Anda di halaman 1dari 25

ANALISA DATA

No Data Masalah Keperawatan Keterangan

1 Data Mayor Manajemen Kesehatan Tidak Diagnosa Komunitas


Subjektif Efektif
1. Mengungkapkan kesulitan dalam menjalani
program perawatan (3 orang (15%)
mengungkapkan kesulitan dalam menjalani
program perawatan)
Objektif
1. Gagal z)
2. Gagal menerapkan program
perawatan/pengobatan dalam kehidupan
sehari-hari (3 orang (15%) tidak menerapkan
program perawatan ditandai dengan klien
tidak rutin kepuskesmas mengambil obat
yang dilihat dari kartu kontrol)
3. Aktivitas hidup sehari-hari tidak efektif untuk
memenuhi tujuan kesehatan (3 Orang (15%)
tidak memiliki jadwal minum obat)

Data Minor
Subjektif
-
Objektif
-

2 Data Mayor Ketidakpatuhan Diagnosa komunitas


Subjektif
1. Menolak menjalani perawatan/ pengobatan (2
Orang (10%) menolak menjalani perawatan/
pengobatan)
2. Menolak mengikuti anjuran (2 Orang (10%)
menolak mengikuti anjuran)
Objektif
1. Perilaku tidak mengikuti program perawatan/
pengobatan (2 Orang (10%) tidak rutin ke
puskesmas untuk mengambil obat)
2. Perilaku tidak menjalankan anjuran (2 Orang
(10%) putus obat yang dilihat dari kartu
kontrol))
Data Minor
Subjektif
-
Objektif
-
3 Data Mayor Kesiapan Peningkatan Koping Diagnosa Komunitas
Subjektif Keluarga
1. Anggota keluarga menetapkan tujuan untuk
meningkatkan gaya hidup sehat (Keluarga dari
17 orang klien (85%) mengatakan
menetapkan tujuan untuk meningkatkan gaya
hidup sehat)
2. Anggota keluarga menetapkan sasaran untuk
meningkatkan kesehatan (Keluarga dari 17
orang klien (85%) mengatakan menetapkan
sasaran untuk meningkatkan kesehatan)
Objektif
-
Data Minor
Subjektif
-
Objektif
-

4 Data Mayor Gangguan Rasa Nyaman Diagnosa Individu


Subjektif Tn B
1. Mengeluh tidak nyaman (Klien mengeluh tidak
nyaman saat merasakan nyeri)
Objektif
1. Gelisah (Klien tampak gelisah)
Data Minor
Subjektif
-
Objektif
-

5 Data Mayor Nyeri akut Diagnosa Individu


Subjektif Tn B
1. Mengeluh nyeri (Klien mengeluh nyeri pada
sendi)
Objektif
1. Tampak meringis (Klien tampak meringis)
2. Bersikap protektif (Klien tampak sering
mencari posisi nyaman untuk menghindari
nyeri)
3. Gelisah (Klien tampak gelisah)
4. Frekuensi nadi meningkat (Frekuensi nadi klien
meningkat
Data Minor
Subjektif
-
Objektif
-

DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif
2. Ketidakpatuhan
3. Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga
DIAGNOSA KEPERAWATAN INDIVIDU Tn B
1. Nyeri akut b.d Agen pencedera fisiologis (Kadar asam urat tinggi) d.d mengeluh nyeri
2. Gangguan rasa nyaman b.d Gejala penyakit d.d mengeluh tidak nyaman

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan


(SDKI) (SLKI) (SIKI)

