahan Crossword Puzzle.
pembelajaran dan peningkatan out put
pendidikan, maka penelitian tentang Belajar dan Hasil Belajar.
Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Kewajiban pokok pelajar adalah
Agama Islam (PAI) dengan strategi belajar. Belajar merupakan usaha sadar
Cossword Puzzle pada Siswa kelas VI SD yang dilakukan individu atau manusia
Negeri Karang Asih 04 perlu dilaksanakan. untuk memperoleh perubahan tingkah laku
Penerapan strategi Cossword Puzzle yang baru secara keseluruhan dalam
dalam pembelajaran Pendidikan Agama interaksinya dengan lingkungan. Manfaat
Islam tersebut diharapkan dapat yang diperoleh dari belajar adalah kita jadi
memudahkan siswa untuk menerima tahu apa yang belum kita ketahui. Dalam
materi yang diajarkan sehingga tujuan Al-Qur‟an dijelaskan bahwa seseorang
pembelajaran dapat tercapai secara yang mempunyai ilmu maka akan
maksimal, pembelajaran yang sebelumnya ditinggikan derajatnya dan terhindar dari
membosankan bagi siswa dan terkesan keterpurukan. Seperti dalam surat Al-
biasa-biasa saja kini dapat beralih peran Mujadillah ayat 11 yang berbunyi:
menjadi pembelajaran yang lebih
menyenangkan siswa, memudahkan
kemampuan kerjasama, berpikir kritis, dan
mengembangkan sikap sosial, serta dapat
meningkatkan motivasi, hasil belajar dan Artinya: Hai orang-orang beriman
penyimpanan materi pelajaran yang lebih apabila kamu dikatakan
lama terhadap siswa. kepadamu:"Berlapang-lapanglah dalam
Berdasarakan latar belakang di atas, majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah
maka rumusan masalah yang akan akan memberi kelapangan untukmu. dan
dilakukan dalam penelitian ini adalah apabila dikatakan: "Berdirilah kamu",
sebagai berikut: Maka berdirilah, niscaya Allah akan
1. Bagaimana penerapan strategi meninggikan orang-orang yang beriman
Crossword Puzzle dalam pembelajaran di antaramu dan orang-orang yang diberi
Pendidikan Agama Islam (PAI) pada ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan

Volume 8, No. 4, April 2020 | 57


Allah Maha mengetahui apa yang kamu dilengkapi dua jalur, yaitu mendatar
kerjakan. (Q.S. AlMujadillah:11) (kumpulan kotak yang membentuk
Belajar adalah suatu proses usaha satu baris serta beberapa kolom) dan
yang dilakukan individu untuk menurun (kumpulan kotak yang
memperoleh suatu perubahan tingkah laku membentuk satu kolom dan beberapa
baru secara keseluruhan sebagai hasil baris). Untuk menyelesaikan permaina
pengalaman individu itu sendiri dalam ini, keseluruhan kotak yang berwarna
interaksi dengan lingkungannya. putih harus terisi dengan kata-kata
Pendapat lain mengatakan bahwa belajar yang tersedia dalam kumpulan kata
adalah proses perubahan pada diri yang ada.
manusia. Hal ini memberikan gambaran Selanjutnya strategi Crossword Puzzle
bahwa hasil untuk proses belajar ditandai menurut Ajeng Wirastuti dan Ronny Adry
perubahan pada seluruh aspek manusia. adalah:
Sedangkan menurut Hamalik Suatu game yang memungkinkan
berpangkal pada psikologi asosiasi seseorang memasukan kata yang
mengemukakan bahwa belajar adalah bersesuaian dengan panjang kotak
memperoleh pengetahuan melalui alat yang tersedia secara
indra yang disampaikan dalam bentuk berkesinambungan sampai seluruh
perangsang-perangsang dari luar. kotak terisi penuh. Aturan pengisian
Pengalaman-pengalaman berasosiasi dan kata-kata tersebut berhubungan
berproduksi. Karena itu latihan dengan penyamaan jumlah kotak
memegang peranan penting. Lebih bayak dengan jumlah karakter pada kata dan
latihan dan ulangan, maka akan lebih lama pengisian kata-kata ke dalam kotak
pengalaman dan pengetahuan itu tinggal pada Crossword Puzzle secara
dalam kesadaran dan ingatan seseorang, berkesinambungan.
dan sebaliknya kurang ulangan dan Uraian tentang strategi Crossword
latihan maka pengalaman/pengetahuan Puzzle juga dikemukakan oleh Hisyam,
akan cepat terlupakan. dimana strategi ini merupakan salah
Menurut Muhibbin hasil belajar satu permainan yang dapat digunakan
adalah segala sesuatu yang diperoleh sebagai strategi pembelajaran yang baik
berupa pengetahuan dan keterampilan dan menyenangkan tanpa kehilanga esensi
yang dikembangkan oleh mata pelajaran, belajar yang sedang berlangsung, bahkan
yang lazimnya ditentukan dengan nilai tes dapat melibatkan partisipasi siswa secara
atau angka nilai yang diberikan oleh guru. aktif sejak awal.
Menurut Benyamin. S.Bloom dalam Adapun cara membuat Crossword
bukunya the taxonomy of education Puzzle menurut Melvin adalah terlebih
objectives cognitive domain menyatakan dahulu guru hendaknya menyiapkan
bahwa proses belajar mengajar akan dapat bahan-bahan yang diperlukan, seperti
diperoleh kemampuan yang terdiri dari 3 kertas HVS, penggaris, pensil, spidol,dan
domain yaitu, kognitif (cognitive domain), penghapus. Adapun prosedur
afektif (afektive domain), dan permainannya sebagai berikut:
psikomotorik (psyhcomotorik domain). (1) Menulis kata-kata kunci, terminology
atau nama-nama yang berhubungan
Strategi Crossword Puzzle dengan materi pelajaran yang telah
Menurut Wina Sanjaya bahwa strategi diajarkan.
Crossword Puzzle adalah (2) Membuat kisi-kisi yang dapat diisi
“Suatu game dengan kotak berbentuk dengan kata-kata yang telah dipilih
segi empat yang terdiri dari kumpulan dan hitamkan bagian yang tidak
kotak kata berwarna hitam putih serta diperlukan

