Anda di halaman 1dari 13

JURNAL PLANS

Penelitian Ilmu Manajemen & Bisnis


ISSN: 1978-7057

ANALISIS TEKNIKAL DENGAN METODE AUTOREGRESSIVE


INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) DAN GENERALIZED
AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC (GARCH)
DALAM MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PERUSAHAAN
(Studi Pada Intiland Development Tbk)

Miftahul Jannah Pohan


Alumni Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan
Cut Ermiati
Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keakuratan kedua metode peramalan yaitu
ARIMA dan GARCH serta untuk mengetahui metode manakah yang lebih akurat. Data yang
digunakan adalah data harian saham DILD selama tahun 2014 yang berjumlah 242 hari
perdagangan. ARIMA dan GARCH merupakan metode peramalan yang menggunakan data
timeseries. Hasil penelitian menunjukkan bahwa data harga saham DILD selama setahun
bersifat tidak stasioner, sehingga data perlu ditransformasikan dengan uji pembeda. Data
yang sudah stasioner dapat digunakan dalam peramalan dengan metode ARIMA dan
menghasilkan model terbaik yaitu ARIMA (1,1,1) yang memiliki unsur hetereroskedastisitas
sehingga dapat dilakukan peramalan dengan metode GARCH dan memperoleh model terbaik
yaitu GARCH (1,1) setelah melakukan uji coba dengan beberapa model lainnya. Peramalan
dengan metode ARIMA (1,1,1) memiliki tingkat kesalahan absolute rata-rata sebesar 3,63%
sedangkan peramalan dengan model GARCH memiliki tingkat kesalahan absolut rata-rata
sebesar (20,03)%. Dari hasil diatas, dapat disimpulkan bahwa metode ARIMA lebih akurat
daripada metode GARCH dalam memprediksi harga saham perusahaan Intiland
Development Tbk.

Kata Kunci : Analisis Teknikal, Harga Saham DILD, ARIMA, GARCH

PENDAHULUAN mengantisipasi perubahan harga return


Motivasi dalam melakukan saham, maka diperlukan analisis dan
sebuah investasi adalah untuk peramalan untuk memprediksi
mendapatkan keuntungan dari transaksi perkembangan harga dan return harga
investasi yang dilakukan. Para investor saham di masa yang akan datang.
senantiasa menaruh harapan akan Peramalan merupakan
mendapatkan manfaat dari kegiatan pembelajaran atas studi terhadap data
investasi yang mereka lakukan. historis untuk menentukan hubungan,
Semakin tinggi investasi yang ditanam, kecendrungan dan pola secara
tentunya semakin tinggi pula hasil yang sistematis. Peramalan selalu mengarah
diharapkan. Oleh karena itu, investor kepada kejadian-kejadian dimasa
akan sangat hati-hati dalam melakukan mendatang sehingga diperlukan
investasi. Salah satu bentuk kehati- peramalan tentang keadaan yang akan
hatian tersebut adalah dalam datang.

