Sesi 1 Koperasi
Sesi 1 Koperasi
Perekonomian Indonesia X
Sumber: http2.bp.blogspot.com-S-v3CBNvA8gTtBBE847ilIAAAAAAAAAAQVe7rQLQJ6EQs1600DSC00141.tif
Kata Kunci
♦ Anggaran Dasar (AD) koperasi ♦ Koperasi sekolah
♦ Anggaran Rumah Tangga (ART) koperasi ♦ Prinsip dasar koperasi
♦ Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) ♦ Rapat Anggota Koperasi
♦ Gerakan koperasi ♦ Sisa Hasil Usaha (SHU)
♦ Koperasi
Bangun
badan usaha: Gerakan
koperasi di
Eropa
BUMN BUMS Koperasi Memengaruhi:
Gerakan
Berdasarkan: koperasi di
• UU No. 25/1992. Indonesia
• Diganti menjadi UU No. 17/2012.
• 29 Mei 2014 UU No. 17/2012
dibatalkan oleh MK. Landasan, tujuan,
• Berlaku kembali UU No. 25/1992. asas, dan prinsip
koperasi
Konsep Jenis-jenis
koperasi koperasi
Peran
Peran
Prosedur
pendirian Koperasi
sekolah
Prosedur
pendirian
Pengantar
Pada tahun 2012, Undang-Undang (UU) Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian telah
diganti dengan UU yang baru, yakni UU No. 17 Tahun 2012. Namun, berdasarkan permohonan
pengujian terhadap UU No. 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Mahkamah Konstitusi (MK)
pada tanggal 29 Mei 2014 telah memutuskan bahwa UU tersebut bertentangan dengan UUD
NRI Tahun 1945 dan tidak lagi mempunyai kekuatan hukum mengikat (dibatalkan). MK juga
memutuskan bahwa UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian berlaku untuk sementara
waktu sampai dengan dikeluarkannya UU yang baru. Dalam pertimbangannya, MK berpendapat
bahwa filosofi dalam UU No. 17 Tahun 2012 tidak sesuai dengan hakikat susunan perekonomian
sebagai usaha bersama dan berdasarkan asas kekeluargaan yang termuat dalam Pasal 33 ayat
(1) UUD NRI Tahun 1945. Menurut MK, pengertian koperasi ternyata telah dielaborasi dalam
pasal-pasal lain di dalam UU Nomor 17 Tahun 2012 sehingga di satu sisi mereduksi atau bahkan
menghasilkan hak dan kewajiban anggota dengan menjadikan kewenangan pengawasan terlalu
luas.
UU Nomor 17 Tahun 2012 juga dianggap mengutamakan skema permodalan materiil dan
finansial serta mengesampingkan modal sosial yang menjadi ciri fundamental koperasi sebagai suatu
entitas khas pelaku ekonomi berdasarkan UUD NRI Tahun 1945. Pada sisi lain, koperasi dengan demikian
menjadi sama dan tidak berbeda dengan perseroan terbatas (PT) dan kehilangan roh konstitusionalnya
sehingga entitas pelaku ekonomi khas bagi bangsa yang berfilosofi gotong royong.
Permohonan pengujian terhadap UU Nomor 17 Tahun 2012 diajukan ke MK oleh beberapa
koperasi di Indonesia, antara lain Gabungan Koperasi Pegawai RI Provinsi Jawa Timur, Pusat
Koperasi Unit Desa Jawa Timur, Pusat Koperasi Wanita Jawa Timur, dan Gabungan Koperasi
Susu Indonesia. Mereka menilai sejumlah pasal yang mengatur norma badan hukum koperasi,
modal penyertaan dari luar anggota, kewenangan Pengawas dan Dewan Koperasi dalam UU
Nomor 17 Tahun 2012 tersebut telah mencabut roh kedaulatan rakyat, demokrasi ekonomi, serta
asas kekeluargaan dan kebersamaan yang dijamin konstitusi.
Dengan telah dibatalkannya UU No. 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, maka Bab X ini
pembahasan mengenai Koperasi Indonesia didasarkan pada UU No. 25 Tahun 1992.
pemilik modal, dan petani tetap saja miskin. Bahkan ada yang lebih gemar meminjam
uang dengan bunga murah itu untuk tujuan-tujuan lain. Hal ini dapat terjadi karena
bantuan tersebut kurang mendidik kesadaran para peminjam dan kurang adanya
pengawasan atas penggunaan uang tersebut.
Belajar dari pengalaman ini, Raiffeisen sampai pada kesimpulan bahwa untuk
memperbaiki kehidupan petani tidaklah cukup hanya dengan dana yang berasal dari
orang lain berdasarkan rasa sosial atau amal saja. Orang yang memerlukan bantuan
itu sendirilah yang harus berusaha, dan membentuk suatu organisasi untuk saling
membantu berdasarkan kekuatan sendiri. Inilah yang disebut self-help atau swadaya.
Oleh karena itu, pada tahun 1864, ketika ia dipindahkan menjadi walikota
di Heddesdord, ia mulai dengan cara lain. Dengan berpegang pada semboyan
tolonglah dirimu sendiri, maka Tuhan pun akan menolongmu ia menciptakan apa yang
sekarang kita kenal dengan nama koperasi kredit atau koperasi simpan-pinjam.
Dalam perkembangan selanjutnya, usaha simpan pinjam segera diperluas dengan
pembelian bersama, dan koordinasi antarkoperasi dalam bentuk bank-bank daerah
dan satu bank pusat. Pada waktu Raiffeisen meninggal (1888), di Jerman sudah ada
lebih dari 400 koperasi kredit.
2) Herman Schulze Delitzsch (1808–1883)
Dalam waktu yang hampir bersamaan timbul juga Usaha Bersama Perkreditan
di kalangan pedagang dan pengusaha kecil, atas prakarsa Schulze Delitzsch. Schulze,
seorang hakim (yang berasal dari kota Delitzsch), menjabat ketua Komisi
Perdagangan di Parlemen. Tujuan Schulze tidak berbeda dengan Raiffeisen, hanya
jalan yang ditempuh agak berbeda, yaitu dengan membentuk bank koperasi dengan
sistem administrasi dan cara kerja sebagai berikut.
Tokoh Ekonomi
Dr. Mohammad Hatta (1902–1980)
Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi, Sumatra Barat, 12
Agustus 1902. Setelah lulus Europese Lagere School (ELS, setingkat
SD) di Bukittinggi, Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs (MULO,
setingkat SMP) di Padang, dan Handels Middlebare School (HMS,
sekolah menengah ekonomi) Jakarta, Mohammad Hatta (yang
lebih dikenal dengan panggilan Bung Hatta) melanjutkan studinya
di bidang ekonomi di Rotterdam, Belanda, tahun 1921. Sebagai
mahasiswa, ia aktif dalam Perhimpunan Indonesia (mahasiswa
Indonesia di luar negeri). Pada tanggal 17 Agustus 1945 bersama
Soekarno, atas nama seluruh rakyat Indonesia memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 18 Agustus 1945 ia diangkat
Sumber: http://cdn.klimg.com/ menjadi Wakil Presiden RI pertama. Bung Hatta yang pada tahun
merdeka.com/i/w/tokoh/
2012/01/11/412/200x300/ 1949 sebagai Ketua Delegasi RI ke Konferensi Meja Bundar (KMB)
mohammad-hatta.jpg di Belanda menerima penyerahan kedaulatan RI dari Ratu Juliana,
Gambar 10.5 tahun 1950 menjadi Perdana Menteri dalam kabinet RIS merangkap
Dr. Mohammad Hatta
(1902 – 1980)
Menteri Luar Negeri. Sejak terbentuknya negara kesatuan, Bung
Hatta diangkat sebagai Wakil Presiden, namun kemudian mengundurkan diri sebagai Wakil
Presiden RI pada tanggal 1 Desember 1956.
7. Jenis-jenis Koperasi
Jenis-jenis koperasi dapat digolongkan menurut berbagai segi, di antaranya sebagai
berikut.
a. Koperasi Menurut Sifat Usahanya
Menurut sifat usahanya, koperasi dibedakan menjadi lima macam sebagai berikut.
1) Koperasi konsumsi
Koperasi konsumsi adalah suatu usaha bersama di bidang ekonomi. Koperasi ini
bertujuan membantu, mendidik, dan melayani para anggota dengan jalan menyediakan
barang-barang konsumsi bagi anggotanya. Barang konsumsi adalah barang yang
diperlukan setiap hari, misalnya barang-barang pangan (beras, gula, kopi, dan minyak
kelapa), barang-barang sandang (tekstil dan batik), serta barang pembantu keperluan
sehari-hari (sabun dan minyak tanah).
Koperasi konsumsi bertujuan agar anggota-anggotanya dapat membeli barang-
barang konsumsi dengan kualitas yang baik dan harga yang layak.
2) Koperasi produksi
Koperasi produksi adalah koperasi yang anggotanya terdiri atas orang-orang
yang mampu menghasilkan barang dengan maksud untuk memperlancar atau
meningkatkan hasil produksi mereka. Dengan demikian, dapat meningkatkan
taraf kesejahteraan anggota. Orang-orang tersebut adalah kaum buruh atau kaum
pengusaha. Ada dua macam koperasi produksi, yaitu sebagai berikut.
a) Koperasi produksi kaum buruh
Koperasi ini anggotanya tidak mempunyai perusahaan sendiri. Anggota-
anggota koperasi ini terdiri atas kaum buruh yang masing-masing memiliki
keterampilan tertentu. Mereka bersama-sama mengumpulkan modal atau
simpanan dan mendirikan sebuah perusahaan bersama. Perusahaan ini dapat
berupa perusahaan kerajinan, pertanian, atau peternakan. Mereka sendiri yang
menjadi buruh. Karena menjadi anggota koperasi, mereka juga sekaligus sebagai
pemilik perusahaan.
di mana:
SHU Koperasi : Sisa Hasil Usaha per anggota
Y : SHU Koperasi yang dibagi atas aktivitas ekonomi (AE)
X : SHU Koperasi yang dibagi atas modal usaha (MU)
Ta Sa
SHU Koperasi AE = ( JUA ) SHU Koperasi MU = ( JMA )
SK TK
di mana:
JUA : Jasa usaha anggota
JMA : Jasa modal anggota
Ta : Total transaksi anggota
Tk : Total transaksi koperasi
Sa : Jumlah simpanan anggota
Sk : Total simpanan anggota (total modal sendiri)
Bila SHU bagian anggota menurut AD/ART Koperasi Adil Makmur adalah 40%
dari total SHU, dan rapat anggota menetapkan bahwa SHU bagian anggota tersebut
dibagi secara proporsional menurut jasa modal dan usaha, dengan pembagian jasa
usaha anggota sebesar 70%, dan jasa modal anggota (JMA) sebesar 30%, maka ada 2
cara menghitung persentase JUA dan JMA, yaitu sebagai berikut.
1) Pertama, langsung dihitung dari total SHU koperasi.
JUA = 70% × 40% total SHU koperasi setelah pajak
= 28% dari total SHU koperasi
JMA = 30% × 40% total SHU koperasi setelah pajak
= 12% dari total SHU koperasi
1.400
SHU modal Pak Heru = × Rp24.000,00 = 155.736,00
215.750
Diskusi
Banyak koperasi Indonesia tidak berkembang dan sulit untuk mencapai kemajuan.