58 | P e d a g o g i a n a
JPD: Jurnal Pedagogiana
P-ISSN 2089-7731 E-ISSN 2684-8929 DOI: doi.org/10.47601/AJP.XXX

(3) Membuat pertanyaan-pertanyaan yang antara siswa dengan guru maupun


jawabannya adalah kata-kata yang antara siswa dengan siswa lainnya
telah dibuat atau yang mengarah pada 4. Secara keseluruhan strategi
kata-kata tersebut Crossword Puzzle mampu menciptakan
(4) Membagi kelas menjadi beberapa proses pembelajaran yang
kelompok Setiap kelompok diberi menyenangkan yang pada akhirnya
selembar teka-teki yang sama dengan diharapkan akan meningkatkan minat
kelompok lain dan motivasi pada siswa
(5) Memberikan batas waktu untuk 5. Sifat kompetitif yag ada dalam
mengerjakan teka-teki tersebut permainan Crossword Puzzle dapat
(6) Setelah waktu yang ditentukan habis, mendorong peserta didik berlomba-
setiap kelompok membacakan lomba untuk maju.
hasilnya secara bergantian. Selain berbagai kelebihan, ada juga
(7) Mengoreksi hasil kerja kelompok dan beberapa kelemahan dari strategi
member hadiah kepada kelompok Crossword Puzzle dalam proses
yang mengerjakan paling cepat dan pembelajaran diantaranya:
benar. 1. Sedikit waktu pembelajaran yang
Selain Crossword Puzzle (teka-teki tersedia sedangkan materi yang harus
silang), terdapat permainan puzzle yang diajarkan sangat banyak,
lain yaitu mengisi lembaran berupa teka- 2. Penerapan strategi Crossword Puzzle
teki berdasarkan topik-topik tertentu dalam ruang kelas juga
dengan menandai jawaban yang benar. memungkinkan terjadinya diskusi
Permainan Puzzle sangat menarik bila hangat dalam kelas
dikaitkan dengan pembelajaran Agama 3. Banyak mengandung unsur spekulasi,
Islam. Permainan Puzzle berupa tulisan peserta yang lebih dahulu selesai
tersebut diperlihatkan dalam pembelaaran (berhasil) dalam permainan Crossword
Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk Puzzle belum dapat dijadikan ukuran
melatih daya ingat tentang materi yang bahwa dia seorang siswa lebih pandai
telah diajarkan. dari lainnya
Permainan ini dapat menimbulkan 4. Tidak semua materi pelajaran dapat
semangat kerjasama dan kreativitas siswa dikomunikasikan melalui penerapan
serta melatih mereka untuk berfikir Crossword Puzzle dan jumlah peserta
sistematis. didik yang relativ besar sulit melibatkan
Kelebihan strategi Crossword Puzzle seluruhnya
menurut Piping Sugiharti dalam proses 5. Adanya keengganan dari para guru
pembelajaran diantaranya adalah : untuk mengubah paradigm lama dalam
1. Melalui strategi Crossword Puzzle pendidikan, kebanyakan guru sudah
siswa sedikit banyak telah merasa nyaman dengan metode
memunculkan semangat belajar dan ceramah sehingga mereka enggan untuk
rasa percaya diri pada setiap siswa mencoba hal-hal yang baru karena
2. Melalui penerapan strategi Crossword dianggap merepotkan.
Puzzle ini siswa belajar untuk lebih
menggali potensi yang ada pada dirinya Pendidikan Agama Islam
dan dapat lebih menghargai talenta Pendidikan yang dimaksud dalam
yang telah dianugrahkan Tuhan pembahasan ini adalah Pendidikan Agama
kepadanya Islam. Adapun kata Islam dalam istilah
3. Strategi ini efektif karena mampu pendidikan Islam menunjukan sikap
meningkatkan aktifitas dan kreatifitas pendidikan tertentu yaitu pendidikan yang
siswa dalam bentuk interaksi baik memiliki warna-warna Islam.

