Anda di halaman 1dari 20

Dari Redaksi

Penanggungjawab
Moehammad Aman Wirakartakusumah
P embaca yang budiman. Puji dan syukur bagi Allah karena
hanya dengan pertolongan dan inayahNya lah, Buletin BSNP
edisi ketiga tahun 2011 terbit dan hadir di tangan pembaca
sesuai dengan yang direncanakan. Mulai edisi ketiga ini kami
Pemimpin Redaksi
Edy Tri Baskoro paparkan secara bersambung artikel tentang paradigma
pendidikan nasional abad XXI. Hal ini dimaksudkan untuk
Redaksi Eksekutif sosialisasi tentang pokok-pokok pemikiran yang termuat dalam
Weinata Sairin
paradigma pendidikan nasional abad XXI tersebut. Edisi ini juga
Richardus Eko Indrajit
memuat dua artikel lainnya yaitu hasil monitoring UN 2011
Dewan Redaksi dan perkembangan penyusunan standar pendidikan nasional.
Djaali Selain itu, edisi ketiga ini juga dilengkapi dengan kegiatan BSNP
Djemari Mardapi
Farid Anfasa Moeloek dalam bentuk gambar/lensa kegiatan selama tiga bulan terakhir.
Furqon Selamat membaca.
Gunawan Indrayanto
Jamaris Jamna

Daftar Isi
Johannes Gunawan
Mungin Eddy Wibowo
Teuku Ramli Zakaria
Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI
Zaki Baridwan
3-6
Redaksi Pelaksana
Bambang Suryadi 7-10 Hasil Monitoring UN 2011

Sekretaris Redaksi Perkembangan Penyusunan Standar


Ning Karningsih 11-14 Nasional Pendidikan
Reporter
Gaguk Margono 15-18 Berita BSNP:
Kaharuddin Arafah - Balitbang dan BSNP Bersinergis dalam
Pelaksanaan Kegiatan
Keuangan
Neneng Tresnaningsih - Hasil Penilaian Buku Teks Pelajaran Tahap I
Rosmalina
- Validasi Draf Standar Sarana dan Prasarana
Distribusi/Sirkulasi Program Pascasarjana dan Profesi
Nurul Najmah
- Evaluasi Pelaksanaan UN di Provinsi Jambi
Djuandi
Reyman Aryo dan Sulawesi Selatan
Ibar Warsita - Pemantauan Pelaksanaan UNPP
Alamat:
BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN 19-20 Lensa BSNP

Gedung D Lantai 2,
Mandikdasmen
Jl. RS. Fatmawati, Cipete Keterangan Gambar Cover
Jakarta Selatan
Telp. (021) 7668590 Suasana reviu draf standar sarana dan prasarana program
Fax. (021) 7668591 pascasarjana dan profesi pendidikan tinggi di Surabaya (atas).
Email: info@bsnp-indonesia.org Siswa SMAN 1 Indralaya Palembang menunggu di depan ruang
Website: http://www.bsnp-indonesia.org ujian sebelum ujian dimulai dengan penuh ceria karena mereka
telah belajar dengan tekun dan giat

 Vol. VI/No. 3/September 2011


PARADIGMA PENDIDIKAN
NASIONAL ABAD XXI (Bagian I)
Alir politik dan budaya melaju me­
Mulai edisi ketiga tahun 2011, rambah batasan sosial apa pun sebagai
Buletin BSNP secara bersambung akan hentakan eksternal yang berupa desakan
memaparkan tulisan tentang paradigma yang memaksa. Laju aliran ini hanya
dapat dikendalikan dengan potensi kuat
pendidikan nasional abad XXI yang disusun
kita dalam aspek tersebut. Ibarat air
oleh tim ahli sebanyak dua belas orang yang mengalir dari tempat berpotensial
dan dikoordinasikan oleh Farid Afansa tinggi ke tempat yang rendah, begitu pula
Moeloek bersama enam anggota BSNP budaya, sains dan teknologi akan mengisi
kantong sosial yang berpotensi kurang.
lainnya pada tahun 2010. Pemuatan tulisan Hukum itu juga akan mempengaruhi hidup
ini dimaksudkan untuk sosialisasi dan kita jika kita biarkan gradien potensial
penyebaran informasi tentang paradigma tetap bekerja menuruti hukum alam.
pendidikan nasional abad XXI tersebut. Itulah sebabnya daya tahan kebangsaan
harus diperkuat dengan pengisian elemen
Selamat membaca (bagian pertama) dan teknologi dan sains. Kedua cabang budaya
semoga bermanfaat. yang telah merebak semenjak akhir abad
XIX itu memancarkan kekhasan dan
kewibawaan yang akan lebih tampak
merambah masa datang. Kita tidak anti
PENGANTAR asing atau budaya lain, tetapi kita ingin
membangun ketegaran berbangsa agar

T
im Ahli Penyusun Paradigma Pen­­ dapat memilih dan memilah aktif kucuran
didikan Nasional Abad XXI yang budaya lain untuk kita luluhkan menjadi
bekerja di bawah naungan Ba­dan bagian dari kemajuan kita.
Standar Nasional Pendidikan, mem­per­ Bila melihat ke depan dan mengejar
sembahkan dokumen ini ke hadapan kemajuan, mau tidak mau perhatian kita
khalayak. Usa­ha menyusun Paradigma Pen­ harus tertuju pada peningkatan mutu
didikan Na­sio­nal abad XXI ini adalah dalam anak bangsa melalui pendidikan. Anak
usaha memenuhi amanat yang terkandung bangsa tidak boleh terpinggirkan oleh arus
da­lam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia kemajuan. Pendidikan yang bermakna
17 Agustus 1945, dan didasarkan pada harus menjadi strategi dasar dalam gerak
Pan­casila serta UUD Negara Republik menjauhkan bangsa Indonesia dari lembah
Indo­nesia 1945, yaitu mencerdaskan ke­ ketertinggalan untuk menyamai dunia
hi­dupan bangsa dan mewujudkan kese­ maju. Inti pendidikan itu ialah mengacu
jahteraan bangsa Indonesia yang setara dengan tepat pada penyeimbangan pen­
dengan bangsa-bangsa lain, sambil meng­ didikan keilmuan dan usaha memajukan
hadapi perubahan drastis abad XXI yang ilmu pengetahuan dengan pendidikan
melanda seluruh dunia. Kemajuan global, yang memperbesar kapasitas nuraniah
yang ditandai dengan semakin derasnya yang menyangkut moral. Tanggung jawab
pengaruh budaya lain menerobos batas- kita secara pedagogik adalah membimbing
batas negara yang ditentukan secara anak bangsa untuk menjadi pribadi dengan
geo­grafis konvensional, harus dihadapi. kecerdasan akal dan kemuliaan karakter
Tatanan dunia abad XX yang dibatasi oleh yang seimbang.
sekat-sekat ideologis, dalam abad XXI Selama penyusunan itu Tim telah
ini dibatasi oleh sekat yang diakibatkan dipimpin oleh Pancasila sebagaimana ter­
oleh kesenjangan penguasaan sains cantum dalam Mukadimah UUD 1945 dan
dan teknologi. Demi kejayaan nasional, oleh kekokohan UUD Negara Republik
penghapusan sekat ini harus dilaksanakan Indonesia 1945. Tim juga menyadari ke­
dengan program sistematik dan strategik, hadiran semua usaha legal yang terukir da­
untuk mendorong bangsa Indonesia untuk lam bentuk hukum yang menjadi rambu-
maju dan lebih mandiri. rambu pendidikan di Indonesia setelah

Vol. VI/No. 3/September 2011 


Proklamasi Kemerdekaan sampai tahun masyarakat. Ini merupakan pencanangan
2010. Dokumen itu merupakan petunjuk bahwa ilmu pengetahuan akan menjadi
dan keinginan nyata bangsa Indonesia pijakan guna memajukan bangsa dalam
untuk maju. Tim memperhatikan agar kita percaturan dunia.
tidak salah langkah terjerumus ke dalam Selain ingin menyikapi tantangan
lingkaran tak berujung kemandirian, na­ eksternal, yakni mendudukkan harkat
mun pumpunan perhatian Tim tidak dapat bangsa setara dengan bangsa lain di
lain kecuali menerawang ke masa depan dunia maju, Tim juga meyakini perlunya
mencari jalan bangsa agar memperoleh menanam pancang pendidikan yang
kehormatan di antara bangsa di dunia lebih kokoh agar di atas basis itulah
karena sumbang pikir nurani dan akal potensi anak bangsa dipersatukan.
kita kedalam khazanah budaya yang ikut Anak bangsa yang terdiri dari aneka ras,
memperkokoh sosok bangsa dalam ikut berbagai suku bangsa dengan pelbagai
menghadirkan kesejahteraan, kebahagiaan, adat dan kepercayaannya, serta beraneka
dan kedamaian kemanusiaan. Anak bangsa agama, hendaknya terikat bersama da­
adalah individu dengan kekhasannya lam semangat kebangsaan. Dengan ke­
sendiri-sendiri. Kita harus dapat men­ja­ ber­samaan ini mereka menyongsong
dikannya modal untuk kebersamaan mem­ masyarakat jamak yang bertali-temali le­
bangun profil ke-Indonesia-an. Kepada bih luwes dan indah, karena toleransi
merekalah kita tumpahkan perhatian, ter­hadap keanekaragaman. Ini adalah
energi dan dana agar tiap individu dapat pengejawantahan Tim pada amanah kon­
menjadi aset bangsa yang berkarakter stitusi yang meminta kita menghormati
pembaharu, berkeinginan tahu, terdorong setiap orang tanpa membedakan golongan
menjadi penemu berdaya cipta, meng­ atau untuk kepentingannya sendiri.
hargai kebebasaan berpikir, dan meng­ Tim juga tidak ingin melihat adanya ke­
hormati keaneka ragaman kultural. Tim lompok terpinggirkan tak tersentuh
mengetengahkan unsur kognitif, nilai oleh arus utama pendidikan dan usaha
kognitif, dan sikap etis, serta santun yang bertujuan mengangkat manusia
dalam bersosialisasi. Nilai tambah itu sebagai pribadi dan manusia anggota
ter­selenggara dalam ranah pendidikan masyarakatnya. Oleh karena itu disadari
formal, non-formal dan in-formal yang adanya keanekaragaman geo-demogafis
dilaksanakan dengan keyakinan mengingat dan gender, sehingga kedua aspek
kefungsian negara dan masyarakat. Ke­ sosial ini harus selalu masuk ke dalam
setaraan bagi semua anak bangsa harus persamaan yang mencerminkan kemajuan
ter­bangun tanpa memandang keragaman berbangsa. Naluri hidup berkelanjutan,
warna kulit, asal ras, agama, maupun dengan memikirkan kesejahteraan gene­
kepercayaan. rasi berikutnya, kemandirian dalam
Dalam mengemukakan pendapat penye­lenggaraan hidup serta kejujuran
yang tersaji di dalam buku ini Tim tidak merupakan nilai ajar yang inheren dengan
ber­pretensi melihat seluruh terowongan program strategik yang mengusung misi
abad XXI, karena sadar bahwa perubahan dasar pembentukan anggota masyarakat
dan dadakan dapat terjadi karena pe­ yang mencintai dan, lebih dari itu,
ne­muan teknologi yang mencuat, ilmu mensyukuri, keberadaan tanah air yang
pengetahuan yang mengubah paradigma, bebas berpolitik, bangga mengembangkan
kondisi sosial yang berubah dan ekonomi seni dan budaya serta berkemampuan
yang menuntun kehidupan. Namun begitu mengelola sumber alamnya untuk kemas­
Tim tidak dapat melihat lain kecuali tekno- lahatan bangsa di masa depan.
sains akan memimpin gerak kehidupan Dengan wawasan tersebut pokok pi­
selama beberapa dekade mendatang. Tek­ kiran Tim disampaikan dalam lima bab
no-sains ini akan mendorong dan meng­ seperti di bawah ini.
arahkan, bahkan, dalam berbagai hal Bab I menyajikan aras pendidikan da­
akan menguasai ingatan dan kemampuan lam wujud pengertian dasar, falsafah dan
masyarakat. Tekno-sains mengemban paradigmanya.
pengertian luas dan untuk memiliki dan Bab II menunjukkan bahwa semenjak
mengantisipasinya masyarakat ha­rus pro­ pra penjajahan pendidikan di Indonsia
aktif menguasainya tanpa menang­gal­ telah memiliki makna yang mengajak
kan aspek sosio-budaya bangsa. Kecen­ peserta didik untuk mandiri dan mem­
derungan dunia dewasa ini, nyatanya, ingin bebaskan diri dari ketidaktahuan. Dike­
mengembangkan “knowledge-based” mu­kakan pula bagaimana paradigma
economy sebagai sarana mensejahterakan pen­didikan yang dimiliki sampai saat

 Vol. VI/No. 3/September 2011


ini, beserta beberapa catatan mengenai pikiran (intelek), dan tubuh anak.
pendidikan kita, dampak geo-demografis Ketiga-tiganya tidak boleh dipisah–
serta tantangan bagi pendidikan nasional. pisahkan, agar supaya kita dapat me­
Bab III menguraikan karakteristik, majukan kesempurnaan hidup, ke­
kompleksitas, tantangan serta teknologi hidupan dan penghidupan anak–anak
dan budaya abad XXI. Dikemukakan pula didik selaras dengan dunianya.
pembinaan budaya dan karakter bangsa Berdasarkan UU 20/2003 fungsi pen­
sebagai suatu tantangan nasional. didikan adalah untuk mengembangkan
Bab IV dimulai dengan penjelasan kemampuan dan membentuk watak serta
tantang konteks pengembangan paradigma peradaban bangsa yang bermartabat da­
pendidikan nasional, tujuan pendidikan, lam rangka mencerdaskan kehidupan
diikuti dengan paradigma pendidikan bang­sa. Pendidikan ditujukan untuk
nasional abad XXI. Bab ini diakhiri dengan me­ngembangkan potensi peserta didik
mengemukakan bagaimana kualifikasi agar menjadi manusia yang beriman dan
SDM abad XXI yang dikehendaki. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Bab V mengemukakan deskripsi se­ ber­akhlak mulia, sehat berilmu, cakap,
jumlah ciri model pendidikan yang perlu kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara
di­cermati setelah mengamati berbagai yang demokratis serta bertanggungjawab
hal yang berkaitan dengan penyusunan (UU 20/2003, pasal 3). Pendidikan dengan
paradigma tersebut. Ditunjukkan pula demikian pada dasarnya merupakan sarana
berbagai pergeseran paradigma pendidikan proses humanisasi, proses pemberdayaan,
yang mungkin terjadi, dan diakhiri de­ dan sosialisasi, dalam kerangka mana
ngan strategi pengambilan kebijakan terjadi proses pembangunan manusia yang
yang mencakup strategi pelaksanaan inovatif, berdaya kritik, berpengetahuan,
ope­­rasional. berkepribadian, dan taat azas (Zainuddin,
2010).
BAB I: PENDAHULUAN Dalam konteks globalisasi, pendidikan
harus mampu mempertahankan budaya
1.1. Pengertian Pendidikan dan jati diri bangsa di tengah-tengah gen­
Ide dasar pendidikan itu adalah kerja carnya gempuran beragam budaya dan
membangun manusia supaya dia bisa peradaban bangsa lain. Sebagai sebuah
survive melindungi diri terhadap alam, negara yang kaya akan budaya yang
mengatur hubungan antar-manusia, ser­ beraneka ragam (heterogen), Indonesia
ta antara manusia dengan Tuhan. Me­la­ harus mampu menjadi bangsa yang
lui pendidikan terjadi proses di mana mandiri dalam arti sanggup memenuhi
suatu kompleks pengetahuan dan keca­ berbagai kebutuhan masyarakat sesuai
kapan (capacities) diteruskan kepada dengan harapan, cita-cita, dan impiannya.
ge­nerasi selanjutnya. Setiap generasi ba­
ru pada gilirannya akan menggali dan 1.2. Falsafah Pendidikan
mengembangkan pengetahuan dan ke­ Pemahaman mengenai pendidikan itu
cakapan baru yang diperlukannya untuk berubah dari waktu ke waktu serta dari
merespon dan mengatasi tantangan yang pendidik yang satu ke pendidik yang lain.
tidak dikenal lewat pendidikan penge­ Kendati demikian, pendidikan itu
tahuan dan kecakapan terdahulu. pada dasarnya bisa dipahami sebagai pro­
a. Undang-undang Sistem Pendidikan ses, di mana pendidik melakukan tran­
Nasional (UU 20/2003) merumuskan sfer pengetahuan, kecakapan dan nilai-
pendidikan sebagai usaha sadar dan nilai kepada peserta didik dalam suatu
terencana untuk mewujudkan suasana proses pembentukan kemampuan fisik
belajar dan proses pembelajaran (yang sehat), kemampuan nalar (yang
agar peserta didik secara aktif me­ cerdas) maupun karakter (yang utama),
nyum­bangkan potensi dirinya un­ melalui suatu proses yang merupakan
tuk memiliki kekuatan sepiritual upaya sosialisasi dan enkulturasi yang
kea­gamaan, pengendalian diri, kepri­ terlembaga, baik dalam ranah formal, non
badian, kecerdasan, akhlak mulia, serta formal, dan informal.
keterampilan yang diperlukan dirinya, Dalam kerangka konsep Ki Hajar De­
masyarakat, bangsa dan negara. wantara pendidikan yang humanis me­
b. Ki Hajar Dewantoro menegaskan bah­ nekankan pentingnya pelestarian eksis­
wa pendidikan adalah daya upaya tensi manusia, dalam arti membantu
untuk memajukan bertumbuhnya bu­ manusia menjadi lebih manusiawi, lebih
di pekerti (kekuatan batin karakter), berbudaya, sebagai manusia yang utuh

