Anda di halaman 1dari 32

TEKNOLOGI INFORMASI DI SD

WAWANCARA & STUDI LITERATUR TENTANG PROBLEMATIKA


PEMANFAATAN TIK UNTUK PEMBELAJARAN DI SD

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Teknologi Informasi di SD

Dosen Pengampu : Dr. Wawan Krismanto, S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh :

1. Ayu. L 230407551005
2. Asma Aliyah 230407550036
3. Nur Rahmayanti R 230407552014
4. Felicia Satriana 230407550022

C23C

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2024

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah puji dan syukur atas kehadirat Allah Subhanahu Wata’Ala


atas limpahan nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan Teknologi Informasi di SD dengan judul “Wawancara & Studi Literatur
Tentang Problematika Pemanfaatan TIK Untuk Pembelajaran Di SD.”
Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada Dosen Pengampu Mata
Kuliah Teknologi Informasi di SD dalam hal ini Bapak Dr. Wawan Krismanto,
S.Pd.,M.Pd. atas arahannya dalam pembuatan laporan ini. Begitu pula ucapan
terima kasih kepada teman- teman anggota kelompok serta orang-orang yang
telah terlibat sehingga penulisan laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini terdapat banyak


kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun
sangat dibutuhkan untuk penulisan laporan selanjutnya. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Parepare, 6 februari 2024

Kelompok

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... ii


DAFTAR ISI....................................................................................... iii
A. Pendahuluan ................................................................................ 1
B. Data Wawancara.......................................................................... 2
a. Profile Narasumber ................................................................. 2
b. Data Hasil Wawancara ........................................................... 2
c. Kesimpulan ............................................................................. 4
C. Hasil Kajian Literatur .................................................................... 5
a. Uraian Artikel .......................................................................... 5
b. Kesimpulan ............................................................................. 23
D. Pembahasan ................................................................................ 24
E. Kesimpulan .................................................................................. 26
F. Referensi...................................................................................... 28

iii
A. Pendahuluan
 Manfaat/pentingnya Pemanfaatan TIK untuk pembelajaran di Sekolah
Dasar
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di
sekolah dasar memiliki manfaat dan kepentingan yang signifikan.
Pertama, TIK dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah
dasar. Dengan menggunakan TIK, guru dapat menyajikan materi
pembelajaran secara interaktif dan menarik melalui multimedia,
presentasi, dan video. Hal ini dapat membantu siswa dalam
pemahaman konsep-konsep yang sulit dan memotivasi mereka untuk
belajar dengan cara yang lebih menyenangkan. Selain itu, TIK juga
memungkinkan siswa untuk mengakses sumber belajar yang lebih luas
melalui internet, memperkaya pengetahuan mereka dan membantu
mereka mengembangkan keterampilan penelitian.
Kedua, pemanfaatan TIK di sekolah dasar juga dapat membantu
siswa mengembangkan keterampilan teknologi yang penting untuk
masa depan. Dalam era digital ini, kemampuan menggunakan teknologi
menjadi keterampilan yang sangat dibutuhkan di dunia kerja. Dengan
memperkenalkan TIK sejak dini, siswa dapat belajar menggunakan
perangkat teknologi seperti komputer, tablet, dan perangkat lunak
pendidikan. Mereka juga dapat belajar tentang etika digital, keamanan
online, dan cara berkomunikasi secara efektif melalui media sosial.
Semua ini akan membantu siswa dalam mempersiapkan diri untuk
menghadapi tantangan dunia digital yang terus berkembang.
Secara keseluruhan, pemanfaatan TIK di sekolah dasar memiliki
manfaat yang signifikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan
membantu siswa mengembangkan keterampilan teknologi yang
penting. Dengan memanfaatkan TIK dengan bijak, sekolah dasar dapat
menciptakan lingkungan pembelajaran yang inovatif, menarik, dan
relevan dengan kebutuhan siswa di era digital

1
B. Data Wawancara
a. Profile Narasumber
Dari hasil wawancara online melalui via chat WhatsApp yang
kami lakukan hari selasa, 5 februari 2024, dari pukul 09.57-11.55 WITA,
kami mewawancarai salah satu guru SD yang mengajar di sekolah
UPTD SDN 152 BARRU.
Identitas Narasumber :
Nama : Narda Yusuf S.Pd
Tempat/Tanggal lahir : 15 Juni 1984
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : S1 Bimbingan dan Konseling, S1 PGSD
Asal Daerah : Barru
b. Data Hasil Wawancara
1. Apa saja pengalaman/penggunaan/penerapan/implementasi TIK
untuk pembelajaran di sekolah Ibu?
Jawaban :
Untuk pengalaman dalam penggunaan TIK saya biasa membuat
media pembelajaran,perangkat pembelajaran dengan canva.
2. Apa saja pengalaman/penggunaan/penerapan/implementasi TIK
untuk administrasi dan manajemen di sekolah atau kelas Ibu?
Jawaban :
Pengalaman saya dalam menggunakan TIK yaitu dengan
menerapkan kuis menggunakan wordwall,canva pada pembuatan
administrasi dan media pembelajaran.
3. Pengalaman pembelajaran teknologi elearning (zoom/gmeet/google
classroom/aplikasi lain)
Jawaban :
Aplikasi TIk yang saya gunakan sehari hari yaitu google
docx,google, slide,canva.

2
4. Apa saja kesulitan pada diri siswa jika pembelajarannya
memanfaatkan TIK?
Jawaban :
Kesulitan pada siswa secara keseluruhan belum mahir
menggunakan TIK, tapi sekolah kami ada kegiatan eskul setiap
bulan melatih guru dan siswa TIK dengan menggunakan cromebook.
5. Apa kesulitan pada diri guru jika pembelajarannya memanfaatkan
TIK?
Jawaban :
Kesulitannya pada diri guru sendiri adalah masih ada beberapa yang
rendah minatnya dalam mempelajari TIK.
6. Apa kesulitan yang akan terjadi pada para orang tua siswa jika
pembelajarannya memanfaatkan TIK?
Jawaban :
Sejauh ini kami/sekolah belum melibatkan orang tua untuk
memantau anaknya menggunakan TIK
7. Apa saja yang menghambat siswa jika pembelajarannya
memanfaatkan TIK?
Jawaban :
Faktor penghambat siswa jika pembelajarannya menggunakan TIK
adalah jaringan dan alat TIK tidak stabil
8. Apa saja yang menghambat guru dalam penggunaan/
penerapan/implementasi TIK untuk pembelajaran di kelas?
Jawaban :
Penghambat guru dalam penggunaan TIK saat mengajar adalah
jaringan karena daerah kami ini termasuk sulit dalam menggunakan
akses internet yang lancar.
9. Apa saja dari sisi orang tua siswa yang menghambat jika
pembelajarannya memanfaatkan TIK?
Jawaban :
Akses ke sumber daya TIK, seperti perangkat lunak pendidikan,
aplikasi pembelajaran, dan sumber daya digital lainnya yang