1 Manajemen Kesehatan Tidak Efektif (D.0116) Manajemen Kesehatan (L.12104)


Setelah dilakukan intervensi Edukasi Kesehatan (I.12383)
Data Mayor keperawatan, diharapkan Manajemen
Kesehatan meningkat, dengan kriteria Observasi
Subjektif
hasil:
1. Mengungkapkan kesulitan dalam menjalani ● Identifikasi kesiapan dan
1. Verbalisasi kesulitan menjalani
program perawatan (3 orang (15%) kemampuan menerima
program perawatan/pengobatan
informasi
mengungkapkan kesulitan dalam menjalani menurun

program perawatan) Terapeutik


Objektif ● Sediakan materi dan media
1. Gagal melakukan tindakan untuk mengurangi 2. Melakukan tindakan untuk Pendidikan Kesehatan
mengurangi faktor risiko meningkat ● Jadwalkan Pendidikan
faktor risiko (3 orang (15%) gagal melakukan
Kesehatan sesuai kesepakatan
tindakan untuk mengurangi faktor risiko
Edukasi
yang ditandai dengan tidak memakai masker
saat melakukan pengkajian) ● Jelaskan faktor risiko yang
2. Gagal menerapkan program 3. Menerapkan program perawatan dapat mempengaruhi kesehatan
meningkat ● Ajarkan strategi yang dapat
perawatan/pengobatan dalam kehidupan
digunakan untuk meningkatkan
sehari-hari (3 orang (15%) tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
program perawatan ditandai dengan klien
Pelibatan Keluarga (I.14525)
tidak rutin ke puskesmas mengambil obat
yang dilihat dari kartu kontrol) Observasi
4. Aktivitas hidup sehari-hari efektif
3. Aktivitas hidup sehari-hari tidak efektif untuk memenuhi tujuan kesehatan ● Identifikasi kesiapan keluarga
memenuhi tujuan kesehatan (3 Orang (15%) untuk terlibat dalam perawatan
tidak membuat jadwal minum obat)
Terapeutik
Data Minor
Subjektif ● Ciptakan hubungan terapiotik
pasien dengan keluarga dalam
-
perawatan
Objektif ● Motivasi keluarga
- mengembangkan aspek positif
rencana perawatan
● Fasilitasi keluarga membuat
keputusan perawatan
Edukasi

● Jelaskan kondisi pasien kepada


keluarga
● Anjurkan keluarga bersikap
asertif dalam perawatan
● Anjurkan keluarga terlibat
dalam perawatan

2 Ketidakpatuhan (D.0114) Tingkat Kepatuhan (L.12110) Dukungan Kepatuhan Program


Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Pengobatan (I.12361)
Data Mayor diharapkan Tingkat Kepatuhan Observasi
Subjektif meningkat dengan kriteria hasil: ● Identifikasi kepatuhan
1. Verbalisasi kemauan mematuhi menjalani program pengobatan
1. Menolak menjalani perawatan/ pengobatan (2
program perawatan atau pengobatan
Orang (10%) menolak menjalani perawatan/ meningkat Terapeutik
pengobatan) ● Buat komitmen menjalani
2. Verbalisasi mengikuti anjuran program pengobatan dengan
2. Menolak mengikuti anjuran (2 Orang (10%)
meningkat baik
menolak mengikuti anjuran) ● Dokumentasikan aktivitas
Objektif selama menjalani program
3. Perilaku mengikuti program pengobatan
1. Perilaku tidak mengikuti program perawatan/
perawatan /pengobatan meningkat ● Diskusikan hal-hal yang dapat
pengobatan (2 Orang (10%) tidak rutin ke mendukung atau menghambat
puskesmas untuk mengambil obat) berjalannya program
2. Perilaku tidak menjalankan anjuran (2 Orang pengobatan
4. Perilaku menjalankan anjuran ● Libatkan keluarga untuk
(10%) putus obat yang dilihat dari kartu meningkat mendukung program
kontrol)) pengobatan yang dijalani
Data Minor
Subjektif Edukasi
- ● Informasikan program
pengobatan yang harus dijalani
Objektif
● Informasikan manfaat yang
- akan diperoleh jika teratur
menjalani program pengobatan
● Anjurkan keluarga untuk
mendampingi dan merawat
pasien selama menjalani
program pengobatan
● Anjurkan pasien dan keluarga
melakukan konsultasi ke
pelayanan Kesehatan terdekat,
jika perlu