Volume 8, No. 4, April 2020 | 59


Pendidikan Agama Islam menurut Nur kepribadian yang memiliki nilai-nilai
Uhbiyati adalah bimbingan jasmani dan Agama Islam, memilih dan
rohani berdasarkan hukum-hukum Agama memutuskan serta berbuat
Islam menuju kepada terbentuknya berdasarkan nilai-nilai Islam, dan
kepribadian utama menurut aturan-aturan bertanggung jawab sesuai dengan
Islam. nilai-nilai Islam”.
Selanjutnya pengertian Pendidikan Evaluasi pembelajaran Agama Islam
Agama Islam menurut Zakiah Daradjat yang akan dikaji dalam penelitian ini
adalah: adalah evaluasi pembelajaran pada jenjang
“Berupa bimbingan dan asuhan pendidikan Sekolah Dasar. Secara umum
terhadap anak didik agar nantinya kurikulum Pendidikan Agama Islam di SD
setelah selesai dari pendidikan ia pada dasarnya berorientasi terhadap
dapat memahami, menghayati dan keserasian dan keseimbangan antara
mengamalkan ajaran-ajaran agama hubungan manusia dengan Allah SWT,
Islam yag telah diyakininya secara hubungan manusia dengan manusia,
menyeluruh, serta menjadikan ajaran hubungan manusia dengan alam (selain
agama Islam itu sebagai suatu manusia) dan lingkungannya.
pandangan hidupnya demi Kurikulum Pendidikan Agama Islam
keselamatan dan kesejahteraan hidup berai seperangkat rencana kegiatan dan
di dunia dan di akhirat kelak”. pengaturan mengenai isi dan bahan
Menurut Burlian Shomad bahwa pelajaran PAI serta cara yang digunakan
Pendidikan Agama Islam adalah : dan segenap kegiatan yang dilakukan oleh
“Pendidikan yang bertujuan guru Agama untuk membantu siswa dalam
membentuk individu menjadi makhluk memahami, menghayati dan mengamalkan
yang bercorak diri berderajat tinggi ajaran Islam untuk menumbuh kembagkan
menurut ukuran Allah SWT dan isi nilai-nilai Islam.
pendidikannya untuk mewujudkan Dalam Kurikulum Berbasis
tujuan itu adalah ajaran Allah SWT. Kompetensi (KBK), Standar Kompetensi
Secara rinci Burlian mengemukakan Pendidikan Agama Islam berisi
pendidikan itu baru dapat disebut sekumpulan kemampuan minimal siswa
Pendidikan Agama Islam apabila yang harus dikuasai siswa yakni:
memiliki dua ciri khas yaitu : 1. Mampu membaca Al-Qur’an dan
1. Tujuannya untuk membentuk Hadist, serta mampu mengartikan dan
individu menjadi bercocok diri menerapkannya dalam kehidupan
2. Isi pendidikannya ajaran Allah sehari-hari.
SWT yang tercantum dengan 2. Beriman kepad Allah SWT dan lima
lengkap dalam Al-Quran dan rukun iman yang lain dengan
pelaksanaannya di dalam mengetahui fungsinya serta refleksi
praktek kehidupan sehari-hari dengan sikap, perilaku dan akhlak
sebagaimana di contohkan oleh peserta didik dalam dimensi vertical
Nabi Muhammad SAW. maupun horizontal.
Menurut Ahmad D Marimba 3. Mampu beribadah dengan baik dan
Pendidikan Agama Islam adalah : benar sesuai dengan tuntunan syariat
“Bimbingan jasmani, rohani Islam
berdasarkan hukum-hukum Islam 4. Mampu berakhlak mulia dengan
menuju kepada terbentuknya meneladani sifat, sikap dan
kepribadian utama menurut ukuran- kepribadian Rasulullah serta
ukuran Islam. Dengan pengertian yang khulafaurasyidin.
lain seringkali beliau mengatakan

60 | P e d a g o g i a n a
JPD: Jurnal Pedagogiana
P-ISSN 2089-7731 E-ISSN 2684-8929 DOI: doi.org/10.47601/AJP.XXX

