Bismillah Semoga Allah Permudah
Bismillah Semoga Allah Permudah
OLEH :
FERRY ARDIANSYAH
NIM. 12040214104
DAFTAR ISI.......................................................................................................................i
DAFTAR TABEL...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................................................1
1.2 Penegasan Istilah..........................................................................................................4
1.3 Identifikasi Masalah.....................................................................................................5
1.4 Batasan Masalah...........................................................................................................6
1.5 Rumusan Masalah.........................................................................................................6
1.6 Tujuan Penelitian..........................................................................................................6
1.7 Manfaat Penelitian........................................................................................................6
1.8 Sistematika Penulisan...................................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................9
2.1 Kajian Terdahulu..........................................................................................................9
2.2 Landasan Teori..............................................................................................................11
2.3 Konsep Operasional......................................................................................................39
2.4 Kerangka Pemikiran.....................................................................................................43
2.5 Hipotesis.......................................................................................................................44
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................................45
3.1 Desain Penelitian..........................................................................................................45
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................................................46
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian....................................................................................46
3.4 Teknik Pengumpulan Data............................................................................................48
3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas........................................................................................49
3.6 Teknik Analisis Data.....................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................53
i
DAFTAR TABEL
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen, dan ketika dihadapkan
dengan tugas yang banyak, memilih untuk tidak kuliah atau tidak
menyelesaikannya sama sekali.5
Berdasarkan fakta lapangan diatas bahwa penulis menyimpulkan
tingkat stres dan tekanan akademik yang tinggi dapat berdampak negatif
pada mental mahasiswa, serta menurunkan kinerja akademik mereka. Oleh
karena itu, penulis menganggap peningkatan resiliensi akademik menjadi
suatu hal yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
dan prestasi akademik mahasiswa.
Salah satu media spritual yang penulis tawarkan dan mampu
meningkatkan resiliensi mahasiswa adalah berdzikir. Kata dzikir dalam
berbagai bentuknya ditemukan dalam Al-Qur’an tidak kurang dari 280
kali. Kata Dzikir atau Dzakara memiliki arti mengingat, mengisi, atau
merenung. Bagi orang yang berdzikir berarti mencoba mengisi dan
menuangi pikiran dan hatinya dengan kata-kata suci.6
Dzikir merupakan suatu amalan yang melalui ucapan dengan
bacaan-bacaan tertentu untuk mengingat Allah. Dzikir termasuk dalam
suatu rangka dari rangkaian iman dan islam yang memiliki keistimewaan
dari Al-Qur'an dan Hadits. Hal tersebut sudah dibuktikan dengan
banyaknya ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits Nabi yang membahas tentang
masalah ini.7
Dzikir pagi dan petang merupakan salah satu dzikir yang diajarkan
dan dicontohkan Nabi Muhammad SAW yang selayaknya diamalkan oleh
seorang muslim setiap hari agar selalu mengingat Allah dan tidak menjadi
orang yang lalai, juga agar selalu mendapatkan perlindungan Allah serta
dijauhkan dari godaan dan bisikan setan yang terkutuk, karena setan itu
adalah musuh yang nyata bagi manusia.8
Dzikir pagi dan petang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
dzikir yang diamalkan diwaktu pagi (setelah sholat Subuh) dan petang
(sesudah sholat Ashar) menyebut dan mengucapkan nama Allah SWT atau
menjaga dalam ingatan seperti yang diajarkan dan dicontohkan oleh Nabi
Muhammad SAW yang diamalkan oleh mahasiswa setiap hari agar selalu
mengingat Allah dan tidak menjadi mahasiswa yang lalai, juga agar selalu
5
Lely Wahyu Diana, Efektivitas Konseling Kelompok Pendekatan Solution-Focused Brief
Counseling (Sfbc) Untuk Meningkatkan Resiliensi Siswa Smp Islam Al Amal Surabaya
(UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA, 2021).
6
Ahmad Chodjim, “Alfatihah: Membuka Matahari Dengan Surat Pembuka”, Jakarta: PT.
Serambi Ilmu Semesta (2003).
7
Al-Fandi, Samsul Munir Amin, Energi Dzikir, (Jakarta: Amzah, 2008), h.13.
8
Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Dzikir Pagi Petang dan Sesudah Shalat Fardhu (Niaga
Swadaya, 2017).
2
mendapatkan perlindungan Allah, mendapatkan ketenangan hati, serta
dijauhkan dari godaan dan bisikan setan yang terkutuk.
Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT didalam surah Ar-
Ra’d:28.9
ِه ِئ ِذ ِه ِذ ِئ ِذ
ٱَّل يَن َءاَم ُنو َو َتْطَم ُّن ُقُلوُبُه م ِب ْك ِر ٱلَّل ۗ َأاَل ِب ْك ِر ٱلَّل َتْطَم ُّن ٱْلُقُلوُب
۟ا
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya
dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”.
Berdasarkan Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI bahwasannya
ayat tersebut menjelaskan Mereka yang mendapat petunjuk adalah orang-
orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, dan hati mereka menjadi
tenang dan tenteram dengan banyak mengingat Allah. Ingatlah, bahwa
hanya dengan banyak mengingat Allah hati menjadi tenteram. Mereka
itulah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasulnya dan
mengerjakan kebajikan serta amal saleh. Mereka pasti mendapat
kebahagiaan dan tempat kembali yang baik di akhirat kelak, berupa surga
dan keridaan Allah.10
Secara fisiologis konseling Islam dengan terapi dzikir pagi dan
petang (mengingat Allah SWT) dapat menyebabkan otak akan bekerja
dengan baik. Ketika otak mendapatkan ransangan positif maka otak akan
menghasilkan zat endorphin, zat tersebut memiliki peran dalam membantu
mengurangi rasa sakit saat memicu perasaan positif dan akan memberikan
rasa nyaman serta ketenangan terhadap individu tersebut.
Terapi dzikir pagi dan petang mempunyai pengaruh dan manfaat
yang baik terhadap psikologi dan mental seseorang. Dzikir pagi dan
petang dapat membantu mahasiswa untuk menenangkan pikiran,
meningkatkan konsentrasi, dan memperkuat koneksi spiritual, yang
semuanya dapat berkontribusi pada peningkatan resiliensi emosional dan
kognitif.
Dengan demikian berdasarkan fernomena permasalahan yang telah
diuraikan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih
lanjut dengan mengangkat sebuah judul "Efektivitas Terapi Dzikir Pagi
dan Petang Terhadap Peningkatan Resiliensi Akademik Pada
Mahasiswa UIN Suska Riau"
9
Lajnah Pentashihan mushaf Al-Qur’an, “Qur’an Kemenag”, LPMQ (2022),
https://quran.kemenag.go.id/.
10
Ibid.
3
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan beberapa istilah
yang mungkin asing bagi pembaca. Oleh karena itu, penulis akan
melakukan penegasan istilah terlebih dahulu agar pemahaman pembaca
terkait dengan topik yang akan di bahas dapat lebih jelas. Berikut
penegasan istilah dalam penelitian ini:
a. Efektivitas
Efektivitas adalah keefektifan seberapa baik suatu intervensi atau
terapi dapat mencapai tujuannya. Dalam hal ini, efektivitas terapi
Dzikir Pagi dan Petang dapat diukur dengan mengevaluasi seberapa
baik terapi tersebut dapat meningkatan resiliensi akademik mahasiswa
UIN Suska Riau.
b. Terapi Dzikir Pagi dan Petang
Dzikir berasal dari bahasa arab dzakara yudzakiru dzikron dzikrullah
yang artinya mengingat, mengingat Allah merupakan hal yang sangat
penting untuk di lakukan oleh setiap manusia, dengan begitu ia juga
akan diingat oleh sang pencipta, akan mendapatkan ketenangan hati
mendapatkan keberuntungan. Dzikir ini sering dianggap sebagai
bentuk ibadah dan upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dzikir
pagi dan petang biasanya melibatkan membaca doa-doa atau kalimat
tasbih tertentu yang bertujuan untuk memperkuat iman, meningkatkan
ketaatan kepada Allah, dan mendapatkan berkah dan perlindungan-
Nya.
c. Resiliensi Akademik
Mengacu pada kemampuan seseorang untuk mengatasi tantangan
akademis, tekanan, atau kegagalan, dan kemampuan untuk pulih dan
berkembang dengan baik dalam lingkungan pendidikan. Ini mencakup
kemampuan untuk tetap tangguh dan melanjutkan usaha belajar
meskipun mengalami hambatan atau kesulitan dalam proses
pembelajaran.
4
c. Terapi spiritual, seperti dzikir pagi dan petang, belum banyak
dieksplorasi dalam konteks peningkatan resiliensi akademik
mahasiswa, meskipun memiliki potensi untuk membantu
mahasiswa mengatasi tekanan akademik dan meningkatkan
kesejahteraan mental mereka.
d. Penelitian sebelumnya tentang terapi dzikir pagi dan petang masih
terbatas dan belum memberikan bukti yang cukup tentang
efektivitasnya dalam meningkatkan resiliensi akademik mahasiswa.
5
1.7 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
beberapa pihak, antara lain sebagai berikut:
1.7.1 Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi pada pengembangan
teori tentang terapi spiritual dalam meningkatkan resiliensi
akademik mahasiswa. Penelitian ini dapat memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang efektivitas terapi dzikir pagi
dan petang dalam meningkatkan resiliensi akademik Mahasiswa
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, sehingga
dapat membantu pengembangan teori tentang terapi spiritual
dalam konteks pendidikan tinggi.
b. Dapat dijadikan sebagai bahan acuan penelitian selanjutnya
1.7.2 Manfaat Praktis
a. Penelitian ini dapat memberikan manfaat praktis bagi
mahasiswa, konselor, dan lembaga pendidikan tinggi. Hasil
penelitian ini dapat membantu Mahasiswa Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau dalam mengatasi tekanan
akademik dan meningkatkan kesejahteraan mental mereka.
Selain itu, hasil penelitian ini dapat membantu konselor dalam
merancang program konseling yang efektif untuk meningkatkan
resiliensi akademik mahasiswa. Bagi lembaga pendidikan tinggi,
hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang berguna
dalam merancang program pendidikan dan layanan konseling
yang lebih efektif untuk meningkatkan kesejahteraan
mahasiswa.
b. Dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran, dan masukan
ilmu bagi pembaca
1.8 Sistematika Penulisan
Secara sistematis susunan penelitian dapat dilihat sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas, latar belakang masalah, yang
mana pada latar belakang penulis memaparkan terkait
fenomena dilapangan yang kemudian dipadukan dengan
teori yang di dapatkan. Selain itu di bab ini juga dituliskan
batasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penulisan,manfaat penulisan dan ditutup dengan
sistematika penulisan
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
6
Pada bab ini berisi terkait teori-teori yang mendukung
penelitian diantara teori yang dikemukan dalam bab ini
terkait dengan Terapi Dzikir Pagi dan Petang dan
Peningkatan resiliensi akademik. Selain dari teori juga
berisi terkait penelitian yang relevan yang mana penelitian
relevan ini biasanya didapatkan dari jurnal atau artikel
terkait penelitian ini. Selanjutnya pada bab ini juga
terdapat konsep operasional yang dapat memudahkan
peneliti mengoperasikan penelitiannya dan terakhir
dibentuk kerangka pikir.
