Anda di halaman 1dari 9

ARTIKEL GEOGRAFI PEMBANGUNAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geografi Pembangunan dengan Dosen
Pengampu :

Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd.

Dr. rer. nat. Nandi, S.Pd., M.T., M.Sc.

Disusun oleh :

Raisa Putri Sekararum 1900193

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2021
PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DALAM KONSEP PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN DI INDONESIA

Raisa Putri Sekararum (1900193)

Program Studi Pendidikan Geografi

Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia

Jl. Dr. Setiabudhi No. 229, kota Bandung

Email : raisaputrisekararum@upi.edu

Abstrak

Ketidakmerataan pendidikan di Indonesia membuat terhambatnya kualitas masyarakat di


Indonesia. Belum lagi kurikulum pendidikan yang silih berganti membuat seluruh pemerhati
dan pelaku pendidikan harus selalu beradaptasi kepada hal baru. Hal yang menjadi baru
merupakan hasil dari evaluasi dari kegiatan kurikulum yang telah berlangsunng sebelum-
sebelumnya. Pembaharuan kurikulum juga didasari pada hal-hal yang menjadi urgensi Tujuan
Pendidikan Nasional di masa yang akan datang. Pembaharuan kurikulum ini juga dapat
dikolaborasikan dengan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development) dalam bidang
Pendidikan. Pembangunan yang berkelanjutan akan disesuaikan dengan kebutuhan saat ini dan
juga kebutuhan di masa yang akan datang. Hasil dari pembangunan pendidikan yang
berkelanjutan dapat membantu meningkatnya kualitas masyarakat Indonesia. Peraturan dalam
undang-undang pun telah sesuai dengan konsep Pembangunan Berkelanjutan ini sehingga,
Indonesia akan lebih mudah dalam melaksanakannya pembangunan pendidikan yang
berkelanjutan. Dengan pembangunan yang difokuskan pada tiga pilar utama yaitu Lingkungan,
Ekonomi, dan Sosial yang dapat menjadi fokus pembangunan utama bagi pendidikan di
Indonesia. Untuk itu, Indonesia harus mempersiapkan diri agar dapat melaksanakan
pembangunan ini agar kita dapat menjadi sebuah negara yang memiliki kualitas SDM yang baik
dan juga untuk memajukan pendidikan di Indonesia.

Kata Kunci : Pendidikan, Pembangunan Berkelanjutan, Kualitas Manusia.

1
Abstract

Inequality of education in Indonesia hinders the quality of society in Indonesia. Not to mention
the ever-changing educational curriculum makes all educational observers and practitioners
always have to adapt to new things. What is new is the results of the evaluation of curriculum
activities that have been carried out previously. Curriculum reform is also based on matters
that are the urgency of the National Education Goals going forward. This curriculum update
can also be collaborated with Sustainable Development in the field of Education. Sustainable
development will be adapted to current and future needs. The results of sustainable education
development can help improve the quality of Indonesian society. The provisions in this law are
also in accordance with the concept of Sustainable Development so that it will be easier for
Indonesia to implement sustainable education development. With development that is focused
on three main pillars, namely Environment, Economy, and Social, which can be the main focus
of education development in Indonesia. For this reason, Indonesia must prepare itself to be
able to carry out this development so that it can become a country that has quality human
resources and at the same time advances education in Indonesia.

Keywords : Education, Sustainable Development, Human Quality.

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu masalah utama di setiap negara yang selalu menjadi
sorotan. Pendidikan adalah pondasi kemajuan suatu bangsa dan negara. Pendidikan
memberikan dampak pada kualitas manusia di setiap negara, yang berarti bahwa pendidikan
merupakan landasan utama setiap insan di muka bumi ini dalam berperilaku dan bertindak.
Negara dapat dikatakan sebagai negara yang maju salah satunya dengan sistem pendidikannya
yang baik serta banyaknya orang-orang yang memiliki jenjang serta ilmu pengetahuan yang
tinggi.