3 Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga (D.0090) Status Koping Keluarga (L.09088)


Data Mayor Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Dukungan Koping Keluarga
Subjektif diharapkan Status Koping Keluarga (I.09260)
membaik dengan kriteria hasil:
1. Anggota keluarga menetapkan tujuan untuk Terapeutik
1. Perilaku bertujuan membaik
meningkatkan gaya hidup sehat (Keluarga dari
● Fasilitasi memperoleh
17 orang klien (85%) mengatakan
pengetahuan, keterampilan,
menetapkan tujuan untuk meningkatkan dan peralatan yang diperlukan
gaya hidup sehat) untuk mempertahankan
2. Perilaku sehat membaik
keputusan perawatan pasien
2. Anggota keluarga menetapkan sasaran untuk
meningkatkan kesehatan (Keluarga dari 17 Edukasi
orang klien (85%) mengatakan menetapkan
● Informasikan kemajuan pasien
sasaran untuk meningkatkan kesehatan) secara berkala
● Informasikan fasilitas
Objektif perawatan Kesehatan yang
- tersedia

Data Minor Bimbingan Sistem Kesehatan (I.


Subjektif 12360)
-
Observasi
Objektif
- ● Identifikasi inisiatif individu,
keluarga, dan masyarakat

Terapeutik

● Fasilitasi pemenuhan
kebutuhan kesehatan
● Fasilitasi pemenuhan
kebutuhan mandiri

4 Gangguan Rasa Nyaman (D.0074) Status kenyamanan (L.08064) Manajemen Nyeri (I.08238)
Data Mayor Setelah dilakukan tindakan keperawatan,
Subjektif diharapkan Status kenyamanan Observasi
meningkat, dengan kriteria hasil : ● Identifikasi lokasi,
1. Mengeluh tidak nyaman (Klien mengeluh
1. Keluhan Tidak Nyaman menurun karakteristik, durasi, frekuensi,
tidak nyaman saat merasakan nyeri) kualitas, intensitas nyeri
Objektif ● Identifikasi skala nyeri
2. Gelisah menurun ● Idenfitikasi respon nyeri non
1. Gelisah (Klien tampak gelisah)
verbal
Data Minor ● Identifikasi faktor yang
Subjektif memperberat dan
memperingan nyeri
-
● Identifikasi pengetahuan dan
Objektif keyakinan tentang nyeri
- ● Identifikasi pengaruh budaya
terhadap respon nyeri
● Identifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup
● Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
● Monitor efek samping
penggunaan analgetik

Terapeutik
● Berikan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri (mis: TENS,
hypnosis, akupresur, terapi
music, biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi, Teknik
imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
● Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis:
suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
● Fasilitasi istirahat dan tidur
● Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri

Edukasi
● Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
● Jelaskan strategi meredakan
nyeri
● Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
● Anjurkan menggunakan
analgesik secara tepat
● Ajarkan Teknik farmakologis
untuk mengurangi nyeri

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu

Terapi relaksasi (I.09326)

Observasi
● Identifikasi penurunan tingkat
energi, ketidakmampuan
berkonsentrasi, atau gejala lain
yang mengganggu kemampuan
kognitif
● Identifikasi Teknik relaksasi
yang pernah efektif digunakan
● Identifikasi kesediaan,
kemampuan, dan penggunaan
Teknik sebelumnya
● Periksa ketegangan otot,
frekuensi nadi, tekanan darah,
dan suhu sebelum dan sesudah
Latihan
● Monitor respons terhadap
terapi relaksasi

