NIM : 121410084 Mata Kuliah : Metodologi Penelitian RB Tugas Ke- : Tugas 1 (Resume 3 jurnal ilmiah 10 tahun terakhir dengan topik yang saling berkaitan)
1. ANALISIS RISIKO INVESTASI SAHAM SYARIAH DENGAN MODEL VALUE AT
RISK-ASYMMETRIC POWER AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROCEDASTICITY (VAR-APARCH) Ditulis oleh Syarif Hidayatullah dan Mohammad Farhan Qudratullah Terbit dimana Google Scholar Isu yang diangkat Latar Belakang Saham syariah merupakan deretan observasi variabel random yang dapat dinyatakan sebagai data runtun waktu (time series). Data runtun waktu dapat dimodelkan menggunakan model Autoregressive Moving Average (ARMA). Model ARMA dapat diidentifikasi menggunakan Autocorrelation Function (ACF) dan Partial Autocorrelation Function (PACF).Model ARMA mememiliki asumsi variansi error yang konstan, yang dikenal dengan istilah homoscedasticity.Padahal dalam data saham pada umumnya memiliki variansi error yang berubah-ubah setiap waktu atau heteroscedasticity[1]. Eagle (1982) memperkenalkan model AutoregressiveConditional Heteroscedasticity (ARCH) untuk memodelkan variansi error yang tidak konstan. Dalam aplikasi empirisnya, model ARCH relatif membutuhkan nilai lag yang panjang pada model variansi bersyaratnya. Model Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (GARCH) merupakan penyederhanaan dari model ARCH dengan mengikut sertakan variansi masa lalu untuk menjelaskan variansi masa yang akan datang, 38 Syarif Hidayatullah dan Mohammad Farhan Qudratullah JURNAL FOURIER (2017) 6 37-43 www.fourier.or.id sehingga diperoleh taksiran variansi yang lebih akurat. Model ARCH dan GARCH mempunyai asumsi bahwa penurunan harga aset (bad news) dan peningkatan harga aset (good news) memberikan pengaruh simetris terhadap volatilitasnya. Untuk memodelkan data yang memiliki sifat heteroscedasticity dapat digunakan model Asymmetric Power Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (APARCH) yang diperkenalkan oleh Ding, Granger, dan Eagle pada tahun 1993 [2].Ide pokok pada model APARCH adalah mengganti pangkat kedua order dari error dalam bentuk yang fleksibel dan mempunyai koefisien asymmetric pada perbedaan efek good news dan bad news.Disamping itu, perhitungan analisis risiko juga penting dalam berinvestasi disamping perhitungan nilai return.Alat yang dapat digunakan dalam mengestimasi risiko adalah Value at Risk (VaR). Teori Jakarta Islamic Index (JII) Pada tanggal 3 Juli 2000, PT Bursa Efek Indonesia bekerjasama dengan PT Danareksa Invesment Management (DIM) meluncurkan indeks saham yang dibuat berdasarkan syariah Islam, yaitu Jakarta Islamic Index (JII). Return dan Risiko Return adalah hasil (tingkat pengembalian) yang diperoleh sebagai akibat dari investasi yang dilakukan Risiko dalam konteks manajemen investasi merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat kembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat kembalian yang dicapai secara nyata (actual return).Salah satu alat pengukuran resiko yang sering digunakan adalah Value at Risk (VaR). Value at Risk (VaR) Value at Risk (VaR) merupakan kerugian terbesar yang mungkin terjadi dalam rentang waktu/ periode tertentu yang diprediksi dengan tingkat kepercayaan tertentu. Analisis Data Time Series Data time series adalah data statistik yang disusun berdasarkan urutan waktu kejadian. Metode Merupakan Analisa deskriptif Data awal yang digunakan dalam penelitian ini ada nilai indeks penutupan harian saham syariah yang diukur dengan Jakarta Islamic Index (JII) yaitu dari Maret 2013 sampai dengan April 2015
Hasil dan pembahasan Pengukuran besar risiko investasi dengan
menggunakan VaR-APARCH (1,1),dengan nilai investasi awal diasumsikan sebesar Rp. 10.000.000,- menghasilkan besar nilai risiko untuk indeks harga saham JII dengan tingkat kepercayaan 95% sebagai berikut: - Dalam periode waktu 1 hari kedepan sebesar Rp. 235.766,- - Dalam periode waktu 7 hari kedepan sebesar Rp. 623.779,- - Dalam periode waktu 10 hari kedepan sebesar Rp. 745.558,- Kekurangan 1. Tidak terdapat keresahan yang menjadi landasan awal penelitian ini dilakukan 2. Tidak mencantumkan penelitian terdahulu
2. PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK
MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (GARCH) Ditulis oleh NURUL SAADAH, MAIYASTRI, HAZMIRA YOZZA Terbit dimana Google Scholar Isu yang diangkat Latar Belakang Data return saham adalah salah satu data deret waktu (time series). Jika ingin melakukan pemodelan return saham, maka dapat dilakukan pemodelan data deret waktu. Model yang dapat digunakan adalah model Autoregressive (AR), Moving Average (MA), dan Autoregressive Moving Average (ARMA) dengan asumsi ragam konstan (homoskedastisitas). Pada data keuangan biasanya terjadi perubahan pada ragam sehingga asumsi ragam konstan tidak tepat. Model yang dapat digunakan untuk memodelkan ragam ini adalah model Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (GARCH) yang diperkenalkan oleh Tim Bollerslev pada tahun 1986 sebagai pengembangan dari model Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (ARCH). Selain pemodelan return, pengukuran resiko merupakan hal yang penting. Salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengukur resiko adalah Value at Risk (VaR). Model GARCH akan diterapkan pada peramalan return saham dan volatilitas untuk beberapa periode berikutnya dan pengukuran VaR pada data return saham. 