Anda di halaman 1dari 11

Wina Lerina

Garapan Penyajian Upacara Calon Pengantin Adat Sunda


Grup Swari Laksmi Kabupaten Bandung

GARAPAN PENYAJIAN UPACARA SIRAMAN CALON


PENGANTIN ADAT SUNDA GRUP SWARI LAKSMI
KABUPATEN BANDUNG

The Claim Presentation Of Siraman Sundanesse Culture


Wedding Ceremonial For Bride by Bandung Regency Swari
Laksmi Group
Wina Lerina1
Dewi Suryati Budiwati2
Iwan Gunawan3
Departemen Pendidikan Musik
Fakultas Pendidikan Seni dan Desain
Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK

Penelitian ³*DUDSDQ 3HQ\DMLDQ 8SDFDUD 6LUDPDQ &DORQ 3HQJDQWLQ $GDW


6XQGD *UXS 6ZDUL /DNVPL .DEXSDWHQ %DQGXQJ´ bertujuan memaparkan
struktur penyajian dan tekstualitas lagu. Latar belakang permasalahan Swari
Laksmi memiliki konsep garap tersendiri dalam penyajian upacara siraman adat
Sunda.Metode yang digunakan deskriptif analisis melalui paradigma kualitatif.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, studi
literatur, dan dokumentasi. Semua data yang terkumpul diolah dan dianalisis
melalui reduksi, penyajian, verifikasi dan penyimpulan data. Temuan hasil
tentang struktur penyajian upacara siraman adat Sunda dilaksanakan melalui
tahapan: bubuka yaitu calon pengantin diais sang ibu menuju tempat ngaras,
inti melaksanakan ngaras, sungkem dan siraman, penutup diakhiri dengan
calon pengantin digendong sang ayah dan suapan puncak manik. Tekstualitas
lagu yang digunakan merupakan lagu yang sudah ada, dipilih, dan pada
pelaksanaannya sebagian rumpaka lagu dirubah, disesuaikan dengan pesan dan
makna yang terkandung dalam setiap tahapan upacara siraman, yaitu lagu
Cacandran, Ayun Ambing, Pangapungan, Budak Ceurik, dan Nimang.

Kata kunci: Garapan Upacara Siraman Adat Sunda

ABSTRACT

A research ³7KH &ODLP 3UHVHQWDWLRQ RI Siraman Sundanesse Culture


Wedding Ceremonial For Bride by Bandung Regency Swari Laksmi
*URXS´ is aimed to explain the presentation structural and songs textuality.
The background of the problem from Swari Laksmi is it has their own concept
in presenting the ceremonial of siraman Sundanesse culture. The methode used
descriptive analysis with qualitative paradigm. The data collection technic was
through observation, interviews, study literature and documentation. All the
data that have been collected by processing and analyzing through reduction,
presentation, verification and inference of data. The findings about presentation
structural the ceremonial of siraman Sundanesse culture carried through phases,

1
Wina Lerina 2
Garapan Penyajian Upacara Calon Pengantin Adat Sunda
Grup Swari Laksmi Kabupaten Bandung

firstly, bubuka (Opening) it means the bride diais (carry up) by her mother
toward a place for ngaras, secondly, the core implementation of ngaras
ZDVKLQJ ERWK RI SDUHQW¶V IHHW sungkem VHDWHG RQ SDUHQW¶V ODS DQG siraman
(bathing the bride) and the last, the bride carried by the father and puncak manik
bribery. Songs textuality used an existing song, it has choosed and on
performance most lyric of the songs has changed, adapted with the message
and the meaning in each phase of the ceremonial, the song are, Cacandran,
Ayun Ambing, Pangapungan, Budak Ceurik and Nimang.

Key word :The Claim Presentation of Siraman Sundanesse Cultural Wedding


Ceremonial.

