Hamrin,1Nahrawi2, Khaeruddin3
ABSTRACT
This research aims to determine the pattern of musical rhythm and the
form of the presentation of the musical Rawana in the group
Tomarendeng Lawarang in a wedding in the village Lekopa'dis in the
district of Tinambung Polewali Mandar regency. The approach used in
this study is qualitative with descriptive type where data is collected by
observation methods, interviews and documentation. The data analysis
techniques used are qualitative descriptive. The results showed that: (1)
The pattern of musical rhythm by Tomarendeng Lawarang Group
presented at the wedding ceremony in Lekopa'dis subdistrict of
Tinambung District Polewali Mandar is divided into four namely:
Buru'da wasp, Ya Rabbana wasp, kanjar wasp, and tama-tama wasp (2)
107
Hamrin; Nahrawi; Khaeruddin, Bentuk Penyajian Musik Rawana Grup Tomarendeng Lawarang
Dalam Acara Pernikahan Di Desa Lekopa’dis Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar
substansinya. Di dalam ruang waktu itulah ritmis tersebut terdapat perpindahan nada dari
bunyi-bunyi bergerak. nada satu ke nada yang lain dengan pergerakan
Dari beberapa pendapat tersebut dapat nada naik, turun maupun tetap. Perpindahan dan
disimpulkan bahwa musik merupakan cabang pergerakan nada tersebut dapat dikatakan
seni yang timbul dari pikiran dan perasaan sebagai gerakan melodi.
manusia yang dapat dimengerti dan dipahami
berupa nada atau suara yang disusun c. Harmoni
sedemikian rupa sehingga mengandung irama Harmoni menurut Syafiq (2003: 133)
lagu dan keharmonisan sebagai suatu ekspresi dalam ensiklopedia musik adalah hal yang
diri. terkait dengan keselarasan paduan bunyi.
Secara teknis, harmoni meliputi susunan,
2. Unsur-Unsur Musik peranan dari sebuah paduan bunyi dengan
sesamanya, atau dengan bentuk
Musik memiliki unsur-unsur pokok di keseluruhannya. Maka dari itu, harmoni
dalamnya. Unsur-unsur pokok tersebut merupakan kombinasi dari berbagai bunyi yang
dijelaskan sebagai berikut. dihasilkan dalam musik. Istilah harmoni juga
berarti studi tentang paduan bunyi yang di
a. Irama atau Ritme dalamnya terangkum konsep dan fungsi serta
Irama atau ritme adalah dinamika bunyi hubungannya satu sama lain.
yang bergerak secara teratur serta berhubungan Menurut Kodijat (2004: 32) harmoni juga
dengan panjang pendeknya not, berat ringannya pengetahuan tentang hubungan nada-nada
aksen (tekanan) pada not sehingga dapat dalam akord serta hubungan antara masing-
dirasakan (Sijaya, 1984: 1). Irama berbeda masing akord. Akord adalah rangkaian dari dua
dengan birama. Irama tidak tampak dalam nada atau lebih yang dibunyikan serentak dan
penulisan lagu, tetapi dirasakan saat lagu menghasilkan suara yang selaras. Akord
dimainkan. Birama menurut Jamalus dalam sebagai perpaduan nada-nada yang berbunyi
Rosadi (2012: 10) terlihat pada penulisan lagu, serempak merupakan salah satu dasar harmoni.
irama sebagai unsur keteraturan dalam musik Dapat dijelaskan bahwa harmoni adalah paduan
menyebabkan lagu enak didengar dan nada-nada yang apabila dibunyikan secara
dirasakan. bersama-sama dapat menghasilkan keselarasan
Dari pendapat di atas dapat dijelaskan bunyi.