80 Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 4 Hal. 80 – 88 ISSN : 2303–291X Perbandingan Resiko Investasi dua Bank Menggunakan Model GARCH 81 Bank Central Asia dan Bank Mandiri adalah dua bank yang beroperasi di Indonesia. Bank Central Asia adalah bank swasta nasional sedangkan Bank Mandiri adalah bank pemerintah. Kedua bank sama- sama terdaftar di pasar saham. Hal yang menarik untuk diketahui adalah bagaimana perbandingan return dan resiko investasi saham pada Bank Central Asia dan Bank Mandiri menggunakan model GARCH. Teori Dalam Jurnal ini hanya memuat teori berupa rumus rumus untuk menunjang pemodelan Metode Merupakan Analisa deskriptif Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data harga penutupan saham Bank Central Asia dan Bank Mandiri periode mingguan dari tanggal 6 Juni 2011 sampai 25 April 2016. Hasil dan pembahasan Berdasarkan grafik perbandingan nilai VaR disimpulkan bahwa resiko seorang investor untuk berinvestasi pada Bank Mandiri lebih tinggi dari resiko jika berinvestasi pada Bank Central Asia. Jadi, meskipun return saham Bank Central Asia cenderung turun, namun jika diukur dari tingkat resiko, investor lebih baik berinvestasi pada Bank Central Asia daripada berinvestasi pada Bank Mandiri. Kekurangan 1. Tidak terdapat teori berupa pengertian yang mendukung penelitian kali ini. 2. Tidak mencantumkan penelitian terdahulu 3. PERAMALAN VOLATILITAS DENGAN PEMODELAN EGARCH, TGARCH, DAN APARCH DALAM PENGUKURAN ESTIMASI RISIKO SAHAM SEKTOR KEUANGAN Ditulis oleh Fithra Rabbaniyah, dan Ulil Azmi Terbit dimana Google Scholar Isu yang diangkat Dalam kegiatan berinvestasi khususnya saham, investor akan menginginkan imbal hasil (return) yang maksimal di masa depan. Namun, imbal hasil tersebut tentu tidak akan terlepas dari adanya risiko. Risiko dalam berinvestasi menyatakan penyimpangan atau perbedaan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat pengembalian yang sebenarnya (actual return). Sebelum berinvestasi, sangat penting bagi seorang investor dalam memahami risiko. Menurut Jorion, Value at Risk menjadi alat pengukuran risiko yang baku [2]. VaR dapat menentukan seberapa besar kerugian yang akan dialami investor dan ditoleransi dengan tingkat kepercayaan tertentu dalam kurun waktu yang telah ditetapkan. VaR dapat mengukur jumlah risiko maksimum yang akan diterima investor. Dalam mengatasi kerugian yang nilainya melebihi VaR, Conditional Value at Risk (CVaR) akan mengukur besar nilai kerugian yang akan ditanggung tersebut Teori Return diartikan sebagai tingkat pengembalian yang akan didapatkan seorang investor setelah melakukan investasi disebuah instrumen keuangan setelah beberapa waktu tertentu baik berupa keuntungan atau kerugian.\ Augmented Dickey Fuller (ADF) Adanya suatu unit root merupakan salah satu pengujian yang dapat digunakan untuk menentukan stasioneritas dalam mean yang dapat diketahui dengan melakukan suatu pengujian yaitu Dickey-Fuller. Model GARCH adalah model perkembangan dari model ARCH yang dipopulerkan oleh Engle (1982) dan merupakan model yang mampu diaplikasikan pada data keuangan [9]. Asymmetric Power ARCH (APARCH) Asymmetric Power ARCH (APARCH) yang diperkenalkan oleh Ding, Granger, dan Engle (1993) merupakan model yang paling umum dan mampu mengatasi asimetris serta memuat GARCH standar, TGARCH, dan logGARCH. Value at Risk (VaR) Value at Risk yang biasa disingkat VaR secara umum didefinisikan sebagai kerugian maksimum yang mungkin terjadi dalam tingkat kepercayaan tertentu pada waktu yang telah ditentukan Conditional Value at Risk (CVaR) Conditional Value at Risk (CVaR) diartikan sebagai besarnya nilai kerugian yang akan ditanggung jika kerugian yang terjadi nilainya melebih Value at Risk (VaR Metode Merupakan Analisa deskriptif Sumber Data Dalam penelitian ini digunakan data deret waktu atau time series yaitu berupa data sekunder harga penutupan (close price) harian saham sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Hasil dan pembahasan Model TGARCH dan EGARCH adalah model yang terbaik dalam memodelkan sifat asimetris dari saham dengan volatilitas tinggi dan rendah. (2) Peramalan volatilitas untuk sepuluh hari kedepan pada saham dengan volatilitas tinggi dan rendah dengan model terpilih menghasilkan hasil yang sesuai dimana saham dengan volatilitas tinggi memiliki hasil peramalan volatilitas yang tinggi dan sebaliknya. (3) Estimasi risiko VaR dan CVaR berdasarkan model terbaik untuk tingkat kepercayaan 99%, 95%, dan 90% memberikan hasil jika nilai risiko tertinggi dimiliki oleh saham dengan volatlitas tinggi dan risiko terendah dimiliki oleh saham dengan volatilitas rendah. Berdasarkan hasil nilai estimasi risiko dari tiap tingkat kepercayaan, semakin tinggi tingkat kepercayaan maka akan semakin tinggi pula nilai VaR dan CVaR yang didapatkan. Kekurangan 1. Tidak terdapat keresahan yang menjadi landasan awal penelitian ini dilakukan 2. Tidak mencantumkan penelitian terdahulu