Anda di halaman 1dari 50

Perkoperasian dalam Bab

Perekonomian Indonesia X

Sumber: http2.bp.blogspot.com-S-v3CBNvA8gTtBBE847ilIAAAAAAAAAAQVe7rQLQJ6EQs1600DSC00141.tif

“Koperasi, jika hendak maju, mestilah bersendi


kepada dua tiang, yaitu solidaritas (setia bersekutu)
dan individualitas (kesadaran akan harga diri
sendiri). Apabila kurang salah satu, koperasi kurang
baik jalannya. Ia masih bisa berdiri dan bekerja,
tetapi cita-citanya tidak sempurna.”
(Mohammad Hatta – Bapak Koperasi Bangsa).

Bab X Perkoperasian dalam Perekonomian Indonesia 345


hitam 345 toska
Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari Bab X ini, kalian akan mampu:


• menjelaskan pengertian, landasan, asas, tujuan, dan prinsip dasar koperasi;
• menjelaskan fungsi dan peran koperasi;
• menjelaskan jenis-jenis koperasi;
• menjelaskan alat kelengkapan koperasi;
• menjelaskan prosedur pendirian dan usaha pengembangan koperasi;
• mempraktikkan koperasi sekolah dan memahami cara-cara pengembangan koperasi
sekolah;
• menghitung pembagian sisa hasil usaha (SHU).

Kata Kunci
♦ Anggaran Dasar (AD) koperasi ♦ Koperasi sekolah
♦ Anggaran Rumah Tangga (ART) koperasi ♦ Prinsip dasar koperasi
♦ Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) ♦ Rapat Anggota Koperasi
♦ Gerakan koperasi ♦ Sisa Hasil Usaha (SHU)
♦ Koperasi

346 Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X

hitam 346 toska


Peta Konsep
Untuk memudahkan kalian mempelajari materi dalam Bab X ini, perhatikan peta konsep berikut.

UUD NRI Tahun 1945

Bangun
badan usaha: Gerakan
koperasi di
Eropa
BUMN BUMS Koperasi Memengaruhi:

Gerakan
Berdasarkan: koperasi di
• UU No. 25/1992. Indonesia
• Diganti menjadi UU No. 17/2012.
• 29 Mei 2014 UU No. 17/2012
dibatalkan oleh MK. Landasan, tujuan,
• Berlaku kembali UU No. 25/1992. asas, dan prinsip
koperasi

Konsep Jenis-jenis
koperasi koperasi
Peran

Alat Sisa hasil


kelengkapan usaha (SHU)
Pengelolaan
koperasi Keanggotaan
Sumber
permodalan

Peran
Prosedur
pendirian Koperasi
sekolah
Prosedur
pendirian

Bab X Perkoperasian dalam Perekonomian Indonesia 347

hitam 347 toska


ABSTRAK
Dalam bab ini diulas mengenai sejarah perkembangan koperasi, baik di luar negeri maupun di
dalam negeri. Diuraikan pula perkoperasian Indonesia berdasarkan UU No. 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian (mengingat bahwa UU No. 17 Tahun 2012 telah dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi
pada 29 Mei 2014), termasuk ketentuan-ketentuan pokok koperasi Indonsia, serta penerapan koperasi
sekolah.

Pengantar
Pada tahun 2012, Undang-Undang (UU) Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian telah
diganti dengan UU yang baru, yakni UU No. 17 Tahun 2012. Namun, berdasarkan permohonan
pengujian terhadap UU No. 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Mahkamah Konstitusi (MK)
pada tanggal 29 Mei 2014 telah memutuskan bahwa UU tersebut bertentangan dengan UUD
NRI Tahun 1945 dan tidak lagi mempunyai kekuatan hukum mengikat (dibatalkan). MK juga
memutuskan bahwa UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian berlaku untuk sementara
waktu sampai dengan dikeluarkannya UU yang baru. Dalam pertimbangannya, MK berpendapat
bahwa filosofi dalam UU No. 17 Tahun 2012 tidak sesuai dengan hakikat susunan perekonomian
sebagai usaha bersama dan berdasarkan asas kekeluargaan yang termuat dalam Pasal 33 ayat
(1) UUD NRI Tahun 1945. Menurut MK, pengertian koperasi ternyata telah dielaborasi dalam
pasal-pasal lain di dalam UU Nomor 17 Tahun 2012 sehingga di satu sisi mereduksi atau bahkan
menghasilkan hak dan kewajiban anggota dengan menjadikan kewenangan pengawasan terlalu
luas.
UU Nomor 17 Tahun 2012 juga dianggap mengutamakan skema permodalan materiil dan
finansial serta mengesampingkan modal sosial yang menjadi ciri fundamental koperasi sebagai suatu
entitas khas pelaku ekonomi berdasarkan UUD NRI Tahun 1945. Pada sisi lain, koperasi dengan demikian
menjadi sama dan tidak berbeda dengan perseroan terbatas (PT) dan kehilangan roh konstitusionalnya
sehingga entitas pelaku ekonomi khas bagi bangsa yang berfilosofi gotong royong.
Permohonan pengujian terhadap UU Nomor 17 Tahun 2012 diajukan ke MK oleh beberapa
koperasi di Indonesia, antara lain Gabungan Koperasi Pegawai RI Provinsi Jawa Timur, Pusat
Koperasi Unit Desa Jawa Timur, Pusat Koperasi Wanita Jawa Timur, dan Gabungan Koperasi
Susu Indonesia. Mereka menilai sejumlah pasal yang mengatur norma badan hukum koperasi,
modal penyertaan dari luar anggota, kewenangan Pengawas dan Dewan Koperasi dalam UU
Nomor 17 Tahun 2012 tersebut telah mencabut roh kedaulatan rakyat, demokrasi ekonomi, serta
asas kekeluargaan dan kebersamaan yang dijamin konstitusi.
Dengan telah dibatalkannya UU No. 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, maka Bab X ini
pembahasan mengenai Koperasi Indonesia didasarkan pada UU No. 25 Tahun 1992.

Jendela Informasi Ekonomi


Gerakan Koperasi Tidak Perlu Khawatir
Mahkamah Konstitusi (MK) telah membatalkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2012 tentang Perkoperasian. Pembatalan UU itu menjadikan gerakan koperasi harus
kembali kepada UU lama, yakni UU Nomor 25 Tahun 1992, sampai ditetapkannya

348 Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X

hitam 348 toska


UU Koperasi yang baru. Walaupun begitu, Menteri Koperasi & UKM meminta
gerakan koperasi tidak perlu khawatir dengan pembatalan tersebut. Gerakan koperasi
harus percaya bahwa pemerintah tetap memegang teguh komitmen untuk membina,
mengawasi, dan mendorong perkembangan koperasi di tanah air. Menkop dan UKM juga
percaya gerakan koperasi akan tetap mampu menjalankan aktivitas ekonominya seperti biasa.
“UU ini baru sekitar setahun giat disosialisasikan. Untuk itu, pegiat koperasi belum banyak
yang familiar. Mereka masih banyak yang berpedoman pada UU lama. Jadi, pembatalan ini
tidak akan besar pengaruhnya.“ katanya.
Menkop menceritakan, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian
sebenarnya dipersiapkan untuk menghadapi pasar bebas Asia Tenggara 2015. Menurut
dia, sebelum diundangkan, UU Nomor 17 Tahun 2012 sudah melalui proses pembahasan
panjang di DPR. Setidaknya, membutuhkan waktu kurang lebih 10 tahun baru DPR
menyetujui dan mengesahkannya. Menteri Koperasi dan UKM tetap mendorong agar
koperasi siap menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 yang
akan memberlakukan pasar tunggal. Dengan posisi sekarang, koperasi harus bekerja
keras lagi supaya bisa siap menghadapi MEA.
Koordinasi dengan OJK
Pemerintah segera berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait
pembatalan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2012 oleh Mahkamah Konstitusi, yang
satu poinnya terkait dengan eksistensi operasional Koperasi Simpan Pinjam.
“Undang-undang Nomor 17 Tahun 2012 mengamanatkan pembentukan Lembaga
Pengawas Koperasi Simpan Pinjam (LP-KSP), namun batal akibat keputusan MK. Kemenkop
dan UKM segera berkoordinasi dengan OJK tentang rencana pengawasan itu,” kata Menkop
dan UKM.
Sebelumnya pada butir Undang-Undang Perkoperasian terbaru yang dibatalkan,
disebutkan KSP dan Unit Simpan Pinjam (USP) berada di bawah Kementerian Koperasi
dan UKM. Akibat pembatalan UU tersebut, maka kemungkinan besar selanjutnya koperasi
akan diawasi OJK sebagai lembaga pengawas jasa keuangan nasional. Meski demikian,
pihak Kemenkop dan UKM mengklaim banyak koperasi Indonesia sudah siap diawasi
oleh lembaga mana pun, termasuk OJK yang memiliki standar pengawasan perbankan
yang jelas berbeda dengan koperasi. Akan tetapi, dipastikan banyak juga koperasi yang
belum siap diawasi OJK dengan standar-standar yang cukup tinggi. Bagi Kementerian
Koperasi dan UKM, tidak mempermasalahkan lembaga mana saja yang akan mengawasi
KSP. Apalagi OJK dinilainya memiliki perangkat pengawasan yang lebih siap sehingga
apa pun keputusannya pasti untuk perbaikan dan perkembangan koperasi ke depan.
Pada tanggal 29 Mei 2014, Mahkamah Konstitusi (MK) menyatakan Undang-Undang
Nomor 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian bertentangan dengan Undang-Undang Dasar
NRI Tahun 1945 dan tidak lagi mempunyai kekuatan hukum mengikat. Pertimbangan
hakim menyatakan filosofi dalam Undang-Undang Perkoperasian ternyata tidak sesuai
dengan hakikat susunan perekonomian sebagai usaha bersama dan berdasarkan asas
kekeluargaan yang tercantum dalam Pasal 33 ayat (1) UUD NRI 1945.
MK juga menegaskan bahwa undang-undang itu mengutamakan skema permodalan
materiil dan finansial serta mengesampingkan modal sosial yang menjadi ciri fundamental
koperasi sebagai entitas khas pelaku ekonomi berdasarkan UUD NRI Tahun 1945. Pada

Bab X Perkoperasian dalam Perekonomian Indonesia 349

hitam 349 toska


sisi lain, koperasi harus menjadi sama dan tidak berbeda dengan perseroan terbatas dan
kehilangan roh konstitusionalnya sebagai entitas pelaku ekonomi khas bagi bangsa yang
berfilosofi gotong royong. Dengan pembatalan Undang-Undang Perkoperasian terbaru
itu, secara otomatis pedoman yang diikuti seluruh Gerakan Koperasi Indonesia tetap
mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
Sumber: Koran Rakyat Merdeka, 15 Juli 2014.

Sejarah Perkembangan Koperasi


1. Gerakan Koperasi di Eropa
Inggris merupakan perintis berkembangnya koperasi kon-
sumsi, sedangkan Prancis sebagai perintis koperasi produksi, dan
Jerman sebagai perintis koperasi kredit.
a. Gerakan Koperasi di Inggris
1) Robert Owen (1771 – 1858)
Waktu kecil Robert Owen sangat menderita. Dalam
usia kanak-kanak (9 tahun), ia sudah mencari nafkah
sebagai loper koran, sebagai pelayan toko, dan sebagai Sumber: http://www.margutte.
com/wordp*ress/wp-content/
buruh pabrik. Akan tetapi, berkat keuletannya, Owen uploads/2014/06/Robert-Owen.
kemudian berhasil menjadi seorang pengusaha tekstil jpg
yang kaya raya dan mempunyai sebuah pabrik tekstil di Gambar 10.1 Robert Owen
New Lamark, Scotlandia. (1771 – 1858)

Ia tidak mau mengalami pahit yang pernah dideritanya, misalnya waktu


masih kecil harus bekerja siang malam (dari jam 8 pagi hingga jam 2 subuh), seperti
yang dialami oleh pekerja-pekerja lain. Untuk itu, Owen membangun pabrik sebagai
model untuk memperbaiki kesejahteraan para pekerja, yang disebut parerellelogam.
Owen membayar upah buruh relatif tinggi dengan jam kerja yang lebih sedikit. Ia
memerhatikan pendidikan dan kesehatan anak-anak mereka, membatasi pekerjaan
anak dan perempuan di pabrik, dan mengadakan perjanjian kerja yang lebih baik.
Ia juga melarang toko-toko di sekitar pabrik dan menganjurkan agar kaum buruh
sendiri mendirikan toko di mana mereka dapat membeli barang-barang kebutuhan
hidup dengan harga yang lebih murah. Secara terus-menerus, ia mendorong orang
untuk bekerja sama demi kepentingan bersama. Dialah yang mencetuskan perkataan
cooperation (kerja sama) menggantikan persaingan dan banyak menulis artikel
tentang hal itu. Oleh karena itulah, Owen memperoleh julukan Bapak Koperasi.
Atas prakarsanya, didirikan pula beberapa komunitas sebagai proyek percontohan
masyarakat sosialis.
Usaha-usaha Owen hanya sebagian yang berhasil. Toko-toko koperasi maupun
komunitas yang didirikannya setelah beberapa waktu kemudian satu per satu mati.
Namun demikian, ide-ide yang dicetuskan Owen menggerakkan pikiran banyak
orang, di antaranya seorang dokter bernama William King.

350 Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X

hitam 350 toska


2) William King (1786–1865)
Sebagai seorang dokter, ia melihat kehidupan buruh dari dekat sehingga ia mulai
berusaha untuk membantu mereka. Ia mendorong mereka untuk mendirikan toko,
tempat mereka dapat membeli barang-barang kebutuhan hidup dengan harga lebih
murah. Dari keuntungan yang diperoleh akan dapat memperbaiki kehidupan buruh,
misalnya memperbaiki perumahan dan kesehatan. Sebagai modal pangkal,
dikumpulkan uang (iuran) dari kaum buruh, uangnya sendiri pun disumbangkannya.
Maka berdirilah toko pertama pada tahun 1827.
Dalam waktu beberapa tahun, sudah ada lebih dari 100 toko. King segera melihat
perlunya pendidikan bagi kaum buruh. Untuk itu, ia mengeluarkan brosur-brosur
sederhana dan sebuah majalah bernama The Co-operator yang berpengaruh luas
dalam memperkenalkan ide koperasi.
Namun, usaha-usaha William King ini pun tidak berlangsung lama. Setelah King
meninggal, semua koperasi yang didirikan atas inisiatifnya mati, terutama terbentur
pada masalah-masalah ekonomi.
3) Koperasi Rochdale
Koperasi pertama berdiri di Inggris pada tahun 1844 di Kota Rochdale, sebuah
kota industri dekat Manchester. Koperasi ini didirikan oleh 28 orang buruh pabrik
tekstil (di antaranya seorang perempuan), setelah melakukan persiapan yang lama
dan matang. Mereka telah mengorganisasikan suatu pemogokan untuk menuntut
kenaikan upah, tetapi tidak berhasil. Kalau pun upah naik harga-harga barang pun
naik sehingga yang untung hanya para pedagang. Mereka akhirnya sampai pada
kesimpulan bahwa hanya ada satu jalan, yaitu menolong diri sendiri dengan jalan bekerja
sama. Berdasarkan hal tersebut lahirlah koperasi pertama.
Semula, cita-cita mereka sangat muluk, yaitu hendak membangun tata masyarakat
yang baru, adil, dan sejahtera. Tujuan perkumpulan mereka adalah mendapatkan
keuntungan uang, dan dengan uang itu akan memperbaiki keadaan individual dan masyarakat,
antara lain dengan membeli rumah untuk anggota dan menciptakan lapangan kerja bagi
anggota yang menganggur atau yang upahnya tidak mencukupi untuk hidup.
Koperasi Rochdale ini kemudian mendapat nama harum sebagai The Equitable
of Pioneers of Rochdale (perintis yang jujur) karena adanya sekelompok orang yang
menemukan suatu bentuk kerja sama untuk menolong diri sendiri. Berdasarkan
pengalaman, mereka kemudian menyusun 8 (delapan) pedoman, yang menjadi
terkenal dengan prinsip-prinsip Rochdale (Rochdale Principles). Prinsip-prinsip
Rochdale ini menjadi pedoman tata kerja koperasi di seluruh dunia.
b. Gerakan Koperasi di Prancis
Pada saat Robert Owen dan William King menyebarluaskan ide koperasi di Inggris,
ide-ide serupa dilancarkan juga di Prancis. Seperti di Inggris, demikian pula di Prancis
revolusi industri membawa perubahan sosial ekonomi yang mendalam. Para pengusaha/
pemilik pabrik menguasai alat-alat produksi, sedang kaum buruh upahan tidak memiliki
apa-apa. Melihat keadaan seperti itu, kaum sosialis mencita-citakan tata masyarakat di
mana alat-alat produksi dikuasai oleh kaum pekerja sendiri.