bahwa ritme meliputi durasi dan aksentuasi
dalam musik, di mana durasi dalam hal ini 3. Pola Irama dalam Musik
berarti tentang panjangpendek suara dan
panjang pendek diam atau tanpa suara tetapi Pola sebagaimana disebutkan dalam
dalam hitungan waktu tertentu, sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna
aksentuasi tentang berat-ringannya suara. model, sistem, bentuk atau struktur. Menurut
Muttaqin (2008:101) Irama adalah susunan
b. Melodi diantara durasi nada-nada yang pendek dan
Melodi adalah susunan atau urutan nada- panjang, nadanada yang bertekanan dan tak
nada dalam musik yang terdengar dalam bertekanan yang berulang-ulang. Banoe
berbagai tinggi rendahnya nada (Kodijat, 2004: (2003:198) mengatakan bahwa irama adalah
45). Jamalus dalam Rosadi (2012: 10) pola ritme tertentu yang dinyatakan dengan
mengemukakan bahwa, “melodi adalah susunan nama seperti wals, mars, dan bossanova.
rangkaian nada (bunyi dengan getaran teratur) Soeharto (1992) menyatakan irama sebagai
yang terdengar berurutan serta berirama dan gerak yang teratur, di mana irama selalu
mengungkapkan suatu gagasan atau ide”. mengikuti jalan melodi.
Dari pengertian di atas, melodi Bahasan irama meliputi: (1) pulsa: notasi
merupakan rangkaian nada-nada yang tersusun irama, satuan pulsa, metronom maelzel; (2)
secara ritmis dan berirama membentuk suatu birama: birama sederhana, birama susun,
lagu yang mengandung makna musikal. Dalam birama campuran; (3) notasi birama: tanda
rangkaian nada-nada yang tersusun secara birama, ruas birama, garis birama, garis
Jurnal Pakarena, Vol. 4 No. 2, Desember 2019, hlm 106-124
110
penutup; (4) pola irama: rata, tak rata, sinkop, Menurut Sumardjo (2000: 166) bentuk
ostinato, suku bangsa, poliritmik, polimerik; (5) sebagai wujud isi merupakan ungkapan sadar
membirama: pola gerak, tangan. (Masfufah seniman dalam menciptakan sebuah karya seni.
dalam Munasep, 2014: 11). Setiap bentuk mengandung makna, pesan atau
Pola irama sendiri sebagaimana amanat yang diyakini penciptanya untuk
disebutkan oleh Banoe (2003:335) adalah pola kemudian disampaikan kepada orang lain.
nilai not atau panjang pendeknya bunyi dalam Pemikiran, perasaan, dan suasana hati sang
suatu komposisi. Sedangkan menurut Purnomo pencipta dinyatakan dalam bentuk yang sesuai
(2006:19) irama adalah pola panjang pendeknya dengan isi karya seni tersebut.
dan keras lunaknya nada dalam musik, atau Menurut Djelantik (1999: 73), penyajian
irama itu selalu berhubungan dengan panjang yaitu bagaimana kesenian itu disugukan kepada
pendek nada dalam musik atau lama singkatnya yang menyaksikan, penonton, para pengamat,
not dinyanyikan. Maka dalam hal ini kata pola pembaca, pendengar, khalayak pada umumnya.
irama dapat diartikan sebagai uraian tentang Pendapat ini sejalan dengan Sedyawaty (1981:
model, bentuk atau struktur ritme yang terdapat 61) bahwa seni pertunjukan itu pada
dalam suatu komposisi. Pola irama terbentuk pertamanya menyangkut suatu kerja kelompok
dari berbagai bunyi ritmis dalam musik dan keduanya ia membutuhkan hadirnya dua
tersebut, tak hanya dari alat musik ritmis, tapi pihak, yaitu penyaji dan penerima. Sementara
ada juga alat musik melodis. Namun terutama, itu menurut Purwadarminto (1985: 862),
irama dirasakan lewat bunyi alat musik ritmis penyajian diartikan sebagai cara
sehingga irama musik tetap masih terasa menyampaikan, menghidangkan, menyajikan
meskipun melodi lagunya diam atau tidak atau dengan kata lain pengaturan penampilan.
berbunyi. Dari pernyataan di atas, maka dapat
disimpulkan pengertian bentuk penyajian
4. Bentuk Penyajian Musik adalah unsur dasar dalam pertunjukan yang
meliputi seniman, alat musik kostum,dan rias,
Dalam KBBI edisi kelima lagu yang disajikan , waktu dan tempat
(Kemendikbud, 2016), bentuk berarti rupa; pertunjukan yang disuguhkan kepada penonton,
wujud; wujud yang ditampilkan (tampak). para pengamat, pendengar, khalayak ramai pada
Sedang menurut Indriyanto dalam Murgiyanto umumnya.