Volume 11 No. 1 Maret 2016 65


JURNAL PLANS
Penelitian Ilmu Manajemen & Bisnis
ISSN: 1978-7057

Dalam kegiatan peramalan, penting lain yang sewaktu-waktu harus


seringkali terjadi ketidak-akuratan pada diumumkan perusahaan publik (seperti,
hasil peramalan karena pada dasarnya pengumuman pembagian dividen, stock
kita berada pada lingkungan yang split, right issue dan corporate action
memiliki unsur ketidakpastian, tetapi lainnya) perkembangan ekonomi
suatu keputusan tetaplah harus makro serta berita dalam bidang-bidang
ditetapkan karena akan mempengaruhi lain seperti politik, sosial, keamanan
masa depan suatu individu atas negara dan informasi lainnya.
organisasi itu sendiri. Sedangkan analisis teknikal lebih
Peramalan harga saham dapat mendasarkan pada fluktuasi harga dan
dianalisis melalui dua cara, yaitu kecendrungan (trend) harga saham
dengan menggunakan analisis yang bersangkutan di bursa efek.
fundamental dan analisis teknikal. Perbedaan dari kedua analisis ini dalam
Analisis fundamental yaitu melakukan memprediksi harga saham adalah
peramalan harga saham berdasarkan analisis fundamental lebih menekankan
pada data-data, berita-berita, dan pada pentingnya nilai wajar saham
angka-angka sebagai dasar dengan data pendukung, sedangkan
pengambilan keputusan pembelian analisis teknikal hanya membutuhkan
saham dan biasanya dilakukan dalam grafik harga dan volume penjualan di
kegiatan investasi jangka panjang. masa lalu.
Analisis ini digunakan untuk melihat Analisis teknikal banyak
dan memprediksi seberapa besar digunakan oleh kaum spekulan, yaitu
dividen yang diterima oleh inverstor para investor yang melakukan
selama melakukan kegiatan investasi. pembelian maupun penjualan sekuritas
Sedangkan analisis teknikal merupakan dalam jangka pendek untuk mencari
analisis yang berdasarkan pada grafik keuntungan jangka pendek (Taswan &
harga dan volume saham terdahulu Soliha, 2002). Memang keuntungan
sebagai dasar dalam peramalan jual yang ingin diraih adalah abnormal
atau beli saham. Analisis teknikal return (return yang besar/ tidak
merupakan analisis yang digunakan normal), namun resikonya pun sangat
dalam kegiatan investasi jangka besar.
pendek, dimana analisis ini digunakan Bodie, Kane dan Marcus (2006)
untuk melihat dan memprediksi menyatakan bahwa analisis teknikal
seberapa besar capital gain dari (technical analysis) pada dasarnya
aktivitas perdagangan saham yang merupakan upaya pencarian pola
dilakukan. perulangan yang dapat diprediksi
Analisis fundamental dalam harga saham. Meskipun para
mendasarkan pada faktor-faktor pengguna teknik ini mengakui nilai
fundamental, yaitu kondisi lingkungan informasi yang terkait dengan prospek
bisnis yang berpengaruh pada suatu ekonomi perusahaan dimasa depan
industri tertentu dan kondisi internal (dalam analisis fundamental), tetapi
perusahaan yang sahamnya akan dibeli dalam analisis teknikal percaya bahwa,
seperti, laporan keuangan, informasi informasi tersebut belum tentu menjadi

Volume 11 No. 1 Maret 2016 66


JURNAL PLANS
Penelitian Ilmu Manajemen & Bisnis
ISSN: 1978-7057

strategi perdagangan yang dapat Dibandingkan dengan beberapa


diandalkan. Hal ini dikarenakan metode prediksi lainnya, ARIMA dan
analisis fundamental dalam merespon GARCH paling sesuai dengan
harga saham cukup lambat. karakteristik data yang didapat dari
Analisis teknikal adalah suatu pasar saham, yaitu data time series.
jenis analisis yang berorientasi kepada Inilah alasan mengapa peneliti memilih
harga (pembukuan, penutupan, tetinggi metode ARIMA dan GARCH dalam
dan terendah) dari suatu instrumen melakukan analisis teknikal.
investasi pada time frame (price Sampai saat ini, terdapat 9
oriented) sejalan dengan apa yang (sembilan) sektor perusahaan yang
dikemukakan oleh Husnan (2009) terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
bahwa “analisa ini merupakan upaya diantaranya adalah sektor pertanian;
untuk memperkirakan harga saham sektor pertambangan; sektor industri
(kondisi pasar) dengan mengamati dasar dan kimia; sektor aneka industri;
perubahan harga saham tersebut sektor industri barang konsumsi; sektor
(kondisi pasar) di waktu yang lalu”. properti dan real estate; sektor
Ada beberapa indikator analisis infrastruktur, utilitas dan transportasi;
teknikal yang dapat digunakan sebagai sektor keuangan; dan sektor
metode peramalan, yaitu indikator perdagangan, jasa dan investasi. Dari
volume dan analisis gelombang, kesembilan sektor diatas, sektor
indikator teori siklus, indikator filter, properti merupakan salah satu sektor
indikator momentum, analisis garis yang memiliki pergerakan harga saham
trend, Stochastic Oscillator (SO), yang berfluktuatif.
Moving Average (MA), Exponential Dari keseluruhan perusahaan
Moving Average (EMA), serta metode properti, peneliti membandingkan 10
lainnya yang dapat digunakan untuk (sepuluh) perusahaan yang dianggap
memprediksi harga saham, seperti memiliki tingkat fluktuatif yang tinggi
Metode GARCH (Generalized dibandingkan dengan perusahaan
Autoregressive Conditional lainnya jika dilihat dari pergerakan
Heteroscedasticity), VAR (Vector harga saham selama lima tahun.
Autoregressive) serta Metode CAPM
(Capital Asset Pricing Mod el).