METODE termasuk hasil belajar siswa yang masih


Penelitian ini termasuk Penelitian rendah.
Tindakan Kelas (PTK) dengan
menerapkan strategi Crossword Puzzle. Teknik Analisis Data.
Groundy dan Kemmis mengemukakan Pada dasarnya dalam Penelitian
bahwa karakteristik yang khas dari Tindakan Kelas proses analisis data
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah dilakukan sebelum program tindakan
adanya tindakan-tindakan tertentu untuk tersebut dilaksanakan, sehingga analisis
memperbaiki proses pembelajaran di kelas. data akan berlangsung dari awal sampai
Pendapat lain dikemukakan oleh Madya akhir dari pelaksanaan program tindakan.
bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah Berkaitan dengan konsepsi tersebut, maka
penelitian tindakan yang digunakan untuk data dalam penelitian ini, dianalisis dengan
meningkatkan kualitas praktek dalam menggunakan persentase dan rata-rata
berbagai situasi kehidupan nyata. dengan rumus :
Basuki Wibowo dalam bukunya” 1. Menentukan persentase aktivitas siswa
Penelitian Tindakan Kelas” menjelaskan adalah :
bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
adalah :
Suatu penelitian yang dilakukan Keterangan :
secara sistematis reflektif terhadap X = jumlah siswa yang aktif
berbagai aksi atau tindakan yang N = jumlah seluruh siswa dalam kelas.
dilakukan oleh guru/pelaku, mulai dari 2. Menentukan nilai rata-rata hasil belajar
perencanaan sampai dengan penilaian PAI Siswa adalah :
terhadap tindakan nyata di dalam
kelas yang berupa kegiatan belajar
mengajar untuk memperbaiki kondisi Keterangan :
pembelajaran yang dilakukan. = Jumlah nilai yang diperoleh
Dari beberapa pernyataan di atas,
setiap siswa
maka dapat disimpulkan bahwa pada
N = Jumlah seluruh siswa dalam
dasarnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
kelas:
terdiri dari empat tahapan dasar yang
X = Jumlah siswa yang aktif.
saling terkait dan berkesinambungan, yaitu
3. Menentukan persentase ketuntasan
: (1) Perencanaan tindakan (Planning), (2)
belajar siswa
Pelaksanaan Tindakan (Acting), (3)
Pengamatan (Observing), dan (4) Refleksi
(Reflecting).
Keterangan :
Waktu dan Tempat Penelitian ∑X = Jumlah siswa yang tuntas
Penelitian ini akan dilaksanakan di N = Jumlah seluruh siswa.
kelas VI SD Negeri Karang Asih 04 pada
semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019. HASIL PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan Pada tanggal 25 Juli 2018 peneliti
selama 3 bulan. Penentuan waktu melakukan aktivitas penelitian dimulai
penelitian akan mengacu pada kalender dengan kegiatan observasi awal terkait
pendidikan sekolah. Dengan kondisi dengan proses pembelajaran yang
sebelumnya bahwa berdasarkan dilakukan selama ini. Observasi awal
pengamatan awal sekolah ini masih ada dilakukan dalam bentuk perkenalan
kelemahan dalam proses pembelajaran sebagai peneliti, wawancara singkat
dengan siswa kelas VI. Dalam observasi

Volume 8, No. 4, April 2020 | 61


awal ini bermaksud menemukan Berdasarkan tabel di atas, terlihat
kekurangan/kelemahan yang terjadi pada bahwa rata-rata persentase pada setiap
saat proses pembelajaran. komponen aktivitas siswa selama kegiatan
Hasil wawancara singkat peneliti pembelajaran pada siklus I menunjukan
mendapat gambaran bahwa siswa SD nilai yang bervariasi. Persentase rata-rata
Negeri Karang Asih 04 kelas VI kurang komponen aktivitas siswa yang tertinggi
aktif dalam kegiatan pembelajaran. Ada adalah berdiskusi dalam kelompok belajar
kecenderungan tidak adanya gairah dan yakni 25,34% dan yang paling rendah
semangat belajar siswa terhadap pelajaran adalah mempresentasekan hasil kerja
ini. Kondisi seperti ini merupakan kelompok sebesar 3,99%. Dari data ini
penyebab rendahnya hasil belajar siswa. telah menunjukan bahwa proses
Rendahnya prestasi belajar siswa SD pembelajaran mulai mengarah pada
Negeri Karang Asih 04 khususnya mata dominasi kegiatan siswa.
pelajaran Pendidikan Agama Islam dapat Disamping itu, kemampuan siswa
dilihat dari pencapaian nilai rata-rata siswa dalam bekerjasama yang masih kurang
pada ulangan semester genap, hanya efektif menyebabkan dalam penyelesaian
mencapai nilai rata-rata 62,6 dari 25 orang tugas yang ada dalam Lembar Kerja Siswa
siswa. Bahkan ada 4 orang siswa yang (LKS) belum sesuai dengan waktu yang
hanya memperoleh nilai ulangan 40 disediakan. Hal ini ditunjukan dalam data
sampai 55. Berdasarkan hasil observasi bahwa persentase mengerjakan LKS hanya
awal dan wawancara tersebut, maka mencapai 14,65%, sedangkan berdiskusi
peneliti bersama pengamat memutuskan dalam kelompok mencapai 25,34%, serta
untuk menetapkan strategi pembelajaran menanggapi pertanyaan mencapai 13,33%.
Crossword Puzzle sebagai salah satu Aktivitas guru selama kegiatan
alternative untuk meningkatkan hasil pembelajaran diamati oleh pengamat, guru
belajar Pendidikan agama Islam di kelas enggan menggunaka instrument
VI SD Negeri Karang Asih 04. pengamatan aktivitas guru yang telah
Aktivitas siswa selama kegiatan dipersiapkan sebelumnya. Pengamatan
pembelajaran pada siklus I diamati oleh dilakukan terhadap proses tindakan dan
pengamat dengan menggunakan dampkanya terhadap perbeikan proses
instrument pengamatan aktivitas siswa. pembelajaran maupun hasil belajar siswa.
Hasil pengamatan aktivitas siswa selama Pada siklus I, aktivitas guru yang diamati
kegiatan pembelajaran dideskripsikan berdasarkan karakteristik Strategi
dalam bentuk persentase untuk setiap Crossword Puzzle yang diaplikasikan.
siklus, jumlah dan rata-rata persentase Setelah data diolah maka perolehan rata-
secara keseluruhan. Hasil analisis rata skor guru setiap komponen. Indikator
pengamatan aktivitas siswa pada siklus I di aktivitas dapat dilihat pada tabel berikut
sajikan pada tabel berikut ini : ini:
Tabel 5.
Tabel 4. Skor Aktivitas guru Siklus I
Analisis Pengamatan Aktivitas Siswa
Selama Pembelajaran Siklus I

