Anda di halaman 1dari 2

Dinamika Desa dan Kota Dalam Tinjauan Sejarah

Sejarah menunjukan bahwa kerajaan-kerajaan Jawa telah ada gejala perubahan


pemasaran antara golongan yang satu dengan golongan yang lain. Pada zaman Majapahit,
pemasaran bahan-bahan penting dikuasai oleh kerajaan meskipun tidak langsung. Pegawai
negara dan para pujangga tidak diperkenankan berdagang sendiri tetapi dari tanah jajahan
ditarik upeti dan pajak.

Sasrodiharjo menggambarkan munculnya kelas pemasaran di Jawa dalam empat fase:

(1). Permulaan Abad Ke 20.

Pada permulaan abad ke 20 komunitas tionghoa menguasai pasar kelas menengah terutama
dalam industi batik yang bahan bakunya di impor dari Eropa. Disisi lain pengusaha timur
asing juga menguasai harga jual yang mereka tawar lebih rendah sehingga terjadi persaingan
pemasaran yang tidak seimbang. Kondisi ini mendorong timbulnya gerakan protes yang
dimotori oleh SDI terhadap sistem pemasaran yang dikuasai oleh pengusaha pemasaran kelas
menengah.

(2) zaman sekitar Malaise dan menjelang perang dunia ke 2.

Pada zaman Malaise dan menjelang PD II, petani merupakan golongan konsumen yang
paling menderita karena turunnya harga riil dari produksi yang dihasilkan. Pemerintah
Hindia-Belanda menekan daya beli petani, sehingga dapat mengunakan tenaga petani sebgai
tenaga kerja murah. Diperkotaan pemerintah Hindia-Belanda melakukan penghematan dan
pengurangan pegawai negeri. Akibatnya banyak kaum terpelajar yang menganggur dan
kemudia menjadi pedagang. Dalam kontek ini dapat kita lihat adanya bentuk perubahan yang
terjadi dalam struktur masyarakat.

(3) zaman pendudukan Jepang.

Fase ketiga zaman pendudukan Jepang. Bagi petani produsen zaman Jepang lebih
menguntungkan dari pada zaman Belanda. Sebab Jepang hanya meminta pajak in natura
berupa padi yang dirasa lebih mudah oleh petani dari pada dalam bertukang. Namun bagi
mereka yang tidak memiliki tanah, justru mendapatkan masalah baru karena mereka harus
menebusnya dengan diikutkan dalam romusha, sehingga mereka terjebak dari kemiskinan.

(4) zaman kemerdekaan.

DINAMIKA DESA DAN KOTA DALAM TINJAUAN SEJARAH | Aulia I


Fase terakhir adalah masa kemerdekaan. Perubahan yang menyolok disini adalah dalam
struktur pemerintahan desa, khususnya di Yogyakarta. Semua pamong desa yang buta huruf
diberhentikan dan digantikan dengan orang-orang yang bisa membaca dan menulis. Disisi
lain adanya beberapa perubahan, antara lain : dihapuskannya penyetoran padi, berubahnya
sistem pemilihan kepala desa dengan pola demokrasi yang dipilih langsung oleh rakyat.
Perkembangan selanjutnya adalah mudahnya pengaruh luar masuk ke masyarakat melalui
berbagai inovasi teknologi sepertinya diterimanya berkembangnya pemakaian kendaraan
bermotor (scooter) yang mendorong terciptanay pemasaran baru.

DINAMIKA DESA DAN KOTA DALAM TINJAUAN SEJARAH | Aulia I

Anda mungkin juga menyukai