Bab X Perkoperasian dalam Perekonomian Indonesia 351

hitam 351 toska


1) Charles Fourier (1772–1837)
Pada awal kariernya, Charles Fourier pernah
mendapat perintah dari majikannya untuk memus-
nahkan persediaan barang yang sangat besar jumlahnya,
dengan tujuan untuk mempertahankan harga. Mulai
saat itu, ia berkeyakinan bahwa harus ada sistem
yang lebih baik daripada sistem kapitalis yang hanya
mencari keuntungannya sendiri dengan merugikan
masyarakat. Untuk menyusun tata masyarakat baru, ia
mengajukan suatu konsep untuk mendirikan unit-unit
produksi yang disebut phalantsery. Setiap phalantsery Sumber: http://media-1.web.
britannica.com/eb-media/
akan meliputi suatu daerah tertentu di mana 300 sampai 59/11759-004-47870EEC.jpg
400 keluarga (antara 1.000 sampai 1.600 orang) hidup Gambar 10.2 Charles
bersama, menghasilkan sendiri segala apa yang dibutuhkan Fourier (1772 – 1837)
dan memiliki bersama semua alat produksi, serta hasilnya
dibagi untuk semua. Pada akhir tahun pembukuan, keuntungan dibagi menurut
prestasi kerja, modal, dan kecakapan masing-masing. Pekerja memperoleh 5/12
bagian, manajer memperoleh 4/12 bagian, dan pemilik modal memperoleh 3/12
bagian. Cita-cita tersebut sebenarnya sama dengan tujuan membangun koperasi
produksi, namun sayang tidak dapat berkembang karena pengaruh kaum kapitalis
yang masih kuat. Konsep ini secara teoritis bagus, tetapi secara ekonomis kurang
realistis.
2) Louis Blanc (1811–1882)
Louis Blanc adalah seorang politikus yang terpengaruh oleh cita-cita Fourier, dan
mencoba menyusun rencana yang lebih konkret. Ia mengusulkan agar pemerintah
mendirikan tempat-tempat kerja yang disebutnya atelier sosial yang dimiliki dan
diurus oleh kaum pekerja sendiri, tetapi diawasi oleh pemerintah. Selain upah, para
pekerja juga akan memperoleh bagian laba, agar lebih merasa ikut bertanggung
jawab dan ikut memiliki usaha tersebut.
Pada tahun 1848, usul tersebut dilaksanakan di Paris, tetapi gagal total.
Pemerintah mempergunakan atelier tersebut untuk menampung para penganggur,
tanpa memerhatikan keterampilan dan sikap mereka sehingga seluruh pekerjaan
kacau dan tidak lama kemudian dibubarkan.
c. Gerakan Koperasi di Jerman
Suatu langkah penting dalam perkembangan koperasi ialah penerapan prinsip-
prinsip koperasi di bidang perkreditan. Ide koperasi kredit pertama kali timbul di Jerman,
atas prakarsa Friedrich Wilhelm Raiffeisen pada tahun 1864. Perekonomian Jerman pada
waktu itu masih bercorak agraris. Sebagian besar penduduk hidup dari pertanian dan
industri terbatas pada pertukangan/industri kecil yang harus menghadapi persaingan
dari barang buatan Inggris dan Prancis.
1) Friedrich Wilhelm Raiffeisen (1818–1888)
Friedrich Wilhelm Raiffeisen adalah seorang walikota di Flammersfield, sebuah
kota kecil di Jerman. Sebagai pemimpin rakyat yang baik, ia tergerak hatinya melihat
situasi ekonomi di daerah pedesaan dan banyaknya orang yang terjerat utang abadi

352 Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X

hitam 352 toska


di kalangan petani. Berkali-kali ia meminta perhatian pemerintah pusat, disertai
usul-usul konkret untuk perbaikan masyarakat desa, tetapi tidak mendapat
tanggapan.
Terdorong oleh kesadarannya untuk menolong orang
yang lemah, maka di samping tugasnya yang resmi
sebagai pamong praja, banyak usaha dilakukan untuk
membantu rakyat miskin, terutama dalam menghadapi
masa paceklik. Beberapa usaha yang ia dilakukan antara
lain ia mulai dengan usaha lumbung padi dan membantu
memperbaiki peternakan.
Pada tahun 1848, dengan mempergunakan pengaruh-
nya sebagai walikota, ia mendirikan suatu perkumpulan
untuk membantu petani-petani miskin, dengan jalan
memberi pinjaman dengan bunga yang rendah kepada Sumber: http://cdn.agrarverlag.
at/bz/mmedia/image//2012.
petani yang betul-betul membutuhkan. Untuk itu, ia 07.03/13413163945819_1.
berhasil mengumpulkan dana dari beberapa hartawan. jpg?1341316407
Dengan jalan demikian banyak orang tertolong. Namun, Gambar 10.3 Friedrich
persoalan yang sebenarnya belum terpecahkan, sebab Wilhelm Raiffeisen
(1818–1888)
uang yang diperoleh petani akhirnya jatuh lagi ke tangan

pemilik modal, dan petani tetap saja miskin. Bahkan ada yang lebih gemar meminjam
uang dengan bunga murah itu untuk tujuan-tujuan lain. Hal ini dapat terjadi karena
bantuan tersebut kurang mendidik kesadaran para peminjam dan kurang adanya
pengawasan atas penggunaan uang tersebut.
Belajar dari pengalaman ini, Raiffeisen sampai pada kesimpulan bahwa untuk
memperbaiki kehidupan petani tidaklah cukup hanya dengan dana yang berasal dari
orang lain berdasarkan rasa sosial atau amal saja. Orang yang memerlukan bantuan
itu sendirilah yang harus berusaha, dan membentuk suatu organisasi untuk saling
membantu berdasarkan kekuatan sendiri. Inilah yang disebut self-help atau swadaya.
Oleh karena itu, pada tahun 1864, ketika ia dipindahkan menjadi walikota
di Heddesdord, ia mulai dengan cara lain. Dengan berpegang pada semboyan
tolonglah dirimu sendiri, maka Tuhan pun akan menolongmu ia menciptakan apa yang
sekarang kita kenal dengan nama koperasi kredit atau koperasi simpan-pinjam.
Dalam perkembangan selanjutnya, usaha simpan pinjam segera diperluas dengan
pembelian bersama, dan koordinasi antarkoperasi dalam bentuk bank-bank daerah
dan satu bank pusat. Pada waktu Raiffeisen meninggal (1888), di Jerman sudah ada
lebih dari 400 koperasi kredit.
2) Herman Schulze Delitzsch (1808–1883)
Dalam waktu yang hampir bersamaan timbul juga Usaha Bersama Perkreditan
di kalangan pedagang dan pengusaha kecil, atas prakarsa Schulze Delitzsch. Schulze,
seorang hakim (yang berasal dari kota Delitzsch), menjabat ketua Komisi
Perdagangan di Parlemen. Tujuan Schulze tidak berbeda dengan Raiffeisen, hanya
jalan yang ditempuh agak berbeda, yaitu dengan membentuk bank koperasi dengan
sistem administrasi dan cara kerja sebagai berikut.

Bab X Perkoperasian dalam Perekonomian Indonesia 353

hitam 353 toska


a) Modal dikumpulkan dari siapa saja yang mau menabungnya.
b) Daerah kerja luas, biasanya di kota.
c) Pinjaman ditujukan terutama pada pengusaha atau pedagang.
d) Pengurus diberi gaji/balas jasa.
e) Keuntungan yang diperoleh dibagi-bagi di antara para anggota.
d. Gerakan Koperasi di Denmark
Gerakan koperasi di Denmark dipelopori oleh organisasi tani bernama Perkumpulan
Tani Kerajaan Denmark pada tahun 1769. Kemudian tahun 1800 oleh kaum dermawan
didirikan sebuah bank tabungan untuk pertanian.
Tahun 1814, pemerintah mengeluarkan undang-undang wajib belajar. Akibatnya,
banyak dari petani menjadi guru karena kekurangan tenaga pengajar yang ahli, sehingga
murid-murid memperoleh ilmu tentang pertanian, peternakan, dan perikanan. Kemudian
berdirilah koperasi pertanian, peternakan, dan perikanan.
Pada periode berikutnya, tahun 1866 Pastor Hans Christian Somme (1817–1880)
mendirikan koperasi konsumsi di kalangan para buruh di Thisted. Koperasi tersebut dalam
perkembangannya mencapai keberhasilan dan menjadi terkenal, sehingga mendorong
masyarakat Denmark mencontoh cara-cara Somme dalam mengelola koperasi konsumsi.
e. International Cooperative Alliance (ICA)
Dengan semakin tersebarnya gerakan koperasi ke seluruh penjuru dunia, timbul
keinginan untuk membentuk suatu organisasi kerja sama koperasi internasional. Pada
tahun 1895 diselenggarakan konferensi pertama International Cooperative Alliance (ICA)
atau Gabungan Koperasi Internasional yang berkedudukan di London, Inggris. Tujuan
ICA ialah mempererat kerja sama serta tukar-menukar pengalaman dan informasi
mengenai perkoperasian di antara anggota.
ICA telah melakukan usaha untuk merumuskan sendi-sendi (prinsip-prinsip) dasar
koperasi yang berlaku bagi semua negara anggota. Perumusan baru tentang sendi-sendi
dasar koperasi adalah sebagai berikut.
1) Keanggotaan koperasi harus secara sukarela dan terbuka.
2) Koperasi diselenggarakan dengan cara-cara demokratis.
3) Modal yang berasal dari simpanan uang diberikan pembatasan tingkat bunga.
4) Jika ada hasil usaha yang berasal dari usaha koperasi harus menjadi milik anggota.
5) Prinsip-prinsip dasar koperasi menurut Kongres ICA tahun 1966 tersebut di atas
tidak bersifat mutlak, tetapi dalam penerapannya disesuaikan dengan kondisi di
masing-masing negara.

2. Gerakan Koperasi di Indonesia


a. Awal Mula Gerakan Koperasi
Tahun 1896, Patih Purwokerto, R. Aria Wiriatmadja dibantu oleh Asisten
Residen Banyumas, E. Sieburg, memelopori berdirinya Hulpen Spaarbank atau
Bank Penolong dan Simpanan. Tujuannya untuk membantu kalangan pegawai
pamong praja atau pegawai negeri rendahan agar mereka terlepas dari utang lintah
darat. Bank ini bukan suatu bank koperasi, tetapi timbulnya bank tersebut telah
menggerakkan hati asisten residen De Wolf van Weterrode untuk menganjurkan
pendirian koperasi kredit bagi petani-petani di seluruh Karesidenan Banyumas.

354 Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X

hitam 354 toska


Ia menciptakan koperasi kredit tani menurut model Bank
Raiffeisen yang perkembangannya dilihatnya sendiri
di Jerman. Atas usahanya pula, Hulpen Spaarbank di
Purwokerto diubah dasarnya menjadi Poerwekertosche
Hulpen Spaaren Landbouwchredietbank. Pemberian kredit
diperluas sampai kepada petani.
Bersamaan dengan itu, didirikan pula 250 buah lum-
bung desa di seluruh daerah Banyumas. Kredit yang diberi-
kan berupa padi. Di sebelah lumbung desa itu kemudian
didirikan bank desa yang memberi kredit berupa uang.
Pada masa itu pembentukan koperasi belum dapat
terlaksana karena:
1) belum ada instansi pemerintah ataupun badan non- Sumber: http://puspitaanggandariputri.
blogspot.co.id/2014_11_01_archive.
pemerintah yang memberikan penerangan dan penyu- html
luhan tentang koperasi; Gambar 10.4 R. Aria
2) belum ada undang-undang yang mengatur kehidupan Wiriatmadja
koperasi;
3) pemerintah jajahan sendiri masih ragu-ragu menganjurkan koperasi karena
pertimbangan politik, khawatir koperasi akan digunakan oleh para politikus untuk
tujuan yang membahayakan pemerintah jajahan.
b. Zaman Pergerakan Nasional
Dengan tumbuhnya gerakan nasional, kaum pergerakan juga menggunakan koperasi
sebagai salah satu sarana perjuangan, antara lain Boedi Oetomo (1908), Sarekat Dagang
Islam (1913) yang juga memelopori berdirinya beberapa jenis koperasi industri kecil dan
kerajinan. Atas desakan pemuka-pemuka rakyat Indonesia, pada tahun 1920 dibentuk
sebuah komisi di mana duduk pula beberapa pemuda Indonesia (Komisi Koperasi 1920)
yang dipimpin oleh Prof. Boeke. Komisi ini bertugas:
1) mempelajari apakah bentuk koperasi itu sesuai dengan kondisi Indonesia;
2) mempelajari dan menyiapkan sebuah undang-undang koperasi yang sesuai dengan
kondisi di Indonesia.
Pada tahun 1927, Rancangan Undang-Undang Koperasi selesai dibuat dan diterbitkan
sebagai Peraturan Koperasi tahun 1927. Sejak tahun itu, koperasi di Indonesia mulai
tumbuh dengan baik dan semakin meluas, meliputi koperasi konsumsi, koperasi batik,
koperasi perikanan, koperasi kerajinan, dan koperasi kredit. Tahun 1932 merupakan puncak
pertumbuhan koperasi dan perkembangan koperasi-koperasi yang lama. Ada dua hal yang
mendorong pertumbuhan dan perkembangan koperasi pada waktu itu, yaitu sebagai berikut.
1) Adanya Undang-Undang Koperasi (Peraturan Koperasi) tahun 1927 yang lebih
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi rakyat Indonesia.
2) Adanya Jawatan Koperasi yang dibentuk sejak tahun 1930 (dipimpin oleh Prof.
Boeke, mantan Ketua Komisi Koperasi tahun 1920) di dalam lingkungan Departemen
Dalam Negeri.
c. Zaman Pendudukan Jepang
Pada zaman pendudukan Jepang (1942–1945) koperasi dilanjutkan. Akan tetapi,
asas-asasnya diatur menurut cara-cara militer Jepang. Asas-asas koperasi yang asli
dikorbankan demi kepentingan peperangan.

Bab X Perkoperasian dalam Perekonomian Indonesia 355

hitam 355 toska


Koperasi yang disebut Kumiai merupakan alat pemerintah Jepang untuk mengumumkan
bahwa beras dan bahan-bahan pertanian lainnya dari desa-desa di Indonesia digunakan
untuk kepentingan tentara Jepang. Kepala-kepala kampung ditugaskan mengawasi agar
setiap rakyat menyerahkan beras ke koperasi Kumiai.
d. Zaman Kemerdekaan
Pada tahun 1945 bersamaan dengan Kemerdekaan Indonesia, koperasi-koperasi
bangkit kembali dengan semangat baru, melaksanakan Undang-Undang Dasar 1945
pasal 33 ayat 1, yang berbunyi: Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan
atas asas kekeluargaan. Dalam penjelasan dinyatakan: “... Bangun perusahaan yang sesuai
dengan itu ialah koperasi”. Dengan keyakinan bahwa koperasi adalah bentuk organisasi
yang sesuai dengan perekonomian secara kekeluargaan. Pada tanggal 12 Juli 1947 di
Tasikmalaya, Jawa Barat, diselenggarakan Konferensi Koperasi Rakyat yang pertama se
Jawa-Madura. Tanggal tersebut (12 Juli) oleh pemerintah kemudian ditetapkan sebagai
Hari Koperasi Indonesia, yaitu hari bertekad untuk melaksanakan ekonomi berkoperasi
sesuai dengan tuntutan UUD NRI Tahun 1945. Kemudian dalam Kongres Nasional
Koperasi tanggal 12 Juli 1953, salah satu keputusannya adalah ditetapkannya dan
mengangkat Dr. Mohammad Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
Sejak tahun 1950 sampai dengan 1959, gerakan koperasi terus tumbuh dan
berkembang dari bawah. Artinya, atas prakarsa rakyat sendiri. Setelah itu, sampai
tahun 1966 pertumbuhan koperasi lebih banyak didorong dari atas. Kemudian, dengan
tindakan rehabilitasi organisasi dan penyelamatan koperasi melalui UU No. 12 Tahun
1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian, banyak koperasi yang bubar karena tidak
dapat menyesuaikan diri dengan Undang-Undang Perkoperasian yang baru tersebut.