Dari permasalahan yang dapat diangkat dari pendidikan ini adalah masih kurangnya
pemerataan pendidikan di Indonesia karena belum meratanya pembangunan di Indonesia.
Pendidikan yang berkualitas baru bisa terjadi di kota-kota besar saja seperti di pulau Jawa.
Bahkan, di pulau Jawa sendiri pun masih banyak sekali sekolah-sekolah yang belum memiliki
fasilitas yang memadai dan kondisinya yang sangat memprihatinkan. Pembangunan yang
belum merata ini membuat masyarakat Indonesia belum semuanya mendapatkan

2
penyamarataan sistem pendidikan seperti di kota-kota besar. Dari tingkat ekonomi yang rendah
sehingga hal ini juga menghambat tingkat pendidikan di Indonesia terutama di daerah-daerah
terpencil.

Untuk itu sudah seharusnya kita sebagai masyarakat Indonesia lebih membuka mata dan
peduli akan masalah yang terjadi di Indonesia ini. Terutama dalam hal pendidikan yang
menopang kualitas manusia dan kualitas suatu bangsa agar menjadi bangsa yang lebih maju.
Pendidikan yang kita fokuskan saat ini adalah pendidikan yang memfokuskan pada hasil yang
dapat dirasakan saat ini dan juga sampai ke masa depan. Hasil yang dapat kita petik hari ini dan
dipetik pada kemudian hari yang telah menjadi pendidikan yang dapat membangun kualitas
suatu bangsa.

2.1 Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian ini, yaitu :

1. Apakah pembangunan pendidikan sudah dapat dikatakan sebagai pembangunan yang


berkelanjutan?
2. Bagaimana rekomendasi pola pengembangan pendidikan di masa depan yang agar
sesuai dengan pembangunan berkelanjutan?

3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :


1. Untuk mengevaluasi pembangunan pendidikan yang berkelanjutan di Indonesia.
2. Untuk merumuskan pola-pola pembangunan pendidikan yang berkelanjutan di masa
depan.

II. PEMBAHASAN

2.1 Sistem Pendidikan Berkelanjutan di Indonesia

Education for Sustainable Development (Pendidikan untuk Pembangunan yang


Berkelanjutan) merupakan proses pembelajaran (atau pendekatan terhadap pengajaran) yang
didasarkan pada cita-cita luhur dan prinsip-prinsip yang mendasarkan pada keberlanjutan
(sustainability) dengan memusatkan perhatian pada semua tingkat dan jenis pembelajaran
dalam rangka memberikan pendidikan yang berkualitas dan meningkatkan pengembangan
pembangunan manusia yang berkelanjutan- "learning to know, learning to be, learning to live
together, learning to do and learning to transform oneself and society."
3
Menurut World Commission on Environment and Development (WCED), "The
Brundtland Commission," 1987, pembangunan yang berkelanjutan adalah pembangunan yang
menyeimbangkan pemenuhan kebutuhan manusia dengan sistem perlindungan lingkungan
alam sehingga kebutuhan tersebut dapat dipenuhi tidak hanya untuk saat ini tetapi dalam waktu
yang tidak terbatas tanpa mengurangi kemampuan generasi masa datang untuk memenuhi
kebutuhannya (development that meets the needs of the present without compromising the
ability of future generations to meet their own needs). Agar pembangunan dapat berkelanjutan
maka pembangunan yang direncanakan harus ramah lingkungan (environmentally sound),
menguntungkan secara ekonomi (economically viable), dan diterima secara sosial (socially
acceptable).

United Nations Partnership for Development Framework (UNPDF) merupakan hasil


kerja sama antara pemerintah Indonesia dan PBB untuk mengidentifikasi strategi dimana PBB
dapat mendukung program prioritas nasional lndonesia. Dokumen UN PDF diluncurkan pada
2005 dan akan berakhir pada saat yang bersamaan dengan pencapaian target MDGs yaitu 2015.
Program-program yang diimplementasi dan dikerja samakan yang diangkat dalam lima tahun
terakhir (2010-2015) sangat krusial dalam membantu Indonesia untuk mencapai MDGs. Ada
11 prioritas nasional yang dituliskan di dalam UN PDF yaitu: Prioritas 1- Reformasi Birokrasi
dan Tata Laksana Prioritas 2- Pendidikan Prioritas 3- Kesehatan Prioritas 4- Pengurangan
Kemiskinan Prioritas 5- Penguatan Pangan Prioritas 6- lnfrastruktur Prioritas 7- lklim lnvestasi
dan lklim Bisnis Prioritas 8- Energi Prioritas 9- Lingkungan dan Manajemen Penanggulangan
Bencana Prioritas 10- Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pasca Konflik Prioritas 11-
Budaya, Kreativitas, dan Teknologi lnovasi.

MDGs dan UN PDF meletakkan pendidikan sebagai prioritas utama dalam rangka
menyiapkan masyarakat dunia yang pro kepada pembangunan berkelanjutan yang dikenal
sebagai Education for Sustainable Development (ESD). Untuk mewujudkan pembangunan
yang berkelanjutan tersebut dalam rangka terciptanya masa depan yang berkelanjutan
(sustainable future) maka pendidikan memegang peran penting untuk membentuk manusianya.

Berdasarkan undang-undang yang membahas mengenai peraturan ESD di Indonesia,


Indonesia memiliki beberapa undang-undang yang mengatur dan menjelaskan pendidikan di
Indonesia yang sesuai dengan peraturan ESD. Salah satu penjelasan tentang strategi
pengelolaan dan pelaksanaan pendidikan nasional yang sesuai dengan 7 (tujuh) kriteria ESD
telah tersurat dalam UU Sisdiknas 2003 yaitu pada:

4
• Pasal 40 Ayat (2) tentang pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif dan
dialogis;

• Pasal 50 Ayat (5) tentang pendidikan berbasis keunggulan lokal;

• Pasal 51 Ayat (1) tentang manajemen berbasis sekolah/ satuan pendidikan; dan

• Pasal 54 Ayat (1) tentang peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.

Kemudian dalam Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional (Renstra


Kemdiknas) Tahun 2010-2014 juga telah menggariskan paradigma pendidikan dan kebudayaan
sebagai berikut: Penyelenggaraan pendidikan dan kebudayaan didasarkan pada beberapa
paradigma universal yang perlu diperhatikan sebagai berikut :

1. Pemberdayaan Manusia Seutuhnya. Menjadikan bangsa Indonesia sebagai


individu (individu) yang mandiri, elemen sistem sosial yang saling mempengaruhi, saling
mendukung (individu sosial), dan bertoleransi terhadap keragaman budaya, serta menjadi
pemimpin dalam mewujudkan kehidupan yang lebih baik di muka bumi.

2. Pengembangan Konvergensi Peradaban. Ketika banyak pemangku kepentingan


menyadari kebutuhan untuk belajar dan berbagi pengetahuan, ilmu pengetahuan dan teknologi
atas dasar saling pengakuan, saling menguntungkan dan saling menghormati, integrasi
peradaban akan terjadi. Pendidikan memainkan peran penting dalam proses ini. Sebagaimana
diakui UNESCO, salah satu pilar pendidikan yang layak adalah belajar hidup bersama. Dalam
masyarakat internasional, hidup bersama berarti hidup di antara banyak peradaban dan
penduduk dunia.

3. Pembelajaran Sepanjang Hayat yang Berpusat pada Peserta Didik. Belajar


merupakan proses yang berlangsung seumur hidup, yaitu belajar dari lahir sampai akhir hayat,
yang dilakukan di depan umum dan memiliki banyak arti. Pembelajaran sepanjang hayat
dilakukan secara terbuka melalui jalur formal, informal dan informal.Mahasiswa dapat
berkunjung setiap saat, dan tidak dibatasi oleh usia, lokasi dan waktu. Dalam penyelenggaraan
pendidikan multi makna, kita harus memperhatikan budaya, pemberdayaan, dan membentuk
akhlak mulia, jujur, akhlak mulia, budi pekerti unggul, kepribadian atau budi pekerti, dan
berbagai kecakapan hidup. Paradigma ini memperlakukan, mendorong, dan mendorong siswa
untuk menjadi mata pelajaran yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, inovatif, atletis, dan
berwirausaha.

