Anda di halaman 1dari 4

KHUTBAH JUMAT: NATAL DALAM Karena tidaklah kita itu mulia disisiNya,

ISLAM, HUKUM MERAYAKAN & kecuali dengan takwa.


MENYIKAPINYA Allah Ta’ala berfirman,

Khutbah Pertama ‫َّللاِ أَتْقَا ُك ْم‬


َّ َ‫ِإ َّن أ َ ْك َر َم ُك ْم ِع ْند‬

‫ َونَعُوذُ ِباهللِ ِم ْن‬،ُ‫ِإ َّن ْال َح ْمدَ ِ ََّلِلِ نَحْ َمدُهُ َو َن ْست َ ِع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغ ِف ُره‬ “Sesungguhnya orang yang paling mulia di
ُ‫ض َّل لَه‬ ِ ‫ َم ْن يَ ْه ِد هللاُ فَالَ ُم‬،‫ت أ َ ْع َما ِلنَا‬ ِ ‫س ِِّيئ َا‬َ ‫ش ُر ْو ِر أ َ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن‬ ُ sisi Allah ialah orang yang paling takwa di
َ‫ أَ ْش َهدُ أ َ َّن الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ َوحْ دَهُ ال‬.ُ‫ِي لَه‬ َ
َ ‫ض ِلل فال هَاد‬ َ ْ ْ
ْ ُ‫َو َمن ي‬ antara kamu.
ُ‫س ْولُه‬ ‫ر‬ ‫و‬ ‫ه‬ ُ ‫د‬
ُ َ َ ُ َ َّ َ ُ ‫ب‬
ْ ‫ع‬ ‫ًا‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫ح‬ ‫م‬ َّ
‫ن‬ َ ‫أ‬ ُ ‫د‬ ‫ه‬ ‫ش‬ َ
َ َ َ‫ش َِريْكَ ل‬
ْ ‫أ‬‫و‬ ُ ‫ه‬
FENOMENA TOLERANSI ATAS NAMA
‫صلَّى ا هللُ َعلَ ْي ِه‬ َ ‫س ْو ِلنَا ُم َح َّم ٍد‬ ُ ‫س ِِّل ْم َعلَى نَبِ ِِّينَا َو َر‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
َ ‫ص ِِّل َو‬ NATAL
‫ان ِإلَى َي ْو ِم ال ِدِّي ِْن‬
ٍ ‫س‬َ ْ‫ص َحا ِب ِه َو َم ْن ت َ ِب َع ُه ْم ِبإِح‬ْ َ‫سلَّ َم َو َعلَى آ ِل ِه َوأ‬ َ ‫َو‬
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
ِ ‫اس اتَّقُوا َربَّ ُك ْم َّالذِي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف ٍس َو‬
َ‫احدَةٍ َو َخلَق‬ ُ َّ‫يَا أَيُّ َها الن‬
‫َّللاَ الَّذِي‬
َّ ‫سا ًء َواتَّقُوا‬ َ ‫ث ِم ْن ُه َما ِر َجاالً َكثِيرا ً َو ِن‬ َّ ‫ِم ْن َها زَ ْو َج َها َو َب‬
Saat ini kita di berada di bulan penghujung
ً ‫َّللاَ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َر ِقيبا‬
َّ ‫ام ِإ َّن‬ َ
َ ‫سا َءلُونَ بِ ِه َواأل ْر َح‬ َ َ ‫تَت‬ tahun Masehi yaitu bulan Desember. Di bulan
ini, kaum Nasrani akan merayakan salah satu
‫َّللاَ َح َّق تُقَاتِ ِه َو َال ت َ ُموت ُ َّن ِإ َّال َوأ َ ْنت ُ ْم‬
َّ ‫َيا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َ َمنُوا اتَّقُوا‬ hari raya agama mereka.
َ‫ُم ْس ِل ُمون‬
Biasanya, setiap ada momentum ini, ada
‫صلِحْ لَ ُك ْم‬ َّ ‫َيا أَيُّ َها َّالذِينَ آ َ َمنُوا اتَّقُوا‬
ْ ُ‫ ي‬، ‫َّللاَ َوقُولُوا قَ ْو ًال َسدِيدًا‬ upaya-upaya untuk menunjukkan sikap
َ‫سولَهُ فَ َق ْد فَاز‬ َّ ِ‫أ َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َو َم ْن ي ُِطع‬
ُ ‫َّللاَ َو َر‬ toleransi dengan ikut menghadiri acara Natal
‫ أ َ َّما بَ ْعد‬.‫فَ ْو ًزا َع ِظي ًما‬ bersama atau paling kurang dengan ikut
mengucapkan selamat atas hari besar agama
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, tersebut.

Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Persoalan ini sebenarnya sudah dijelaskan
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Atas rahmat dan oleh para ulama tentang status hukumnya.
karunia-Nya semata kita semua bisa hadir ke Hanya saja, mungkin masih ada sebagian
tempat yang paling dicintai Allah Ta’ala di orang yang tidak mengerti sepenuhnya tentang
muka bumi ini, untuk melaksanakan duduk masalah ini.
kewajiban kita sebagai muslim yaitu ibadah
shalat Jumat. Para ulama menjelaskan bahwa Islam
menganjurkan umatnya untuk berbuat baik
Shalawat dan salam semoga senantiasa dan bersikap adil kepada umat agama lain,
dilimpahkan kepada Nabi kita yang mulia baik itu orang-orang nasrani ataupun orang-
Muhammad ‫ﷺ‬, keluarganya, para sahabatnya, orang kafir secara umum, selama mereka tidak
dan siapa saja yang mengikuti sunnah beliau memerangi kaum Muslimin karena agamanya.
lahir dan batin dengan penuh keikhlasan dan
kesabaran hingga akhir zaman. Sehingga dalam sejarah penaklukan Islam,
kaum muslimin diakui oleh sejarawan Barat
Kami wasiatkan kepada diri kami sendiri dan sebagai penakluk paling santun dan adil di
kepada kaum Muslimin sekalian agar muka bumi.
senantiasa menguatkan ketakwaan kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala di mana saja kita Gustave Le Bon, seorang cendekiawan dan
berada. filosof Perancis awal abad 20,
1
mengatakan,”Sejarah tidak pernah mengenal Christmas”, “selamat natal” berdengung dan
sang penakluk yang lebih adil dan lebih santun tercantum di dalam beberapa iklan maupun
kecuali Islam.” (Yusuf Qardhawi, tulisan di jalanan.
Membumikan Syariat Islam: 119)
Kita juga sering dapati di tengah-tengah
Bahkan jauh sebelumnya saat sahabat Nabi ‫ﷺ‬ masyarakat ada orang-orang yang karena ingin
yang agung, Abu Ubdaidah Ibnul Jarrah berbagi kebahagiaan dengan tetangganya yang
radhiyallahu ‘anhu yang pada saat itu sebagai Nasrani di hari Natal, kemudian dia
Gubernur Syam, pernah mendapatkan surat mengucapkan “Selamat Hari Raya Natal”
dari seorang pemuka Nasrani yang isinya : kepada tetangganya, atau kepada temannya,
rekan kerjanya, atasannya dan seterusnya.
” Wahai kaum Muslimin, kalian lebih kami
cintai dari pada Romawi, meskipun mereka Sebagian orang pasti menganggap hal ini
sama agamanya dengan kami. merupakan hal lumrah yang sah-sah saja untuk
diikuti dan diramaikan. Namun, hal ini pada
Kalian lebih memenuhi janji kepada kami. hakikatnya akan menjadi masalah yang
Kalian lebih belas kasih kepada kami, lebih SANGAT BESAR jika diucapkan oleh
menjaga diri dari menzhalimi kami dan lebih seorang MUSLIM.
baik dalam memimpin kami.” [Samahatul
Islam fi Mu’amalati Ghairil Muslimin, Dr. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Abdullah bin Ibrahim Al-Luhaidan, hal. 17]
Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi
Ini bukti tak terbantahkan bahwa kaum wasallam, Allah Ta’ala sudah mewanti-wanti
Muslimin sejak dahulu kala dikenal sebagai dan selalu mengingatkan bahwa sesembahan
umat yang sangat toleran di muka bumi. kita hanyalah satu, yaitu Allah Yang Mahaesa,
Allah Ta’ala yang tidak dilahirkan dan
Hanya saja, praktek toleransi yang mulia, yang melahirkan. Allah Ta’ala berfirman,
diajarkan oleh para salafus sholih yaitu leluhur
kaum muslimin generasi terbaik umat, belum ُ‫ َو َل ۡم يَ ُكن لَّ ۥه‬، ‫ َل ۡم َي ِل ۡد َو َل ۡم يُولَ ۡد‬، ُ‫ص َمد‬ َّ ، ‫ٱَلِلُ أ َ َحد‬
َّ ‫ٱَلِلُ ٱل‬ َّ ‫قُ ۡل ه َُو‬
dilakukan maksimal pada saat ini. Sehingga ‫ُكفُ ًوا أ َ َحد‬
sebagian mereka masih melakukan toleransi
yang keliru diantaranya mereka ikut datang “Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah,
dalam acara ibadah malam natal, Yang Mahaesa. Allah tempat meminta segala
mengucapkan selamat atas hari raya tersebut sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula
dan lain sebagainya yang merupakan diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang
kekhususan dalam keyakinan kaum Nasrani. setara dengan Dia.” (QS. Al-Ikhlas: 1-4)

