Anda di halaman 1dari 6

NAMA: FATIMAH

NIM:2304114533

JURUSAN: PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERAIRAN (A)

Tugas ke 4 (individu) Pendidikan KWn.

SOAL.
1.Ketahanan Nasional (TANNAS) Indonesia sebagai konsepsi khas bangsa Indonesia
berlandaskan pada ajaran ASTA GATRA yang dipandang sebagai aspek unsur, faktor atau
elemen- elemen yang dapat mempengaruhi TANNAS sebagai strategi. Identifikasi dan jelaskan
apa sajakah aspek-aspek yang terkandung dalam ajaran ASTA GATRA tersebut?
2.Carilah rumusan- rumusan tentang apa yang dimaksud dengan bela negara itu? Dan apakah
pengertian yang saudara dapatkan prihal bela negara?

3.Saudara dipersilahkan memberi penilaian kondisi dinamik TANNAS Indonesia saat ini
ditinjau dari aspek bidang ilmu Manajemen yang saudara tekuni. Selanjutnya ke.ukan juga
tantangan apa saja dari kondisi TANNAS tersebut dimasa depan! Jelaskan dengan singkat.
4.Apa kegiatan relawan dapat dikategorikan bela negara? Mengapa demikian? Jelaskan.
5.Sebutkan dan jelaskan dengan singkat langkah – langkah untuk Project Citizen model
pembelajaran Pendidikan KWn dalam rangka membentuk karakter WNI yang cerdas dan baik
(smart and good citizen) !
6.Prilaku lain apa saja yang berpotensi mendorong terjadinya korupsi? Bagaimana
seharusnya cara menghindari perilaku yang demikian itu, berilah contoh upaya dan
dampaknya?
7.Mengapa korupsi timbul dan berkembang demikian masif nya dinegara kita dan tidak
dinegara lain? Jelaskan.
8.Apa saja yang sudah dilakukan lembaga KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) tersebut untuk
mencegah dan memberantas korupsi? Adakah yang masih harus diperbaiki dari kinerja KPK
yang merupakan lembaga independen anti korupsi yang ada di Indonesia? Jelaskan.

JAWABAN:

