Anda di halaman 1dari 6

Kata Pengantar

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal produk “Pouch & Phone Bag” tepat pada
waktunya.

Laporan proposal ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam kegiatan ujian
praktek mata pelajaran Pendidikan Kreatif dan Kewirausahaan yang sedang berlangsung
pada Jurusan Tata Busana, SMKN 24 Jakarta.

Terselesaikannya proposal produk yang dibuat melalui banyak sekali proses,


hambatan, dan segala hal dapat penulis lalui berkat dukungan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada para pihak yang telah membantu jalannya pembuatan proposal
produk ini.

Dan tentunya penulis juga tidak lupa untuk mengucapkan permohonan maaf apabila
dalam pembuatan proposal produk ini terdapat banyak kekurangan. Penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan pada proposal ini.

Jakarta, 7 Februari 2023

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya, setiap menjalani kegiatan para wanita membutuhkan wadah untuk
mengumpulkan dan membawa barang lain dalam satu tempat. Mulai dari kosmetik,
aksesori, dan tak luput juga dari barang pribadi lainnya, yaitu smartphone.

Tapi ternyata ada beberapa tempat terlarang yang sebaiknya tidak dijadikan
untuk menyimpan barang pribadi. Perlu diperhatikan, tidak boleh sembarangan dalam
menaruh barang pribadi karena bisa berdampak buruk bagi keamanan dan kenyamanan.

Hal itu membuktikan popularitas Pouch dan Phone Bag saat ini sangat
dibutuhkan oleh setiap wanita. Pouch adalah wadah yang berfungsi sebagai
penyimpanan perlengkapan sehari-hari agar lebih efisien. Sedangkan Phone Bag adalah
tempat yang diutamakan untuk menyimpan smartphone selama melakukan berbagai
aktivitas.

B. Tujuan Penyusunan Proposal


1. Proposal ini dibuat untuk memenuhi tugas ujian praktek mata pelajaran
Produk Kreatif dan Kewirausahaan.
2. Mengenalkan produk karya Fashion 24 kepada pembaca.
3. Menambah pengetahuan tentang kewirausahaan.
4. Menumbuhkan jiwa wirausaha pada diri penulis dan pembaca.

C. Manfaat Pembuatan Proposal


Proposal ini bermanfaat untuk:
1. Meningkatkan keberhasilan usaha.
2. Sebagai pembanding agar rencana usaha menjadi lebih terukur dan
efektif.
3. Membantu melihat prospek usaha, mengembangkan, sekaligus evaluasi
strategi usaha dari sudut pandang pihak lain.
4. Memuat informasi guna menyampaikan ide gagasan kepada pihak lain secara
menyeluruh.

BAB II
PEMBUATAN PRODUK

A. Jenis Produk

Produk yang dibuat oleh penulis adalah kerajinan pouch zipper dan phone bag
dari kain kanvas motif. Pemilihan kain kanvas sebagai bahan utama produk ini karena
memiliki karakteristik yang tebal sehingga menjamin kekuatan dan keawetan produk.

Souvenir ini dibuat dengan desain yang menarik dan kekinian sehingga mampu memikat
hati konsumen untuk membeli produk yang telah diproduksi. Hal ini dikarenakan
banyak orang lebih tertarik pada hal-hal yang mengikuti perkembangan zaman.

B. Target Pasar

Target pasar yang dijangkau untuk penjualan produk pouch dan phone bag ini
adalah kalangan wanita mulai dari remaja hingga dewasa serta berbagai profesi dan
kelas sosial. Sementara itu, target khusus produk ini yaitu para Siswi, Guru, dan
Karyawan wanita yang berada di sekitar SMKN 24 Jakarta.

C. Strategi Pemasaran

Melakukan promosi secara online maupun offline untuk memperkenalkan produk


kepada konsumen. Promosi via online dilakukan dengan memanfaatkan jejaring sosial
media yang ada. Sementara itu, promosi secara offline dilakukan dengan multi level
marketing, face to face, dan testimonial.

