Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KEMAMPUAN MAHASISWA

DALAM MENULIS CERPEN

Ikin Syamsudin Adeani


ikinsyamsudin@gmail.com
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Galuh
Idan Setiari
Fakultas Teknik Universitas Galuh
idansetiari@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa Program Studi Pendidikan
Bahasa Indonesia FKIP Universitas Galuh Ciamis dalam menulis cerita pendek (cerpen). Para
mahasiswa sampai saat ini masih kurang menggauli cerpen sastra, mereka cenderung menyenangi
cerpen populer. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Hasil
penelitian ini sebagai berikut. Pertama, mendapat gambaran yang jelas apakah mahasiswa mampu
menulis cerpen sastra atau cerpen populer. Kedua, dapat memosisikan cerpen mereka dalam
perkembangan cerpen Indonesia, khususnya di kalangan mahasiswa.
Keywords: analisis, menulis cerpen, cerpen sastra, cerpen populer
PENDAHULUAN

Keterempilan berbahasa mencakup empat aspek. Pertama, aspek kerempilan menyimak,


kedua aspek keterempilan berbicara, ketiga aspek keterapilan membaca, dan keempat keterampilan
menulis. Keempat keterampilan berbahasa itu satu dengan yang lainnya berhubungan. Keempat
keterampilan berbahasa itu bukan hanya mendukung dalam ruang lingkup berbahasa saja melainkan
dalam ruang lingkup kehidupan pun saling buhubungan erat (Septiaji, 2017). Idealnya semua
keterampilan tersebut harus dikuasai oleh setiap mahasiswa. Dari keempat keterampilan berbahasa
itu, ada satu kerempilan berebahasa yang sulit, yaitu keterampilan menulis, lebih khusus lagi
keterampilan menulis cerpen.
Keterampilan menulis cerpen mencakup dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur
ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam (Sastrawacana,
2018). Bagian unsur intrinsik di antaranya terdiri atas tema, latar waktu dan tempat, suasana, alur,
penokohan, sudut pandang, nilai moral, dan amanat. Tema jalah gagasan, ide, ataupun pikiran
utama yang menjadi dasar nerita. Penokohan adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa
dalam bercerita. Alur adalah jalinan peristiwa di dalam karya sastra untuk mencapai efek tertentu.
Latar adalah segala keterangan mengenai tempat, waktu, dan suasana. Penokohan ialah cara atau
teknik-teknik pengarang menampilkan watak tokoh dalam cerita. Sudut Pandang ialah cara
pengarang menampilkan caerita. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada
pembaca (Qipper Blog, 2018). Di samping itu ditambah unsur ekstrinsik adalah unsur yang
membangun karya sastra dari luar (Sastrawacana, 2018). Unsur-unsur ekstrinsik itu 1) latar
belakang penciptaan adalah kapan karya sastra tersebut diciptakan; 2) kondisi msyarakat pada saat
karya sastra diciptakan adalah keadaan masyarakat baik itu ekonomi, sosial, budaya, politik, pada
saat karya diciptakan. Denga kata lain faktor-faktor tersebut seprti biografi pengarang, agama, dan
falsafah yang dianut pengarang, sejarah, kondisi sosial ekonomi masyarakat yang melatarbelakangi
terciptanya karya sastra (Quipper Blog, 2018).
Dalam studi sastra, kita mengenal dua macam sastra. Pertama, sastra serius (interpretative
literature), yaitu sastra untuk ditafsirkan. Kedua, sastra hiburan atau sastra untuk pelarian (escape
litetature) (Admin, 2018). Sastra serius cenderung mengintrepretasikan karya sastra itu,
kontemplasi yang dalam, sedangkan karya sastra hiburan untuk melarikan diri dari kebosanan, dari
rutitas sehari-hari yang sukar diselesaikan. Kaena itu, sastra yang demikian disebut satra populer
atau sastra pop.
Perbedaan satra populer dan sastra serius perlu pula diketahui. Beberapa diantaranya: 1)
sastra populer tidak terlalu intens dalam mengungkap hakikat kehidupan sedangkan sastra serius
lebih menonjolkan hakikat kehidupan secara mendalam; 2) Sastra populer isinya cenderung ringan,
sehingga isinya lebih mudah dibaca, sedangkan sastra serius lebih berbobot, sehingga membutuhkan