4. Pendidikan untuk Semua. Berdasarkan UUD 1945 Pasal 28C, ayat (1) dinyatakan
bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,
5
berhak mendapatkan pendidikan, memperoleh manfaat dari IPTEK, seni dan budaya demi
meningkatkan kualitas hidup dan demi kesejahteraan umat manusia. Selanjut nya dalam Pasal
31 ayat (2) dinyatakan bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya.

5. Pendidikan untuk Perkembangan, Pengembangan, dan Pembangunan


Berkelanjutan (PuP3B). Paradigma ini mengajak masyarakat untuk berpikir tentang
keberlangsungan bumi dan seluruh alam semesta. Pendidikan harus mendorong pemahaman
tentang pentingnya kelestarian dan keseimbangan ekosistem, sehingga peserta didik memahami
nilai-nilai tanggung jawab sosial dan alam, karena mereka adalah bagian dari sistem sosial yang
harus bekerja dengan manusia lain dan sistem alam yang harus bekerja dengannya. Lainnya
Sebagian harus bekerja secara sinergis dengan alam dan seluruh konten. Dengan nilai-nilai
tersebut, pemahaman kritis tentang lingkungan akan muncul.

Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa landasan kebijakan pendidikan untuk
pembangunan berkelanjutan telah ditempatkan secara kokoh dalam sistem pendidikan
Indonesia. Oleh karena itu, jauh sebelum istilah “pendidikan pembangunan berkelanjutan” di
Indonesia, proses pembelajaran pemahaman konsep pendidikan pembangunan berkelanjutan
telah diterapkan di semua jenjang pendidikan di Indonesia. Beberapa metode yang telah
diadopsi dan diwujudkan sebagai standar ESD termasuk "Cara Belajar Siswa Aktif" (CBSA).
Metode ini terutama ditujukan untuk mengoptimalkan partisipasi (partisipasi) siswa secara
aktif, kreatif dan efektif dengan menggunakan lingkungan belajar yang menarik dan
menantang, tidak hanya sebagai bahan pembelajaran, tetapi juga sebagai media pembelajaran,
sehingga membentuk inisiatif sosial dan rasa tanggung jawab. Dan belajar dan hidup di
sepanjang jalan.

2.2 Pengembangan Pembangunan Pendidikan Berkelanjutan

Berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan,


penelitian di 33 negara Eropa yang dilakukan oleh GHK konsultan bekerja sama dengan Danish
Technology Institute dan Technopolis (2008) menunjukkan good practices pelaksanaan ESD
di mana berbagai aktivitas beragam dilakukan berfokus pada tiga pilar pembangunan
berkelanjutan (lingkungan, ekonomi, dan sosial).

Mekanisme pengelolaan implementasi kurikulum yang diuraikan dalam Permendikbud


No 81A Tahun 2013 sangat bersesuaian dengan tujuh kriteria ESD, yaitu 1. Berpusat pada
potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya 2.
Beragam dan terpadu 3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
6
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan 5. Menyeluruh dan berkesinambungan 6. Belajar
sepanjang hayat 7. Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah.

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar menyusun Pedoman Pendidikan untuk


Perkembangan dan/atau Pembangunan Berkelanjutan pada tahun 2011. Tujuan Penyusunan
Pedoman ini, yaitu: 1) Memberikan pemahaman kepada pemangku kepentingan mengenai
ESD; 2) memberikan informasi tentang arah implementasi dan pengintegrasian materi ESD
dalam kurikulum yang didukung dengan program kurikuler, ekstrakurikuler, muatan lokal serta
pengembangan budaya di satuan pendidikan bagi peserta; 3) memberikan penegasan tentang
orientasi pendidikan yang lebih selaras dengan dan lebih mengarah pada pembangunan
berkelanjutan; 4) mengembangkan pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap
pembangunan berkelanjutan; dan 5) memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi guru
dalam membuat model ESD yang mencakup pengetahuan, nilai-nilai dan
kemampuan/kecakapan hidup (generic life skill) bagi peserta didik (Direktorat Pendidikan
Dasar, 2011).