LATAR BELAKANG Salah satu grup kesenian di


Jawa Barat memiliki wilayah Kabupaten Bandung yang
bermacam-macam bentuk upacara masih melestarikan nilai-nilai budaya
adat, salah satunya upacara siraman di era globalisasi ini yaitu grup
calon pengantin adat Sunda. Upacara kesenian Swari Laksmi. Swari
siraman merupakan prosesi upacara Laksmi adalah CV wedding
adat memandikan calon pengantin organizer yang telah berdiri kurang
yang dilakukan pra nikah tepatnya lebih sampai saat ini sekitar sekitar
sehari sebelum melangsungkan 24 tahun. Swari Laksmi berdiri sejak
pernikahan, peranan kedua orang tua tahun 1991, grup ini telah
memberikan pesan dan simbolik- menghasilkan karya-karya seni baik
simbolik yang memiliki makna. musik, seni tari dan seni rupa.
Seperti yang diungkapkan Agoes Swari Laksmi memiliki konsep
(2003, hlm.38) bahwa: garapan sendiri baik secara struktur
Upacara siraman secara kasat penyajiannya maupun secara garap
mata artinya memandikan. Tapi, musikalnya. Untuk garapan
dibalik itu terdapat beberapa musikalnya, grup Swari Laksmi
makna yang terkandung di menggunakan gending dan lagu yang
dalamnya. Secara filosofis, sudah ada namun dalam penyusunan
siraman itu dimaksudkan sebagai
rumpaka sebagian ada yang dirubah
upaya penyucian diri lahir-batin
sebelum memasuki mahligai dan disesuaikan dengan tahapan-
perkawinan. tahapan prosesi upacara adat
Awalnya penyajian upacara siraman.
siraman calon pengantin adat Sunda Pada tahapan bubuka, struktur
tidak mengandung unsur musik musik selalu diawali dengan musik
setelah mengalami perkembangan overture (musik bubuka) yang
dan inovasi tata kehidupan menggunakan gending Jipang
masyarakat di era globalisasi upacara Lontang, lagu Cacandran dan lagu
siraman calon pengantin adat Sunda Ayun Ambing. Memasuki tahapan
menjadi bermakna artistik dengan inti, yaitu pada prosesi ngaras
menggunakan musik Kecapi Suling ilustrasi musik yang digunakan
sebagai ilustrasi musik sehingga adalah lagu Pangapungan, prosesi
memberikan suasana pada prosesi sungkem menggunakan ilustrasi
kegiatan ini. musik lagu Budak Ceurik, dan
3

Wina Lerina
Garapan Penyajian Upacara Calon Pengantin Adat Sunda
Grup Swari Laksmi Kabupaten Bandung

prosesi siraman ilustrasi musik yang faktual naturalistik hasil dari


digunakan adalah lagu Nimang. wawancara, observasi dan
Sedangkan pada tahapan penutup, dokumentasi yang terdapat pada
ilustrasi musik yang digunakan kegiatan upacara siraman calon
adalah berbagai lalaguan baik pengantin adat Sunda grup Swari
tembang maupun kawih Sunda. Laksmi Kabupaten Bandung.
Rumusan masalah dalam Kajiannya difokuskan pada struktur
penelitian ini adalah bagaimana penyajian dan tekstualitas lagu dalam
konsep garap penyajian upacara upacara siraman adat Sunda garapan
siraman calon pengantin adat Sunda Swari Laksmi Kabupaten Bandung.
grup Swari Laksmi Kabupaten
Bandung? Secara operasional TEMUAN HASIL DAN
permasalahan tersebut fokus PEMBAHASAN
kajiannya dirumuskan dalam bentuk Struktur Penyajian
pertanyaan penelitian sebagai Data-data struktur penyajian
berikut: diperoleh dari hasil wawancara dan
1. Bagaimana struktur penyajian observasi pertama kepada bapak
upacara siraman calon pengantin Wiharlan yaitu tanggal 28 Februari
adat Sunda grup Swari Laksmi 2015. Struktur penyajian dalam
Kabupaten Bandung? upacara siraman calon pengantin adat
2. Bagaimana tekstualitas lagu Sunda yang dilakukan Swari Laksmi
dalam upacara siraman calon dibagi menjadi 3 tahap yaitu sebagai
pengantin adat Sunda grup Swari berikut:
Laksmi Kabupaten Bandung? 1. Tahap Bubuka
Tujuan umum penelitian ini Tahap Bubuka dimulai dengan
adalah untuk mengetahui konseptual musik overture gending Jipang
garap penyajian dalam upacara Lontang dan lagu Cacandran. Pada
siraman calon pengantin adat Sunda tahap ini merupakan tahapan
grup Swari Laksmi Kabupaten persiapan calon pengantin, kemudian
Bandung. Secara spesifik tujuan calon pengantin keluar dari kamar
penelitian ini adalah untuk digendong oleh ibunya menggunakan
mengetahui, mendeskripsikan, aisan secara simbolik sedangkan
memaparkan dan menjawab ayahnya berjalan di depannya dengan
pertanyaan penelitian tentang membawa lilin berjalan melewati 7
struktur penyajian dan tektualitas sinjang kebat yang sudah digelar
lagu dalam upacara adat siraman menuju tempat ngaras dan sungkem.
calon pengantin Sunda di grup Swari Pada tahapan ini ilustrasi musik yang
Laksmi Kabupaten Bandung. digunakan adalah lagu Ayun
Ambing.
METODE
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode
deskripsi analisis yang bersifat
kualitatif. Penggunaan metode
tersebut dimaksudkan untuk dapat
memaparkan berbagai data-data
Wina Lerina 4
Garapan Penyajian Upacara Calon Pengantin Adat Sunda
Grup Swari Laksmi Kabupaten Bandung