1
daya konsentrasi yang lebih tinggi dalam membacanya; 3) Sastra populer cenderung lebih bersifat
mengabdi kepada selera pembacanya, sedangkan sastra serius tidak banyak jumlah pembacanya; 4)
satra populer memberikan hiburan langsung dari isinya, sedangkan sastra serius bepretensi mengejar
efek estetis; 5) sastra populer lebih bersifat stereotip dan tidak mengutamakan unsur-unsur
pembaharuan, sedangkan sastra serius tidak bersifat stereotip sehingga terdapat unsur-unsur
pembaharuan (Rokhmansyah, 2011).
Dalam Kurikulum Bahasa Indonesia FKIP Universitas Galuh telah dijelaskan bahwa
Kerampilan Menulis diajarkan di semester lima sebanyak dua SKS. Salah satu bagiannya adalah
pembelajaran Menulis Cerpen. Secara teoritis dan secara praktis pembelajaran menulis cepen telah
diajarkan kepada mahasiswa. Dalam praktiknya ingin diketahui masalah pokok penelitian ini adalah
bagaimana kemampuan mahasiswa dalam menulis cerpen. Tergolong ke dalam cerpen populer atau
cerpen sastrakah cerpen yang mereka tulis itu? Di kalangan mahasiswa, termasuk peringkat mana
cerpen mahasiwa Prodi Bahasa Indonesia FKIP Universitas Galuh itu? Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui daya serap mahasiswa terhadap kemampuan menulis cerpen dan implikasinya
dalam mengembangkan kemampuan menulis cerpen dalam kehidupan sehari-hari.

METODE
Penelitian ini berupa penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif.
Penelitian deskriftif ini menghasilkan data deskriptif berupa cerita pendek (cerpen) hasil tulisan
mahasiwa. Metode ini dilakukan dengan menggunakan penghayatan yang mendalam dan dikaji
secara empiris. Kemungkinan cerpen yang dikaji itu tergolong ke dalam dua golongan. Pertama,
golongan cerpen populer, kedua golongan cerpen sastra. Cerpen populer hanya merangsang
pembaca untuk membaca tetapi tidak untuk menafsirkan (Darma, 2019:6). Kedua, golongan cerpen
sastra (cerpen yang membutuhkan pemikiran/perenungan yang mendalam). Sebagaimana
diungkapkan oleh Darma bahwa sastra serius menawarkan renungan atau kontemplasi yang dalam
(Darma, 2019:7).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
Sinopsis cerpen pertama berjudul Cinta dalam Rindu karya As.
Aku mengagumi Taufik, merindukannya sampai terbawa dalam mimpi. Dalam pertemuan
berikutnya, aku diundang pada pesta ulang tahunnya. Kali ini aku telah berhijab sehingga hampir
tidak dikenalnya.
Di pesta ulang tahunnya, Taufik membawakan sebuah lagu buat gadis di sebelahku. Hal itu
membuat perasaanku tidak tenang dan ingin pulang. Gadis it uterus memeluknya. Rasa cinta yang
dipendam selama itu jadi buyar.
Sebelum pulang, Taufik memegang tanganku sambil menyatakan cintanya. Semua teman
mendukungnya termasuk gadis tadi. Rasa cinta Taufik hanya pada diriku, gadis tadi hanya
sahabatnya. Hatiku berbalik jadi penuh keceriaan karena cintanya.
Unsur Intrinsik
1) Tema: jangan cepat putus asa.
2) Latar: Siang hari.
Bukti: Aku benar-benar ingin pulang secepatnya.
Tempat: Di kafe.
Bukti: “Taufik! Teriak gadis itu memanggilnya.
3) Suasana: sedih dan berakhir ceria.
4) Alur: Maju.
Bukti: Jalan cerita dijelaskan mulai dari pengenalan sampai ke penyelesaian konflik.
5) Penokohan:
Aku: gadis pendiam dengan cintanya yang dalam.
Taufik: pemuda yang baik dan banyak sahabatnya.
Shila: sahabat Taufik.
Teman-teman: mendukung cinta Taufik.
6) Sudut Pandang:
Orang pertama sebagai pelaku utama. Cerpen ini menggunakan kata ganti “aku” sebagai
tokoh utama dan mengisahkan tentang dirinya sendiri.