(1999: 13), bentuk adalah unsur dasar dari Menurut Okatara (2011:105) dalam
semua perwujudan. Bentuk seni sebagai ciptaan dunia musik, dikenal pembagian bentuk musik
seniman merupakan wujud dari ungkapan isi, vokal, diantaranya sebagai berikut:
pandangan dan tanggapannya ke dalam bentuk a. Solo: Menyanyi yang dilakukan oleh satu
fisik yang dapat ditangkap indera. Bentuk orang. Contohnya penyanyi solo adalah
lahiriah tidak lebih dari suatu medium, yaitu alat Afgan, Rossa, Rio Febrian, Agnes Monica,
untuk mengungkapkannya dan menyatakan Mariah Carey, Justin Bieber, dan
keseluruhan tari. sebagainya.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang b. Duet: Menyanyi yang dilakukan oleh dua
kata bentuk, maka dapat dikatakan bahwa orang penyanyi. Dalam duet, biasanya
bentuk adalah suatu wujud dari tata hubungan warna suara berbeda. Contoh penyanyi duet
faktor- faktor yang mendukungnya dan saling misalnya Anang dan Syahrini, Anang dan
tergantung serta terkait satu sama lain, dapat Ashanty, Duo Maia, T2, M2M, dan lain-
ditangkap oleh indera sebagai media untuk lain.
menyampaikan arti yang ingin disampaikan. c. Trio: Menyanyi yang dilakukan oleh tiga
Apabila kata bentuk digunakan dalam orang. Contoh penyanyi trio adalah Trio
pengertian bentuk penyajian, maka dapat Libels, Trio Macan, AB Three, dan lain-
dikatakan bahwa bentuk penyajian dalam lain.
pertunjukan musik adalah segala sesuatu yang d. Kuartet: Adalah menyanyi yang dilakukan
disajikan atau ditampilkan dari awal sampai oleh empat orang. Jenis vokal grup ini
akhir untuk dapat dinikmati atau dilihat yang di paling sedikit terdiri dari empat orang dan
dalamnya mengandung unsur nilai-nilai diikuti oleh musik pengiring. Contoh
keindahan yang disampaikan oleh pencipta penyanyi kuartet ini adalah Elfa Singer, The
kepada penikmat. Dance Company, II Divo, dan lain-lain.
111
;
Hamrin; Nahrawi Khaeruddin, Bentuk Penyajian Musik Rawana Grup Tomarendeng Lawarang
Dalam Acara Pernikahan Di Desa Lekopa’dis Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar
e. Paduan Suara: Adalah menyanyi dengan Prosesi upacara pernikahan adat Mandar
beranggotakan minimal 15 orang. terbagi dalam tiga tahapan yaitu: (1) tahap
Umumnya, warna suara dalam grup paduan pendahuluan (pra pernikahan), (2) tahap
suara dibagi-bagi. pelaksanaan (hari pernikahan) dan (3) tahap
Penyajian musik dapat dikategorikan sesudah pernikahan (Sabir, 2016: 36).
dalam tiga bagian, antara lain:
a. Solo adalah suatu pertunjukan musik, baik a. Tahap pendahuluan (pra nikah)
vocal maupun instrumental yang hanya Pada tahap ini, berbagai kegiatan harus
dimainkan oleh satu orang vocalis atau satu dilakukan penyelenggara upacara agar
orang pemain instrumen saja. pelaksanaan pernikahan adat dimaksud dapat
b. Ansambel adalah permainan musik secara berjalan sukses. Adapun kegiatan-kegiatan
bersama-sama dengan jumlah pemain lebih yang dimaksud itu adalah:
dari satu orang.contoh ansambel antara lain 1) Mambalaqbaq (rencana penentuan calon)
ansambel string, ansambel gitar dan lain- 2) Messisiq atau mammanu-manu
lain. (penjajakan)
c. Orkes adalah pagelaran yang terdiri dari 3) Mettumae (melamar)
sekelompok orang yang tergabung dengan 4) Mattanda jari atau mappajari adalah
alat musik yang berbeda. Jumlah instrumen penentuan jadi atau tidaknya pertunangan
tergantung pada posisi (Kodijat, 2004: 70). (pettumaeang).