2. Tahap Inti
Pada tahap inti terdapat 3 prosesi
upacara, yaitu:
a. Ngaras
Ngaras merupakan prosesi
dimana calon pengantin mencuci
telapak kaki kedua orang tuanya, c. Siraman
ini merupakan simbolik dari Siraman merupakan prosesi
pembaktian dan kasih sayang dimana calon pengantin
seorang anak kepada orang dimandikan oleh kedua orang
tuanya. Setelah mencuci kedua tua dan para sesepuhnya.
telapak kaki orang tuanya, calon Sebelum dimandikan, calon
pengantin harus mengeringkan pengantin melakukan wudhu
kedua telapak kaki orang tuanya terlebih dahulu. Siraman
menggunakan handuk dan diberi merupakan sebuah simbolik dari
semprotan minyak wangi, ini kebersihan, sedangkan wudhu
merupakan simbolik dari simbolik dari mensucikan. Jadi
seorang anak wajib menjaga tahapan ini memiliki simbol
nama baik kedua orang tua dan tentang pembersihan dan
keluarganya. Pada tahapan ini pensucian secara lahir dan batin
ilustrasi musik yang digunakan sebelum melaksanakan
adalah lagu Pangapungan. pernikahan. Pada tahapan ini
ilustrasi musik yang digunakan
adalah lagu Nimang.

b. Sungkem
Sungkem merupakan prosesi 3. Tahapan Penutup
dimana calon pengantin duduk Pada tahapan ini setelah
bersimpung dipangkuan kedua melaksanakan siraman, calon
orang tuanya untuk meminta pengantin digendong oleh ayahnya
pengampunan dosa serta yang merupakan simbolik dari
PHPLQWD GR¶D UHVWX GDUL NHGXD kekuatan dan bekal dari seorang ayah
orang tuanya sebelum untuk anaknya sebelum
melaksanakan pernikahan. Pada melaksanakan kehidupan berumah
tahapan ini ilustrasi musik yang tangga. Setelah itu dilaksanakan
digunakan adalah lagu Budak suapan nasi kuning puncak manik,
Ceurik. prosesi ini memiliki simbol dari
kehidupan manusia dimana
seseorang pasti melalui sebuah
proses untuk mencapai puncak ,
puncak yang dimaksud adalah tujuan
5

Wina Lerina
Garapan Penyajian Upacara Calon Pengantin Adat Sunda
Grup Swari Laksmi Kabupaten Bandung