D. Analisis SWOT

1. Strength (kekuatan)

a. Memiliki keunikan design


Disertai dengan tali panjang, kegunaan tali tersebut untuk dikaitkan dengan
pergelangan tangan atau sekadar dipegang agar nyaman ketika dibawa.
b. Menawarkan nilai kepraktisan
Tersedia berbagai ukuran, sehingga mudah untuk dibawa kemanapun sesuai dengan
kebutuhan.
c. Terbuat dari bahan yang berkualitas dan ramah lingkungan
Produk yang dibuat berbahan dasar kanvas. Kanvas merupakan jenis kain yang tidak
mengandung plastik karena terbuat dari kapas, selain itu kain kanvas juga lebih
kuat dibandingkan dengan kain lainnya.
d. Penjualan dapat fleksibel
Produk dapat dikemas dengan sederhana dan dapat dikirim ke luar kota/luar negeri.
Sehingga dapat dijual secara langsung maupun melalui online shop.

2. Weakness (kelemahan)

a. Bagian bawah furing tidak tertahan secara sempurna oleh jahitan


sehingga menampilkan kesan kurang rapih.
b. Kepala resleting yang digunakan mudah berkarat karena terbuat dari
bahan baku besi.

3. Opportunity (peluang/kesempatan)

a. Semakin banyak event, salah satunya yaitu event pernikahan. Maka dari
itu, produk yang penulis tawarkan dapat menjadi souvenir di event tersebut.
b. Faktor lingkungan yang mampu mendukung proses marketing.
c. Bahan baku yang digunakan mudah untuk dicari dengan harga terjangkau.

4. Threat (hambatan)

a. Banyak produsen baru yang membuat produk sama.


b. Pesaing menambah variasi bahan yang sulit untuk diproduksi, seperti
bahan mika.

E. Desain Produk

F. Pola dan Ukuran Produk

1. Pola Pouch

Gambar 2.1 Pola pouch
38 x 25

2. Pola Phone Bag


Gambar 2.2 Pola Phone Bag
27,5 x 24

G. Alat dan Bahan Produksi

1. Alat
Dalam proses produksi pouch dan phone bag, penulis menggunakan beberapa
alat. Berikut ini merupakan alat-alat yang dipergunakan dalam proses produksi dapat
dilihat pada Tabel 2.1

1. Mesin jahit industri 1


2. Sekoci dan spul industri 1
3. Meteran 1
4. Gunting benang 1
5. Jarum jahit 1
6. Jarum pentul optional
7. Kapur jahit 1
8. Alat keselamatan kerja

2. Bahan
Dalam proses produksi satu pouch dan satu phone bag, penulis menggunakan
beberapa bahan. Adapun bahan-bahan yang dipergunakan dalam proses produksi dapat
dilihat pada Tabel 2.2

1. Kain kanvas 0,5 meter


2. Furing spunbond 0,5 meter
4. Resleting 1 meter
5. Kepala resleting No. 5 setengah lusin
6. Tali webbing 0,5 meter
7. Label Fashion 24 2 buah
8. Benang jahit 1 buah

H. Proses Pembuatan Produk

1. Proses Pembuatan Pouch


a. Menjahit sisi
Pada proses ini, sisi kain kanvas dijahit sebesar 1,5 cm. Untuk bagian sisi
kanan atas, sisakan jarak sebesar 5 cm. Sedangkan sisi furing dijahit sebesar 1 cm
tanpa menyisakan jarak.

Gambar 2.3 Proses menjahit sisi kanvas


Gambar 2.4 Proses menjahit sisi furing


Gambar 2.5 Ukuran penyisaan jarak

b. Menjahit label dan tali webbing


Sisipkan tali webbing dan label Fashion 24 di bagian dalam kain kanvas. Posisi
tali webbing berada tepat di atas label. Ketika posisinya sudah benar, jahit sampai
batas 3 cm.


Gambar 2.5 Proses menjahit label dan tali webbing


Gambar 2.6 Hasil jahitan tampak dalam


Gambar 2.7 Hasil jahitan tampak luar

c. Menjahit segitiga
Pada sisi bawah kain kanvas dan furing, jahit segitiga berukuran 7 cm.


Gambar 2.8 Proses menjahit segitiga pada kain kanvas


Gambar 2.9 Hasil jahitan segitiga pada kain kanvas


Gambar 2.10 Proses menjahit segitiga pada furing


Gambar 2.11 Hasil jahitan segitiga pada furing

d. Menjahit resleting
Pertemukan bagian baik kain kanvas dengan bagian baik resleting. Setelah
dipertemukan, lebihkan ujung resleting sekitar 2 atau 3 cm, lalu jahit di
pertengahan resleting.