Sumber : www.idx.com (data diolah)


Gambar 1. Grafik Pergerakan Harga Saham Sepuluh Perusahaan Properti
Selama 5 Tahun

Volume 11 No. 1 Maret 2016 67


JURNAL PLANS
Penelitian Ilmu Manajemen & Bisnis
ISSN: 1978-7057

Dari gambar di atas, dapat dilihat dibandingkan dengan perusahaan


bahwa saham perusahaan DILD lainnya. Berikut adalah gambar
merupakan perusahaan yang pergerakan volume perdagangan pada
pergerakan sahamnya memiliki tingkat perusahaan Properti selama 5 tahun.
fluktuatif yang tinggi setiap tahunnya

Sumber : www.idx.com (data diolah)


Gambar 2. Grafik Pergerakan Volume Perdagangan Saham Sepuluh
Perusahaan Properti selama 5 Tahun
Dari gambar di atas, dapat http://www.idx.co.id dan JSX Daily
dilihat bahwa pergerakan volume Statistics.
perdagangan dari kesepuluh
perusahaan properti memiliki fluktuatif Populasi dan Sampel Penelitian
yang tinggi. Perusahaan DILD Populasi yang digunakan dalam
termasuk memiliki pergerakan volume penelitian ini adalah seluruh data harga
yang relatif tinggi, meskipun besarnya saham perusahaan Intiland
volume tidak sebesar volume dari Development Tbk sejak terdaftar di
saham lainnya. Penelitian ini Bursa Efek Indonesia pada tanggal 4
menggunakan data harian saham September 1991.
perusahan Intiland Development Tbk di Sampel dalam penelitian ini
BEI selama satu tahun yaitu mulai 2 adalah data harga saham perusahaan
Januari 2014 hingga 30 Desember Intiland Development Tbk mulai
2014. Objek penelitian pengambilan periode 2 Januari 2014 sampai dengan
data selama satu tahun sebanyak 242 30 Desember 2014 (sebanyak 242 hari
hari perdagangan. perdagangan). Penelitian sampel ini
berdasarkan pada data terakhir yang
METODE PENELITIAN dirilis saat penelitian ini akan
Lokasi Penelitian dilakukan.
Informasi penelitian dilakukan
di Sumatera Utara dengan mengakses Variabel Penelitian dan Defenisi
data dari situs resmi Bursa Efek Operasional
Indonesia (BEI) pada Variabel Penelitian

Volume 11 No. 1 Maret 2016 68


JURNAL PLANS
Penelitian Ilmu Manajemen & Bisnis
ISSN: 1978-7057

Penelitian ini menggunakan variabel: Bursa Paralel kepada masyarakat. Dan


a. Perusahaan Intiland Development dicatat pada tanggal 15 Januari 1990.
Tbk. Sedangkan pada tanggal 4 September
b. Metode ARIMA. 1991, Intiland Development Tbk
c. Metode GARCH. tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Defenisi Operasional 2. Metode ARIMA


Sesuai dengan variabel ARIMA berfungsi untuk
penelitian yang dijelaskan di atas, maka menyempurnakan model AR, MA dan
defenisi operasional dalam penelitian ARMA. Model ini umumnya
ini, yaitu : dirumuskan dengan:
1. Perusahaan Intiland Development
Tbk Yt = + + …+ -
Intiland Development Tbk
didirikan tanggal 10 Juni 1983 dan - +
memulai kegiatan usaha komersialnya
sejak 1 Oktober 1987. Kantor pusat Model ini akan stasioner jika :
DILD beralamat di Intiland Tower, < 1. Model ARIMA biasanya
Penthouse, Jl. Jenderal Sudirman Kav. dilambangkan dengan ARIMA (p,d,q)
32, Jakarta. yang berarti bahwa model tersebut
DILD tergabung dalam menggunakan p nilai lag dependen, d
kelompok usaha Intiland. Pemegang tingkat proses differensial dan q lag
saham yang memiliki 5% atau lebih residual.
saham DILD adalah Truss Investment 3. Metode GARCH
Partners Pte. Ltd. (melalui kustidian Pada model GARCH, varian
UBS AG Singapore) dengan residual ( ) tidak hanya dipengaruhi
pengendali 22,24 % dan Strand oleh residual periode lalu ( ) tatapi
Investment Ltd. (melalui kustodian
juga varian residual periode lalu
Credit Suisse Singapore) dengan
kendali 19,89%. ( ). Secara umum model GARCH
Berdasarkan Anggaran Dasar yakni GARCH (p,q) dinyatakan dalam
Perusahaan, ruang lingkup kegiatan bentuk persamaan dibawah ini:
DILD terutama meliputi bidang usaha = + +…. +
pembangunan dan persewaan
perkantoran. Saat ini, bisnis utama
DILD meliputi kawasan perumahan,
bangunan tinggi berkonsep, perhotelan, Teknik Analisis Data
dan kawasan industri. Uji Stasioner
Pada tanggal 21 Oktober 1989, Seperti yang telah dikemukakan
DILD memperoleh pernyataan efektif bahwa data yang dianalisis ARIMA
dari Menteri Keuangan Republik dan GARCH merupakan data time
Indonesia untuk melakukan Penawaran series. Uji stasioner data dilakukan
Umum Perdana Saham DILD (IPO) di