hidup dan untuk mencapai tujuan kehidupan itu harus selalu berbagi
hidup memerlukan usaha dan tenaga, rezeki.
tenaga tersebut disimbolkan dari nasi
kuning itu sendiri. Pada tahapan Tekstualitas Lagu
penutup ilustrasi musik yang a. Cacandran
digunakan adalah sajian berbagai Lagu Cacandran berlaraskan
macam lalaguan baik itu tembang Degung dengan surupan 2=T dan
maupun kawih Sunda. goongannya jatuh pada nada 5. Pola
lagu yang digunakan dalam melodi
lagu Cacandran adalah termasuk
pada Degung Dwisuara karena posisi
tersebut nada yang tumbuk pada
kenongannya adalah nada 2 dan nada
5. Dalam penampilan Swari Laksmi,
juru kawihnya membawakan lagu
Cacandran dengan tempo sedang
Struktur penyajian yang tidak terlalu cepat dan tidak terlalu
dilakukan Swari Laksmi ini relevan lambat. Cacandran memiliki arti
dengan struktur penyajian yang penataan suatu tempat, tempat yang
diungkapkan teori Agoes pada bab dimaksud adalah Tanah Sunda. Jadi,
kajian teoretis, namun terdapat isi lagu Cacandran adalah
beberapa perbedaan yaitu pada mendeskripsikan histori keadaan
tahapan inti Swari Laksmi Tanah Sunda yang merupakan
melakukan ngaras sebelum sungkem, warisan dari para leluhur, sumber
sedangkan menurut teori Agoes daya alamnya sangat indah dan
ngaras dilakukan setelah sungkem. berpotensi, serta tentang kearifan
Pada tahapan siraman yang budaya lokal Sunda dan karakter
dilakukan Swari Laksmi, calon masyarakat Sunda yang memiliki
pengantin melakukan wudhu sifat ramah. Dalam hal ini upacara
sebelum dimandikan oleh kedua siraman merupakan salah satu histori
orang tua dan sesepuhnya sedangkan kebiasaan yang selalu dilakukan
yang diungkapkan teori Agoes masyarakat Sunda zaman dahulu,
wudhu dilakukan setelah sehingga dalam garapan ini penyaji
melaksanakan siraman. Terakhir seolah ingin mengilustrasikan dan
adalah pada tahapan penutup, pada membawa suasana alam sunda dan
tahapan ini yang dilakukan Swari mengenang kembali histori pada
Laksmi adalah gendongan terakhir zaman dahulu kepada penonton dan
dari sang ayah dan suapan puncak keluarga calon pengantin, maka lagu
manik, sedangkan yang diungkap cocok dijadikan bubuka dalam
teori Agoes adalah melaksanakan upacara siraman calon pengantin adat
prosesi potong rambut yang memiliki Sunda, baik secara melodi dan
simbol dari membuang sial atau hal- sinkronisasi rumpaka dengan makna
hal yang bersifat keburukan dan dari upacara siraman.
prosesi rebutan beubeutian (umbi-
umbian dan jajanan pasar) hal ini
merupakan simbol bahwa dalam
Wina Lerina 6
Garapan Penyajian Upacara Calon Pengantin Adat Sunda
Grup Swari Laksmi Kabupaten Bandung

b. Ayun Ambing melepaskan tanggung jawab anaknya


kepada calon suaminya kelak, namun
sampai kapan pun kasih sayang dan
tanggung jawab orang tua tidak akan
pernah putus.
c. Pangapungan
Pangapungan berlaraskan
Degung dengan surupan 2=T. Pola
lagu yang digunakan dalam melodi
lagu Ayun Ambing adalah pola
khusus yaitu gabungan antara
Degung Dwisuara dan Triasuara
karena posisi jatuhan nada lagu
Lagu Ayun Ambing tersebut adalah nada 1, 2, 3 dan 5.
berlaraskan Degung dengan surupan Lagu ini termasuk pada tembang
2=T, serta memiliki goongan pada Sunda yang tidak terikat pada irama
nada 2 dan nada 5 sedangkan atau disebut sekar irama merdika dan
kenongannya nada 4 dan 3. Pola lagu hanya memiliki goongan saja yaitu
yang digunakan dalam melodi lagu pada nada 5. Secara rumpaka dalam
Ayun Ambing adalah pola khusus lagu Pangapungan dirubah dan
yaitu gabungan antara Degung disesuaikan dengan makna dari
Dwisuara dan Triasuara karena posisi ngaras yaitu tentang permohonan
nada yang tumbuk pada kenongan DPSXQ GDQ GR¶D UHVWX Veorang anak
lagu tersebut adalah nada 2, 3, 4 dan kepada orangtuanya. Ungkapan
5. Secara rumpaka lagu Ayun terimakasih kepada ibu yang selama
Ambing ini bercerita tentang seorang sembilan bulan sudah mengandung
ibu yang sedang mengayun-ngayun dan banyak menyusahkan kedua
anaknya sambil bernyanyi atau orang tua, dan permohonan maaf
ngahariring, yang mengungkapkan belum bisa memberikan imbalan atas
kasih sayang seorang ibu dan anak apa yang orang tua berikan kepada
merupakan kebanggaannya dan kita. Dengan memohon ampun
menaruh harapan kepada anaknya. kepada orangtua dapat mendapatkan
Tentu saja lagu ini cocok digunakan GR¶D UHVWX EDLN GDUL RUDQJ WXD
ilustrasi musik pada saat calon maupun dari Allah SWT, karena
pengantin diais oleh ibunya menuju ridho orang tua adalah ridho Allah
tempat ngaras dan sungkeman, SWT.
dengan ilustrasi menggunakan lagu d. Budak Ceurik
ini mengingatkan sang ibu bahwa Pada tahap sungkem
anaknya yang dulu masih bayi sering menggunakan lagu Budak Ceurik,
diayun-ayun dengan kasih sayang lagu ini berlaraskan Degung dengan
penuh harapan kelak nanti anaknya surupan 2=T, pola pirigannya adalah
menjadi seseorang yang sukses, salah Lalayaran 2 wilet yang memiliki
satunya sekarang sudah dewasa dan kenongan pada nada 3 (na) dan
menemukan jodohnya. Sedangkan goongan pada nada 5 (la) sehingga
makna dari ngecagkeun aisan adalah temponya dimainkan lambat. Secara
sang ibu yang harus merelakan atau melodi, pola lagu yang digunakan
7