62 | P e d a g o g i a n a
JPD: Jurnal Pedagogiana
P-ISSN 2089-7731 E-ISSN 2684-8929 DOI: doi.org/10.47601/AJP.XXX

Kriteria keterlaksanaan : siswa pada penilaian formatif siklus I


0,00 – 1,69 : Tidak Baik dapat dilihat pada tabel berikut ini :
1,70 – 2,59 : Kurang Baik
2,60 – 3,50 : Cukup Baik Tabel 6. Hasil analisis Ketuntasan
3,51 – 4,00 : Baik Belajar Siswa Siklus I
Berdasarkan tabel di atas, skor Jumlah Persentase
No Ketuntasan
aktivitas guru dalam proses pembelajaran Siswa (%)
menunjukan kisaran 2 sampai 4 dan 1 Tuntas 17 68%
umumnya skor guru berada pada kisaran 3. 2 Tidak 8 32%
Hal ini berarti dominasi angka 3 pada Tuntas
pengamatan aktivitas guru dalam proses Sumber : Diolah Hasil penelitian
pembelajaran dengan menggunakan
strategi Crossword Puzzle telah masuk Pada tabel di atas analisis data hasil
dalam kategori cukup baik. Ketercapaian penelitian formatif pada siklus I nampak
criteria tersebut memberikan indicator bahwa siswa yang tuntas sebanyak 17
bahwa telah terjadi suatu kemajuan namun orang atau 68% dan yang tidak tuntas
masih kurang sistematis dalam sebanyak 8 orang atau 32%. Berdasarkan
pelaksanaannya. persentase hasil belajar yang dicapai
Catatan penting yang perlu tersebut maka dapat disimpulkan
diperhatikan guru pada siklus I yang sementara bahwa ketuntasan belajar pada
menjadi kelemahan/kekurangan untuk siklus I belum mencapai standar
menjadi bahan refleksi dan akan diperbaiki ketuntasan yang telah ditetapkan yakni
pada pelaksanaan pembelajaran siklus 75%.
berikutnya adalah : (a) kemampuan
untuk memotivasi siswa untuk belajar Siklus II.
masih kurang, (b) mengarahkan siswa Aktivitas siswa selama kegiatan
dalam berdiskusi belum terarah, (c) pembelajaran diamati oleh rekan pengamat
menyampaika tujuan pembelajaran masih kemudian hasil analisis dideskripsikan
kurang jelas, (d) menyajikan materi dalam bentuk persentase untuk setiap
pelajaran belum sistematis, (e) membagi siklus, jumlah dan rata-rata. Hasil analisis
LKS dan membimbing siswa bekerja pengamatan aktivitas siswa pada siklus II
dalam kelompok belum terlaksana dengan disajikan pada tabel berikut ini :
baik dan, (f) pelaksanaan evaluasi belum
dapat mewakili materi yang disajikan, Tabel 7.
serta (g) pemberian pujian (penghargaan) Analisis Aktivitas Siswa Siklus II
pada kelompok belum maksimal.
Untuk mengetahui gambaran tentang
ada tidaknya peningkatan prestasi belajar
siswa setelah mengikuti pembelajaran
Crossword Puzzle maka sebagai bagian
pembelajaran tersebut telah dilakukan tes
tertulis dalam bentuk soal pilihan ganda
dan Essay pada akhir siklus I yakni setelah
dua kali pertemuan.
Hasil tes tersebut, terlihat bahwa
rentang nilai yang diperoleh siswa berkisar
antara 50 sampai 85 dengan rata-rata 67. Berdasarkan tabel di atas terlihat
Adapun hasil analisis ketuntasan belajar bahwa rata-rata persentase tiap komponen
aktivitas siswa selama kegiatan