Tokoh Ekonomi
Dr. Mohammad Hatta (1902–1980)
Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi, Sumatra Barat, 12
Agustus 1902. Setelah lulus Europese Lagere School (ELS, setingkat
SD) di Bukittinggi, Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs (MULO,
setingkat SMP) di Padang, dan Handels Middlebare School (HMS,
sekolah menengah ekonomi) Jakarta, Mohammad Hatta (yang
lebih dikenal dengan panggilan Bung Hatta) melanjutkan studinya
di bidang ekonomi di Rotterdam, Belanda, tahun 1921. Sebagai
mahasiswa, ia aktif dalam Perhimpunan Indonesia (mahasiswa
Indonesia di luar negeri). Pada tanggal 17 Agustus 1945 bersama
Soekarno, atas nama seluruh rakyat Indonesia memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 18 Agustus 1945 ia diangkat
Sumber: http://cdn.klimg.com/ menjadi Wakil Presiden RI pertama. Bung Hatta yang pada tahun
merdeka.com/i/w/tokoh/
2012/01/11/412/200x300/ 1949 sebagai Ketua Delegasi RI ke Konferensi Meja Bundar (KMB)
mohammad-hatta.jpg di Belanda menerima penyerahan kedaulatan RI dari Ratu Juliana,
Gambar 10.5 tahun 1950 menjadi Perdana Menteri dalam kabinet RIS merangkap
Dr. Mohammad Hatta
(1902 – 1980)
Menteri Luar Negeri. Sejak terbentuknya negara kesatuan, Bung

Hatta diangkat sebagai Wakil Presiden, namun kemudian mengundurkan diri sebagai Wakil
Presiden RI pada tanggal 1 Desember 1956.

356 Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X

hitam 356 toska


Bung Hatta juga berusaha mengerem tindakan-tindakan Presiden Soekarno yang
menjurus ke arah diktator. Dalam tulisannya, Demokrasi Kita, ia mengatakan bahwa
pelaksanaan demokrasi terpimpin tidak lain merupakan usaha Soekarno untuk meraih
semua kekuasaan ke dalam tangannya. Bung Hatta meramalkan bahwa sistem itu tidak akan
berumur panjang, paling lama hanya selama Soekarno hidup. Bung Hatta adalah tokoh yang
menjadi otak di belakang UUD NRI Tahun 1945, terutama pasal 33. Sekitar 40 judul buku
pernah ditulisnya, kebanyakan mengenai ekonomi dan koperasi. Menjelang akhir hayatnya,
Bung Hatta menulis otobiografi yang tidak sempat ia selesaikan.
Atas jasa-jasanya dalam pengembangan koperasi di Indonesia, dalam Kongres Koperasi
II di Tasikmalaya tanggal 12 Juli 1953, Bung Hatta diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
Bahkan ia kemudian memperoleh gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Gadjah Mada,
dari Universitas Hasanuddin (1973), dan dari Universitas Indonesia (1975). Dr. Mohammad
Hatta meninggal dunia pada tanggal 14 Maret 1980 di Jakarta. Pemerintah menganugerahi
beliau gelar Pahlawan Proklamator.
Sumber: Cipta Adi Pustaka (1990)

e. Era Orde Baru dan Reformasi


Dengan adanya Pembangunan Lima Tahun (Pelita) I, dilakukan lagi usaha
menggalang koperasi dan meningkatkan peranan koperasi dalam usaha-usaha Bimbingan
Massal (Bimas) dan Intensifikasi Massal (Inmas) untuk meningkatkan produksi pangan
dan kesejahteraan petani. Tahun 1973, pemerintah membentuk Badan Usaha Unit Desa
(BUUD), sebagai awal pembentukan Koperasi Unit Desa (KUD). KUD muncul dari
pengalaman dan keberhasilan sebuah proyek percontohan BUUD yang dicobakan di
Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 1969. Proyek percontohan BUUD itu berhasil
mendorong peningkatan produksi pertanian.
Saat ini perkoperasian di Indonesia ditangani oleh Kementerian Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah (UKM).
f. Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin)
Pada tahun 1974, Gerakan Koperasi mendirikan sebuah badan yang sekarang bernama
Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin). Dekopin berkedudukan di ibu kota negara
(Jakarta), sedangkan di setiap provinsi dan kabupaten terdapat Dekopin tingkat daerah.
Dekopin merupakan suatu badan yang tidak mencari keuntungan. Peranan Dekopin
adalah sebagai berikut.
1) Memperjuangkan tercapainya cita-cita, tujuan, dan kepentingan bersama koperasi
Indonesia, serta menyalurkan aspirasi koperasi.
2) Meningkatkan kesadaran berkoperasi pada masyarakat.
3) Menyebarluaskan, mempertahankan, dan membela asas serta prinsip dasar
koperasi.
4) Melakukan pendidikan perkoperasian bagi anggota dan masyarakat.
5) Membina kelangsungan dan perkembangan demokrasi ekonomi.

Bab X Perkoperasian dalam Perekonomian Indonesia 357

hitam 357 toska


6) Mewakili Gerakan Koperasi dalam hubungannya dengan pemerintah, lembaga-
lembaga negara, dan lembaga-lembaga masyarakat.
7) Mengembangkan kerja sama antarkoperasi dan antara koperasi dengan badan usaha
lain, baik pada tingkat nasional maupun internasional.
8) Mewakili Gerakan Koperasi dalam badan-badan dan kegiatan internasional.
Dekopin sebagai mitra kerja Pemerintah dalam masalah perkoperasian. Dalam
beberapa hal pemerintah juga membantu Dekopin agar dapat menjalankan tugasnya
dengan baik. Dekopin telah menjadi anggota Gabungan Koperasi Internasional
(International Cooperative Alliance/ICA) yang berkedudukan di London, Inggris. Badan
koperasi dunia ini mengadakan kongres sekali dalam tiga tahun yang membicarakan
masalah koperasi dalam kaitannya dengan keadaan internasional.
g. Lambang/Logo Gerakan Koperasi Indonesia
Dalam Kongres Gerakan Koperasi Indonesia ke-2 di Tasikmalaya tahun 1947 diputuskan
lambang/logo Gerakan Koperasi Indonesia, yakni yang bergambar Pohon Beringin (yang
dilingkupi oleh gerigi roda, rantai, bintang dalam perisai, kapas dan padi, timbangan serta
tulisan “Koperasi Indonesia” dengan latar belakang warna merah putih).
Kemudian, pada tanggal 17 April 2012 diterbitkan Peraturan Menteri Negara
Koperasi dan UKM Nomor: 02/Per/M.KUKM/IV/2012 tentang Penggunaan Lambang
Koperasi Indonesia, berdasarkan usulan Dekopin dalam Surat Keputusan Dekopin
Nomor: SKEP/14/Dekopin-A/III/2012 tanggal 30 Maret 2012 tentang Perubahan Logo
Koperasi Indonesia. Dalam sebuah event bertajuk “International Year of Cooperatives”
di Mataram, Nusa Tenggara Barat, pada tanggal 23–25 Mei 2012, Kementerian Koperasi
dan UKM meluncurkan lambang/logo koperasi yang baru (bertema Bunga Teratai).
Lambang koperasi tersebut seperti gambar di bawah ini.

Gambar 10.6 Lambang/Logo Gerakan Koperasi Indonesia


(17 April 2012–5 Februari 2015)
Namun, dengan dibatalkannya Undang-Undang No. 17 Tahun 2012 tentang Per-
koperasian oleh Mahkamah Konstitusi tanggal 29 Mei 2014, landasan koperasi Indonesia
kembali ke Undang-Undang No. 25 Tahun 1992. Atas tuntutan dari banyak koperasi,

358 Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X

hitam 358 toska


maka lambang koperasi yang bertema Bunga Teratai tersebut dianggap sudah tidak
relevan lagi untuk digunakan dalam operasional gerakan koperasi, karena tidak sesuai
dengan jati diri koperasi Indonesia.
Sehubungan dengan hal di atas, pada awal tahun 2015 lambang Gerakan Koperasi
Indonesia mengalami perubahan lagi, yang diumumkan oleh Dekopin melalui Surat
Keputusan Dekopin Nomor: SKEP/03/Dekopin-E/I/2015 tentang Perubahan Lambang/
Logo Gerakan Koperasi Indonesia (dikeluarkan tanggal 20 Januari 2015). Perubahan
ini diatur pula dalam Peraturan Menteri (Permen) Koperasi dan UKM Nomor: 01/
Per/M.KUKM/II/2015 tentang Perubahan Lambang/Logo Gerakan Koperasi Indonesia
(dikeluarkan tanggal 6 Februari 2015). Sesuai dengan SK dan Permen tersebut, lambang/
logo Gerakan Koperasi Indonesia kembali menggunakan lambang yang diputuskan
dalam Kongres Gerakan Koperasi Indonesia ke-2 di Tasikmalaya pada tahun 1947, yakni
gambar pohon beringin.
Perubahan lambang/logo Gerakan Koperasi tersebut dilatarbelakangi adanya
aspirasi Gerakan Koperasi Indonesia yang disampaikan kepada Dekopin yang meng-
hendaki agar lambang/logo dikembalikan pada lambang yang diputuskan dalam Kong-
res Gerakan Koperasi Indonesia ke-2 di Tasikmalaya pada 1947. Lambang Koperasi
bergambar pohon beringin tersebut dianggap mempunyai nilai historis, ideologis, dan
filosofis yang lebih sesuai dengan jiwa koperasi Indonesia.
Dengan demikian, lambang/logo Gerakan Koperasi Indonesia yang berlaku saat
sekarang adalah seperti gambar di bawah ini.

Gambar 10.7 Lambang/Logo Gerakan Koperasi Indonesia


(12 Juli 1947–16 April 2012 dan 6 Februari 2015–Sekarang)
Lambang Gerakan Koperasi Indonesia ini memi-
liki makna sebagai berikut.
1) Gerigi roda/gigi roda: Upaya keras yang ditempuh secara terus menerus. Hanya
orang yang bekerja keras yang bisa menjadi calon anggota koperasi dengan memenuhi
beberapa persyaratan koperasi.

Bab X Perkoperasian dalam Perekonomian Indonesia 359

hitam 359 toska


2) Rantai (di sebelah kiri): Ikatan kekeluargaan, persatuan, dan persahabatan yang
kokoh. Anggota sebuah koperasi adalah pemilik koperasi tersebut, sehingga semua
anggota menjadi bersahabat, bersatu dalam kekeluargaan, dan mengikat sesama
anggota.
3) Kapas dan padi (di sebelah kanan): Anggota koperasi secara khusus dan rakyat secara
umum diusahakan oleh koperasi. Kapas sebagai bahan dasar sandang (pakaian) dan
padi sebagai bahan dasar pangan (makanan). Masyarakat dapat disebut makmur/
sejahtera bila sudah tercukupi sandang dan pangan.
4) Bintang dalam perisai: Dalam perisai yang dimaksud adalah Pancasila, yang
merupakan landasan idiil koperasi. Anggota koperasi yang baik adalah yang
mengindahkan nilai-nilai keyakinan dan kepercayaan, yang mendengarkan suara
hatinya. Perisai bisa berarti “tubuh”, sedangkan bintang bisa diartikan “hati”.
Timbangan dan bintang dalam perisai menjadi nilai hidup yang harus dijunjung
tinggi.
5) Timbangan: Keadilan sosial sebagai salah satu dasar koperasi (biasanya menjadi
simbol hukum). Semua anggota koperasi harus adil dan seimbang antara “rantai”
dan “padi-kapas”, yakni antara “kewajiban” dan “hak”. Yang menyeimbangkan
adalah “bintang” dan “perisai”.
6) Pohon beringin: Pohon beringin merupakan simbol kehidupan, sebagaimana pohon
dalam “gunungan” pewayangan yang dirancang oleh Sunan Kalijaga. Dahan pohon
disebut kayu (dari bahasa Arab “Hayyu”/kehidupan).
7) Tulisan “Koperasi Indonesia”: Koperasi yang dimaksud adalah koperasi rakyat
Indonesia. Sebagai bangsa Indonesia harus mempunyai nilai-nilai tertentu.
8) Warna merah putih: Warna merah dan putih menjadi background, yang meng-
gambarkan sifat nasional Indonesia sesuai dengan warna bendera nasional.

Koperasi Indonesia (Berdasarkan UU No. 25/1992)


1. Pengertian Koperasi
Koperasi berasal dari kata co-operation (bahasa Inggris). Co artinya bersama-sama, dan
operation artinya bekerja atau bertindak. Secara harfiah koperasi berarti bekerja sama. Koperasi
merupakan usaha bersama dari sekelompok orang yang mempunyai kepentingan yang sama
dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
Walaupun koperasi berarti usaha bersama, tetapi tidak semua bentuk usaha bersama
di dalam masyarakat dapat disebut sebagai koperasi. Menurut Margono Djojohadikoesoemo,
koperasimerupakankumpulanorang-orangyangmenghimpundirisecarasukareladanbekerja
bersama-sama untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka. Beliau menekankan
bahwa koperasi adalah suatu alat untuk memperjuangkan perbaikan kesejahteraan ekonomi,
bukan sekadar usaha tolong-menolong dalam masyarakat. (Margono Djojohadikoesoemo
adalah ayahnya Sumitro Djojohadikoesoemo, seorang ahli ekonomi kenamaan di Era Orde
Baru, yang sering dijuluki sebagai “pendekar/begawan ekonomi Indonesia”).

360 Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X

hitam 360 toska


Dr. Mohammad Hatta (Bapak Koperasi Indonesia) membagi koperasi sebagai koperasi
sosial dan koperasi ekonomi. Hal ini sering ditemui dalam masyarakat Indonesia. Koperasi
sosial adalah koperasi yang dijalankan dengan tujuan sosial tanpa perhitungan ekonomis.
Adapun yang dimaksud perhitungan ekonomis adalah usaha memperoleh hasil maksimum
dengan pengeluaran tertentu (prinsip ekonomi). Koperasi ekonomi (selanjutnya disebut
koperasi) merupakan koperasi yang bertujuan memajukan sebagian besar penduduk yang
ekonominya lemah dengan cara bekerja bersama-sama. Di sini koperasi bersifat ekonomis.
Para ahli koperasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa koperasi adalah
kumpulan orang yang secara sukarela bekerja bersama-sama mencapai kemakmuran
bersama dengan mendirikan suatu badan usaha yang diawasi secara bersama. Anggota-
anggota badan itu menyetor iuran yang sama jumlahnya untuk modal yang dibutuhkan,
bersedia menanggung risiko secara bersama, dan menerima manfaat badan usaha itu.
Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, koperasi adalah badan
usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas asas kekeluargaan.
Pengertian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Ekonomi rakyat adalah potensi ekonomi dalam masyarakat yang perlu menghimpun diri
ke dalam koperasi agar dapat bersaing dengan golongan ekonomi bukan koperasi.
b. Beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi, berarti merupakan kumpulan
orang atau badan hukum koperasi bukan kumpulan modal seperti yang terdapat dalam
badan usaha lain (Firma, CV, PT). Badan hukum adalah suatu badan yang secara hukum
diakui mempunyai hak dan kewajiban sebagai manusia.
c. Asas kekeluargaan, artinya berdasarkan kepentingan bersama atas dasar satu untuk semua
dan semua untuk satu.
Dari pengertian koperasi menurut UU No. 25 Tahun 1992 tersebut, secara umum dapat
dijelaskan bahwa koperasi Indonesia adalah kumpulan orang-orang yang bekerja secara
bersama-sama, atau bergotong royong berdasarkan persamaan hak dan kewajiban untuk
memajukan kepentingan-kepentingan ekonomi mereka dan kepentingan masyarakat.
Koperasi Indonesia mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a. Koperasi Indonesia merupakan kumpulan orang-orang dan bukan kumpulan modal.
Dengan demikian, pengaruh dan penggunaan modal tidak boleh mengurangi makna
dan tidak boleh mengaburkan pengertian koperasi Indonesia sebagai kumpulan orang-
orang, dan bukan sebagai kumpulan modal.
b. Koperasi Indonesia bekerja sama, bergotong royong berdasarkan persamaan derajat,
hak, dan kewajiban. Dengan demikian, koperasi adalah milik para anggota sendiri dan
harus diatur serta diurus sesuai dengan keinginan para anggota. Artinya, hak tertinggi
dalam koperasi terletak pada rapat anggota.
c. Segala kegiatan koperasi Indonesia dilaksanakan atas kesadaran para anggota, tidak
boleh dilakukan dengan paksaan, ancaman, dan campur tangan dari pihak-pihak lain
yang tidak berhubungan atau ada sangkut pautnya dengan persoalan intern koperasi.