Vol. VI/No. 3/September 2011 


berkembang, menyangkut daya cipta ilmu ini berfungsi sebagai lensa, sehingga
(kognitif), daya rasa (afektif), dan daya melalui lensa ini para ilmuwan dapat
karsa (konatif). mengamati dan memahami masalah-
Ki Hajar Dewantara juga meninggalkan masalah ilmiah dalam bidang masing-ma­
pesan mengenai jangkauan pendidikan sing dan jawaban-jawaban ilmiah terhadap
yang siap bahkan untuk masa depan, masalah-masalah tersebut.
hampir seabad yang lalu: “pendidikan Paradigma diartikan sebagai alam
hendaknya membantu peserta didik untuk disiplin intelektual, yaitu cara pandang
menjadi merdeka dan independen secara seseorang terhadap diri dan lingkungannya
fisik, mental dan spiritual; pendidikan yang akan memengaruhinya dalam ber­
hendaknya tidak hanya mengembangkan pikir (kognitif), bersikap (afektif), dan ber­
aspek intelektual sebab akan memisahkan tingkah laku (konatif). Paradigma juga
dari orang kebanyakan; pendidikan hen­ dapat berarti seperangkat asumsi, kon­
daknya memperkaya setiap individu tetapi sep, nilai, dan praktek yang diterapkan
perbedaan antara masing-masing pribadi da­lam memandang realitas pada sebuah
harus tetap dipertimbangkan; pendidikan komunitas yang sama, khususnya, dalam
hendaknya memperkuat rasa percaya disiplin intelektual.
diri, mengembangkan harga diri. Peserta Dengan pengertian-pengertian di atas,
di­dik yang dihasilkan adalah peserta Paradigma Pendidikan dan Paradigma Pen­
didik yang berkepribadian merdeka, se­ didikan Nasional dapat dirumuskan seba­
hat fisik, sehat mental, cerdas, menjadi gai berikut ini:
anggota masyarakat yang berguna, dan ”Paradigma pendidikan adalah sua­
bertanggungjawab atas kebahagiaan tu cara memandang dan memahami pen­
diri­nya dan kesejahteraan orang lain. didikan, dan dari sudut pandang ini kita
Yang dimaksud dengan manusia mer­ mengamati dan memahami masalah-
deka adalah seseorang yang mampu ber­ ma­sa­lah pendidikan yang dihadapi dan
kembang secara utuh dan selaras dari men­cari cara mengatasi permasalahan
segala aspek kemanusiaannya dan yang tersebut.”
mampu menghargai dan menghormati “Paradigma pendidikan nasional
kemanusiaan setiap orang.” ada­lah suatu cara memandang dan me­
Masih sezaman dengan Ki Hajar De­ ma­hami pendidikan nasional, dan dari
wantara, Engkoe Mohammad Sjafei yang sudut pandang ini kita mengamati dan
mendirikan “Perguruan Ruang Pendidik memahami masalah dan permasalahan
INS Kayutanam” pada tahun 1926 di yang dihadapi dalam pendidikan
desa Kayutanam di Sumatra Barat juga nasional, dan mencari cara mengatasi
me­mandang pendidikan sebagai upaya permasalahan tersebut.”
dan proses pembangunan manusia yang Ke dalam cara pandang itu termasuk
lengkap. Dalam rangka itu Engkoe Mo­ tantangan dasar yang dihadapi manusia
hammad Sjafei mengajukan lima sasaran dalam kaitannya dengan tata sosial,
utama dari upaya pendidikan, yaitu: (a) kebudayaan serta lingkungan alamnya.
kemerdekaan berpikir (dalam bentuk Konsep paradigma Pendidikan Nasio­
inovasi/kreativitas), (b) pengembangan nal yang disusun di sini akan menjadi
ilmu pengetahuan, talenta/bakat (sebagai dasar untuk menentukan kebijakan ser­
rahmat Tuhan), dan potensi diri, (c) ta pelaksanaannya, dan melibatkan pu­
kemandirian dan entrepreneurship, (d) la penentuan persyaratan pelaksana-
etos kerja, serta (e) akhlak mulia (sebagai pelak­sananya. Dalam mengacu ke ma­
pengejawantahan dari agama, etika, dan sa depan, pelaksanaan pendidikan per­
estetika). lu memperhitungkan pengaruh dari
berbagai sumber belajar, termasuk yang
1.3. Paradigma Pendidikan berkembang di dunia maya. Paradigma
Thomas Kuhn (1922-1996) adalah orang pendidikan nasional yang dirumuskan di
pertama yang merumuskan paradigma sini, didasarkan pada tujuan, dan yang
ilmu dalam disiplin epistemologi sebagai diharapkan dari hasil pendidikan kita yang
kerangka teoritis, atau suatu cara me­ akan datang. Hal ini akan diuraikan dalam
man­dang dan memahami alam, yang te­ bagian tersendiri. (bersambung)
lah digunakan oleh komunitas ilmuwan
se­bagai pandangan dunianya. Paradigma

 The Structure of Scientific Revolutions. The


University of Chicago Press, ([1962] 1970.

 Vol. VI/No. 3/September 2011


Hasil Monitoring UN 2011
Bambang Suryadi
Staf Profesional BSNP, Dosen Fakultas psikologi UIN Jakarta

merupakan gabungan dari 60 persen nilai


Pengantar ujian sekolah dan 40 persen nilai rapor.

B
Kedua, pada tahun ini tidak ada UN
adan Standar Nasional Pendidikan Ulangan bagi siswa yang tidak lulus UN
(BSNP) sebagai lembaga inde­ Utama dan UN Susulan. Hal ini karena
berdasarkan evaluasi penyelenggaraan UN
penden memiliki wewenang me­ tahun sebelummnya, penyelenggaraan UN
nye­lenggarakan Ujian Nasional (UN) Ulangan kurang efektif.
SMA/MA, SMALB, SMK, SMP/MTs, dan Ketiga, khusus untuk UN SMA/MA,
BSNP melakukan uji petik di sekolah/ma­
SMPLB serta Ujian Nasional SD/MI
drasah tertentu. Dalam pelak­sanaannya,
tahun pelajaran 2010/2011. anggota BSNP membawa lem­bar jawaban
dari ruang ujian ke perguruan tinggi ko­
ordinator pengawasan UN un­tuk dipindai
UN Utama SMA/MA, SMALB dan SMK (scan). Hasil pemindaian diba­wa langsung
dilaksanakan dari tanggal 18 sampai ke Jakarta untuk dila­ku­kan analisis. Tu­
dengan 21 April 2011. UN Susulan juannya adalah un­tuk mendapatkan hasil
dilaksanakan dari tangal 25 sampai yang obyektif jika UN diselenggarakan
dengan 28 April 2011. Pengumuman dengan jujur dan transparan.
hasil UN tanggal 16 Mei 2011. UN Utama Untuk memastikan penyelenggaraan
SMP/MTs dan SMPLB dilaksanakan dari UN tahun pelajaran 2010/2011 sesuai
tanggal 25 sampai dengan 28 April 2011. dengan Prosedur Operasional Standar
UN Susulan dilaksanakan dari tanggal 3 (POS) tentang UN, maka BSNP melakukan
sampai dengan 6 Mei 2011. Pengumuman pemantauan penyelenggaraan UN.
hasil UN tangal 4 Juni 2011. UN Utama SD/
MI dan SDLB dilaksanakan dari tanggal 10 Metode
sampai dengan 12 Mei 2011. UN Susulan Mengingat keterbatasan anggota
dilaksanakan dari tanggal 18 sampai BSNP, kegiatan pemantauan UN ini dilak­
dengan 20 Mei 2011. Pengumuman hasil sanakan selain melibatkan anggota
UN minggu ketiga bulan Juni 2011. BSNP juga melibatkan Biro Hukum, In­
Jumlah peserta UN tahun pelajaran spek­torat Jenderal, dan Puspendik de­
2010/2011 sebanyak 10.660.312 peserta ngan mengunjungi sekolah/madrasah
dari 234.342 sekolah/madrasah untuk pe­nyelenggara UN. Selain itu kegiatan
seluruh jenjang dengan perincian sebagai pemantauan juga dilakukan oleh Direk­
berikut. torat Pembinaan SMP, SMA, dan SMK
Tabel 1 Kementerian Pendidikan Nasional.
Peserta Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2010/2011 Sekolah/madrasah yang dipantau
dipilih secara purposive dengan mem­
Jumlah Sekolah/ pertimbangkan jenis sekolah/madrasah,
No Jenjang Jumlah Peserta
Madrasah
status negeri/swasta dan lokasi sekolah
1 SMA/MA, SMK dan SMALB 25.656 2.488.757 di kabupaten/kota. Sedangkan kuesioner
2 SMP/MTs dan SMPLB 47.369 3.768.722 diberikan kepada penyelenggara ting­
3 SD/MI dan SDLB 161.317 4.402.839 kat provinsi, penyelenggara tingkat ka­
Total 234.342 10.660.312 bupaten/kota, penyelenggara tingkat
satuan pendidikan, guru, dan murid.
Dalam penyelenggaraan UN tahun Pemantauan dilaksanakan melalui
pelajaran 2010/2011 terdapat beberapa observasi, wawancara, dan angket. Ob­
perbedaan dibandingkan dengan UN servasi dilakukan untuk mendapatkan
tahun sebelumnya. Perbedaan pertama, gambaran yang jelas dan konkrit tentang
kriteria kelulusan peserta didik dari satuan penyelenggaraan UN. Obyek yang diob­
pendidikan ditentukan dengan formula servasi adalah satuan pendidikan penye­
gabungan,yaitu 60 persen nilai UN dan lenggara UN, diantaranya ruang kelas,
40 persen nilai sekolah/madrasah yang kondisi siswa, tempat penyimpanan