Maka dari itu, kami merasa perlu untuk Mengucapkan selamat natal kepada orang
mengingatkan kembali tentang masalah sikap Nasrani sama saja dengan menyetujui
Seorang Muslim terhadap perayaan hari besar bahwasanya Allah Ta’ala memiliki anak,
keagamaan diluar islam, yang kebetulan saat menyetujui bahwa ada sesembahan lain yang
ini konteksnya adalah Hari raya Natal. berhak selain Allah.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Dalam persoalan mengucapkan selamat atas


hari raya diluar islam, Imam Ibnul Qayim Al-
Mungkin kita akan sering mendengar dan Jauziyyah rahimahullah telah memberikan
mendapati ucapan “Merry

2
penegasan tentang adanya kesepakatan ulama “Hampir saja langit pecah, dan bumi
dalam masalah ini. Beliau berkata, terbelah, dan gunung-gunung runtuh, (karena
ucapan itu), Karena mereka menganggap
“Adapun ucapan selamat terhadap syiar-syiar Allah yang maha pengasih mempunyai
kekafiran yang merupakan ciri khasnya, maka anak” (Qs: Maryam, 90-91).
itu haram berdasarkan kesepakatan para
ulama.
Ka’ab Al Ahbar mengatakan,
Buya Hamka berkata, bahwa tradisi
‫ حين قالوا ما قالوا‬، ‫ واستعرت النار‬،‫غضبت المالئكة‬
mencampur-campurkan Perayaan Hari Besar
Agama bukan untuk menyuburkan kerukunan “Malaikat akan murka, api neraka akan
umat beragama atau membangun toleransi. Itu panas menyala ketika mereka menyuarakan
bahkan, bisa menyuburkan kemunafikan, apa yang mereka katakan.”
sebab ada masalah perbedaan keyakinan yang
sangat mendasar antara Islam dan Ma’syiral Muslimin rahimakumullah
Kristen/Nasrani.
Toleransi dalam agama itu artinya bukan ikut
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, dalam acara ritual agama lain atau terlibat
secara langsung dalam ibadah khusus mereka.
Marilah kita mengingat kembali penjelasan
Majelis Ulama Indonesia tentang masalah Toleransi itu merupakan sikap teguh dengan
hukum Merayakan Natal dalam Islam. Dalam ajaran Islam, namun tidak memaksakan orang-
fatwa MUI pusat tahun 1981 yang diantara orang diluar islam untuk masuk Islam atau
isinya adalah umat Islam tidak boleh / dilarang mengikuti ibadah umat Islam.
mencampuradukkan aqidah dan peribadatan
agamanya, dengan aqidah dan peribadatan
agama lain berdasarkan surat Al-Kafirun: 1-6. Toleransi itu membiarkan penganut agama
lain untuk menjalankan keyakinan mereka,
itulah toleransi yang dicontohkan dalam Islam
Allah berfirman dalam surat Al-Maidah ayat
72 – 73.
Menghormati dan bertoleransi terhadap
pemeluk agama lain bukan dengan cara
‫َّللاَ ه َُو ْال َم ِس ْي ُح ابْنُ َم ْر َي َم‬
‫لَقَ ْد َكف ََر الَّ ِذيْنَ قَالُ ْْٓوا ا َِّن ه‬ melakukan sesuatu yang dilarang oleh ajaran
agama kita sendiri, berdasarkan dalil-dalil
Sungguh, telah kafir orang-orang yang yang jelas dan kuat. Ini namanya salah praktek
berkata, “Sesungguhnya Allah itu Al-Masih toleransi yang benar.
putra Maryam
Kita dilarang menzhalimi diri sendiri dengan
ۘ ‫ث ث َ ٰلث َ ٍة‬ ‫لَقَ ْد َكف ََر الَّ ِذيْنَ قَالُ ْْٓوا ا َِّن ه‬
ُ ‫َّللاَ ثَا ِل‬
melakukan kemaksiatan kepada Allah Ta’ala,
sebagaimana kita dilarang menzhalimi orang
Sungguh, telah kafir orang-orang yang lain termasuk kepada orang-orang diluar
mengatakan, bahwa Allah adalah salah satu islam.
dari yang tiga,
Dengan demikian, kita bisa memberikan sikap
Allah Berfirman dalam surat Maryam : yang baik namun tegas terhadap semua, dalam
konteks saat ini adalah kaum Nasrani yang
‫ض َوت َِخ ُّر ْال ِجبَا ُل َهدًّا‬ َّ ‫س َم َاواتُ يَتَف‬
ُ ‫َط ْرنَ ِم ْنهُ َوت َ ْنش َُّق ْاأل َ ْر‬ َّ ‫تَكَادُ ال‬ hendak merayakan hari raya Natal. Sikap yang
(91 )‫لرحْ َم ِن َو َلدًا‬ َّ ِ ْ َ َ َ ‫) أ‬90(
‫ل‬ ‫ا‬‫و‬ ‫ع‬ ‫د‬ ‫ن‬ْ

