A. Kesimpulan
bahwa terdapat unsur struktural yang lengkap pada novel Hati Suhita karya Khilma Anis.
Fakta cerita yang meliputi karakter, alur, dan latar yang saling berkesinambungan antar
Tema pada novel Hati Suhita karya Khilma Anis ialah tentang perjodohan dan
perjuangan, yang mana perjodohan disini merupakan hal yang sudah lazim di kalangan
dan lingkup pesantren. Perjuangan yang dimaksud dalam novel ini ialah suatu kondisi
yang dihadapi oleh tokoh di dalam kehidupannya. Di gambarkan dengan kedua keluarga
yang memiliki latar belakang pondok pesantren dan dengan perjodohan itu dirasa bisa
masih kecil. Kedua orang tuanya sudah mendoktrin bahwa segala kehidupannya hanya
dipersembahkan untuk Al-Anwar pondok pesantren milik mertuanya kelak. Tokoh tidak
boleh memiliki cita-cita lain selain yang berkaitan dengan Al-Anwar, bahkan jurusan
kuliah pun yang memilihkan ialah mertuanya. Sehingga tokoh meninggalkan masa
mudanya hanya untuk belajar dan mengabdi untuk Al-Anwar. Perjuangan tokoh tidak
hanya sampai disitu saja, perjuangan setelah menikah jauh lebih menyedihkan dan
menyakitkan hati Alina Suhita. Karena selain berjuang dalam memimpin pondok
Pesantren ia juga berjuangan dalam rumah tangganya yang dimana suami Alina Suhita
belum bisa menerima perjodohan tersebut dan belum selesai dengan masalalunya. Segala
cara dan usaha dilakukan Alina Suhita dalam mempertahankan rumah tangganya tersebut
Fakta cerita yang meliputi karakter, alur, dan latar dalam novel Hati Suhita turut
mendukung cerita di dalam novel ini. Seperti dalam karakter, karakter yang terbagi
menjadi tokoh utama dan tokoh tambahan. Karakter tokoh utama misalnya, Alina Suhita
yang memiliki karakter sebagai perempuan anggun, cerdas, taat dan sekaligus memiliki
dalam novelnya.
Alur dalam novel Hati Suhita karya Khilma Anis terbagi menjadi tiga bagian
yakni bagian awal, bagian tengah, dan bagian akhir. Misalnya, Pada tahap awal novel
menceritakan dari sudut pandang Alina Suhita. Menceritakan kesedihan dan penderitaan
Alina Suhita ketika malam pertama Gus Birru menolak untuk menggaulinya dan bersikap
dingin, mengabaikannya seolah Alina Suhita adalah orang asing dan terjadi selama 7
bulan. Tahap tengah novel menceritakan dua sudut pandang, yaitu sudut pandang Gus
Birru dan sudut pandang Rengganis. Menceritakan usaha Gus Birru untuk melupakan
Rengganis serta berusaha menerima dan mencintai Alina Suhita dengan segenap jiwanya.
Bagian tengah juga menceritakan Rengganis yang sedang berusaha tetap berpikir dewasa
ketika ditinggalkan Gus Birru, mengikhlaskan Gus Birru untuk menikah dengan Alina
Suhita, pilihan dari kedua orang tuanya. Pada tahap akhir menceritakan dari sudut
pandang Gus Birru dan sudut pandang Alina Suhita. Gus Birru menyadari betapa ia,
waktu, dan latar sosial. Latar tempat dalam novel ini ialah Pondok Pesantren Al-Anwar
yang terletak di Kediri, Makam Nyai Ageng Besari, Kafe, Warung Ikan Wader, Warung
Maharani, Roemah Coffe Loe Mien Toe, Kedai Oen, Makam Sunan Pandanaran, dan
Rumah Mbah Kung. Latar wkatu dalam novel ini ialah pagi hari, siang hari, malam hari,
dan bulan Oktober. Latar sosial dalam novel ini ialah Pondok Pesantren.