3
mendukung proses pembelajaran.
10. Apa yang dibutuhkan guru jika diminta untuk melakukan
pembelajaran dengan mengintegrasikan TIK?
Jawaban :
Koneksi internet yang stabil dan cepat agar guru dapat mengakses
sumber daya online perangkat keras yang memadai, seperti
komputer atau laptop, untuk menyelenggarakan pembelajaran
online.perangkat presentasi, seperti proyektor atau papan tulis
interaktif, untuk memfasilitasi pembelajaran tatap muka.
11. Apa yang perlu ibu latih kepada peserta didik ibu jika diminta untuk
melakukan pembelajaran dengan mengintegrasikan TIK?
Jawaban :
Saya bisa melakukan pengenalan kuis kuis interaktif untuk
pembelajaran, pengenalan aplikasi yang memudahkan guru untuk
membuat perangkat pembelajaran dan media pembelajaran.
12. Menurut ibu apakah memungkinkan jika pembelajaran nya
mengintegrasikan TIK di sekolah/kelas anda? Apa alasannya?
Jawaban :
Mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran di sekolah tidak hanya
memungkinkan, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas
Pendidikan dengan memberikan pengalaman pembelajaran yang
lebih menarik, relevan, dan sesuai dengan tuntutan zaman.

c. Kesimpulan
Tik (Teknologi Informasi dan Komunikasi) memiliki banyak manfaat
dalam pembelajaran di sekolah dasar (SD), antara lain:
1) Aksesibilitas: Tik memungkinkan akses ke berbagai sumber belajar,
materi, dan informasi yang dapat meningkatkan pemahaman siswa
tentang berbagai topik pelajaran.
2) Interaktif: Berbagai alat dan aplikasi tik memungkinkan pembelajaran
menjadi lebih interaktif, memungkinkan siswa untuk terlibat secara
aktif dalam proses belajar.

4
3) Visualisasi: Melalui tik, konsep-konsep abstrak dapat diilustrasikan
secara visual, membantu siswa memahami materi dengan lebih baik.
4) Kolaborasi: Tik memungkinkan siswa untuk bekerja sama dalam
proyek-proyek kelompok, memperkuat keterampilan kerja tim dan
kolaboratif.
5) Pemecahan Masalah: Siswa dapat menggunakan tik untuk
memecahkan masalah dan menemukan jawaban atas pertanyaan
mereka sendiri melalui penelusuran online dan sumber daya lainnya.
6) Pengembangan Keterampilan Teknologi: Penggunaan tik dalam
pembelajaran membantu siswa mengembangkan keterampilan
teknologi yang penting untuk masa depan.
Dengan memanfaatkan TIK dengan baik, pembelajaran di
sekolah dasar dapat menjadi lebih menarik, efektif, dan relevan dengan
kebutuhan siswa masa kini.

C. Hasil Kajian Literatur


a. Uraian Artikel
 Artikel 1
a) Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
(1) Rancangan pembelajaran daring dengan pemanfaatan media
teknologi informasi dan komunikasi. (2) Proses pembelajaran daring
dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. (3) Dampak
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran
daring. Metode penelitian yang diterapkan adalah deskriptif kualitatif
yaitu, untuk menguraikan, mendiskripsikan, dan menggambarkan
upaya guru dan peserta didik dalam melakukan pembelajaran
daring dengan pemanfaatan teknologi informasidan komunikasi di
SDN Cikokol 1, menggunakan teknik pengumpulan datayaitudengan
wawancara dan observasi. Subjek penelitian ini adalah guru kelas
III B dan siswa kelas III B SDN Cikokol 1 Kota Tangerang. Objek
penelitian ini adalah proses pemanfaatan teknologi informasi

5
dan komunikasi dalam pembelajaran daring. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa dalam proses pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi pembelajaran daring ini siswa sangat antusias selama
mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi.
b) Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi terhadap guru
serta peserta didik kelas III SDN Cikokol 1. Dapat disimpulkan
bahwa, guru mampu melakukan rancangan kegiatan pembelajaran
daring dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
berupa platform dan aplikasi-aplikasi seperti zoom, power point,
google form, quizizz, whatsapp group, google drive, canva,dan
kinemasteryang tertuang didalam rencana pelaksanaan
pembelajaran daring. Selain itu, guru dan peserta didik mampu
menggunakan pemanfaatan platform dan aplikasi-aplikasi tersebut
didalam proses pembelajaran daring, hal ini dibuktikan dengan
kegiatan pembelajaran daring yang dilaksanakan melalui zoom dan
whatsapp group, serta penggunaan power point dan video
pembelajaran sebagai media pembelajaran pengantar materi ajar.
Dan penggunaan google drive serta google form sebagai penugasan
terhadap peserta didik.Kemudian, pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi pada pembelajaran daring di SDN Cikokol 1
khususnya di kelasIII dapat memberikan dampak baik, yakni
menjadikan guru dan peserta didik memiliki pengetahuan dan
kemampuan didalam penggunaan teknologi pada pembelajaran
daring.
c) Saran
Berdasarkan simpulan diatas disarankan kepada:
1. Para guru sekolah dasar, hendaknya pada pembelajaran daring
selalu menciptakan media pembelajaran berbasis teknologi
informasi dan komunikasi yang interaktif dan menarik bagi
peserta didik, agar proses pembelajaran selalu menyenangkan

6
dan bermakna bagi peserta didik.
2. Para kepala sekolah dasar, hendaknya selalu memberikan
pelatihan rutin bagi guru sekolah dasar untuk mempelajari
pemanfaatan serta penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi yang baik dalam pembelajaran daring.
 Artikel 2
a) Abstrak
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, jenis penelitian
studi kasus, tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
problem/kendala yang dihadapi guru dalam menggunakan (TIK).
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan suatu alat
yang digunakan untuk menyampaikan informasi yang berkaitan
dengan pemrosesan, pengelolaan dan pemindahan informasi.
adapun jenis jenis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang
menjadi focus penelitian antara lain : komputer/laptop dan LCD
proyektor. di era globalisasi seperti sekarang ini guru di tuntut untuk
dapat menggunakan TIK dalam proses pembelajaran untuk
menambah wawasan serta dapat membatu guru dalam menambah
bahan ajar. dengan adanya penggunaan TIK dalam proses
pembelajaran, data data hasil penelitian dapat simpulkan
problem/kendala yang terjadi dalam penggunaan TIK di sekolah
dasar seperti: menguras waktu, terbatasnya jumlah infokus, siswa
kurang fokus terhadap materi, tidak tersedianya jaringan internet dan
tidak tersedianya layar infokus.
b) Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di
paparkan dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa kendala
dalam penggunaan TIK di sekolah dasar seperti: menguras waktu
yang cukup banyak, terbatasnya jumlah infokus, siswa kurang
memahami materi yang disampaikan, tidak tersedianya jaringan
internet dan tidak tersedianya layar infokus di sekolah sehingga
dalam proses pembelajaran guru menggunakan papan tulis untuk