Jumlah pemain dalam orkes cendrung lebih 5) Mattanda allo adalah penentuan hari yang
banyak dibandingkan dengan jumlah dianggap baik oleh kedua belah pihak untuk
pemain dalam pagelaran ansambel. menentukan hari upacara perkawinan
Orkestra terdiri dari beberapa bagian besar (Syarbin Syam, 2000: 146).
instrumen musik, antara lain instrumen 6) Maccanring adalah mengantar uang belanja
gesek, tiup, perkusi dan sebagainya. dan seluruh bahan yang akan dipakai dalam
pesta perkawinan kepada pihak perempuan
5. Musik Rawana (Aditya, 2012: 33).
7) Mappa’duppa adalah pemberian satu stel
Musik rawana adalah alunan musik yang pakaian laki-laki dari pihak mempelai
dihasilkan dari alat musik rawana (rebana khas perempuan yang diantar oleh keluarganya.
Mandar). Menurut Alimuddin (2013: 55), 8) Ma’lolang adalah kunjungan resmi calon
rawana adalah alat musik yang berbentuk pengantin laki-laki bersama beberapa orang
lingkaran, terbuat dari kayu yang dilubangi pemuda dari kalangan keluarganya atau
untuk diberi membran yang terbuat dari kulit tetangganya ke rumah calon pengantin
binatang, umumnya rawana dimainkan oleh pengantin perempuan. Kunjungan ini
laki-laki baik tua maupun anak-anak. sifatnya ramah tamah kekeluargaan atau
Penabuh rebana disebut sebagai melihat-lihat segala persiapan yang
parrawana yang biasanya terdiri dari 7 – 10 dilakukan menjelang hari pelaksanaan
orang. Parrawana tidak hanya terdiri dari laki- perkawinan.
laki namun ada juga yang terdiri dari 9) Melattigi adalah upacara memberikan daun
perempuan dan disebut sebagai parrawana pacar kepada calon pengantin sedangkan
tobaine. Disamping menabuh rawana, lattigi adalah daun dari tumbuhan yang
parrawana biasanya juga menyanyikan lagu- disebut/dinamakan pacar. Jadi, melattigi
lagu yang syairnya berisi tentang shalawat, adalah upacara pemberian daun pacar
kisah-kisah, nasehat-nasehat yang bersifat kepada kedua mempelai oleh para anggota
keagamaan. hadat (anaq pattolaq adaq) yang telah
hadir. Upacara mellattigi ini dilaksanakan
pada malam hari (menjelang hari
6. Upacara Pernikahan Menggunakan Adat pelaksanaan) akad nikah.
Mandar
Jurnal Pakarena, Vol. 4 No. 2, Desember 2019, hlm 106-124
112
b. Tahap pelaksanaan pernikahan menyaksikan upacara pernikahan tersebut
Pada tahap ini dilaksanakan kegiatan (Pabittei, 2011: 176-177).
sebagai berikut:
1) Metindor adalah mengantar calon METODE PENELITIAN
mempelai laki-laki ke rumah calon
mempelai perempuan untuk mengikuti A. Variabel Penelitian
prosesi likka/akad nikah pada hari
pelaksanaan pernikahan. Penelitian ini dilakukan untuk
2) Nikka (akad nikah) adalah suatu prosesi memperoleh data tentang pola ritme dan bentuk
dimana pengantin laki-laki dihadapkan penyajian musik rawana pada Grup
kepada qadhi atau penghulu yang Tomarendeng Lawarang Desa Lekopa’dis
didampingi oleh wali dari pengantin Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali
perempuan dan beberapa orang saksi. Mandar. Dengan demikian variabel yang akan
Sedangkan pengantin perempuan berada di diamati penelitian ini yaitu:
dalam kamar. Prosesi akad nikah ini 1. Pola ritme musik rawana pada grup
dilakukan berdasarkan ajaran agama Islam Tomarendeng Lawarang dalam acara
tanpa meninggalkan adat yang dilazimkan pernikahan di Desa Lekopa’dis Kecamatan
di daerah tersebut. Tinambung Kabupaten Polewali Mandar.