Volume 8, No. 4, April 2020 | 63


pembelajaran pada siklus II Untuk mengetahui sejauhmana
memperlihatkan adanya nilai beragam. kemajuan dan perkembangan hasil belajar
Persentase rata-rata sebesar 24,86% serta perubahan perilaku siswa selama
sedangkan komponen aktivitas siswa yang kegiatan dengan strategi Crossword
paling rendah adalah mempersentasekan Puzzle, maka guru melakukan tes penilaian
hasil kerja kelompok sebesar 7,24 %. Hal formatif. Tes ini telah dilaksnakan pada
ini telah memberikan gambaran bahwa akhir tatap muka ke- 4 dengan
dalam proses pembelajaran telah mengarah menggunakan tes pilihan ganda dan tes
pada peningkatan yakni siswa essay.
mendominasi jalannya proses startegi Hasil pencapaian tujuan penilaian
Crossword Puzzle. formatif siklus II (lihat lampiran 4).
Seperti halnya pada siklus I, maka Berdasarkan data penelitian hasil tes
siklus II aktivitas guru selama kegiatan formatif tersebut, terlihat bahwa rentang
pembelajaran juga telah diamati oleh nilai yang diperoleh siswa berkisar antara
pengamat dengan menggunakan intrumen 60 sampai 90 dan rata-rata 73,6%. Hasil
pengamatan aktivitas guru. Pada siklus II, analisis ketuntasan belajar siswa secara
aktivitas guru yang diamati berdasarkan klasikal dapat dilihat pada tabel dibawah
karakteristik strategi pembelajaran ini.
Crossword Puzzle yang diaplikasikan.
Perolehan rata-rata skor guru setiap Tabel 9. Hasil analisis Ketuntasan
komponen indicator aktivitas dapat dilihat Belajar Siswa Siklus II
pada tabel berikut ini : Jumlah Persentase
No Ketuntasan
Tabel. 8. Skor Aktivitas guru dalam Siswa (%)
1 Tuntas 21 84%
pelaksanaan proses pembelajaran
2 Tidak Tuntas 4 16%
dengan penerapan strategi Crossword Sumber : diolah dari data penelitian Tahun 2018
Puzzle Siklus II
Berdasarkan analisis data hasil
penilaian formatif siklus II tampak bahwa
siswa yang telah tuntas sebanyak 21 orang
atau mencapai 84% sedangkan siswa yang
belum tuntas sebanyak 4 orang atau sisa
16%. Ini berarti indikator keberhasilan dari
25 orang siswa telah tercapai pada siklus II
ini. Bahkan secara klasikal dari 25 orang
Kriteria keterlaksanaan : siswa yang mengikuti tes menurut kriteria
0,00 – 1,69 : Tidak Baik ketuntasan klasikal ( ≥ 80% ) tuntas dalam
1,70 – 2,59 : Kurang Baik belajar. Ketuntasan klasikal yang dicapai
2,60 – 3,50 : Cukup Baik yaitu 84%.
3,51 – 4,00 : Baik
PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel di atas, skor Tujuan pembelajaran kooperatif untuk
aktivitas guru dalam proses pembelajaran membangkitkan interaksi yang efektif
menunjukan angka kisaran 3 sampai 4 dan diantara anggota kelompok melalui
umumnyaskor guru berada pada kisaran 4, diskusi. Dalam hal ini sebagian besar
dari angka ini berarti bahwa aktivitas guru aktivitas pembelajaran berpusat pada
telah menunjukan pengajaran yang sesuai, siswa, yakni mempelajari materi pelajaran,
sistematis dan tepat. berdiskusi untuk memecahkan masalah
atau tugas. Dengan interaksi yang efektif
memungkinkan semua anggota kelompok

64 | P e d a g o g i a n a
JPD: Jurnal Pedagogiana
P-ISSN 2089-7731 E-ISSN 2684-8929 DOI: doi.org/10.47601/AJP.XXX