Diskusikanlah dengan teman kelompok belajar kalian, faktor apa saja yang menyebabkan
banyak koperasi di Indonesia sulit berkembang dan cenderung statis.
Buatlah catatan atas hasil diskusi, kemudian presentasikan hasil diskusi masing-masing
kelompok di depan kelas.
d. Pengurus Koperasi
Pengurus koperasi dipilih dan diangkat oleh rapat anggota dari kalangan anggota
sendiri. Pengurus merupakan pemegang kuasa rapat anggota. Masa jabatan pengurus
ditentukan dalam AD dan tidak boleh lebih dari lima tahun. Walaupun untuk masa
jabatan yang berikutnya anggota-anggota pengurus tadi masih dapat dipilih kembali,
baik sebagian maupun seluruhnya. Pengurus merupakan pemegang kuasa rapat anggota,
dan bertanggung jawab mengenai segala kegiatan pengelolaan koperasi dan usahanya
kepada rapat anggota atau rapat anggota luar biasa.
Apabila koperasi terus-menerus meningkat dan berkembang, pengurus dapat
mengangkat pengelola sebagai manajer atau direksi untuk membantu mengelola usaha
koperasi. Manajer adalah pegawai atau karyawan koperasi dan bertanggung jawab
kepada pengurus. Dalam hal seperti itu, tugas pengurus adalah mengawasi pelaksanaan
wewenang dan kuasa yang diberikan kepada manajer.
Aktivitas Siswa
Coba kalian cari informasi di website mengenai UU No. 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian
yang telah dibatalkan oleh MK pada 29 Mei 2014. Coba buatlah perbandingan dengan isi
UU No. 25 Tahun 1992, hal-hal mendasar apa saja yang membedakan kedua Undang-
Undang tentang Perkoperasian tersebut (kalian bisa buat/susun dalam bentuk kolom
tabel untuk memudahkan pembandingan). Hasilnya kalian serahkan kepada Bapak/Ibu
guru untuk mendapatkan penilaian dan komentar.
Sumber: http://www.masamabakung.com/wp-content/uploads/2013/10/koperasi-
siswa.jpg
Gambar 10.8 Koperasi Sekolah
Maksud dan tujuan pendirian koperasi sekolah bagi siswa dalam kerangka pendidikan
nasional adalah sebagai berikut.
a. Menunjang pendidikan sekolah ke arah kegiatan-kegiatan praktis guna mencapai
kebutuhan ekonomi di kalangan siswa.
b. Mengembangkan rasa tanggung jawab, disiplin, setia kawan, dan jiwa demokratis pada
siswa sekolah yang sangat berguna bagi pembangunan diri dan negara.
3. Kepengurusan
Hal-hal yang berkenaan dengan kepengurusan koperasi sekolah adalah sebagai berikut.
a. Koperasi sekolah dipimpin oleh pengurus yang dipilih dari kalangan siswa anggota
koperasi sekolah dalam suatu rapat anggota.
b. Bendahara koperasi sekolah pada prinsipnya dipilih dari kalangan siswa. Untuk ke-
pentingan pembinaan, bimbingan, pengamanan, serta pengawasan organisasi, dan
kegiatan usaha koperasi sekolah, maka kepala sekolah yang bersangkutan dapat
mengangkat guru sebagai pengawas atau bendahara koperasi sekolah. Sebaiknya yang
diangkat menjadi pengawas dan bendahara koperasi sekolah adalah guru yang mengajar
mata pelajaran Ekonomi atau mereka yang pernah mengikuti latihan perkoperasian pada
umumnya, khususnya latihan akuntansi atau audit koperasi.
6. Anggaran Dasar
Anggaran dasar adalah peraturan tertulis mengenai ketentuan-ketentuan pokok
organisasi, tata laksana, dan kegiatan koperasi. Anggaran dasar merupakan salah satu syarat
mutlak bagi berdirinya sebuah koperasi, termasuk koperasi sekolah. Gunanya ialah untuk
menjamin ketertiban organisasi, mencegah terjadinya kesewenang-wenangan dari pelaksana
dan pengurusan koperasi, serta menjamin hubungan dengan pihak lain dalam rangka
kerja sama untuk suatu kegiatan usaha. Menyusun anggaran dasar yang baik merupakan
pekerjaan yang cukup sukar. Kantor dinas koperasi kota/kabupaten biasanya menyediakan
contoh yang dapat dipakai sebagai pedoman.
Anggaran dasar koperasi pada dasarnya berisikan:
a. nama, pekerjaan (guru, siswa, atau lainnya) para pendiri koperasi sekolah,
b. nama lengkap dan nama singkatan koperasi sekolah yang bersangkutan,
c. tempat kedudukan koperasi,
d. maksud dan tujuan koperasi,
e. ketegasan mengenai bidang usahanya,
f. syarat-syarat keanggotaan (masuk dan berhenti sebagai anggota),
g. ketetapan tentang permodalan koperasi sekolah,
h. peraturan tentang pimpinan koperasi dan kekuasaan anggota,
i. ketentuan tentang kuorum rapat anggota,
j. penetapan tahun buku (kapan mulai dan kapan berakhir),
k. ketentuan tentang selisih hasil usaha pada akhir tahun buku, dan
l. ketentuan mengenai sisa kekayaan apabila koperasi dibubarkan.
8. Waktu Penyelenggaraan
Tujuan koperasi sekolah adalah untuk menunjang pelaksanaan pendidikan para siswa.
Waktu pelaksanaannya tidak boleh mengganggu kelancaran proses belajar-mengajar itu
sendiri. Oleh karena itu, koperasi sekolah sebaiknya tidak dilaksanakan pada waktu ada
kegiatan pengajaran.
Penyelenggaraan koperasi sekolah dapat diatur sebagai berikut.
a. Toko koperasi dan kantin dibuka pada waktu jam istirahat, pada jam keterampilan atau
pada waktu ada pameran di sekolah.
b. Kegiatan simpan pinjam diselenggarakan untuk menyimpan/menabung, dengan tujuan
agar para siswa mempunyai kegemaran menabung. Kebiasaan meminjam uang di
kalangan siswa sedapat mungkin dihindari, kecuali siswa benar-benar membutuhkan
untuk keperluan yang sangat penting. Uang simpanan dari siswa dapat digunakan
untuk menambah modal toko, kantin, dan usaha lain-lain.
c. Usaha jasa, misalnya perbengkelan, potong rambut, dan pertukangan dapat
diselenggarakan pada waktu libur atau pada waktu ada pameran di sekolah.
Perhatikan
Bersikaplah jujur, tanggung jawab, peduli, mandiri, kreatif dan analitis, responsif,
proaktif, serta santun dalam melakukan kegiatan berkoperasi di sekolah, baik sebagai
pengurus maupun sebagai anggota.
KEPALA
SEKOLAH
RAPAT ANGGOTA
KOPERASI SEKOLAH
PENASIHAT PENGAWAS
(GURU/KOMITE KOPERASI
SEKOLAH) SEKOLAH
BADAN
BAGIAN ORGANISASI USAHA BAGIAN
DAN ADMINISTRASI KEUANGAN
BUKU PELAJARAN
KEANGGOTAAN
PEMBUKUAN
KEBUTUHAN
PEMBANTU
ALAT-ALAT
PENGETIK
SEKOLAH
AGENDA
POKOK
KASIR
Keterangan:
garis tugas dan tanggung jawab guru terhadap pimpinan sekolah
garis fungsional
garis tugas dan tanggung jawab masing-masing alat perlengkapan
organisasi/bagian
Catatan: Bagan organisasi seperti ini merupakan susunan dasar, yang masih dapat
disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah di masing-masing daerah.