Bab X Perkoperasian dalam Perekonomian Indonesia 361

hitam 361 toska


d. Tujuan koperasi Indonesia benar-benar merupakan kepentingan bersama para
anggotanya, dan tujuan itu dicapai berdasarkan karya dan jasa yang disumbangkan
anggota masing-masing. Besar kecilnya karya dan jasa anggota dicerminkan pula dalam
pembagian pendapatan dalam koperasi.
Dengan demikian, koperasi mempunyai dua segi yang terjalin menjadi satu, yakni
sebagai berikut.
a. Segi sosial
Koperasi ialah kumpulan orang-orang yang bekerja sama dalam wadah suatu
organisasi berdasarkan kekeluargaan dan berasaskan kegotongroyongan.
b. Segi ekonomi
Koperasi ialah suatu organisasi ekonomi yang menyelenggarakan suatu usaha di
bidang ekonomi (produksi, pembelian, penjualan, perkreditan, dan penyimpanan) untuk
melayani kepentingan ekonomi atau kesejahteraan anggotanya.
2. Tujuan Koperasi
Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 (Pasal 3).
3. Asas Koperasi
Koperasi berasaskan kekeluargaan. Hal ini berarti dalam menjalankan usaha berlaku
ketentuan-ketentuan seperti yang terdapat pada kehidupan keluarga. Segala sesuatu
dikerjakan secara bersama dan untuk kepentingan bersama. Seperti halnya dalam suatu
keluarga, pekerjaan yang dilakukan oleh ayah, ibu, dan anak berbeda-beda. Akan tetapi,
hasilnya selalu ditujukan untuk kepentingan seluruh keluarga.
Usaha bersama berdasar asas kekeluargaan dapat pula disebut gotong royong. Gotong
artinya angkat, dan royong artinya bersama-sama. Jadi, secara harfiah gotong-royong dapat
diartikan sebagai usaha mengangkat sesuatu yang dilakukan secara bersama-sama atau
segala sesuatu dikerjakan secara bersama untuk kepentingan bersama. Masyarakat kita,
terutama di desa-desa, melakukan gotong royong untuk menyelesaikan pekerjaan yang
berat-berat, seperti membuat rumah, mengerjakan sawah, membuat jalan, dan saluran
air. Gotong royong sebenarnya adalah istilah Jawa. Di Manado disebut mapalus, orang
Aceh menyebut mensenraya, di Tapanuli disebut marsiadapari, di Periangan/Jawa Barat
sauyunan atau sabilulungan, di Madura dinamakan ajungrajung atau sangosong lombong, di
Kalimantan Selatan (Banjar) blegawi baimbai atau manutung, orang Kutai (Kalimantan Timur)
mengistilahkan bebaya atau olah-bebaya, di Makassar disebut sipatuo-sipatokong, di Kepulauan
Sangir Talaud (Sulawesi Utara) mane’e, di Maluku Tengah masohi, di Maluku Utara bobari, dan
di Bali menyame-braya. Kesemua itu mempunyai arti “gotong royong”. Gotong royong atau
kerja sama seperti itu mempunyai persamaan dengan istilah koperasi, meskipun sebenarnya
terdapat perbedaan dalam sifatnya. Pada dasarnya perbedaan tersebut timbul sebagai akibat
perkembangan masyarakat.

362 Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X

hitam 362 toska


Tabel 10.1
Perbedaan Koperasi dengan Gotong Royong
Gotong Royong Tradisional Koperasi
a. Kerja sama sewaktu-waktu menurut a. Usaha tetap dan teratur.
kebutuhan.
b. Didorong oleh adat kebiasaan. b. Berdasarkan inisiatif anggota.
c. Dijalankan secara ikut-ikutan. c. Berdasarkan kerelaan anggota.
d. Apabila pekerjaan selesai, mereka bubar. d. Usaha dijalankan secara kontinu atau
terus menerus.
e. Tidak ada organisasi yang mengatur dan e. Mempunyai organisasi dan
tidak menggunakan administrasi. administrasi yang mengatur.
f. Statis, selalu sama. f. Dinamis, mengikuti tuntutan zaman.
g. Tidak memakai perhitungan uang. g. Memakai prinsip-prinsip ekonomi
dan menggunakan uang.
h. Tidak ada yang memiliki. h. Dimiliki dan dijalankan oleh para
anggota.
i. Memanfaatkan tenaga manusia tanpa i. Mengembangkan bakat dan
memajukan kepribadian. kepribadian anggota melalui
pendidikan.

4. Landasan Koperasi Indonesia


Koperasi berlandaskan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, dan berdasar atas asas kekeluargaan (Pasal 2). Untuk selanjutnya, landasan
koperasi Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Landasan Idiil
Landasan idiil koperasi adalah dasar atau landasan yang digunakan dalam
usaha mencapai cita-cita koperasi. Koperasi sebagai kumpulan orang bertujuan
meningkatkan kesejahteraan anggota. Gerakan koperasi sebagai organisasi ekonomi
rakyat yang hak hidupnya dijamin oleh UUD NRI Tahun 1945 bertujuan mencapai
masyarakat adil dan makmur. Jadi, tujuannya sama dengan yang dicita-citakan oleh
seluruh bangsa Indonesia. Dalam rangka usaha mencapai cita-cita tersebut, koperasi
berlandaskan Pancasila. Dengan demikian, landasan idiil koperasi ialah Pancasila. Cara
mengamankan ajaran Pancasila dalam kehidupan koperasi menurut masing- masing
sila adalah sebagai berikut.

Bab X Perkoperasian dalam Perekonomian Indonesia 363

hitam 363 toska


1) Ketuhanan Yang Maha Esa
Penerapan sila Ketuhanan Yang Maha Esa pada koperasi adalah sebagai berikut. a)
Keanggotaan koperasi bersifat terbuka untuk semua penganut agama, dan setiap
anggota wajib menghormati agama yang dianut orang lain.
b) Koperasi mementingkan unsur kejujuran.
c) Koperasi menentang praktik riba, korupsi, pemerasan pada pihak yang lemah,
dan perbuatan yang dilarang oleh Tuhan.
2) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Penerapan sila ini dalam koperasi, antara lain koperasi berlaku asas kekeluargaan.
Koperasi tidak membeda-bedakan kedudukan sosial anggotanya. Semua anggota
berhak memperoleh perlakuan sama yang seadil-adilnya.
3) Persatuan Indonesia
Penerapan sila Persatuan Indonesia di dalam koperasi tercermin dalam asas dan
sendi dasar yang tidak mengenal perbedaan agama, aliran politik, dan suku bangsa.
4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/
Perwakilan
Sila keempat ini jika dirumuskan dengan kata-kata yang pendek dapat disingkat
dengan kerakyatan atau demokrasi. Demokrasi berasal dari kata demos yang artinya
rakyat, dan cretein yang artinya kekuasaan. Jadi demokrasi berarti kekuasaan di
tangan rakyat. Jika dalam suatu permusyawaratan timbul perbedaan pendapat,
hal itu diusahakan untuk dapat diselesaikan secara musyawarah, tanpa dilakukan
pemungutan suara untuk memperoleh suara terbanyak. Di dalam perkumpulan
koperasi, demokrasi Pancasila seperti itu dilaksanakan sepenuhnya. Pemegang
kekuasaan tertinggi dalam koperasi adalah rapat anggota.
5) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Pelaksanaan keadilan sosial dalam koperasi adalah sebagai berikut.
a) Koperasi tidak hanya untuk kepentingan anggota saja, tetapi juga untuk
kepentingan masyarakat sekitarnya.
b) Apabila koperasi memperoleh sisa hasil usaha (SHU) atau keuntungan,
sebagian dicadangkan untuk dana sosial dan dana pembangunan masyarakat
sekitarnya.
c) Bagian SHU untuk anggota tidak dibagi sama rata, melainkan dibagi atas dasar
besarnya jasa yang telah disumbangkan oleh tiap-tiap anggota.
Dari uraian di atas jelas bahwa landasan idiil koperasi adalah Pancasila. Koperasi
mencita-citakan tercapainya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
b. Landasan Struktural
Struktural berasal dari bahasa Inggris structure, artinya susunan. Yang dimaksud
landasan struktural koperasi ialah tempat berpijak koperasi dalam susunan hidup
bermasyarakat. Tata kehidupan masyarakat Indonesia diatur menurut Undang-Undang

364 Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X

hitam 364 toska


Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Koperasi merupakan salah satu bentuk
susunan ekonomi di Indonesia. Oleh karena itu, landasan struktural koperasi di Indonesia
adalah UUD NRI Tahun 1945. Pasal 33 ayat 1 UUD NRI Tahun 1945 berbunyi: Perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh
semua, untuk semua di bawah pimpinan atau penilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran
masyarakatlah yang diutamakan, bukan kemakmuran orang-seorang. Sebab itu perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Bangun badan usaha yang sesuai
dengan pasal 33 ayat 1 UUD NRI Tahun 1945 ialah koperasi.
Dengan demikian, landasan struktural koperasi Indonesia adalah UUD NRI Tahun
1945 dan landasan geraknya adalah pasal 33 ayat 1 beserta penjelasannya.
c. Landasan Mental
Mental yang baik dapat dilihat dari sikap atau tingkah laku seseorang. Dari sikap atau
tingkah laku, seseorang dapat dikatakan jujur, rajin, teliti, ramah, dan sabar. Landasan mental
koperasi adalah setia kawan dan kesadaran berpribadi. Setia kawan adalah solidaritas dan
kesediaan saling membantu, yang menjelma dalam kerja sama dan kekeluargaan. Tanpa
ada kesetiakawanan, tidak mungkin ada rasa kerja sama dalam koperasi. Kesetiakawanan
merupakan suatu syarat yang harus ada dalam koperasi Indonesia sebagai organisasi
ekonomi, dan sebagai usaha bersama atas kesamaan kewajiban dan hak. Mental setia
kawan akan menjadi landasan untuk menjaga jangan sampai pikiran orang mudah goyah,
atau menghindari sebab-sebab lain yang dapat merusak koperasi.
d. Landasan Operasional
Landasan operasional koperasi Indonesia merupakan ketentuan-ketentuan operasional
yang harus ditaati dan dipatuhi oleh anggota, pengurus, badan pemeriksa, manajer, dan
karyawan koperasi dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan tanggung jawabnya di koperasi.
Landasan-landasan operasional koperasi adalah sebagai berikut.
1) Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
2) Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) koperasi yang memuat
ketentuan-ketentuan pengaturan kehidupan koperasi.

5. Fungsi dan Peran Koperasi


a. Fungsi Koperasi
Menurut UU No. 25 Tahun 1992, koperasi mempunyai fungsi sebagai berikut.
1) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada
khususnya, dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi dan sosialnya.
2) Berperan serta secara aktif dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan manusia
dan masyarakat.
3) Memperkukuh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.
4) Berusaha untuk mewajibkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Bab X Perkoperasian dalam Perekonomian Indonesia 365

hitam 365 toska


b. Peran Koperasi
Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi masyarakat, khususnya
bagi para anggotanya. Peranan tersebut sebagai berikut.
1) Koperasi membantu para anggotanya dalam meningkatkan penghasilan
Dengan membeli barang-barang di koperasi, anggota membayar lebih murah
dibandingkan ia harus membeli barang yang sama sendiri-sendiri. Dalam Koperasi
Unit Desa (KUD) misalnya, koperasi dapat membantu melakukan pembelian bersama
alat-alat pertanian yang dibutuhkan para petani. Dengan membeli dalam jumlah
banyak, harga pembelian lebih murah atau memperoleh potongan harga. KUD juga
dapat melakukan penjualan bersama atas hasil-hasil pertanian yang dihasilkan para
anggotanya sehingga akan lebih menguntungkan petani. Dalam hal ini koperasi dapat
mencari pembeli yang sanggup membeli dengan harga yang lebih tinggi dan tidak
perlu menjual melalui tengkulak yang sering menekan harga. Di sini koperasi
bertindak atas nama anggota-anggotanya untuk meningkatkan penghasilan mereka.
2) Koperasi menciptakan dan memperluas lapangan kerja
Koperasi mempersatukan daya upaya rakyat untuk berusaha mencapai tujuan
bersama atas asas kekeluargaan. Dalam menjalankan kegiatan-kegiatannya, koperasi
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para anggota untuk ikut
bekerja dalam kegiatan koperasi. Berkat peranan koperasi, pengangguran dapat
dikurangi oleh usaha dan kegiatan mereka sendiri dalam koperasi.
3) Koperasi mempersatukan dan mengembangkan daya usaha orang-orang, baik
sebagai perseorangan maupun sebagai warga masyarakat
Dengan mempersatukan tenaga, pikiran, dan kemampuan orang-orang yang
menjadi anggota koperasi merupakan kekuatan yang dapat digunakan untuk
mencapai tujuan bersama. Dalam menjalankan peranan mempersatukan usaha
bersama ini, banyak jenis usaha dan kegiatan yang dapat dilakukan oleh koperasi
(mengenai jenis usaha koperasi akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya).
4) Koperasi ikut meningkatkan taraf hidup rakyat
Dalam melakukan peranannya, yaitu meningkatkan penghasilan anggota-
anggotanya, secara tidak langsung koperasi juga ikut meningkatkan taraf hidup
rakyat. Penghasilan yang lebih tinggi berarti lebih banyak uang atau barang-barang
dimiliki. Hal ini akan memungkinkan mereka untuk memenuhi kebutuhannya.
Jika para anggota mampu lebih banyak memenuhi kebutuhan hidupnya, tingkat
penghidupannya akan lebih baik.
5) Koperasi berperan dalam penyelenggaraan kehidupan ekonomi secara demokrasi
Kehidupan ekonomi artinya kehidupan masyarakat yang berhubungan dengan
usaha-usaha untuk memenuhi kebutuhannya yang beraneka ragam. Demokrasi artinya
menurut banyaknya suara rakyat. Keputusan atau segala tindakan yang diambil
berdasarkan kehendak dan keinginan banyak rakyat. Hal itu berarti keputusan atau
tindakan itu dilakukan secara demokrasi.

366 Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X

hitam 366 toska


6) Koperasi ikut menaikkan tingkat pendidikan dan keterampilan masyarakat
Koperasi ikut berperan menyelenggarakan usaha-usaha pendidikan, guna
menambah dan mengembangkan pengetahuan dan kecakapan para anggota.
Kegiatan dan usaha pendidikan yang diselenggarakan koperasi bagi para anggotanya
berupa latihan-latihan keterampilan dan pengetahuan tentang cara-cara menghadiri
rapat anggota, cara-cara mendirikan koperasi, serta pengetahuan tentang hak
dan kewajiban anggota. Kegiatan koperasi yang lain adalah ikut melakukan
pemberantasan buta aksara. Kegiatan-kegiatan dan usaha pendidikan ini tentu saja
akan menambah pengetahuan dan keterampilan para anggota masyarakat sekitarnya.
Semakin banyak orang yang menjadi anggota koperasi, berarti semakin banyak pula
orang yang akan mendapat pengetahuan dan keterampilan.