7
memantulkan cahaya dari infokus.
c) Saran
Peneliti merekomendasikan kepada pihak sekolah untuk
dapat melengkapi sarana dan prasarana TIK yang ada disekolah
dan selalu memberikan motivasi dan semanggat kepada guru untuk
selalu meningkatkan kompetensi yang di miliki guru terutama dalam
penggunaan Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK). Selain itu
peneliti merekomendasikan agar guru dapat selalu menggali potensi
yang ada pada dirinya terutama dalam penggunaan perangkat TIK
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dan kegiatan pembelajaran
bisa lebih menarik.
 Artikel 3
a) Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hambatan
dalam penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) guru
kelas IV SD khususnya di gugus VI UPTD Kecamatan Ponjong,
Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Subjek penelitian adalah guru kelas IV di gugus VI pada tahun ajaran
2014/2015. Setting penelitian mengambil tempat di gugus VI UPTD
kecamatan Ponjong dengan menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif. Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data
dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Metode yang
digunakan untuk menganalisis data menggunakan model Interaktif
Miles & Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap guru
kelas IV di gugus VI UPTD kecamatan Ponjong mendukung terhadap
penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam
pembelajaran. Ketersediaan media berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) di gugus VI masih terbatas belum memenuhi
perbandingan dengan jumlah peserta didik yang ada. Pada tahap
pemanfaatan media berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK), guru belum optimal dalam memanfaatkan media yang ada.
Pelatihan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bagi guru

8
sekolah dasar belum merata untuk semua guru kelas IV di gugus VI
UPTD kecamatan Ponjong. Hambatan penguasaan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) guru kelas IV di gugus VI berupa: (1)
faktor usia guru, (2) motivasi dan sikap guru, (3) ketersediaan media
berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), (4) kondisi
geografis sekolah, dan (5) belum memperoleh kesempatan
mengikuti pelatihan.
b) Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya
dalam mengidentifikasi hambatan penguasaan keterampilan
Teknologi dan Informasi bagi guru di gugus VI UPTD kecamatan
Ponjong, dapat disimpulkan bahwa : (1) sikap guru kelas IV di gugus
VI UPTD kecamatan Ponjong mendukung terhadap perkembangan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) serta pemanfaatannya
dalam pembelajaran. Pemanfaatan internet di gugus VI terkendala
faktor geografis seperti yang dialami di SD Negeri Mendak; (2)
ketersediaan media Identifikasi Hambatan dalam .... (Irfan Dwi
Nugroho) 13 berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di
gugus VI masih terbatas belum memenuhi perbandingan dengan
jumlah peserta didik yang ada. SD Muhamadiyah Kuwon dengan
peserta didik berjumlah 121 anak memiliki 4 unit komputer namun
yang berfungsi hanya 1 unit, dan 1 unit LCD. SD Negeri Mendak
dengan peserta didik berjumlah 60 anak memiliki 3 unit laptop, 1 unit
LCD, dan 2 unit printer namun yang berfungsi hanya 1 unit. SD
Negeri Ponjong IV dengan peserta didik berjumlah 122 anak memiliki
2 unit komputer, 4 unit laptop, dan 1 unit LCD. Sedangkan di SD
Negeri Ponjong I dengan jumlah peserta didik 168 anak memiliki
komputer berjumlah 22 unit yang ditempatkan di laboratorium
komputer, 3 unit LCD, 7 unit laptop, 5 unit printer, fasilitas internet
diakses melalui jaringan Speedy dan tower internet, 1 unit parabola
serta 2 unit televisi untuk mengakses TV Edukasi; (3) pada tahap
pemanfaatan media berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi

9
(TIK), guru belum optimal dalam memanfaatkan media yang ada. 3
dari 4 guru kelas IV di gugus VI sudah mulai mengaplikasikan media
pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
walaupun intensitasnya masih belum sering; (4) pelatihan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) bagi guru sekolah dasar belum
merata untuk semua guru kelas IV di gugus VI UPTD kecamatan
Ponjong. Dari empat subjek penelitian, hanya satu guru yang sudah
mendapatkan pelatihan keterampilan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) untuk guru sekolah dasar. (5) faktor-faktor yang
menghambat penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) bagi guru sekolah dasar kelas IV di Gugus VI UPTD Kecamatan
Ponjong yaitu: (a) faktor usia guru, (b) motivasi dan sikap guru, (c)
ketersediaan media berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK), (d) kondisi geografis sekolah, dan (e) belum memperoleh
kesempatan mengikuti pelatihan.
c) Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah peneliti sampaikan,
maka peneliti akan mencoba memberikan saran pada beberapa
pihak terkait, di antaranya adalah:
1. Guru perlu mengetahui lebih mendalam mengenai Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) dan perkembangannya.
Pengetahuan tersebut dapat diperoleh dengan membaca buku
atau mengikuti informasi dari media elektronik maupun media
cetak.
2. Guru secara berkelanjutan perlu memperdalam kemampuannya
dalam menggunakan media berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) agar bisa lebih optimal dalam memanfaatkan
media yang ada.
3. Sekolah sebaiknya menjaga dan merawat sarana dan prasarana
yang ada agar dapat difungsikan sebagaimana mestinya.
4. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Gunungkidul agar secara berkelanjutan mengadakan pelatihan

10
keterampilan mengoperasikan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) kepada guru khususnya guru sekolah dasar
untuk meningkatkan keterampilan guru.
5. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga kabupaten Gunungkidul
melalui UPTD kecamatan Ponjong diharapkan dapat
membimbing dan mendukung adanya upaya dari gugus VI
Ponjong dalam memanfaatkan media berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK).
 Artikel 4
a) Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan
tentang bagaimana kendala penggunaan media pembelajaran
berbais teknologi dalam pembelajaran sains Sekolah Dasar dan
bagaimana Solusi yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran
sains Sekolah Dasar. Metode yang digunakan adalah metode
kualitatif yaitu gambaran objek penelitian secara langsung dan
dengan teknik pengumpulan data yaitu sasaran dan sampel,
observasi, wawancara dan dokumentasi, dan juga menggunakan
metode Kuantitatif. Adapun hasil penelitian didapatkan kendala
penggunaan media pembelajaran berbais teknologi yaitu masalah
yang berhubungan dengan kompetensi guru, masalah dengan
peserta didik dan masalah dengan media pembelajaran berbasis
teknologi Pemanfaatan media pembelajaran berbais teknologi dalam
pembelajaran sains terdapat kendala atau masalah yang
mempengaruhinya. Masalah yang terjadi dalam mata pelajaran sains
sangat beragam sesuai dengan kondisi dan situasi dimana media
pembelajaran berbasis teknologi itu dimanfaatkan. Bahkan di setiap
kelas memiliki tingkat kesulitan yang berbeda sesuai dengan
tingkatan guru dan siswa. Hal tersebut disebabkan karena kurang
maksimalnya kompetensi yang dimiliki guru dan terbatasnya media
pembelajaran berbasis teknologi dalam pembelajaran sains Solusi
yang dilakukan oleh Guru dalam pembelajaran sains Sekolah Dasar

11
yaitu melalui Pelatihan atau penataran bagi semua guru mata
pelajaran tentang teknologi informasi, Pelatihan khusus guru mata
pelajaran TIK, sehingga nantinya bisa menjadi tutor bagi guru mata
pelajaran yang lain, Seminar tentang pendidikan khususnya tentang
pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran, Studi banding
ke lembaga atau sekolah yang lebih maju yang mempunyai
kelebihan.
b) Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan
bahwa: pertama, ketersediaan media pembelajaran di SD IT Hamas
Stabat Kabupaten Langkat pada umumnya sudah memadai untuk
terlaksananya kegiatan pembelajaran, tetapi dari sekian banyak
media yang ada tidak terdapat media pembelajaran berbasis
teknologi. Kedua, dari sisi pemanfaatannya, sebagian besar media
pembelajaran belum dimanfaatkan secara maksimal dan hanya
menggunakan media visual. Ada beberapa alasan, di antaranya,
kondisi media banyak yang rusak sehingga tidak memungkinkan
untuk dimanfaatkan. Pembelajaran di kelas tidak begitu efektif
karena peserta didik juga hanya difokuskan pada latihan soal- soal
untuk persiapan mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN).
c) Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, Peneliti
memberikan saran kepada pihak sekolah terutama guruguru untuk
dapat mengikuti kegiatan Pelatihan atau penataran bagi semua guru
mata pelajaran tentang teknologi informasi, Pelatihan khusus guru
mata pelajaran TIK, sehingga nantinya bisa menjadi tutor bagi guru
mata pelajaran yang lain, Seminar tentang pendidikan khususnya
tentang pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran, Studi
banding ke lembaga atau sekolah yang lebih maju yang
mempunyai kelebihan.

 Artikel 5

12
a) Abstrak
Penelitian ini memnbahas tentang kompetensi guru
Madrasah Ibtidaiyah dalam pemanfaatan teknologi dan Informasi
pada pembelajaran dengan indicator kompetensi adalah kurikulum
pelatihan TIK bagi guru madrasah yang disusun Pusdiklat Teknis
Pendidikan dan Keagamaan Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kompetensi dan permasalahan guru madrasah
Ibtidaiyah dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
pada pembelajaran daring di masa covid 19 ini. Penelitian ini
menggunakan studi kasus dengan responden seluruh guru pada
MIN 4 Langkat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode survey dengan menggunakan angket yang di
share melalui google form. Analisis data yang digunakan adalah
analisis deskriptif yang menggambarkan kualifikasi kompetensi
guru dalamn pemanfaatan TIK menjadi empat tingkatan yaitu sangat
rendah,rendah, sedang dan tinggi. Dari hasil data yang telah di
analisis di temukan bahwa kompetensi guru dalam TIK sangat
rendah pada kemampuan penggunaan dan pemanfaatan aplikasi
yaitu sebesar 52 %. Selanjutnya indikator sangat rendah terdapat
pada aspek pengalaman mengikuti pelatihan sebesar 57%.
Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pelatihan adalah faktor yang
paling dominan menjadi penyebab rendahnya kompetensi guru
dalam pemanfaatan TIK pada pembelajaran dan oleh karena itu
menjadi solusi yang paling efektif untuk mengatasi.
b) Kesimpulan
Dari tabel hasil pengolahan data angket yang telah
dipaparkan diatas,maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi
guru MIN 4 Kabupaten Langkat dalam pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi berdasarkan ukurankurikulum pelatihan
TIK yang di susun oleh Pusdiklat Teknis Keagamaan, secara umum
masih dapat dikategorikan pada posisi sangat rendah. Selanjutnya,
dari data yang telah dipaparkan pada bab pembahasan, dapat

13
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan
antara rendahnya kompetensi guru MIN 4 Langkat dalam
pemanfaatan TIK pada pembelajaran dengan pengalaman guru
dalam mengikuti pelatihan dengan besaranpresentasi yang sama-
sama sebesar 50 %. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pelatihan
sangat dibutuhkan guru dalam rangka meningkatkan kompetensinya
dalam memanfaatkan TIK pada pembelajaran. (Warsihna, 2014).
Pelatihan pemanfaatan TIK sangat penting bagi para guru agar
tercipta pembelajaran yang menarik sehingga siswa dapat berperan
aktif di dalam pembelajaran. (Waldopo, 2015).
c) Saran
Namun demikian, paparan hasil analisis data dalam
penelitian ini masih memerlukan penelusuran lebih mendalam
karena paparan analisis data ini masih di telaah secara kuantitatif.
Belum diketahui secara kualitatif kompetensi dan permasalahan-
permasahan guru MIN 4 Langkat terkait dengan teknologi informasi
dan komunikasi, sejauh mana tingkat pemahaman dan faktor-faktor
yang menyebabkan rendahnya kompetensi tersebut. Oleh sebab itu
perlu penelitian lebih lanjut terkait dengan kompetensi guru
khususnya guru MIN 4 Langkat dalam pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi pada pembelajaran.
 Artikel 6
a) Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan TIK
dalam pembelajaran di SDN Cipayung 1, Ciputat, dan kontribusinya
terhadap hasil belajar peserta didik. Metode penelitian yang
digunakan adalah bersifat deskriptif dan pendekatan kualitatif.
Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, wawancara,
pengamatan, dan dokumentasi. Triangulasi data dilakukan dengan
membandingkan data yang telah dikumpulkan. Hasil penelitian
mengungkapkan bahwa: (1) SDN Cipayung 1, Ciputat telah
memanfaakan TIK di dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan

14
hasil pelatihan yang telah diberikan Pustekkom; guru membuat RPP
berdasarkan kurikulum, menganalisis dan memilih materi
pembelajaran (TVE), mengunduh (downloaded) berbagai materi
pelajaran yang tersedia di Portal Rumah Belajar yang disesuaikan
dengan kebutuhan peserta didik, menyimpan bahan tersebut ke
dalam laptop, dan mempresentasikannya di dalam kelas; dan (2)
terdapat kontribusi pemanfaatan TIK terhadap hasil belajar peserta
didik, yang diindikasikan dengan meningkatnya nilai akhir hasil
belajar peserta didik sebelum (tahun ajaran 2012/2013) dan setelah
menggunakan TIK (tahun ajaran 2013/2014). Secara khusus,
kontribusi pemanfaatan TIK di dalam kegiatan pembelajaran tampak
pada peningkatan nilai akhir hasil belajar mata pelajaran Bahasa
Indonesia (0.95%), Matematika (2.03%), dan IPA (0.86%). Di
samping itu, penelitian ini juga mengungkapkan bahwa; (1)
meningkat jumlah lulusan yang diterima di sekolah negeri ataupun
pesantren dibandingkan tahun sebelumnya; (2) meningkatnya
popularitas sekolah di lingkungan sekitarnya; (3) orangtua
mendukung kebijakan sekolah di bidang pengadaan komputer; dan
(4) peserta didik belajar dengan suasana yang menyenangkan.
b) Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapatlah disimpulkan sebagai
berikut. Pertama, pemanfaatan TIK dalam pembelajaran telah
dilakukan oleh beberapa guru di SDN Cipayung 1 Ciputat setelah
selesai mengikuti pelatihan yang dilaksanakan Pustekkom.
Pemanfaatan TIK di dalam pembelajaran dilaksanakan guru secara
terencana, terpadu, dan bertahap. Guru membuat RPP berdasarkan
kurikulum yang telah ditetapkan, menganalisis dan memilih materi
pembelajaran yang tepat yang tersedia dihard disk eksternal yang
diberikan Pustekkom ke sekolah, mengunduh (downloaded) materi
pelajaran yang tersedia di Portal Rumah Belajar, menyimpan materi
pelajaran ke dalam laptop untuk selanjutnya disampaikan dibahas di
kelas, dan membuat power point dan menggabungkan beberapa

15
sumber untuk kepentingan pembelajaran. Setelah pembelajaran
berakhir, guru akan mengevaluasi tingkat pencapaian hasil belajar
peserta didik. Keduaterdapat kontribusi pemanfaatan TIK terhadap
hasil belajar peserta didik yang diindikasikan dengan meningkatnya
nilai akhir peserta didik kelas VI dari tahun 2012/2013 sebelum
menggunakan TIK dan setelah menggunakan TIK di dalam
pembelajaran 2013/2014 untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia
(0.95%), Matematika (2.03%), dan IPA(0.86%). Di samping itu,
penelitian ini juga mengungkapkan bahwa (1) meningkat jumlah
lulusan yang diterima di sekolah negeri atau pesantren dibandingkan
tahun sebelumnya; (2) meningkatnya popularitas sekolah sehingga
sekolah dapat dijadikan sebagai model oleh sekolah lain di
sekitarnya; (3) orangtua mendukung kebijakan sekolah dibidang
pengadaan komputer untuk kepentingan pembelajaran; (4) peserta
didik belajar dengan suasana yang menyenangkan.
c) Saran
Berdasarkan simpulan disarankan agar (1) kepala “Sekolah
Binaan” menghimbau semua guru di “Sekolah Binaan” untuk dapat
memaksimalkan pemanfaatan TIK di dalam pembelajaran berupa
konten-konten yang diberikan Pustekkom (TVE, Portal Rumah
Belajar). Sekolah juga dapat memfasilitasi pemanfaatan konten
offline dan onlineuntuk peserta didik; (2) Pustekkom sebagai
pembina “Sekolah Binaan” diharapkan secara periodik melakukan
supervisi berupa membimbing dan membina guru dan tenaga
kependidikan di sekolah untuk lebih intensif memanfaatkan TIK
untuk kepentingan pembelajaran. Implementasi tersebut dapat
berupa memperlancar dan meningkatkan kemampuan guru dalam
pemanfaatan TIK serta membantu guru dalam menyiapkan membuat
RPP agar pembelajaran dapat dipresentasikan dengan semenarik
mungkin.

16
 Artikel 7
a) Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan
tentang bagaimana kendala penggunaan media pembelajaran
berbais teknologi dalam pembelajaran sains Sekolah Dasar dan
bagaimana Solusi yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran
sains Sekolah Dasar. Metode yang digunakan adalah metode
kualitatif yaitu gambaran objek penelitian secara langsung dan
dengan teknik pengumpulan data yaitu sasaran dan sampel,
observasi, wawancara dan dokumentasi, serta menggunakan
metode Kuantitatif. Hasil penelitian didapat kendala penggunaan
media pembelajaran berbais teknologi yaitu masalah yang
berhubungan dengan kompetensi guru, masalah dengan peserta
didik dan masalah dengan media pembelajaran berbasis teknologi
Pemanfaatan media pembelajaran berbais teknologi dalam
pembelajaran sains terdapat kendala atau masalah yang
mempengaruhinya. Masalah yang terjadi dalam mata pelajaran sains
sangat beragam sesuai dengan kondisi dan situasi dimana media
pembelajaran berbasis teknologi itu dimanfaatkan. Bahkan di setiap
kelas memiliki tingkat kesulitan yang berbeda sesuai dengan tingkat
guru dan siswa. Hal tersebut disebabkan karena kurang
maksimalnya kompetensi yang dimiliki guru dan terbatasnya media
pembelajaran berbasis teknologi dalam pembelajaran sains Solusi
yang dilakukan oleh Guru dalam pembelajaran sains Sekolah Dasar
yaitu melalui Pelatihan atau penataran bagi semua guru mata
pelajaran tentang informasi teknologi, Pelatihan khusus guru mata
pelajaran TIK, sehingga nantinya bisa menjadi tutor bagi guru mata
pelajaran yang lain, seminar tentang pendidikan khususnya tentang
pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran, Studi banding
ke Lembaga atau sekolah yang lebih maju yang mempunyai
kelebihan.
b) Kesimpulan

17
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan
bahwa: pertama, ketersediaan media pembelajaran di SD IT Hamas
Stabat Kabupaten Langkat pada umumnya sudah memadai untuk
terlaksananya kegiatan pembelajaran, tetapi dari sekian banyak
media yang ada tidak terdapat media pembelajaran berbasis
teknologi. Kedua, dari sisi pemanfaatannya, sebagian besar media
pembelajaran belum dimanfaatkan secara maksimal dan hanya
menggunakan media visual. Ada beberapa alasan, di antaranya,
kondisi media banyak yang rusak sehingga tidak memungkinkan
untuk dimanfaatkan. Pembelajaran di kelas tidak begitu efektif
karena peserta didik juga hanya difokuskan pada latihan soal- soal
untuk persiapan mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN).
c) Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas,
Peneliti memberikan saran kepada pihak sekolah terutama guruguru
untuk dapat mengikuti kegiatan Pelatihan atau penataran bagi
semua guru mata pelajaran tentang teknologi informasi, Pelatihan
khusus guru mata pelajaran TIK, sehingga nantinya bisa menjadi
tutor bagi guru mata pelajaran yang lain, Seminar tentang pendidikan
khususnya tentang pemanfaatan teknologi informasi dalam
pembelajaran, Studi banding ke lembaga atau sekolah yang lebih
maju yang mempunyai kelebihan.
 Artikel 8
a) Abstrak
Peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi (high order
thought) sudah menjadi kebutuhan penting. Artikel ini mengangkat
kajian tentang peran teknologi informasi dan komunikasi dalam
pengelolaan pendidikan menengah pasca pandemi Covid-19,
mengingat pandemi Covid-19 pandemi telah mengubah tata kelola
pendidikan secara umum, termasuk pendidikan menengah. Di sisi
lain, pemerintah menerapkan kebijakan pembelajaran jarak jauh
(PJJ) dan mengurangi pembelajaran tatap muka (PTM) pada awal

18
pandemi. Dalam kondisi dan situasi seperti ini, teknologi informasi
dan komunikasi (TIK) dinilai sangat penting. Meski pada
kenyataannya banyak kendala, seperti rendahnya sumber daya
manusia, minimnya infrastruktur, dan kondisi geografis. Dari sana,
pembelajaran online dan offline seringkali menjadi pilihan terbaik.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan manajemen pendidikan. Data dikumpulkan dari
sumber perpustakaan. Teori yang digunakan untuk menganalisis
data adalah teori blended learning. Penelitian ini menemukan tiga
aspek utama; pertama, permasalahan penggunaan TIK bersifat
parsial, dimana institusi sekolah yang memiliki sumber daya
manusia, sosial, budaya, dan infrastruktur yang siap akan
memperoleh manfaat yang signifikan dari TIK. Dan sebaliknya.
Kedua, hadirnya peran pemerintah dalam memberikan solusi
permasalahan pengelolaan pendidikan juga masih bersifat parsial.
Belum maksimalnya TIK karena dukungan pemerintah yang tidak
holistik, bahkan tidak berfungsi ketika dihadapkan pada
permasalahan lama lembaga pendidikan, seperti minimnya
infrastruktur dan permasalahan geografis. Ketiga, peran TIK dalam
manajemen pendidikan bersifat ambigu, antara sebagai solusi suatu
permasalahan dan sebagai suatu keharusan di tengah keterbatasan
institusi sekolah itu sendiri. Temuan penelitian ini bermanfaat
sebagai pengayaan dalam kajian disiplin ilmu manajemen
pendidikan menengah, sekaligus sebagai bentuk kritik dan masukan
kepada pengelola lembaga pendidikan.
b) Kesimpulan
Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam
pengelolaan pendidikan menengah paska merebaknya covid-19
dapat diklasifikasi menjadi tiga kategori: maksimal, minimal, dan
minus. Manfaat maksimal kehadiran TIK ini dirasakan langsung
oleh lembaga-lembaga sekolah yang sudah siap dalam beberapa
aspek, seperti aspek SDM, infrastruktur, finansial, sosio-kultural,

19
dan geografis. Sebaliknya, lembaga-lembaga yang belum
sepenuhnya siap di beberapa aspek tersebut, mereka hanya
dapat merasakan manfaat TIK yang minimal, atau terlebih dahulu
membutuhnya pembekalan dan pelatihan sebelum menjalankan
praktik mengajar berbasis TIK. Disparitas peran dan fungsi TIK
dalam pengelolaan pendidikan tersebut juga disebabkan oleh
kebijakan-kebijakan pemerintah yang parsial. Program dan
kebijakan pemerintah dinilai tidak sepenuhnya mengatasi masalah di
lapangan, terlebih karena persoalan permanen yang sudah ada
sejak sebelum pandemi covid-19.
c) Saran
Dari kesimpulan di atas, penelitian ini menyarankan agar
peran TIK dalam pengelolaan pendidikan ditingkatkan ke taraf yang
lebih tinggi dan optimal. Hal itu bisa dimulai dari kebijakan pemerintah
yang tidak parsial, melainkan menyentuh seluruh lapisan pendidikan.
Sementara di sisi lain, banyak pekerjaan rumah yang sebenarnya
menuntut pemecahannya terlebih dahulu, yang sebenarnya tidak
sepenuhnya merupakan dampak langsung dari covid-19, seperti
penguatan SDM Lembaga sekolah, perbaikan infrastrukrur,
penguatan finansial, dan pembangunan di wilayah-wilayah terdalam,
terluar, dan terdepan. Sebab, jauh hari sebelum covid-19 ini muncul
membawa persoalan baru, ada banyak persoalan lama di dunia
pendidikan yang belum tuntas. Karena itulah, Ketika kebijakan
pemerintah bersifat reaktif, seperti dalam menyikapi pandemi
covid-19, maka persoalan lama ini muncul lagi sebagai problem
tambahan yang membuat realisasi TIK di dunia pendidikan terhambat
dari banyak segi.
 Artikel 9
a) Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mengelaborasi pemanfaatan
metode fun learning yaitu pembelajaran menyenangkan
menggunakan media Whatsapp guna meningkatkan minta belajar

20
siswa kelas 1 sekolah dasar. Masalah yang dibahas di dalam
penelitian ini adalah tentang bagaimana pergeseran kegiatan
pembelajaran dari metode konvensional kepada pembelajaran jarak
jauh menggunakan media bantuan dengan pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi yang tersedia. Kegiatan pembelajaran
yang menyenangkan khususnya bagi siswa kelas satu sekolah dasar
yang masih harus didampingi oleh guru dansiswa. Fun learning
diterapkan melalui media WA Grup dengan berbagai kreatifitas guru
dan siswa sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan. Penelitian
ini menerapkan metode penelitian kepustakaan yang mengeksplorasi
berbagai isu yang berkaitan dengan pemanfaatan TIK dalam
pembelajaran khususnya kolaborasi dengan metode fun learning
(melalui berbagai hasil penelitian dan pengembangan, jurnal ilmiah,
prosiding pertemuan ilmiah, dan publikasi lainnya yang relevan) guna
menerapkan model pembelajaran yang berfokus pada peserta didik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode fun learning sangat
cocok diterapkan dalam pembelajaran khususnya jenjang sekolah
dasar dimana siswa bisa berkreasi dan belajar menyenangkan
dengan memanfaatkan bantuan media sosial yang ada.
b) Kesimpulan
Metode fun learning sangat sesuai untuk diterapkan pada
pembelajaran konvensional maupun pembelajaran jarak jauh
khususnya pada pendidikan jenjang sekolah dasar. Pembelajaran
yang gembira dan menyenangkan dapat membangkitkan motivasi
belajar dan semangat belajar peserta didik khususnya dimasa
pandemi. Pembejaran ini akan berhasil dengan dukungan media dan
orang tua.
c) Saran
Sebagai saran kepada pemerintah dan sekolah untuk lebih
mendukung dan memfasilitasi pembelajaran jarak jauh serta
menerapkan formulasi metode yang tepat salah satunya melalui

21
metode fun learning yang dapat dikombinasikan dengan media
pembelajaran yang tersedia.
 Artikel 10
a) Abstrak
Adanya wabah virus covid-19 di Indonesia yang
menyebabkan segala aktivitas harus di lakukan dari rumah.
Sehingga dalam dunia pendidikan semua guru harusmampu
membuat sedemikian media pembelajaran yang dapat di
operasikan secara efektif peserta didik dari rumah. Permasalahan
dari penelitian ini adalah penggunaan aplikasi google classroom
dalam proses pembelajaran di SDN Giling 01 Pati. Tujuan yang
hendak di capai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menganalisis penggunaan aplikasi google classroom dalam proses
pembelajaran di SDN Giling 01 Pati. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
metode deskriptif. Pengumpulan datadalam penelitian ini dilakukan
dengan wawancara, dokumentasi, dan observasi. Subjek dalam
penelitian ini adalah kepala sekolah; guru kelas IV, V dan VI; serta
diambil sejumlah 4 peserta didik dari masing-masing kelas IV,V,
dan VI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi google
classroom merupakan media pembelajaran yang sangat fleksibel
tempat maupun waktu. Penggunaan aplikasi google classroom
juga efektif dalam penyampaian materi maupun pengumpulan
tugas karema tidaklah menggunakan alat tulis. Setiap guru dapat
dengan mudah mengupload power point, video maupun soal-soal
dengan menggunakan google classroom. Berdasarkan penelitian
ini kesimpulan yang dapat saya sampaikan adalah pembelajaran
melalui aplikasi google classroom merupakan sarana yang tepat
yang di pilih guru di SDN Giling 01 dimasa pandemi covid-19
guna mencegah penyebaran virus tersebut. Aplikasi google
classroom juga merupakan aplikasi terbaik yang bisa di gunakan
untuk pembelajaran karena pembelajaran yang di sajikan seperti

22
pembelajaran yang dilakukan di kelas ofline, hanya saja dalam
google classroom pembelajaran kelas online tidak bertatap muka
secara langsung.
b) Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan
menggunakan aplikasi google classroom dapat disimpulkan bahwa:
a) Pembelajaran melalui aplikasi google classroom merupakan
media pembelajaran yang efektif. Dalam aplikasi google
classroom guru kelas tetap dapat menyampaikan pembelajaran
dengan baik dan mudah dipahami peserta didik yaitu dengan
memberikan materi, tugas, bahkan mengisi daftar hadir peserta
didik secara online setiap harinya.
b) Proses pembelajaran dengan aplikasi google classroom dapat
meningkatkan prestasi peserta didik.
c) Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan diatas,
peneliti menyampaikan beberapa saran yaitu:
1. Semua guru harus menguasai dan mengoperasikan teknologi
informasi dan komunikasi terutama aplikasi google classroom.
2. Pihak sekolah harus bersedia menyiapkan sarana dan prasarana
teknologi yang memadai.
3. Peserta didik diharapkan lebih giat belajar baik pembelajaran
dilakukan secara ofline maupun online agar dapat memperoleh
prestasi yang lebih tinggi lagi.

b. Kesimpulan
Problematika pemanfaatan TIK di sekolah dasar mengalami
perubahan yang signifikan setelah dan sesudah COVID-19. Sebelum
pandemi, pemanfaatan TIK di sekolah dasar masih terbatas dan belum
merata. Banyak sekolah yang belum memiliki infrastruktur yang
memadai, seperti koneksi internet yang stabil dan perangkat teknologi
yang cukup. Selain itu, masih ada guru dan siswa yang belum terbiasa

23
menggunakan TIK dalam pembelajaran. Namun, setelah COVID-19,
pemanfaatan TIK di sekolah dasar menjadi sangat penting karena
adanya pembatasan fisik dan kebijakan pembelajaran jarak jauh.
Sekolah dasar harus beralih ke pembelajaran online atau kombinasi
pembelajaran daring dan luring. Hal ini menimbulkan beberapa
problematika, seperti kesenjangan akses TIK antara siswa yang memiliki
akses dan yang tidak memiliki akses ke perangkat dan internet. Siswa
dari keluarga kurang mampu atau daerah terpencil mungkin kesulitan
mengikuti pembelajaran online. Selain itu, ada juga tantangan bagi guru
dalam mengadaptasi pembelajaran ke format online dan menggunakan
alat-alat TIK yang baru. Guru perlu menguasai teknologi dan mempelajari
cara efektif mengajar secara online. Selain itu, interaksi sosial dan
kolaborasi antara siswa juga menjadi terbatas dalam pembelajaran
online.

D. Pembahasan
Berdasarkan wawancara dan literature maka kami berkesimpulan
bahwa faktor-faktor yang menjadi problematika penggunaan/penerapan/
implementasi TIK untuk pembelajaran di sekolah dasar adalah sebagai
berikut: Pertama, Keterbatasan infrastruktur: Banyak sekolah dasar yang
masih menghadapi keterbatasan infrastruktur, seperti koneksi internet
yang tidak stabil, kurangnya perangkat teknologi yang memadai, dan
kurangnya ruang kelas yang dilengkapi dengan fasilitas TIK. Hal ini dapat
menghambat pemanfaatan TIK secara optimal dalam proses
pembelajaran. Kedua, Kesenjangan akses: Tidak semua siswa memiliki
akses yang sama terhadap perangkat teknologi dan internet di rumah.
Siswa dari keluarga kurang mampu atau daerah terpencil mungkin tidak
memiliki akses yang memadai. Hal ini dapat menyebabkan kesenjangan
dalam pembelajaran, di mana beberapa siswa tidak dapat mengikuti
pembelajaran online dengan baik. Ketiga, Kurangnya keterampilan guru:
Tidak semua guru memiliki keterampilan dan pengetahuan yang cukup
dalam menggunakan TIK dalam pembelajaran. Beberapa guru mungkin