Vol. VI/No. 3/September 2011 


Siswa SMA
menghadapi
Ujian Nasional
pada hari pertama
dengan penuh
ceria dan percaya
diri. Percaya diri
merupakan kunci
utama menuju
sukses dalam
setiap urusan
termasuk UN.

soal, pengawasan UN di ruang ujian, dan Hasil pemantauan secara umum dapat
kebersihan lingkungan. Wawancara secara diklasifikasikan kepada tiga aspek, yaitu
mendalam (indepth interview) dilakukan persiapan siswa menghadapi UN, dampak
kepada penyelenggara UN tingkat provinsi, UN terhadap siswa dan guru, dan tingkat
kabupaten/kota, kepala sekolah, guru, kesukaran soal UN. Hasil tersebut dapat
dan peserta UN. Angket digunakan untuk digambarkan sebagai berikut.
mendapatkan pandangan siswa, guru, dan Data di atas menunjukkan bahwa
penyelenggara tentang penyelenggaran
UN. Beberapa hal yang ditanyakan dalam
angket adalah persiapan menjelang UN, Tabel 2
tingkat kesulitan soal untuk masing- Persiapan Siswa SMA/MA Menghadapi UN
masing pelajaran, dan dampak psikologis N = 481
UN terhadap semangat belajar dan meng­ No. PERSIAPAN JUMLAH
ajar murid dan guru. 443
1 Mengikuti pelajaran tambahan di sekolah/madrasah
Responden pemantauan terdiri atas 92%
beberapa unsur, yaitu (a) Penyelenggara 373
2 Mengikuti bimbingan belajar
UN tingkat provinsi (1 orang); (b) 78%
Penyelenggara UN tingkat kabupaten/kota 438
3 Membeli buku pelajaran yang diujikan
( 1 orang); (c) Penyelenggara UN tingkat 91%
satuan pendidikan (3 orang dari 3 satuan 449
4 Menambah jam belajar
pendidikan); (d) Guru (5 orang setiap 93%
satuan pendidikan); dan (e) Peserta UN (10
anak setiap satuan pendidikan) peserta UN bersungguh-sungguh mela­
Kegiatan pemantauan dilaksanakan kukan persiapan melalui berbagai usaha.
dalam rentang waktu pelaksanaan Mayoritas peserta didik menambah
UN sesuai dengan jadwal yang telah jam belajar (93%), mengikuti pelajaran
ditetapkan BSNP. Pemantau berada di tambahan di sekolah/madrasah (92%), dan
lapangan selama tiga hari. Pemantauan membeli buku pelajaran yang diujikan
dilaksanakan di 33 provinsi, di masing- dalam UN (91%). Namun demikian mes­
masing provinsi pemantauan dilakukan kipun mereka sudah mengikuti pelajaran
di dua sampai tiga kabupaten/kota, dan tambahan dan menambah jam belajar,
di setiap kabupaten/kota sebanyak tiga masih ada 78% dari peserta didik yang
sampai empat sekolah/madrasah. mengikuti bimbingan belajar. Ketika me­
reka ditanya mengapa masih mengikuti
Hasil bimbel, mayoritas responden mengatakan

 Vol. VI/No. 3/September 2011


untuk lebih percaya diri. Secara singkat lam tabel berikut ini.
dapat dikatakan bahwa usaha dan kerja
keras yang dilakukan peserta didik ini Tabel 5
dimaksudkan untuk lulus UN. Persiapan Siswa SMP/MTs Dalam
UN memiliki pengaruh psikologis Menghadapi UN
terhadap murid dan guru dalam belajar N = 357
mengajar sebagaimana terlihat dalam
NO PERSIAPAN JUMLAH
tabel berikut ini.
Mengikuti pelajaran tambahan 353
Data pada tabel 3 di atas menunjukkan 1
di sekolah/madrasah 99%
293
Table 3 2 Mengikuti bimbingan belajar
82%
Dampak UN Terhadap Siswa Dan Guru SMA/MA
Membeli buku pelajaran yag 304
SKALA 3
diUNkan 85%
NO. DAMPAK (Menurun-Meningkat)
1 2 3 4 334
4 Menambah jam belajar
4 38 156 124 94%
1. Semangat Belajar
1% 10% 45% 37%
Persiapan yang dilakukan siswa
16 81 114 109
2. Kecemasan SMP/MTs bervariasi. Mayoritas mereka
5% 25% 33% 30%
mengikuti pelajaran tambahan di seko­
Semangat 0 19 70 136
3. lah/madrasah (99%), menambah jam
mengajar guru 0% 5% 20% 39% bela­jar (94%), dan membeli membeli
bu­ku pelajaran yang diujinasionalkan
bahwa UN dapat meningkatkan semangat (85%). Namun demikian mayoritas dari
murid dalam belajar dan semangat guru mereka juga masih mengikuti bimbingan
dalam mengajar dengan persentase 37% belajar (82%). Tingginya persentase sis­
dan 39% untuk masing-masing katagori wa yang mengikuti bimbingan belajar
dengan skala 1 sampai 4. Namun demikian menunjukkan persiapan yang diberikan
diakui juga oleh siswa bahwa UN dapat guru dan dilakukan oleh siswa dirasakan
menimbulkan kecemasan dengan per­sen­ belum memadai.
tase 30% untuk skala 4. Tidak dipungkiri UN juga memiliki
Dari segi tingkat kesukaran soal untuk dam­pak psikologis terhadap siswa dan
tiga mata pelajaran utama, yaitu Bahasa guru seperti digambarkan dalam tabel
Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika berikut ini.
dapat digambarkan sebagai berikut.
Data di atas menunjukkan, dari tiga Tabel 6
Dampak UN Terhadap Siswa Dan
Guru SMP/MTs
Table 4
Tingkat Kesukaran Soal UN SMA/MA SKALA
NO. DAMPAK
1 2 3 4
TINGKAT KESUKARAN
NO. MATA PELAJARAN (Mudah-Sulit) Semangat 2 9 116 198
1.
1 2 3 4 5 Belajar 1% 3% 32% 55%
1 Bahasa Indonesia 21 88 168 49 8 17 140 127 52
2. Kecemasan
6% 25% 50% 14% 2% 5% 39% 36% 15%
2 Bahasa Inggris 18 57 143 82 11 Semangat 0 8 71 173
3.
5% 16% 43% 24% 3% mengajar guru 0% 2% 20% 48%
3 Matematika 11 22 85 111 89
3% 6% 26% 32% 25%
Bagi siswa, UN dapat meningkatkan
semangat belajar mereka sebagaimana
mata pelajaran, Matematika dirasakan dirasakan oleh 55% responden. Bagi
oleh siswa memiliki tingkat kesukaran guru, UN dapat meningkatkan semangat
yang paling tinggi dengan persentase 57% mengajar sebagaimana dirasakan oleh 48%
untuk skala 4 dan 5, diikuti oleh Bahasa responden dari guru. Namun demikian
Inggris dengan persentase 27% dan Bahasa diakui juga bahwa UN berdampak pada
Indonesia dengan persentase 16%. timbulnya kecemasan di kalangan
Sehubungan dengan persiapan meng­ siswa sebagaimana dirasakan oleh 51%
hadapi UN, siswa SMP/MTs yang menjadi responden pada skala 3 dan 4.
responden monitoring melakukan berbagai Untuk tingkat kesukaran soal UN SMP/
persiapan sebagaimana digambarkan da­ MTs dapat digambarkan sebagai berikut.

Vol. VI/No. 3/September 2011 


Tabel 7 karan soal yang paling tinggi untuk Para pengawas
UN SMP/MTs dan SMA/MA. Untuk itu ruang ujian
Tingkat Kesukaran Soal UN SMP/MTs
disarankan kepada guru dan murid untuk mendengarkan
MATA TINGKAT KESUKARAN pengarahan dari
NO. memberikan perhatian kepada mata
PELAJARAN 1 2 3 4 5 penyelenggara
pelajaran Matematika yang merupakan
1 Bahasa 16 79 153 79 19 UN tingkat satuan
dasar dari semua ilmu pengetahuan.
Indonesia 4% 22% 43% 22% 5% pendidikan.
Diantaranya adalah dengan membuat Pengarahan
2 Bahasa 9 32 147 97 24 strategi mengajar yang mudah dimengerti
Inggris diberikan
3% 9% 41% 27% 7% oleh siswa serta dengan memberikan setiap pagi
3 Matematika 5 47 91 107 78 banyak latihan. sebelum mereka
1% 13% 25% 30% 22% Meskipun para siswa sudah me­ melakukan
4 IPA 2 32 67 88 17 lakukan persiapan dengan mengikuti pengawasan.
1% 9% 19% 25% 5% kelas tambahan di sekolah/madrasah Pengawasan
dan menambah jam belajar di rumah, dilakukan dengan
Dari empat mata pelajaran di atas, mayoritas dari mereka masih mengikuti sistem silang atar
Matematika memiliki tingkat kesukaran sekolah/madrasah.
bimbingan belajar. Artinya mereka masih
soal yang paling tinggi dengan persentase mengeluarkan biaya tambahan untuk
52% pada skala 4 dan 5, diikuti oleh mengikuti bimbingan tersebut. Untuk itu
Bahasa Inggris dengan persentase 34%, disarankan kepada para siswa untuk lebih
IPA dengan persentase 30% dan Bahasa percaya diri dengan mengikuti proses
Indonesia dengan persentase 27%. belajar mengajar di sekolah dan belajar
secara mandiri.
Kesimpulan dan Saran UN memiliki dampat positif kepada
BSNP sebagai penyelenggara UN siswa dan guru. Bagi siswa UN dapat
senantiasa melakukan perbaikan dan meningkatkan semangat belajar dan
peningkatan mutu penyelenggaraan UN. bagi guru dapat meningkatkan semangat
Usaha ini dimaksudkan untuk menjadikan mengajar. Dampak psikologis lainnya
hasil UN lebih obyektif, jujur, dan adalah munculnya kecemasan di kalangan
kredibel. Untuk itu diperlukan kerjasama siswa. Namun tingkat kecemasan ini tidak
dan komitmen dari semua pihak dan tinggi sehingga malah bisa dijadikan
masyarakat luas sehingga penyelenggaraan daya pendorong untuk lebih giat belajar.
UN yang obyektif, jujur, dan kredibel Disarankan bagi siswa dan guru, semangat
dapat diwujudkan. Tanpa kerjasama dan belajar dan mengajar tersebut hendaknya
komitmen tersebut usaha yang dilakukan ditingkatkan bukan hanya karena UN tapi
oleh BSNP tidak akan optimal. karena untuk menguasai kompetensi yang
Matematika memiliki tingkat kesu­ harus dimiliki. l