Wina Lerina
Garapan Penyajian Upacara Calon Pengantin Adat Sunda
Grup Swari Laksmi Kabupaten Bandung

dalam lagu Budak Ceurik adalah itu sampai akhir hayat tidak pernah
pola khusus yaitu gabungan antara putus sekalipun anaknya sudah berumah
Degung Dwisuara dan Triasuara tangga, tetap masih tanggung jawab dan
karena posisi jatuhan nada lagu masih memberikan kasih sayangnya
tersebut adalah nada 2, 3 dan 5. sampai kapan pun.
Sedangkan secara rumpaka tidak Setelah melihat paparan di atas
cocok dengan makna dari mengenai tekstualitas lagu pada upacara
sungkeman, rumpaka pada lagu siraman calon pengantin adat Sunda,
Budak Ceurik ini bercerita tentang Swari Laksmi menggunakan lagu-lagu
seorang anak dianiaya yang meminta yang mempunyai karakter selalu
ampunan mencurahkan isi hatinya mengandung wejangan, nasihat dan
kepada Allah SWT, sedangkan pepatah yang mendidik.
makna dari sungkeman adalah
bentuk terima kasih seorang anak Simpulan, Implikasi dan
kepada orang tuanya, yang meminta Rekomendasi
GR¶D UHVWX GDQ SHUPRKRQDQ PDDI Simpulan
Jadi secara rumpaka tidak relevan Struktur Penyajian
dengan makna dari sungkeman pada Struktur penyajian upacara
upacara siraman. siraman calon pengantin adat Sunda
e. Nimang grup Swari Laksmi Kabupaten
Lagu Nimang berlaraskan Degung Bandung diawali dengan tahap
dan surupannya 2=T, dengan bubuka, pada tahap ini dibuka
menggunakan pola pirigan gending dengan musik overture gending
Puspa Jala yang memiliki satu Jipang Lontang dan lagu Cacandran,
kenongan yaitu pada nada 1 dan dua dan pada saat calon pengantin
goongan pada nada 4 dan nada 3. Pola beserta kedua orangtuanya menuju
lagu yang digunakan dalam melodi lagu ke tempat ngaras menggunakan
Nimang adalah termasuk pada Degung ilustrasi musik lagu Ayun Ambing.
Trisuara karena posisi tersebut nada Selanjutnya memasuki tahap
yang tumbuk pada kenongannya adalah Inti, dalam tahap ini terdapat
nada 1, 3 dan 5. Secara rumpaka sangat beberapa rangkaian yaitu pertama
cocok digunakan pada saat siraman, tahap ngaras, pada tahap ngaras
rumpaka tersebut dirubah dan dibuat menggunakan ilustrasi musik lagu
kembali disesuaikan dengan pesan dan Pangapungan. Kedua sungkem, pada
makna siraman. Lagu ini bercerita saat prosesi ini menggunakan
tentang kasih sayang orang tua dan ilustrasi musik lagu Budak Ceurik.
berharap anaknya sukses di masa depan Dan ketiga adalah siraman, ilustrasi
sehingga mampu mengangkat derajat musik pada tahap ini menggunakan
kedua orangtua. Dengan menggunakan lagu Nimang.
lagu ini seolah mengingatkan dahulu Setelah melaksanakan upacara
anaknya waktu kecil masih dimandikan, siraman, diakhiri dengan tahapan
diayun-ayun ketika mau tidur selalu penutup. Acara diakhiri dengan
dinyanyikan sekarang anak kecil berbagai lalaguan baik itu lagu
tersebut sudah dewasa, sudah kawih maupun tembang Sunda.
menemukan calon suami namun lagu Tekstualitas Lagu
ini menunjukan kasih sayang orang tua
Wina Lerina 8
Garapan Penyajian Upacara Calon Pengantin Adat Sunda
Grup Swari Laksmi Kabupaten Bandung