24
tidak terbiasa dengan penggunaan teknologi atau tidak memiliki
pelatihan yang memadai. Hal ini dapat menghambat efektivitas
penggunaan TIK dalam pembelajaran. Keempat, Kurangnya konten
pendidikan yang berkualitas: Tidak semua konten pendidikan yang
tersedia dalam bentuk digital atau online memiliki kualitas yang baik.
Kurangnya konten pendidikan yang berkualitas dapat mengurangi
efektivitas penggunaan TIK dalam pembelajaran. Kelima, Tantangan
dalam pengelolaan dan keamanan: Pengelolaan perangkat teknologi dan
keamanan data menjadi tantangan dalam penggunaan TIK di sekolah
dasar. Perlindungan terhadap privasi siswa dan keamanan data menjadi
hal yang penting dalam penggunaan TIK. Keenam, Kurangnya interaksi
sosial dan kolaborasi: Penggunaan TIK dalam pembelajaran dapat
mengurangi interaksi sosial dan kolaborasi antara siswa. Pembelajaran
online dapat membuat siswa merasa terisolasi dan kurangnya interaksi
langsung dengan guru dan teman sekelas. Hal ini sesuai hasil
wawancara dengan guru yang menyatakan bahwa Keterbatasan akses
dan infrastruktur: Sekolah mungkin tidak memiliki cukup perangkat keras
atau akses internet yang memadai untuk mendukung pembelajaran TIK
yang efektif. Kurikulum yang tidak terintegrasi dengan baik: Kurikulum
TIK mungkin tidak terintegrasi dengan baik ke dalam kurikulum umum,
sehingga mengurangi keefektifan pembelajaran. Kurangnya pelatihan
bagi guru: Banyak guru mungkin tidak memiliki keterampilan atau
pengetahuan yang memadai dalam menggunakan teknologi secara
efektif dalam pembelajaran. Aksesibilitas: Tidak semua siswa mungkin
memiliki akses yang sama terhadap teknologi, sehingga meningkatkan
kesenjangan digital di antara siswa. Mengatasi masalah-masalah ini
membutuhkan upaya kolaboratif antara sekolah, pemerintah, industri
teknologi, dan masyarakat untuk memastikan bahwa semua siswa
memiliki akses yang setara terhadap pendidikan TIK yang berkualitas.
Hal ini juga sesuai dengan hasil kajian literatur menurut Ahmad Zain
Sarnoto yang menyatakan bahwa peran Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) dalam pengelolaan pendidikan menengah paska

25
merebaknya covid-19 dapat diklasifikasi menjadi tiga kategori:
maksimal, minimal, dan minus. Manfaat maksimal kehadiran TIK ini
dirasakan langsung oleh lembaga-lembaga sekolah yang sudah siap
dalam beberapa aspek, seperti aspek SDM, infrastruktur, finansial,
sosio-kultural, dan geografis. Sebaliknya, lembaga-lembaga yang belum
sepenuhnya siap di beberapa aspek tersebut, mereka hanya dapat
merasakan manfaat TIK yang minimal, atau terlebih dahulu
membutuhnya pembekalan dan pelatihan sebelum menjalankan praktik
mengajar berbasis TIK. Disparitas peran dan fungsi TIK dalam
pengelolaan pendidikan tersebut juga disebabkan oleh kebijakan-
kebijakan pemerintah yang parsial. Program dan kebijakan pemerintah
dinilai tidak sepenuhnya mengatasi masalah di lapangan, terlebih karena
persoalan permanen yang sudah ada sejak sebelum pandemi covid-19.

E. Kesimpulan
Beberapa faktor yang menjadi problematika penggunaan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) di sekolah dasar antara lain:
1. Aksesibilitas: Tidak semua sekolah dasar memiliki akses yang memadai
terhadap infrastruktur TIK seperti komputer, internet, dan perangkat
lunak pendukung.
2. Keterbatasan Sumber Daya Manusia: Terbatasnya jumlah guru yang
terampil dalam penggunaan TIK, serta kurangnya pelatihan yang
memadai bagi guru-guru tersebut.
3. Kurikulum dan Materi Pembelajaran: Kesulitan dalam mengintegrasikan
TIK ke dalam kurikulum dan materi pembelajaran yang sesuai dengan
tingkat perkembangan dan pemahaman siswa di sekolah dasar.
4. Keterbatasan Keuangan: Biaya untuk membeli perangkat TIK dan
memperbarui infrastruktur seringkali menjadi kendala bagi sekolah
dasar, terutama yang berada di daerah terpencil atau berpenghasilan
rendah.
5. Pengawasan dan Pengendalian: Tantangan dalam mengawasi dan
mengendalikan penggunaan TIK agar tetap sesuai dengan kebutuhan

26
pembelajaran serta aman bagi siswa.
6. Ketidaksetaraan Akses: Siswa dari latar belakang ekonomi yang kurang
mampu mungkin mengalami kesenjangan akses terhadap TIK, yang
dapat memperburuk kesenjangan pendidikan.
7. Keamanan dan Privasi: Diperlukannya kebijakan yang jelas dan
perlindungan terhadap privasi siswa dalam penggunaan TIK, terutama
ketika menggunakan internet.
8. Teknologi yang Usang: Banyak sekolah dasar yang masih
menggunakan perangkat TIK yang sudah usang atau tidak mendukung
aplikasi dan perangkat lunak terbaru, menghambat efektivitas
penggunaannya dalam pembelajaran.

27
F. Referensi
Asmawadi, A. (2021). Fun learning melalui media whatsapp pada
pembelajaran jarak jauh untuk kelas 1 sekolah
dasar. ELEMENTARY: Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar, 1(1), 1-10.
Hasibuan, M. F. (2021). Analisis kompetensi guru madrasah ibtidaiyah
dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada
pembelajaran (Studi kasus pada MIN 4 Langkat). Jurnal Analisa
Pemikiran Insan Cendikia (Jurnal APIC), 4(2), 44-53.
Lailiyah, N. N., & Mardliyah, S. Z. (2021). Problematika Pemanfaatan Media
Pembelajaran Berbasis TIK di Madrasah Ibtidaiyah. Bidayatuna
Jurnal Pendidikan Guru Mandrasah Ibtidaiyah, 4(1), 89-92.
Ningsih, Sutria (2020) PROBLEMATIKA GURU DALAM MENGGUNAKAN
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DAN
IMPLIKASINYA DI SEKOLAH DASAR. S1 thesis, Universitas Jambi.
Nugroho, I. D. (2015). Hambatan Dalam Penguasaan Teknologi Informasi
Dan Komunikasi Guru Kelas IV Sekolah Dasar Di Kecamatan
Ponjong. BASIC EDUCATION.
Pribadi, R. A., Zaenab, S., & Despriyanti, R. (2021). PEMANFAATAN
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM
PEMBELAJARAN DARING DI SEKOLAH DASAR. Didaktik: Jurnal
Ilmiah PGSD STKIP Subang, 7(02), 552-567.
Rajagukguk, K. P. (2022). Problematika Penggunaan Media Pembelajaran
Berbasis Teknologi Dalam Pembelajaran Sains Di Sekolah
Dasar. Jurnal Binagogik, 9(1).
Rivalina, R. (2015). Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran di SDN
Cipayung 1, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Jurnal Teknodik,
135-146.
Salamah, W. (2020). Deskripsi penggunaan aplikasi google classroom
dalam proses pembelajaran. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan
Pendidikan, 4(3), 533-538.
Sarnoto, AZ (2022). Peran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam
Pengelolaan Pendidikan Menengah Pasca Pandemi Covid-

28
19. Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam , 3 (3), 319-
328.

29

Anda mungkin juga menyukai