10 Vol. VI/No. 3/September 2011


Perkembangan Penyusunan
Standar Nasional Pendidikan
Bambang Suryadi

Ada tujuh kegiatan yang menjadi masing standar serta memberikan masukan
dan tanggapan un­tuk pengembangan standar
prioritas BSNP pada tahun 2011, yaitu dimaksud. Hal ini menjadi penting mengingat
penyempurnaan SKL dan SI, standar sarana tidak semua anggota BSNP terlibat secara
dan prasarana program pascasarjana dan langsung dalam pengembangan seluruh stan­
dar. Se­mentara di sisi lain, ungkap Aman, ang­
profesi, standar pendidik dan tenaga
gota BSNP harus mengetahui subtansi dan
kependidikan pendidikan tinggi, standar pro­ses pengembangan standar yang sedang
biaya pendidikan tinggi, pengembangan berlangsung.
instrumen pemantauan standar
pendidikan nonformal, dan evaluasi Penyempurnaan SKL dan SI
Menurut Djemari Mardapi dalam pe­­­
standar pendidikan tinggi berdasarkan lak­sanaan kegiatan penyempurnaan SKL
paradigma pendidikan nasional. dan SI ada beberapa tahapan ke­giat­­an yang
digabungkan supaya an­ta­ra anggota tim ahli
SKL dan tim ahli SI dapat berkomunikasi dan

K
oordinator untuk penyempurnaan tukar in­for­masi. “Strategi ini sangat penting
SKL adalah Djemari Mardapi, untuk SI karena ber­dasarkan SKL tersebutlah akan
ada­lah Mungin Eddy Wibowo, untuk di­kem­bangkan menjadi SI. Ada SKL satuan
standar sarana dan prasarana adalah Edy Tri pen­didikan, SKL kelompok mata pelajaran,
Baskoro, untuk standar pendidik dan tenanga dan SKL mata pelajaran. Masing-masing
kependidikan pendidikan ting­gi adalah Djaali, SKL memiliki turunannya dalam SI”, ung­kap
untuk standar biaya pendidikan tinggi adalah Djemari.
Zaki Baridwan, untuk instrumen pemantauan Sampai berita ini ditulis, tim penyem­
standar pen­didikan nonformal adalah Jamaris purnaan SKL dan SI telah melakukan vali­dasi
Jamna dan untuk evaluasi standar pendidikan di Surabaya tanggal 19-21 Agus­tus 2011.
tinggi berdasarkan paradigma pendidikan Dalam laporannya, Djemari Mar­dapi me­nyam­
nasional adalah Farid Anfasa Moeloek. paikan kegiatan validasi sangat menarik.
Setiap hari Selasa, dalam rapat pleno Ham­pir semua tim ahli dan undangan ha­
BSNP, masing-masing koordinator kegiatan dir. Tempat kegiatan juga sangat bagus se­
menyampaikan laporan perkembangan pe­ hing­ga memudahkan untuk komunikasi dan
nyusunan standar tersebut. Menurut Mu­ham­ sinkronisasi antara tim SKL dan tim SI. Hanya
mad Aman Wirakartakusumah, melalui laporan satu yang pembahasannya agak lama yaitu
perkembangan ini dimaksudkan supaya semua PKn.
anggota BSNP mengetahui perkembangan Sementara Mungin Eddy Wibowo dalam
dan hasil yang sudah di­capai untuk masing- la­porannya menyampaikan TIM SKL dan SI

Djemari Mardapi
(berbaju batik
coklat) dan
Mungin Eddy
Wibowo (kanan)
menyampaikan
perkembangan
penyempurnaan
SKL dan SI dalam
rapat pleno BSNP

Vol. VI/No. 3/September 2011 11


Dari kiri ke kanan,
Baso Intang
Sappaile, Abdul
Gafur, Hinduan,
Gardjito, dan
AT Soegito
memaparkan draf
standar tenaga
kependidikan
tinggi di BSNP

pada hari pertama masih terpisah untuk me­ Sappaile, Abdul Gafur, Hinduan, dan Gardjito
nyempurnakan draf. Pada hari kedua, kedua mempresentasikan draf standar di BSNP un­
tim menyatu untuk melakukan sinkronisasi. tuk mendapatkan masukan dan saran sebelum
Tim kemudian berpisah lagi untuk melakukan dilakukan pembahasan dengan unit utama.
perbaikan masing-masing standar. Kegiatan Gardjito dalam presentasinya ten­tang
berakhir pada hari ketiga jam 09.00. draf standar pustakawaan (Kepala Per­pus­ta­
Tim merekomendasikan kepada BSNP kaan, Pustakawan, dan Tenaga Teknis) mem­
untuk mengundang Direktur Pendidikan perkenalkan istilah baru dalam draf tersebut,
Aga­ma Islam, Pendidikan Agama Kristen, yaitu istilah pemustaka sebagai sebutan untuk
Pen­didikan Agama Katholik, Pendidikan pengguna perputakaan. Sementara Hinduan
Aga­ma Buddha, Pendidikan Agama Hindu, mempresentasikan draf standar laboratorium
Pendidikan Agama Konghucu pada tanggal dan Abdul Ghafur memaparkan draf standar
13 September 2011 untuk membahas ke­ter­ pusat sumber belajar perguruan tinggi.
libatannya dalam penyempurnaan SKL dan SI. Pada akhir presentasi BSNP mem­be­ri­
Uji publik dilaksanakan tanggal 7-9 Oktober kan apresiasi kepada tim yang telah me­
2011. Sebelum uji publik, te­patnya tanggal ngembangkan draf standar pranata labo­ra­
27 September 201, tim ahli yang diwakili oleh torium pendidikan perguruan tinggi, standar
Ketua dan Sekretaris mempresentasikan draf ketenagaan pusat sumber belajar perguruan
SKL dan SI di BSNP. tinggi, dan standar tenaga per­pustakaan
per­guruan tinggi dengan beberapa catatan
Standar Tenaga Kependidikan untuk ditindaklanjuti sebagai perbaikan dan
Pendidikan Tinggi (Teknisi Sumber penyempurnaan draf standar.
Belajar, Laboran, dan Pustakawan)
Koordinator kegiatan ini adalah Djaali. Evaluasi Standar Pendidikan
Tim pengembang draf standar tenaga ke­pen­ Tinggi berdasarkan Paradigma
didikan terdiri atas tiga kelompok kecil, yaitu PendidikanNasional
tim untuk standar ketenagaan pusat sumber Sebagai koordinator kegiatan Farid Afansa
belajar perguruan tinggi, standar pranata Moeloek menyampaikan bahwa sam­pai saat
laboratorium pendidikan perguruan tinggi, ini sudah ada empat tahapan kegiatan yang
dan standar tenaga perpustakaan perguruan dilakukan. Kegiatan keempat adalah validasi
tinggi. draf standar dilaksanakan di Semarang pada
Dari sembilan tahapan kegiatan, sam­ tanggal 13-15 Agustus 2011.
pai berita ini diturunkan, telah ter­laksana Menurut Moeloek dari 14 peserta yang
6 tahapan, yaitu sampai pada tahap pem­ba­ diundang, 10 hadir. Sebagian besar mem­
has­an dengan unit utama yang dilak­sanakan berikan masukan terhadap draf standar.
pada tanggal 12-14 Agustus 2011. Sebelum Yang diminta dari reviewer adalah pan­dangan
itu, telah dilakukan kegiatan validasi draf mereka terhadap gagasan yang tertuang dalam
standari di enam provinsi, yaitu Jawa Timur paradigma pendidikan na­sional, apakah bisa
(UNESA), Jawa Tengah (UNNES), Sumatera dipakai sebagai acuan dalam menghadapi
Utara (UNIMED), Su­lawesi Selatan (UNM), Jawa perubahan paradigm pendidikan. Selama
Barat (UPI), dan DIY (UNY) dalam rentang ke­giatan berlangsung telah terjadi diskusi
waktu dari tanggal 3-8 Juli 2011. yang sangat intens dan ada pertanyaan yang
Pada tanggal 9 Agustus 2011, tim ahli mengkritisi draf dengan memberikan ma­
yang diwakili oleh AT Soegito, Baso Intang sukan yang sangat konstruktif.