dapat menguasai materi pada tingkat yang spontan sehingga pencapaian tujuan
relative sejajar. Dalam penelitian ini belajar secara lebih efektif dan efisien.
penguasaan siswa terhadap materi Aktivitas siswa yang lain yakni
pembelajaran kemudian disebut dengan mempresentasekan hasil kerja kelompok
hasil pembelajaran dapat terukur melalui merupakan komponen yang persentasenya
tes formatif. Sedangkan instrumen rendah. Hal ini terjadi pada umumnya
pengambilan data tentang bagaimana karena siswa pada awalnya masih kaku,
aktivitas siswa dan guru selama belum terbiasa. Namun pada proses
pelaksanaan pembelajaran yakni lembar pembelajaran selanjutnya siswa mulai
observasi. antusias dan memperlihatkan rasa ingin
Berdasarkan hasil analisis data dalam mengetahui sesuatu berkat peran guru
siklus di atas, terlihat bahwa penerapan menjadi fasilitatot dan motivator. Kondisi
strategi Crossword Puzzle dapat yang demikian sangat memberi peluang
meningkatkan peran aktif siswa dalam bagi siswa untuk memperoleh dan
belajar dan mengurangi kecenderungan membangun pengetahuan mereka melalui
guru mendominasi kegiatan pembelajaran. cara menemukan sendiri pengetahuan
Meskipun pada awal mengalami beberapa tersebut. Hal ini sejalan dengan kelebihan-
kegagalan. Namun secara umum kelebihan dalam strategi Crossword Puzzle
kegagalan tersebut disebabkan karena seperti yang dikemukakan oleh Piping
beberapa hal antara lain adalah kurangnya Sugiharti yaitu : (1) melalui strategi
siswa mendengarkan/memperhatikan Crossword Puzzle siswa sedikit banyak
penjelasan guru. Hal ini terjadi karena telah memunculkan semangat belajar dan
pemberian motivasi awal kepada siswa rasa percaya diri pada setiap siswa, (2)
masih kurang. Padahal pemberian motivasi melalui penerapan strategi Crossword
itu penting mengingat bahwa motivasi Puzzle ini siswa belajar untuk lebih
belajar adalah sesuatu yang mendorong menggali potensi yang ada pada dirinya
siswa untuk berperilaku yang langsung dan dapat lebih menghargai talenta yang
menyebabkan munculnya perilaku dalam telah dianugrahkan Tuhan kepadanya, (3)
belajar. Siswa akan melakukan suatu strategi ini efektif karena mampu
proses belajar betapapun beratnya , hal ini meningkatkan aktifitas dan kreatifitas
sesuai dengan pendapat Slameto bahwa siswa dalam bentuk interaksi baik antara
belajar adalah suatu proses usaha yang siswa dengan guru maupun antara siswa
dilakukan individu untuk memperoleh dengan siswa lainnya, (4) secara
suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan strategi Crossword Puzzle
keseluruhan sebagai hasil pengalaman mampu menciptakan proses pembelajaran
individu itu sendiri dalam interaksi dengan yang menyenangkan yang pada akhirnya
lingkungannya. Hal ini memberikan diharapkan akan meningkatkan minat
gambaran bahwa hasil untuk proses belajar dan motivasi pada siswa, (5) sifat
ditandai perubahan pada seluruh aspek kompetitif yag ada dalam permainan
manusia. Lain halnya dengan aktivitas Crossword Puzzle dapat mendorong
berdiskusi daam kelompok belajar. Secara peserta didik berlomba-lomba untuk maju.
kuatitas persentase keaktifan siswa Pengamatan terhadap aktivitas guru
cukup tinggi. Hal ini dapat terjadi karena terlihat adanya peningkatan kearah yang
salah satu langkah-langkah strategi lebih baik dalam mengefektifkan
Crossword Puzzle adalah jumlah anggota pembelajaran. Rata-rata persentase
terdiri dari 4 sampai 5 orang. Asumsinya ketercapaian pembelajaran pada siklus I
bahwa kelompok yang kecil dari 3,09% meningkat secara signifikan
memungkinkan interaksi dan komunikasi menjadi 3,90% (ketegori cukup baik
menjadi baik. Hal ini terjadi setelah

Volume 8, No. 4, April 2020 | 65


diadakan refleksi bersama rekan Pada kenyataaya bahwa aktivitas guru
kolaborasi. Refleksi dilakukan berdasarkan dalam proses pembelajaran mengalami
temuan kelemahan pada aspek-aspek kemajuan yang signifikan. Peningkatan
tertentu dalam proses pembelajaran siklus terjadi sebagai dampak dari terlaksananya
I. Kelemahan yang ditemukan antara lain: beberapa tindakan-tindakan baru di atas.
(a) kemampuan untuk memotivasi siswa Peningkatan proses pembelajaran
untuk belajar masih kurang, (b) dengan strategi Crossword Puzzle diikuti
mengarahkan siswa untuk berdiskusi pula pada peningkatan hasil belajar siswa.
belum terarah, (c) menyampaikan tujuan Hal ini dapat dilihat pada siklus I hasil tes
pembelajaran masih kurang jelas, (d) formatif rentang nilai yang diperoleh siswa
menyajikan materi pelajaran belum berkisar antara 50 sampai 85 denga rata-
sistematis, (e) membagi LKS dan rata 67 sedangkan pada siklus II rentang
membimbing siswa bekerja dalam nilai yang diperoleh siswa berkisar antara
kelompok belum terlaksana dengan baik , 60 samapai 90 dan rata-rata 73,6.
(f) pelaksanaan evaluasi belum dapat Perbandinga persentase hasil ketuntasan
mewakili materi yang disajikan, serta (g) belajar siswa pada penilaian formatif
pemberian pujian (penghargaan) pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada
kelompok belum maksmal. tabel berikut.