1.Ajaran ASTA GATRA adalah konsep yang menjadi landasan bagi ketahanan
nasional (TANNAS) Indonesia. Konsep ini mengandung beberapa aspek unsur,
faktor, atau elemen yang mempengaruhi TANNAS sebagai strategi. Aspek-aspek
yang terkandung dalam ajaran ASTA GATRA meliputi
• Aspek Ideologi: Meliputi keyakinan, nilai-nilai, dan falsafah yang menjadi
landasan negara.
• Aspek Politik: Meliputi kestabilan pemerintahan dan sistem politik negara.
• Aspek Ekonomi: Meliputi kemandirian ekonomi, distribusi kekayaan, dan
perekonomian nasional.
• Aspek Sosial-Budaya: Meliputi keberagaman budaya, kesatuan bangsa,
dan kebhinekaan.
• Aspek Hankam: Meliputi pertahanan keamanan negara, termasuk dalam
menghadapi ancaman dari luar.
• Konsep ASTA GATRA ini menjadi landasan dalam mengembangkan
kekuatan nasional Indonesia untuk menghadapi segala tantangan,
ancaman, hambatan, dan gangguan baik dari dalam maupun dari luar.
2.Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada negara kesatuan Republik Indonesia. Beberapa rumusan
tentang pengertian Bela Negara antara lain:
➢ Bersedia mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran untuk kemajuan
bangsa dan negara.
➢ Siap membela bangsa dan negara dari ancaman baik dari dalam maupun
luar.
➢ Memiliki jiwa kecintaan kepada tanah air, kesadaran berbangsa dan
bernegara, keyakinan pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela
berkorban untuk bangsa dan negara, serta memiliki kemampuan awal
untuk bela negara.
➢ Bela Negara melibatkan aspek fisik dan psikis, termasuk pemahaman
ideologi negara, perjuangan mengisi kemerdekaan, pengabdian sesuai
profesi, serta penanganan bencana dan ancaman non-militer lainnya
Selain itu, bela negara juga terkait erat dengan terjaminnya eksistensi NKRI dan
terwujudnya cita-cita bangsa.
3.Kondisi dinamik TANNAS Indonesia saat ini melibatkan beberapa tantangan
yang perlu diperhatikan:
❖ Kekuatan Nasional: Menjadi tantangan bagi Indonesia untuk menjaga dan
mengembangkan kekuatan nasional sebagai strategi dalam menghadapi
ancaman dan tantangan baik dari dalam maupun dari luar
❖ Aspek Geostrategi: Menjadi tantangan bagi Indonesia untuk
mengembangkan geostrategi yang efektif dalam menghadapi tantangan
dan hambatan yang menerpa
❖ Pengembangan Potensi Kekuatan Nasional: Menjadi tantangan bagi
Indonesia untuk menyusun dan mengembangkan potensi kekuatan
nasional baik yang berbasis pada aspek ideologi, politik, sosial budaya,
dan hankam serta aspek-aspek alamiah bagi upaya kelestarian dan
eksistensi hidup negara dan bangsa untuk mewujudkan cita-cita
proklamasi dan tujuan nasional.
❖ Tugas Pokok Pemerintahan: Menjadi tantangan bagi Indonesia untuk
menunjang tugas pokok pemerintahan dalam menghadapi tantangan dan
hambatan yang menerpa
Dari kondisi TANNAS tersebut, beberapa tantangan yang depan meliputi:
✓ Pemanfaatan kekuatan nasional: Menjadi tantangan bagi Indonesia untuk
mengembangkan dan memperdayakan pemanfaatan kekuatan nasional
dalam menghadapi tantangan dan hambatan yang menerpa
✓ Pengembangan geostrategi: Menjadi tantangan bagi Indonesia untuk
mengembangkan geostrategi yang efektif dalam menghadapi tantangan
dan hambatan yang menerpa
✓ Pengembangan potensi kekuatan nasional: Menjadi tantangan bagi
Indonesia untuk menyusun dan mengembangkan potensi kekuatan
nasional baik yang berbasis pada aspek ideologi, politik, sosial budaya,
dan hankam serta aspek-aspek alamiah bagi upaya kelestarian dan
eksistensi hidup negara dan bangsa untuk mewujudkan cita-cita
proklamasi dan tujuan nasional
✓ Pelatihan tugas pokok pemerintahan: Menjadi tantangan bagi Indonesia
untuk menunjang tugas pokok pemerintahan dalam menghadapi
tantangan dan hambatan yang menerpa
4.Kegiatan relawan dapat dikategorikan sebagai bentuk bela negara karena
melibatkan sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Relawan, seperti relawan pejuang Covid-
19, menunjukkan kesediaan untuk mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran
demi kemajuan bangsa dan negara. Mereka juga siap membela bangsa dan
negara dari berbagai macam ancaman, serta memiliki kepedulian terhadap
keselamatan bangsa dan negara. Dengan demikian, kegiatan relawan
merupakan wujud nyata dari bela negara, yang melibatkan pengorbanan dan
kepedulian terhadap masyarakat dan negara, serta kesediaan untuk melindungi
dan memajukan bangsa dan negara, sesuai dengan aspek-aspek yang
terkandung dalam konsep bela negara.
5.Untuk membentuk karakter WNI yang cerdas dan baik (smart and good citizen)
melalui model Project Citizen dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn), berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil:
o Mengembangkan konsep Project Citizen: Model Project Citizen adalah