6. Koperasi dalam Sistem Ekonomi Indonesia


Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 berisi sebagai berikut.
a. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
b. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara.
c. Bumi, air, dan kekayaan alam terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Asas kekeluargaan itu ialah koperasi. Asas kekeluargaan ini adalah istilah dari Taman
Siswa untuk menunjukkan sebagai satu keluarga. Demikian juga corak koperasi Indonesia,
hubungan antara anggota-anggota koperasi satu sama lain harus mencerminkan orang-orang
bersaudara, dan suatu keluarga. Rasa solidaritas perlu dipupuk dan diperkuat.
Dalam mengasuh anggota koperasi selalu diutamakan cinta kepada masyarakat.
Kepentingannya harus didahulukan daripada kepentingan diri sendiri. Adanya orang-orang
karena adanya masyarakat.
Dikuasai oleh negara dalam pasal 33 UUD NRI Tahun 1945 tidak berarti negara sendiri
menjadi penguasa. Lebih tepat dikatakan bahwa kekuasaan negara terdapat pada pihak yang
membuat peraturan guna melancarkan jalannya perekonomian, dan peraturan yang
melarang pengisapan orang yang lemah oleh orang lain yang bermodal. Negara mempunyai
kewajiban agar pasal 27 ayat 2 UUD NRI Tahun 1945 dapat terlaksana, yaitu tiap-tiap warga
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Bangun badan usaha yang sesuai dengan asas kekeluargaan ialah koperasi. Namun,
disebutkan pula hanya perusahaan yang tidak menguasai hidup hajat hidup orang banyak boleh ada di
tangan orang-seorang. Di sini belum jelas apakah bentuk organisasi dari pemilikan oleh orang-
seorang itu haruslah koperasi atau tidak. Kejelasannya dapat kita peroleh dari Garis-garis Besar
Haluan Negara (GBHN) 1988, yang menyatakan bahwa koperasi adalah salah satu bentuk badan
usaha yang sesuai dengan ketentuan UUD NRI Tahun 1945. Bentuk badan usaha ini cocok sekali
dipakai dalam rangka memecahkan ketidakselarasan di dalam masyarakat karena sebagian kecil
masyarakat yang mempunyai kedudukan ekonomi sangat kuat dan menguasai sebagian besar
kehidupan ekonomi nasional. Di lain pihak, bagian terbesar masyarakat berada dalam keadaan
lemah.

Bab X Perkoperasian dalam Perekonomian Indonesia 367

hitam 367 toska


Pembangunan koperasi sebagai wadah kegiatan ekonomi rakyat diarahkan agar semakin
memiliki kemampuan menjadi badan usaha yang efisien dan menjadi gerakan ekonomi rakyat
yang tangguh dan berakar dalam masyarakat. Koperasi sebagai badan usaha yang semakin
mandiri dan andal harus mampu memajukan kesejahteraan ekonomi anggotanya. Pembangunan
koperasi juga diarahkan menjadi gerakan ekonomi rakyat yang didukung demokrasi ekonomi
berdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945, serta menjadi soko guru perekonomian nasional
yang tangguh.
Koperasi menjadi soko guru perekonomian nasional, artinya koperasi merupakan kekuatan
ekonomi rakyat yang menjadi tiang utama pembangunan ekonomi, di samping dua kekuatan
lain, yakni BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dan sektor swasta (BUMS). Dalam peran utama
itu, pembangunan koperasi sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945 pasal 33.

7. Jenis-jenis Koperasi
Jenis-jenis koperasi dapat digolongkan menurut berbagai segi, di antaranya sebagai
berikut.
a. Koperasi Menurut Sifat Usahanya
Menurut sifat usahanya, koperasi dibedakan menjadi lima macam sebagai berikut.
1) Koperasi konsumsi
Koperasi konsumsi adalah suatu usaha bersama di bidang ekonomi. Koperasi ini
bertujuan membantu, mendidik, dan melayani para anggota dengan jalan menyediakan
barang-barang konsumsi bagi anggotanya. Barang konsumsi adalah barang yang
diperlukan setiap hari, misalnya barang-barang pangan (beras, gula, kopi, dan minyak
kelapa), barang-barang sandang (tekstil dan batik), serta barang pembantu keperluan
sehari-hari (sabun dan minyak tanah).
Koperasi konsumsi bertujuan agar anggota-anggotanya dapat membeli barang-
barang konsumsi dengan kualitas yang baik dan harga yang layak.
2) Koperasi produksi
Koperasi produksi adalah koperasi yang anggotanya terdiri atas orang-orang
yang mampu menghasilkan barang dengan maksud untuk memperlancar atau
meningkatkan hasil produksi mereka. Dengan demikian, dapat meningkatkan
taraf kesejahteraan anggota. Orang-orang tersebut adalah kaum buruh atau kaum
pengusaha. Ada dua macam koperasi produksi, yaitu sebagai berikut.
a) Koperasi produksi kaum buruh
Koperasi ini anggotanya tidak mempunyai perusahaan sendiri. Anggota-
anggota koperasi ini terdiri atas kaum buruh yang masing-masing memiliki
keterampilan tertentu. Mereka bersama-sama mengumpulkan modal atau
simpanan dan mendirikan sebuah perusahaan bersama. Perusahaan ini dapat
berupa perusahaan kerajinan, pertanian, atau peternakan. Mereka sendiri yang
menjadi buruh. Karena menjadi anggota koperasi, mereka juga sekaligus sebagai
pemilik perusahaan.

368 Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X

hitam 368 toska


b) Koperasi produksi kaum produsen
Koperasi ini anggotanya mempunyai perusahaan sendiri. Pada umumnya
mereka adalah kaum produsen kecil.
Contoh: Koperasi Produksi Pertanian (anggotanya adalah petani produsen
pertanian), Koperasi Produksi Kerajinan (anggotanya pengrajin dan pengusaha
industri kecil).
3) Koperasi kredit atau simpan pinjam
Koperasi kredit didirikan guna menolong anggota melalui pinjaman uang atau
kredit dengan bunga ringan. Uang itu dimaksudkan untuk tujuan produktif atau
kesejahteraan anggotanya. Untuk memberikan pinjaman, koperasi memerlukan
modal. Modal utama koperasi kredit berasal dari simpanan anggota sendiri. Uang
simpanan yang dikumpulkan bersama-sama itu dipinjamkan kepada anggota yang
memerlukan dana. Oleh karena itu, koperasi kredit lebih tepat disebut sebagai
koperasi simpan pinjam.
Tujuan koperasi kredit adalah saling membantu memperbaiki keadaan ekonomi
atau kesejahteraan anggota. Cara membantu keadaan ekonomi anggota, yaitu sebagai
berikut.
(1) Menanamkan sikap berhemat pada anggota.
(2) Memberi pinjaman murah dan cepat.
(3) Mendidik anggota untuk memperbesar kemampuan mereka dalam meng-
gunakan uang secara bijak.
4) Koperasi Jasa
Koperasi jasa didirikan untuk memberi pelayanan atau jasa kepada anggotanya.
Contohnya adalah Koperasi Angkutan Umum.
5) Koperasi serba usaha
Koperasi serba usaha meliputi berbagai macam segi ekonomi, seperti bidang
produksi, konsumsi, perkreditan, dan jasa. Dalam rangka meningkatkan produksi
dan kehidupan rakyat di daerah pedesaan, pemerintah menganjurkan pembentukan
Koperasi Unit Desa (KUD) yang merupakan koperasi serba usaha. KUD mempunyai
berbagai fungsi, antara lain sebagai berikut.
a) Perkreditan.
b) Penyediaan dan penyaluran sarana produksi pertanian serta keperluan hidup
sehari-hari.
c) Pengolahan dan pemasaran hasil pertanian.
d) Pelayanan jasa-jasa lainnya.
e) Melakukan kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya.
Dengan demikian, KUD merupakan perpaduan dari kegiatan koperasi produksi,
koperasi konsumsi, koperasi simpan pinjam, dan koperasi jasa.

Bab X Perkoperasian dalam Perekonomian Indonesia 369

hitam 369 toska


b. Koperasi Menurut Sifat Keluasan Usahanya
Koperasi menurut sifat keluasan usahanya dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai
berikut.
1) Koperasi tunggal usaha, yaitu koperasi yang hanya mempunyai satu unit usaha saja,
misalnya koperasi produksi sayur-mayur dan koperasi simpan pinjam.
2) Koperasi serba usaha, yaitu koperasi yang mengelola atau menangani beberapa unit
usaha, misalnya KUD.
c. Koperasi Menurut Komoditas atau Barang yang Ditangani
Komoditas atau barang yang ditangani koperasi dikelompokkan berdasarkan jenis
barang dan jasa yang menjadi objek usahanya. Contohnya adalah koperasi batik, koperasi
tempe, koperasi susu, dan lain-lain.
d. Koperasi Menurut Lapangan Usahanya
Koperasi menurut lapangan usahanya, mencerminkan jenis usaha yang ditawarkan
koperasi kepada pelanggannya. Contohnya adalah koperasi pertanian dan koperasi
perikanan.
e. Koperasi Menurut Wilayah Kerjanya
Koperasi menurut wilayah kerjanya atau daerah tempat tinggal anggotanya ada
beberapa macam. Contohnya adalah Koperasi Pasar dan Koperasi Sekolah.
f. Koperasi Menurut Fungsional atau Golongan Personelnya
Menurut fungsional atau golongan personelnya, koperasi digolongkan menjadi
beberapa macam. Contohnya adalah Koperasi Pegawai Negeri Sipil, Koperasi TNI, dan
Koperasi Polri.
g. Koperasi Menurut Tingkatannya
Menurut tingkatannya, koperasi dibedakan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut.
1) Koperasi primer
Koperasi primer adalah koperasi yang anggotanya paling sedikit dua puluh
orang atau lebih. Misalnya Koperasi Primer Kepolisian (Primkopol).
2) Koperasi pusat
Koperasi pusat adalah koperasi yang anggotanya paling sedikit lima buah
koperasi primer dan wilayah kerjanya satu kabupaten atau kota. Misalnya Pusat
Koperasi Kepolisian (Puskopol).
3) Koperasi gabungan
Koperasi gabungan adalah koperasi yang anggotanya paling sedikit tiga buah
koperasi pusat dan wilayah kerjanya satu provinsi. Misalnya Gabungan Koperasi
Kepolisian (Gabkopol).
4) Koperasi induk
Koperasi induk adalah koperasi yang anggotanya paling sedikit tiga buah
koperasi gabungan dan wilayah kerjanya seluruh Indonesia. Misalnya, Induk
Koperasi Kepolisian (Inkopol).

370 Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X

hitam 370 toska


Skema 10.1
Contoh Koperasi Menurut Tingkatannya

Koperasi Primer Koperasi Koperasi Koperasi


Kepolisian Kepolisian Kepolisian
(Minimal 20 orang) (Primkopol) (Primkopol) (Primkopol)

Koperasi Pusat Pusat Koperasi Pusat Koperasi Pusat Koperasi


(Minimal 5 Koperasi Kepolisian Kepolisian Kepolisian
Primer) (Puskopol) (Puskopol) (Puskopol)

Koperasi Gabungan Gabungan Koperasi Gabungan Koperasi Gabungan Koperasi


(Minimal 3 Koperasi Kepolisian Kepolisian Kepolisian
Pusat) (Gabkopol) (Gabkopol) (Gabkopol)

Koperasi Induk Induk Koperasi


(Minimal 3 Koperasi Kepolisian
Gabungan) (Inkopol)

8. Sisa Hasil Usaha (SHU)


a. Pengertian SHU
Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah selisih dari seluruh pemasukan atau penerimaan
total (Total Revenue/TR) dengan biaya-biaya atau biaya total (Total Cost/TC) dalam satu
tahun buku. SHU surplus bila TR > TC, dan SHU defisit bila TR < TC. Menurut Undang-
Undang Nomor 25/1992 tentang Perkoperasian, Bab IX, Pasal 45, SHU koperasi adalah
pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya,
penyusutan, dan kewajiban lain, termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding dengan
jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota koperasi, serta digunakan untuk
keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi sesuai dengan keputusan
Rapat Anggota. Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat
Anggota.
Dengan mengacu pada pengertian di atas, maka besarnya SHU yang diterima oleh
setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi
anggota terhadap perolehan pendapatan koperasi. Dalam pengertian ini juga dijelaskan
bahwa ada hubungan linear antara transaksi usaha anggota dan koperasinya dalam
perolehan SHU. Artinya, semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan
koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima. Hal ini berbeda dengan
perusahaan swasta, di mana dividen yang diperoleh pemilik saham adalah proporsional
sesuai besarnya modal yang dimiliki. Hal ini merupakan salah satu pembeda koperasi
dengan badan usaha lainnya.
b. Pembagian SHU dan Cara Memperolehnya
Penghitungan SHU bagian anggota dapat dilakukan apabila beberapa informasi
dasar diketahui, di antaranya sebagai berikut.

Bab X Perkoperasian dalam Perekonomian Indonesia 371

hitam 371 toska


1) SHU total koperasi pada satu tahun buku.
SHU total koperasi adalah selisih usaha yang terdapat pada laporan posisi keuangan
(neraca) atau laporan laba rugi koperasi setelah pajak (profit after tax). Informasi ini
diperoleh dari laporan posisi keuangan ataupun laporan laba-rugi koperasi.
2) Bagian (persentase) SHU anggota.
3) Total simpanan seluruh anggota.
Total simpanan seluruh anggota yaitu partisipasi modal atau kontribusi anggota
dalam memberi modal koperasinya, yaitu dalam bentuk simpanan pokok, simpanan
wajib, simpanan usaha, dan simpanan lainnya. Data ini didapat dari buku simpanan
anggota.
4) Total seluruh transaksi usaha (volume usaha atau omzet) yang bersumber dari
anggota.
Transaksi anggota adalah kegiatan ekonomi (jual beli barang atau jasa) antara
anggota terhadap koperasinya. Dalam hal ini, posisi anggota adalah sebagai pemakai
ataupun pelanggan koperasi. Informasi ini diperoleh dari pembukuan (buku
penjualan dan pembelian) koperasi ataupun dari buku transaksi usaha anggota.
Omzet atau volume usaha adalah total nilai penjualan atau penerimaan dari barang
dan atau jasa pada suatu periode waktu tertentu tahun buku yang bersangkutan.
5) Jumlah simpanan per anggota.
6) Omzet atau volume usaha per anggota.
7) Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota.
Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota adalah SHU yang diambil
dari SHU bagian anggota, yang ditujukan untuk jasa modal anggota.
8) Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota.
Bagian SHU untuk transaksi usaha anggota adalah acuan dasar untuk membagi
SHU atau prinsip-prinsip dasar koperasi yang menyebutkan bahwa pembagian SHU
dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing
anggota. Untuk koperasi Indonesia, dasar hukumnya adalah pasal 5, ayat 1; Undang-
Undang No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang dalam penjelasannya
menyatakan bahwa “pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata
berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan
perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan
perwujudan kekeluargaan dan keadilan”.
Dengan demikian, SHU koperasi yang diterima oleh anggota bersumber dari
dua kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu sebagai berikut.
a) SHU atas jasa modal
Pembagian SHU juga sekaligus mencerminkan anggota sebagai pemilik
ataupun investor karena jasa atas modalnya (simpanan) tetap diterima oleh
koperasi sepanjang koperasi tersebut menghasilkan SHU pada tahun buku yang
bersangkutan.
b) SHU atas jasa usaha
Jasa ini menegaskan bahwa anggota koperasi, selain pemilik juga sebagai
pemakai atau pelanggan.