3
‫‪baik berupa tidak menganggu jalannya ibadah‬‬ ‫ُم ِني ًْرا‬ ‫َو ِس َرا ًجا‬ ‫ِبإ ِ ْذ ِن ِه‬ ‫ْال َح ِّ ِ‬
‫ق‬ ‫ِإلَى‬ ‫َودَا ِع َيا‬ ‫َونَ ِذي ًْرا‪،‬‬
‫‪mereka dan perayaan mereka.‬‬
‫ِي بِتَ ْق َوى هللاِ‬ ‫فَيَأَيُّ َها ْال ُم ْس ِل ُم ْونَ ‪ ،‬أ ُ ْو ِ‬
‫ص ْي ُك ْم َونَ ْفس ْ‬
‫‪Namun tegas untuk tidak ikut terlibat dalam‬‬
‫‪ibadah tersebut sama sekali. Tidak perlu‬‬
‫ص َالةِ َوالس ََّال ِم‬ ‫َوا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن هللاَ أ َ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر َع ِظي ٍْم‪ ،‬أ َ َم َر ُك ْم بِال َّ‬
‫‪sampai melakukan sesuatu yang justru bisa‬‬
‫‪memberikan madharat kepada agama kita‬‬ ‫ي‪ ،‬يَا‬ ‫صلُّونَ َعلَى النَّ ِب ِِّ‬ ‫َعلَى نَ ِب ِِّي ِه ْالك َِري ِْم فَقَالَ‪ِ :‬إ َّن هللاَ َو َم َالئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫‪sendiri, misalnya dengan menghadiri acara‬‬ ‫ص ِِّل َعلَى‬ ‫س ِِّل ُموا ت َ ْس ِلي ًما اَللَّ ُه َّم َ‬
‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َ‬
‫أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا َ‬
‫‪Misa Natal, memakai atribut Natal dan segala‬‬ ‫ص َّليْتَ َعلَى إِب َْرا ِهي َْم َو َعلَى آ ِل‬ ‫ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬
‫‪yang bersifat khas dalam ibadah mereka.‬‬ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ُم َح َّم ٍد‬ ‫ِإب َْرا ِهي َْم‪ِ ،‬إنَّكَ َح ِميْد َم ِجيْد‪َ .‬وبَ ِ‬
‫ار ْكتَ َعلَى ِإب َْرا ِهي َْم َو َعلَى آ ِل ِإب َْرا ِهي َْم‪ِ ،‬إنَّكَ َح ِميْد َم ِجيْد‬ ‫َك َما َب َ‬
‫‪Semua itu merupakan bentuk pengagungan‬‬
‫‪kepada keyakinan agama mereka. Padahal‬‬ ‫ت‬ ‫وال ُمؤْ ِمنِيْنَ َو ْال ُمؤْ ِمنَا ِ‬‫ت ْ‬ ‫اَلله ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْس ِل ِميْنَ َو ْال ُم ْس ِل َما ِ‬
‫‪dalam Islam keyakinan agama mereka itu‬‬
‫اء ِم ْن ُه ْم َو ْاأل َ ْم َوا ِ‬
‫ت‬ ‫ْاألَحْ َي ِ‬
‫‪merupakan syirik besar.‬‬
‫ي‬‫اللهم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَ َال َء َو ْالغ ََال َء َو ْال َوبَا َء َو ْالفَحْ شَا َء َو ْال ُم ْنك ََر َو ْالبَ ْغ َ‬