Volume 11 No. 1 Maret 2016 69


JURNAL PLANS
Penelitian Ilmu Manajemen & Bisnis
ISSN: 1978-7057

dengan uji koefisien otokorelasi, linier dan menghasilkan data runtun


berupa tampilan korelogram ACF waktu yang stasioner.
(Auto Correlation Function) yang Nilai uji kointegrasi berupa
berfungsi untuk mengidentifikasi sifat nilai kritis (Critical), probabilitas
stasioner data yang menjelaskan suatu (Prob) dan Trace (t-statistik). Penelitian
proses korelasi dan memberikan ini menggunakan nilai kritis dengan
informasi mengenai hubungan antara taraf signifikansi sebesar 5% (α = 5%).
data-data runtun waktu yang Data dari proses pembedaan
berdekatan. Koefisien otokorelasi tersebut digunakan kembali untuk
menunjukkan keeratan hubungan membuat fungsi autokorelasi
antara nilai variabel yang sama untuk (correlogram) dan uji akar-akar unit
periode waktu yang berbeda yang (Dickey-Fuller) dengan program
disebut dengan time lag. Eviews. Setelah data sudah stasioner,
Selanjutnya akan dilakukan maka tahap selanjutnya adalah
pengujian stasioner data secara pembentukan model ARIMA dan
kumulatif dengan uji ADF (Aumented GARCH untuk mendapatkan model
Dickey-Fuller) yang berfungsi untuk terbaik dalam memprediksi Indeka
menentukan apakah suatu data runtun Harga Saham Gabungan di BEI.
waktu mengandung akar unit atau
bersifat non-stasioner. Apabila data HASIL PENELITIAN DAN
belum stasioner maka selanjutnya akan PEMBAHASAN
dilakukan uji pembedaan. Hasil Penelitian
Analisis Data
Uji Differencing Setelah data time series sudah
stasioner, selanjutnya adalah
Uji Pembedaan digunakan menentukan nilai autoregressive (p),
untuk mengubah data yang tidak differencing (d), dan moving average
stasioner menjadi data stasioner (q), apakah melalui proses ARMA atau
melalui Transformasi Box-Cox. Data ARIMA. Jika terdapat unsur
asli ( ) digantikan dengan perbedaan heteroskedastisitas maka selanjutnya
pertama data sli tersebut. Model ini adalah menentukan nilai ARCH (p) dan
dirumuskan: GARCH (q). Nilai p,d dan q pada
d (1) = - ARIMA dan nilai p,q pada GARCH
Jika setelah transformasi nilai digunakan untuk mengetahui model
rata-rata atau varians telah konstan, terbaik yang digunakan dalam
berarti data sudah stasioner. Dalam uji peramalan. Tetapi sebelum menentukan
pembeda diperlukan uji kointegrasi. model terbaik, terlebih dahulu
Muis (2008) menyatakan bahwa dilakukan uji kestasioneran data, uji
“Kointegrasi terjadi bila dua variabel differencing serta pengujian koefisien
atau lebih yang masing-masing variabel autoregresi.
merupakan data tidak stasioner atau Berikut adalah data yang
random walk, berkombinasi secara disajikan pada penelitian ini yaitu data
harian harga saham penutupan DILD

Volume 11 No. 1 Maret 2016 70


JURNAL PLANS
Penelitian Ilmu Manajemen & Bisnis
ISSN: 1978-7057

periode 2 Januari 2014 sampai dengan 30 Desember 2014.


SAHAM_DILD
680

640

600

560

520

480

440

400

360

320

280
25 50 75 100 125 150 175 200 225

Sumber : JSX Daily (data diolah)


Gambar 3. Grafik Pergerakan Harga Saham DILD tahun periode 2014
Pada gambar diatas dapat dilihat Dari hasil yang diperoleh, dapat dilihat
bahwa data pergerakan harga saham bahwa koefisien autokorelasi berbeda
DILD menunjukkkan adanya pola trend secara signifikan dari nol dan
naik dan memiliki variansi yang cukup kemudian mengecil secara perlahan.
tinggi. Hal ini berarti bahwa data tidak Sedangkan koefisien autokorelasi
stasioner sehingga perlu dilakukan uji parsial mendekati nol setelah lag
pembeda agar data menjadi stasioner. pertama. Dari kedua koefisien ini dapat
disimpulkan bahwa saham DILD tidak
Uji Kestasioneran Data stasioner, sehingga pemodelan ARIMA
Kestasioneran data diperiksa dan GARCH tidak bisa digunakan,
dengan analisis otokorelasi dan mengingat data yang digunakan dalam
otokorelasi parsial (Aritonang, 2002). pemodelan haruslah bersifat stasioner.
Seperti yang telah dikemukakan Setelah melakukan uji
sebelumnya, bahwa data yang otokorelasi dan otokorelasi parsial,
dianalisis dalam ARIMA dan GARCH selanjutnya adalah dengan melakukan
adalah data yang bersifat stasioner. uji ADF (Augmented Dickey-Fuller)
Data yang stasioner adalah data yang yang merupakan uji yang menentukan
memiliki nilai rata-rata dan varians apakah suatu data runtun waktu
yang relatif konstan sepanjang periode mengandung akar unit (unit root). Jika
pengamatan. probabilitas < 5%, maka tidak terjadi
Uji otokorelasi untuk stasioner akar unit dan hal ini berarti bahwa data
data time series menggunakan time lag sudah stasioner. Dan sebaliknya jika
(selisih waktu) selama 1 hari. probabilitas > 5%, maka terjadi akar
Umumnya, batas interval lag secara unit dan hal itu berarti bahwa data
otomatis sudah dihitung dalam program belum stasioner. Dari hasil uji unit,
eviews sampai 36 lag. Tetapi dalam dapat diketahui bahwa nilai
penelitian ini dibatasi sampai 21 lag. probabilitas adalah sebesar 0,7710, dan

Volume 11 No. 1 Maret 2016 71


JURNAL PLANS
Penelitian Ilmu Manajemen & Bisnis
ISSN: 1978-7057

nilai probabilitas tersebut lebih tinggi stasioner dengan proses pembeda


dibandingkan dengan tingkat α = 5% = (differencing). Yt yang merupakan data
-2,873339, hal ini berarti bahwa data asli diganti dengan pembeda pertama
harga saham DILD belum stasioner, data asli tersebut. Dengan kata lain
maka perlu diadakan uji pembeda proses pembeda pertama ini dilakukan
(differencing) dan derajat integrasi. dengan cara mengurangkan data awal
(Yt) dengan data nilai sebelumnya (Yt –
Uji differencing Yt-1). Hasil uji pembedaan pertama
Langkah selanjutnya adalah dapat digambarkan dalam bentuk grafik
mentransformasikan data yang tidak dibawah ini:

RESID
40

30

20

10

-10

-20

-30

-40
25 50 75 100 125 150 175 200 225

Sumber : Data diolah


Gambar 4. Data differencing Saham DILD

Dari gambar diatas, data saham Dari hasil perhitungan fungsi


DILD telah melalui proses differencing otokorelasi dan otokorelasi parsial dari
tingkat pertama. Dari gambar tersebut data yang telah mengalami proses
dapat disimpulkan bahwa data yang differencing pertama, dapat dilihat
diamati sudah stasioner. Hal ini dapat bahwa terdapat satu koefisien yang
dilihat dari gambar yang menunjukkan signifikan yaitu pada lag 15, dimana
bahwa rata-rata dan variansi sudah dengan α=5% dan n = 241, maka batas
mendekati nol, dan grafik tidak intervalnya adalah 0 ±1,96 / ( )
mencerminkan tren atau atau 0 ± 0,126. Dari tabel 4.5 dapat
kecenderungan. Selanjutnya, membuat dilihat bahwa koefisien otokorelasi
correlogram dengan menggunakan parsial pada lag 15 melebihi confidence
data yang telah digunakan pada proses limit yaitu rk lag 15 = - 0.130 > - 0,126.
pembeda pertama.