Nilai-nilai pembangunan berkelanjutan di dalam pedoman yang disusun mencakup tiga


perspektif (sosial, lingkungan, dan ekonomi) serta 15 komponen di dalamnya. Cakupan
kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan di bawah binaan Dit jen. Pendidikan Dasar
adalah penghijauan dan kebersihan toilet untuk bidang Lingkungan, Kerja bakti di lingkungan
dalam dan luar sekolah, Perpustakaan, dan UKS untuk bidang Sosial, dan Pengolahan sampah
kompos dan kantin kejujuran untuk bidang Ekonomi.

III. KESIMPULAN

Pembangunan pendidikan yang berkelanjutan merupakan proses pembelajaran yang


berdasarkan pada prinsip keberlanjutan (sustainability) untuk meningkatkan pengembangan
serta kualitas manusia di masa depan. Berdasarkan hal-hal yang mendasari pendidikan di
Indonesia seperti berdasarkan undang-undang dan juga Rencana Strategis Kementerian
Pendidikan Nasional (Renstra Kemdiknas) bahwa dasar-dasar pendidikan di Indonesia sudah
sesuai dengan pembangunan berkelanjutan. Hal ini dapat dilihat salah satunya dari penjelasan
tentang strategi pengelolaan dan pelaksanaan pendidikan nasional yang sesuai dengan 7 (tujuh)
kriteria ESD telah tersurat dalam UU Sisdiknas 2003, yaitu : • Pasal 40 Ayat (2) tentang
pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif dan dialogis; • Pasal 50 Ayat (5) tentang
pendidikan berbasis keunggulan lokal; • Pasal 51 Ayat (1) tentang manajemen berbasis sekolah/
satuan pendidikan; dan • Pasal 54 Ayat (1) tentang peran serta masyarakat dalam
7
penyelenggaraan pendidikan. Serta dalam Renstra Kemdiknas yang didasarkan pada paradigma
universal yaitu : 1. Pemberdayaan manusia seutuhnya; 2.Pengembangan Konvergensi
Peradaban; 3. Pembelajaran Sepanjang Hayat yang Berpusat pada Peserta Didik; 4. Pendidikan
Untuk Semua; dan Pendidikan untuk Perkembangan, Pengembangan, dan Pembangunan
Berkelanjutan (PuP3B).

Pada pengembangan pendidikan yang berkelanjutan Indonesia juga sudah memiliki


peraturan yang mengatur hal tersebut. Mekanisme pengelolaan implementasi kurikulum ini
dijelaskan pada Permendikbud No. 81A Tahun 2013, yaitu : 1. Berpusat pada potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya 2. Beragam dan
terpadu 3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni 4. Relevan
dengan kebutuhan kehidupan 5. Menyeluruh dan berkesinambungan 6. Belajar sepanjang hayat
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah.

Pembangunan pendidikan berkelanjutan di Indonesia sudah menjadi salah satu tonggak


utama upaya perbaikan kualitas penduduk. Pendidikan merupakan dasar utama setiap insan
untuk hidup. Mencari ilmu yang menjadikannya bekal untuk hidup di masa depan tidaklah
mudah karena tantangan di setiap langkah akan selalu ada. Oleh karena itu, kita sebagai
masyarakat bangsa Indonesia harus ikut serta dalam pembangunan pendidikan berkelanjutan di
Indonesia ini, agar tujuan nasional Indonesia dapat tercapai dan masyarakat yang selalu
sejahtera.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Pendidikan Dasar. 2011. Pedoman Pendidikan untuk Perkembangan,


Pengembangan, dan/atau Pembangunan Berkelanjutan/PuP3B (Education for Sustainable
Development/ESD) untuk Pendidikan Dasar.

Jaya, A. (2004). Konsep Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development).


Tugas Individu Pengantar Falsafah Sains Semester Ganjil 2004.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Pendidikan Untuk Pembangunan


Berkelanjutan (Education for Sustainable Development) di Indonesia : Implementasi dan Kisah
Sukses. Jakarta : Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO.

Listiawati, N. (2013). Pelaksanaan Pendidikan Untuk Pembangunan Berkelanjutan


Oleh Beberapa Lembaga. Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang Kemdikbud : 430 – 450.

Anda mungkin juga menyukai