PENGELOLAAN GULMA
(Hylocereus Polyrhizus)
OLEH:
Muh.Rasmang Syaputra
45 21 031 019
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR
2022
HALAMAN PENGESAHAN
Nim : 45 21 03 10 19
Fakultas : Pertanian
Laporan pratikum ini sebagai salah satu syarat untuk mengikuti pratikum
selanjutnya dan untuk memprogram mata kuliah Pengelolaan Gulma.
Mengetahui
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Laporan yang
berjudul “Pengelolaan Gulma” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah “Pengelolaan Gulma”. Selain itu, laporan ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Identifikasi gulma disekitar
Tanaman buah naga. (Hylocereus Polyrhizus) di kehidupan sehari-hari bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Dr.Amirudin,S.P,.M.P, selaku Dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak
dapat saya sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini.
Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan
demi kesempurnaan laporan ini.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHA..................................................................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................
DAFTAR TABEL.................................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................
1.2 Tujuan Praktikum...............................................................................................................
1.3 Manfaat..............................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................................
2.1 Definisi Gulma...................................................................................................................
2.2 Klasifikasi Gulma..............................................................................................................
2.3 Morfologi Gulma...............................................................................................................
2.4 Pengendalian Gulma .........................................................................................................
2.5 Manfaat Positif Gulma.......................................................................................................
BAB III BAHAN DAN METODE.......................................................................................................
3.1 Waktu Dan Tempat............................................................................................................
3.2 Alat Dan Bahan .................................................................................................................
3.3 Metode Kerja.....................................................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................................
4.1 Hasil...................................................................................................................................
4.2 Pembahasan .......................................................................................................................
BAB V PENUTUP.................................................................................................................................
5.1 Kesimpulan........................................................................................................................
5.2 Saran..................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................................................
iii
DAFTAR TABEL
4.1.1 Tabel Jenis-jenis Gulma Yang DiIdentifikasi..........................................13
4.1.2 Tabel Jenis-jenis Gulma Berdasarkan Percobaan..................................13
4.1.3 Tabel Gambar Dan Klasifikasi Gulma Yang DiIdentifikasi..................14
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Identifikasi gulma disekitar buah naga dapat
mengenal Dan membeda-bedakan jenis-jenis gulma yang tergolong dalam
kelompok rumput, teki, daun lebar. Sedangkan kegunaan dari praktikum
identifikasi gulma disekitar buah naga yaitu agar mahasiswa mengetahui
pengaruh gulma tersebut.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini yaitu kami dapat mengetahui atau
mengenal jenis-jenis gulma yang tergolong dalam kelompok rumput,teki, daun
lebar.Dan agar mahasiswa dapat mengetahui pengaruh gulma tersebut.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi tumbuhan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara buatan
(artificial) dan alami (natural). Pada klasifikasi sistem buatan, pengelompokan tumbuhan
hanya didasarkan pada salah satu sifat atau sifatsifat yang paling umum saja.
Kemungkinan tre terjadi beberapa tumbuhan yang mempunyai hubungan erat satu sama
lain dikelompokan dalam kelompok yang terpisah dan sebaliknya beberapa tumbuhan
3
yang hanya mempunyai sedikit persamaan mungkin dikelompokan bersama dalam satu
kelompok sama. Hal tersebut merupakan kelemahan utama dari klasifikasi sistem
buatan. Klasifikasi sistem alami pengelompokan didasarkan pada kombinasi dari
beberapa sifat morfologis yang penting. Klasifikasi cara ini lebih maju
dibandingkan klasifikasi sistem buatan, sebab hanya tumbuhtumbuhan yang
mempunyai hubungan filogenetis saja yang dikelompokan ke dalam kelompok
yang sama. Klasifikasi pada gulma cenderung mengarah ke sistem buatan. Atas
dasar pengelompokan yang berbeda, maka kita dapat mengelompokan gulma
menjadi kelompok-kelompok atau golongangolongan yang berbeda pula.