Ilustrasi musik dalam penyajian arti kehidupan dari pesan dan makna
upacara siraman calon pengantin adat yang disampaikan dalam upacara
Sunda, Swari Laksmi menggunakan siraman.
gending dan lagu yang sudah dan 3. Upacara Siraman Terhadap
cocok bisa menginterpretasikan Seniman
pesan dan makna yang terkandung Para seniman bisa lebih kreativ
dalam setiap tahapan upacara. untuk mengembangkan konsep
Sebagian rumpaka lagu ada yang garapan dalam mengilustrasikan
dirubah dan dibuat kembali musik upacara siraman yang
disesuaikan dengan isi pesan dan disesuaikan dengan kebutuhan,
makna dalam setiap tahapan upacara, kondisi dan perkembangan zaman
namun sebagian juga menggunakan agar bisa masuk dan diterima dengan
rumpaka asli dari lagu-lagu tersebut. mudah oleh masyarakat modern saat
Setelah melihat paparan dalam bab ini. Dengan adanya ilustrasi musik
IV, lagu-lagu yang dipilih dan bisa mendukung dalam
digunakan dalam ilustrasi musik penyampaiannya penggambaran
upacara siraman garapan Swari pesan dan makna dari upacara
Laksmi memiliki karakter yang siraman.
selalu memberikan wejangan, 4. Upacara Siraman Terhadap
pepatah atau nasehat serta mendidik Penulisan
dalam aspek kehidupan. Dengan melakukan penelitian
Implikasi ini, penulis dapat menambah
1. Upacara Siraman Terhadap wawasan baru tentang kebudayaan
Dunia Pendidikan Sunda, dan dapat memperlajari lebih
Hasil dari penelitian ini bisa dalam tentang garapan musikal
dijadikan bahan kajian pembelajaran, upacara siraman calon pengantin adat
baik secara makna simbolik Sunda.
kehidupannya maupun tekstualitas
musikalnya dalam lembaga formal Rekomendasi
khususnya dalam bidang pendidikan Dalam upaya pelestarian
seni. Serta mempermudah untuk budaya, khususnya bagi orang-orang
mahasiswa khususnya untuk yang berkecimpung dalam dunia seni
mahasiswa di Departemen sering melakukan workshop tentang
Pendidikan Musik FPSD UPI upacara siraman calon pengantin
Bandung yang ingin mempelajari kepada masyarakat yang tidak
gending-gending yang selalu dipakai mengetahui sama sekali agar bisa
dalam penyajian upacara siraman mengenal dan melestarikan budaya
calon pengantin adat Sunda. leluhur ini. Serta dalam menciptakan
2. Upacara Siraman Terhadap suatu garapan, pencipta hendaknya
Masyarakat melakukan upaya untuk
Dengan cara melaksanakan mendokumentasikan baik dalam
upacara siraman, di era globalisasi bentuk notasi agar mempermudah
ini masyarakat modern menjadi bagi orang awam yang ingin
lebih tahu dan lebih bisa menghargai mempelajari tentang upacara
serta melestarikan adat istiadat siraman, dan menjadi inspirasi untuk
Sunda. Masyarakat bisa memaknai
9