Terapeutik
● Ciptakan lingkungan tenang
dan tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruang
nyaman, jika memungkinkan
● Berikan informasi tertulis
tentang persiapan dan prosedur
teknik relaksasi
● Gunakan pakaian longgar
● Gunakan nada suara lembut
dengan irama lambat dan
berirama
● Gunakan relaksasi sebagai
strategi penunjang dengan
analgetik atau Tindakan medis
lain, jika sesuai

Edukasi
● Jelaskan tujuan, manfaat,
Batasan, dan jenis relaksasi
yang tersedia (mis: musik,
meditasi, napas dalam,
relaksasi otot progresif)
● Jelaskan secara rinci intervensi
relaksasi yang dipilih
● Anjurkan mengambil posisi
nyaman
● Anjurkan rileks dan merasakan
sensasi relaksasi
● Anjurkan sering mengulangi
atau melatih Teknik yang
dipilih
● Demonstrasikan dan latih
Teknik relaksasi (mis: napas
dalam, peregangan, atau
imajinasi terbimbing)

5 Nyeri Akut (D.0077) Tingkat nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238)


Setelah dilakukan tindakan keperawatan,
Data Mayor diharapkan tingkat nyeri menurun, Observasi
Subjektif dengan kriteria hasil : ● Identifikasi lokasi,
1. Keluhan Nyeri menurun karakteristik, durasi, frekuensi,
1. Mengeluh nyeri (Klien mengeluh nyeri pada
2. Meringis menurun kualitas, intensitas nyeri
sendi) 3. Sikap protektif menurun ● Identifikasi skala nyeri
Objektif 4. Gelisah menurun ● Idenfitikasi respon nyeri non
5. Frekuensi Nadi menurun verbal
1. Tampak meringis (Klien tampak meringis)
● Identifikasi faktor yang
2. Bersikap protektif (Klien tampak sering memperberat dan
mencari posisi nyaman untuk menghindari memperingan nyeri
● Pengetahuan dan keyakinan
nyeri)
tentang nyeri
3. Gelisah (Klien tampak gelisah) ● Identifikasi pengaruh budaya
4. Frekuensi nadi meningkat (Frekuensi nadi terhadap respon nyeri
klien meningkat ● Identifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup
Data Minor ● Monitor keberhasilan terapi
Subjektif komplementer yang sudah
diberikan
- ● Monitor efek samping
Objektif penggunaan analgetik

Terapeutik
● Berikan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri (mis: TENS,
hypnosis, akupresur, terapi
music, biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi, Teknik
imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
● Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis:
suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
● Fasilitasi istirahat dan tidur
● Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri

Edukasi
● Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
● Jelaskan strategi meredakan
nyeri
● Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
● Anjurkan menggunakan
analgesik secara tepat
● Ajarkan Teknik farmakologis
untuk mengurangi nyeri

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
PLAN OF ACTION (POA)

Diagnosa Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Target Waktu Media Pelaksana


Ketidakpatuhan Edukasi TB Tujuan Umum: Klien TB yang Rumah 1 orang Sabtu, 25 Poster Mahasiswa
(D.0114) & Jadwal Setelah dilakukan kegiatan tidak rutin klien November Keperawatan
Minum edukasi minum obat, minum obat di 2023 pukul Universitas
Obat diharapkan klien mampu wilayah kerja 09.30 WITA Hasanuddin
untuk mengikuti anjuran Puskesmas Kel. 8
program pengobatan secara Antang
teratur. Perumnas

Tujuan khusus:
1. Meningkatkan
kepatuhan minum obat
pada klien secara teratur

Nyeri Akut Edukasi Tujuan Umum: Klien yang Rumah 1 orang Sabtu, 25 Poster Mahasiswa
(D.0077) Asam Urat Setelah dilakukan kegiatan mengalami nyeri klien November Keperawatan
& edukasi manajemen nyeri dan mengalami 2023 pukul Universitas
manajemen & asam urat, diharapkan asam urat 09.30 WITA Hasanuddin
nyeri klien mampu Kel. 8
memanajemen nyeri yang
dirasakan dan asam
uratnya.

Tujuan khusus:
1. Meningkatkan
pengetahuan tentang
bagaimana cara
memanajemen nyeri dan
asam urat
2. Mengetahui apa itu
asam urat, tanda-gejala,
komplikasi, bahaya, dan
cara mengobati hingga
pencegahannya.
Evaluasi & Implementasi

No. Kegiatan Waktu Evaluasi Analisis Rencana


Tindak Lanjut

Pendukung Penghambat

1. Edukasi TB & Sabtu, 25 Evaluasi Struktur Strength Weakness 1.Mengadakan


Jadwal Minum November 2023 program
Obat pukul 09.30 WITA a. Terselenggaranya a. Tempat a. Ada beberapa pendidikan
kegiatan pemberian (kediaman hal yang kesehatan
Tempat: Rumah edukasi minum klien) membuat tentang tindakan
klien di wilayah obat sesuai dengan mendukung konsentrasi pencegahan
Puskesmas Antang target klien yang berlangsungnya klien penularan
Perumnas akan diberikan kegiatan teralihkan Tuberkulosis
edukasi yaitu edukasi seperti kepada
sebanyak 1 orang. b. Media (poster) anak-anak masyarakat dan
b. Tempat & media tersedia yang main di kelompok yang
pemberian edukasi c. Adanya pihak dekat klien. beresiko
tersedia yaitu puskesmas b. Klien masih
poster dan tempat sebagai kurang 2. Memberi
edukasi memadai. fasilitator yang memahami motivasi kepada
c. Kegiatan edukasi turut menemani tentang penderita supaya
berlangsung sesuai kami untuk penyakitnya minum obat TB
waktu yang mendapatkan secara teratur.
disepakati yaitu akses kepada
pukul 10.20-11.00 klien 3. Menyarankan
WITA d. Klien kepada keluarga
mengikuti
Evaluasi Proses kegiatan mulai Threat klien untuk
dari awal menjadi PMO
a. Klien dan hingga akhir -
keluarga tampak e. Klien dan
antusias saat keluarga
diberikan tampak
edukasi antusias dan
b. Klien berpartisipasi
mengamati dan aktif saat
menyimak diberikan
materi yang edukasi
diberikan
hingga akhir
c. Klien dan
keluarga aktif Opportunity
mengikuti
a. Dukungan
diskusi dengan
pihak
menanyakan hal
puskesmas dan
yang tidak
fasilitator
dimengerti.
b. Dukungan serta
Evaluasi Hasil kerja sama
yang baik dari
a. Kegiatan klien dan juga
edukasi berjalan keluarganya
lancar sesuai
dengan rencana
b. Adanya
informasi baru
yang diterima
klien terkait
Tuberkulosis
dan jadwal
minum obat
c. Klien mampu
menjawab
pertanyaan dari
pemateri pada
saat di evaluasi

2. Edukasi mengenai Sabtu, 25 Evaluasi Struktur Strength Weakness 1. Mengadakan


asam urat & November 2023 program
manajemen nyeri pukul 09.30 WITA a. Terselenggaranya a. Tempat a. Klien belum pendidikan
kegiatan pemberian (kediaman mengetahui kesehatan
Tempat: Rumah edukasi mengenai klien) kondisi atau tentang
klien di wilayah asam urat & mendukung penyakit yang pencegahan
Puskesmas Antang manajemen nyeri berlangsungnya sedang asam urat dan
Perumnas sesuai dengan kegiatan diderita, penanganan
target klien yang edukasi penyebab nyeri sendi pada
akan diberikan b. Media (poster) serta cara penderita asam
edukasi yaitu tersedia mengatasi urat
sebanyak 1 orang. c. Adanya pihak nyeri yang
b. Tempat & media puskesmas dirasakan 2. Mengadakan
pemberian edukasi sebagai b. Karena pemeriksaan
tersedia yaitu fasilitator turut keterbatasan kesehatan gratis
poster dan tempat menemani daya ingat
edukasi memadai. kami untuk
c. Kegiatan edukasi mendapatkan dan faktor untuk memantau
berlangsung sesuai akses kepada umur dari kadar asam urat
waktu yang klien klien,
disepakati yaitu d. Klien sehingga
pukul 09.30-10.15 mengikuti klien belum
WITA dan selama kegiatan mulai mampu
kurang lebih 15 dari awal menjawab
menit hingga akhir pertanyaan
e. Klien tampak dari pemateri
Evaluasi Proses antusias saat saat
diberikan dievaluasi
a. Klien tampak
edukasi
antusias saat
diberikan
edukasi Thre
b. Klien Opportunity
mengamati dan
menyimak a. Dukungan
materi yang pihak
diberikan puskesmas dan
hingga akhir fasilitator
b. Dukungan serta
Evaluasi Hasil kerja sama
yang baik dari
a. Kegiatan klien
edukasi berjalan
lancar sesuai
dengan rencana
b. Adanya
informasi baru
yang diterima
klien terkait
asam urat dan
manajemen
untuk nyeri
yang dirasakan
c. Klien belum
mampu
menjawab
pertanyaan yang
diberikan oleh
pemateri saat di
evaluasi,
sehingga perlu
dibantu oleh
pemateri untuk
mengingatnya

EVIDENCE BASED PRACTICE


1. Edukasi berbasis Theory of Planned Behavior
TBP merupakan teori yang menghubungkan antara sikap dan perilaku. Intervensi yang dilakukan menggunakan teori
ini berpengaruh dengan signifikan terhadap peningkatan kepatuhan pada pengobatan pasien tuberkulosis
(Audiutama, Fauzi, & Ellina, 2021). Intervensi yang dilakukan melibatkan peneliti, pasien dan keluarga yang
mengharuskan berinteraksi secara tatap muka serta dapat mengirimkan pesan reminder (Interactive Nursing
Reminder) secara intensif, sehingga pengaruh kepatuhan minum obat terbentuk karena konsistensi perilaku yang
dilakukan. Kepatuhan ini juga meningkat karena pasien merasa puas terhadap perilaku caring perawat yang selalu
mengingatkan dan memberikan edukasi setiap hari. (Ellina, Kusnanto, Audiutama, Sismulyanto, & Rusmawati,
2019)
2. Pemberian posisi semi fowler
Pemberian posisi semi fowler untuk pasien TB paru merupakan salah satu cara untuk membantu dalam mengurangi
sesak napas pada pasien. Dalam penelitian keefektifan dari tindakan ini dapat dilihat dari respiratory rate yang
menunjukkan angka normal yaitu 16 – 24x/ menit pada orang dewasa. Dalam pelaksanaan pemberian posisi semi
fowler ini menggunakan tempat tidur dan bantal yang cukup untuk menyangga daerah punggu pasien, sehingga akan
memberikan kenyamanan saat tidur dan dapat mengurangi kondisi sesak napas pada pasien.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada responden 1 sebelum dilakukannya intervensi posisi semi fowler pasien
mengeluh sesak napas, nyeri dada, Rr 21x/menit. SPO2 : 98%. Setelah dilakukan ubah posisi semi fowler pasien
mengatakan nyaman, sesak sudah tidak ada, Rr 18x/menit, SPO2 : 100%. Hasil analisa intervensi yang didapat
bahwa posisi semi fowler terhadap respiratory rate dapat menurunkan sesak napas pada pasien TB paru yang
dilakukan selama 3 hari dalam 2x pertemuan setiap harinya. (Suhatridjas & Isnayati, 2020)
3. Terapi relaksasi benson
Terapi relaksasi benson adalah perawatan yang memadukan teknik nafas dalam dengan relaksasi agama atau
kepercayaan yang memberikan manfaat double dalam menghasilkan kedamaian pada manusia. Teknik ini dapat
digunakan untuk menurunkan nyeri dengan memalingkan perhatian ke relaksasi sehingga menurunkan rasa sakit
pasien terhadap nyeri. Sebelum dilakukan terapi ini hasil penelitian menunjukkan saturasi oksigen pasien secara
umum mengalami hipoksia berat, pasien juga mengalami wajah pucat, nyeri dada, sesak napas dan sering batuk tanpa
dahak. Namun setelah dilakukan pemberian terapi ini mayoritas hipoksia menjadi ringan, pasien juga merasakan
sesak napas sedikit berkurang jika alat bantu oksigen dilepas. (Ndruru, Lase, Simanjuntak, Larosa, & Anggeria,
2022).
4. Tingkat pencahayaan, kelembaban udara dan ventilasi udara
Kurangnya sinar matahari yang masuk ke dalam rumah, ventilasi yang buruk cenderung menciptakan suasana yang
lembab dan gelap, kondisi ini menyebabkan kuman dapat bertahan berhari-hari sampai berbulan – bulan di dalam
rumah. Faktor risiko lingkungan fisik rumah yang berperan dalam menentukan
terjadinya interaksi antara host (penjamu) dengan unsur penyebab (agent) dalam proses timbulnya kejadian penyakit
tuberkulosis paru yaitu kepadatan penghuni, kelembaban, luas ventilasi,
pencahayaan, lantai dan dinding rumah. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan:
● Hasil penelitian dengan uji odds ratio menunjukkan kualitas udara yang buruk mempunyai risiko 11,200 kali
lebih besar untuk mengalami kejadian TB paru daripada responden yang menghuni rumah dengan tingkat
kualitas udara yang baik. Kualitas udara dipengaruhi oleh tingkat kelembaban dan suhu dalam ruangan
tersebut.
● Ventilasi yang buruk mempunyai pengaruh besar terhadap kejadian TB paru, karena ada atau tidaknya
ventilasi mempengaruhi faktor lain yang menjadi pemicu kuman tuberkulosis tumbuh dan berkembang biak
dengan baik tuberkulosis paru di Puskesmas Krian. Kualitas udara yang buruk mempunyai risiko 11,200 kali
lebih besar untuk mengalami kejadian TB paru daripada responden yang menghuni rumah dengan tingkat
kualitas udara yang baik.
(Sahadewa, 2019)

Referensi :
Audiutama, N. M., Fauzi, A. K., & Ellina, A. D. (2021). Intervensi Edukasi Berbasis Theory Of Planned Behavior Untuk
Meningkatkan Kepatuhan Pengobatan, Nutrisi, dan Pencegahan Penularan Pada Pasien Tuberkulosis. Jurnal Ilmiah
Keperawatan.
Ellina, A. D., Kusnanto, Audiutama, N. M., Sismulyanto, & Rusmawati. (2019). Evaluation of Patient Satisfaction and
Nurse Caring Behaviour: Based on Swanson's Theory. Indian Journal of Public Health Research & Development,
2698-2702.
Ndruru, E. M., Lase, L. N., Simajuntak, N. V., Larosa, V. P., & Anggeria, E. (2022). Pengaruh Terapi Relaksasi Benson
Dengan Perubahan Saturasi Oksigen Pada Pasien TB Paru. Malahayari Nursing Journal, 1972-1982.
Suhatridjas, & Isnayati. (2020). Posisi Semi Fowler Terhadap Respiratory Rate Untuk Menurunkan Sesak Pada Pasien TB
Paru. Jurnal Keperawatan Silampari, 566-575.
Sahadewa, S. (2019). Hubungan Tingkat Pencahayaan, Kelembaban Udara, dan Ventilasi udara dengan Faktor Risiko Kejadian TB Paru BTA
Positif di Desa Jatikalang Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo.

Anda mungkin juga menyukai