2
7) Nilai
Nilai Moral: berdiam diri dengan mengamati lebih baik daripada berulah banyak tingkah.
8) Amanat: jangan mudah menyerah dalam hidup ini dan yakin kepada takdir Illahi.
Unsur Ekstrinsik
Unsur Ekstrinsik yang terdapat dalam cerpen ini adalah adanya nilai moral, yaitu tingkat kesabaran
di pihak wanita sangat perlu demi meraih kebahagiaan yang hakiki.
Sinopsis cerpen yang kedua berjudul Tasbih Cinta Shafa karya El.
Shafa telah cuckup lama berhubungan dengan Dava. Kedwasaannya telah meyakinkan hati
Shava untuk menunggu lamarannya. Sayang hubungan keduanya tidak direstui oleh orangtua Shafa
kerena berbeda agama. Pokoknya Dava harus memikirkannya lagi hubungan mereka. Sejak saat
itulah Dava menghilang begitu saja. Hanya kepada Pipitlah satu-satu teman tempat mencurahkan
hatinya.
Suantu malam Shava menerima Pipit. Dengan penuh keraguan, Pipit menyerahkan sebuah
amplop berisi foto. Ini titipan dari sahabat lama. Sepulangnya Pipit, baru amplop itu dibuka, betapa
terkejutnya hati Shafa ternyata foto itu foto pernikahan Dava dengan gadis pilihannya. Melihat
kenyataan itu, Shafa menangis. Hatinya men terkerima takdir Tuhan bahwa Dava bukan jodohnya.
Unsur Inteinsik:
1) Tema: jodoh itu di tangan Tuhan.
2) Latar:
Tempat: malam hari.
Bukti: Dengan segera ia mempersiakan Pipit masuk.
Waktu: Hanya dalam hitungan detik, sebuah foto pernikahan yang bahagia terlukis di sana.
3) Suasana: sedih kerena tidak jadi menikah.
4) Alur: Maju.
Jalan cerita mulai dari pengenalan menuju konflik dan berakhir penyelesaian cerita.
5) Penokohan:
Shafa: gagal cinta karena berbeda agama.
Dava: pemuda yang teguh pada agamanya.
Pipit: gadis yang menjdi sahabat Shafa.
6) Sudut Pandang:
Orang ketiga menjadi pelaku utama. Cerpen ini menggunakan orang ketiga (Shafa)
menjadi pelaku utamanya dan mengisahkan tentang hubungan dengan kekasihnya yang
tidak seagama.
7) Nilai:
Nilai Moral: bersabar diri menerima takdir Tuhan.
8) Amanat: dengan bersabar diri sambil berdoa meminta pasangan yang diridhoi Allah
S.W.T.
Unsur Ekstrinsik
Unsur Ekstrinsik yang terdapat dalam cerpen ini adalah nilai moral, perlunya tingkat kesabaran
yang tinggi dengan dibarengi doa kepada Allah S.W.T.
Sinopsis cerpen yang ketiga berjudul Aku Kamu dan Dia karya Ev.
Lia mulai mengenal Rizal melalui telepon. Hubungan merka makin dekat dan akhirnya
pacaran. Suatu hari Rizal tidak mau menjemput Lia. Suatu ketika melihat Rizal membonceng Sulis.
Mereka terlihat mesra sekali. Selidik punya selidik, ternyata Sulis memang berpacaran dengan
Rizal. Ketika ditanyakan persoalannya, memang diakui bahwa Rizal berpacaran dengan Sulis.
Mendengar pengakuannya, Lia merasa tertipu oleh Rizal dan ia tidak mau dekat-dekat dengan lelaki
semacam itu.
Unsur Inteinsik:
1) Tema: penipu cinta.
2) Latar:
Tempat: Siang hari.
Waktu: Waku minggu per minggu telah dilewati Lia, namun Lia sangat penasaran ada
hubungan apa antara Sulis dengan Rizal …
3) Suasana: penuh kekecewaan.
4) Alur: Maju.
Jalan cerita disusun rapi mulai pengenalan sampai ke konflik terus menurun ke
penyelesaian.
5) Penokohan:

3
Lia: gadis yang polos mencintai Rizal.
Sulis: sahabat Lia yang merebut pacar Lia.
Rizal: pemuda yang suka mempermaikan wanita.
6) Sudut Pandang:
Orang ketiga menjadi pelaku utama. Cerpen ini menggunakan orang ketiga (Lia) menjadi
pelaku utama dan mengisahkan tentang diri dan pacarnya yang suka selingkuh.
7) Nilai:
Nilai Moral: bersabar diri karena pacarnya berselingkuh.
8) Amanat: dengan bersikap sabar sambil berdoa kepada Allah S.W.T. insya Allah bakal
dipertemukan dengan jodohnya.
Unsur Ekstrinsik
Unsur Ekstrinsik yang terdapat dalam cerpen ini adalah nilai moral, perlunya tingkat kesabaran
yang tinggi dengan dibarengi doa kepada Allah S.W.T. hingga suatu saat dipertemukan dengan
jodohnya.
Sinopsis cerpen yang keempat berjudul Di antara Dua Hati karya Ik.
Aini telah dua tahun berhubungan dengan Dulfi. Namun, dalam tiga bulan terakhir ia
menjalin cinta dengan Fazri. Ia lelaki dewasa yang mengenal hati Aini. Dia lebih terbuka kepada
keluarha Aini. Suatu hari Fazri sakit. Aini bermaksud menengok dan membawa makanan
kesukannya. Ketika samapai di kamar kostnya, betapa terkejutnya hati Aini melihat Fazri sedang
berciuman dengan teman lelakinya, Bisma. Sejak saat itu Aini t idak lagi berhubungan dengan lelaki
tidak bermoral itu. Aini menyesal atas putusan yang pernah dibuatnya.
Unsur Inteinsik:
1) Tema: penipu cinta.
2) Latar:
Tempat: di perjalanan aku menangis.
Waktu: Aku berharap semoga dia bahagia dan lekas sembuh ketika sudah dijenguk
olehku.
3) Suasana: penuh kekecewaan.
4) Alur: Maju.
Jalan cerita disusun rapi mulai pengenalan sampai ke konflik terus menurun ke
penyelesaian.
5) Penokohan:
Aku: gadis yang salah pilih.
Dzulfi: laki-laki yang cintanya dibiarkan/ditinggalkan.
Fazri: pemuda lesbian.
Bima: pemuda lesbian.
6) Sudut Pandang:
Orang pertama menjadi pelaku utama. Cerpen ini menggunakan orang pertama menjadi
pelaku utama dan mengisahkan tentang diri dan pacarnya yang lesbian.
7) Nilai
Nilai Moral: bersabar diri dan segera tinggalkan karena pacarnya seorang lesbian.
8) Amanat: bersikap sabar sambil berdoa kepada Allah S.W.T. insya Allah bakal
dipertemukan dengan jodohnya.
Unsur Ekstrinsik
Unsur Ekstrinsik yang terdapat dalam cerpen ini adalah nilai moral, perlunya tingkat kesabaran
yang tinggi dengan dibarengi doa kepada Allah S.W.T. supaya suatu saat dipertemukan dengan
jodohnya.
Sinopsis cerpen yang kelima berjudul MENUNGGU SENJA karya Lin.
Menunggu seseorang yang sangat dirindukan begitu lama sangat melelahkan. Pujaan hati
sudah lama tidak kembali. Aku tetap mencintaimu seperti senja menjemput malam dengan
kedamaian. Akhirnya kehilangan keyakinan sampai-sampai dalam hatinya bertanya-tanya apakah
dia sama-sama merindukannya. Satu-satunya lagu kenangan “Hanya Rindu” menjadi teman di masa
itu.
Unsur Intrinsik:
1) Tema: menanti yang tiada kembali.
2) Latar:
Tempat: Senja hari.
Waktu: … dan aku masih menunggu hingga saat ini.

4
3) Suasana: penuh kepedihan.
4) Alur: Maju.
Jalan cerita disusun rapi mulai pengenalan sampai ke konflik terus menurun ke
penyelesaian.
5) Penokohan:
Aku: gadis yang menyendiri karena ditinggal kekasih.
Dia: pemuda yang pergi jauh tiada kabar berita.
6) Sudut Pandang:
Orang pertama menjadi pelaku utama. Cerpen ini menggunakan orang pertama menjadi
pelaku utama dan mengisahkan tentang diri yang kesepian.
7) Nilai:
Nilai Moral: bersabar diri dan penuh pengharapan.
8) Amanat: penantian yang begitu lama membuat diri jadi lebih dabar.
Unsur Ekstrinsik
Unsur Ekstrinsik yang terdapat dalam cerpen ini adalah nilai moral, perlunya tingkat kesabaran
yang tinggi dengan dibarengi doa kepada Allah S.W.T. supaya suatu saat dipertemukan dengan
pemuda idamannya.
Sinopsis cerpen yang keenam berjudul JERA karya Ci.
Aku mengenal Andre melalui Shasa lewat telepon. Belakangn ini dia sering menelponku
tentang kucing dan jenis musik yang sama. Jarang bersama karena masing-masing mempunyai
kesibukan. Hubunganku dengan dia hampir putus karena dia menutup diri. Cinta yang mulai
tumbuh malah makin dibiarkan.
Lala adalah sahabat setiaku. Dari dirinyalah mengetahui dia suka main perempuan.
Melihat kenyataan itu aku tak mau berhubungan lagi dengannya. Aku merelakan dia milik
perempuan lain. Suatu hari dia (Andre) datang lagi padaku dan mencoba merayuku kembali. Aku
tetap pada pendirianku, aku tidak ingin melihat wajahnya lagi. Selamat tinggal.
Unsur Intrinsik
1) Tema: tidak mau jadi mainan laki-laki.
2) Latar:
Tempat: Siang hari.
Waktu: Hari sudah mulai menuju malam, namun kali ini benar-benar tak ada senja seperti
biasanya.
3) Suasana: kepedihan hati tidak akan berlarut-larut, mesti ada batasnya.
4) Alur: Maju.
Jalan cerita disusun rapi mulai pengenalan sampai ke konflik terus menurun ke
penyelesaian konflik.
5) Penokohan:
Aku: gadis yang sabar, dan teguh pada pendirian.
Andre: pemuda yang suka mepermainkan cinta.
Lala: shabat setia tokoh aku.
6) Sudut Pandang:
Orang pertama menjadi pelaku utama. Cerpen ini menggunakan orang pertama menjadi
pelaku utama dan mengisahkan tentang dirinya yang sakit hati karena laki-laki.
7) Nilai:
Nilai Moral: bersabar diri dan teguh pada pendirian.
8) Amanat: kesabaran yang tinggi dengan terus berdoa kepada Allah Yang Maha Kuasa akan
dimudahkan jodohnya.
Unsur Ekstrinsik
Unsur Ekstrinsik yang terdapat dalam cerpen ini adalah nilai moral, perlunya tingkat
kesabaran yang tinggi dengan dibarengi doa kepada Allah S.W.T. agar suatu saat dipertemukan
dengan pasangannya yang setia.
Sinopsis cerpen yang ketujuh berjudul KASIH TAK SAMPAI karya Ni.
Pertemuan di dalam bis setelah pulang sekolah sangat menggetarkan hati. Misya, gadis
yang lembut dan berwajah cantik. Sebagai jalan yang lebih baik untuk kenal lebih dekat ia
meminjam buku dan iapun mengiyakan pinjamannya. Perasaannya menggelembung tinggi, lalu ia
menulis surat cinta di kemudian harinya.