c. Upacara pasca pernikahan 2. Bentuk penyajian musik rawana pada grup
Pada tahap ini dilaksanakan kegiatan Tomarendeng Lawarang dalam acara
sebagai berikut: pernikahan di Desa Lekopa’dis Kecamatan
1) Mattumba adalah sebuah prosesi ritual Tinambung Kabupaten Polewali Mandar.
memandikan kedua mempelai pengantin
yang dilakukan setelah selesai B. Definisi Operasional Variabel
melaksanakan acara akad nikah oleh kedua
mempelai dipimpin oleh tokoh adat dan Variabel dalam penelitian ini
tokoh agama. Upacara mattumba tersebut didefinisikan secara operasional untuk
sebagai pertanda bahwa mereka telah resmi mencegah terjadinya pengertian ganda. Berikut
menjadi suami-istri (Sabir, 2016: 46). definisi operasional dalam penelitian ini.
2) Marola yaitu prosesi kunjungan mempelai 1. Pola ritme musik rawana adalah ritme yang
perempuan dengan diantar mempelai laki- terdapat dalam suatu komposisi musik
laki bersama beberapa orang keluarga rawana.
mempelai perempuan ke kedua orang tua 2. Bentuk penyajian musik rawana adalah
mempelai laki-laki untuk menyampaikan segala sesuatu yang disajikan atau
sembah sujud kepada kedua mertuanya ditampilkan dari awal sampai akhir untuk
sebagai pernyataan pengakuan, bahwa dapat dinikmati atau dilihat yang di
mulai saat itu, mempelai perempuan telah dalamnya mengandung unsur nilai-nilai
menjadi bagian dari keluarga besar keindahan yang ditunjukkan dalam
suaminya. (Ansaar, 2013). pertunjukan musik rawana.
3) Mottong sambongi/Mottong manu’
(bermalam satu malam) C. Teknik Pengumpulan Data
Pada malam berikutnya, sesudah diadakan Teknik pengumpulan data yang
upacara marola, maka diadakan lagi digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai
upacara mottong sambongi yaitu bermalam berikut:
satu malam di rumah pengantin pria, akan
tetapi mereka harus kembali sesudah subuh, 1. Observasi
jangan sampai kesiangan, karena jika Observasi digunakan untuk
kesiangan, maka sesuai kata orang yaitu mengumpulkan data deskripsi pola ritme dan
alloangi manu, artinya kesiangan ayam dan bentuk penyajian musik rawana. Dalam hal ini
oleh masyarakat dianggap tidak baik. peneliti menggunakan kamera untuk merekam
4) Mallipo ku’bur (ziarah kubur) Beberapa kegiatan atau pertunjukan musik rawana dari
hari kemudian suami-istri beserta seluruh grup Tomarendeng Lawarang dalam acara
anggota keluarga mengadakan upacara pernikahan di Desa Lekopa’dis Kecamatan
berziarah ke kubur untuk mengenang arwah Tinambung Kabupaten Polewali Mandar.
nenek moyang yang tidak sempat
113
;
Hamrin; Nahrawi Khaeruddin, Bentuk Penyajian Musik Rawana Grup Tomarendeng Lawarang
Dalam Acara Pernikahan Di Desa Lekopa’dis Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar
Gambar 1. Rawana
(Dokumentasi, 2019)
Alat musik rawana atau rebana khas penggunaan kulit kambing betina adalah karena
Mandar memiliki keunikan tersendiri kulit kambing betina lebih tipis dan lentur
dibandingkan jenis rebana pada umumnya. dibandingkan dengan kulit kambing jantan dan
Rawana termasuk jenis alat musik kulit hewan lainnya, sehingga dapat
membranofon yang sumber bunyinya berasal menghasilkan bunyi yang merdu.