‫طنَ ‪،‬‬ ‫ظ َه َر ِم ْن َها َو َما بَ َ‬ ‫شدَا ِئدَ َو ْال ِم َحنَ ‪َ ،‬ما َ‬ ‫ف ْال ُم ْخت َ ِلفَةَ َوال َّ‬ ‫َوال ُّسي ُْو َ‬
‫‪Bagaimana mungkin kita terlibat dalam‬‬
‫‪sebuah ibadah yang dikategorikan sebagai‬‬ ‫ان ْال ُم ْس ِل ِميْنَ َعا َّمةً‪ِ ،‬إ َّنكَ َعلَى ُك ِِّل‬ ‫صةً َو ِم ْن ب ُْلدَ ِ‬ ‫ِم ْن َب َل ِدنَا َهذَا خَا َّ‬
‫‪kezhaliman yang besar oleh Allah Ta’ala.‬‬ ‫َيءٍ قَ ِديْر‬ ‫ش ْ‬
‫‪Allah Ta’ala menyebut kemusyrikan itu‬‬
‫‪kezhaliman yang besar.‬‬ ‫َاف ‪ ،‬وال ِغنَى‬ ‫اللَّ ُه َّم إ َّنا نَسْأَلُكَ ال ُهدَى ‪ ،‬والتُّقَى ‪ ،‬وال َعف َ‬
‫أج ْرنَا ِم ْن ِخ ْزي ِ الدُّ ْن َيا‬ ‫الله ِّم أحْ س ِْن َعا ِق َبتَنَا ِفي األ ُ ُم ِ‬
‫ور ُك ِِّل َها‪َ ،‬و ِ‬
‫‪Zhalim terhadap hak Allah Ta’ala, yaitu‬‬ ‫اآلخ َر ِة‬
‫ب ِ‬ ‫َو َعذَا ِ‬
‫‪mensekutukan sesuatu dengan Allah Ta’ala.‬‬
‫الل ُه َّم ِإنِِّا نعُوذُ ِبكَ أ َ ْن ن ْش ِركَ ِبكَ َو ن ْعلَ ُم ‪َ ,‬و ن ْست َ ْغ ِف ُركَ ِل َما َال ن ْعلَ ُم‬
‫‪Maka, cukuplah kita bertoleransi dengan‬‬
‫‪menghargai hak mereka, membiarkan kaum‬‬
‫‪Nasrani merayakan Hari Natal dengan aman‬‬ ‫الله َّم أصلِحْ لنا ديننا الذي هو ِعصمة أمرنا‪ ،‬وأصلِحْ لنا دُنيانا‬
‫‪tanpa gangguan sama sekali, bebas tanpa‬‬ ‫التي فيها معاشنا‪ ،‬وأص ِلح لنا آخرتنا التي إليها معادنا‪ .‬اللهم‬
‫‪penindasan.‬‬ ‫اجعل الحياة زيادة ً لنا من كل خير‪ ،‬واجعل الموت راحةً لنا‬
‫من ك ِِّل ش ِّر‪.‬‬
‫‪Inilah yang dilakukukan kaum Muslimin‬‬ ‫س ِد َو ِزيَادَةً في ِ‬ ‫ْين َو َعافِيَّةً في ِ اْل َج َ‬ ‫سالَ َمةً في ِ ِالِّد ِ‬ ‫اَللَّ ُه َّم إِنَّا نَ ْسئَلُكَ َ‬
‫‪sejak zaman dahulu. Sungguh para sahabat‬‬ ‫ت‬ ‫ت َو َرحْ َمةً ِع ْندَ اْل َم ْو ِ‬ ‫ق َوت َْوبَةً قَ ْب َل اْل َم ْو ِ‬ ‫الر ْز ِ‬‫ْال ِع ْل ِم َوبَ َر َكةً فِي ِ ِّ‬
‫‪ adalah contoh terbaik setelah Nabi‬ﷺ ‪nabi‬‬
‫ت َوالنَّ َجا ِة‬ ‫ت اْل َم ْو ِ‬‫سك ََرا ِ‬ ‫ت اَللَّ ُه َّم ه ِّ َِو ْن َعلَيْنا َ ِفي َ‬ ‫َو َم ْغ ِف َرة ً َب ْعدَ اْل َم ْو ِ‬
‫‪ dalam masalah toleransi.‬ﷺ ‪Muhammad‬‬
‫‪Dengan mengikuti mereka kita tidak akan‬‬ ‫سا ب‬ ‫لح َ‬ ‫ِمنَ النَّا ِر َواْلعَ ْف ِو ِع ْندَ اْ ِ‬
‫‪tersesat.‬‬ ‫ش ِْركَ َواْل ُم ْش ِر ِكيْنَ َودَ ِِّم ْر‬ ‫اَللَّ ُه َّم أ َ ِع َّز اْ ِإل ْسالَ َم َو ْال ُم ْس ِل ِميْنَ َوأ َ ِذ َّل ال ِّ‬
‫ص ْرنا َ ِمنَ اْلقَ ْو ِم ْالكَافِ ِريْنَ‬ ‫أ َ ْعدَا َءكَ أ َ ْعدَا َء ِِّالديْنَ َوا ْن ُ‬
‫آن ْال َع ِظي ِْم‪َ ,‬و َنفَ َعنِ ْي َو ِإيَّا ُك ْم ِب َما فِ ْي ِه‬ ‫اركَ هللاُ ِل ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُ ْر ِ‬ ‫َب َ‬ ‫ص ْر المسلمين فى غزة‬ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْن ُ‬
‫ْ‬ ‫ِّ‬
‫ت َوال ِذ ْك ِر ال َح ِكي ِْم‪َ ,‬وتَ َقبَّ َل ِمنِِّ ْي َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ ِإنَّهُ ه َُو‬ ‫ِمنَ اآليَا ِ‬ ‫ص ْر المسلمين فى فلسطين‬ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْن ُ‬
‫الس َِّم ْي ُع ْالعَ ِل ْي ُم‪ .‬أَقُ ْو ُل قَ ْو ِل ْي َهذَا َوا ْست َ ْغ ِف ُر هللاَ ْالعَ ِظي َْم ِل ْي َولَك ْمُ‬ ‫س ِب ْيلِكَ َوفِ ْي ُك ِِّل َمك ٍ‬
‫َان‬ ‫ص ْر ِإ ْخ َوانَنا َ ْال ُم َجا ِه ِديْنَ فِي َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْن ُ‬
‫فَا ْست َ ْغ ِف ُر ْوهُ‪ِ ،‬إنَّهُ ه َُو ْالغَفُ ْو ُر َّ‬
‫الر ِح ْي ُم‬ ‫َربَّنَا تَقَب َّْل ِمنَّا إِنَّكَ أ َ ْنتَ الس َِّمي ُع ْالعَ ِلي ُم‬
‫ار‬‫اب النَّ ِ‬ ‫سنَةً َوقِنَا َعذَ َ‬ ‫َربَّنَا آتِنَا فِي الدُّ ْنيَا َح َسنَةً َوفِي ْاآل ِخ َرةِ َح َ‬
‫‪Khutbah Kedua‬‬ ‫س ِِّل ْم‬
‫ار ْك َو َ‬‫صحْ ِب ِه بَ ِ‬ ‫س ْيدِنا َ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ِه َو َ‬ ‫لى َ‬‫صلَى هللاُ َع َ‬ ‫َو َ‬
‫س َالم َعلَى ْال ُم ْر َسلِينَ‬ ‫صفُونَ َو َ‬ ‫س ْب َحانَ َر ِبِّكَ َربِّ ِ ْال ِع َّز ِة َع َّما َي ِ‬ ‫ُ‬
‫ِي َج َع َل ِفي‬ ‫اركَ الَّذ ْ‬ ‫صي ًْرا‪ ،‬ت َ َب َ‬‫ِي َكانَ ِب ِع َبا ِد ِه َخ ِبي ًْرا َب ِ‬‫ا َ ْل َح ْمدُ ِ ََّلِلِ َّالذ ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫َوال َح ْمدُ ِ ََّلِلِ َربِّ ِ العَال ِمينَ‬ ‫ْ‬
‫اء ب ُُر ْو ًجا َو َجعَ َل ِف ْي َها ِس َرا ًجا َوقَ َم ًرا ُم ِني ًْرا‪ .‬أ َ ْش َهدُ ا َ ْن الَ إِلَهَ‬ ‫س َم ِ‬
‫ال َّ‬
‫ق َب ِشي ًْرا‬ ‫ْ‬
‫ِي بَ َعثَهُ ِبال َح ِّ ِ‬ ‫َّ‬
‫سولهُ الذ ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬
‫ِإالَّ هللاُ وأ ْش َهدُ ا َ َّن ُم َح َّمدًا َع ْبدُهُ ُو َر ُ‬
‫‪4‬‬

Anda mungkin juga menyukai