12 Vol. VI/No. 3/September 2011


Pada tanggal 23 Agustus 2011, me­wakili membaca instrumen sebelum menjawab.
tim ahli Imam Buchori Zainuddin mem­­ Di akhir presentasi BSNP mereko­men­
pre­sentasikan draf evaluasi standar pen­di­ dasikan kepada tim ahli untuk menyem­pur­
dikan tinggi di BSNP. Menurut Buchori pa­ nakan isntrumen yang ada sebelum digu­
da pertemuan terakhir tim masih masih nakan untuk mengumpulkan data yang akan
membicarakan konsep dari buku paradigma dilaksanakan dalam rentang waktu dari tang­
pendidikan nasional. Ada beberapa perubahan gal 12 sampai dengan 16 Septermber 2011.

Imam Buchori
Zainuddin dan
Terry Mart
mempresentasikan
draf evaluasi
standar
pendidikan tinggi
di BSNP

dalam draf buku meskipun sudah digandakan Standar Sarana dan Prasarana
oleh BSNP secara terbatas. Yang akan dievaluasi Program Pascasarjana dan Profesi
ada­lah standar yang ada di lapangan. Kondisi Pendidikan Tinggi
di lapangan menunjukkan ada beberapa per­ Koordinator kegiatan ini adalah Edy Tri
gu­ruan tinggi yang secara tidak langsung, Baskoro. Dalam laporannya, Edy Tri Bas­koro
mes­kipun standar belum disahkan, sudah menyampaikan pertemuan tim ahli standar
melakukan evaluasi. Mereka memiliki kriteria sarana dan prasarana pro­gram pascasarjana
sendiri, termasuk kriteria dari BAN-P. dan profesi yang ke­lima telah dilaksanakan di
Lebih lanjut Buchori menjelaskan kon­ Jakarta mulai Jumat sampai dengan Minggu
disi di lapangan untuk mengantisipasi peru­ (12-14 Agus­tus 2011). Agenda utamanya
bahan paradigma pendidikan abad XXI dan adalah penyempurnaan draf standar
kepedulian BSNP tentang peru­bah­an tersebut. berdasarkan hasil validasi.
“Yang penting adalah ke­siapan menghadapi Validasi draf standar, lanjut Edy Tri
perubahan abad XXI. Jika suasana dan se­ Baskoro, dilaksanakan di enam provinsi,
mangat yang ada tidak mendukung perubahan, yaitu Sumatera Utara (USU), Sumatera Sela­
ini yang bermasalah”, ungkap Buchori sera­ tan (UNSRI), Jawa Barat (IT TELKOM), Jawa
ya me­­nambahkan perubahan paradigma Tengah (UNDIP), DIY (ISI), dan Sula­wesi
pen­didikan dan kehidupan sosial me­nun­tut Selatan (UNHAS) pada bulan Juli 2011.
kemandirian dan kemandirian sebagai konsep Secara umum, lanjut Edy Tri Bas­ko­ro,
penting untuk menghadapi hari depan. cukup banyak masukan yang di­­per­oleh
Selaian yang bersifat pemikiran seba­gai­ dari lapangan yang dapat dikelompokkan
mana yang diuraikan di atas, Buchori juga dalam dua hal. Pertama komentar tentang
mempresentasikan draf instrumen evaluasi keterbacaan standar dan kedua tentang
standar pendidikan tinggi. Djemari Mardapi kesesuaian standar. Secara umum draf
memberikan catatan dalam mengembangkan standar dapat dipahami dan tepat dengan
instrumen harus jelas konstruk yang akan persentasi 80%. Dari hasil validasi, tim
diukur. Dimensi apa yang akan diukur harus mendapat masukan yang sangat kon­
jelas supaya hasilnya valid dan reliable. Per­ struktif untuk penyempurnaan draf stan­
tanyaan dalam instrumen ada yang bersifat dar tersebut. Selanjutnya tim akan mem­
lang­sung dan tidak langsung. Hal-hal yang presentasikan draf standar di BSNP tanggal
terkait dengan karakter tidak ditanyakan 20 Sep­tember 2011. Pertemuan se­lanjutnya
langsung. Selain itu, tambah Djemari, perlu ada­lah pembahasan dengan unit utama
ada cross check dalam instrument untuk pada tanggal 1-3 Oktober 2011 di Jakarta.
mengetahui apakah responden benar-benar Dalam kegiatan ini BSNP meng­undang 14

Vol. VI/No. 3/September 2011 13


Tim ahli standar
sarana dan
prasarana
program
pascasarjana dan
profesi berpose
bersama sebelum
membahas draf
standar dengan
para nara sumber
di Surabaya.
Solidaritas,
kebersamaan,
keakraban, dan
partisipasi dari tim
ahli menjadi kunci
utama dalam
pengembangan
standar.
orang. Mereka meliputi unsur DIKTI, Biro ta­kan sampai saat ini sudah sampai pada
Hukum, Kemenag, Kopertis, Ko­pertais, dan tahapan kelima, yaitu validasi draf instrumen
asosiasi profesi. pemantauan pendidikan nonformal. Kegiatan
validasi dilaksanakan dalam rentang waktu
Standar Biaya Pendidikan Tinggi dari tanggal 14-19 Agustus 2011 di enam
Sebagai koordinator kegiatan adalah Za­ pro­vinsi, yaitu Jawa Tengah (P2PNFI), Jawa
ki Baridwan. Pada saat laporan ini ditulis, Barat (P2PNFI), Sumatera Utara (BPPNFI), Jawa
pelaksanaan kegiatan sudah sam­pai tahap Tengah (BPPNFI), Kalimantan Barat (BPKB),
validasi. Kegiatan validasi ini dilaksanakan di dan Bali (BPKB).
enam perguruan tinggi di delapan provinsi, Berdasarkan masukan dari validasi ter­
yaitu DKI, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, sebut, lanjut Jamaris, tim ahli akan mela­
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi kukan perbaikan dan penyempurnaan draf
Selatan, dan Bali. instrumen pemantauan standar pen­didikan
Menurut Zaki Baridwan standar biaya nonformal. Kegiatan ini dilak­sanakan di
yang dikembangkan adalah unit cost per ma­ Jakarta.
hasiswa per tahun untuk program sar­jana
(S1) pada program studi tertentu. Standar
biaya ini,lanjut Zaki Baridwan, dibatasi pada
biaya operasional sedangkan biaya investasi
dan biaya personal tidak distandarkan.
Menurut Mansur Ma’shum ketua tim
ahli, ada dua puluh delapan jenis ak­tifitas
yang dihitung biayanya. Aktifitas tersebut
adalah renstra, RKT, evaluasi diri, pelaporan,
penjaminan mutu, ke­ma­hasiswaan, promosi,
seleksi calon mahasiswa, registrasi, kurikulum
dan sila­bus, orientasi mahasiswa, penyusunan
ka­lender akademik, penyusunan jadwal ku­
liah, perencanaan kuliah, perkuliahan, kuliah
umum/­dosen tamu, perpustakaan, praktikum,
praktek lapangan, KKN, tugas akhir,yudisium,
wisuda, pemeliharaan, keamanan, asuransi,
pela­yanan kesehatan, dan aktifitas umum. Peserta validasi draf standar biaya pendidikan tinggi di UIN Syarif
Hasil validasi telah selesai dianalisis oleh Hidayatullah Jakarta. Mereka terdiri atas wakil dekan bidang
tim ahli dan akan dimanfaatkan untuk pe­ administrasi umum, ketua jurusan, kepala satuan pengawas intern,
nyem­purnaan draf standar. dan tim BLU.
Memperhatikan laporan perkembangan
Pengembangan Instrumen penyusnan standar sebagaimana diuraikan di
Pemantauan Standar Pendidikan atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pe­
Nonformal ngembangan standar berjalan sesuai dengan
Koordinator kegiatan ini adalah Jama­ris perencanaan awal dan diharapkan akan selesai
Jamna. Dalam laporannya, Jamaris menga­ seusai dengan perencaan se­mula. Amin. l