dari selaput membrannya. Rawana memiliki Rawana dimainkan dengan cara ditabuh
ukuran diameter antara 50 cm – 60 cm. Bahan menggunakan telapak tangan. Adapun cara
yang dijadikan sebagai membran pada rawana menabuh rawana ada dua yaitu dalam posisi
adalah kulit kambing betina. Hakim (anggota duduk dan dalam posisi berdiri. Cara menabuh
grup rawana) mengungkapkan alasan
Jurnal Pakarena, Vol. 4 No. 2, Desember 2019, hlm 106-124
114
rawana dalam posisi duduk dan berdiri
ditampilkan pada gambar 2.
(a) (b)
Gambar 2. (a) Cara Menabuh Rawana dalam Posisi Duduk,
(b) Cara Menabuh Rawana dalam Posisi Berdiri
Gambar 3. Gandrang
(Dokumentasi, 2019)
Sama halnya dengan rawana, gandrang duduk dan berdiri sebagaimana ditampilkan
dimainkan dengan cara ditabuh dalam posisi dalam gambar 4.
115
;
Hamrin; Nahrawi Khaeruddin, Bentuk Penyajian Musik Rawana Grup Tomarendeng Lawarang
Dalam Acara Pernikahan Di Desa Lekopa’dis Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar
(a) (b)
Gambar 4. (a) Cara Menabuh Gandrang dalam Posisi Duduk,
(b) Cara Menabuh Gandrang dalam Posisi Berdiri
(Dokumentasi, 2019)
Pada gambar 4(a) tampak bahwa dalam posisi 3) Snar Drum, Tamborin, Simbal, dan Gero-
duduk, gandrang ditabuh sambil didekap Gero
sementara pada gambar 4(b) tampak bahwa
dalam posisi berdiri gandrang diikat dan Snar drum, tamborin, simbal, dan gero-
diletakkan di bagian depan kemudian ditabuh. gero berfungsi untuk menciptakan variasi bunyi
saja. Cara memainkannya ditunjukkan dalam
gambar 5.
Perlu dicatat bahwa keempat pola a. Penyajian Musik Rawana pada Saat Malam
tabuhan yang telah dikemukakan di atas Hari
disajikan oleh parrawana dalam penyajian
musik rawana pada malam hari sementara 1) Waktu Pelaksanaan: malam hari setelah
dalam acara metindor pada pagi atau sing hari, acara melattigi yaitu pemberian lattigi
yang disajikan hanyalah tabuhan kanjar dan (daun pacar) kepada tangan calon
tabuhan tama-tama. mempelai.
2. Bentuk Penyajian Musik Rawana oleh 2) Tempat pelaksanaan: di dalam rumah
Grup Rawana Tomarendeng dalam Acara mempelai laki-laki atau mempelai
Pernikahan perempuan
3) Pelaku: 15 orang
Penyajian musik rawana berbentuk 4) Urutan Penyajian
ansambel yaitu dilakukan oleh beberapa orang. Sebelum parrawana menabuh rawana,
Dalam rangkaian acara pernikahan terlebih dahulu dilakukan pembakaran dupa dan
menggunakan adat Mandar, penyajian musik doa bersama yang dipimpin oleh yang dituakan
rawana dilakukan dalam dua tahap yaitu pada dalam grup sebagaimana ditampilkan dala
malam sebelum acara pernikahan setelah proses gambar 10(a).
melattigi dan pada saat acara metindor Pembakaran dupa dan pembacaan doa
(mengantar mempelai pria menuju rumah dimaksudkan agar pertunjukan yang akan
mempelai wanita). dilaksanakan mendapat keselamatan dan
Bentuk penyajian musik rawana dalam keberkahan dari Allah swt dari awal hingga
penelitian ini difokuskan pada empat aspek akhir. Setelah proses pembakaran dupa dan
yaitu: waktu pelaksanaan, tempat pelaksanaan, pembacaan doa, rawana diusap beberapa kali
pelaku, dan urutan penyajian. dengan cara mengambil asap dupa
menggunakan tangan dan mengusapkannya
pada bagian membran rawana sebagaimana
ditampilkan pada gambar 10(b).