Volume 11 No. 1 Maret 2016 72


JURNAL PLANS
Penelitian Ilmu Manajemen & Bisnis
ISSN: 1978-7057

Pembahasan Penelitian selanjutnya adalah melakukan uji


Keakuratan metode ARIMA dalam koefisiensi penduga yang
memprediksi harga saham menghasilkan nilai konstantaa (C)
perusahaan Intiland Development =1,444857, b15= 0,257125 sedangkan
Tbk. a15= - 0,203218, sehingga diperoleh
Sebelum memprediksi harga persamaan dengan model : Yt = b0 +
saham perusahaan Intiland b15 Yt-15 – a15 et-15 + et . Setelah
Developmment, langkah awal yang mendapatkan persamaan model terbaik,
harus dilakukan adalah dengan maka tahap selanjutnya adalah
melakukan uji kestasioneran data. Uji melakukan peramalan dengan metode
kestasioneran data yang digunakan ARIMA.
pada penelitian ini adalah uji Peramalan dilakukan dengan
correlogram yang dibatasi sampai 21 cara membandingkan hasil peramalan
lag. Pada uji ini, data belum bersifat dengan data aktual harga saham DILD
stasioner, sehingga dilakukan uji pada bulan Januari 2015 dengan jumlah
stasioner data selanjutnya yaitu uji hari perdagangan sebanyak 15 hari.
ADF dan uji PACF, dimana data yang Hasil prediksi dengan tingkat kesalahan
dihasilkan adalah data variabel terbesar terjadi pada prediksi ke 7
memiliki probabilitas sebesar 0,7710 > sebesar 82 tingkat kesalahan terkecil
α=5% = -2,873339. Hasil ini terjadi pada prediksi ke 9 sebesar 4.
menunjukkan bahwa terdapat akar unit Sedangkan secara rata-rata, kesalahan
dan data belum stasioner. simpangan absolut rata-rata sebesar
Langkah selanjutnya adalah 15,47, kesalahan kuadrat rata-rata
dengan melakukan uji pembeda sebesar 924,4, persentase kesalahan
(differencing) pertama. Differencing absolut rata-rata sebesar 3,63%
pada tingkat pertama menghasilkan sedangkan persentase kesalahan rata-
data yang memiliki rata-rata dan rata sebesar 2,35%. Dari analisis data
variansi yang mendekati nol. Hal ini diatas, dapat disimpulakan bahwa
berarti menunjukkan bahwa data sudah keakuratan metode ARIMA dalam
stasioner. Pada tahap ini, terdapat satu memprediksi harga saham perusahaan
lag yang signifikan yaitu pada lag 15 Intiland Development sebesar 3,63%
yang nilainya melebihi batas dengan model ARIMA (1,1,1).
confidence limit.
Uji pembedaan yang dilakukan Keakuratan metode GARCH dalam
satu kali otomatis menunjukkan bahwa memprediksi harga saham
ordo metode ARIMA pada d adalah 1 perusahaan Intiland Development
(d=1), sedangkan ordo AR dan MA Tbk
juga bernilai 1. Jadi model ARIMA Sebelum melakukan pemodelan
terbaik yang dipergunakan dalam GARCH, langkah yang dilakukan
peramalan ini adalah model ARIMA adalah dengan memeriksa unsur
(1,1,1). heteroskedastisitas atau identifikasi
Setelah model ARIMA terbaik ARCH pada data yang sudah diestimasi
ditetapkan, maka yang harus dilakukan ARIMA (1,1,1) sebelumnya.

Volume 11 No. 1 Maret 2016 73


JURNAL PLANS
Penelitian Ilmu Manajemen & Bisnis
ISSN: 1978-7057

Pemeriksaan unsur heteroskedastisitas dari nilai kritis chi-squares yaitu


dilakukan dengan dua cara yaitu pola sebesar 0,8986. Hal ini menunjukkan
residual kuadrat pada correlogram dan bahwa sudah tidak adanya unsur
uji ARCH-LM. Hasil pengujian heteroskedastisitas. Dan membuktikan
terhadap residual kuadrat adalah nilai bahwa model GARCH (1,1)
statistik LB (ditunjukkan oleh nilai merupakan model terbaik dalam
obs*r-square) sebesar 1,816 adalah melakukan peramalan terhadap
lebih besar dari nilai kritis statistika pergerakan harga saham perusahaan
dari tabel distribusi chi squares yaitu DILD. Sehingga persamaan model
sebesar 0,1777. Hasil pengujian ini GARCH (1,1) adalah : = +
menunjukkan bahwa terdapat unsur
+ . = 9,637978 +
ARCH atau heteroskedastis.
Langkah selanjutnya adalah 0,108319 + 0,801901 .
dengan mencoba-coba model GARCH, Setelah mendapatkan model persamaan
yang terdiri dari ARCH (1), ARCH (2), terbaik, maka tahap selanjutnya adalah
GARCH (1,1), GARCH (1,2), GARCH melakukan peramalan. Sama halnya
(2,1) dan GARCH (2,2). Dari keenam dengan ARIMA, peramalan dilakukan
uji coba model tersebut, model dengan cara membandingkan hasil
GARCH (1,1) merupakan model peramalan dengan data aktual harga
terbaik karena memiliki nilai R-squares saham DILD pada bulan Januari 2015
paling besar dibandingkan kelima dengan jumlah hari perdagangan
model lainnya yaitu sebesar 0,002432. sebanyak 15 hari. Sedangkan secara
GARCH (1,1) memiliki koefisien rata-rata, kesalahan kuadrat rata-rata
konstanta sebesar 9,637978, sebesar sebesar 128,33, sedangkan persentase
0,180319 sedangkan sebesar kesalahan absolut rata-rata sebesar
0,801901. Selanjutnya dilakukan 20,03%. Dari analisis data diatas, dapat
evaluasi model yang menghasilkan disimpulkan bahwa keakuratan metode
nilai AIC sebesar 7.432053 yang GARCH dalam memprediksi harga
nilainya lebih rendah dari AIC ARIMA saham perusahaan Intiland
sebesar 7,462766. Hal ini menunjukkan Development sebesar 20,03% dengan
bahwa model GARCH(1,1) merupakan model GARCH (1,1).
model peramalan GARCH terbaik.
Setelah itu, dilakukan pengujian Perbandingan keakuratan antara
pola residual kuadrat correlorgam dan metode ARIMA dan GARCH dalam
uji ARCH-LM kembali, untuk memprediksi harga saham
memastikan sudah tidak ada lagi perusahaan Intiland Development
unsure heteroskedastisitas. Hasil dari Tbk
uji ini adalah nilai statistik LB sebesar
0,016237 dimana nilai ini lebih rendah