14 Vol. VI/No. 3/September 2011


Berita BSNP

Kepala Balitbang
Kementerian
Pendidikan
Nasional
Khairil Anwar
Notodiputro
(kiri) didampingi
Burhanuddin
Tola Sekretaris
Balitbang
mendiskusikan
tentang standar
nasional
pendidikan dan BALITBANG DAN BSNP BERSINERGIS DALAM
Ujian Nasional di
BSNP
PELAKSANAAN KEGIATAN
K epala Balitbang Kementerian Pendidikan Nasional
Khairil Anwar Notodiputro yang baru dilantik pada
25 Juli 2011 yang lalu, mengadakan audiensi dengan
terkait dengan draf standar yang telah selesai
dikembangkan oleh BSNP namun belum ditetapkan
menjadi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional.
anggota BSNP di ruang sidang BSNP pada hari Selasa “BSNP sudah mengusulkan beberapa draf standar
(9/8/2011) untuk mensinergikan kegiatan BSNP dan tersebut sejak tiga tahun yang lalu , tapi belum ada
Balitbang. “Selain silaturahim, per­temuan ini juga di­ produk yang ditetapkan menjadi Permendiknas”,
mak­sudkan untuk mensinergikan kegaitan-kegiatan ungkap Aman se­raya menambahkan keberadaan
yang ada di Balitabang dan kegiatan BSNP terutama standar sangat ditunggu di lapangan terutama
yang terkait dengan pengembangan standar nasional yang terkait dengan pembukaan program stu­di,
pendidikan dan penyelenggaraan Ujian Nasional” pembukaan perguruan tinggi, dan akreditasi.
ung­kap Khairil Anwar yang didampingin oleh Bur­ Tentang draf standar pendidikan yang belum
hanuddin Tola Sekretaris Balitbang dan Hari Setiadi dijadikan Permen, menurut Khai­ril Anwar, perlu
Kepala Puspendik serta beberapa staf Puspendik. dilihat apakah ada permasalahan. Intinya Balitbang
Sebagai pertemuan pertama, lanjut Khairil mendukung produk yang dihasilkan BSNP untuk
Anwar, Balitbang memberikan apre­siasi kepa­da segera diproses menjadi ketetapan Mendiknas.
BSNP yang telah memberikan informasi tentang Sementara Burhanuddin Tola Sekretaris Ba­
tugas dan wewenang BSNP. Dukungan Balitbang lit­bang menyatakan selama ini Balitbang sudah
kepada BSNP menjadi sangat penting untuk mendukung pelaksanaan kegiatan BSNP dengan
menjalankan roda organisasi. menyediakan sumber daya ma­nusia atau staf
Ketua BSNP Moehammad Aman Wira­ untuk sekretariat dan keuangan. Namun perlu juga
kartakusumah menyambut baik niat Kepala Balitbang dievaluasi, sejauh mana tenaga yang disediakan
yang notabene mantan Direktur Pascasarjana IPB. Balitbang mendukung kinerja BSNP.
“Pertemuan ini merupakan kesempatan yang baik Untuk memperbaiki mutu penye­leng­ga­ra­
untuk mensinkronkan kegiatan BSNP dengan an UN, Balitbang bersama BSNP akan menye­
program kerja di Balitbang” ungkap Aman. lenggarakan lokakarya pada tang­gal 23 sampai
Melalui pertemuan ini, tambah Aman dengan 25 September 2011. Diharapkan dari lo­
diharapkan Kepala Balitbang bisa men­jem­batani kakarya ini penye­leng­garaan UN pada masa depan
antara BSNP dan Menteri Pendidikan Nasional dapat ditingkatkan. l

HASIL PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN TAHAP I


B SNP bekerjasama dengan Puskurbuk me­la­
kukan penilaian buku teks pelajaran tahap I dari
tanggal 21-22 Agustus 2011 di Jakarta. Menurut
anggota BSNP dalam rapat pleno (23/8/2011) untuk
mendapatkan masukan dan saran. Urip anggota tim
ahli penilaian buku dalam paparannya menjelaskan
Weinata Sairin anggota BSNP ada empat aspek yang pe­nilaian tahap I dilakukan dalam dua kesem­
dinilai untuk menetapkan buku tersebut layak atau patan. Pertama, dilakukan oleh ahli materi dan ahli
tidak untuk dijadikan buku teks pelajaran. “Empat pembelajaran. Proses penilaian dila­kukan dengan
aspek yang dinilai adalah kelayakan isi, bahasa, memberikan angka se­suai dengan deskripsi yang
penyajian, dan kegrafikaan” ungkap Weinata Sairin ada. Kedua, pe­nilaian berbentuk komentar dari
sebagai koordinator kegiatan tersebut. penilai terhadap masing-masing butir yang ada
Hasil penilaian tersebut dipaparkan ke­pada di da­lam instrumen. “Dengan demikian ada dua

Vol. VI/No. 3/September 2011 15


Berita BSNP
data hasil penilaian, yaitu kuantitatif dan kualitatif”, usulan perbaikan langkah penilaian buku teks
ungkap Urip seraya menambahkan dengan cara pelajaran, yaitu (a) Penilaian Ta­hap II, (b) Review
seperti ini buku yang diloloskan memiliki mutu penilaian kualitatif oleh tim Pengembang, (c) Rapat
yang baik. pleno (1) BSNP, (d) Workshop dan feedback kepada
Dari 832 buku teks pelajaran yang di­nilai, penulis untuk perbaikan, dan (e) Review oleh tim
sebanyak 429 (51,56%) yang dire­ko­mendasikan pengembang terhadap buku hasil perbaikan.
untuk dinilai pada tahap II oleh guru. Kegiatan ini BSNP setelah memperhatikan pe­ma­paran dan
bertujuan untuk menilai kelayakan penyajian dan hasil penilaian tahap I mere­ko­mendasikan untuk
kelayakan bahasa, serta kelayakan kegrafikaan. dilakukan penyesuaian POS khusus untuk buku
Lebih lanjut tim ahli memberikan bebe­rapa yang memiliki sub-mapel. l

Tim dari
Puskurbuk
Kementerian
Pendidikan
Nasional
memaparkan
hasil penilaian
buku teks
pelajaran tahap I
di BSNP

VALIDASI DRAF STANDAR SARANA DAN PRASARANA


PROGRAM PASCASARJANA DAN PROFESI
B SNP menyelenggarakan validasi draf stan­dar
sarana dan prasarana program pascasarjana
dan profesi pendidikan tinggi di enam porvinsi
seorang anggota BSNP dan dua orang tim ahli
pengembangan standar. Dalam hal anggota BSNP
tidak dapat hadir, maka diwakili oleh tim ahli.
pada bulan Juli 2011. Enam provinsi yang men­ Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19
jadi tempat kegiatan validasi serta lembaga tahun 2005 tentang Standar Nasio­nal Pendidikan,
part­ner penyelenggara adalah Jawa Barat (IT Tel­ standar sarana dan prasarana adalah standar
kom), Daerah Isti­me­wa Yogyakarta (Institut Seni nasional pendidikan yang berkaitan dengan
Indonesia), Sulawesi Selatan (Universitas Hasa­ kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat
nud­din), Sumatera Selatan (Universitas Sriwijaya), berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan,
Sumatera Utara (Universitas Sumatera Utara), dan laboratorium, beng­kel kerja, tempat bermain,
Jawa Tengah (Universitas Diponegoro). Di setiap tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber
provinsi ada tiga nara sumber de­ngan komposisi belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang

Tim ahli dan


nara sumber
mendiskusikan
draf standar
sarana dan
prasarana
program
pascasarjana
dan profesi
pendidikan
tinggi. Masukan
dari nara sumber
diakomodasi
untuk
pernyempurnaan
draf standar
tersebut.

16 Vol. VI/No. 3/September 2011


Berita BSNP
proses pem­belajaran, termasuk penggunaan tek­ tertentu. Ada tiga rumpun keilmuan yaitu ilmu
no­logi informasi dan komunikasi. alam, ilmu sosial, dan ilmu budaya. Ilmu alam
Menurut Edy Tri Baskoro anggota BSNP meliputi kedokteran/ke­sehatan, pertanian, MIPA,
sekaligus sebagai koordinator kegiatan, tu­juan teknik, dan kom­pu­ter. Ilmu sosial meliputi ekonomi,
validasi ini adalah untuk mendapatkan masukan pen­didikan, dan sosial lainnya (hukum, psikologi,
dan tanggapan terhadap draf stan­dar tersebut sospol dll). Ilmu budaya meliputi seni/desain dan
dari dua aspek, yaitu keter­ba­caan dan kesesuaian humaniora (keagamaan, sastra, sejarah dll).
standar. Aspek keter­bacaan yang diukur adalah Kegiatan validasi di setiap provinsi dia­wali dengan
apakah draf stan­dar tersebut mudah atau sulit presentasi tentang standar na­sional pendidikan oleh
untuk dipahami dari segi penggunaan bahasa atau anggota BSNP. Kemudian tim ahli memaparkan draf
istilah. Sedangkan aspek kesesuaian standar yang standar sarana dan prasarana program pascasarana
diukur adalah apakah draf tersebut terlalu tinggi, dan profesi. Usai pemaparan, peserta validasi diberi
sudah sesuai, atau terlalu rendah untuk dipenuhi waktu untuk membaca draf standar selama kurang
oleh perguruan tinggi penyelenggara program lebih 30 menit. Pada saat yang bersamaan mereka
pascasarjana dan profesi. mengisi instrumen validasi. Selanjutnya peserta
Untuk mencapai tujuan di atas, di setiap memberikan pandangan umum terhadap draf
provinsi BSNP mengundang tiga puluh peserta standar. Sedangkan tim ahli merangkum seluruh
validasi. Mereka mewakili perguruan tinggi negeri hasil validasi untuk dijadikan bahan da­lam kegiatan
dan swasta serta rumpun dan bidang keilmuan pengembangan standar beri­kutnya. l

Peserta evaluasi
pelaksanaan UN
tahun pelajaran
2010/2011
antusias
menyampaikan
pandangan
dan masukan
untuk perbaikan
pelaksanaan EVALUASI PELAKSANAAN UN
UN di masa
mendatang DI PROVINSI JAMBI DAN SULAWESI SELATAN