119
;
Hamrin; Nahrawi Khaeruddin, Bentuk Penyajian Musik Rawana Grup Tomarendeng Lawarang
Dalam Acara Pernikahan Di Desa Lekopa’dis Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar
(a) (b)
Gambar 10. (a) Proses Pembakaran Dupa dan Pembacaan Doa sebelum Marrawana (Menabuh
Rawana), (b) Rawana Diusap Sebelum Dimainkan
(Dokumentasi, 2019)
Susunan pemain terdiri dari 10 orang simbal. Bentuk formasi yang ditampilkan dalam
pemain rawana, 1 orang pemain snar drum, 2 penyajian musik rawana pada malam hari
orang pemain gero-gero, dan 1 orang pemain ditunjukkan dalam gambar 11.
Gambar 11. Bentuk Formasi Penyajian Musik Rawana pada Malam Hari
Keterangan:
: pemain simbal
: pemain rawana
Gambar 11 menunjukkan bahwa
: pemain gandrang penyajian musik rawana pada malam hari
dilakukan dimana para pemain rawana duduk
: pemain snar drum dalam posisi setengah melingkar sementara
: pemain tamborin pemain snar drum, tamborin, gero-gero, dan
simbal berada di tengah. Hal tersebut tampak
: pemain gero-gero
dalam gambar 12.
Jurnal Pakarena, Vol. 4 No. 2, Desember 2019, hlm 106-124
120
Gambar 12. Susunan Pemain dalam Penyajian Musik Rawana pada Malam Hari
(Dokumentasi, 2019)
Pada gambar 12 tampak bahwa pemain snar pembuka atau tabuhan Buru’da. Mereka baru
drum, tamborin, gero-gero dan simbal berada di memainkan alat musiknya setelah masuk pada
tengah, dan dikelilingi pemain rawana. Pemain tabuhan tama-tama seperti ditampilkan pada
snar drum, tamborin, gero-gero dan simbal gambar 13.
belum memainkan alat musiknya pada tabuhan
Gambar 13. Pemain snar drum, tamborin, gero-gero dan simbal dalam
Penyajian Musik Rawana pada Malam Hari
(Dokumentasi, 2019)
Pada tabuhan (de’de’) tama-tama atau Sesekali parrawana juga turut berdiri
de’de rape’, anak-anak yang memainkan bersama pemain tamborin, gero-gero dan
tamborin, gero-gero dan simbal mengikuti simbal sambil menabuh rawana dengan
irama musik rawana sambil berdiri, sementara menunjukkan atraksi yang mirip seperti
pemain snar drum memukul snar drum dalam berjoget yang dalam intilah Mandar disebut
posisi duduk. ma’dego sebagaimana ditampilkan dalam
gambar 14.
(a)
121
;
Hamrin; Nahrawi Khaeruddin, Bentuk Penyajian Musik Rawana Grup Tomarendeng Lawarang
Dalam Acara Pernikahan Di Desa Lekopa’dis Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar
(b)
Gambar 14. (a) Parrawana Melakukan Atraksi Ma’dego Sambil Menabuh Rawana,
(b) Parrawana Melakukan Atraksi Ma’dego tanpa Menabuh Rawana
(Dokumentasi, 2019)
Penyajian musik rawana pada malam b. Penyajian Musik Rawana pada Saat Pagi
hari dilakukan dalam durasi waktu yang cukup Hari
lama, sehingga tidak jarang beberapa personil 1) Waktu Pelaksanaan: Pagi hari.
atau bahkan seluruh personil merasa kecapean 2) Tempat pelaksanaan:
memainkan rawana dan alat musik pendukung a) Di dalam rumah mempelai laki-laki
lainnya. Ketika beberapa personil merasa sebelum berangkat metindor.
sangat kecapean, alunan musik rawana b) Di luar rumah atau dalam perjalanan
dihentikan sejenak kemudian dilanjutkan mengiringi mempelai laki-laki menuju
kembali. ke rumah mempelai perempuan.