372 Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X

hitam 372 toska


Secara umum, SHU koperasi dibagi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan
pada anggaran dasar/anggaran rumah tangga koperasi, yakni: dana cadangan
koperasi, jasa anggota, dana pengurus, dana karyawan, dana pendidikan, dana
sosial, dan dana untuk pembangunan lingkungan.
Namun demikian, tidak semua komponen di atas harus diadopsi koperasi dalam
membagi SHU-nya. Hal ini tergantung pada keputusan anggota yang ditetapkan
dalam rapat anggota. Berikut ini contoh pembagian SHU di Koperasi Adil Makmur.
Menurut AD/ART Koperasi Adil Makmur, SHU dibagi sebagai berikut.
Dana cadangan : 40% Dana karyawan : 5%
Jasa anggota : 40% Dana pendidikan : 5%
Dana pengurus : 5% Dana sosial : 5%
SHU tiap anggota dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
SHU Koperasi = Y + X

di mana:
SHU Koperasi : Sisa Hasil Usaha per anggota
Y : SHU Koperasi yang dibagi atas aktivitas ekonomi (AE)
X : SHU Koperasi yang dibagi atas modal usaha (MU)

Ta Sa
SHU Koperasi AE = ( JUA ) SHU Koperasi MU = ( JMA )
SK TK

di mana:
JUA : Jasa usaha anggota
JMA : Jasa modal anggota
Ta : Total transaksi anggota
Tk : Total transaksi koperasi
Sa : Jumlah simpanan anggota
Sk : Total simpanan anggota (total modal sendiri)
Bila SHU bagian anggota menurut AD/ART Koperasi Adil Makmur adalah 40%
dari total SHU, dan rapat anggota menetapkan bahwa SHU bagian anggota tersebut
dibagi secara proporsional menurut jasa modal dan usaha, dengan pembagian jasa
usaha anggota sebesar 70%, dan jasa modal anggota (JMA) sebesar 30%, maka ada 2
cara menghitung persentase JUA dan JMA, yaitu sebagai berikut.
1) Pertama, langsung dihitung dari total SHU koperasi.
JUA = 70% × 40% total SHU koperasi setelah pajak
= 28% dari total SHU koperasi
JMA = 30% × 40% total SHU koperasi setelah pajak
= 12% dari total SHU koperasi

Bab X Perkoperasian dalam Perekonomian Indonesia 373

hitam 373 toska


2) Kedua, SHU bagian anggota (40%) dijadikan menjadi 100% sehingga dalam hal ini
diperoleh terlebih dahulu angka absolut, kemudian dibagi sesuai dengan persentase
yang ditetapkan.
Dalam pembagian SHU kepada anggota, ada beberapa prinsip yang harus
diperhatikan yang di antaranya sebagai berikut.
1) SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota
Pada hakikatnya, SHU yang dibagi kepada anggota adalah yang bersumber dari
anggota sendiri. Sementara itu, SHU yang bukan berasal dari hasil transaksi dengan
anggota pada dasarnya tidak dibagi kepada anggota, melainkan dijadikan sebagai
dana cadangan koperasi.
2) SHU anggota adalah jasa dari anggota dan transaksi usaha yang dilakukan anggota
sendiri
SHU yang diterima setiap anggota pada dasarnya merupakan insentif dari modal
yang diinvestasikan dan dari hasil transaksi usaha yang dibagi kepada anggota. Dari
SHU, bagian anggota harus ditetapkan berapa persentase untuk jasa modal, misalkan
30%, yang berarti sisanya sebesar 70% untuk jasa transaksi usaha.
3) Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan
Proses penghitungan SHU tiap anggota dan jumlah SHU yang dibagi kepada
anggota harus diumumkan secara transparan sehingga setiap anggota dapat dengan
mudah menghitung secara kuantitatif berapa partisipasinya kepada koperasi.
4) SHU anggota dibayar secara tunai
SHU per anggota haruslah diberikan secara tunai karena dengan demikian
koperasi membuktikan dirinya sebagai badan usaha yang sehat kepada anggota dan
masyarakat mitra bisnisnya.
Untuk memperjelas pemahaman tentang penerapan rumus SHU per anggota
dan prinsip-prinsip pembagian SHU seperti diuraikan di atas, berikut ini disajikan
contoh penghitungan di Koperasi Adil Makmur.
a) Penghitungan SHU (Laba/Rugi) Koperasi Adil Makmur Tahun Buku 2014
Penjualan/Penerimaan Jasa Rp1.060.000,00
Pendapatan lain Rp 120.000,00
Pendapatan koperasi Rp1.180.000,00
Harga Pokok Penjualan (Rp 310.000,00)
Pendapatan operasional Rp 870.000,00
Beban operasional (Rp 460.000,00)
Beban administrasi dan umum (Rp 90.000,00)

SHU sebelum pajak Rp 320.000,00


Pajak penghasilan (PPh) (Rp 40.000,00)
SHU setelah pajak Rp 280.000,00

374 Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X

hitam 374 toska


Berdasarkan UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Pasal 21 dan
Peraturan Tarif Pajak Tahun 2010, badan usaha dikenakan PPh badan sebesar
25%, sedangkan koperasi dan UMKM yang penerimaan bruto setahun di bawah
Rp50 miliar memperoleh fasilitas berupa pengurangan tarif PPh sebesar 50%
dari 25% (dengan demikian koperasi atau UMKM tersebut hanya membayar
PPh sebesar 12,5% dari penghasilan kena pajak).
b) Sumber SHU
SHU Koperasi Adil Makmur setelah pajak Rp280.000,00
Sumber SHU:
Transaksi anggota Rp200.000,00
Transaksi nonanggota Rp80.000,00
c) Pembagian SHU Koperasi Adil Makmur
Dana cadangan : 40% × Rp200.000,00 = Rp80.000,00
Jasa anggota : 40% × Rp200.000,00 = Rp80.000,00
Dana pengurus : 5% × Rp200.000,00 = Rp10.000,00
Dana karyawan : 5% × Rp200.000,00 = Rp10.000,00
Dana pendidikan : 5% × Rp200.000,00 = Rp10.000,00
Dana sosial : 5% × Rp200.000,00 = Rp10.000,00
Rapat anggota menetapkan bahwa SHU bagian anggota dibagi sebagai berikut.
Jasa modal:
30% × Rp80.000,00 = Rp24.000,00
Jasa usaha:
70% × Rp80.000,00 = Rp56.000,00
Jumlah Anggota, Simpanan, dan Total Transaksi
Jumlah Anggota : 121 orang
Total simpanan anggota : Rp215.750.000,00
Total transaksi anggota : Rp1.566.180.000,00
Contoh: SHU yang diterima tiap anggota:
Jumlah simpanan Pak Heru di koperasi adalah Rp1.400.000,00, dan total transaksi
usaha adalah Rp6.400.000,00, maka:
6.400
SHU usaha Pak Heru = × Rp56.000,00 = 228.837,00
1.566.180

1.400
SHU modal Pak Heru = × Rp24.000,00 = 155.736,00
215.750

Dengan demikian, jumlah SHU yang diterima Pak Heru adalah:


Rp228.837,00 + Rp155.736,00 = Rp384.573,00

Bab X Perkoperasian dalam Perekonomian Indonesia 375

hitam 375 toska


Ketentuan-ketentuan Pokok Koperasi Indonesia
1. Prinsip Dasar Koperasi
Koperasi dalam melaksanakan cita-cita mencapai kemakmuran dan keadilan, berdiri
di atas sendi-sendi dasar yang nyata dan teruji. Sendi-sendi dasar koperasi Indonesia
dilandaskan pada kondisi nyata yang hidup di Indonesia, yaitu asas kekeluargaan dan
kegotongroyongan. Prinsip koperasi ini merupakan esensi dari dasar kerja koperasi sebagai
badan usaha, serta merupakan ciri khas dan jati diri koperasi yang membedakannya dari
badan usaha lain.
Prinsip koperasi Indonesia (UU No. 25/1992, Pasal 5) adalah sebagai berikut.
a. Keanggotaan
Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka untuk setiap warga negara
Indonesia. Sukarela dalam koperasi berarti atas kemauan sendiri, tanpa dipaksa oleh
siapa pun. Sifat kesukarelaan juga mengandung makna bahwa seorang anggota dapat
mengundurkan diri dari koperasi sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam anggaran
dasar koperasi.
Terbuka berarti tidak dihalang-halangi untuk masuk atau keluar sebagai anggota,
asalkan tidak mengganggu kegiatan koperasi. Terbuka juga berarti tidak mengadakan
perbedaan atau diskriminasi berdasarkan aliran politik, suku bangsa, atau agama yang
dianut seseorang warga negara Indonesia.
b. Prinsip Demokrasi
Prinsip demokrasi menunjukkan bahwa pengelolaan koperasi dilakukan atas
kehendak dan keputusan para anggota. Para anggota itulah yang memegang dan
melaksanakan kekuasaan tertinggi dalam koperasi.
Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi koperasi sebagai cerminan demokrasi
dalam koperasi. Koperasi dibentuk oleh para anggota, untuk melayani anggota-anggota
itu sendiri. Dengan demikian, koperasi adalah milik anggota (dari, oleh, dan untuk
anggota). Oleh sebab itu, semua keputusan penting untuk mencapai tujuan koperasi
dalam rapat anggota mengikat semua anggota.
c. Bunga Modal
Tingginya bunga atau balas jasa modal koperasi dibatasi. Modal utama koperasi
diperoleh dari simpanan para anggotanya. Modal koperasi mempunyai fungsi sosial,
yaitu melayani anggota koperasi dan masyarakat. Tidak pada tempatnya jika modal
itu sengaja dimasukkan dalam koperasi untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-
besarnya.
d. Kemandirian
Kemandirian artinya tidak bergantung pada pihak lain. Dalam kemandirian,
terkandung pula pengertian kebebasan yang bertanggung jawab, otonomi, berani
mempertanggungjawabkan perbuatan sendiri, dan kehendak untuk mengelola diri
sendiri.

376 Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X

hitam 376 toska


Kemandirian mengandung pula pengertian swadaya, swakerta, dan swasembada
sebagai pencerminan prinsip dasar percaya pada diri sendiri. Swakerta berasal dari kata
swa = sendiri, kerta = sesuatu yang dikerjakan. Jadi, swakerta artinya mengerjakan atau
membuat sendiri. Swasembada berarti mencukupi dengan kemampuan sendiri. Prinsip
dasar ini mengusahakan dan mencukupi keperluannya sendiri atas usaha dan karyanya
sendiri.
Setiap pekerjaan yang dilakukan seharusnya menyadarkan diri pada kekuatan
sendiri. Selayaknya jika koperasi menolak campur tangan, bantuan, atau fasilitas pihak
luar yang dapat mengurangi kebebasan geraknya.

2. Sumber Permodalan Koperasi


Koperasi mempunyai tujuan memperbaiki kehidupan ekonomi para anggotanya melalui
berbagai usaha. Untuk memulai suatu usaha, diperlukan modal. Sumber modal koperasi
dapat diperoleh dari modal sendiri dan modal pinjaman.
a. Modal Sendiri
Modal sendiri adalah modal yang menanggung risiko atau disebut modal ekuiti, yaitu
modal yang berasal dari anggota sendiri. Modal sendiri terdiri atas simpanan pokok,
simpanan wajib, dana cadangan, dan hibah.
1) Simpanan pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya, dan wajib
dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota.
Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih
menjadi anggota. Apabila dalam anggaran dasar ditetapkan simpanan pokok sebesar
Rp200.000,00, berarti semua orang yang tercatat dalam buku daftar anggota harus
membayar Rp200.000,00 sebagai simpanan pokok.
Apabila modal tiap-tiap anggota hanya terbatas pada simpanan pokok saja, tentu
modal koperasi akan lambat bertambahnya. Modal baru akan bertambah jika ada
anggota baru dan menyetorkan simpanan pokok. Apabila ada anggota yang keluar,
modal akan berkurang karena simpanan pokoknya diambil kembali. Oleh sebab itu,
modal sendiri perlu ditambah dengan cara meningkatkan simpanan wajib anggota.
2) Simpanan wajib
Simpanan wajib adalah simpanan tertentu yang jumlahnya tidak harus sama,
dan wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan
tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan
masih menjadi anggota. Pada waktu tertentu, misalnya setiap hari, setiap minggu,
setiap bulan, atau setiap musim. Pada kesempatan tertentu, misalnya setiap membeli
barang, setiap panen, atau setiap kali pinjam uang.
Dengan simpanan wajib, modal koperasi sendiri akan terus bertambah. Modal
sendiri adalah kebanggaan koperasi karena merupakan wujud dari prinsip “koperasi
menolong diri sendiri”. Oleh karena itu, simpanan wajib hanya boleh diambil
kembali dengan cara yang sudah ditentukan dalam Anggaran Dasar (AD) agar
modal koperasi tidak goncang.

Bab X Perkoperasian dalam Perekonomian Indonesia 377

hitam 377 toska


3) Dana cadangan
Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan SHU.
Hal ini dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian
koperasi jika diperlukan.
Sebagian SHU dibagikan kembali kepada para anggota, yaitu setelah tutup buku
(biasanya akhir tahun). Sebagian dari SHU perlu ditahan untuk dijadikan cadangan.
Besarnya pemupukan dana cadangan ditetapkan dalam rapat anggota. Maksud
diadakan dana cadangan, antara lain untuk menutup jika terjadi kerugian. Namun,
dana cadangan itu hampir tidak pernah digunakan untuk menutup kerugian. Oleh
karena itu, peraturan menentukan bahwa dana cadangan dapat digunakan pula
sebagai modal.
4) Hibah
Pemberian bantuan kepada pihak koperasi secara sukarela. Pemberian ini dapat
berasal dari perseorangan maupun bukan perseorangan.
b. Modal Pinjaman
Untuk mengembangkan usahanya, koperasi dapat menggunakan modal pinjaman
dengan memerhatikan kelayakan dan kelangsungan usahanya.

3. Alat Kelengkapan Koperasi


a. Rapat Anggota
Rapat anggota yang dihadiri oleh anggota-anggota koperasi merupakan kekuasaan
tertinggi dalam tata kehidupan koperasi. Hal ini berarti berbagai persoalan yang
menyangkut tata kehidupan koperasi hanya dapat ditetapkan oleh rapat anggota
tersebut. Dalam rapat anggota koperasi, para anggota dapat berbicara, memberikan usul
dan pertimbangan, menyetujui sesuatu usul atau menolaknya, serta memberi masukan
dan imbauan yang berkenaan dengan koperasi, baik hubungan organisasi ke dalam
maupun ke luar. Keputusan yang diambil oleh rapat anggota mengikat semua anggota
untuk ditaati, juga mengikat pengurus koperasi untuk melaksanakan.
1) Penyelenggaraan rapat anggota
Pihak yang bertanggung jawab menyelenggarakan rapat anggota adalah pengurus
koperasi. Rapat anggota diadakan paling sedikit sekali dalam setahun. Akan tetapi,
pada umumnya diselenggarakan sekali dalam setahun yang disebut rapat anggota
tahunan atau disingkat RAT. Tugas pengurus memberi pertanggungjawaban atas
kebijaksanaan yang telah dilakukan selama setahun buku yang lampau.
2) Wewenang rapat anggota
Rapat anggota mempunyai wewenang sebagai berikut.
a) Menetapkan anggaran dasar koperasi.
b) Menetapkan kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen, dan usaha
koperasi.

378 Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X

hitam 378 toska


c) Memilih, mengangkat, serta memberhentikan pengurus dan pengawas koperasi.
d) Menetapkan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi,
serta mengesahkan laporan keuangan.
e) Mengesahkan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya.
f) Memutuskan pembagian SHU.
3) Mengambil keputusan dalam rapat anggota
Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Oleh karena itu,
keputusan rapat anggota sangat penting dan mengikat semua anggota. Keputusan
rapat anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat. Apabila
tidak diperoleh keputusan dengan cara musyawarah, maka pengambilan keputusan
dilakukan berdasarkan suara terbanyak (voting) dan setiap anggota koperasi
mempunyai hak satu suara.
4) Rapat anggota yang sah
Rapat anggota yang sah adalah jika anggota yang menghadiri rapat anggota
telah mencapai jumlah minimal untuk dapat memulai rapat anggota. Persyaratan
dan tata caranya selalu diatur dalam anggaran dasar. Jika jumlah minimal itu
belum tercapai, maka keputusan-keputusan yang diambil dalam rapat anggota
yang tidak sah itu dengan sendirinya juga dianggap tidak sah. Artinya, tidak dapat
mengikat anggota. Jumlah minimal yang hadir disebut kuorum. Biasanya, kuorum
rapat anggota ialah setengah dari jumlah anggota ditambah satu. Jadi, jika
setengah dari total keseluruhan anggota yang hadir ditambah satu, rapat anggota
sudah dapat dimulai dan dianggap sah.
b. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Orang mendirikan koperasi untuk memenuhi keperluan bersama. Tujuan itu hanya
dapat dicapai apabila ada peraturan yang baik sehingga koperasi dapat mencapai
tujuannya tanpa halangan. Peraturan-peraturan itulah yang dalam koperasi dihimpun
berurutan dan disebut anggaran dasar (AD).
1) Anggaran dasar (AD)
Anggaran dasar berisi peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang menjadi
dasar perkumpulan yang harus ditaati oleh semua orang yang terikat dalam koperasi,
baik pengurus dan badan pemeriksa maupun anggota-anggotanya. Anggaran dasar
hanya memuat peraturan-peraturan dasar atau peraturan-peraturan pokok saja.
Oleh karena rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam koperasi, rapat
anggotalah yang berhak membuat anggaran dasar. Peraturan dan ketentuan dalam
AD tidak boleh bertentangan dengan peraturan pemerintah lainnya dan ajaran-
ajaran koperasi sendiri.
2) Anggaran rumah tangga (ART)
Anggaran rumah tangga adalah himpunan peraturan yang mengatur urusan
rumah tangga koperasi sehari-hari. Dengan demikian, ART berisi peraturan-
peraturan yang kurang pokok.

Bab X Perkoperasian dalam Perekonomian Indonesia 379

hitam 379 toska


c. Keanggotaan Koperasi
1) Syarat keanggotaan
Untuk dapat mendirikan suatu koperasi, diperlukan paling sedikit 20 orang
yang setuju menjadi anggota. Jumlah itu adalah syarat minimal yang harus dipenuhi
waktu mendirikan koperasi guna memperoleh pengesahan sebagai badan hukum
oleh pemerintah.
2) Sifat keanggotaan
Keanggotaan koperasi mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.
a) Keanggotaan koperasi terbuka dan sukarela.
b) Keanggotaan koperasi dapat diperoleh atau diakhiri setelah syarat-syarat dalam
anggaran dasar dipenuhi.
c) Keanggotaan koperasi tidak dapat dipindahtangankan dengan dalih atau jalan
apa pun.
3) Berakhirnya keanggotaan
Keanggotaan koperasi berakhir jika anggota yang bersangkutan:
a) meninggal dunia (dalam hal anggota koperasi meninggal dunia, keanggotaannya
dapat diteruskan oleh ahli waris yang memenuhi syarat dalam AD);
b) meminta berhenti atas kehendak sendiri;
c) diberhentikan oleh pengurus karena tidak memenuhi syarat-syarat keanggotaan;
d) dipecat oleh pengurus karena tidak mengindahkan kewajiban sebagai anggota.

Diskusi
Banyak koperasi Indonesia tidak berkembang dan sulit untuk mencapai kemajuan.
Diskusikanlah dengan teman kelompok belajar kalian, faktor apa saja yang menyebabkan
banyak koperasi di Indonesia sulit berkembang dan cenderung statis.
Buatlah catatan atas hasil diskusi, kemudian presentasikan hasil diskusi masing-masing
kelompok di depan kelas.

d. Pengurus Koperasi
Pengurus koperasi dipilih dan diangkat oleh rapat anggota dari kalangan anggota
sendiri. Pengurus merupakan pemegang kuasa rapat anggota. Masa jabatan pengurus
ditentukan dalam AD dan tidak boleh lebih dari lima tahun. Walaupun untuk masa
jabatan yang berikutnya anggota-anggota pengurus tadi masih dapat dipilih kembali,
baik sebagian maupun seluruhnya. Pengurus merupakan pemegang kuasa rapat anggota,
dan bertanggung jawab mengenai segala kegiatan pengelolaan koperasi dan usahanya
kepada rapat anggota atau rapat anggota luar biasa.
Apabila koperasi terus-menerus meningkat dan berkembang, pengurus dapat
mengangkat pengelola sebagai manajer atau direksi untuk membantu mengelola usaha
koperasi. Manajer adalah pegawai atau karyawan koperasi dan bertanggung jawab
kepada pengurus. Dalam hal seperti itu, tugas pengurus adalah mengawasi pelaksanaan
wewenang dan kuasa yang diberikan kepada manajer.

380 Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X

hitam 380 toska


Pengangkatan seorang manajer yang merupakan pelaksana utama dalam pekerjaan
sehari-hari tergantung kepada kesanggupan koperasi untuk membayar, dan disesuaikan
pula dengan luas lapangan usaha yang dikerjakan koperasi.
e. Pengawas Koperasi
Seperti badan usaha, koperasi juga perlu diperiksa. Oleh karena koperasi milik para
anggotanya dan didirikan oleh anggota guna memperbaiki taraf hidup anggota, maka
anggota berhak mengetahui tentang jalannya perusahaan koperasi. Hak anggota untuk
memeriksa koperasi itu diserahkan kepada suatu badan yang mereka pilih sendiri yang
disebut pengawas. Dengan demikian, setiap koperasi memiliki tiga perangkat organisasi,
yaitu rapat anggota koperasi, pengurus koperasi, dan pengawas koperasi. Ketiga perangkat
organisasi tersebut harus ada, jika salah satu tidak ada, koperasi itu tidak lengkap
organisasinya.
Pengawas dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota. Oleh sebab itu,
pengawas bertanggung jawab kepada rapat anggota. Persyaratan untuk dipilih dan diangkat
sebagai anggota pengawas ditetapkan dalam anggaran dasar.

Aktivitas Siswa
Coba kalian cari informasi di website mengenai UU No. 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian
yang telah dibatalkan oleh MK pada 29 Mei 2014. Coba buatlah perbandingan dengan isi
UU No. 25 Tahun 1992, hal-hal mendasar apa saja yang membedakan kedua Undang-
Undang tentang Perkoperasian tersebut (kalian bisa buat/susun dalam bentuk kolom
tabel untuk memudahkan pembandingan). Hasilnya kalian serahkan kepada Bapak/Ibu
guru untuk mendapatkan penilaian dan komentar.

Jendela Informasi Ekonomi


Pemerintah Akan Ajukan RUU Koperasi ke DPR
Pemerintah segera mengajukan rancangan Undang-Undang Perkoperasian menyusul
pembatalan UU Nomor 17/2012 oleh Mahkamah Konstitusi. UU Nomor 25/1992 tentang
Koperasi untuk sementara diberlakukan kembali hingga UU baru terbentuk.
“Kita (pemerintah) diberi amanat untuk segera menyusun undang-undang yang
baru sebagai pengganti UU Nomor 25/1992,” ujar Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi
dan Usaha Kecil Menengah, Setyo Heriyanto. Ia mengatakan penyusunan RUU Koperasi
sudah masuk tahap perumusan. “Mudah-mudahan tidak lama lagi sudah bisa kita
serahkan kepada DPR,” tutur dia.
Menurut Setyo, UU Nomor 25/1992 tentang Perkoperasian sudah sangat jauh
ketinggalan. Kondisi Indonesia pada saat itu telah mengalami perubahan peta politik
dan hukum. Ketertinggalan UU Nomor 25/1992 semakin terlihat jelas jika diselaraskan
dengan kehadiran UU Nomor 10/1998 tentang Perbankan, dan UU Nomor 32/2004
tentang Pemerintah Daerah.

Bab X Perkoperasian dalam Perekonomian Indonesia 381

hitam 381 toska


Jika diselaraskan dengan UU perekonomian tak lagi selaras dengan UU Nomor
21/2008 tentang Perbankan Syariah, UU Nomor 3/2014 tentang Perindustrian, UU
Nomor 6/2014 tentang Desa, dan UU Nomor 7/2014 tentang Perdagangan. Ini sangat
wajar karena UU Perkoperasian disusun jauh sebelum ada UU 21/2011 tentang Otoritas
Jasa Keuangan (OJK). Oleh karena itu, koperasi yang ada di Indonesia saat ini tidak
boleh lagi bekerja dengan cara lama. Misalnya mencampuradukkan sektor riil dan sektor
keuangan. Pengurusannya tidak fokus dan produknya tidak ada mereknya. “Dalam
globalisasi itu sudah tidak bisa lagi. Koperasi harus dikelola dengan sistem yang baik,
ditangani oleh orang yang profesional,” urai dia.
Sumber: Koran Suara Karya, 16 Agustus 2014.

Pengelolaan Koperasi Sekolah


1. Maksud dan Tujuan Mendirikan Koperasi Sekolah
Koperasi sekolah atau koperasi siswa (kopsis) adalah koperasi yang didirikan di
lingkungan sekolah yang anggota-anggotanya terdiri atas siswa sekolah. Misalnya koperasi
sekolah dasar, koperasi sekolah menengah pertama, koperasi sekolah menengah atas,
koperasi sekolah madrasah aliyah, dan koperasi sekolah menengah kejuruan.

Sumber: http://www.masamabakung.com/wp-content/uploads/2013/10/koperasi-
siswa.jpg
Gambar 10.8 Koperasi Sekolah
Maksud dan tujuan pendirian koperasi sekolah bagi siswa dalam kerangka pendidikan
nasional adalah sebagai berikut.
a. Menunjang pendidikan sekolah ke arah kegiatan-kegiatan praktis guna mencapai
kebutuhan ekonomi di kalangan siswa.
b. Mengembangkan rasa tanggung jawab, disiplin, setia kawan, dan jiwa demokratis pada
siswa sekolah yang sangat berguna bagi pembangunan diri dan negara.

382 Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X

hitam 382 toska


c. Sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan para siswa, terutama yang menyangkut
peralatan dan buku-buku sekolah.
d. Apabila koperasi dijalankan dengan baik, tentu akan memperoleh SHU (Sisa Hasil Usaha).
SHU atau keuntungan yang diperoleh itu harus dibagikan kepada anggota sehingga
siswa dapat menikmati hasil jerih payah mereka sendiri. Sesungguhnya keuntungan ini
bukan tujuan, tetapi lebih tepat disebut sarana atau alat saja.
Mengingat pentingnya koperasi sekolah sebagai tempat latihan berkoperasi dan
berwirausaha, diharapkan setiap sekolah mempunyai koperasi sekolah sendiri.

2. Keanggotaan Koperasi Sekolah


Seperti halnya koperasi pada umumnya, koperasi sekolah juga harus berdasarkan pada
asas dan sendi dasar perkoperasian, sebagaimana termuat dalam Undang-Undang No. 25
Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Keanggotaan koperasi sekolah juga bersifat terbuka dan
sukarela. Terbuka di sini dibatasi hanya pada siswa dari sekolah yang mendirikan koperasi
tersebut. Dengan kata lain, tidak dapat ditambah dengan siswa sekolah lain. Akan tetapi, jika
koperasi sekolah itu berada di dalam satu kompleks sekolah (misalnya terdiri atas SD, SMP,
dan SMA atau MA), maka siswa-siswa masing-masing tingkatan sekolah tersebut semuanya
dapat menjadi anggota dari satu koperasi sekolah, atau juga masing-masing mendirikan
koperasi sendiri-sendiri (jadi ada tiga koperasi di satu kompleks sekolah itu). Meskipun
anggota koperasi sekolah bebas keluar dari koperasi, khusus untuk koperasi sekolah
kebebasan keluar ini sedapat mungkin dihindari atau dibatasi. Alasannya karena tujuan
koperasi sekolah itu sendiri adalah sebagai tempat latihan bagi para siswa dalam hal
berorganisasi dan berwirausaha.
Beberapa hal mengenai keanggotaan koperasi sekolah adalah sebagai berikut.
a. Mereka yang diterima menjadi anggota koperasi sekolah adalah siswa sekolah tempat
koperasi sekolah itu didirikan.
b. Setiap anggota mempunyai hak yang sama, satu anggota mempunyai satu suara. c.
Keanggotaan koperasi sekolah tidak dapat dipindahtangankan kepada orang lain.
d. Setiap anggota koperasi sekolah wajib memenuhi dan melaksanakan ketentuan-
ketentuan yang berlaku dalam koperasi: AD/ART; keputusan rapat anggota; tata tertib
dan ketentuan-ketentuan lainnya.
e. Setiap anggota harus taat dan menjunjung tinggi nama koperasi sekolah.
f. Setiap anggota berhak memilih dan dipilih sebagai pengurus/badan pemeriksa.

3. Kepengurusan
Hal-hal yang berkenaan dengan kepengurusan koperasi sekolah adalah sebagai berikut.
a. Koperasi sekolah dipimpin oleh pengurus yang dipilih dari kalangan siswa anggota
koperasi sekolah dalam suatu rapat anggota.
b. Bendahara koperasi sekolah pada prinsipnya dipilih dari kalangan siswa. Untuk ke-
pentingan pembinaan, bimbingan, pengamanan, serta pengawasan organisasi, dan
kegiatan usaha koperasi sekolah, maka kepala sekolah yang bersangkutan dapat
mengangkat guru sebagai pengawas atau bendahara koperasi sekolah. Sebaiknya yang
diangkat menjadi pengawas dan bendahara koperasi sekolah adalah guru yang mengajar
mata pelajaran Ekonomi atau mereka yang pernah mengikuti latihan perkoperasian pada
umumnya, khususnya latihan akuntansi atau audit koperasi.

Bab X Perkoperasian dalam Perekonomian Indonesia 383

hitam 383 toska


c. Guru sekolah yang menjadi pengawas atau bendahara koperasi sekolah bertanggung
jawab kepada kepala sekolah yang bertindak sebagai pelindung dan pembina koperasi
sekolah tersebut.
d. Jika keanggotaan pengurus koperasi seluruh atau sebagian tidak mampu diisi oleh siswa
sekolah sendiri, sementara waktu dapat diisi oleh seorang guru atau lebih dari sekolah
yang bersangkutan dengan persetujuan kepala sekolah, sampai ada tenaga-tenaga dari
kalangan siswa yang mampu mengisi kekosongan itu.

4. Pengawas Koperasi Sekolah


Pengawas koperasi dipilih dari kalangan siswa anggota koperasi sekolah dalam suatu rapat
anggota. Namun dapat juga diangkat guru sekolah dengan persetujuan kepala sekolah untuk
mengisi kekurangan anggota pengawas koperasi sekolah tersebut.

5. Permodalan Koperasi Sekolah


Modal koperasi sekolah diperoleh dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri
dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan hibah. Sementara
itu, modal pinjaman dapat berasal dari anggota sendiri serta koperasi lainnya dan/atau
anggotanya. Besarnya simpanan, cara pembayaran, dan pengambilan kembali simpanan
anggota ditentukan dalam rapat anggota yang ditetapkan dalam AD/ART/peraturan khusus
koperasi sekolah.

6. Anggaran Dasar
Anggaran dasar adalah peraturan tertulis mengenai ketentuan-ketentuan pokok
organisasi, tata laksana, dan kegiatan koperasi. Anggaran dasar merupakan salah satu syarat
mutlak bagi berdirinya sebuah koperasi, termasuk koperasi sekolah. Gunanya ialah untuk
menjamin ketertiban organisasi, mencegah terjadinya kesewenang-wenangan dari pelaksana
dan pengurusan koperasi, serta menjamin hubungan dengan pihak lain dalam rangka
kerja sama untuk suatu kegiatan usaha. Menyusun anggaran dasar yang baik merupakan
pekerjaan yang cukup sukar. Kantor dinas koperasi kota/kabupaten biasanya menyediakan
contoh yang dapat dipakai sebagai pedoman.
Anggaran dasar koperasi pada dasarnya berisikan:
a. nama, pekerjaan (guru, siswa, atau lainnya) para pendiri koperasi sekolah,
b. nama lengkap dan nama singkatan koperasi sekolah yang bersangkutan,
c. tempat kedudukan koperasi,
d. maksud dan tujuan koperasi,
e. ketegasan mengenai bidang usahanya,
f. syarat-syarat keanggotaan (masuk dan berhenti sebagai anggota),
g. ketetapan tentang permodalan koperasi sekolah,
h. peraturan tentang pimpinan koperasi dan kekuasaan anggota,
i. ketentuan tentang kuorum rapat anggota,
j. penetapan tahun buku (kapan mulai dan kapan berakhir),
k. ketentuan tentang selisih hasil usaha pada akhir tahun buku, dan
l. ketentuan mengenai sisa kekayaan apabila koperasi dibubarkan.

384 Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X

hitam 384 toska


7. Kegiatan Koperasi Sekolah
Kegiatan usaha koperasi sekolah meliputi usaha-usaha yang dapat memenuhi kebutuhan
langsung siswa sekolah yang bersangkutan sesuai dengan jenis dan sifat sekolah, di antaranya:
a. mengusahakan buku-buku pelajaran, baik menjual buku-buku pelajaran maupun
memperbanyak diktat dari guru/sekolah,
b. mengusahakan alat-alat tulis,
c. mengusahakan alat-alat praktik, seperti alat gambar, alat cetak, alat pertanian,
perbengkelan, alat elektronika, dan pertukangan,
d. mengusahakan kebutuhan pramuka, seperti baju seragam, kaus, sepatu, topi, tali-temali,
tongkat, kordon, dan badge,
e. mengusahakan kebutuhan perlengkapan sekolah, seperti pakaian seragam, badge, dan kaus,
f. mengusahakan tabungan atau simpan pinjam di antara anggota,
g. menyelenggarakan kafetaria sekolah, dan
h. usaha-usaha lain yang memungkinkan.
Tempat-tempat kegiatan usaha tersebut dapat dilaksanakan di:
a. toko koperasi sekolah;
b. kantin atau kafetaria sekolah;
c. bengkel (tempat praktik) koperasi sekolah.