5
Di hari perpisahan bayangan indah bersama Misya kandas. Ia telah menemukan segalanya
yang lebih dari aku. Aku terpaksa berhenti berhenti mencitainya karena ia telah mendapatkan
pemuda yang mapan.
Unsur Intrinsik:
1) Tema: harapan yang hilang.
2) latar:
Tempat: Siang hari.
Waktu: Sekitar 25 menit bus tiba di tempat tujuan Misya…
3) Suasana: hilangnya harapan membuat hati sedih.
4) Alur: Maju.
Jalan cerita disusun mulai pengenalan sampai ke konflik terus menurun ke penyelesaian
konflik (kasih tak sampai).
5) Penokohan:
Aku: pemuda yang tidak kesampaian cintanya.
Misya: gadis csntik yang dicitai Rehan.
Pemuda: pacar Misya.
6) Sudut Pandang:
Orang pertama menjadi pelaku utama. Cerpen ini menggunakan orang pertama menjadi
pelaku utama dan mengisahkan tentang dirinya yang sakit hati karena pemuda yang
mapan telah menggandeng Misya.
7) Nilai:
Nilai Moral: bersabar diri dan masih ada gantinya yang lain.
8) Amanat: capailah dulu cita-cita baru meraih cinta.
Unsur Ekstrinsik
Unsur Ekstrinsik yang terdapat dalam cerpen ini adalah nilai moral, perlunya tingkat
kesabaran yang tinggi dengan dibarengi doa kepada Allah S.W.T. agar suatu saat dipertemukan
dengan pasangannya yang setia.
Sinopsis cerpen yang kedelapan berjudul MAWAR BERDURI karya Ai.
Ifan duduk melamun tentang Dinda. Di hatinya hanya cinta Dinda yang diharapkan. Suatu
hari mereka pergi bersama pada reuni SMA. Saat itulah waktu yang tepat untuk mengutarakan isi
hatinya kepada Dinda. Sampai di tempat itu, Dinda permisi ke toilet, di saat itulah Dinda bertemu
dengan Dea. Setelah selesai di toilet, mereka duduk di taman belakang. Dea menyampaikan rasa
rindunya Dinda. Mereka berpelukan layaknya seorang kekasih. Ifan yang mengintip dari
belakangnya benar-benar merasa kecewa. Ternyata Dinda itu benar-benar seorang lesbian.
Kenadikecewakan hatinya, Ifan pun pergi meninggalkan mereka berdua.
Unsur Intrinsik:
1) Tema: penyesalan.
2) latar:
Tempat: Siang hari.
Waktu: hari reuni SMA
3) Suasana: hilangnya harapan karena pacar ternyata lesbian.
Jalan cerita disusun mulai pengenalan sampai ke konflik terus menurun ke penyelesaian
konflik (kekasih ternyata seorang lesbian).
4) Alur: Maju.
Jalan cerita disusun mulai pengenalan sampai ke konflik terus menurun ke penyelesaian
konflik (terpaksa berpisah karena kecewa).
5) Penokohan:
Ifan: pemuda normal.
Dinda: gadis lesbian.
Dea: gadis lesbian.
6) Sudut Pandang:
Jalan cerita disusun mulai pengenalan sampai ke konflik terus menurun ke penyelesaian
konflik (kekasih ternyata seorang lesbian).
7) Nilai:
Nilai Moral: bersabar diri karena kekasih ternyata seorang lesbian.
8) Amanat: carilah sorang kekasih yang jiwanya masih normal.
Unsur Ekstrinsik

6
Unsur Ekstrinsik yang terdapat dalam cerpen ini adalah nilai moral, kesabaran yang
tinggi harus dimiliki seorang lelaki demi mendapatkan pasangan yang normal. Lesbian adalah
prilaku yang tidak normal dalam pandang Allah.

PEMBAHASAN
Dalam cerpen yang penting pengguan bahasa. Sepantasnya dalam cerpen itu tidak ada
yang salah dari segi bahasanya. Marilah kita amati beberapa kesalahan EYD dalam cerpen para
mahasiswa berikut ini.
Pertama, cerpen Cinta dalam Rindu.
Kesalahannya Seharusnya
memimpikanya, kemauanya memimpikannya, kemaunnya
Aku tau Aku tahu
Masing masing masing-masing
Kesalahan yang pertama kata ditambah akhiran –nya, jadi huruf n ditulis dua kali.
Kesalahan yang kedua pengaruh bahasa Sunda, seharusnya ditulis tahu. Berikutnya kesalahan yang
ketiga tanpa tanda gabung (-) seharusnya ditulis masing-masing.
Kedua, cerpen Tasbih Cinta Shafa.
Kesalahannya Seharusnya
3 bulan tiga bulan
meletakan meletakkan
isya Isya
Kesalahan yang pertama angka 3 harus diganti dengan huruf jadi tiga. Kesalahan yang
kedua kata letak ditambah akhitan –kan jadi huruf k-nya dua jadi meletakkan. Kesahan berikutnya
kata isya harus ditulis huruf kafital Isya karena urusan agama.
Ketiga, cerpen MAWAR BERDURI.
Kesalahannya Seharusnya
di barengi dibarengi
diseberang di seberang
ifan Ifan
ku rindu kurindu
Kesalahan pertama awalan di- harus dirangkaikan dengan kata mengikutinya jadi ditulis
dibarengi. Kesalahan yang kedua kata depan di ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya jadi
di seberang. Kesalahan yang ketiga adalah nama orang yang ditulis dengan huruf kecil, seharusnya
dengan huruf capital Ifan. Kesalahan yang keempat penulisan kata ganti ku- , harus ditulis serangkai
dengan kata yang mengikutinya, jadinya ditulis kurindu.
Keempat, cerpen KASIH TAK SAMPAI.
Kesalahannya Seharusnya
rehan Rehan
di sadari disadari
menggaruk-garukan menggaruk-garukkan
tau tahu
ranting nya rantingnya
Kesalahan pertama huruf pertama nama orang harus ditulis dengan huruf capital, jadi
penulisannya Rehan. Kesalahan kedua penulisan awalan di- tidak erangkai, seharusnya ditulis
serangkai dengan kata yang mengikutinya jadi disadari. Kesalahan ketiga adalah akhiran –kan jika
ditambah kata angguk maka huruf k-nya menjadi dua jadi menggaruk-garukkan. Kesalahan keempat
yaitu kata tau akibat pengaruh bahasa Sunda, seharusnya tahu. Kesalahan kelima nenulisan akhiran
–nya yang tidak ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya, jadi rantingnya.
Kelima, cerpen JERA.
Kesalahannya Seharusnya
Darisanalah Dari sanalah
terus terus terus-terus
ku tuliskan kutuliskan
dibalik di balik
Kesalahan pertama dua kata ditulis serangkai, seharusnya ditulis terpisah, jadi dari
sanalah. Kesalahan kedua kata ulang tidak ada tanda penghubungnya, seharusnya pakai tanda
penghubungnya jadi terus-terus. Kesalahan ketiga awalan ku- tidak dituliskan serangkai, harusnya

7
ditulis kutuliskan. Kesalahan berikutnya kata depan disamakan dengan awalan di-, seharusnya kata
depan ditulis terpisah jadi di balik.
Keenam, cerpen MENUNGGU SENJA.
Kesalahannya Seharusnya
tunggu menunggu tunggu-menunggu
disini di sini
doa – doa ku doa-doaku
Kesalahan pertama yaitu penulisan kata ulang yang tidak memakai tanda gabung (-),
seharusnya ditulis tunggu-menunggu. Kesalahan penulisan kata depan di yang dirangkaikan dengan
kata yang mengikutinya, seharusnya ditulis terpisah, jadi ditulis di sini. Kesalahan berikutnya
penulisan kata ulang yang dipisah dan akhiran ku yang tidak dirangkaikan, seharusnya ditulis
serangkai jadi doa-doaku.
Ketujuh, cerpen ketujuh Di antara Dua Hati.
Kesalahannya Seharusnya
diatas di atas
hari hariku hari-hariku
kekanak kanakan kekanak-kanakan
Kesalahan pertama penulisan kata depan di ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya, seharusnya ditulis terpisah, jadi di atas. Kesalahan yang kedua yaitu penulisan kata
ulang yang tidak menggunakan tanda hubung (-), seharusnya ditulis hari-hariku. Kesalahan
berikutnya penulisan kata ulang yang tidak menggunakan tanda hubung (-), seharusnya ditulis
kekanak-kanakan.
Kedelapan, cerpen Aku Kamu dan Dia.
Kesalahannya Seharusnya
lia Lia
2 minggu dua minggu
lama kelamaan lama-kelamaan
Kesalahan pertama penulisan nama orang dengan huruf kecil, seharusnya penulisan
dengan huruf kapital, jadi ditulis Lia. Kesalahan berikutnya penulisan angka 2, seharusnya dengan
huruf (dua) jadi ditulis dua minggu. Kesalahan terakhir penulisan kata ulang yang tidak
menggunakan tanda hubung (-), seharusnya ditulis lama-kelamaan.
Di samping penggunaan bahasa, dalam cerpen yang lebih utama adalah pengolahan tema.
Tema yang diolah bisa tema tradional dan bisa tema nontradisional tergangtung pada kemampuan
pengarangnya. Kedalaman cerpen terletak pada pengalaman pengarang dalam mengolah tema.
Berikut ini adalah analisis cerpen dari segi pengolahan temanya.
Pertama, cerpen Cinta dalam Rindu.
Pada cerpen tersebut dikisahkan dua remaja saling berkenalan. Lama-kelamaan semakin
dekat dan akhirnya si wanita jatuh cinta pada pemuda yang bernama Taufik itu. Namun ia
memendam rasa itu. Dalam suatu kesempatan di acara ulang tahun, Taufik sempat memeluk gadis
lain. Tindakan itu membuat tokoh aku benci tapi ditahan, sampai ia ingin meninggalkan acara ulang
tahunnya. Sebelum pulang, Taufik menghadangnya. Taufik memegang tangannya sambil
menyatakan cintanya. Seluruh temannya berseru mendukungnya, termasuk si gadis yang dipeluk
Taufik tadi. Ternyata mereka brsahabat. Akhirnya iapun dengan bahagia menerima cintanya.
Kisah cinta yang demikian biasa terjadi di kalangan remaja. Cerpen yang demikian
bergaya populer. Penulis memberikan penilaian 75 terhadap cerpen tersebut.
Kedua, cerpen Tasbih Cinta Shafa.
Pada cerpen tersebut tampak lebih dewasa sebab kedua insan ini sudah cukup lama
berpacaran dan menunggu pernikahan. Kedewasaan Dava meyakinkan hati Shafa. Akan tetapi tidak
cukup dewasa saja, bagi ayah Shafa ada yang lebih penting, yaitu satu keyakinan. Dava memang
berbeda agama dengan Shafa, oleh kakrena itu hubungannya tidak direstui oleh ayahnya. Sejak saat
itu Dava menghilang.
Segalanya hanya dicurahkan kepada Pipit, satu-satunya sahabat Shafa. Suatu malam Pipit
berkunjung kepada Shafa bermasud menyampaikan amplop. Setelah pulang, baru amplop dibuka.
Ternyata isi amplop itu bersi foto pernikahan Dava dengan gadis lain. Betapa kecewanya perasaan
Shafa samapai menangis. Akhirnya Shafa menerima takdir Tuhan bahwa dia bukan jodohnya.
Cerpen tersebut berisi lebih pelik dibandingkan dari serpen pertama. Pepisahannya itu
bukan karena cinta, tetapi cinta berpisah karena berbeda agama. Cerpen tersebut penulis beri nilai
80 sekalipun tetap bergaya populer.

8
Ketiga, cerpen KASIH TAK SAMPAI.
Peertemuan awal di dalam bis sekolah berkembang ke dalam pertemuan-pertemuan
berikutnya. Pendekatan lewat meminjam buku catatan miliknya brhasil. Kemudian dia
memberanikan diri membuat surat cinta. Semakin hari semakin bergejolak rasa cinta kepadanya.
Misja, gadis lembut tulus itu di hari perpisahan digandeng pemuda tampan yang jauh
lebih segalanya dariku. Bayangan indah hedak bersamanya kandas. Bunga-bunga indah yang mulai
bermekaran seketika kuncup layu tiada bergairah lagi. Cerpen itu bergaya populer dan penulis
memberi nilai 75.
Keempat, cerpen JERA.
Kisah ini dimulai dari adanya kesamaan terhadap kucing dan jenis music yang sama.
Kedekatan ini semakin mejadi hubungan yang lebih akrab. Keakaraban kini semakin berubah
karena berbeda kesibukan. Walau demikian aku semakin cinta, tetapi makin disia-siakan. Dari Lala
mendapat kabar bahwa Andre sering main pereempuan. Suatu hari dia datang kepadaku dengan
cumbu rayunya. Namun aku menolak keharirannya kembali sebab dia datang hanya untuk pergi.
Dia tipe laki-laki yang tidak aku harapkan. Malahan kini aku jadi muak melihatnya.
Cerpen tersebut berpola populer dengan menampilkan tokoh Andre yang suka ganti-ganti
pacar. Tokoh aku bukan tipe wanita yang suka diajak main-main dengan cinta. Karena itu, ia tidak
mau melihat tampangnya lagi.
Cerpen tersebut termsuk cerpen populer. Penilaian penulis terhadap cerpen itu 75.
Kelima, cerpen MENUNGGU SENJA.
Perbuatan menunggu seseorang yang sangat dicintai begitu lama sangat menjenuhkan.
Apalagi yang ditunggunya tiada kabar berita. Sampai kehilangan keyakinan, di dalam hatinya
bertanya-tanya apakah ia masih mencintainya atau tidak. Hanya tinggal lagu kenangan “Hanya
Rindu” yang mengalun di hati.
Penantian seorang wanita yang begitu sabar menunggu kehadiran kekasihnya disiasiakan
begitu saja. Cerpen tersebut masih bergaya populer dan penulis memberi penilaian 75.
Keenam, cerpen ketujuh Di antara Dua Hati.
Kisan percitaan antara Aini dengan Dulfi memang dapat dikatan biasa-biasa saja. Mereka
kurang lebih telah dua tahun berhubungan. Akhir-akhir ini Aini lebih memilih Fazri, karena dia
lebih dewasa, terbuka kepada Aini dan keluarga. Jadilah Fazri pilihan terakhirnya, Dulfi
ditinggalkannya. Suatu ketika Fazri sakit, Aini bermaksud menengoknya dengan membawa
makanan kesukaannya.
Sampailah Aini di kamar kostnya. Namun betapa sangat kecewanya ia melihat Fazri
sedang berciuman dengan Bisma, teman lelakinya. Melihat keanehan itu ia yakin bahwa Fazri
dengan Bisma sama-sama kaum gay. Ia merasa sangat menyesal memilih Fazri dan segera ia pergi
meninggalkan mereka berdua dengan luka batin yang dalam.
Pengolahan tema cerpen seperti di atas tergolong ke dalam tema yang baru. Cerpen
tersebut termasuk salam tema nontradisional. Penulis memberikan penilaian terhadap cerpen itu 90.
Ketujuh, cerpen Aku Kamu dan Dia.
Kisah cerpen yang kedepan ini dimulai perkenalan lewat telepon. Semakin lama semakin
dekat akhirnya pacaran. Suatu hari Rizal tidak mau menjemputnya. Dia malah kelihatan dengan
Sulis. Ketika ditanyakan langsung bagaimana hubungannya sengan Sulis, Rizal menjawab dengan
tegas bahwa ia adalah pacarnya. Sikap tak acuh Rizal terhadap dirinya yang membuat tidak enak di
hati. Akhirnya Lia merasa menyesal karena telah tertipu oleh lelaki tidak bertanggung jawab itu.
Tindakan demikian sering dilakukan oleh kaum laki-laki. Cerpen yang demikian itu
tergolong ke dalam cerpen populer. Penulis memberikan penilaian terhadap cerpen itu 75.
Kedelapan, Cerpen Mawar Berduri.
Kisah cinta Ifan dengan Dinda sangat bahagia. Suatu hari mereka pergi ke reuni SMA. Saat itulah
yang paling tepat menyatakan cinta yang sebenarnya. Ketika Dinda permisi ke toilet, ketika itu
pulalah ia bertemu dengan Dea, teman perempuannya. Ternyata mereka sudah berhubungaan erat
kekasih. Keduanya pun berpelukan layaknya pemuda dengan pemudi kekasihnya. Hal itu akhirnya
diketahui oleh Ifan. Melihat kenyatan demikian, Ifan merasa kecewa sebab ternyata Dinda dan Dea
kaum lesbian. Dengan hati sangat menyesal, dia pergi meninggalkan mereka yang memadu kasih.
Kisah kehidupan kaum lesbian merupakan kisah yang dilaknat Tuhan dan sebagai cerpen itu
termasuk ke dalam cerpen golongan nontradisional. Cerpen tersebut penulis beri nilai 90.

9
SIMPULAN
Pada bagian akhir ini penulis hendak menyampaikan beberapa simpulan. Pertama,
kemampuan para mahaiaswa dalam menulis cerpen pada umumnya masih dalam level
dasar. Dari segi bentuk saja masih ada beberapa kesalahan terutama dalam penggunaan
EYD. Bagi pengarang (mahasiswa), dalam hal ini menulis cerpen tidak ada lagi kesalahan
penulisan dari segi pengguaan EYD. Kedua, dalam segi isi (tema), mahasiswa sesuai
dengan kemampuan pengalaman hidup sehari-harinya baru bisa mengembangkan tema
tradisional, kecuali dua orang mahasiswa telah mampu menulis tema tema nontradisioal.
Ketiga, dari segi perkembangan menulis cerpen jika dibandingkan dengan kemampuan
mahasiswa di luar kampus Unigal, masih perlu pembinaan khusus terutama yang ada di
kelompok dasar. Secara umum, pembinaan menulis cerpen dari segi penambahan wawasan
ilmu harus terus dilakukan di luar jam pertemuan (ekstrakurikuler). Misalnya penambahan
atau pendalaman ilmu filsafat, psikologi, sosial, ekonomi, sejarah, politik dan agama.
Dengan demikian, pembahasan masalah dalam cerpen tidak hanya soal cinta remaja saja,
tetapi lebih mendalam ke tema nontradisional (satra serius atau satra sejati). Dikatakan
dengan tegas oleh Budi Darma bahwa kesulitan untuk menulis terutama bersumber pada
kurangnya kemampuan seseorang untuk berfikir kritis. Kekaburan perpepsi merpakan
sumber kelemahan seseorang untuk menemukan persoalan yang dapat ditulisnya (Darma,
2007: 4).
DAFTAR BACAAN
Admin, 2018. https://ceentina.com/sastra-serius-dan-sastra-hiburan
Darma, Bidi. 2007. Bahasa, Sastra dan Budi Darma. Surabaya: JP BOOKS.
Darma, Budi. 2019. Pengantar Teori Sastra. Penerbit Buku Kompas.
Hermawan, LGBT Menurut Tafsir Al Quran, Kompasiana.com
Pradopo, Rachmat Djoko. 2002. Kritik Sastra Indonesia Modern. Yogyakarta: Gma Media.
Quipper Blog, 2018. https:quipper.com/id/blog/maple/bahasa-indonesia/unsur intris
Rokhmansyah, Alfian. 2011. http://www.alfianrokhmansyah.com/2011/10/sastra-serius-dan-sastra
Sastrawcana, 2018. https://sastrawacana.id/mengenal-unsur-intrinsik-dan-ekstrinsik-karya-
Septiaji, Aji. 2016. https://www.kompasiana.com/ajiseptiaji/5a436eOf5e1373752f7a5f23/k

10

Anda mungkin juga menyukai