BAB III : METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisi terkait metodologi penelitian, jenis
penelitian, pendekatan yang digunakan, alat pengumpulan
data, dan gambaran analisis data serta subjek dan objek
dalam penelitian,
BAB IV : GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN
Pada bab ini akan menguraikan sejarah singkat serta
gambaran umum lokasi penelitian dan juga sedikit
menggambarkan profil subjek yang diteliti
BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menjawab rumusan masalah, hasil dari
penelitian dilapangan di tuangkan pada bab ini, selain itu
peneliti juga melakukan analisis efektifitas terapi dzikir
pagi dan petang terhadap peningkatan resiliensi akademik
pada mahasiswa.
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini penulis akan menyajikan kesimpulan yang
diperoleh dari hasil penelitian, serta saran-saran yang
berhubungan dengan penelitian
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
sampling, dipilih 17 Mahasiswa BKI semester VII dengan resiliensi
akademik rendah dari dua kelompok, sembilan mahasiswa kelompok
eksperimen dan delapan kelompok kontrol. Analisis data
menggunakan kolmogorov-smirnov two sample. Hasil penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa resiliensi akademik mahasiswa meningkat
dengan layanan bimbingan kelompok dengan mengembangkan topik-
topik bahasan yang tepat. Pemberian layanan ini dapat menunjukkan
angka perubahan resiliensi akademik mahasiswa yang signifikan.
b. Penelitian Skripsi yang dilakukan oleh Nurul Izzah Atirah Mohd
Yusof (2023) dengan judul Terapi Dzikir Dan Doa Dalam
Mengurangi Stres Pada Mahasiswa Kolej Universiti Darul Qur’an
Islamiyyah (Kudqi) Negeri Kuala Terengganu Negara Malaysia.
Penelitian ini menganalisis gambaran umum mahasiswa yang
mengalami stres, implementasi terapi dzikir dan doa dalam
mengurangi stres pada mahasiswa dan bagaimana dampak terapi
dzikir untuk mengurangi stres pada mahasiswa Kolej Universiti Darul
Qur’an Islamiyyah (KUDQI) Negeri Kuala Terengganu Negara
Malaysia. menggunakan metode kualitatif deskriptif, pengumpulan
data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa terjadinya stres pada mahasiswa di
Kolej tersebut antaranya adalah masalah dalam organisasi, terlalu
sibuk dengan organisasi dan banyak kerja yang harus dilakukan dalam
organisasi, masalah akademik yang tinggi, sulit untuk menghafal
ketika mahu ujian dan banyak tugasan yang diberikan oleh dosen.
Impelementasi terapi dzikir dan doa dilakukan 3 kali sebulan dan
dzikir harian yang dilakukan oleh mahasiswa di Kolej Universiti
Darul Qur’an Islamiyyah (KUDQI) , dengan dzikir dan doa yang telah
disediakan. Hasil dari terapi zikir dan doa untuk mengurangi stres
pada Mahasiswa Di Kolej Universiti Darul Qur’an Islamiyyah
(KUDQI) majoriti berhasil/berkesan karena ianya memberi dampak
yang positif kepada mahasiswa tersebut
c. Penelitian yang dilakukan oleh Yulia Martha Fandiani (2017) dengan
judul Pengaruh Terapi Dzikir Terhadap Kualitas Tidur Mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember. Penelitian ini
menganalisi pengaruh terapi dzikir terhadap kualitas tidur mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember. Penelitian ini
menggunakan metode Quasy Experiment dengan rancangan Pretest-
Postest with control group design. Teknik pengambilan sampel adalah
Purposive Sampling dengan melibatkan 34 responden yang terbagi
menjadi 17 responden kelompok perlakuan dan 17 responden
9
kelompok control. Instrument penelitian berupa kuesioner PSQI dan
SOP terapi dzikir. Hasil kesimpulan penelitian ini adalah terapi dzikir
berpengaruh terhadap kualitas tidur mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Jember.
d. Penelitian yang dilakukan oleh Deni Sefreni (2023) dengan judul
Peran Dzikir Pagi dan Petang Terhadap Kesehatan Mental Santri
(Studi Pada Santriwati Pondok Pesantren Darul Qur’an Wal-Hadist
Kota Baru Oku Timur Sumatera Selatan). Penelitian ini
mendeskripsikan bagaimana proses dan peran dzikir terhadap
kesehatan mental yaitu melalui serangkaian bacaan dzikir pagi dan
petang seperti di awali membaca ta’awudz, kemudian membaca Ayat
kursi, membaca surah Al-Ikhlas, kemudian membaca surah Al-Falaq,
membaca surah An-Naas dan serangkaian bacaan dzikir lain nya yang
sudah terangkum dalam buku khusus dzikir pagi dan petang. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian menggunakan metode
kualitatif serta pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan cara pengamatan, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan adanya peranan
dzikir pagi dan petang terhadap Kesehatan mental santriwati yang
tentunya di bombing langsung oleh pengasuh dan pengurus yang
ditunjukkan dengan rincian data.
11
Nurul Izzah Atirah Binti Mohd Yusof, Terapi Dzikir Dan Doa Dalam Mengurangi Stres
Pada Mahasiswa Kolej Universiti Darul Qur’an Islamiyyah (KUDQI) Negeri Kuala Terengganu
Negara Malaysia (UIN Ar-Raniry Fakultas Dakwah dan Komunikasi, 2024).
10
merupakan upaya terapeutik yang bertujuan untuk menyembuhkan
penyakit jiwa.12
b. Tujuan Terapi
Menurut Aziz Ahyadi dalam terapi cara penggunaannya
hampir sama dengan psikoterapi, menurutnya tujuan terapi juga
psikoterapi antara lain:
1) Meningkatkan motivasi untuk melakukan hal yang benar.
Tujuan ini sering kali dicapai melalui terapi yang terarah dan
suportif. Persuasi, mulai dari nasihat sederhana hingga
hipnosis, digunakan untuk membantu orang mengambil
tindakan yang tepat.
2) Mengubah kebiasaan. Terapi digunakan untuk memberi
kesempatan untuk perubahan perilaku.
3) Mengurangi stres emosional melalui kesempatan untuk
mengekspresikan emosi yang mendalam. Fokusnya di sini
hanya pada katarsis. Ini disebut pengalaman, dan kita tidak
hanya membicarakan pengalaman emosional yang mendalam.
Dengan mengulangi pengalaman ini dan mengungkapkannya,
maka memunculkan pengalaman baru. Membantu klien
mengembangkan potensi mereka. Dia akan bisa lepas dari fiksi
yang dia jalani, atau dia akan menemukan bahwa dia bisa
berkembang ke arah yang lebih positif.13
c. Urgensi Terapi
Adapun urgensi terapi yang penulis dapatkan dan pahami
sebagai berikut:
1) Menjadikan manusia agar dekat dengan Allah SWT
2) Menuntun seseorang pada penyucian jiwa, sehingga kejernihan
dan emosinya menjadi aman dan tenteram dalam jiwa.
3) Membantu seseorang menghilangkan rasa cemas dan gangguan
emosi yang dapat mempengaruhi kesehatannya.
4) Mengarahkan orang pada perubahan sikap kognitif, emosional,
dan psikomotorik. Perubahan terjadi pada aspek kognitif,
khususnya pasien akan memahami penyebab penyakit yang
dideritanya. Kemudian pada aspek emosional, yaitu jiwa yang
merasa tenang, tenteram dan damai karena telah menjalani
kehidupan sesuai dengan norma agama dan sosial. Pada tingkat
12
Ibid.
13
Tiara Nurfalah, T. Destarica, and T. Sari, “Kesehatan Mental: Memahami Jiwa dalam
Perspektif Psikologi Islam”, Palembang: Noer Fikri Offset (2016).
11
psikomotorik, ia akan kembali menjalankan perintah agama
seperti shalat, zakat, dan puasa yang selama ini ia abaikan. 14
2.2.2 Dzikir
a. Pengertian Dzikir
Dzikir berasal dari kata Arab dzakara-yadzkuru-dzikran. Kata
ini secara bahasa mempunyai banyak arti yang berbeda-beda
seperti menyebutkan, mengingat, memperhatikan,
menghubungkan, peduli, mempelajari, mengetahui dan memahami.
Kata dzikir pada mulanya berarti “mengucapkan atau menyebutkan
sesuatu dengan lidah”. Makna ini kemudian berkembang menjadi
“mengingat”. Karena “ingat” begitulah lidah sering menyebutnya.
Demikian pula, berbicara dengan lidah memungkinkan hati kita
mengingat lebih banyak tentang apa yang dikatakan.15
14
Mutiara Andini, Djumi Aprilia, and Primalita Putri Distina, “Kontribusi Psikoterapi Islam
bagi Kesehatan Mental”, Psychosophia: Journal of Psychology, Religion, and Humanity, vol. 3,
no. 2 (2021), pp. 165–87.
15
Khoirul Amru Harahap et al., Dahsyatnya Doa & Zikir (QultumMedia, 2008).
16
Ibid.
17
Ibid.
12
Di sisi lain, dzikir dalam arti luas adalah kesadaran akan
kehadiran Allah di segala waktu dan tempat, serta rasa
keterhubungan dengan makhluk hidup, pengetahuan Allah tentang
segala sesuatu di alam semesta ini, serta pertolongan dan
perlindungan Tuhan. Saat ini zikir menjadi motivasi utama untuk
mengikuti arahan-Nya, menjauhi larangan-Nya, bahkan hidup
bersama-Nya.18
13
dan Kemuliaan-Nya yang mencakup hampir seluruh bentuk ibadah,
antara lain tasbih, tahmid, takbir, do'a, beramal shaleh, dan
menjauhi perbuatan atau perilaku menyimpang. 22 Dzikir
merupakan suatu metode peringatan, motivasi, pengendalian dan
ibadah kepada Allah SWT. Dzikir menyadarkan individu akan
pentingnya dekat dengan Allah SWT, semakin dekat dengan Allah
SWT maka semakin sadar akan kebesaran-Nya dan dijaga serta
diawasi tidak pernah hilang.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dzikir adalah mengingat
Allah SWT bisa dilakukan kapan saja, di mana saja, baik dengan
lisan maupun hati. Karena pada hakikatnya dzikir adalah perbuatan
hati. Artinya hamba tidak boleh melupakan Allah SWT dalam
segala aktivitasnya. Terlepas dari setiap nafas dan detak
jantungnya, Allah SWT selalu hadir dalam ingatannya. Perilaku ini
tentu memotivasi kita untuk selalu senang berbuat baik dan malu
berbuat jahat.23
b. Macam-Macam Dzikir
Selain merupakan ibadah yang sangat mulia, dzikir juga
merupakan amalan mengingat Allah SWT, mengingat kebesaran
dan keagungan-Nya baik dalam perkataan maupun perbuatan,
karena cara ibadahnya mudah, dzikir dapat diamalkan kapanpun
dan dimanapun. Di bawah ini adalah semua jenis dzikir :
1) Zikir Lisan
Dzikir lisan terbagi menjadi dua jenis, yaitu dzikir yang
dilakukan secara perlahan (sir) dan dzikir yang dilakukan
dengan suara keras. Dzikir yang dilakukan dengan suara keras
dan berkelompok cocok untuk pemula. Karena dzikir
diucapkan dan didengar oleh manusia dan membantu
mengecualikan atau menghapus hal-hal lain yang terlintas di
pikiran selain Allah SWT, selain itu zikir lisan juga dapat
digunakan sebagai metode dakwah. Dzikir secara lisan, yaitu
mengucapkan kalimat dzikir dengan lantang seperti tasbih,
tahmid, tahlil, dan lain-lain. Kata-kata untuk membimbing
pikiran agar selalu mengingat Allah SWT. Jika lisan senantiasa
berdzikir, otomatis pikiran kita menjadi lebih kuat.
22
Arif Zamhari, Rituals of Islamic spirituality: a study of Majlis Dhikr groups in East Java
(ANU Press, 2010).
23
M. Khalilurrahman Al Mahfani, Keutamaan Doa & Dzikir Untuk Hidup Bahagia
Sejahtera (WahyuMedia, 2006).
14
2) Zikir Pikir (Tafakkur)
Merenungkan penciptaan langit dan bumi yang
mendatangkan berbagai hal dan bermanfaat bagi manusia, serta
renungkan makna isi Al-Qur'an, termasuk zikir kepada Allah
SWT, wujud zikir pikiran. Zikir tafakkur ini mendekatkan kita
kepada Allah SWT apapun keadaan kita, baik saat kita berdiri,
duduk, berbaring, maupun memikirkan cinta langit dan bumi.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran akan
kekuasaan, kebesaran dan keagungan Allah SWT pada setiap
benda ciptaan-Nya.
3) Zikir Qolbu
Zikir qalbu ini zikir yang dilakukan dengan pikiran tanpa
menggunakan suara atau kata-kata. Zikir ini sangat bagus
karena itu bisa membuat kita lebih khusyuk. Zikir ini mengisi
pikiran dengan kesadaran akan kedekatannya dengan Allah
SWT dalam irama detak jantung dan tarikan napas. Keluar
masuknya nafas yang bertepatan dengan kesadaran akan
kehadiran Allah SWT merupakan tanda bahwa pikiran terasa
hidup dan berkomunikasi langsung dengan Allah SWT.
Dengan mengamalkan dzikir dapat melatih diri merasakan
kehadiran Allah SWT dengan penuh keyakinan, mendengar,
melihat panca indera dimatikan, pikiran yang berkomunikasi
dengan Allah SWT. Dzikir hati menimbulkan keimanan yang
sangat kuat, sebab hati dilihat, didengar dan dilihat oleh Allah
SWT.24
c. Manfaat Dzikir
Dzikir banyak manfaatnya, diantaranya ialah zikir sah
dilakukan dalam keadaan suci maupun hadas. Hal ini dapat
dilakukan dalam situasi apa pun, baik berdiri, duduk, atau
berbaring. Singkatnya, dzikir dapat dilakukan kapan pun dan dalam
kondisi apa pun, serta tidak membeda-bedakan ruang dan waktu.25
15
menghapus dosa dan kesalahan. Karena setiap amal shaleh
menghapus kesalahan, dan dzikir juga menjadi penyebab sakinah
(kedamaian), dan penyebab adanya naungan para malaikat. Inilah
nikmat terbesar bagi seorang hamba. Orang yang paling utama
adalah orang yang paling mengingat Allah dalam segala keadaan.26
d. Adab Dzikir
Ada beberapa etika atau adab yang perlu kita ketahui dan pahami ,
yaitu:
1) Ikhlas kepada Allah SWT
2) Apabila kita mengetahui keutamaan suatu amal, setidaknya kita
harus mempraktikkannya, minimal sekali. “Kerjakanlah
semampu kalian apa yang telah Aku perintahkan kepada
kalian.” (HR Bukhari dan Muslim)
3) Dzikir utama dilakukan bersamaan antara mulut dan hati.
4) Sebaiknya mengingat dalam keadaan tenang, khusyuk dan
rendah hati di hadapan Allah SWT
5) Tempat yang digunakan untuk berdzikir hendaknya bersih dan
tenang (bebas dari segala sesuatu yang dapat mengganggu
orang yang berdzikir).
6) Makhruh berdzikir saat buang air kecil/besar, saat berhubungan
intim, saat mendengarkan khatib, dan saat mengantuk.
7) Orang yang berdzikir hendaknya mengungkapkan isi hatinya,
merenungkan dzikir yang dibacanya, memahami dan
mengetahui maknanya.
8) Saat berdzikir, disunnahkan duduk melingkar dalam kelompok
dzikir.27
26
Ibnu Athaillah Al-Sakandari, “Zikir penentram hati”, Jakarta: Zaman (2013).
27
M. Rojaya, Zikir-Zikir Pembersih dan Penentram Hati (DAR! Mizan, 2009).
16
dengan konsentrasi. Sebab yang dituju adalah kesenangan dengan
Allah dan hal itu terwujud dengan selalu berdzikir yang khusyuk.28
28
Al Ghazali, Ringkasan Ihya’ Ulumuddin (Bandung, 2003).
29
Andirja Firanda, Fiqih Dzikir Pagi Petang (Al-Islam Media Dakwah Indonesia, 2018).
30
Lajnah Pentashihan mushaf Al-Qur’an, “Qur’an Kemenag”.
31
Jawas, Dzikir Pagi Petang dan Sesudah Shalat Fardhu.
17
minum an. Dengan mengingat-Nya hati seorang hamba akan
menjadi tentram dan bahagia. Karena begitu banyaknya keutamaan
dzikir, sampai-sampai Ibnu Qayyim rahimahullah, dalam kitabnya
Al- Wabil ash-Shaiyyib menyebutkan lebih kurang seratus
keutamaan dan manfaat dzikir. Dan ternyata keutamaan keutamaan
dan manfaat tersebut tidak hanya berkaitan dengan manfaat
keagamaan, bahkan berkaitan juga dengan manfaat duniawi.
Berikut beberapa manfaat dzikir pagi petang:32
18
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
34
Ibid.
19
الَّلُه ال ِإَلَه ِإال ُه َو اْلَح ُّي اْلَقُّيوُم ال َتْأُخ ُذ ُه ِس َنٌة َوال َنْو ٌم َلُه َم ا ِفي
الَّس َم اَو اِت َوَم ا ِفي األْرِض َمْن َذا اَّلِذ ي َيْشَف ُع ِع ْنَدُه ِإال ِبِإ ْذ ِنِه َيْع َلُم َم ا
ِب ٍء ِم ِع ِم ِه ِب ِح ِد
َبْيَن َأْي يِه ْم َوَم ا َخ ْلَف ُه ْم َوال ُي يُطوَن َش ْي ْن ْل ِإال َم ا َش اَء
َو ِس َع ُك ْر ِس ُّيُه الَّس َم اَو اِت َو األْرَض َوال َيُئوُدُه ِح ْفُظُه َم ا َو ُه َو اْلَعِلُّي
ِظ
اْلَع يُم
Artinya : “Aku berlindung kepada Allah dari godaan
syaitan yang terkutuk. Allah tidak ada Ilah (yang berhak
disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus
menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan
tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi.
Siapakah yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa
izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan
mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak
mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang
dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi.
Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan
Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”. (QS. Al-Baqarah/2:
255).35
35
Syaikh Sa’id bin Ali Wahf al-Qahthani, Dzikir Pagi dan Petang (Jakarta: Pustaka Ibnu
Umar, 2014).hlm.15
20
ِإَلِه. ِلِك الَّناِس. ُق َأُعوُذ ِب ِّب الَّناِس. ِب ِم الَّلِه الَّر ِن الَّرِح يِم
َم َر ْل ْح َم ْس
اَّلِذ ي ُيَو ْس ِوُس ِفي ُصُد وِر. ِم ْن َشِّر اْلَو ْس َو اِس اْلَخ َّناِس. الَّناِس
) (َثَالَث َم َّراٍت. الَّناِس
Artinya :”Dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Dialah Allah,
Yang Maha Esa. Allah adalah Ilah yang bergantung
kepada- Nya segala urusan. Dia tidak beranak dan tiada
pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara
dengan Dia. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Aku
berlindung kepada Rabb yang menguasai Subuh, dari
kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila
telah gelap gulita, dan dari kejahatan-kejahatan wanita
tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari
kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki. Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Katakanlah: Aku berlindung kepada Rabb
manusia. Raja manusia. Sembahan manusia, dari kejahatan
(bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang
membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari jin
dan manusia”.(dibaca 3x).36
21
(yang berhak disembah) kecuali Allah Yang Maha Esa,
tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya
pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Hai
Tuhan, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan
kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari
kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Tuhan,
aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan
di hari tua. Wahai Tuhanku! Aku berlindung kepada-Mu
dari siksaan di Neraka dan kubur”.37
اَل ِإَلَه ِإَّال اُهلل َوْح َدُه َال َش ِريَك، َو اْلَحْم ُد ِهلل،َأْم َس ْيَنا َو َأْم َس ى اْلُم ْلُك ِهلل
َرِّب َأْس َأُلَك، َو ُه َو َعَلى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد يٌر، َلُه اْلُم ْلُك َو َلُه اْلَحْم ُد،َلُه
َأُعوُذِبَك ِم َشِّر ا ِفي ِذِه،َخ ا ِفي ِذِه الَّل َلِة َخ ا َد ا
ْن َم َه ْي َو ْيَر َم َبْع َه َو ْيَر َم َه
َرِّب، َرِّب َأُعوُذِبَك ِم َن اْلَك َس ِل َوُس وِء اْلِكَبِر،الَّلْيَلِة َو َشِّر َم ا َبْع َد َه ا
َأُعوُذِبَك ِم ْن َعَذ اٍب ِفي الَّناِر َو َعَذ اٍب ِفي اْلَق ْبِر
Artinya: “Kami telah memasuki waktu sore dan kerajaan
hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) kecuali Allah Yang Maha Esa,
tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya
pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Hai
Tuhan, aku mohon kepada-Mu kebaikan di malam ini dan
kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari
kejahatan malam ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai
Tuhan, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan
kejelekan di hari tua. Wahai Tuhanku! Aku berlindung
kepada-Mu dari siksaan di Neraka dan kubur”38
َو ِبَك َنُمْو ُت َو ِإَلْيَك، َو ِبَك َنْح َيا، َو ِبَك َأْم َس ْيَنا،َالَّلُه َّم ِبَك َأْص َبْحَنا
الُّنُش ْوُر
37
Ibid. hlm.20
38
Ibid. hlm.42
22
Artinya : “Ya Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu
kami memasuki waktu pagi, dan dengan rahmat dan
pertolongan-Mu kami memasuki waktu sore. Dengan
rahmat dan pertolongan-Mu kami hidup dan dengan
kehendak-Mu kami mati. Dan kepada-Mu kebangkitan
(bagi semua makhluk)”.39
Sore hari membaca:
َو ِبَك َنُمْو ُت َو ِإَلْيَك، َو ِبَك َنْح َيا، َو ِبَك َأْص َبْحَنا،َالَّلُه َّم ِبَك َأْم َس ْيَنا
ِص
اْلـَم ْيُر
Artinya: “Ya Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu
kami memasuki waktu sore, dan dengan rahmat dan
pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi. Dengan
rahmat dan pertolongan-Mu kami hidup dan dengan
kehendak-Mu kami mati. Dan kepada-Mu tempat kembali
(bagi semua makhluk)”.40
39
Ibid. hlm.21
40
Ibid. hlm.43
41
Ibid. hlm.22
23
ِم ِئ ِش
َوَم َال َك َتَك َوَج ْيَع، َالَّلُه َّم ِإِّنْي َأْص َبْح ُت ُأْش ِه ُد َو ُأْش ِه ُد َحَم َلَة َعْر َك
َو َأَّن، َأَّنَك َأْنَت اُهلل َال ِإَلـَه ِإَّال َأْنَت َوْح َد َك َال َش ِرْيَك َلَك، َخ ْلِق َك
) (َأْرَبَع َم َّراٍت. ُمَح َّم ًد ا َعْبُد َك َوَرُسْو ُلَك
Artinya :“Ya Allah! Sesungguhnya aku di waktu pagi
bersaksi kepada-Mu, malaikat yang memikul arsy-Mu,
malaikat-malaikat dan seluruh makhluk-Mu, bahwa
sesungguhnya Engkau adalah Allah, tiada Tuhan yang
berhak disembah kecuali Engkau Yang Maha Esa, tiada
sekutu bagi-Mu dan sesungguhnya Muhammad adalah
hamba dan utusan-Mu.”
Dibaca empat kali waktu pagi dan petang, jika sore
hari َالَّلُه َّم ِإِّنْي َأْص َبْح ُتdiganti menjadi َالَّلُه َّم ِإِّنْي َأْم َس ْيُت.
Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa
membacanya doa ini ketika pagi dan sore hari sebanyak
empat kali, maka Allah akan membebaskannya dari api
Neraka”(HR. Abu Daud, Al-Bukhari, dan An-Nasa”i).42
42
Ibid. hlm.23
43
Ibid. hlm.24
24
Artinya : “Ya Allah! Nikmat yang kuterima atau diterima
oleh seseorang di antara makhluk-Mu di sore ini adalah
dari-Mu. Maha Esa Engkau, tiada sekutu bagi-Mu. Bagi-
Mu segala puji dan kepada-Mu panjatan syukur (dari
seluruh makhluk-Mu).”44
Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa yang
membacanya di pagi hari, maka sungguh telah bersyukur
pada hari itu. Barangsiapa yang membaca ini di sore hari,
maka sungguh telah bersyukur pada malam itu”( HR. Abu
Daud 4/318, An-Nasai dalam kitab ‘Amalul Yaumi wal
Lailah no. 7, halaman 137, Ibnu Sunni no. 41).45
44
Ibid. hlm.46
45
Ibid. hlm.46
46
Ibid. hlm.25
25
Nya aku bertawakal. Dia-lah Tuhan yang menguasai ‘Arsy
yang agung.” (Dibaca tujuh kali waktu pagi dan sore)”.47
َالَّلُه َّم ِإِّنْي َأْس َأُلَك،َالَّلُه َّم ِإِّنْي َأْس َأُلَك اْلَعْف َو َو اْلَعاِفَيَة ِفي الُّد ْنَيا َو ْاآلِخ َرِة
الَّلُه َّم اْس ُتْر َعْوَراِتى. اْلَعْف َو َو اْلَعاِفَيَة ِفي ِد ْيِنْي َو ُدْنَياَي َو َأْه ِلْي َوَم اِلْي
ِم ِف ِن ِم ِت ِم
َو َعْن، َو ْن َخ ْل ْي، َالَّلُه َّم اْح َف ْظ ْي ْن َبْيِن َيَد َّي.َو آ ْن َرْو َعا ى
ِم ِت ِب ِت ِش ِل ِم ِق ِم ِن
َو َأُعْو ُذ َعَظَم َك َأْن ُأْغَتاَل ْن َتْح ْي، َو ْن َفْو ْي، َي ْي ْي َو َعْن َم ا ْي
Artinya : “Ya Allah! Sesungguhnya aku mohon kepada-Mu
ampunan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah,
sesungguhnya aku mohon kepada-Mu ampunan dan
keselamatan dalam agamaku, (kehidupan) duniaku,
keluargaku dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib
dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan berilah
ketenteraman dihatiku. Ya Allah! Peliharalah aku dari arah
depan, belakang, kanan, kiri dan atasku. Aku berlindung
dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak mendapat bahaya
dari bawahku.” . 48
َو َأْن َأْقَتِر َف َع َلى َنْفِس ْي ُسْو ًء ا َأْو َأُجُّر ُه ِإَلى ُم ْس ِلٍم.
Artinya : “Ya Allah! Yang Maha Mengetahui yang ghaib
dan yang nyata, wahai Tuhan pencipta langit dan bumi,
Tuhan segala sesuatu dan yang merajainya. Aku bersaksi
bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali
Engkau. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku,
setan dan balatentaranya, atau aku menjalankan kejelekan
terhadap diriku atau mendorong orang Islam kepadanya ”49
47
Ibid. hlm.26
48
Ibid. hlm.27
49
Ibid. hlm.27
26
()َثَالَث َم َّراٍت
Artinya : “Dengan nama Allah yang bila disebut, segala
sesuatu di bumi dan langit tidak akan berbahaya, Dia-lah
Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Dibaca
tiga kali).
Rasulullah SAW bersabdah: “Barangsiapa
membacanya sebanyak tiga kali ketika pagi dan sore hari,
maka tidak ada sesuatu pun yang membahayakan dirinya.”.
50
27
ini. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan apa yang
ada di dalamnya dan kejahatan sesudahnya”.53
Sore hari membaca:
َالَّلُهَّم ِإِّنْي َأْس َأُلَك َخ ْيَر َهِذِه الَّلْيَلِة؛، َأْم َسْيَنا َو َأْم َس ى اْلُم ْلُك ِهَّلِل َر ِّب اْلَعاَلِم ْيَن
َو َأُع ْو ُذ ِبَك ِم ْن َشِّر َم ا ِفْيَها َو َشِّر، َو ُهَداَها، َو َبَر َكَتَها، َو َنْص َر َها َو ُنْو َر َها،َفْتَح َها
َم ا َبْع َدَها
Artinya: “Kami masuk sore, sedang kerajaan hanya milik
Allah, Tuhan pengusa alam. Ya Allah, sesungguhnya aku
memohon kepada-Mu agar memperoleh kebaikan, pembuka
(rahmat), pertolongan, cahaya, berkah dan petunjuk di
malam ini. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan apa
yang ada di dalamnya dan kejahatan sesudahnya.” 54
53
Ibid. hlm 31
54
Ibid. hlm.53
55
Ibid. hlm.32
56
Ibid. hlm.54
57
Ibid. hlm.33
28
. َلُه اْلُم ْلُك َو َلُه اْلَح ْم ُد َو ُهَو َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِدْيُر،َال ِإَلـَه ِإَّال ُهللا َو ْح َدُه َال َش ِر ْيَك َلُه
)(عشر مرات أو مرة واحدة عند الكسل
Artinya : “Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain
Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya
kerajaan dan segala pujian. Dia-lah yang berkuasa atas
segala sesuatu.” (Dibaca sepuluh kali , atau sekali saja saat
malas)58
29
22) Dzikir Pagi dan Petang (22)
) (مائة مرة في اليوم.َأْس َتْغ ِفُر َهللا َو َأُتْو ُب ِإَلْيِه
Artinya : “Aku memohon ampun kepada Allah dan bertobat
kepada-Nya.” (Dibaca seratus kali dalam sehari).62
30
dari hadits-hadits yang sanadnya lemah hendaknya
ditinggalkan.
2) Hendaklah membaca dengan penuh penghayatan terhadap
kandungan maknanya agar manfaat dzikir tersebut lebih
dirasakan dan mendatangkan pahala yang lebih besar. Bukan
membaca sambil pikiran melayang-layang
3) Hendaklah seseorang membaca dzikir pagi dan petang
menghadirkan kerendahan dan kebutuhannya terhadap
perlindungan dan penjagaan Allah Subhanawata‟ala di pagi
dan petang hari.
4) Dzikir pagi dan petang kendaklah dibaca semuanya. Akan
tetapi jika seseorang tidak sempat untuk mebaca semuanya
karena kesibukan dan lainnya, maka tidak mengapa ia
membaca meskipun hanya sebagian.
5) Sunnahnya seseorang membaca dzikir ini dengan suara yang
lirih dan tidak dikeraskan dihadapan orang-orang agar tidak
mengganggu mereka. Sebagaimana Allah SWT berfirman pada
QS.Al-A’raf pada ayat 55:
ُاْد ُع ا َّبُك َتَض ُّرًعا َّوُخ ْف ًةۗ ِاَّن ٗه اَل ِح ُّب اْل ْعَتِد َۚن
ُم ْي ُي َي ْو َر ْم
67
Lajnah Pentashihan mushaf Al-Qur’an, “Qur’an Kemenag”.
31
8) Tidak disyariatkan membaca dzikir-dzikir ini haarus dalam
kondisi suci. Namum jika membacanya dalam keadaan suci
(berwudhu) tentu lebih baik. Bahkan tidak mengapa seseorang
membacanya meski dalam kondisi junub meskipun tentu lebih
baik jika bersuci terlebih dahulu. Sebagai hadist yang
diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah radhiallahu anha berkata
“bahwa Rasulullah SAW berkata kepada Allah SWT dalam
seluruh kondisi beliau.” (HR. Muslim No. 373)
Hadits ini dijadikan dalil oleh para ulama bahwa dalam
segala kondisi kita boleh berdzikir kepada Allah
Subhanawatala , termasuk dalam kondisi junub.
9) Adapun ayat- ayat dan surah pendek yang merupakan
rangkaian dari dzikir pagi petang (seperti ayat Kursiy dan
Sutah Al-Ikhlash, Al-Falaq , dan An-Naas) maka ada
perselisihan dikalangan para ulama apakah orang junub boleh
membacanya dalam rangka berdzikir. Sebagian para ulama
membolehkan membaca ayat atau surah-surah (yang
merupakan rangkaian dzikir) dengan niat berdzikir bukan
dalam rangka bertilawah. Sebagian lagi tidak membolehkan.
Dan pandapat yang lebih hati-hati adalah tidak membaca dalam
keadaan junub.
Berdasarkan penjelasan diatas bahwa dapat peneliti simpulkan
bahwasannya kita sebagai seorang muslim lebih memperhatikan
dan menjaga adab-adab tersebut karena setiap lafadz zikir yang ia
baca akan bermanfaat, memberi efek seperti memperoleh
kenikmatan ibadah dalam, bersinar cahaya ruhnya, dilapangkan
dadanya, mendapat aliran ketenangan dari Allah SWT, tidak
menjadi orang yang lalai, juga agar selalu mendapatkan
perlindungan Allah SWT serta dijauhkan dari godaan dan bisikan
syaitan yang terkutuk, karena syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagi manusia.
2.2.4 Resiliensi Akademik
a. Pengertian Resiliensi Akademik
Resiliensi akademik merupakan individu yang memiliki
kemampuan untuk bertahan sehingga mampu meningkatkan
keberhasilannya dalam pendidikan meskipun ia memiliki
permasalahan yang berat.68 Selanjutnya, menurut Rojas
68
FATIMA NURDEWI, HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DENGAN RESILIENSI
AKADEMIK DALAM PEMBELAJARAN LURING PADA MAHASISWA UIN SUSKA RIAU
(Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2023).
32
menyatakan resiliensi akademik merupakan individu mampu
berperilaku adapatif ketika mengalami kesulitan dan dapat
mengatasi peristiwa yang merugikan dirinya serta mendapatkan
keterampilan dari kemampuan mengatasi berbagai macam
kesulitan terutama dalam konteks pendidikan. 69 Menurut Connor
dsn Davidson, berpendapat bahwa individu yang memiliki
resiliensi tidak hanya dapat menghadapi tantangan, tetapi juga
secara aktif beradaptasi dengan situasi yang tidak diinginkan.70
Resiliensi akademik merupakan proses yang dinamis, yang
mampu berubah dari waktu ke waktu dan dipengaruhi oleh
lingkungan yang membuat mahasiswa mampu bertahan saat
keadaan sulit, keluar dari keterpurukan, melewati kesulitan, dan
menyesuaikan diri atas tekanan dan tantangan akademik. Martin &
Marsh resiliensi akademik dalam konteks perguruaan tinggi
didefinisikan sebagai kemampuan menghadapi kesulitan,
tantanggan dan tekanan di lingkungan. Ada banyak faktor resiko
yang dihadapi mahasiswa seperti, nilai buruk, kepatuhan, absensi
yang ketat, tugas yang sulit, dan kewajiban mengikuti
pembelajaran kuliah.71 Selanjutnya, menurut Boatman menyatakan
ketahanan akademik adalah sebuah proses dinamis yang
menggambarkan kemampuan mencapai hasil yang baik meskipun
harus beradaptasi dengan perkembangan akademik.72
Berdasarkan penjelasan dan pemaparan diatas dapat penulis
beri kesimpulan bahwasannya resiliensi akademik adalah
bagaimana perilaku adaptif, keyakinan dan kualitas diri seseorang
dalam menghadapi berbagai kesulitan-kesulitan yang membuat
mahasiswa merasa terbebani baik dari sisi fisik maupun sisi psikis
selama proses pembelajaran daring.
b. Aspek-Aspek Resiliensi Akademik
69
Luisa Fernanda Rojas, “Factors affecting academic resilience in middle school students:
A case study”, Gist: Education and Learning Research Journal, no. 11 (Única: Institución
Universitaria Colombo Americana, 2015), pp. 63–78.
70
Kathryn M. Connor and Jonathan R.T. Davidson, “Development of a new resilience
scale: The Connor‐Davidson resilience scale (CD‐RISC)”, Depression and anxiety, vol. 18, no. 2
(Wiley Online Library, 2003), pp. 76–82.
71
Andrew J. Martin and Herb W. Marsh, “Academic resilience and the four Cs:
Confidence, control, composure, and commitment”, Self-concept enhancement and learning
facilitation research centre. Australia: University of Wester Sydney (2003).
72
Marcia Boatman, Academically resilient minority doctoral students who experienced
poverty and parental substance abuse (Walden University, 2014).
33
Menurut Cassidy didalam penjelasan Fatimah menjelaskan
aspek-aspek pembentuk resiliensi akademik terbagi menjadi 3
macam yaitu:73
1) Perseverance (Ketekunan), menjelaskan kemampuan individu
dalam mengakomodasi perilakunya yang mencerminkan
bahwa ia mampu bertahan menghadapi setiap proses
kehidupannya (Bustam dkk., 2021). Indikator pada aspek ini
yaitu, bekerja keras (terus mencoba dan tidak mudah
menyerah), berfokus pada rencana dan tujuan, menerima dan
memanfaatkan feedback, pemecahan masalahan dengan kreatif
dan imajinatif, memposisikan kesulitan sebagai kesempatan.
2) Reflecting and Adaptive Help Seeking (Mencari Bantuan
Adaptif), Refleksi diri adalah kemampuan individu untuk
mengetahui kapasitas yang ada dalam dirinya (Bustam dkk.,
2021). Apabila kemampuan ini dimiliki oleh individu maka ia
akan mampu mencari strategi yang efektif untuk menghadapi
kesulitan akademiknya untuk mencapai kesuksesan. Indikator
pada aspek ini yaitu merefleksikan kekuatan dan kelemahan,
mengubah pendekatan belajar, mencari bantuan, dukungan dan
dorongan, memantau usaha dan pencapaian dan pemberian
reward.
3) Negative Affect and Emotional Response (Pengaruh Negatif
dan Respon Emosional), yaitu kemampuan individu dalam
mengelola perasaan dan emosi negatif yang ada pada dirinya
(Bustam dkk., 2021). Indikator pada aspek yaitu, dapat
mengatasi kecemasan, catastrophising (memikirkan hal yang
buruk, malapetaka, bencana) menghindari respon emosional
yang negative.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Resiliensi Akademik
Jowkor, Kohoulat & Zakeri (2014) mengemukakan bahwa
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi resiliensi akademik,
baik sebagai faktor internal maupun eksternal:
1) Faktor pelindung internal adalah karakteristik dan kemampuan
pribadi, keyakinan, dan kualitas yang terkait dengan kemajuan
positif. Faktor protektif internal, seperti kesetaraan kerja dan
komunikasi, empati, kemampuan mengatasi masalah dengan
baik, tujuan dan ambisi, serta harga diri dan perhatian yang
tinggi, secara alami berkembang dengan baik.
73
NURDEWI, HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DENGAN RESILIENSI AKADEMIK
DALAM PEMBELAJARAN LURING PADA MAHASISWA UIN SUSKA RIAU.
34
2) Faktor pelindung eksternal adalah dorongan dan kesempatan
sosial di lingkungan yang mudah diakses di rumah, sekolah,
lapangan, kampus, 18 komunitas, dan kelompok sebaya,
dengan fokus tinggi, mimpi indah, dan dorongan untuk
beradaptasi dalam kegiatan positif.
Sedangkan menurut penelitian Rojas (2015), faktor-faktor yang
mempengaruhi resiliensi akademik masyarakat adalah sebagai
berikut:
1) Faktor risiko yang berhubungan dengan status ekonomi yang
rendah, disfungsi keluarga, masalah perkawinan, dukungan
sosial dan disiplin yang rendah, dan kurangnya keterampilan di
antara anggota keluarga.
2) Faktor protektif dikaitkan dengan tingkat stres keluarga yang
rendah, keterikatan individu, harapan yang tinggi, ketekunan
anak, panutan, dukungan keluarga, konseling keluarga,
kemampuan untuk terlibat dalam keterlibatan keluarga yang
lebih bermakna, dan komunikasi yang penuh hormat.
3) Faktor individu berhubungan dengan optimisme yang tinggi,
empati, harga diri, pengendalian diri, tujuan dan rencana masa
depan untuk peningkatan akademik, motivasi, dan
keterampilan pemecahan masalah yang baik.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
faktor yang dapat mempengaruhi resiliensi akademik terdiri dari
faktor resiko berkaitan dengan status ekonomi yang rendah,
disfungsi dan konflik keluarga dan dukungan sosial dan disiplin
yang rendah. Selanjutnya, faktor protektif eksternal berkaitan
dengan lingkungan yang harmonis, komunikasi yang baik,
komunitas yang baik dan adanya dukungan teman sebaya.
Kemudian, faktor individual yaitu optimisme yang tinggi, harga
diri, memiliki empati, control diri dengan tujuan dan rencana
massa depan dalam pengukuhan akademik, motivasi dan
kemampuan dalam problem-solving yang bagus.
d. Dampak Resiliensi Akademik
Menurut buku karangan Reivich dan Shatte yang berjudul
The Resillience Factor membagi dampak resiliensi menjadi 4
bagian, diantaranya sebagai berikut 74:
1) Overcoming (Mampu Mengatasi)
74
Karen Reivich and Andrew Shatté, The resilience factor: 7 essential skills for overcoming
life’s inevitable obstacles. (Broadway books, 2002).
35
Reivich & Shatte secara khusus menjelaskan bahwa
individu membutuhkan resiliensi untuk menghindar dari
kerugian-kerugian yang menjadi akibat dari hal yang tidak
menyenangkan yang terjadi dalam hidupnya. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara menganalisa dan mengubah cara
pandang menjadi lebih positif dan meningkatkan kemampuan
untuk mengontrol kehidupan sendiri, sehingga dapat tetap
termotivasi, produktif dan bahagia walaupun dihadapkan pada
berbagai tekanan dalam hidup.
2) Steering Through (Mampu Melalui)
Reivich & Shatte menjelaskan bahwa Individu yang resilien
akan menggunakan sumber dari dalam dirinya untuk mengatasi
setiap masalah yang ada dalam rentang hidupnya tanpa harus
merasa terbebani dan bersikap negatif terhadap kejadian
tersebut. Penelitian menunjukkan bahwa unsur dari streering
through dalam stress adalah tingginya tingkat self efficacy
dalam diri yaitu keyakinan terhadap diri sendiri bahwa mereka
dapat menguasai lingkungan secara efektif dapat memecahkan
berbagai masalah yang muncul.
Individu yang memiliki resiliensi yang tinggi ketika ia
menghadapi suatu masalah dalam hidupnya maka ia akan
mengerahkan semua kemampuan yang ia miliki untuk
mengatasi masalah tersebut tanpa harus terbebani, sebaliknya
individu yang memiliki tingkat resiliensi yang rendah apabila
menghadapi suatu masalah maka ia akan bersikap negatif
terhadap kejadian tersebut dan tidak mampu mengarahkan
kemampuan yang dimiliki sehingga individu akan mudah
melalui rintangan dalam hidupnya bila memiliki tingkat
resiliensi yang tinggi dibandingkan individu yang memiliki
resiliensi yang rendah.
3) Bounching Back (Mampu Bangkit Kembali)
Selain overcoming dan steering through yang merupakan
dampak dari resiliensi, Reivich & Shatte mengemukakan
bahwa bounching back merupakan dampak dari resiliensi.
Kehilangan pekerjaan, perceraian, kematian orang yang
disayangi dapat memberikan kondisi yang buruk pada
individu. Individu yang resilien akan mampu bangkit kembali
dan menemukan cara untuk menghadapi kondisi kritis yang
dialami. Resiliensi dapat meningkatkan ketahanan seseorang
terhadap stres, sehingga peluang tejadinya PTSD (Post
36
Traumatic Stress Disorder) menjadi lebih kecil. Selain itu,
Individu membutuhkan resiliensi dengan cara yang bertahap
untuk menyembuhkan diri. Individu yang resilien biasanya
menghadapi suatu tekanan dengan tiga karakteristik untuk
menyembuhkan diri. Mereka menunjukkan task-oriented
coping style dimana mereka melakukan tindakan yang
bertujuan untuk mengatasi kemalangan tersebut, mereka
mempunyai keyakinan kuat bahwa mereka dapat mengontrol
hasil dari kehidupannya, dan mereka juga mampu kembali ke
kehidupan normal lebih cepat.
4) Reaching Out (Pencapaian)
Reivich & Shatte mengatakan bahwa Resiliensi berguna
untuk mengatasi stress, pengalaman negatif dan dapat
meningkatkan kualitas hidup yang lebih bermakna. Sehingga
memberikan individu pengalaman hidup yang lebih banyak,
bermakna dan berkomitmen dalam mengejar pembelajaran dan
pengalaman baru. Individu yang dapat memperkirakan resiko
yang terjadi, mengetahui diri, dan menemukan makna tujuan
hidup mereka adalah seseorang yang pada dasarnya memiliki
resiliensi yang baik untuk menghadapi kesulitan ataupun
permasalahan hidup.
5) Psychological Well-Being
Resiliensi memiliki peran mendasar pada wellbeing dan
juga dianggap efektif dalam meningkatkan psychological
wellbeing. Pendapat tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Purwanti & Kustanti yang menemukan bahwa
terdapat hubungan positif antara resiliensi dengan psychological
well-being yakni Apabila resiliensi semakin tinggi maka akan
semakin tinggi psychological well-being. Sebaliknya, semakin
rendah resiliensi maka semakin rendah pula psychological well-
being.75 Dari hubungan positif tersebut merujuk pada adanya
pengaruh resiliensi terhadap psychological well-being, yakni
semakin tinggi resiliensi yang dimiliki individu dalam hal ini
individu yang resiliensi maka akan memengaruhi kesejahteraan
psikologisnya yang tinggi pula, tingginya kesejahteraan psikologis
dicirikan dengan terhindar dari stress dan selalu bahagia.
75
Dhiya Athaya Purwanti and Erin Ratna Kustanti, “Hubungan antara resiliensi dengan
psychological well-being pada ibu yang memiliki anak dengan gangguan autis”, Jurnal Empati,
vol. 7, no. 1 (Faculty of Psychology, Diponegoro University, 2020), pp. 283–7.
37
2.3 Konsep Operasional
Dari kerangka teori diatas, maka peneliti akan melanjutkan ke
proses konsep operasional yang mana didalam konsep operasional
sebelulum melakukan penelitian dilapangan, terdapat indikator-indikator
sebagai tolak ukur nantinya.
2.3.1 Defenisi Konsep Operasional
Konsep Operasional adalah ide yang jelas tentang bagaimana
variabel-variabel dalam penelitian diukur atau diamati agar
menghasilkan hasil yang konsisten di antara semua pengamat. 76
Konsep operasional menguraikan bagaimana suatu konsep atau
variabel akan diukur, diobservasi, atau diamati dalam konteks
penelitian tertentu.
Dalam konteks penelitian tentang efektivitas terapi dzikir pagi dan
petang dalam meningkatkan resiliensi akademik mahasiswa UIN
Suska Riau, konsep operasional dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Konsep Abstrak: Terapi dzikir pagi dan petang
Konsep Operasional: Frekuensi partisipasi mahasiswa dalam
kegiatan dzikir pagi dan petang setiap minggu selama periode
penelitian, diukur dalam jumlah sesi dzikir yang dihadiri oleh
mahasiswa UIN Suska Riau.
b) Konsep Abstrak: Resiliensi akademik mahasiswa
Konsep Operasional: Skor pada skala resiliensi akademik yang
diukur sebelum dan sesudah periode terapi dzikir pagi dan petang,
menggunakan instrumen yang telah teruji keandalannya dan
validitasnya seperti Academic Resilience Scale (ARS-30).
Dengan mengoperasionalisasikan konsep-konsep ini, peneliti dapat
mengukur secara konkret variabel-variabel yang diteliti dan
memperoleh data yang dapat dianalisis untuk mengevaluasi
efektivitas terapi dzikir pagi dan petang dalam meningkatkan
resiliensi akademik mahasiswa UIN Suska Riau.
2.3.2 Operasional Variabel
Variabel : Terapi dzikir pagi dan petang
Konsep operasional: Frekuensi partisipasi mahasiswa dalam
kegiatan dzikir pagi dan petang setiap minggu selama periode
penelitian, diukur dalam jumlah sesi dzikir yang dihadiri oleh
mahasiswa. Misalnya, frekuensi partisipasi dapat diukur dalam jumlah
sesi dzikir yang dihadiri oleh mahasiswa setiap minggu.
76
Suharsimi Arikunto, “Metodologi penelitian suatu pendekatan proposal”, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, vol. 16 (2002).
38
Variabel: Resiliensi akademik mahasiswa
Konsep operasional: Skor pada skala resiliensi akademik yang
diukur sebelum dan sesudah periode terapi dzikir pagi dan petang,
menggunakan instrumen yang telah teruji keandalannya dan
validitasnya seperti Academic Resilience Scale (ARS-30). Skor pada
skala resiliensi akademik dapat diukur dengan menjumlahkan hasil
dari pertanyaan-pertanyaan dalam skala tersebut.
Dengan konsep operasional yang jelas, peneliti dapat mengukur
variabel-variabel tersebut secara spesifik dan dapat menghasilkan data
yang dapat diinterpretasikan dengan jelas untuk mengevaluasi
efektivitas terapi dzikir pagi dan petang dalam meningkatkan resiliensi
akademik mahasiswa UIN Suska Riau.
Tabel 2.1 Konsep Operasional
39
kalimat dzikir yang
dibaca dalam setiap
sesi dzikir
Tingkat konsentrasi
dan fokus saat
berdzikir
Kualitas bacaan
dzikir (misalnya,
pengucapan yang
benar dan jelas)
Pemahaman Tentang Mampu membaca
Dzikir Pagi dan Petang dzikir dengan
khusyuk penuh
penghayatan
Dapat memahami
makna dan
kandungan didalam
dzikir
Kemampuan Kemampuan
Peningkatan Mengatasi Tekanan dan mengelola waktu
Resiliensi Stress Akademik dan tugas dengan
Akademik (Y) baik
Kemampuan
mengatasi
kegagalan dan
kesulitan dalam
belajar
Kemampuan
mengatasi tekanan
dan stres akademik
dengan cara yang
sehat
Kemampuan Kemampuan
Beradaptasi dengan berinteraksi dengan
Lingkungan Akademik dosen dan teman
sekelas
Kemampuan
beradaptasi dengan
perubahan
lingkungan
40
akademik
Kemampuan
menyesuaikan diri
dengan tuntutan
akademik yang
berbeda-beda
Kemampuan Kemampuan
Mempertahankan mempertahankan
Motivasi dan Semangat motivasi dan
Belajar semangat belajar
meskipun
mengalami
kegagalan atau
kesulitan
Kemampuan
menetapkan tujuan
belajar yang
realistis dan
memotivasi diri
untuk mencapainya
Kemampuan
mempertahankan
semangat belajar
meskipun
mengalami
kebosanan atau
kejenuhan
41
diteliti, sehingga dapat dijadikan dasar untuk menjawab permasalahan
penelitian. 77
Tabel 2.2 Kerangka Pemikiran
2.5 Hipotesis
Hipotesis adalah kesimpulan teoritik yang masih harus dibuktikan
kebenarannya melalui analisis terhadap bukti-bukti berbeda pendapat.
Hipotesis dapat bersumber dari teori atau hasil perenungan mendalam.
Yang paling utama menggunakan cara berfikir induktif atau deduktif.78
Pada Berdasarkan pemaparan dari teori diatas maka akan dibuat
suatu hipotesis yang diambil adalah terdapat efektivitas yang signifikan
terapi dzikir pagi dan petang terhadap peningkatan resiliensi akademik
pada mahasiswa UIN Suska Riau sebagai berikut :
H0: Tidak terdapat efektivitas terapi dzikir pagi dan petang terhadap
peningkatan resiliensi akademik pada mahasiswa UIN Suska Riau
H1: Terdapat efektivitas terapi dzikir pagi dan petang terhadap
peningkatan resiliensi akademik pada mahasiswa UIN Suska Riau
1. Jika nilai t hitung ≥ t tabel, maka Ha diterima dan Ho di tolak, artinya
signifikan.
77
Addini Zahra Syahputri, Fay Della Fallenia, and Ramadani Syafitri, “Kerangka Berfikir
Penelitian Kuantitatif”, Tarbiyah: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, vol. 2, no. 1 (2023),
pp. 160–6.
78
Yasril Yazid, “Dkk”, Metodologi Penelitian.
42
2. Jika nilai t hitung ≤ t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya
tidak signifikan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Metode dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian
Quasi Eksperiment dengan Teknik analisis kuantitatif. Desain eksperimen
penelitian ini adalah pretest-posttest non-equivalent control group design,
dimana dua kelompok subjek yakni kontrol dan eksperimen, kelompok
eksperimen nantinya akan diberikan terapi dzikir pagi dan petang,
sedangkan kelompok control tidak diberikan perlakuan apapun. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui efektivitas terapi dzikir pagi dan petang
terhadap peningkatan resiliensi akademik pada mahasiswa UIN Suska
Riau yang mana peneltian ini peneliti menganalisa dan menyajikan dalam
bentuk angka yang dapat dihitung dan diukur.
Didalam desain penelitian kuantitatif umumnya dapat menjawab
beberapa pertanyaan mengenai pertanyaan seperti kenapa studi (penelitian)
perlu dilakukan, Apa yang diteliti dan data seperti apa yang dibutuhkan. 79
79
Ma’ruf Abdullah, Metode penelitian kuantitatif (Aswaja pressindo, 2015).
43
Pengambilan data penelitian kuantitatif selalu melibatkan kegiatan yang
disebut pengukuran.80
Didalam penelitian ini, data yang terkumpul akan dianalisis dengan
menggunakan alat analisis penelitian yang relevan. Yang bertujuan untuk
membandingkan perubahan jawaban responden (EE) dengan
membandingkan hasil angket sama responden (EK) yang tidak menerima
perlakuan.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Keterangan:
E = Kelompok Eksperimen
K = Kelompok Kontrol
O1 = Pengukuran Awal (Pretest)
X = Diberi Treatment
- = Tidak diberi Treatment
O2 = Pengukuran Akhir (Posttest)
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Peneliti memilih lokasi yang strategis untuk melakukan kegiatan
penelitian, terutama untuk mengamati keadaan atau kondisi aktual
yang terjadi pada subjek penelitian. Oleh sebab itu penelitian akan
dilakukan di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
b. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada pertengahan bulan
februari yaitu setelah proposal diseminarkan. Waktu penyusunan
proposal adalah pada minggu pertama bulan Januari sampai minggu
pertama Februari dan kemudian diseminarkan pada minggu kedua
bulan Februari. Peneliti mengajukan surat riset penelitian pada minggu
ketiga Februari, kemudian pelaksanaan penelitian yang berupa
intervensi atau pemberian perlakuan terapi dzikir pagi dan petang yang
dilaksanakan pada minggu keempat bulan Februari dengan melakukan
intervensi sebanyak lima kali sesi, yang dilakukan selama kurun waktu
dua pekan. Kemudian selanjutnya pada minggu kedua Maret peneliti
melakukan analisis hasil pada data yang diperoleh dari penelitian ini.
80
Krisan Andreas Pramuaji and Lobby Loekmono, “Uji Validitas Dan Reliabilitas Alat
Ukur Penelitian: Quesionnaire Emphaty”, Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling Undiksha, vol. 9,
no. 2 (2018), pp. 74–8.
44
Dan pada minggu keempat bulan maret peneliti melaksanakan ujian
Munaqosah.
Tabel 3.2 Jadwal Rancangan Kegiatan Penelitian
No Fakultas Jumlah
1 Tarbiyah & Keguruan 6536
2 Syari’ah & Ilmu Hukum 4301
3 Ushuluddin 1857
4 Dakwah & Ilmu Komunikasi 3890
5 Sains & Teknologi 3616
6 Psikologi 1125
7 Ekonomi & Ilmu Sosial 3681
81
Nuryadi Nuryadi and Tutut Dewi Astuti, Dasar-dasar statistika penelitian (2018).
45
8 Pertanian & Peternakan 1714
Jumlah 26720
Sumber : (Akademik UIN Suska Riau)
b. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian anggota populasi yang diambil dengan
menggunakan teknik pengambilan sampling. Sampel merupakan
komponen dari populasi ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan
diteliti.82 Ketika populasi terlalu besar untuk diteliti secara menyeluruh,
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
tersebut untuk memahami kondisi umum populasi tersebut. Dalam
konteks penelitian ini, mengingat jumlah populasi yang berjumlah
26720 orang dan keterbatasan waktu yang ada, agar hasil penelitian
dapat digeneralisasikan kepada populasi, maka sampel diambil secara
representative, yang berarti sampel haruslah mencerminkan dan
bersifat mewakili populasi.
Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Purposive Sampling. Purposive sampling merupakan teknik yang
dalam menentukan sampel dalam pertimbangan tertentu. 83 Dalam
Purposive Sampling pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas
ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut
paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah
diketahui sebelumnya.84
Oleh sebab itu Peneliti memilih untuk menerapkan metode
purposive sampling untuk memilih sampel responden dengan
pertimbangan bahwa :
a) Sampel diambil dari Mahasiswa UIN Suska Riau Angkatan 2021
b) Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang sederhana, dan
ada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sehingga jumlah
sampel yang dibutuhkan didalam penelitian ini adalah 15-30
Mahasiswa yang memiliki resiliensi akademik yang rendah.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk menentukan metode pengumpulan data yang sesuai, seorang
peneliti perlu mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan
tujuan utama penelitian. Setiap pertanyaan yang menjadi pusat perhatian
82
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, “Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D”,
Alfabeta, Bandung (2016).
83
Ibid.
84
Sutrisno Hadi, STATISITK, 8th edition, ed. by Diah KK (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2022).
46
dalam penelitian mungkin memerlukan pendekatan pengumpulan data
yang beragam pula. Teknik pengumpulan data merupakan cara yang
digunakan untuk mengumpulkan informasi atau fakta-fakta yang ada di
lapangan. 85
a. Angket atau Kuesioner
Untuk memperoleh data yang diperlukan, peneliti menggunakan
instrumen berupa angket. Angket digunakan dengan mengajukan
sejumlah pertanyaan atau pernyataan kepada responden yang bertujuan
untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Penggunaan angket
sebagai instrumen penelitian dipilih karena peneliti telah
mengidentifikasi variabel yang akan diukur dan memiliki pemahaman
yang jelas tentang harapan jawaban dari responden.86 Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data primer dengan metode survei
untuk memperoleh opini responden.87 Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan angket atau kuesioner untuk mengumpulkan data dari
sejumlah mahasiswa UIN Suska Riau. Pertanyaan dalam kuesioner
dapat dirancang untuk mengukur perubahan perilaku, sikap, atau
kondisi psikologis mahasiswa UIN Suska Riau sebelum dan setelah
mereka menerima terapi dzikir pagi dan petang.
b. Skala Likert
Skala merupakan suatu instrumen pertanyaan yang telah tersusun
oleh peneliti dalam mengungkapkan karakter tertentu dari responden
terhadap pernyataan yang diajukan. 88
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena atau
gejala sosial yang terjadi secara spesifik oleh peneliti sebagai variabel
penelitian. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai dasar dalam
menyusun aitem-aitem instrumen yang dapat berupa pertanyaan.
Prinsip umum analisa data adalah mencari tau variabel utama apa yang
akan dianalisis, dan bagaimana langkah analisis yang akan dilakukan.
85
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, 18th edition
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2020). hlm.265
86
P. Dr, “Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, CV. Alfabeta,
Bandung, vol. 25 (2008).
87
Isti Pujihastuti, “Prinsip penulisan kuesioner penelitian”, CEFARS: Jurnal Agribisnis dan
Pengembangan Wilayah, vol. 2, no. 1 (2010), pp. 43–56.
88
S. Azwar, Penyusunan Skala Psikologi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013).
47
Didalam analisis kuantitatif, akan ada skor yang diberi untuk setiap
jawaban dengan cara berikut:
a) Sangat Setuju (SS) =5
b) Setuju (S) =4
c) Kurang Setuju (KS) =3
d) Tidak Setuju (TS) =2
e) Sangat Tidak Setuju (STS) = 1
48
tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-
jawabannya.91 Instrumen yang sudah reliabel atau sudah dipercaya
akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Data yang sesuai
dengan kenyataan, berapa kali pun diambil hasilnya akan tetap sama.
Uji reliabel digunakan dengan bantuan aplikasi SPSS 25.0 dengan
menggunakan metode Cronbach Alpha. Cronbach's Alpha adalah
metode statistik yang digunakan untuk mengukur reliabilitas atau
konsistensi internal suatu instrumen pengukuran atau kuesioner.
Metode ini banyak digunakan dalam penelitian sosial dan ilmu
perilaku untuk menilai sejauh mana suatu set pertanyaan atau item-
item dalam instrumen pengukuran saling konsisten atau dapat
diandalkan.
Adapun dasar yang digunakan dalam pengambilan keputusan
terhadap uji reliabilitas yaitu:
a) Apabila nilai dari Cronbach Alpha lebih besar 0,70 maka angket
atau kuisinoner bisa disebut reliabel.
b) Sementara, apabila nilai dari Cronbach Alpha lebih kecil 0,70
kuisioner atau angket disebut tidak reliabel.
Hasil dari uji Cronbach Alpha akan menunjukkan apakah kuesioner
tersebut sudah reliabel atau belum. Kuesioner dinyatakan reliabel
apabila nilai Cronbach Alpha > 0,70. 92
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan suatu proses penelitian yang dilakukan
setelah semua data yang diperlukan guna agar dapat memecahkan suatu
permasalahan yang akan diteliti dan sudah diperoleh secara lengkap.
Menganalisis data adalah langkah krusial dalam proses penelitian karena
setelah mengumpulkan data, langkah selanjutnya adalah menjalankan
proses analisis data. Pendekatan analisis yang diterapkan sangat
bergantung pada permasalahan yang diteliti serta rancangan penelitian
yang digunakan.93
Dalam penelitian ini, metode analisis data yang dipilih disebut sebagai
uji N (N Gain Score). Pendekatan ini digunakan untuk menilai seberapa
efektif suatu metode dalam pelaksanaa terapi dengan konteks riset. Proses
evaluasi ini mencakup perbandingan antara hasil tes sebelum dan sesudah
intervensi, kemudian dibandingkan dengan nilai tertinggi yang dapat
dicapai. Pendekatan ini bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana
91
Al Hakim, Mustika, and Yuliani, “Validitas dan reliabilitas angket motivasi berprestasi”.