Klasifikasi gulma dibuat berdasarkan pengelompokan gulma yang memiliki
persamaan-persamaan besar daripada perbedaan-perbedaannya (Anderson, 1977).
Klasifikasi gulma dapat dilakukan berdasarkan daur hidup (life cycle), tempat
tumbuh (habitat), taksonomi, ekologi, daerah asal, morfologi (botani) respon
terhadap herbisida, cara tumbuh, sifat gangguan, kondisi lahan, dan tempat
tumbuh (habitat).
a) Gulma semusim
Gulma semusim (annual weed) merupakan gulma yang memiliki daur hidup
hanya satu tahun atau kurang dari, mulai perkecambahan biji hingga
menghasilkan biji lagi (Sastroutomo, 1990) dan selanjutnya mati. Pada umumnya,
gulma semusim mudah dikendalikan, namun pertumbuhannya sangat cepat karena
memproduksi biji sangat banyak. Gulma di lapangan pada umumnya adalah
semusim (Durbin, 2017).
4
b) Gulma dwi-tahunan
c) Gulma tahunan
Gulma tahunan (perennial weed) yang dapat hidup lebih dari dua tahun.
Setiap tahunnya pertumbuhan dimulai dengan perakaran yang sama (Sastroutomo,
1990). Ciri-ciri gulma ini yaitu umur lebih dari dua tahun, perbanyakan tress e e
dan atau tress e e, organ tress e e bersifat dominansi tress yaitu cenderung tumbuh
pada ujung, bila organ tress e e terpotongpotong semua tunasnya mampu tumbuh
menjadi gulma baru. Gulma tahunan hidup lebih dari dua tahun dan bahkan tanpa
batas. Gulma menyebar dengan biji dan organ penyimpanan di dalam tanah
seperti tress , stolon, umbi, umbi lapis, dan lainnya. Gulma tahunan memiliki
kemampuan secara reproduksi tress e e dan tress e e, sehingga merupakan gulma
yang agresif dan kompetitif (Talaka & Rajab, 2013). 27 Gulma tahunan dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan. Pada musim kemarau jenis gulma ini
seolah-olah mati karena ada bagian yang tress e , namun apabila ketersediaan air
cukup, gulma akan segera bersemi kembali.
a) Gulma rumputan
5
Gulma rumputan (grasses) adalah gulma berdaun pita merupakan gulma
dari tress Graminae. Selain merupakan komponen terbesar dari seluruh populasi
gulma, tress ini memiliki daya adaptasi yang cukup 36 tinggi, distribusinya amat
luas dan mampu tumbuh pada lahan kering maupun tergenang. Batang berbentuk
silindris tress pula yang agak pipih atau persegi, batangnya berongga ada pula
yang berisi, daunnya tunggal terdapat pada buku dan bentuk garis, tulang daunnya
sejajar dan di tengah helaiannya, dan terdapat ibu tulang daun.
b) Gulma tekian
c) Gulma berdaun
a) Pengertian Pengendalian
6
gulma sampai nol, atau (2). Mengurangi populasi gulma sampai pada tingkatan
yang tidak mengganggu pertanaman. Cara-cara yang yang dipakai untuk
pengendalian yang paling efektif dan efisien baik secara fisik-operasional maupun
ekonomis. Berbeda dengan pengertian pemberantasan (eradication) adalah usaha
mematikan seluruh gulma yang ada baik yang sedang tumbuh maupun alat-alat
reproduksinya sehingga populasi gulma sedapat mungkin ditekan sampai nol.
Baik apabila dilakukan pada areal yang sempit dan tidak miring. Hanya dilakukan
terhadap gulma-gulma yang sangat merugikan dan pada tempat-tempat tertentu.
Adapun pengendalian dilaksanakan apabila gulma tumbuh pada area tertentu di
sekitar pertanaman, dan tidak seluruh waktu tumbuh gulma akan mempengaruhi
pertumbuhan pertanaman seluruhnya. Hanya pada saat-saat tertentu (saat periode
kritis) saja gulma tersebut harus diberantas.
b) Pencegahan
7
Pencegahan lebih baik daripada perawatan, karena itu harus menjaga benih
yang akan ditanamkan sebersih mungkin dan bebas dari kontaminasi dengan biji
gulma, juga pembuatan kompos harus sempurna, pengunaan alat pertanian harus
bersih, serta menyaring air pengairan agar tidak membawa biji gulma ke petak
pertanaman, ataupun lebih luasnya tidak membawa biji gulma masuk ke tempat
penampang air pengairan.
8
c) Mekanik
Penyiangan
Penyiangan adalah pencabutan dengan tangan manusia ditujukan pada
gulma annual dan biennial. Untuk gulma perennial pencabutan semacam 145
ini mengakibatakan gulma terpotong dan tertinggalnya bagian di dalam tanah,
yang akhirnya kecambah baru dapat tumbuh. Cara semacam ini sangat praktis,
efisien, dan terutama murah jika diterapkan pada suatu area yang tidak luas.
Pencabutan bagi jenis gulma yang terakhir ini menjadi berulang-ulang dan
pekerjaan menjadi tidak efektif. Pada pertamanan, cara pencabutan akan
berhasil baik apabila diberi air sampai basah benar, sehingga memudahkan
pencabutan. Pelaksanaan pencabutan terbaik adalah pada saat sebelum
pembentukan biji.
Pengolahan tanah
Pengolahan tanah dengan menggunakan alat-alat seperti: cangkul, garu,
bajak, traktor dan sebagainya pada umumnya juga berfungsi untuk
memberantas gulma. Efektifitas alat-alat pengolah tanah di dalam
memberantas gulma tergantung beberapa tress seperti siklus hidup dari gulma
atau tanamannya, dalam dan penyebaran akar, umur dan ukuran infestasi,
macamnya tanaman yang ditanaman, jenis dan topografi tanah dan iklim. Alat
bajak tangan dinamakan most satisfactorily meets the weeds. Alat ini sangat
berguna pada halaman dan sebagai alat tambahan pengolah tanah dalam
penyiangan di segala jenis barisan pertanaman. Jenis gulma perennial yang
persisten dapat pula diberantas dengan alat ini. Dalam waktu 3-4 bulan
pertama pembajakan dengan interval 10 hari dianjurkan. Alat ini sangat
9
praktis pula dilaksanakan pada tempat yang tak dapat dijangkau dengan alat
berat maupun herbisida.
Penggenangan
Air Merupakan salah satu tress luar yang sangat penting dalam
perkecambahan, karena penyerapan air merupakan tahap awal perkecambahan
biji. Air berperan penting untuk mengaktifkan sel-sel yang bersifat embrionik
di dalam biji, melunakkan kulit biji dan menyebabkan mengembangnya
embrio dan endosperm sebagai fasilitas untuk masuknya oksigen ke dalam
biji, serta mengencerkan protoplasma dan media angkutan makanan dari
endospenn atau kotiledon ke daerah titik-titik tumbuh (Ai & Ballo, 2010).
Penggenangan air permanen (waterlogging) di lahan padi sawah dapat
berdampak ganda yaitu: mendukung pertumbuhan dan hasil tanaman, dan
menghambat perkecambahan biji gulma. Kandungan air tanah pada kondisi
kapasitas lapang akan mendukung perkecambahan propagul gulma, dan
sebaliknya pada kondisi tanah tergenang justru akan menghambat
perkecambahan propagul gulma. Hal ini berhubungan dengan tress
ketersediaan oksigen di dalam tanah. Ada dua dampak fisologis adanya
penggenangan yaitu dampak primer dan skunder. Dampak primer yaitu
turunnya potensial air dan dampak sekunder yaitu adanya tress gas dan
cekaman ion. Cekaman gas meliputi kekurangan O2, kelebihan CO2 dan
kelebihan etilen. Cekaman ion disebabkan adanya perlindian (leaching).
Defisit O2 bisa berupa anoxia (tidak adanya oksigen) dan hypoxia (molekul
O2 ada tetapi jumlahnya tidak normal) (Aziez, 2012).
Pembakaran
Pembakaran tidak mematikan alang-alang, walaupun cara ini sangat
mudah dikerjakan, tetapi resikonya sangat riskan terhadap kebakaran, karena
membahayakan lingkungan sekitarnya. Percobaan dengan cara tersebut justru
meningkatkan pertumbuhan tanaman alang-alang muda, 150 tetapi di lain
pihakdapat menguntungkan bagi petani sebagai pakan terutama bagi ternak
besar (Budiman, 2005). Suhu kritis yang menyebabkan kematian pada
kebanyakan sel adalah 45-55 ᴼC, kematian dari sel-sel yang hidup pada suhu
10
di atas disebabkan oleh koagulasi pada protoplasmanya. Pembakaran secara
terbatas masih sering dilakukan untuk membersihkan tempat-tempat dari sisa-
sisa tumbuhan setelah dipangkas. Pembakaran juga dapat mematikan insekta
dan hama lain serta penyakit seperti cendawan, bakteri kekurangan dari sistem
ini dapat mengurangi kandungan humus atau mikroorganisme tanah, dapat
memperbesar erosi (Ratnawati, 2017).
2.5 Manfaat Positif Gulma
Gulma juga memiliki beberapa hal positif, di antaranya seperti
mengurangi efek erosi yang ditimbulkan oleh turunnya air hujan. Menurut
Gonzalo dan Miguel (2006), asosiasi antara fungi mikoriza dengan perakaran
tumbuhan bersifat mutualisme yaitu keduanya saling menguntungkan.
Kemudian adanya jamur Mikoriza yang terdapat pada akar dari gulma
khususnya golongan rumputrumputan sangat berperan penting dalam
penyerapan unsur hara yang ada. Fungi mikoriza dapat memanfaatkan eksudat
akar tumbuhan sebagai sumber karbon dan energi, sedangkan tumbuhan lebih
mudah menyerap unsur hara, khususnya unsur hara P, (Preston, 2007).
Pengendalian gulma ke depannya harus mempertimbangkan efek positif
yang dimiliki oleh gulma itu sendiri, seperti halnya mempelajari dulu
karakteristik dari gulma, seperti jenis gulma, kerapatan gulma, waktu
kehadiran gulma, dan lain sebagainya. Tidak hanya memperhatikan efek
negatif yang ditimbulkan oleh keberadaan gulma. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apa saja dampak negatif dan dampak positif dari
keberadaan gulma, mengetahui kapan terjadi periode kritis pengendalian
gulma.
Biomassa gulma dapat dimanfaatkan sebagai bahan organik apabila
dikembalikan ke dalam tanah, dapat berfungsi sebagai bahan amelioran untuk
memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah serta meningkatkan produktivitas
lahan
11
BAB III
BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu Dan Tempat
Praktikum Identifikasi Gulma dilaksanakan pada hari Sabtu, 08 Oktober
2022 pukul 13.30 sampai selesai. Adapun tempat dilaksanakannya praktikum
ini yaitu di Kebun Wisata Buah Bosowa Agro, Bontoramba Kabupaten Gowa.
3.2 Alat Dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat-alat
tulis,tali rapia, Kayu,Pulpen,Buku ,dan kamera. Sedangkan bahan yang
digunakan adalah jenis-jenis gulma yang telah diamati
3.3 Metode Kerja
Cara kerja dari praktikum Pengelolaan Gulma Yang berjudul
“Identifikasi Gulma”adalah sebagai berikut.
Amatilah gulma yang ada sekitar Area kebun percobaan Fakultas
pertanian uniersitas bosowa diPallangga atau sekitar buah naga yang ada di
pallangga.Cari nama gulma,siklus hidup tanaman,morfologi,harbitat,serta
deskripsi lainnya.Foto tumbuhan/gulma tersebut. Pertama-tama menyiapkan
alat dan bahan yang digunakan kemudian mengukur kayu menggunakan mistar
dengan panjang kayu 50 cm ,setelah itu mengambil tali rapia dengan ukuran
50x4 cm tali ini berfungsi sebagai pengganti kuadran ,dalam proses
mengidentifikasi menyiapkan 4 kayu yang ditancapkan ketanah dengan formasi
segi empat ini juga sebagai penyanggah tali ,kemudian lakukanlah identikasi
dan amati dengan seksama jenis gulma didalam area tali tersebut setelah
diketahui kemudian dicatat nama lokal dan nama latinnya, setelah identifikasi
pada bagian tersebut kuadran dipindahkan lagi sekitar 5 meter dari jarak awal
tadi hal ini dilakukan berulang hingga 5 kali.
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 4.1.1 Tabel jenis-jenis gulma yang diIdentifikasi
13
Tabel 4.1.3 Gambar Dan Klasifikasi Gulma yang Diidentifikasi
Kerajaan : Plantea
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
14
Regnum : Plantea
Divisio : Tracheophyta
Classis : Liliopsida
Ordo : Poales
Familia : Poaceae
Genus : Paspalum
Spesies : Paspalum conjugatum
Kerajaan : Plantea
(Tanpa takson) : Angiospermae
(Tanpa takson) : Monokotil
(Tanpa takson) : Commelinids
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Sub Famili : Panicoideae
Bangsa : Paniceae
Gambar 4.5 Rumput Kepiting Genus : Digitaria
Divisi : Tracheophyta
Subdivisi : Spermatophytina
Klad : Angiospermae
Klad : mesangiosperms
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Ageratum
Spesies : Ageratum conyzoides
15
Divisi : Tracheophyta
Subdivisi : Spermatophytina
Klad : Angiospermae
Klad : mesangiosperms
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Tribus : Momordiceae
Genus : Momordica
Gambar 4.7 Peria Hutan Spesies : Momordica balsamina
Divisi : Tracheophyta
Subdivisi : Spermatophytina
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Subfamili : Chloridoideae T
ribus : Chlorideae
Subtribus : Eleusininae
Genus : Eleusine
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Gambar 4.9 Goletrak Genus : Richardia
Spesies : Richardia brasiliensi
16
4.2 PEMBAHASAN
17
yang luas dan tahan terhadap lingkungan yang kurang menguntungkan (Rukmana
dan Saputra, 1999).
Dari hasil percobaan tersebut ditemukan sekitar 9 jenis gulma ,dari perbandingan
antara satu lokasi dengan lokasi lainnya didominasi oleh gulma berdaun lebar , adapun
ciri dari gulma berdaun lebar Seperti namanya, gulma daun lebar adalah kelompok
tanaman penggangu yang ukuran daunnya lebar. Sebagian besar termasuk tumbuhan
dikotil dan hanya beberapa golongan yang termasuk monokotil. ukuran daun lebar,
Tulang daun berbentuk jaringan, Ada tunas tambahan di ketiak daun, Batang bercabang
berkayu atau sekulen,dan ada yang memiliki bunga majemuk ada juga yang memiliki
bunga tunggal. Adapun cara pengendalian gulma berdaun lebar bisa dilakukan dengan
cara penyiangan 2 – 3 kali dalam satu musim tanam. Penyiangan harus dilakukan sampai
ke akar. Selain itu, Anda juga bisa melakukan pengendalian menggunakan herbisida.
Akan tetapi, pengendalian secara kimiawi ini harus dilakukan secara hati-hati, agar tidak
menggangu tanaman budidaya.
18
BAB V
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
19
DAFTAR PUSTAKA
20
LAMPIRAN GAMBAR
21
Lampiran Gambar 3. Identifikasi Gulma Pada Percobaan Satu
22
Lampiran Gambar 5. Identifikasi Gulma Pada Percobaan Tiga
23
Lampiran Gambar 7. Identifikasi Gulma Pada Percobaan Lima
24