Keterkaitan tema dengan fakta cerita, diantaranya: (1) Hubungan tema dengan
karakter yaitu tema dalam novel Hati Suhita kaya Khilma Anis memiliki hubungan erat
dengan setiap karakter yang ada di dalamnya, dalam hal ini watak yang ada pada setiap
karakter. Adanya karakter menjadi salah satu unsur yang digunakan untuk merumuskan
tema sekaligus yang memperkuat tema. (2) Hubungan tema dengan latar yaitu latar yang
terdapat pada novel Hati Suhita karya Khilma Anis baik latar tempat, latar waktu, dan
latar sosial yang ada menjadi pendukung dalam perumusan tema. Pemilihan latar yang
sesuailah yang mendukung jalannya ceita. (3) hubungan tema dengan alur yaitu alur yang
merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa dalam cerita turut menjadi unsur penting dalam
menentukan tema cerita. Melalui alur yang terhubung secara kausal maka tema akan
mudah ditemukan.
Novel Hati Suhita karya Khilma Anis dapat dijadikan sebagai alternatif bahan
ajar sastra di SMA menggunakan KD 3.9 dan 4.9 karena telah memenuhi kriteria standar
bahan ajar menurut Rahmanto. Kriteria tersebut diantaranya, aspek bahasa, aspek
psikologis, dan aspek latar belakang budaya. Novel Hati Suhita menggunakan bahasa
yang ringan dan banyak menggunakan bahasa Jawa akan tetapi, pengarang menuliskan
terjemahan dalam glosarium bagian akhir novel sehingga peserta didik bisa lebih mudah
dalam memahaminya. Dari aspek psikologis tidak ditemukan muatan ekstern yang akan
mengganggu psikologis peserta didik. Dari aspek latar belakang budaya, kebudayaan
yang digambarkan dalam novel sesuai dengan budaya yang ada di Indonesia dan budaya
Pondok Pesantren sehingga tidak akan mengganggu pola budaya pikir maupun perilaku
peserta didik.
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan yang ditemukan dalam novel Hati Suhita karya Khilma
1) Guru bahasa Indonesia harus bisa memilih bahan ajar yang sesuai dengan kriteria
bahan ajar. Sehingga peran guru terhadap tercapainya tujuan pembelajaran sangat
dipengaruhi oleh pemilihan bahan ajar. Penelitian ini diharapkan dapat membantu
dan manfaat mengenai kajia struktural, khususnya yang berfokus pada pembahasan
3) Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi awal mengenai
penelitian kajian struktural dengan didampingi literatur yang sama, sehingga jika
Nugroho, 2020; Rizki, 2020)Arikunto Suharsimi (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Chaulia, M., Muhajir, M., & Mukhlis, M. (2021). FAKTA CERITA DAN SARANA CERITA
H,B. Sutopo. 2002. Pengantar Penelitian Kualitatif . Surakarta: Universitas Sebelas Maret Pess.
Murni, Astri Widia, dan Wachid Eko Purwanto. (2019). TEMA DAN FAKTA-FAKTA CERITA
DALAM NOVEL DARI TANAH HARAM KE RANAH MINANG KARYA UMMUKI. Journal
of Humanties, vol 1(2), 132-137.
Nugroho, D. I. (2020). Citra Perempuan dalam Novel Hati Suhita Karya Khilma Anis dan
Nurfatin, N. A., & Triadi, R. (2018). Karakteristik tokoh kancil pada cerita rakyat tradisional
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Indonesian fictions of the 21st century. 3L, Language, Linguistics, Literature, 23(2).
Qothrunada. (2021). Tema dan Fakta Cerita dalam Novel Ibuk Karya Iwan Setiyawan Sebagai
Sugihastuti dan Suharto. 2002. Kritik sastra Feminis Teori dan Aplikasinya. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
R&D).Bandung : Alfabeta
Wulandari, Sri Rejeki. ( 2021). Tema dan Fakta Cerita pada Cerita Rakyat Gatot Kaca sebagai