Gambar 2.12 Proses menjahit resleting


Gambar 2.13 Hasil jahitan resleting

e. Menindas kampuh resleting


Balik resleting yang sudah dijahit, lalu tindas sekitar 2 mili di kain kanvas
dengan posisi kampuh ke bawah.


Gambar 2.14 Proses menindas kampuh resleting


Gambar 2.15 Hasil jahitan menindas kampuh resleting
f. Memasang kepala resleting


Gambar 2.16 Proses pemasangan kepala resleting


Gambar 2.17 Kepala resleting yang sudah terpasang

g. Menjahit sisi resleting


Pertemukan jahitan tindasan antar sisi kain kanvas, lalu jahit sisi resleting
dan 3 cm yang telah disisakan pada sisi kain kanvas.


Gambar 2.18 Hasil jahitan

h. Menyatukan furing
Lipat sekeliling furing sekitar 1 cm. Setelah berhasil dilipat dan pas dengan
ukuran pouch, jahit sembunyi diantara baik resleting dengan baik kain kanvas. Jahit
semampunya, tidak masalah jika tidak bisa sampai ujung.


Gambar 2.19 Proses menyatukan furing


Gambar 2.20 Hasil jahitan furing yang sudah disatukan

i. Mengesom
Lakukan som dengan 2 benang di bagian furing yang tidak terjahit.


Gambar 2.21 Proses mengesom


Gambar 2.22 Furing yang sudah di som

2. Proses Pembuatan Phone Bag


a. Menjahit sisi
Pada proses ini, sisi kain kanvas dijahit sebesar 1,5 cm. Untuk bagian sisi
kanan atas, sisakan jarak sebesar 5 cm. Sedangkan sisi furing dijahit sebesar 1 cm
tanpa menyisakan jarak.


Gambar 2.23 Proses menjahit sisi kanvas


Gambar 2.24 Proses menjahit sisi furing

b. Menjahit label dan tali webbing


Sisipkan tali webbing dan label Fashion 24 di bagian dalam kain kanvas. Posisi
tali webbing berada tepat di atas label. Ketika posisinya sudah benar, jahit sampai
batas 3 cm.


Gambar 2.25 Hasil jahitan tampak dalam


Gambar 2.26 Hasil jahitan tampak luar
c. Menjahit segitiga
Pada sisi bawah kain kanvas dan furing, jahit segitiga berukuran 4 cm.


Gambar 2.27 Proses menjahit segitiga pada kain kanvas


Gambar 2.28 Hasil jahitan segitiga pada kain kanvas


Gambar 2.29 Proses menjahit segitiga pada furing


Gambar 2.30 Hasil jahitan segitiga pada furing

d. Menjahit resleting
Pertemukan bagian baik kain kanvas dengan bagian baik resleting. Setelah
dipertemukan, lebihkan ujung resleting sekitar 2 atau 3 cm, lalu jahit di
pertengahan resleting.


Gambar 2.31 Proses menjahit resleting

e. Menindas kampuh resleting


Balik resleting yang sudah dijahit, lalu tindas sekitar 2 mili di kain kanvas
dengan posisi kampuh ke bawah.


Gambar 2.32 Proses menindas kampuh resleting

f. Memasang kepala resleting


Gambar 2.33 Proses memasang kepala resleting

g. Menjahit sisi resleting


Pertemukan jahitan tindasan antar sisi kain kanvas, lalu jahit sisi resleting
dan 3 cm yang telah disisakan pada sisi kain kanvas.


Gambar 2.34 Proses menjahit sisi resleting

h. Menyatukan furing
Lipat sekeliling furing sekitar 1 cm. Setelah berhasil dilipat dan pas dengan
ukuran pouch, jahit sembunyi diantara baik resleting dengan baik kain kanvas. Jahit
semampunya, tidak masalah jika tidak bisa sampai ujung.


Gambar 2.35 Proses menyatukan furing


Gambar 2.36 Hasil jahitan furing yang sudah disatukan

i. Mengesom
Lakukan som dengan 2 benang di bagian furing yang tidak terjahit.


Gambar 2.37 Proses mengesom

Anda mungkin juga menyukai