P rovinsi Jambi dan Sulawesi Selatan me­lakukan


evaluasi pelaksanaan Ujian Na­sional (UN)
tahun pelajaran 2010/2011 pada pertengahan
diterima di lapangan. “Keterlambatan sosialisasi
Per­men­diknas dan POS UN ini karena belum ada
keputusan dari DPR”, ungkap Ramli Zakaria seraya
Agustus yang lalu. Dalam hal ini BSNP mengutus menambahkan BSNP dari tahun ke tahun selalu
Teuku Ramli Zakaria ke Provinsi Jambi dan Djaali melakukan perbaikan. Pada tahun 2011 perbaikan
ke Provinsi Sulawesi Selatan. Selain dari BSNP, yang dilakukan adalah dengan memasukkan kom­
Kepala Puspendik Hari Setiadi juga hadir dalam ponen ujian sekolah. Setelah mendapat penjelasan
acara tersebut. dari kedua nara sumber, para peserta dapat me­
Menurut Ramli Zakaria peserta yang di­undang nerima pentingnya dilaksanakan UN.
dalam evaluasi tersebut adalah para kepala dinas Dari Makassar, Djaali melaporkan materi
pendidikan kabupaten/kota di Jambi. Sebagai nara yang disampaikan menekankan pada amanat un­
sumber, dalam pa­parannya Ramli Zakaria lebih dang-undang tentang penyelenggaraan UN dan
banyak me­nekankan tentang POS UN sebagai pengendalian UN. “Undang-undang tentang Sis­
acuan penyelenggaraan UN. Sedangkan Hari Setia­ diknas memberikan amanat ke­pada BSNP untuk
di dalam presentasinya menekankan pada hasil menyelenggarakan UN. Dalam menyelenggarakan
UN. UN, BSNP be­ker­jasama dengan Puspendik, Direk­
Selama acara berlangsung, tambah Ramli torat terkait di Kementerian Pendidikan Nasional,
Zakaria, sebagian peserta menganggap tidak Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten/Kota, dan
diperlukan UN karena terjadi ba­nyak kecurangan. Perguruan Tinggi Negeri. Pengendalian UN yang
Sebagian yang lain me­nyam­paikan bahwa bisa ditangani oleh BSNP masih terbatas pada
Permendiknas dan POS tentang UN selalu terlambat penyelenggaraan UN di Kabupaten/Kota” ucap

Vol. VI/No. 3/September 2011 17


Berita BSNP
Djaali. Pada akhir acara para peserta evaluasi pelak­
Untuk penyelenggaraan UN di sekolah/madra­ sanaan UN di Jambi dan Sulawesi Selatan sepakat
sah, lanjut Djaali, sulit dikendalikan BSNP. Dalam hal untuk melakukan perbaikan terhadap kekurangan
ini BSNP bekerjasama dengan perguruan tinggi atau kelemahan dalam penyelenggaraan UN tahun
negeri untuk melakukan pengawasan di sekolah/ lalu. Masalah utama di lapangan adalah banyak
madrasah. sekolah yang kekurangan guru. l

Peserta
UNPP di NTB
mengerjakan
soal ujian
dengan serius.
Suasana UNPP
lebih rileks
dibanding
peserta UN
formal, terutama
dalam hal pakain
PEMANTAUAN sebagaimana
tampak dalam
PELAKSANAAN UNPP gambar

B SNP telah menyelenggarakan Ujian Nasional


Progam Paket (UNPP) periode I dari tanggal
5 sampai dengan tanggal 8 Juli 2011 untuk UN
Kerjasama antar peserta dibiarkan oleh pengawas
dan ada peserta yang main HP saat ujian.
Ketidakhadiran peserta ujian sebagaimana dila­
Program Paket C dan Program Paket C Kejuruan, porkan oleh Farid Afansa Moeloek karena mereka
tanggal 12 sampai dengan 14 Juli 2011 untuk UN masih bekerja dan tidak mendapat izin dari tempat
Program Paket A/Ula dan Program Paket B/Wustha. kerja. Untuk mengatasi masalah ini, Moeloek me­
Sedangkan untuk periode II, dilaksanakan dari ngusulkan supaya ada pembicaraan dengan Men­
tanggal 11 sampai dengan 14 Oktober 2011 untuk teri Tenaga Kerja sehingga peserta ujian yang kerja
UN Program Paket C dan Program Paket C Kejuruan, bisa ikut UNPP. Selain itu waktu ujian diusulkan
dan tanggal 18 sampai dengan 20 Oktober 2011 sama dengan formal, yaitu pada pagi hari. Meskipun
untuk UN Program Paket A/Ula dan Program Paket usia peserta ujian sudah menginjak dewasa tetapi
B/Wustha. semangat mereka luar biasa.
Selama pelaksanaan UNPP, BSNP melakukan Menurut Moehammad Aman Wirakarta­kusu­
pemantauan untuk memastikan UNPP dilaksa­na­ mah yang memantau di Jawa Barat, peserta UNPP
kan sesuai dengan POS. Anggota BSNP menyam­ dari mereka yang tidak lulus UN formal sangat
pai­kan hasil pemantauan tersebut dalam rapat sedikit. Hal ini karena tingkat kelulusan yang tinggi
pleno setiap hari Selasa. pada UN yang kriteria kelulusannya merupakan
Berdasarkan hasil pemantauan Djemari Mar­ penggabungan antara nilai sekolah dan nilai UN.
dapi mengatakan pelaksaan UNPP yang disamakan Weinasa Sairin yang memantau UNPP di DKI
dengan pelaksanaan ujian formal mendapat sempat mengunjungi tiga tempat. Salah satunya di
sam­butan positif, tetapi jika kriteria kelulusan Pondok Pesantren Al Islah di tepi TPU Tanah Kusir.
disamakan dengan kriteria kelulusan ujian formal Ujian dilaksanakan di masjid sehingga suasananya
banyak warga yang keberatan. Selain itu, dengan berbeda dengan suasana sekolah. Tidak sangat
ijazah Paket C peserta berharap dapat diterima di ketat sebagaimana ujian formal. Yang terjadi
perguruan tinggi swasta sedangkan dengan Ijazah seperti sharing saja.
Paket B peserta berharap dapat diterima sebagai Lebih lanjut Weinata mengungkapkan ada
aparatur desa (Kepala Desa). masalaha psikologis terutama peserta dari Home
Mungin Eddy Wibowo yang memantau UNPP Schooling. Pertanyaannya, mereka yang ikut home
di NTB mengatakan sebagian pengawas ruang schooling ini apa karena mereka tidak punya waktu
ujian dari mahasiswa. Secara umum tidak terjadi untuk sekolah di formal atau ada alasan lain.
persoalan yang krusial selama pelaksanaan UNPP. Pelaksanaan UNPP secara umum kurang se­
Di Gorontalo sebagaimana dilaporkan oleh rius dan terdapat penyimpangan dari POS UNPP.
Gunawan Indrayanto hampir di semua kabupaten/ Misalnya peserta ujian saling bekerjasama tetapi
kota ketidakhadiran peserta UNPP mencapai 20 dibiarkan oleh pengawas. Untuk perbaikan pelak­
persen. Hal ini disebabkan oleh sosialisasi yang terlalu sanaan UNPP ke depan diperlukan kerjasama antara
cepat dengan waktu pelaksanaan. Temuan lainnya Kemendiknas atau BSNP dengan Kementerian
adalah pengawasan di ruang ujian yang kurang serius. Tenaga Kerja. l

18 Vol. VI/No. 3/September 2011


Lensa BSNP

Suasana rapat koordinasi penyelenggaraan UN di


Jakarta. Rapat dihadiri oleh anggota BSNP, Puspendik,
Direktorat terkait di Kemdiknas, Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Ketua Moehammad Aman Wirakartakusumah Ketua BSNP (lajur
Penyelenggara UN Tingkat Provinsi kanan sebelah kiri) bersama anggota BSNP memaparkan
kebijakan Ujian Nasional di hadapan anggota Dewan
Perwakilan Daerah di Senayan

Penyelenggara UN tingkat satuan pendidikan


bersiap siaga sebelum ujian dimulai untuk
memastikan ujian dilaksanakan secara jujur,
adil, kredibel, dan akuntabel

Peserta UN SMA mendengarkan pengarahan dari


pengawas ruang sebelum menjawab soal ujian

Peserta UNPP mengerjakan soal ujian dengan serius.


Mayoritas peserta UNPP adalah dari kalangan putus sekolah
dan pekerja

Vol. VI/No. 3/September 2011 19


Lensa BSNP

Rapat evaluasi penyelenggaraan UN di BSNP. Rapat


dihadiri oleh anggota BSNP, Puspendik, Direktorat terkait
di Kemdiknas dan Kemenag

Fasli Jalal Wakil Menteri Pendidikan


Nasional (kiri) berbincang dengan Ketua
dan anggota BSNP seputar Ujian Nasional

Suasana lengang dan sepi saat


pelaksaan UNSD di SDN Bali dan
SDN Timor Makassar

Dalam suasana yang khidmat dan sederhana Anggota BSNP melakukan


doa bersama dalam rangka hari jadi atau ulang tahun salah satu anggota
BSNP (Farid Anfasa Moeloek, nomor dua dari kanan). Semoga panjang
umur dan senantiasa dalam lindungan Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai