Anda di halaman 1dari 19

Jurnal Pakarena

Volume 4 Nomor 2 Desember 2019


e-ISSN: 2714-6081 dan p-ISSN: 2528-6994
This work is licensed under a Creative Commons Attribution
4.0 International License

BENTUK PENYAJIAN MUSIK RAWANA GRUP TOMARENDENG LAWARANG DALAM


ACARA PERNIKAHAN DI DESA LEKOPA’DIS KECAMATAN TINAMBUNG KABUPATEN
POLEWALI MANDAR

Hamrin,1Nahrawi2, Khaeruddin3

Kata Kunci; ABSTRAK


Bentuk penyajian; Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola ritme musik rawana dan
Musik; bentuk penyajian musik rawana pada grup tomarendeng Lawarang
Rawana.
dalam acara pernikahan di Desa Lekopa’dis Kecamatan Tinambung
Kabupaten Polewali Mandar. Pendekatan yang digunakan dalam
Corespondensi Author penelitian ini adalah kualitatif dengan tipe deskriptif dimana data
Pendidikan Sendratasik, dikumpulkan dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.
Fakultas Seni dan Desain
Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil
Universitas Negeri Makassar
Jl, Mannuruki VIII No. 10 penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pola ritme musik rawana oleh Grup
Tomarendeng Lawarang yang disajikan dalam acara pernikahan di
Email: Desa Lekopa’dis Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar
hamrins2002@yahoo.com terbagi menjadi empat yaitu: tabuhan buru’da, tabuhan ya rabbana,
nahrawinurdien@gmail.com tabuhan kanjar dan tabuhan tama-tama, (2) Bentuk penyajian musik
khaeruddinfsd@unm.ac.id rawana oleh Grup Tomarendeng Lawarang dalam acara pernikahan di
Desa Lekopa’dis Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar
terbagi dalam dua kategori yaitu penyajian pada malam hari dan
penyajian pada pagi/siang hari (a) Penyajian musik rawana pada
malam hari dilakukan di dalam rumah calon mempelai laki-laki atau
perempuan setelah ritual melattigi, formasi berbentuk setengah
lingkaran dengan durasi waktu yang cukup lama dan disertai dengan
atraksi ma’dego yaitu berjoget sambil mengikuti irama musik rawana
yang dilakukan oleh beberapa parrawana, (b) Penyajian musik rawana
pada pagi/siang hari dilakukan di dalam rumah mempelai laki-laki
sebelum berangkat metindor dan dilakukan di luar rumah pada saat
metindor. Apabila acara metindor dilakukan dengan berjalan kaki maka
formasi dilakukan dalam bentuk barisan dan apabila menggunakan
kendaraan maka dibentuk formasi duduk melingkar di atas mobil
pickup. Durasi waktu yang digunakan bergantung kepada jarak yang
ditempuh metindor.

ABSTRACT
This research aims to determine the pattern of musical rhythm and the
form of the presentation of the musical Rawana in the group
Tomarendeng Lawarang in a wedding in the village Lekopa'dis in the
district of Tinambung Polewali Mandar regency. The approach used in
this study is qualitative with descriptive type where data is collected by
observation methods, interviews and documentation. The data analysis
techniques used are qualitative descriptive. The results showed that: (1)
The pattern of musical rhythm by Tomarendeng Lawarang Group
presented at the wedding ceremony in Lekopa'dis subdistrict of
Tinambung District Polewali Mandar is divided into four namely:
Buru'da wasp, Ya Rabbana wasp, kanjar wasp, and tama-tama wasp (2)
107
Hamrin; Nahrawi; Khaeruddin, Bentuk Penyajian Musik Rawana Grup Tomarendeng Lawarang
Dalam Acara Pernikahan Di Desa Lekopa’dis Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar

The form of music presentation by the group Tomarendeng Lawarang in


a wedding in Lekopa'dis sub-district of Tinambung Regency Polewali
Mandar is divided into two categories namely the presentation at night
and Presentation in the morning/Afternoon (a) the presentation of the
music in the evening is carried out in the House of prospective groom or
woman after the ritual of Melattigi, semicircular formation with a long
time duration and accompanied by the Ma'dego attraction that is a jig
while following the rhythm of the music performed by several
Parrawana, (b) The presentation of the music in the morning/afternoon
performed in the groom's house before departing Metindor and
performed outdoors at the time Metindor. If the Metindor event is
carried out on foot then the formation is done in the form of a row and
when using the vehicle then formed a circular sitting formation above
the pickup car. The length of time used depends on the distance traveled
by the Metindor.

PENDAHULUAN Kesenian musik rawana menjadi suatu


tradisi yang merupakan titipan atau warisan dari
A. Latar Belakang nenek moyang masyarakat Mandar, Masyarakat
Mandar meyakini bahwa warisan tersebut
Indonesia merupakan negara yang membawa manfaat bagi masyarakat di Mandar.
memiliki keanekaragaman kebudayaan yang Penyelenggaraan upacara adat dan ritusnya
tersebar di masing-masing provinsi di mempunyai fungsi bagi masyarakat
Indonesia. Keanekaragaman kebudayaan ini pendukungnya, disamping sebagai media
merupakan kekayaan budaya bangsa yang penghormatan, rasa syukur dan media
bersumber dari keanekaragaman tradisi dan penyembahan kepada Sang Pencipta, juga
akar budaya daerah masing-masing, yang mengandung nilai dan sarana sosialisai, ajaran,
memiliki latar belakang sejarah dan nasihat, pandangan hidup dan informasi kepada
perkembangan sendiri. Perkembangan kesenian generasi penerusnya (Koenjtaraningrat,
tradisional ini tidak lepas dari pertumbuhan 1987:105).
masyarakat itu sendiri. Penyajian musik rawana sering dijumpai
Suku Mandar adalah salah satu etnis setiap tahun khususnya pada upacara khatam
terbesar di Sulawesi Barat. Selain Suku Bugis, Alquran yang dirangkaikan dengan perayaan
Makassar, dan Toraja, Suku Mandar juga Maulid Nabi Muhammad SAW. Pada momen
banyak tersebar di Sulawesi Selatan. Sama tersebut, musik rawana disajikan untuk
seperti suku-suku lainnya di Indonesia, suku mengiringi sayyang pattu’du yang ditunggangi
Mandar juga memiliki kebudayaan yang tidak oleh wanita yang telah khatam Alquran dan
kalah menariknya, mulai dari tata cara diarak keliling kampung. Selain itu, penyajian
pemerintahan, makanan, pakaian, perayaan hari musik rawana secara khusus (tersendiri)
besar, upacara adat yang sakral, dan berbagai dilakukan dalam acara pernikahan.
tradisi yang masih ada hingga saat ini. Di Musik rawana yang disajikan dalam
samping itu, masyarakat Mandar juga cukup rangkaian acara pernikahan menggunakan adat
potensial dalam budaya termasuk kesenian Mandar terdiri dari dua tahap. Tahap pertama
tradisionalnya (Gunawan, 2017). ditunjukkan pada malam sebelum acara
Salah satu kesenian yang masih sering pernikahan dan tahap kedua ditunjukkan dalam
dipertunjukkan dalam kehidupan masyarakat acara metindor (mengantar mempelai pria
Mandar hingga kini adalah musik rawana menuju rumah mempelai wanita). Bentuk
(rebana). Musik rawana sering dipertunjukkan penyajian musik rawana pada tahap pertama
setiap ada acara pesta perkawinan ataupun dilakukan dengan mempertontonkan tabuhan
khataman Alquran. Kesenian musik rawana ini rawana di dalam rumah mempelai pria atau
erat kaitannya dengan Sayyang Pattu'du (Kuda wanita sedangkan pada tahap kedua, tabuhan
Menari) dimana kuda menari dengan iringan rawana dilakukan untuk mengiringi mempelai
suara rebana yang begitu apik dimainkan oleh pria menuju rumah mempelai wanita. Penabuh
orang Mandar (Gunawan, 2017). rawana (parrawana) biasanya terdiri dari 7 – 10
Jurnal Pakarena, Vol. 4 No. 2, Desember 2019, hlm 106-124
108
orang yang menabuh dengan tabuhan tertentu Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali
untuk menciptakan irama musik yang khas. Mandar.
Kekayaan budaya lokal berupa kesenian
musik rawana ini bukan berarti tidak akan B. Tujuan Penelitian
tergerus dengan waktu akibat pengaruh budaya
luar dengan perkembangan arus globalisasi Tujuan dalam penelitian ini adalah
lewat teknologi dan komunikasi yang semakin sebagai berikut.
berkembang di masyarakat. Meskipun 1. Untuk mengetahui pola ritme musik
kebudayaan ini masih berada di sekitar rawana pada grup tomarendeng Lawarang
masyarakat di masa kini, namun belum tentu dalam acara pernikahan di Desa Lekopa’dis
melekat dalam kehidupan masyarakat di masa Kecamatan Tinambung Kabupaten
mendatang. Polewali Mandar.
Mubah (2011: 306) menjelaskan bahwa 2. Untuk mengetahui bentuk penyajian musik
arus globalisasi yang berjalan dengan cepat rawana pada grup tomarendeng Lawarang
menjadi ancaman bagi eksistensi budaya lokal. dalam acara pernikahan di Desa Lekopa’dis
Penggerusan nilai-nilai budaya lokal Kecamatan Tinambung Kabupaten
merupakan resiko posisi Indonesia sebagai Polewali Mandar.
bagian dari komunitas global. Globalisasi
adalah keniscayaan yang tidak dapat dicegah, TINJAUAN PUSTAKA
tetapi efeknya yang mampu mematikan budaya
lokal tidak boleh dibiarkan begitu saja. Sejalan 1. Pengertian Musik
dengan pendapat tersebut menurut Efendi
(2014: 212) menyatakan bahwa globalisasi Musik adalah cabang seni yang
menimbulkan efek samping berupa pengikisan membahas dan menetapkan berbagai suara
nilai-nilai luhur budaya bangsa, digantikan kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan
dengan budaya asing yang seringkali dipahami manusia (Banoe, 2003: 288). Asal
bertentangan dengan budaya yang dianut oleh kata musik berasal dari bahasa Yunani yaitu
masyarakat setempat. mousike yang diambil dari nama dewa dalam
Grup Tomarendeng Lawarang adalah mitologi Yunani kuno yaitu Mousa yakni yang
salah satu kelompok atau grup yang masih eksis memimpin seni dan ilmu (Ensiklopedi National
mempertunjukkan musik rawana dalam Indonesia, 1990: 413).
masyarakat Mandar di Desa Lekopa’dis Menurut Jamalus (1988:1) musik adalah
Kecamatan Tinambung Kabupaten Polman suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu
Provinsi Sulawesi Barat. Grup ini telah malang atau komposisi musik, yang mengungkapkan
melintang menyajikan musik rawana di pikiran dan perasaan penciptanya melalui
berbagai wilayah Kabupaten Polman, bahkan unsur-unsur musik, yaitu irama, melodi,
pernah menjuarai festival pertunjukan musik harmoni, bentuk/struktur lagu dan ekspresi
rawana. Di tengah semakin banyaknya alat sebagai satu kesatuan. Senada dengan pendapat
musik yang dikenal oleh masyarakat mandar, tersebut, Soeharto (1992:86) mengemukakan
grup Tomarendeng masih tetap bahwa seni musik adalah “pengungkapan
mempertahankan keaslian musik rawana gagasan melalui bunyi yang unsur dasarnya
Mandar dengan ciri khas alat musik tradisional berupa melodi, irama, dan harmoni dengan
rawana sebagai instrumen utamanya. unsur pendukung berupa bentuk, sifat, dan
Menyikapi kekhawatiran tergerusnya warna bunyi”.
kesenian-kesenian lokal dalam hal ini kesenian Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
musik rawana dalam masyarakat mandar maka Edisi Kelima (Kemendikbud, 2016)
diperlukan kajian yang mendalam untuk dikemukakan bahwa musik adalah nada atau
memahami kesenian musik rawana tersebut suara yang disusun demikian rupa sehingga
agar generasi penerus terlebih lagi bagi para mengandung irama, lagu dan keharmonisan
pemuda dan pemudi dari tanah Mandar dapat (terutama yang menggunakan alat-alat yang
memberikan andil dalam menjaga eksistensi dapat menghasilkan bunyi itu). Menurut
kesenian musik rawana. Olehnya itu penulis Hardjana (2003:111) Musik adalah permainan
melakukan penelitian tentang bentuk penyajian waktu dengan mengadopsi bunyi sebagai
musik rawana Grup Tomarendeng Lawarang materinya. Musik adalah waktu dalam bunyi.
dalam acara pernikahan di Desa Lekopa’dis Dalam musik, waktu adalah ruang, bunyi adalah
109
;
Hamrin; Nahrawi Khaeruddin, Bentuk Penyajian Musik Rawana Grup Tomarendeng Lawarang
Dalam Acara Pernikahan Di Desa Lekopa’dis Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar

substansinya. Di dalam ruang waktu itulah ritmis tersebut terdapat perpindahan nada dari
bunyi-bunyi bergerak. nada satu ke nada yang lain dengan pergerakan
Dari beberapa pendapat tersebut dapat nada naik, turun maupun tetap. Perpindahan dan
disimpulkan bahwa musik merupakan cabang pergerakan nada tersebut dapat dikatakan
seni yang timbul dari pikiran dan perasaan sebagai gerakan melodi.
manusia yang dapat dimengerti dan dipahami
berupa nada atau suara yang disusun c. Harmoni
sedemikian rupa sehingga mengandung irama Harmoni menurut Syafiq (2003: 133)
lagu dan keharmonisan sebagai suatu ekspresi dalam ensiklopedia musik adalah hal yang
diri. terkait dengan keselarasan paduan bunyi.
Secara teknis, harmoni meliputi susunan,
2. Unsur-Unsur Musik peranan dari sebuah paduan bunyi dengan
sesamanya, atau dengan bentuk
Musik memiliki unsur-unsur pokok di keseluruhannya. Maka dari itu, harmoni
dalamnya. Unsur-unsur pokok tersebut merupakan kombinasi dari berbagai bunyi yang
dijelaskan sebagai berikut. dihasilkan dalam musik. Istilah harmoni juga
berarti studi tentang paduan bunyi yang di
a. Irama atau Ritme dalamnya terangkum konsep dan fungsi serta
Irama atau ritme adalah dinamika bunyi hubungannya satu sama lain.
yang bergerak secara teratur serta berhubungan Menurut Kodijat (2004: 32) harmoni juga
dengan panjang pendeknya not, berat ringannya pengetahuan tentang hubungan nada-nada
aksen (tekanan) pada not sehingga dapat dalam akord serta hubungan antara masing-
dirasakan (Sijaya, 1984: 1). Irama berbeda masing akord. Akord adalah rangkaian dari dua
dengan birama. Irama tidak tampak dalam nada atau lebih yang dibunyikan serentak dan
penulisan lagu, tetapi dirasakan saat lagu menghasilkan suara yang selaras. Akord
dimainkan. Birama menurut Jamalus dalam sebagai perpaduan nada-nada yang berbunyi
Rosadi (2012: 10) terlihat pada penulisan lagu, serempak merupakan salah satu dasar harmoni.
irama sebagai unsur keteraturan dalam musik Dapat dijelaskan bahwa harmoni adalah paduan
menyebabkan lagu enak didengar dan nada-nada yang apabila dibunyikan secara
dirasakan. bersama-sama dapat menghasilkan keselarasan
Dari pendapat di atas dapat dijelaskan bunyi.
bahwa ritme meliputi durasi dan aksentuasi
dalam musik, di mana durasi dalam hal ini 3. Pola Irama dalam Musik
berarti tentang panjangpendek suara dan
panjang pendek diam atau tanpa suara tetapi Pola sebagaimana disebutkan dalam
dalam hitungan waktu tertentu, sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna
aksentuasi tentang berat-ringannya suara. model, sistem, bentuk atau struktur. Menurut
Muttaqin (2008:101) Irama adalah susunan
b. Melodi diantara durasi nada-nada yang pendek dan
Melodi adalah susunan atau urutan nada- panjang, nadanada yang bertekanan dan tak
nada dalam musik yang terdengar dalam bertekanan yang berulang-ulang. Banoe
berbagai tinggi rendahnya nada (Kodijat, 2004: (2003:198) mengatakan bahwa irama adalah
45). Jamalus dalam Rosadi (2012: 10) pola ritme tertentu yang dinyatakan dengan
mengemukakan bahwa, “melodi adalah susunan nama seperti wals, mars, dan bossanova.
rangkaian nada (bunyi dengan getaran teratur) Soeharto (1992) menyatakan irama sebagai
yang terdengar berurutan serta berirama dan gerak yang teratur, di mana irama selalu
mengungkapkan suatu gagasan atau ide”. mengikuti jalan melodi.
Dari pengertian di atas, melodi Bahasan irama meliputi: (1) pulsa: notasi
merupakan rangkaian nada-nada yang tersusun irama, satuan pulsa, metronom maelzel; (2)
secara ritmis dan berirama membentuk suatu birama: birama sederhana, birama susun,
lagu yang mengandung makna musikal. Dalam birama campuran; (3) notasi birama: tanda
rangkaian nada-nada yang tersusun secara birama, ruas birama, garis birama, garis
Jurnal Pakarena, Vol. 4 No. 2, Desember 2019, hlm 106-124
110
penutup; (4) pola irama: rata, tak rata, sinkop, Menurut Sumardjo (2000: 166) bentuk
ostinato, suku bangsa, poliritmik, polimerik; (5) sebagai wujud isi merupakan ungkapan sadar
membirama: pola gerak, tangan. (Masfufah seniman dalam menciptakan sebuah karya seni.
dalam Munasep, 2014: 11). Setiap bentuk mengandung makna, pesan atau
Pola irama sendiri sebagaimana amanat yang diyakini penciptanya untuk
disebutkan oleh Banoe (2003:335) adalah pola kemudian disampaikan kepada orang lain.
nilai not atau panjang pendeknya bunyi dalam Pemikiran, perasaan, dan suasana hati sang
suatu komposisi. Sedangkan menurut Purnomo pencipta dinyatakan dalam bentuk yang sesuai
(2006:19) irama adalah pola panjang pendeknya dengan isi karya seni tersebut.
dan keras lunaknya nada dalam musik, atau Menurut Djelantik (1999: 73), penyajian
irama itu selalu berhubungan dengan panjang yaitu bagaimana kesenian itu disugukan kepada
pendek nada dalam musik atau lama singkatnya yang menyaksikan, penonton, para pengamat,
not dinyanyikan. Maka dalam hal ini kata pola pembaca, pendengar, khalayak pada umumnya.
irama dapat diartikan sebagai uraian tentang Pendapat ini sejalan dengan Sedyawaty (1981:
model, bentuk atau struktur ritme yang terdapat 61) bahwa seni pertunjukan itu pada
dalam suatu komposisi. Pola irama terbentuk pertamanya menyangkut suatu kerja kelompok
dari berbagai bunyi ritmis dalam musik dan keduanya ia membutuhkan hadirnya dua
tersebut, tak hanya dari alat musik ritmis, tapi pihak, yaitu penyaji dan penerima. Sementara
ada juga alat musik melodis. Namun terutama, itu menurut Purwadarminto (1985: 862),
irama dirasakan lewat bunyi alat musik ritmis penyajian diartikan sebagai cara
sehingga irama musik tetap masih terasa menyampaikan, menghidangkan, menyajikan
meskipun melodi lagunya diam atau tidak atau dengan kata lain pengaturan penampilan.
berbunyi. Dari pernyataan di atas, maka dapat
disimpulkan pengertian bentuk penyajian
4. Bentuk Penyajian Musik adalah unsur dasar dalam pertunjukan yang
meliputi seniman, alat musik kostum,dan rias,
Dalam KBBI edisi kelima lagu yang disajikan , waktu dan tempat
(Kemendikbud, 2016), bentuk berarti rupa; pertunjukan yang disuguhkan kepada penonton,
wujud; wujud yang ditampilkan (tampak). para pengamat, pendengar, khalayak ramai pada
Sedang menurut Indriyanto dalam Murgiyanto umumnya.
(1999: 13), bentuk adalah unsur dasar dari Menurut Okatara (2011:105) dalam
semua perwujudan. Bentuk seni sebagai ciptaan dunia musik, dikenal pembagian bentuk musik
seniman merupakan wujud dari ungkapan isi, vokal, diantaranya sebagai berikut:
pandangan dan tanggapannya ke dalam bentuk a. Solo: Menyanyi yang dilakukan oleh satu
fisik yang dapat ditangkap indera. Bentuk orang. Contohnya penyanyi solo adalah
lahiriah tidak lebih dari suatu medium, yaitu alat Afgan, Rossa, Rio Febrian, Agnes Monica,
untuk mengungkapkannya dan menyatakan Mariah Carey, Justin Bieber, dan
keseluruhan tari. sebagainya.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang b. Duet: Menyanyi yang dilakukan oleh dua
kata bentuk, maka dapat dikatakan bahwa orang penyanyi. Dalam duet, biasanya
bentuk adalah suatu wujud dari tata hubungan warna suara berbeda. Contoh penyanyi duet
faktor- faktor yang mendukungnya dan saling misalnya Anang dan Syahrini, Anang dan
tergantung serta terkait satu sama lain, dapat Ashanty, Duo Maia, T2, M2M, dan lain-
ditangkap oleh indera sebagai media untuk lain.
menyampaikan arti yang ingin disampaikan. c. Trio: Menyanyi yang dilakukan oleh tiga
Apabila kata bentuk digunakan dalam orang. Contoh penyanyi trio adalah Trio
pengertian bentuk penyajian, maka dapat Libels, Trio Macan, AB Three, dan lain-
dikatakan bahwa bentuk penyajian dalam lain.
pertunjukan musik adalah segala sesuatu yang d. Kuartet: Adalah menyanyi yang dilakukan
disajikan atau ditampilkan dari awal sampai oleh empat orang. Jenis vokal grup ini
akhir untuk dapat dinikmati atau dilihat yang di paling sedikit terdiri dari empat orang dan
dalamnya mengandung unsur nilai-nilai diikuti oleh musik pengiring. Contoh
keindahan yang disampaikan oleh pencipta penyanyi kuartet ini adalah Elfa Singer, The
kepada penikmat. Dance Company, II Divo, dan lain-lain.
111
;
Hamrin; Nahrawi Khaeruddin, Bentuk Penyajian Musik Rawana Grup Tomarendeng Lawarang
Dalam Acara Pernikahan Di Desa Lekopa’dis Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar

e. Paduan Suara: Adalah menyanyi dengan Prosesi upacara pernikahan adat Mandar
beranggotakan minimal 15 orang. terbagi dalam tiga tahapan yaitu: (1) tahap
Umumnya, warna suara dalam grup paduan pendahuluan (pra pernikahan), (2) tahap
suara dibagi-bagi. pelaksanaan (hari pernikahan) dan (3) tahap
Penyajian musik dapat dikategorikan sesudah pernikahan (Sabir, 2016: 36).
dalam tiga bagian, antara lain:
a. Solo adalah suatu pertunjukan musik, baik a. Tahap pendahuluan (pra nikah)
vocal maupun instrumental yang hanya Pada tahap ini, berbagai kegiatan harus
dimainkan oleh satu orang vocalis atau satu dilakukan penyelenggara upacara agar
orang pemain instrumen saja. pelaksanaan pernikahan adat dimaksud dapat
b. Ansambel adalah permainan musik secara berjalan sukses. Adapun kegiatan-kegiatan
bersama-sama dengan jumlah pemain lebih yang dimaksud itu adalah:
dari satu orang.contoh ansambel antara lain 1) Mambalaqbaq (rencana penentuan calon)
ansambel string, ansambel gitar dan lain- 2) Messisiq atau mammanu-manu
lain. (penjajakan)
c. Orkes adalah pagelaran yang terdiri dari 3) Mettumae (melamar)
sekelompok orang yang tergabung dengan 4) Mattanda jari atau mappajari adalah
alat musik yang berbeda. Jumlah instrumen penentuan jadi atau tidaknya pertunangan
tergantung pada posisi (Kodijat, 2004: 70). (pettumaeang).
Jumlah pemain dalam orkes cendrung lebih 5) Mattanda allo adalah penentuan hari yang
banyak dibandingkan dengan jumlah dianggap baik oleh kedua belah pihak untuk
pemain dalam pagelaran ansambel. menentukan hari upacara perkawinan
Orkestra terdiri dari beberapa bagian besar (Syarbin Syam, 2000: 146).
instrumen musik, antara lain instrumen 6) Maccanring adalah mengantar uang belanja
gesek, tiup, perkusi dan sebagainya. dan seluruh bahan yang akan dipakai dalam
pesta perkawinan kepada pihak perempuan
5. Musik Rawana (Aditya, 2012: 33).
7) Mappa’duppa adalah pemberian satu stel
Musik rawana adalah alunan musik yang pakaian laki-laki dari pihak mempelai
dihasilkan dari alat musik rawana (rebana khas perempuan yang diantar oleh keluarganya.
Mandar). Menurut Alimuddin (2013: 55), 8) Ma’lolang adalah kunjungan resmi calon
rawana adalah alat musik yang berbentuk pengantin laki-laki bersama beberapa orang
lingkaran, terbuat dari kayu yang dilubangi pemuda dari kalangan keluarganya atau
untuk diberi membran yang terbuat dari kulit tetangganya ke rumah calon pengantin
binatang, umumnya rawana dimainkan oleh pengantin perempuan. Kunjungan ini
laki-laki baik tua maupun anak-anak. sifatnya ramah tamah kekeluargaan atau
Penabuh rebana disebut sebagai melihat-lihat segala persiapan yang
parrawana yang biasanya terdiri dari 7 – 10 dilakukan menjelang hari pelaksanaan
orang. Parrawana tidak hanya terdiri dari laki- perkawinan.
laki namun ada juga yang terdiri dari 9) Melattigi adalah upacara memberikan daun
perempuan dan disebut sebagai parrawana pacar kepada calon pengantin sedangkan
tobaine. Disamping menabuh rawana, lattigi adalah daun dari tumbuhan yang
parrawana biasanya juga menyanyikan lagu- disebut/dinamakan pacar. Jadi, melattigi
lagu yang syairnya berisi tentang shalawat, adalah upacara pemberian daun pacar
kisah-kisah, nasehat-nasehat yang bersifat kepada kedua mempelai oleh para anggota
keagamaan. hadat (anaq pattolaq adaq) yang telah
hadir. Upacara mellattigi ini dilaksanakan
pada malam hari (menjelang hari
6. Upacara Pernikahan Menggunakan Adat pelaksanaan) akad nikah.
Mandar
Jurnal Pakarena, Vol. 4 No. 2, Desember 2019, hlm 106-124
112
b. Tahap pelaksanaan pernikahan menyaksikan upacara pernikahan tersebut
Pada tahap ini dilaksanakan kegiatan (Pabittei, 2011: 176-177).
sebagai berikut:
1) Metindor adalah mengantar calon METODE PENELITIAN
mempelai laki-laki ke rumah calon
mempelai perempuan untuk mengikuti A. Variabel Penelitian
prosesi likka/akad nikah pada hari
pelaksanaan pernikahan. Penelitian ini dilakukan untuk
2) Nikka (akad nikah) adalah suatu prosesi memperoleh data tentang pola ritme dan bentuk
dimana pengantin laki-laki dihadapkan penyajian musik rawana pada Grup
kepada qadhi atau penghulu yang Tomarendeng Lawarang Desa Lekopa’dis
didampingi oleh wali dari pengantin Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali
perempuan dan beberapa orang saksi. Mandar. Dengan demikian variabel yang akan
Sedangkan pengantin perempuan berada di diamati penelitian ini yaitu:
dalam kamar. Prosesi akad nikah ini 1. Pola ritme musik rawana pada grup
dilakukan berdasarkan ajaran agama Islam Tomarendeng Lawarang dalam acara
tanpa meninggalkan adat yang dilazimkan pernikahan di Desa Lekopa’dis Kecamatan
di daerah tersebut. Tinambung Kabupaten Polewali Mandar.
c. Upacara pasca pernikahan 2. Bentuk penyajian musik rawana pada grup
Pada tahap ini dilaksanakan kegiatan Tomarendeng Lawarang dalam acara
sebagai berikut: pernikahan di Desa Lekopa’dis Kecamatan
1) Mattumba adalah sebuah prosesi ritual Tinambung Kabupaten Polewali Mandar.
memandikan kedua mempelai pengantin
yang dilakukan setelah selesai B. Definisi Operasional Variabel
melaksanakan acara akad nikah oleh kedua
mempelai dipimpin oleh tokoh adat dan Variabel dalam penelitian ini
tokoh agama. Upacara mattumba tersebut didefinisikan secara operasional untuk
sebagai pertanda bahwa mereka telah resmi mencegah terjadinya pengertian ganda. Berikut
menjadi suami-istri (Sabir, 2016: 46). definisi operasional dalam penelitian ini.
2) Marola yaitu prosesi kunjungan mempelai 1. Pola ritme musik rawana adalah ritme yang
perempuan dengan diantar mempelai laki- terdapat dalam suatu komposisi musik
laki bersama beberapa orang keluarga rawana.
mempelai perempuan ke kedua orang tua 2. Bentuk penyajian musik rawana adalah
mempelai laki-laki untuk menyampaikan segala sesuatu yang disajikan atau
sembah sujud kepada kedua mertuanya ditampilkan dari awal sampai akhir untuk
sebagai pernyataan pengakuan, bahwa dapat dinikmati atau dilihat yang di
mulai saat itu, mempelai perempuan telah dalamnya mengandung unsur nilai-nilai
menjadi bagian dari keluarga besar keindahan yang ditunjukkan dalam
suaminya. (Ansaar, 2013). pertunjukan musik rawana.
3) Mottong sambongi/Mottong manu’
(bermalam satu malam) C. Teknik Pengumpulan Data
Pada malam berikutnya, sesudah diadakan Teknik pengumpulan data yang
upacara marola, maka diadakan lagi digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai
upacara mottong sambongi yaitu bermalam berikut:
satu malam di rumah pengantin pria, akan
tetapi mereka harus kembali sesudah subuh, 1. Observasi
jangan sampai kesiangan, karena jika Observasi digunakan untuk
kesiangan, maka sesuai kata orang yaitu mengumpulkan data deskripsi pola ritme dan
alloangi manu, artinya kesiangan ayam dan bentuk penyajian musik rawana. Dalam hal ini
oleh masyarakat dianggap tidak baik. peneliti menggunakan kamera untuk merekam
4) Mallipo ku’bur (ziarah kubur) Beberapa kegiatan atau pertunjukan musik rawana dari
hari kemudian suami-istri beserta seluruh grup Tomarendeng Lawarang dalam acara
anggota keluarga mengadakan upacara pernikahan di Desa Lekopa’dis Kecamatan
berziarah ke kubur untuk mengenang arwah Tinambung Kabupaten Polewali Mandar.
nenek moyang yang tidak sempat
113
;
Hamrin; Nahrawi Khaeruddin, Bentuk Penyajian Musik Rawana Grup Tomarendeng Lawarang
Dalam Acara Pernikahan Di Desa Lekopa’dis Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar

2. Wawancara a. Alat Musik yang Digunakan dan Cara


Wawancara yang digunakan dalam Memainkannya
penelitian ini adalah jenis wawancara
mendalam (in-depth interviewing) yaitu jenis Alat musik yang digunakan dalam
wawancara yang tidak terstruktur. Wawancara pertunjukan musik rawana oleh Grup
dilakukan dengan pertanyaan open-ended dan Tomarendeng Lawarang yaitu: rawana,
mengarah pada kedalaman informasi dan tidak gandrang, snar drum, tamborin, simbal, dan
dilakukan secara formal terstruktur guna gero-gero.
menggali informasi.
1) Rawana
3. Dokumentasi Alat musik rawana atau rebana khas
Dalam penelitian ini, metode Mandar memiliki keunikan tersendiri
dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan dibandingkan jenis rebana pada umumnya.
data dalam bentuk dokumen dan foto-foto Rawana termasuk jenis alat musik
terkait objek penelitian. membranofon yang sumber bunyinya berasal
dari selaput membrannya.
HASIL PENELITIAN DAN Rawana memiliki ukuran diameter antara
PEMBAHASAN 50 cm – 60 cm. Bahan yang dijadikan sebagai
membran pada rawana adalah kulit kambing
A. Hasil Penelitian betina. Hakim (anggota grup rawana)
mengungkapkan alasan penggunaan kulit
kambing betina adalah karena kulit kambing
1. Pola Ritme Musik Rawana oleh Grup
betina lebih tipis dan lentur dibandingkan
Tomarendeng Lawarang dalam Acara
dengan kulit kambing jantan dan kulit hewan
Pernikahan
lainnya, sehingga dapat menghasilkan bunyi
yang merdu. Adapun bentuk dari alat musik
rawana ditampilkan dalam gambar 1.

Gambar 1. Rawana
(Dokumentasi, 2019)

Alat musik rawana atau rebana khas penggunaan kulit kambing betina adalah karena
Mandar memiliki keunikan tersendiri kulit kambing betina lebih tipis dan lentur
dibandingkan jenis rebana pada umumnya. dibandingkan dengan kulit kambing jantan dan
Rawana termasuk jenis alat musik kulit hewan lainnya, sehingga dapat
membranofon yang sumber bunyinya berasal menghasilkan bunyi yang merdu.
dari selaput membrannya. Rawana memiliki Rawana dimainkan dengan cara ditabuh
ukuran diameter antara 50 cm – 60 cm. Bahan menggunakan telapak tangan. Adapun cara
yang dijadikan sebagai membran pada rawana menabuh rawana ada dua yaitu dalam posisi
adalah kulit kambing betina. Hakim (anggota duduk dan dalam posisi berdiri. Cara menabuh
grup rawana) mengungkapkan alasan
Jurnal Pakarena, Vol. 4 No. 2, Desember 2019, hlm 106-124
114
rawana dalam posisi duduk dan berdiri
ditampilkan pada gambar 2.

(a) (b)
Gambar 2. (a) Cara Menabuh Rawana dalam Posisi Duduk,
(b) Cara Menabuh Rawana dalam Posisi Berdiri

Pada gambar 2(a) tampak bahwa rawana 2) Gandrang


ditegakkkan bertumpu pada kaki kiri dan Gandrang juga termasuk dalam alat
dipegang menggunakan tangan kanan. Dalam musik membranofon yang bunyinya berasal
hal tersebut kedua tangan digunakan untuk dari selaput membrannya. Ukuran diameter
menabuh rawana. Pada gambar 2(b) tampak gandrang kurang lebih 30 cm dengan tinggi 50
bahwa rawana diselempangkan menggunakan cm. Gandrang digunakan untuk menghasilkan
tali, diletakkan di depan perut dan ditabuh variasi bunyi berpadu dengan bunyi yang
menggunakan kedua tangan. dihasilkan dari rawana. Bentuk alat musik
gandrang ditampilkan dalam gambar 3.

Gambar 3. Gandrang
(Dokumentasi, 2019)

Sama halnya dengan rawana, gandrang duduk dan berdiri sebagaimana ditampilkan
dimainkan dengan cara ditabuh dalam posisi dalam gambar 4.
115
;
Hamrin; Nahrawi Khaeruddin, Bentuk Penyajian Musik Rawana Grup Tomarendeng Lawarang
Dalam Acara Pernikahan Di Desa Lekopa’dis Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar

(a) (b)
Gambar 4. (a) Cara Menabuh Gandrang dalam Posisi Duduk,
(b) Cara Menabuh Gandrang dalam Posisi Berdiri
(Dokumentasi, 2019)
Pada gambar 4(a) tampak bahwa dalam posisi 3) Snar Drum, Tamborin, Simbal, dan Gero-
duduk, gandrang ditabuh sambil didekap Gero
sementara pada gambar 4(b) tampak bahwa
dalam posisi berdiri gandrang diikat dan Snar drum, tamborin, simbal, dan gero-
diletakkan di bagian depan kemudian ditabuh. gero berfungsi untuk menciptakan variasi bunyi
saja. Cara memainkannya ditunjukkan dalam
gambar 5.

Gambar 5. Cara Memainkan Snar Drum, Tamborin, Simbal,


dan Gero-Gero dalam Penyajian Musik Rawana
(Dokumentasi, 2019)

b. Pola Tabuhan ya robbana, de’de’ kanjar, dan de’de’ tama-


tama.
Hasil wawancara dengan Hakim (Kama’
Rindu) selaku yang dituakan di grup rawana 1) Pola Tabuhan Buru’da dan Syairnya
tromarendeng diketahui bahwa pola tabuhan Tabuhan buru’da atau dikenal dalam
atau de’de’ yang biasa disajikan grup tersebut istilah Mandar de’de’ buru’da adalah tabuhan
terdiri dari empat yaitu: de’de’ buru’da, de’de’ pembuka dalam penyajian musik rawana pada
malam hari di rumah mempelai laki-laki atau
Jurnal Pakarena, Vol. 4 No. 2, Desember 2019, hlm 106-124
116
mempelai perempuan. Tabuhan ini mengikuti buru’da dalam notasi balok ditunjukkan dalam
syair lagu tanangka dan berhenti sejenak pada gambar 6.
setiap baris lagu tersebut. Penulisan tabuhan

Gambar 6. Notasi Balok Pola Tabuhan Buru’da


Tabuhan buru’da hanya digunakan untuk 2) Pola Tabuhan Ya Rabbana dan Syairnya
syair lagu tanangka. Adapun syair lagu
tanangka yaitu sebagai berikut. Tabuhan ya rabbana dilakukan setelah
Taa… nangka allaita ita itanangka tabuhan buru’da (keterangan dari hasil
Allah ya kabiir ya salam wawancara dengan Hakim tanggal 30 Juli
Bii araba allah biii… yaraba 2019). Tabuhan ini memiliki tempo yang lebih
Allah labisaaa… udadi cepat dibandingkan dengan buru’da. Penulisan
Kaadansa allaita ita ikadansa tabuhan ya rabbana dalam notasi balok
Allah ya kabiiir ya salam ditunjukkan dalam gambar 7.
Bii araba allah biii… yaraba
Allah labisaaa… udadi

Gambar 7. Notasi Balok Pola Tabuhan Ya Rabbana

Hakim mengungkapkan bahwa tabuhan


ya rabbana digunakan untuk mengiringi lagu ya 3) Pola Tabuhan Kanjar dan Syairnya
rabbana (hasil wawancara 30 Juli 2019).
Adapun syairnya yaitu sebagai berikut. Pola tabuhan kanjar memiliki tempo
Yaa Rabbana yang lebih lambat dari tabuhan ya rabbana.
Yaa Rabbana Tabuhan ini pada umumnya dikuasai oleh
Yaa Sitilana parrawana. Penulisan tabuhan kanjar dalam
Yaa Maulana notasi balok ditunjukkan dalam gambar 8.
Yaa Hablana
Yaa Haroardasi
Yaa Sitilana