Wina Lerina
Garapan Penyajian Upacara Calon Pengantin Adat Sunda
Grup Swari Laksmi Kabupaten Bandung

mendorong kreativitas para seniman


lainnya untuk lebih maju.
Wina Lerina 10
Garapan Penyajian Upacara Calon Pengantin Adat Sunda
Grup Swari Laksmi Kabupaten Bandung

Daftar Pustaka

Agoes, Artati (2003). Kiat Sukses Menyelenggarakan Pesta Perkawinan Adat


Sunda. Bandung: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Endang. S (1979). Pangajaran Tembang Sunda. Bandung. Pelita Masa.
Koswara (1995). Pengetahuan Karawitan Sunda. Bandung. Yayasan
Cangkurileung Pusat (YCP).
Martadinata (1987). Sekar Gending Degung. Bandung. Mitra Buana.
Nano. S (1983). Pengetahuan Karawitan Sunda. Depatemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Sugiyono (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Supanggah, Rahayu (2009). Bothekan Karawitan II: Garap. Surakarta: Program
Pascasarjana bekerjasama dengan ISI Press Surakarta.
Waridi dan Bambang (2005). Seni Pertunjukan Indonesia: Menimbang
Pendekatan Emik Nusantara. Surakarta. Program Pascasarjana bekerjasama
dengan Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Surakarta.

Sumber Internet:
Djojodiguno (1958). Asas-Asas Sosiologi [Online]
Tersedia: http://senseleaf.blogspot.com/2012/03/pengertian-kebudayaan-
menurut-para-ahli.html
Koentjaraningrat (1989:72). Kebudayaan.[Online]
Tersedia:http://forester-untad.blogspot.com/2012/11/makalah-tentang-
budaya-ritual-upacara.html [22 November 2012]
Suryono, Arjono(1985:4). Adat Istiadat.[Online]
Tersedia:http://forester-untad.blogspot.com/2012/11/makalah-tentang-
budaya-ritual-upacara.html [22 November 2012]
____(2011).Unsur-Unsur Musik Tradisional [Online]
Tersedia : http://sulaimanmusik.blogspot.com/2013/02/unsur-unsur-musik-
tradisional.html
____. Pengertian Bahasa Menurut Para Ahli. [Online]
Tersedia:http://www.academia.edu/5783317/_Pengertian_Bahasa_Menurut_
Para_Ahli
____(2013). Pengertian Sastra Menurut Para Ahli. [Online]
Tersedia: http://sastrawanpemula.blogspot.com/2013/05/pengertian-sastra-
menurut-para-ahli.html
11

Wina Lerina
Garapan Penyajian Upacara Calon Pengantin Adat Sunda
Grup Swari Laksmi Kabupaten Bandung

RIWAYAT HIDUP

Wina Lerina lahir


di Bandung pada
tanggal 3 Oktober
1992, yang
merupakan anak
dari pasangan
bapak Wiharlan,
S.Pd dan ibu Imas
Nurlaeli. Penulis
merupakan anak
pertama dari 3 bersaudara yang
beralamat di Kp. Giri Asih RT 02/
RW 02 Desa Cibodas Kecamatan
Kutawaringin Kabupaten Bandung.
Pendidikan formal yang telah
ditempuh penulis adalah sebagai
berikut: SDN Mekarwangi lulus pada
tahun 2005, SMPN 1 Soreang lulus
pada tahun 2008, SMAN 1 Soreang
lulus pada tahun 2011 dan
melanjutkan pendidikan program S1
di Departemen Pendidikan Musik
Fakultas Pendidikan Seni dan Desain
(FPSD) Universitas Pendididikan
Indonesia (UPI) Bandung angkatan
2011. Penulis merupakan mahasiswi
spesialisasi Piano, UKM yang pernah
diikuti adalah PSM (Paduan Suara
Mahasiswa) dan Bambu Bumi
Siliwangi (BBS). Penulis tergabung
dalam sebuah himpunan mahasiswa
yaitu HIMA MUSIK UPI, selama
kuliah penulis selalu ikut serta dalam
beberapa kegiatan yang diadakan
oleh HIMA.

Anda mungkin juga menyukai