model pembelajaran berbasis proyek kelas atau proyek kelompok yang
bertujuan untuk mengasah daya kritis mahasiswa atau siswa sebagai
seorang pembelajar dengan tujuan agar mereka mampu melihat
permasalahan dari beragam perspektif pihak yang terkait di dalam proyek
o Menyusun rencana kerja dan ketentuan dalam pembelajaran berbasis
masalah menggunakan Project Citizen: Setelah konsep Project Citizen
diperkenalkan, maka langkah selanjutnya adalah mengembangkan
rencana kerja dan ketentuan dalam pembelajaran berbasis masalah
menggunakan model Project Citizen
o Menyiapkan contoh portofolio yang harus dikerjakan mahasiswa: Setelah
rencana kerja dan ketentuan tersus, mahasiswa harus mengembangkan
contoh portofolio yang harus dikerjakan. Portofolio ini mencakup berbagai
jenis kegiatan, media, dan sumber serta pola evaluasi yang diperuntukan
untuk suatu tema atau bahasan yang sama atau sejenis
o Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, model Project Citizen dalam
pembelajaran PKn dapat membantu mengembangkan keterampilan
berpikir kritis dan hasil belajar siswa, serta mempersiapkan mereka untuk
menjadi warga negara yang cerdas dan baik (smart and good citizen)
6.Perilaku lain yang berpotensi mendorong terjadinya korupsi antara lain adalah
sifat egois, ketidakjujuran, kurangnya rasa tanggung jawab, dan kurangnya
kesadaran akan pentingnya berperilaku anti-korupsi.
Contoh upaya pencegahan korupsi antara lain:
▪ Pelaksanaan manajemen berbasis kinerja
▪ Pemberantasan korupsi pada proses pengadaan melalui penerapan Pakta
Integritas
▪ Mekanisme pengaduan masyarakat
▪ Peningkatan kapasitas pemerintah daerah
▪ Reformasi pelayanan sektor publik
▪ Pemberian akses informasi
▪ Mobilisasi publik melalui pendidikan dan peningkatan kesadaran anti-
korupsi
▪ Pelatihan dan bantuan teknis
▪ Pertukaran informasi korupsi
7.Korupsi dapat timbul dan berkembang secara masif di negara-negara
berkembang, termasuk Indonesia, karena adanya berbagai faktor yang saling
terkait. Beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab korupsi yang masif di
negara kita antara lain
✓ Budaya Korupsi: Korupsi telah menjadi budaya di negara-negara
berkembang, dan sulit untuk diberantas. Pandangan masyarakat secara
keseluruhan memberikan andil bagi suburnya praktek korupsi itu sendiri.
Sikap masyarakat yang terlalu lemah terhadap pelaku korupsi, serta
penghormatan yang masih diberikan kepada pelaku korupsi, juga turut
memperkuat budaya korupsi
✓ Lemahnya Penegakan Hukum: Lemahnya penegakan hukum yang
dilakukan aparat negara juga menjadi faktor utama yang membuat korupsi
seperti tidak habis-habisnya. Sistem hukum yang tunduk pada politik,
serta sanksi yang dianggap terlalu ringan, juga turut memperkuat praktek
korupsi
✓ Kondisi Sosial dan Ekonomi: Kondisi sosial dan ekonomi yang kurang
merata, serta rendahnya kesejahteraan masyarakat, juga dapat menjadi
pemicu terjadinya korupsi
✓ Kurangnya Kesadaran Anti-Korupsi: Kurangnya kesadaran akan bahaya
korupsi, serta kurangnya pengetahuan mengenai tindak pidana korupsi,
juga turut memperkuat praktek korupsi
Untuk mengatasi korupsi, diperlukan upaya pencegahan yang melibatkan
seluruh elemen masyarakat. Upaya pencegahan korupsi dapat dilakukan melalui
penanaman nilai-nilai anti-korupsi sejak dini, penerapan sanksi yang tegas
terhadap pelaku korupsi, serta peningkatan kesadaran akan bahaya korupsi dan
pentingnya berperilaku anti-korupsi. Selain itu, pemberantasan korupsi juga
memerlukan kerjasama dan sinergi antara seluruh elemen masyarakat, termasuk
pemerintah, lembaga penegak hukum, dan masyarakat sipil.
8.Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah lembaga independen anti-korupsi
yang dibentuk dengan tujuan meningkatkan upaya pemberantasan tindak
pidana korupsi di Indonesia.KPK telah melakukan berbagai upaya untuk
mencegah dan memberantas korupsi, seperti melakukan penyelidikan,
penyidikan, dan penuntutan terhadap kasus korupsi, serta melakukan edukasi
dan pencegahan korupsi.Selain itu, KPK juga telah melakukan kerjasama dengan
lembaga-lembaga lain, seperti kepolisian dan kejaksaan, untuk memperkuat
upaya pemberantasan korupsi.Meskipun demikian, masih ada beberapa hal
yang perlu diperbaiki dari kinerja KPK. Beberapa kritik yang dilontarkan terhadap
KPK antara lain terkait dengan lemahnya penegakan hukum, kurangnya
transparansi dalam pengelolaan dana, serta kurangnya koordinasi dengan
lembaga-lembaga lain dalam pemberantasan korupsi.Oleh karena itu, KPK perlu
terus melakukan evaluasi dan perbaikan dalam kinerjanya, serta meningkatkan
koordinasi dengan lembaga-lembaga lain untuk memperkuat upaya
pemberantasan korupsi di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai