Tugas 1.4 - Argumentasi Kritis Wahyuni Susanti260211105417 PGSD2
Tugas 1.4 - Argumentasi Kritis Wahyuni Susanti260211105417 PGSD2
NIM : 260211105417
Kelas : PGSD 02 – PPG Pra Jabatan Gelombang I 2024
Setelah membaca tulisan Ki Hadjar Dewantara dan melihat video Pendidikan Zaman Kolonial,
Anda membuat sebuah tulisan argumen kritis tentang:
(Argumentasi kritis (minimum 300 kata dan maksimum 500 kata) tentang gerakan transformasi)
Jawaban:
Dalam dunia Pendidikan yang diutarakan oleh Ki Hadjar Dewantara dan melihat video.
Pendidikan Zaman Kolonial dapat saya simpulkan bahwasanya dari kedua materi diatas untuk
pokok terpenting ada di system kurikulum yang hanya bertujuan untuk semata-
mata mementingkan Pendidikan calon-calon pegawai dibawah naungan belanda.
Dimana Pendidikan pada zaman tersebut hanya mengandalkan fokus pada aspek
intelektualis pada siswa. Para siswa tersebut belajar untuk mengejar nilai-nilai yang tinggi dalam
rapor sekolahnya atau ijazahnya, mereka belajar tidak untuk perkembangan hidup kejiwaannya.
Siswa dahulu lebih cenderung diajarkan membaca, menulis dan menghitung seperlunya. Dengan
tujuan hanya untuk membantu memajukan usaha di zaman kolonial belanda. Seperti diketahui
pada zaman OIC (Oost Indische Compagnie) bangsa Belanda menganggap Indonesia hanya
sebagai objek perdagangan. Jadi, pengajaran dan pendidikan yang diserahkan semata-mata untuk
memperbesar keuntungan perusahaan-perusahaan Belanda sendiri. Pada masa pemerintahan
hindia belanda menerbitkan undang undang dasar yang mana mengutamakan pendidikan anak-
anak eropa. Sedangkan untuk anak-anak Indonesia pemerintah hindia belanda hanya
menginstruksikan kepada gubernur-jenderal untuk mendirikan sekolah saja. Tidak ada kelanjutan
dimana adanya keharusan, kebutuhan bagi anak Indonesia untuk menempuh Pendidikan.
Nama : Wahyuni Susanti
NIM : 260211105417
Kelas : PGSD 02 – PPG Pra Jabatan Gelombang I 2024
Dari situlah Ki Hadjar Dewantara akhirnya membuat suatu sistem kurikulum yang
berpihak kepada siswa seperti contoh dengan berdirinya sekolah Taman Siswa di Yogyakarta.
Karena pada dasarnya kita mempunyai identitas diri sebagai warga Indonesia. Pendidikan dan
pengajaran secara barat tidak bisa mutlak dianggap jelek banyak system pengajaran dari
barat masih bisa diimplementasikan pada pengajaran di indonesia dengan mengambil hal-hal
baiknya saja. Dari sinilah sistem Pendidikan di Indonesia dimulai.dengan mengedepankan
merdeka siswa.