Anda di halaman 1dari 8

Sebab umum Agresi Militer Belanda 1

Head Topics
Terdapat dua faktor yang menjadi penyebab Agresi Militer Belanda 1, yakni
terbagi atas sebab umum dan sebab khusus. Sebab umumnya adalah
adanya perbedaan penafsiran antara pemerintah Republik Indonesia
dengan Belanda mengenai Perjanjian Linggarjati. Padahal, kesepakatan ini
telah ditandatangani oleh kedua belah pihak.

Saat itu, Indonesia yakin bahwa mereka telah bebas melakukan hubungan
luar negeri dan mendirikan perwakilan di negara mana pun. Sedangkan
pihak Belanda meyakini bahwa semua kegiatan dalam bidang politik,
pemerintahan, dan ekonomi harus dilakukan atas izin pemerintah Belanda.

Sebab khusus Agresi Militer Belanda 1

Jripto
Untuk sebab khususnya, pada tanggal 15 Juli 1945, pihak Belanda melalui
Van Mook mengeluarkan ultimatum kepada Republik Indonesia untuk
menarik mundur pasukannya sejauh 10 km dari garis demarkasi (garis
pemisah dalam sebuah perjanjian gencatan senjata). Namun, ultimatum itu
ditolak oleh pasukan Indonesia setelah lebih dari 100 ribu pasukan
Belanda memasuki wilayah Indonesia.

Sebab khusus yang kedua adalah karena permasalahan ekonomi. Belanda


berusaha menguasai perkebunan, pertambangan, dan pelabuhan yang
ada di Indonesia. Agresi Militer 1 banyak menyasar wilayah di Jawa seperti
Jawa Tengah (pantai utara), Jawa Timur (pabrik dan perkebunan tebu) dan
Sumatera Timur (perkebunan tembakau).

Tujuan Agresi Militer Belanda 1

Lovely Ristin
Singkatnya, tujuan adanya agresi yang pertama ini adalah untuk
menghancurkan Republik Indonesia yang telah merdeka. Tahap yang coba
mereka lakukan adalah dengan sasaran politik, ekonomi, dan
penghancuran militer.
Secara politik yakni untuk menghilangkan de Facto RI. Secara ekonomi,
Belanda berusaha merebut daerah penghasil bahan makanan dan bahan
eksport yang tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia. Sedangkan
secara militer, mereka bertujuan untuk menghancurkan Tentara Nasional
Indonesia (TNI).

Kronologi Agresi Militer Belanda 1

Indowarta
Serangan Belanda terhadap RI dimulai pada 21 Juli 1947 melalui
pengumuman Gubernur Jenderal HJ. Van Mook dalam konferensi pers
pada tanggal 20 Juli. Serangan terjadi di beberapa daerah yang dikuasai
RI, diantaranya Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sumatera.
Pada Agresi Militer Belanda 1 ini, Belanda mengerahkan pasukan
khususnya yaitu bernama 1e Para Compagnie dan Korps Speciale
Troepen. Mereka berhasil menguasai daerah-daerah yang sangat penting
bagi Republik Indonesia, seperti pertambangan, perkebunan dan
pelabuhan. Jelas hal ini menjadi langkah pertama yang diambil melihat
tujuannya AMB adalah untuk merebut wilayah yang potensial.
Serangan agresi militer Belanda 1 ini membuat anggota TNI terpencar-
pencar dan mundur ke daerah pinggiran untuk membangun daerah
pertahanan baru. Selanjutnya pasukan TNI membatasi pergerakan
pasukan khusus Belanda dengan taktik perang gerilya. Dengan taktik ini,
pasukan TNI berhasil mempersulit pasukan Belanda.

Kedudukan Belanda di sejumlah kota-kota penting dalam agresi militer


ternyata justru membuat posisi Republik Indonesia naik di mata dunia.
Banyak negara-negara yang simpati dengan Republik Indonesia, seperti
Liga Arab yang akhirnya mengakui kemerdekaan Indonesia sejak 18
November 1946.

AMB 1 yang dilakukan terhadap Indonesia kemudian menyulut


permusuhan negara-negara Liga Arab terhadap Belanda. Hingga akhirnya,
kedudukan Republik Indonesia di Timur Tengah secara politik meningkat.

Mengurusi masalah ini, Dewan Keamanan PBB bahkan harus ikut turun
tangan dengan membentuk Komisi Tiga Negara untuk menyelesaikan
konflik melalui serangkaian perundingan, seperti Perundingan Renville dan
Perundingan Kaliurang. Akan tetapi, perundingan tersebut tetap tidak
membuahkan hasil karena nantinya kembali akan membuat AMB 2
meletus.

Dampak dan akibat Agresi Militer Belanda 1


Kaskus
Agresi Militer pertama ini menyebabkan banyaknya wilayah Indonesia
berhasil direbut oleh Belanda. Mereka kembali mengucilkan tentara
Indonesia dan menguasai sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk
pantai utara Jawa dan kota besar di pulau Jawa, kecuali Yogyakarta.

Akibatnya, tentara Indonesia harus kembali bergerilya ke dalam hutan


untuk melakukan perlawanan. Ibu kota bahkan pernah harus dipindahkan
dulu ke Yogyakarta untuk dibuat negara boneka oleh Belanda. Beberapa
negara yang pernah hadir adalah Negara Pasundan, Negara Madura, dan
Negara Indonesia Timur.

Di sisi lain, dampak agresi ini adalah timbulnya simpati dari dunia
internasional. Bentuk simpati itu dapat dilihat dari pengakuan dari negara di
Timur Tengah bahwa RI merupakan salah satu negara merdeka secara de
jure. Negara-negara tersebut adalah Mesir, Afghanistan, Libanon, dan lain-
lain. Pengakuan itu bisa memperkuat Indonesia pada perjanjian
internasional.
Tokoh Agresi Militer Belanda 1

Apa Maksud
Salah satu tokoh penting dalam Agresi Militer pertama adalah pria asli
Belanda bernama Simon Hendrik Spoor atau dikenal dengan
julukanJenderal Simon Spoor. Ia adalah pemimpin Agresi Militer Belanda 1
maupun 2. Selama kurun waktu dua tahun, ia bersusah payah untuk
merebut ibu kota RI namun tetap kalah pada 7 Mei 1949. Tak lama dari
sana, Spoor meninggal secara misterius.

Tokoh lainnya adalah Hubertus Johannes van Mook yang mengumumkan


Agresi Militer melalui wartawan dalam Konferensi Pers. Ia adalah seorang
letnan-gubernur jenderal Hindia yang mengungsi ke Australia semasa
perang untuk memimpin Netherlands Indies Civil Administration (NICA)
menjalankan pemerintahan sipil sebelum perang.

Adapun tokoh dari Indonesia melibatkan banyak pahlawan penting.


Diantaranya waktu dilakukan Perjanjian Linggarjati, Indonesia diwakili oleh
Soetan Sjahrir, Mohammad Roem, Susanto Tirtoprodjo. Masih banyak
tokoh lainnya seperti pemimpin setiap wilayah yang berusaha
mempertahankan wilayahnya agar tidak direbut oleh Belanda.

Anda mungkin juga menyukai