Volume 11 No. 1 Maret 2016 74


JURNAL PLANS
Penelitian Ilmu Manajemen & Bisnis
ISSN: 1978-7057

Sumber : data diolah


Gambar 5. Grafik Perbandingan Keakuratan Metode ARIMA Dan GARCH
Dalam Memprediksi Saham DILD Dengan Harga Saham DILD Aktual.

Gambar di atas merupakan grafik yang sama terhadap kejadian yang


perbandingan keakuratan peramalan sama”.
dengan menggunakan metode Hasil penelitian ini sejalan
ARIMA dan GARCH dengan harga dengan hasil penelitian yang
saham DILD akutual. Dari hasil dilakukan oleh Murwaningsari, pada
peramalan dengan metode ARIMA tahun 2008 melakukan penelitian
dan GARCH, dapat disimpulkan tentang prediksi IHSG, dengan
bahwa metode ARIMA (1,1,1) menggunakan metode ARIMA dan
dengan tingkat kesalahan absolut rata- GARCH, yang menunjukkan bahwa
rata sebesar 3,63% lebih akurat dari metode ARIMA memberikan hasil
pada hasil peramalan dengan selisih nilai terkecil antara aktual
menggunakan metode GARCH (1,1) dengan prediksi sebesar 47,34
dengan tingkat kesalahan absolut rata- (ARIMA) dan 258,48 (GARCH) dan
rata sebesar 20,03% dalam sekaligus menegaskan bahwasanya
memprediksi harga saham perusahaan hasil penelitian ini tidak sejalan
Intiland Development pada periode dengan hasil penelitian yang
Januari 2015 yang berjumlah 15 hari dilakukan oleh Penelitian Jhon dan
perdagangan. Yulia tahun 2008 tentang
Hasil dari penelitian ini juga Perbandingan Kinerja ARIMA dan
membuktikan teori Elliot Wave yang ARCH/GARCH Model Time Series
dikemukakan oleh Ralp Nelson Elliot Harga Harian Ekuitas untuk
yang menyatakan bahwa “perilaku Perusahaan Besar yang
pasar yang kacau tetap dapat membandingkan kinerja luar sampel
diprediksikan, pasar bergerak dalam ramalan-ramalan dari ARIMA dengan
formasi sebuah gelombang yang ARCH/GARCH dan menunjukkan
terjadi secara berulang. Hal ini perakiraan ARCH/GARCH model
disebabkan karena setiap trader mengungguli model ARIMA.
hamper selalu merespon dengan cara

Volume 11 No. 1 Maret 2016 75


JURNAL PLANS
Penelitian Ilmu Manajemen & Bisnis
ISSN: 1978-7057

PENUTUP Bodie, Z, A. Kane, dan A.J. Marcus.


Dari hasil penelitian dan 2006. Investments. Buku
pengolahan data, penelitian ini 2. Edisi 6. Jakarta :
mengambil kesimpulan sebagai Salemba Empat.
berikut: Firdaus, Muhammad. 2006. Analisis
1. Peramalan dengan menggunakan Deret Waktu Satu Ragam,
metode ARIMA (1,1,1) ARIMA, SARIMA, ARCH-
menghasilkan persentase kesalahan GARCH. Bogor: IPB
absolut rata-rata sebesar 3,63%. Press.
Hasil ini diperoleh dengan cara Halim, Abdul. 2005. Analisis
membandingkan selisih harga Investasi. Jakarta :
saham yang diramalkan dengan Salemba Empat.
harga saham aktual kemudian Hirschey, Mark and Jhon Nofsinger.
dibandingkan dengan harga saham 2008. Investment and
aktual. Behavior. Nw Delhi : The
2. Peramalan dengan menggunakan Me Graw Hill
metode GARCH (1,1) Componies.
menghasilkan persentase kesalahan Husnan, Suad. 2009. Teori Portofolio
absolut rata-rata sebesar 20,03%. dan Analisis Sekuritas.
Hasil ini diperoleh dengan cara Edisi Keempat.
membandingkan selisih harga Yogyakarta: UPP STIM
saham yang diramalkan dengan YKPN.
harga saham aktual kemudian Jogiyanto, HM. 2010. Teori
dibandingkan dengan harga saham Portofolio dan Analisis
aktual. Investasi. Edisi Ketujuh.
3. Dari hasil peramalan dengan Yogyakarta : BPFE.
metode ARIMA dan GARCH, Liummah, Khoiru dan Agus
dapat disimpulkan bahwa metode Suharsono. Analisis
ARIMA lebih akurat daripada Volatilitas Saham
metode GARCH karena metode Perusahaan Go Public
ARIMA memiliki persentase dengan Metode ARCH-
kesalahan absolut rata-rata lebih GARCH. Jurnal Sains dan
kecil dibandingkan dengan Seni ITS Vol. 1 No.1
persentase kesalahan absolut rata- September 2012.
rata yang dimiliki GARCH (3,63% ISSN:2301-928X.
< 20,03%). Semakin kecil Marvillia, Bunga Lety. 2012.
persentase kesalahan absolut rata- Pemodelan dan
rata yang dihasilkan dari sebuah Peramalan Penutupan
metode peramalan, maka metode Hrga Saham PT. Telkom
peramalan tersebut akan dikatakan dengan Metode ARCH-
semakin akurat. GARCH. Jurnal. Program
Studi Matematika
DAFTAR PUSTAKA Fakultas Ilmu
Aritonang, L. 2002. Peramalan Pengetahuan Alam
Bisnis. Jakarta: Ghalia Universitas Negeri
Indonesia. Semarang.

Volume 11 No. 1 Maret 2016 76


JURNAL PLANS
Penelitian Ilmu Manajemen & Bisnis
ISSN: 1978-7057

Muis, Saludin. 2008. Meramal Harian Ekuitas untuk


Pergerakan Harga Saham Perusahaan Besar.
Menggunakan Journal of Forecasting,
Pendekatan Model Departemen Ilmu
ARIMA, Indeks Tunggal Informasi dan Keputusan
& Markowits. Yogyakarta University of Illinois at
: Graha Ilmu. Chicago University of
Murwaningsari, Etty. 2008. Pengaruh Illinois di Chicago, Vol
Volume Perdagangan 19 No 1 hal 563-573.
Saham, Deposito dan Sugiyono. 2009. Manajemen
Kurs terhadap IHSG Keuangan untuk Praktisi
beserta Prediksi IHSG Keuangan. Jakarta:
(Model GARCH dan Grasindo.
ARIMA). Jurnal. Ekonomi Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Pembangunan Indonesia, Kuantitatif , Kualitatif,
Vol.23 No.2 hal 178-195. dan R&D. Bandung:
Nachrowi dan Usman. 2007. Prediksi AFABETA, cv.
IHSG dengan model Syamsir, Hendra. 2004. Solusi
GARCH dan ARIMA. Investasi di Bursa Saham
Jurnal. Ekonomi Indonesia. Jakarta:
Pembangunan Indonesia, Salemba Empat
Vol VIII No.2 Januari. Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis
Raharjo, Budi. 2009. Jeli Investasi Investasi dan Manajemen
Saham ala Warren Buffet Portofolio. Edisi Pertama.
Strategi Meraup Untung Bandung: Alpha Betha,
di Masa Krisis. cv.
Yogyakarta : Andi. Tandelilin, Eduardus. 2010.
Rutato, Sabar. 2007. Pengantar Portofolio dan Investasi.
Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Kanisius.
FKIP: Universitas Muria Taswan dan Euis Soliha. 2002.
Kudus Prespektif Analisis Pelaku
Sadeq, Ahmad. 2008. Analisis Investasi dan Spekulasi di
Prediksi Indeks Harga Pasar Modal. Jurnal
Saham Gabungan dengan Fokus Ekonomi, Vol.1
Metode ARIMA (Studi No. Agustus hal 157-166.
pada IHSG di Bursa Efek Yani, Achmad. 2004. Analisis
Jakarta). Tesis. Program Teknikal Harga Saham
Studi Magister dengan Metode ARIMA
Manajemen Program (Studi pada IHSG di
Pasca Sarjana Universitas Bursa Efek Jakarta).
Diponegoro. Tesis. Program Studi
Sparks, Jhon J. dan Yulia V. Yurova. Magister Manajemen
2008. Perbandingan Program Pasca Sarjana
Kinerja ARIMA dan Universitas Diponegoro.
ARCH/GARCH Model
Time Series Harga

Volume 11 No. 1 Maret 2016 77

Anda mungkin juga menyukai