92
Ibid.
93
Iis Prasetyo, “Teknik analisis data dalam research and development”, Jurusan PLS FIP
Universitas Negeri Yogyakarta (2012).
49
keberhasilan suatu metode atau terapi dalam mencapai perubahan yang
diinginkan.
Menggunakan perhitungan data skor rata-rata gain yang mana
dinormalisasi (N-gain) yang dikembangkan oleh Hake (1999) dengan
formula sebagai berikut:94
Keterangan :
<g> = skor rata-rata gain yang dinormalisasi
Spost = skor rata-rata tes akhir mahasiswa
Spre = skor rata-rata tes awal mahasiswa
Sm ideal = skor maksimum ideal
94
Ardian Asyhari, “Profil peningkatan kemampuan literasi sains siswa melalui
pembelajaran saintifik”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, vol. 4, no. 2 (2015), pp. 179–
91.
95
David E. Meltzer, “The relationship between mathematics preparation and conceptual
learning gains in physics: A possible ‘hidden variable’ in diagnostic pretest scores”, American
journal of physics, vol. 70, no. 12 (American Association of Physics Teachers, 2002), pp. 1259–68.
50
DAFTAR PUSTAKA
51
pembelajaran saintifik”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, vol. 4,
no. 2, 2015, pp. 179–91.
Azwar, S., Penyusunan Skala Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.
Boatman, Marcia, Academically resilient minority doctoral students who
experienced poverty and parental substance abuse, Walden University,
2014.
Chodjim, Ahmad, “Alfatihah: Membuka Matahari Dengan Surat Pembuka”,
Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2003.
Connor, Kathryn M. and Jonathan R.T. Davidson, “Development of a new
resilience scale: The Connor‐Davidson resilience scale (CD ‐RISC)”,
Depression and anxiety, vol. 18, no. 2, Wiley Online Library, 2003, pp. 76–
82.
Diana, Lely Wahyu, Efektivitas Konseling Kelompok Pendekatan Solution-
Focused Brief Counseling (Sfbc) Untuk Meningkatkan Resiliensi Siswa Smp
Islam Al Amal Surabaya, UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA
SURABAYA, 2021.
Dr, P., “Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, CV.
Alfabeta, Bandung, vol. 25, 2008.
Firanda, Andirja, Fiqih Dzikir Pagi Petang, Al-Islam Media Dakwah Indonesia,
2018.
Furchan, Arief, “Beda antara belajar di sekolah dan di perguruan tinggi”,
Pendidikan islam. net, 2009.
Ghazali, Al, Ringkasan Ihya’ Ulumuddin, Bandung, 2003.
Hadi, Sutrisno, STATISITK, 8th edition, ed. by Diah KK, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2022.
Al Hakim, Riko, Ika Mustika, and Wiwin Yuliani, “Validitas dan reliabilitas
angket motivasi berprestasi”, FOKUS (Kajian Bimbingan & Konseling
Dalam Pendidikan), vol. 4, no. 4, 2021, pp. 263–8.
Harahap, Khoirul Amru et al., Dahsyatnya Doa & Zikir, QultumMedia, 2008.
Hartati, Nur and Amalia Rahmandani, “HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI
DENGAN RESILIENSI PADA MAHASISWA PERANTAU
UNIVERSITAS DIPONEGORO”, Jurnal EMPATI, vol. 11, no. 4, Faculty of
Psychology, Diponegoro University, 2022, pp. 159–251.
Ibrahim, Arfah, “Eksistensi Majelis Zikir Dan Pembentukan Akhlak Generasi
Muda Kota Banda Aceh”, Substantia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, vol. 19,
no. 2, 2017, pp. 119–32.
Jawas, Yazid bin Abdul Qadir, Dzikir Pagi Petang dan Sesudah Shalat Fardhu,
52
Niaga Swadaya, 2017.
Kadarisman, M., “Tantangan Perguruan Tinggi dalam Era Persaingan Global”,
Sociae Polites, 2017, pp. 3–20.
Kuantitatif, Pendidikan Pendekatan, “Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan
R&D”, Alfabeta, Bandung, 2016.
Lajnah Pentashihan mushaf Al-Qur’an, “Qur’an Kemenag”, LPMQ, 2022,
https://quran.kemenag.go.id/.
Al Mahfani, M. Khalilurrahman, Keutamaan Doa & Dzikir Untuk Hidup Bahagia
Sejahtera, WahyuMedia, 2006.
Martin, Andrew J. and Herb W. Marsh, “Academic resilience and the four Cs:
Confidence, control, composure, and commitment”, Self-concept
enhancement and learning facilitation research centre. Australia: University
of Wester Sydney, 2003.
Meltzer, David E., “The relationship between mathematics preparation and
conceptual learning gains in physics: A possible ‘hidden variable’ in
diagnostic pretest scores”, American journal of physics, vol. 70, no. 12,
American Association of Physics Teachers, 2002, pp. 1259–68.
Nasional, Indonesia Departemen Pendidikan, Undang-undang republik Indonesia
nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, Departemen
Pendidikan Nasional, 2003.
Nur Mawaddah, Iega, Hubungan Self Efficacy dengan Social Anxiety pada
Mahasiswa Perantauan di Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad
Siddiq Jember, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember,
2022.
NURDEWI, FATIMA, HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DENGAN
RESILIENSI AKADEMIK DALAM PEMBELAJARAN LURING PADA
MAHASISWA UIN SUSKA RIAU, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau, 2023.
Nurfalah, Tiara, T. Destarica, and T. Sari, “Kesehatan Mental: Memahami Jiwa
dalam Perspektif Psikologi Islam”, Palembang: Noer Fikri Offset, 2016.
Nuryadi, Nuryadi and Tutut Dewi Astuti, Dasar-dasar statistika penelitian, 2018.
Pramuaji, Krisan Andreas and Lobby Loekmono, “Uji Validitas Dan Reliabilitas
Alat Ukur Penelitian: Quesionnaire Emphaty”, Jurnal Ilmiah Bimbingan
Konseling Undiksha, vol. 9, no. 2, 2018, pp. 74–8.
Prasetyo, Iis, “Teknik analisis data dalam research and development”, Jurusan
PLS FIP Universitas Negeri Yogyakarta, 2012.
Pujihastuti, Isti, “Prinsip penulisan kuesioner penelitian”, CEFARS: Jurnal
Agribisnis dan Pengembangan Wilayah, vol. 2, no. 1, 2010, pp. 43–56.
53
Purwanti, Dhiya Athaya and Erin Ratna Kustanti, “Hubungan antara resiliensi
dengan psychological well-being pada ibu yang memiliki anak dengan
gangguan autis”, Jurnal Empati, vol. 7, no. 1, Faculty of Psychology,
Diponegoro University, 2020, pp. 283–7.
Rafiqah, Tamama, “Upaya Mengatasi Gangguan Mental Melalui Terapi Zikir”,
Jurnal Dimensi, vol. 4, no. 3, 2015.
Rakhmat, Jalaluddin, Filsafat Pendidikan Islam: Telaah Sejarah dan
Pemikirannya, Jakarta: Kalam Mulia, 2011.
Reivich, Karen and Andrew Shatté, The resilience factor: 7 essential skills for
overcoming life’s inevitable obstacles., Broadway books, 2002.
Riyani, Rizki, Syafdi Maizora, and Hanifah Hanifah, “Uji Validitas
Pengembangan Tes Untuk Mengukur Kemampuan Pemahaman Relasional
Pada Materi Persamaan Kuadrat Siswa Kelas Viii Smp”, Jurnal Penelitian
Pembelajaran Matematika Sekolah (JP2MS), vol. 1, no. 1, 2017, pp. 60–5.
Rojas, Luisa Fernanda, “Factors affecting academic resilience in middle school
students: A case study”, Gist: Education and Learning Research Journal, no.
11, Única: Institución Universitaria Colombo Americana, 2015, pp. 63–78.
Rojaya, M., Zikir-Zikir Pembersih dan Penentram Hati, DAR! Mizan, 2009.
Sabila, Farah Nur, Ririanti Rachmayanie Jamain, and Rizky Ildiyanita, “UPAYA
MENINGKATKAN RESILIENSI AKADEMIK MELALUI BIMBINGAN
KELOMPOK DENGAN TEKNIK PEER COUNSELING PADA SISWA
KELAS VII SMP GIBS BARITO KUALA”, Jurnal Pelayanan Bimbingan
dan Konseling, vol. 4, no. 4, 2021.
Slavin, Robert E., “Psikologi Pendidikan Teori dan Praktek, diterjemahkan oleh
Marianto Samosir dari judul Educational Psychology: Theory and Practice,
Jakarta: PT”, Indeks Permata Puri, 2011.
Suatrat, Fatima et al., “PENGARUH PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP
KEMAMPUAN MENGHADAPI TEKANAN MAHASISWA DI
UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON”, Jurnal Review Pendidikan dan
Pengajaran (JRPP), vol. 6, no. 3, 2023, pp. 775–81.
Syahputri, Addini Zahra, Fay Della Fallenia, and Ramadani Syafitri, “Kerangka
Berfikir Penelitian Kuantitatif”, Tarbiyah: Jurnal Ilmu Pendidikan dan
Pengajaran, vol. 2, no. 1, 2023, pp. 160–6.
Syaikh Sa’id bin Ali Wahf al-Qahthani, Dzikir Pagi dan Petang, Jakarta: Pustaka
Ibnu Umar, 2014.
Yazid, Yasril, “Dkk”, Metodologi Penelitian.
Yusof, Nurul Izzah Atirah Binti Mohd, Terapi Dzikir Dan Doa Dalam
Mengurangi Stres Pada Mahasiswa Kolej Universiti Darul Qur’an
Islamiyyah (KUDQI) Negeri Kuala Terengganu Negara Malaysia, UIN Ar-
54
Raniry Fakultas Dakwah dan Komunikasi, 2024.
Zagoto, Maria Magdalena, Nevi Yarni, and Oskah Dakhi, “Perbedaan individu
dari gaya belajarnya serta implikasinya dalam pembelajaran”, Jurnal Review
Pendidikan dan Pengajaran (JRPP), vol. 2, no. 2, 2019, pp. 259–65.
Zamhari, Arif, Rituals of Islamic spirituality: a study of Majlis Dhikr groups in
East Java, ANU Press, 2010.
Ziliwu, Dalifati et al., “Evaluasi Program Pengembangan Instrumen Praktek
Pengalaman Lapangan”, Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, vol. 4, no. 2,
2022, pp. 2316–23.
55