Gambar 8. Notasi Balok Pola Tabuhan Kanjar

Hakim mengungkapkan bahwa tabuhan E assalamu alaikum


kanjar dapat digunakan untuk beberapa syair Allai duriba atoana la makkah
lagu yaitu sebagai berikut (hasil wawancara Allai duriba atoana la madinah
pada tanggal 30 Juli 2019). Alla li waaalaikumussalam
Allahu ya Allah wa subhana
Lagu Ahalal
Ahalal bai salawannabi Hakim (hasil wawancara 30 Juli 2019)
Assalamu alaikum lebih lanjut mengungkapkan bahwa lagu ahalal
Maade ahalal bai salawannabi dengan tabuhan kanjar terkadang digunakan
117
;
Hamrin; Nahrawi Khaeruddin, Bentuk Penyajian Musik Rawana Grup Tomarendeng Lawarang
Dalam Acara Pernikahan Di Desa Lekopa’dis Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar

untuk memulai penyajian musik rawana pada Allahu ya Allah wasubhana


malam hari jika tidak dilakukan tabuhan Allala tuhanku tuhan ya Allah
buru’da. Tabuhan kanjar juga digunakan pada Allala Nabiku Nabi Muhammad
saat acara metindor. Allala tuhanku tuhan ya Allah
Beberapa lagu lainnya yang Allala Nabiku Nabi Muhammad
menggunakan tabuhan kanjar yaitu sebagai Allala imamku kitta’la koroang
berikut. Allala imamku kitta’la koroang
Lagu Lailaha Allala mangka wa baitullah
Ila… ila… ila… ilahaiii…llallaah Allahu ya Allah wa subhana
Allaila…ila… ila… ilahaiii…llallaah Allalai salatullahmuala
Salli wasallim salli alaa. Allala hairi ipada la ya daya
Allaila…ila… ila… ilahaiii…llallaah Allalai salatullahmuala
Allaila…ila… ila… ilahaiii…llallaah Allalai salatullahmuala
Allai wasallam atoha Muhammad Allalai muhamma dollayollabi
Allai ya rasul rasulillah Allalai muhamma dollayollabi
Annabi maula pada pada elo
Lagu Lawwasirinta Allahu ya Allah wa subhana
Lawwasirinta la assani sani ampe Allalai saki sakini laburuda
Lahai buduri la inta sala arafah Allalai ratani lasukuril kirami
Lawwasirinta la assani sani ampe Allalai saki sakini laburuda
Lahai buduri la inta sala arafah Allalai ratani lasukuril kirami
Laa bi hamali alaaiipi Allalai muhamma dollayossahu
Laa bi hamali alaaiipi Allalai muhamma dollayossahu
Laa bi hamali alaaiipi Allalai muhamma dollayossahu
Laa bi umri wamah waalu Allala ummayun a laaihi
Allahu ya Allah wa subhana Allahu ya Allah wa subhana.
Allah sayyalatu wata saleemu
Lawwairiya la anta hayyani Lagu Ya Nabi
Allah sayyalatu wata saleemu Ya Nabi Salam Alaika
Lawwairiya la anta hayyani Ya Rasul Salam Alaika
Lala innahunu alaihillah Ya Nabi Salam Alaika
Lala innahunu alaihillah Ya Rasul Salam Alaika
Lala innahunu alaihillah Allah shalawatullah alaika
Lala urado sama-sama sannang Allah shalawatullah alaika
Allahu ya Allah wa subhana Ya Habib Salam Alaika
Allahu ya Allah wa subhana
Allala Asyraqal Badru Alaina
Lagu Mammana Fakhtafat Minhul Buduri
Ala mammana sakari tanamangka Qattuya Wajhassururi
La mattinja la mangka malai madinah Anta Mishbahussuduri
Nala mammana sakari tanamangka Allahu ya Allah wa subhana
Nala mattinja la mangka malai madinah Ya Nabi Salam Alaika
Nala menrasa puala baitullah Ya Rasul Salam Alaika
Allah la menrasa puala baitullah Ya Nabi Salam Alaika
Allala ta inra la bulu arafah Ya Rasul Salam Alaika
Allahu ya Allah wa subhana Ya Habib Salam Alaika
Allala isala iyyatullah muala Allah shalawatullah alaika
Allala hairi ipada la ya daya Allala Anta Syamsun Anta Badrun
Allalai muhamma dollayollabi Allala Anta Nurun Fauka Nurin
Allalai muhamma dollayollabi Allala Anta Syamsun Anta Badrun
Allalai muhamma dollayollabi Allala Anta Nurun Fauka Nurin
Annabi maula pada pada elo Allala Anta Iksi hu Raghali
Jurnal Pakarena, Vol. 4 No. 2, Desember 2019, hlm 106-124
118
Allala Anta Iksi hu Raghali digunakan dalam acara metindor. Tabuhan
Anta Mishbahussuduri tama-tama dapat digunakan untuk semua syair
Allahu ya Allah wa subhana lagu yaitu: tanangka, ya rabbana, ahalal,
Ya Nabi Salam Alaika lailaha, lawwasirinta, dan mammana. Bahkan
Ya Rasul Salam Alaika terkadang tabuhan tama-tama ini dirangkaikan
Ya Nabi Salam Alaika dengan dangdut (hasil wawancara dengan
Ya Rasul Salam Alaika Hakim, 30 Juli 2019).
Sholawatullah Alaika Pola tabuhan tama-tama hampir mirip
Allahu ya Allah wa subhana. dengan pola tabuhan ya rabbana, namun tempo
pada tabuhan tama-tama lebih cepat. Penulisan
4) Pola Tabuhan Tama-Tama dan Syairnya tabuhan ya rabbana dalam notasi balok
ditunjukkan dalam gambar 9.
Tabuhan tama-tama atau de’de rape’
merupakan jenis tabuhan yang paling banyak

Gambar 9. Notasi Balok Pola Tabuhan Tama-Tama

Perlu dicatat bahwa keempat pola a. Penyajian Musik Rawana pada Saat Malam
tabuhan yang telah dikemukakan di atas Hari
disajikan oleh parrawana dalam penyajian
musik rawana pada malam hari sementara 1) Waktu Pelaksanaan: malam hari setelah
dalam acara metindor pada pagi atau sing hari, acara melattigi yaitu pemberian lattigi
yang disajikan hanyalah tabuhan kanjar dan (daun pacar) kepada tangan calon
tabuhan tama-tama. mempelai.
2. Bentuk Penyajian Musik Rawana oleh 2) Tempat pelaksanaan: di dalam rumah
Grup Rawana Tomarendeng dalam Acara mempelai laki-laki atau mempelai
Pernikahan perempuan
3) Pelaku: 15 orang
Penyajian musik rawana berbentuk 4) Urutan Penyajian
ansambel yaitu dilakukan oleh beberapa orang. Sebelum parrawana menabuh rawana,
Dalam rangkaian acara pernikahan terlebih dahulu dilakukan pembakaran dupa dan
menggunakan adat Mandar, penyajian musik doa bersama yang dipimpin oleh yang dituakan
rawana dilakukan dalam dua tahap yaitu pada dalam grup sebagaimana ditampilkan dala
malam sebelum acara pernikahan setelah proses gambar 10(a).
melattigi dan pada saat acara metindor Pembakaran dupa dan pembacaan doa
(mengantar mempelai pria menuju rumah dimaksudkan agar pertunjukan yang akan
mempelai wanita). dilaksanakan mendapat keselamatan dan
Bentuk penyajian musik rawana dalam keberkahan dari Allah swt dari awal hingga
penelitian ini difokuskan pada empat aspek akhir. Setelah proses pembakaran dupa dan
yaitu: waktu pelaksanaan, tempat pelaksanaan, pembacaan doa, rawana diusap beberapa kali
pelaku, dan urutan penyajian. dengan cara mengambil asap dupa
menggunakan tangan dan mengusapkannya
pada bagian membran rawana sebagaimana
ditampilkan pada gambar 10(b).
119
;
Hamrin; Nahrawi Khaeruddin, Bentuk Penyajian Musik Rawana Grup Tomarendeng Lawarang
Dalam Acara Pernikahan Di Desa Lekopa’dis Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar

(a) (b)

Gambar 10. (a) Proses Pembakaran Dupa dan Pembacaan Doa sebelum Marrawana (Menabuh
Rawana), (b) Rawana Diusap Sebelum Dimainkan
(Dokumentasi, 2019)

Susunan pemain terdiri dari 10 orang simbal. Bentuk formasi yang ditampilkan dalam
pemain rawana, 1 orang pemain snar drum, 2 penyajian musik rawana pada malam hari
orang pemain gero-gero, dan 1 orang pemain ditunjukkan dalam gambar 11.

Gambar 11. Bentuk Formasi Penyajian Musik Rawana pada Malam Hari

Keterangan:
: pemain simbal
: pemain rawana
Gambar 11 menunjukkan bahwa
: pemain gandrang penyajian musik rawana pada malam hari
dilakukan dimana para pemain rawana duduk
: pemain snar drum dalam posisi setengah melingkar sementara
: pemain tamborin pemain snar drum, tamborin, gero-gero, dan
simbal berada di tengah. Hal tersebut tampak
: pemain gero-gero
dalam gambar 12.
Jurnal Pakarena, Vol. 4 No. 2, Desember 2019, hlm 106-124
120

Gambar 12. Susunan Pemain dalam Penyajian Musik Rawana pada Malam Hari
(Dokumentasi, 2019)

Pada gambar 12 tampak bahwa pemain snar pembuka atau tabuhan Buru’da. Mereka baru
drum, tamborin, gero-gero dan simbal berada di memainkan alat musiknya setelah masuk pada
tengah, dan dikelilingi pemain rawana. Pemain tabuhan tama-tama seperti ditampilkan pada
snar drum, tamborin, gero-gero dan simbal gambar 13.
belum memainkan alat musiknya pada tabuhan

Gambar 13. Pemain snar drum, tamborin, gero-gero dan simbal dalam
Penyajian Musik Rawana pada Malam Hari
(Dokumentasi, 2019)

Pada tabuhan (de’de’) tama-tama atau Sesekali parrawana juga turut berdiri
de’de rape’, anak-anak yang memainkan bersama pemain tamborin, gero-gero dan
tamborin, gero-gero dan simbal mengikuti simbal sambil menabuh rawana dengan
irama musik rawana sambil berdiri, sementara menunjukkan atraksi yang mirip seperti
pemain snar drum memukul snar drum dalam berjoget yang dalam intilah Mandar disebut
posisi duduk. ma’dego sebagaimana ditampilkan dalam
gambar 14.

(a)
121
;
Hamrin; Nahrawi Khaeruddin, Bentuk Penyajian Musik Rawana Grup Tomarendeng Lawarang
Dalam Acara Pernikahan Di Desa Lekopa’dis Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar

(b)
Gambar 14. (a) Parrawana Melakukan Atraksi Ma’dego Sambil Menabuh Rawana,
(b) Parrawana Melakukan Atraksi Ma’dego tanpa Menabuh Rawana
(Dokumentasi, 2019)

Penyajian musik rawana pada malam b. Penyajian Musik Rawana pada Saat Pagi
hari dilakukan dalam durasi waktu yang cukup Hari
lama, sehingga tidak jarang beberapa personil 1) Waktu Pelaksanaan: Pagi hari.
atau bahkan seluruh personil merasa kecapean 2) Tempat pelaksanaan:
memainkan rawana dan alat musik pendukung a) Di dalam rumah mempelai laki-laki
lainnya. Ketika beberapa personil merasa sebelum berangkat metindor.
sangat kecapean, alunan musik rawana b) Di luar rumah atau dalam perjalanan
dihentikan sejenak kemudian dilanjutkan mengiringi mempelai laki-laki menuju
kembali. ke rumah mempelai perempuan.
Menurut Hakim (hasil wawancara 30 Juli 3) Pelaku: 15 orang
2019), pertunjukan dilaksanakan sampai 4) Urutan Penyajian
penonton merasa puas. Pernyajian musik Penyajian dimulai dengan memainkan
rawana bertujuan untuk menghibur terutama musik rawana dengan pola tabuhan kanjar dan
menghibur tuan rumah yang akan tabuhan tama-tama atau de’de’ rape’ di dalam
melangsungkan upacara pernikahan pada rumah mempelai laki-laki sebelum berangkat.
keesokan harinya. Hal ini menjadi tanda bahwa acara metindor
akan segera dimulai. Setelah itu dimulailah
acara metindor.

(a) (b)
Gambar 15. (a) Penyajian Musik Rawana sebelum Berangkat Metindor,
(b) Penyajian Musik Rawana dalam Acara Metindor

Pada gambar 15(a) tampak bahwa di depan sementara pemain snar drum, rawana,
penyajian musik rawana menggunakan formasi dan gandrang berada di belakang. Bentuk
melingkar yang sama dengan penyajian musik formasi penyajiannya ditampilkan pada gambar
rawana pada malam hari. 16.
Pada gambar 15(b), tampak bahwa
pemain tamborin, simbal, dan gero-gero berada
Jurnal Pakarena, Vol. 4 No. 2, Desember 2019, hlm 106-124
122

Gambar 16. Bentuk Penyajian Musik Rawana dalam Acara Metindor

Keterangan: nada dalam musik atau lama singkatnya not


dinyanyikan.
: pemain rawana Pada hasil penelitian telah diketahui
bahwa terdapat empat pola tabuhan rawana
: pemain gandrang yang biasa dimainkan oleh grup tomarendeng
dalam rangkaian upacara pernikahan
: pemain snar drum
menggunakan adat Mandar. Keempat pola
: pemain tamborin tersebut yaitu buru’da, ya rabbana, kanjar dan
: pemain gero-gero tama-tama. Penyajian keempat pola tabuhan
tersebut hanya dilakukan dalam penyajian
: pemain simbal musik rawana pada malam hari, sementara pada
saat acara metindor, yang disajikan hanyalah
Bentuk formasi pada gambar 16 tabuhan kanjar dan tabuhan tama-tama.
digunakan apabila acara metindor dilakukan Tabuhan buru’da merupakan tabuhan dengan
dengan berjalan kaki. Namun apabila acara tempo yang paling lambat dan disajikan sebagai
metindor dilakukan menggunakan kendaraan tabuhan pembuka dalam penyajian musik
maka penyajian musik rawana biasanya rawana pada malam hari. Setelah tabuhan
dilakukan di atas mobil pickup dalam iring- buru’da, dilanjutkan dengan tabuhan ya
iringan kendaraan mengantar mempelai laki- rabbana, kemudian tabuhan kanjar, dan
laki menuju rumah mempelai perempuan untuk tabuhan tama-tama. Tabuhan tama-tama
melakukan akad nikah. merupakan tabuhan dengan tempo yang paling
cepat dan paling sering digunakan dalam acara
B. Pembahasan metindor.
Bentuk penyajian musik rawana oleh
Rawana (rebana khas Mandar) grup tomarendeng dalam rangkaian acara
merupakan alat musik utama yang digunakan pernikahan menggunakan adat Mandar dibagi
dalam penyajian musik rawana. Adapun alat dalam dua tahap, yang pertama pada malam hari
musik lain yang digunakan yaitu tamborin, snar sebelum akan nikah dan kedua pada saat acara
drum, gero-gero, dan simbal hanya berfungsi metindor yang biasanya dilakukan pagi atau
sebagai penghasil variasi bunyi namun tetap siang hari.
mengikuti pola tabuhan rawana. Pola tabuhan Penyajian musik rawana pada malam
rawana itulah yang menjadi pola ritme musik hari dilaksanakan setelah ritual melattigi dalam
rawana. Alat musik rawana memiliki keunikan durasi waktu yang cukup lama disertai dengan
tersendiri dari segi ukuran dan cara atraksi ma’dego yang dilakukan oleh beberapa
memainkannya. Keunikan tersebut menjadikan parrawana. Lamanya durasi waktu yang
tabuhan rawana menghasil irama yang rampak digunakan dalam penyajian tersebut disebabkan
dan khas. Menurut Purnomo (2006:19) irama karena seluruh pola tabuhan rawana disajikan
adalah pola panjang pendeknya dan keras terlebih lagi tujuannya adalah menghibur tuan
lunaknya nada dalam musik, atau irama itu rumah yang akan melaksanakan pesta
selalu berhubungan dengan panjang pendek pernikahan keesokan harinya. Formasi
123
;
Hamrin; Nahrawi Khaeruddin, Bentuk Penyajian Musik Rawana Grup Tomarendeng Lawarang
Dalam Acara Pernikahan Di Desa Lekopa’dis Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar

penyajiannya berbentuk setengah lingkaran pagi/siang hari dilakukan di dalam rumah


dimana para parrawana duduk melingkar, mempelai laki-laki sebelum berangkat
sementara pemain snar drum, tamborin, gero- metindor dan dilakukan di luar rumah pada
gero, dan simbal berada di tengah. saat metindor. Apabila acara metindor
Penyajian musik rawana pada pagi atau dilakukan dengan berjalan kaki maka
siang hari dilakukan pada saat acara metindor formasi dilakukan dalam bentuk barisan
yaitu mengantar mempelai laki-laki ke rumah dan apabila menggunakan kendaraan maka
mempelai perempuan untuk melakukan akad dibentuk formasi duduk melingkar di atas
nikah. Durasi waktu penyajian bergantung pada mobil pickup. Durasi waktu yang
jarak yang akan ditempuh metindor. Formasi digunakan bergantung kepada jarak yang
penyajiannya bergantung kepada cara metindor, ditempuh metindor.
jika berjalan kaki maka musik rawana disajikan
sambil berjalan dimana pemain tamborin, gero- B. Saran
gero, dan simbal berada pada baris depan
kemudian pemain rawana, gandrang dan snar Saran-saran yang dapat penulis
drum berada di belakang. Jika metindor kemukakan yaitu sebagai berikut.
menggunakan kendaraan maka biasanya 1. Kajian-kajian atau penelitian-penelitian
anggota grup duduk di atas mobil pickup sambil terhadap musik-musik tradisional termasuk
menabuh rawana dan memainkan alat musik di dalamnya musik rawana hendaknya
lainnya. dilakukan secara berkala demi menjaga
kelestarian musik-musik tersebut.
BAB V PENUTUP 2. Hendaknya pemerintah daerah memberikan
ruang yang lebih besar agar grup-grup
A. Kesimpulan musik tradisional yang berada di daerah
dapat menunjukkan eksistensinya sekaligus
Berdasarkan hasil penelitian dan menarik generasi muda yang berminat
pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai mempelajari musik-musik tradisional.
berikut.
1. Pola ritme musik rawana oleh grup DAFTAR PUSTAKA
tomarendeng Lawarang yang disajikan
dalam acara pernikahan di Desa Lekopa’dis Aditya, A. Denada. 2012. Uang Belanja (Dui
Kecamatan Tinambung Kabupaten Menre) dalam Proses Perkawinan.
Polewali Mandar terbagi menjadi empat Makassar.
yaitu: tabuhan buru’da, tabuhan ya
rabbana, tabuhan kanjar dan tabuhan Alimuddin, Muhammad Ridwan. 2013.
tama-tama. Warisan Salabose. Yogyakarta: Penerbit
2. Bentuk penyajian musik rawana oleh grup Ombak.
tomarendeng Lawarang dalam acara
pernikahan di Desa Lekopa’dis Kecamatan Ansaar. 2013. Upacara Perkawinan Adat
Tinambung Kabupaten Polewali Mandar Mandar Di Balanipa: Suatu Kajian
terbagi dalam dua kategori yaitu penyajian Tentang Nilai-nilai Budaya Lokal
pada malam hari dan penyajian pada Walasuji, Jurnal Sejarah dan Budaya,
pagi/siang hari. (a) Penyajian musik Volume 4, No.1, h. 55-56.
rawana pada malam hari dilakukan di
dalam rumah calon mempelai laki-laki atau Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta:
perempuan setelah ritual melattigi, formasi Kanisius.
berbentuk setengah lingkaran dengan durasi
waktu yang cukup lama, dan disertai Djelantik, A.A.M. 1999. Estetika sebuah
dengan atraksi ma’dego yaitu berjoget pengantar. Bandung: Masyarakat Seni
sambil mengikuti irama musik rawana Indonesia.
yang dilakukan oleh beberapa parrawana.
(b) Penyajian musik rawana pada
Jurnal Pakarena, Vol. 4 No. 2, Desember 2019, hlm 106-124
124
Efendi. A. 2014: Implementasi Kearifan Okatara, Bebbi. 2011. 6 Jam Jago Teknik Vokal.
Budaya Lokal Pada Masyarakat Adat Jakarta Timur: Gudang Ilmu.
Kampung Kuta Sebagai Sumber
Pembelajaran IPS. Jurnal Sosio Pabittei, St. Aminah. 2011. Adat dan Upacara
Didaktika, Volume 1(1). Perkawinan Daerah Sulawesi Selatan.
Makassar: Dinas kebudayaan dan
Ensiklopedi Nasional Indonesia. 1990. Jakarta: Kepariwisataan Provinsi Sulawesi
Cipta Adi Pustaka. Selatan.

Gunawan, Asril. 2017. Musik Pa’rawana Dan Purnomo, Jelly Eko. 2006. Bentuk Komposisi
Sayyang Pattuddu Dalam Prosesi dan Penyajian Musik Tradisional Janen
Upacara Khatam Alquran Suku Mandar di Desa Rejosari Dusun Pager Gunung
Di Provinsi Sulawesi Barat (Sebuah Kecamatan Ngablak Kabupaten
Pendekatan Etnomusikologis). Jurnal Magelang. Yogyakarta: Jurusan
CaLLs, Volume 3 Nomor 2. Pendidikan Seni Musik FBS UNY.

Hardjana, Suka. 2003. Corat Coret Musik Purwadarminto, W.J.S. 1985. Kamus Umum
Kontemporer Dulu dan Terkini. Jakarta: Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit
MSPI. Balai Pustaka.

Jamalus. 1988. Pengajaran Musik Melalui Rosadi, Okky Satya. 2012. Teknik Permainan
Pengalaman Musik. Jakarta: Depdikbud. Instrumen dan Fungsi Musik Tradisional
Phek Bung Di Desa Wijirejo, Kabupaten
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Bantul, Daerah Istimewa
(Kemendikbud) Republik Indonesia. Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri
2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia Yogyakarta.
Edisi V. Jakarta: Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud. Sabir. 2016. Upacara Pernikahan Adat Mandar
Di Desa Peburru Kecamatan Tubbi
Kodijat, Latifah. 2004. Istilah-istilah Musik. Taramanu Kabupaten Polewali Mandar
Jakarta: Djambatan. (Persfektif Budaya Islam). Skripsi
Fakultas Adab Dan Humaniora UIN
Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Alauddin Makassar.
Antropologi. Jakarta: UI Press.
Sedyawati, Edi. 1981. Pertumbuhan Seni
Mubah, S. 2011. Strategi Meningkatkan Daya Pertunjukan. Jakarta: Sinar Harapan.
Tahan Budaya Lokal dalam Menghadapi Soeharto, M. 1992. Kamus Musik. Jakarta:
Arus Globalisasi. Departemen Hubungan Gramedia.
Internasional FISIP, Unair.
Syafiq, Muhammad. 2003. Ensiklopedia Musik
Munasep, Safrudin. 2014. Teknik Permainan Klasik. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Instrumen dan Pola Irama Musik
Jamjaneng Di Peniron Pejagoan Syarbin Syam, A.M. 2000. Bunga Rampai
Kebumen. Skripsi. Fakultas Bahasa dan Kebudayaan Mandar dari Balanipa.
Seni Universitas Negeri Yogyakarta. Polewali: Depdikbud Kab. Polmas.

Murgiyanto, Sal. 1999. Koreografi


Pengetahuan Dasar Komposisi Tari.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.

Muttaqin, Moh, dkk. 2008. Seni Musik Klasik.


Jakarta: Diknas.

Anda mungkin juga menyukai