Menurut Hakim (hasil wawancara 30 Juli 3) Pelaku: 15 orang
2019), pertunjukan dilaksanakan sampai 4) Urutan Penyajian
penonton merasa puas. Pernyajian musik Penyajian dimulai dengan memainkan
rawana bertujuan untuk menghibur terutama musik rawana dengan pola tabuhan kanjar dan
menghibur tuan rumah yang akan tabuhan tama-tama atau de’de’ rape’ di dalam
melangsungkan upacara pernikahan pada rumah mempelai laki-laki sebelum berangkat.
keesokan harinya. Hal ini menjadi tanda bahwa acara metindor
akan segera dimulai. Setelah itu dimulailah
acara metindor.
(a) (b)
Gambar 15. (a) Penyajian Musik Rawana sebelum Berangkat Metindor,
(b) Penyajian Musik Rawana dalam Acara Metindor
Pada gambar 15(a) tampak bahwa di depan sementara pemain snar drum, rawana,
penyajian musik rawana menggunakan formasi dan gandrang berada di belakang. Bentuk
melingkar yang sama dengan penyajian musik formasi penyajiannya ditampilkan pada gambar
rawana pada malam hari. 16.
Pada gambar 15(b), tampak bahwa
pemain tamborin, simbal, dan gero-gero berada
Jurnal Pakarena, Vol. 4 No. 2, Desember 2019, hlm 106-124
122
Gunawan, Asril. 2017. Musik Pa’rawana Dan Purnomo, Jelly Eko. 2006. Bentuk Komposisi
Sayyang Pattuddu Dalam Prosesi dan Penyajian Musik Tradisional Janen
Upacara Khatam Alquran Suku Mandar di Desa Rejosari Dusun Pager Gunung
Di Provinsi Sulawesi Barat (Sebuah Kecamatan Ngablak Kabupaten
Pendekatan Etnomusikologis). Jurnal Magelang. Yogyakarta: Jurusan
CaLLs, Volume 3 Nomor 2. Pendidikan Seni Musik FBS UNY.
Hardjana, Suka. 2003. Corat Coret Musik Purwadarminto, W.J.S. 1985. Kamus Umum
Kontemporer Dulu dan Terkini. Jakarta: Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit
MSPI. Balai Pustaka.
Jamalus. 1988. Pengajaran Musik Melalui Rosadi, Okky Satya. 2012. Teknik Permainan
Pengalaman Musik. Jakarta: Depdikbud. Instrumen dan Fungsi Musik Tradisional
Phek Bung Di Desa Wijirejo, Kabupaten
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Bantul, Daerah Istimewa
(Kemendikbud) Republik Indonesia. Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri
2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia Yogyakarta.
Edisi V. Jakarta: Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud. Sabir. 2016. Upacara Pernikahan Adat Mandar
Di Desa Peburru Kecamatan Tubbi
Kodijat, Latifah. 2004. Istilah-istilah Musik. Taramanu Kabupaten Polewali Mandar
Jakarta: Djambatan. (Persfektif Budaya Islam). Skripsi
Fakultas Adab Dan Humaniora UIN
Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Alauddin Makassar.
Antropologi. Jakarta: UI Press.
Sedyawati, Edi. 1981. Pertumbuhan Seni
Mubah, S. 2011. Strategi Meningkatkan Daya Pertunjukan. Jakarta: Sinar Harapan.
Tahan Budaya Lokal dalam Menghadapi Soeharto, M. 1992. Kamus Musik. Jakarta:
Arus Globalisasi. Departemen Hubungan Gramedia.
Internasional FISIP, Unair.
Syafiq, Muhammad. 2003. Ensiklopedia Musik
Munasep, Safrudin. 2014. Teknik Permainan Klasik. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Instrumen dan Pola Irama Musik
Jamjaneng Di Peniron Pejagoan Syarbin Syam, A.M. 2000. Bunga Rampai
Kebumen. Skripsi. Fakultas Bahasa dan Kebudayaan Mandar dari Balanipa.
Seni Universitas Negeri Yogyakarta. Polewali: Depdikbud Kab. Polmas.