8. Waktu Penyelenggaraan
Tujuan koperasi sekolah adalah untuk menunjang pelaksanaan pendidikan para siswa.
Waktu pelaksanaannya tidak boleh mengganggu kelancaran proses belajar-mengajar itu
sendiri. Oleh karena itu, koperasi sekolah sebaiknya tidak dilaksanakan pada waktu ada
kegiatan pengajaran.
Penyelenggaraan koperasi sekolah dapat diatur sebagai berikut.
a. Toko koperasi dan kantin dibuka pada waktu jam istirahat, pada jam keterampilan atau
pada waktu ada pameran di sekolah.
b. Kegiatan simpan pinjam diselenggarakan untuk menyimpan/menabung, dengan tujuan
agar para siswa mempunyai kegemaran menabung. Kebiasaan meminjam uang di
kalangan siswa sedapat mungkin dihindari, kecuali siswa benar-benar membutuhkan
untuk keperluan yang sangat penting. Uang simpanan dari siswa dapat digunakan
untuk menambah modal toko, kantin, dan usaha lain-lain.
c. Usaha jasa, misalnya perbengkelan, potong rambut, dan pertukangan dapat
diselenggarakan pada waktu libur atau pada waktu ada pameran di sekolah.

9. Pemanfaatan Sisa Hasil Usaha (SHU)


SHU atau keuntungan koperasi sekolah dapat dimanfaatkan sebagai berikut.
a. Dana cadangan koperasi sekolah, bila nantinya mengalami kerugian.
b. Dibagikan kepada para anggota sesuai dengan jasa yang diberikan, dan sebanding
dengan besar simpanannya.

Bab X Perkoperasian dalam Perekonomian Indonesia 385

hitam 385 toska


c. Dana kesejahteraan siswa.
d. Dana pendidikan koperasi.
e. Dana sosial.
f. Dana pemeliharaan gedung sekolah (sebagai tambahan).
Besarnya persentase SHU diatur dalam AD dan ART, sedangkan cara penggunaan dana
kesejahteraan siswa, dana sosial, dan dana pemeliharaan gedung sekolah diatur oleh kepala
sekolah.

10. Prosedur Pendirian Koperasi Sekolah


Keberadaan koperasi sekolah akan memberi manfaat optimal apabila ide dan semangat
pendirian muncul dari bawah, yaitu dari kalangan siswa sendiri. Jadi, koperasi sekolah
dirintis karena ada inisiatif siswa yang merasa mempunyai kebutuhan atau kepentingan
bersama. Misalnya kemudahan dalam memperoleh alat-alat tulis, kemudahan menyalurkan
hasil karya siswa, dan sebagainya. Namun, biasanya inisiatif mendirikan koperasi sekolah
muncul dari pihak guru atau kepala sekolah. Jika demikian, guru mempunyai kewajiban
untuk terus–menerus mendorong inisiatif siswa. Namun, karena proses pendirian koperasi
sekolah terhitung cukup rumit, siswa masih memerlukan bimbingan dari Bapak/Ibu Guru.
Langkah-langkah mendirikan koperasi sekolah sebagai berikut.
a. Buatlah rencana pendirian koperasi sekolah dengan terlebih dahulu mengumpulkan
informasi dan bahan-bahan literatur tentang koperasi sekolah. Salah satu langkah
penting dalam memulai berdirinya koperasi adalah pengumpulan informasi. Kegiatan
ini dapat kalian lakukan dengan mengadakan penelitian (observasi) pada daerah kerja
koperasi yang tidak lain adalah lingkungan sekolah sendiri. Setelah itu, rumuskan
semacam proposal sederhana dan konsultasikan kepada Bapak/Ibu guru mata pelajaran
Ekonomi.
b. Adakan rapat pembentukan yang dihadiri oleh wakil-wakil dari setiap kelas di sekolah
kalian, guru-guru, kepala sekolah, serta wakil pejabat Dinas Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah (UKM) tingkat kabupaten/kota. Rapat pembentukan itu bertujuan untuk
menyusun anggaran dasar, kepengurusan, dan permodalan koperasi sekolah.
c. Setelah anggaran dasar, pengurus, dan permodalan berhasil ditetapkan, kemudian ajukan-
lah permohonan pengakuan kepada Kepala Dinas Koperasi dan UKM kabupaten/kota.
Setiap surat permohonan pengakuan dilampiri dengan:
1) anggaran dasar/anggaran rumah tangga/akta pendirian yang telah disusun rangkap
dua;
2) berita acara rapat pembentukan;
3) neraca awal/permulaan.
d. Setelah surat permohonan pengakuan tersebut diterima, pihak berwenang selanjutnya
akan meneliti dan mengkaji apakah memenuhi persyaratan atau tidak. Apabila telah
memenuhi persyaratan maka selambat-lambatnya enam bulan kemudian akta pendirian/
AD/ART tadi akan disahkan dan disampaikan kepada pendiri koperasi sekolah yang
bersangkutan.

386 Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X

hitam 386 toska


11. Pembinaan dan Pengawasan Koperasi Sekolah
Pembinaan dan pengawasan terhadap koperasi sekolah dilakukan secara bersama
oleh Kepala Dinas Koperasi dan UKM kabupaten/kota serta Kepala Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan kabupaten/kota setempat, tanpa mengurangi hak dan wewenang pejabat
koperasi sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 dan peraturan-
peraturan pelaksanaannya.
Untuk keperluan bimbingan dapat diangkat penasihat koperasi sekolah yang anggota-
anggotanya terdiri atas guru-guru sekolah yang bersangkutan dan Komite Sekolah. Dalam
kegiatan-kegiatan ke luar, kepala sekolah atau guru yang ditunjuk mewakili koperasi sekolah,
baik dalam hubungan-hubungan usaha maupun di luar dan di hadapan pengadilan.
12. Pembubaran Koperasi Sekolah
Pembubaran koperasi sekolah hanya dapat dilakukan dengan surat keputusan Kepala
Dinas Koperasi dan UKM kabupaten/kota dan mendengar pertimbangan/pendapat dari
pimpinan/kepala sekolah dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten/kota setempat,
baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri. Apabila koperasi sekolah dibubarkan dan
ternyata kekayaan koperasi tidak mencukupi untuk menutup segala kerugian/kewajiban-
kewajibannya, maka tanggungan anggota hanya terbatas pada jumlah simpanan yang masih
ada di koperasi pada waktu pembubaran. Sebaliknya, apabila setelah pembubaran masih
terdapat sisa kekayaan, maka sisa kekayaan tersebut diserahkan kepada sekolahnya.
13. Struktur Organisasi Koperasi Sekolah
Struktur organisasi koperasi sekolah adalah sebagai berikut.
a. Perangkat Organisasi Koperasi Sekolah
Perangkat organisasi koperasi sekolah terdiri atas:
1) rapat anggota koperasi sekolah;
2) pengurus koperasi sekolah; dan
3) pengawas koperasi sekolah.
b. Dewan Penasihat Koperasi Sekolah
Untuk keperluan bimbingan kepada koperasi sekolah, diangkat penasihat koperasi
sekolah yang anggota-anggotanya terdiri atas:
1) kepala sekolah yang bersangkutan sesuai dengan jabatannya (ex-officio);
2) guru Ekonomi pada sekolah yang bersangkutan; dan
3) salah seorang orangtua siswa yang menjadi anggota Komite Sekolah.

Perhatikan
Bersikaplah jujur, tanggung jawab, peduli, mandiri, kreatif dan analitis, responsif,
proaktif, serta santun dalam melakukan kegiatan berkoperasi di sekolah, baik sebagai
pengurus maupun sebagai anggota.

Bab X Perkoperasian dalam Perekonomian Indonesia 387

hitam 387 toska


14. Pelaksana Harian
Pelaksana harian bertugas mengelola usaha, administrasi, dan keuangan. Pelaksana
harian dapat diatur bergantian antara pengurus koperasi sekolah, bisa juga ditunjuk secara
tetap atau bergantian antara siswa anggota koperasi sekolah yang tidak menduduki jabatan
pengurus atau pengawas koperasi.
Skema 10.2
Bagan Organisasi Koperasi Sekolah
MURID/SISWA
SEKOLAH

KEPALA
SEKOLAH
RAPAT ANGGOTA
KOPERASI SEKOLAH

PENASIHAT PENGAWAS
(GURU/KOMITE KOPERASI
SEKOLAH) SEKOLAH

GURU/PENGAJAR PENGURUS KOPERASI


SEKOLAH
PENGAWAS
(GURU)

BADAN
BAGIAN ORGANISASI USAHA BAGIAN
DAN ADMINISTRASI KEUANGAN
BUKU PELAJARAN
KEANGGOTAAN

PEMBUKUAN
KEBUTUHAN

PEMBANTU
ALAT-ALAT
PENGETIK

SEKOLAH
AGENDA

POKOK

KASIR

Keterangan:
garis tugas dan tanggung jawab guru terhadap pimpinan sekolah
garis fungsional
garis tugas dan tanggung jawab masing-masing alat perlengkapan
organisasi/bagian
Catatan: Bagan organisasi seperti ini merupakan susunan dasar, yang masih dapat
disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah di masing-masing daerah.

388 Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X

hitam 388 toska


Aktivitas Siswa
Setelah membaca dan mempelajari isi buku Bab X, kalian diminta menuliskan secara
ringkas makna atau definisi tiap konsep penting yang tertera di bagian awal bab ini (bukan
dengan cara menyalin dari yang djelaskan di buku).

15. Peranan Koperasi Sekolah


Peranan koperasi sekolah adalah sebagai berikut.
a. Menunjang pendidikan sekolah ke arah kegiatan-kegiatan praktis guna mencapai
kebutuhan ekonomis di kalangan siswa.
b. Mengembangkan rasa tanggung jawab, disiplin, setia kawan, dan jiwa demokratis pada
siswa sekolah.

Aktivitas Siswa (Kelompok)


Kalian secara bersama-sama siswa satu kelas, dengan didampingi Bapak/Ibu guru
mengunjungi salah satu koperasi di kota kalian (pihak sekolah tentunya menyurati
koperasi tersebut terlebih dahulu mengenai rencana kunjungan kalian).
Tanyakan kepada pengurus koperasi hal-hal yang berkaitan dengan ketentuan-ketentuan
pokok koperasi, pengelolaan, pembagian dan penghitungan SHU, masalah/kendala yang
dihadapi koperasi tersebut, dan sebagainya. Buatlah laporan kelompok sebagai hasil
kunjungan ke koperasi, setelah didiskusikan dengan teman kelompok. Bandingkan juga
dengan isi UU No. 25 Tahun 1992 sebagaimana telah kalian pelajari. Coba kalian pikirkan
dan analisis mengapa koperasi tersebut belum bisa berkembang secara optimal?

Bab X Perkoperasian dalam Perekonomian Indonesia 389

hitam 389 toska


1. Koperasi (menurut UU No. 25 Tahun 1992) adalah badan usaha yang beranggotakan
orang-seorang atau badan hukum dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan.
2. Koperasi Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 serta berdasar atas
asas kekeluargaan.
3. Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan
Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945.
4. Koperasi melaksanakan prinsip koperasi sebagai berikut.
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
c. Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha
masing-masing anggota.
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
e. Kemandirian.
5. Perangkat organisasi koperasi terdiri atas:
a. rapat anggota,
b. pengurus, dan
c. pengawas.
6. Modal koperasi dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a. Modal sendiri dapat berasal dari:
1) simpanan pokok;
2) simpanan wajib;
3) dana cadangan; dan
4) hibah
b. Modal pinjaman dapat berasal dari:
1) anggota;
2) koperasi lainnya dan/atau anggotanya;
3) bank dan lembaga keuangan lainnya;
4) penerbitan obligasi dan surat utang lainnya; dan
5) sumber lain yang sah.
7. Menurut sifat usahanya, koperasi digolongkan sebagai berikut.
a. Koperasi konsumsi, yang melakukan usaha bersama di bidang ekonomi dengan
tujuan membantu, mendidik, dan melayani para anggota dengan jalan
menyediakan barang-barang konsumsi bagi anggotanya.

390 Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X

hitam 390 toska


b.
Koperasi produksi, yaitu koperasi yang anggotanya terdiri atas orang-orang yang
mampu menghasilkan barang atau jasa dengan maksud memperlancar atau
meningkatkan hasil produksi mereka. Dengan demikian, meningkatkan taraf
kesejahteraan anggota. Anggota koperasi produksi dapat dari kalangan kaum
buruh atau kaum pengusaha.
c. Koperasi simpan pinjam atau koperasi kredit, yaitu koperasi yang dalam usahanya
hanya menolong anggota dengan meminjamkan uang dengan bunga ringan
kepada anggotanya.
d. Koperasi jasa yang didirikan untuk memberikan pelayanan atau jasa kepada para
anggotanya.
e. Koperasi serba usaha, yaitu koperasi yang bidang usahanya meliputi berbagai
macam segi ekonomi (bidang produksi, konsumsi, kredit, dan jasa).
8. Gerakan koperasi adalah keseluruhan organisasi koperasi dan kegiatan perkoperasian
yang bersifat terpadu menuju cita-cita bersama koperasi.

Evaluasi Belajar Bab X


I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1. Berikut ini tidak termasuk penggolongan koperasi berdasarkan sifat usahanya, yaitu ....
A. koperasi pasar
B. koperasi konsumsi
C. koperasi jasa
D. koperasi kredit
E. koperasi produksi
2. Kekuasaan tertinggi koperasi berada pada ....
A. pengurus koperasi
B. manajer koperasi
C. Rapat Anggota
D. Dinas Perkoperasian
E. pengawas koperasi
3. Nilai keadilan pada koperasi tercermin dalam ....
A. bunga atas simpanan anggota berdasarkan tingkat bunga pasar
B. pemberian SHU berdasarkan jasa masing-masing anggota
C. proses pengambilan keputusan yang demokratis
D. pemilihan pengurus yang demokratis
E. sifat keanggotaan yang terbuka dan sukarela

Bab X Perkoperasian dalam Perekonomian Indonesia 391

hitam 391 toska


4. Bila sejumlah uang yang sama banyaknya dan wajib dibayarkan oleh anggota kepada
koperasi pada saat masuk menjadi anggota, simpanan tersebut dinamakan ....
A. simpanan sukarela
B. simpanan wajib
C. simpanan pokok
D. uang pangkal
E. hibah
5. Pembagian sisa hasil usaha (SHU) ditetapkan oleh ....
A. manajer koperasi B.
pengurus koperasi
C. dewan koperasi
D. Rapat Anggota
E. Rapat Pimpinan Koperasi

II. Jawablah pertanyaan berikut ini secara ringkas dan jelas!


1. Bagaimana Bung Hatta memberi pengertian pada Koperasi Indonesia? Bagaimana pula
pengertian koperasi menurut UU No. 25 Tahun 1992?
2. Gotong royong dan koperasi adalah serupa tetapi tidak sama. Sebutkan persamaan dan
perbedaan antara keduanya!
3. Apa yang dimaksud swadaya, swakarsa, dan swasembada?
4. Terangkan mengapa dana cadangan dapat digunakan sebagai modal oleh koperasi?
5. Apa perbedaan koperasi produksi kaum buruh dengan koperasi produksi kaum produsen?
6. Menurut pendapat kalian, mengapa Dr. Mohammad Hatta diangkat sebagai Bapak Koperasi
Indonesia?
7. Gambarkan dalam skema tingkatan dalam koperasi serta berikan penjelasan ringkas tentang
masing-masing tingkat koperasi tersebut.
8. Sebutkan wewenang Rapat Anggota koperasi!
9. Siapa saja tokoh dalam gerakan koperasi di Indonesia?
10. Jelaskan tentang lambang Koperasi Indonesia!

hitam 392 toska

Anda mungkin juga menyukai