Tabel 10. Identifikasi Tabel. 11.


kekurangan/Kelemahan Dalam Persentase Hasil Ketuntasan Belajar
Pembelajaran Siklus I dan II Siswa Siklus I dan Siklus II

Pada tabel di atas dapat ditarik


kesimpulan bahwa ketuntasan belajar
secara perorangan maupun secara klasikal
telah tercapai berdasarkan indikator
keberhasilan penelitian tindakan kelas ini
adalah minimal 75% siswa telah mencapai
ketuntasan belajar secara perorangan.
Seorang siswa dikatakan telah mencapai
ketuntasan belajar secara perorangan
apabila siswa tersebut telah memperoleh
Kelemahan dan kekurangan yang nilai minimal 65 berdasarkan Kriteria
dialami dalam proses pembelajaran Ketuntasan Minimal (KKM) mata
disebabkan pembelajaran dengan strategi pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Crossword Puzzle merupakan hal baru tahun pelajaran 2018/2019.
bagi siswa. Pada sisi lain guru dalam
mengaplikaskan strategi pembelajaran KESIMPULAN
kelihatan masih kaku dan kurang percaya Berdasarkan analisis dan pembahasan
diri. Namun demikian pada refleksi hasil penelitian maka dapat ditarik
teridentifikasi adanya kekurangan yang beberapa kesimpilan sebagai berikut :
kemudian bersama kolaborator 1. Pembelajaran dengan menggunakan
menemukan beberapa solusi sebagai acuan strategi Crossword Puzzle sangat
dalam action berikutnya. berperan dalam meningkatkan proses
pembelajaran PAI kelas VI SD Negeri

66 | P e d a g o g i a n a
JPD: Jurnal Pedagogiana
P-ISSN 2089-7731 E-ISSN 2684-8929 DOI: doi.org/10.47601/AJP.XXX

Karang Asih 04 hal ini Hal ini dilihat Hamalik, Oemar. Metode Belajar dan
dari terjadinya peningkatan siswa yang Kesulitan-Kesulitan Belajar.
aktif dari siklus I dengan rata-rata Bandung: Tarsito. 1983
jumlah siswa yang aktif 19 orang Hisyam, dkk. Strategi Pembelajaran di
dengan persentase 25,34% dan pada Perguruan Tinggi. Yogyakarta:
siklus II meningkat menjadi 21 orang CTSD. 2002
siswa atau 24,70% dari 25 orang siswa Madya, Suwarsih. Teori dan Praktek
disamping itu, persentase aktivitas guru Penelitian Tindakan Action Research.
meningkat dari skor rata-rata 3,09 Bandung: Alfabeta. 2007
(kategori cukup baik) menjadi rata-rata Melvin L.Silbermen. Active Learning 101
3,90 (kategori baik). Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung:
2. Ketuntasan belajar siswa dengan Nuansa. 2006
menggunakan strategi Crossword Muhibbin, Syah. Psikologi Belajar
Puzzle menunjukan peningkatan, hal ini Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
tergambar pada Siklus I siswa yang 2003
tuntas 17 orang atau 68% dan siswa Sanjaya Wina. Pembelajaran dalam
yang belum tuntas 8 orang atau 32%. Implementasi Kurikulum Berbasis
Pada siklus II mengalami peningkatan Kompetensi. Jakarta: Kencana, 2006.
yang signifikan yakni jumlah siswa Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor Yang
yang tuntas 21 orang atau 84% dan Mempengaruhinya. Jakarta: Bina
siswa yang belum tuntas menjadi Aksara. 1998
berkurang yaitu sisa 4 orang atau 16% Sugiharti, Piping. Penerapan Teori
Multiple Intelligence dalam
DAFTAR PUSTAKA Pembelajaran Fisika. Jurnal
Pendidikan No.05/Th.IV/Desember
Daradjad, Zakiah . Ilmu Pendidikan Islam. 2005(http:www.yahoo.com,diakses 6
Jakarta: Bumi Aksara.1992 Agustus 2009).
Departemen Agama RI. Al-Quran dan Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan Islam.
terjemahannya. Surabaya Mekar Bandung: CV Pustaka Setia. 1998
Surabaya 2002 Undang-Undang RI No 20 Tahun .
Groundy, Shirley dan Stephen Kemmis. Bandung: Citra Umbara, 2010
Education Action Research in Wibowo Basuki. Mendadah Classroom
Australia. Victoria: Deaken Action Research. http//:dc
University. 1990 146shared.com/doc/fider
ZY/prevev.html, diakses 07/11/2010.

Volume 8, No. 4, April 2020 | 67

Anda mungkin juga menyukai